Anda di halaman 1dari 19

FRESKA AYU WARDHANI

11120172093
PENDAHULUAN
BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM

INFEKSI & INFLAMASI

Sepsis terjadi karena adanya infeksi sehingga menimbulkan


terjadinya inflamasi.
Infeksi adalah istilah untuk menanamkan keberadaan
berbagai kuman yang masuk ke dalam tubuh manusia.Bila
kuman berkembang biak dan menyebabkan kerusakan jaringan
Manifestasi klinik yang berupa inflamasi disebut penyakit infeksi. Pada penyakit infeksi terjadi jejas
sistemik disebut systemic inflammation sehingga timbullah reaksi inflamasi.
respon syndrome (SIRS) dan pendapat
Inflamasi ialah reaksi jaringan vaskular terhadap
mengatakan sepsis adalah SIRS dengan
semua bentuk jejas. Pada dasarnya inflamnasi adalah suatu
dugaan infeksi.
reaksi pembuluh darah,saraf,cairan dan sel tubuh di tempat jejas.
LAMA* BARU**

• respons sistemik terhadap • disfungsi organ yang


mengancam jiwa yang
infeksi dimana pathogen atau
disebabkan oleh kelainan
toksin dilepaskan ke dalam
regulasi respon host
sirkulasi darah sehingga terjadi
terhadap infeksi
aktivitas proses inflamasi

* ACCP/SCCM Consensus Conference tahun 1991


** Third International Consensus Definitions for Sepsis and Septic Shock (Sepsis-3) tahun 2016
Selama dua dekade terakhir, di Amerika
Serikat sekitar 750.000 kasus sepsis
Angka
setiap tahun dengan 225.000 yang fatal.
Kejadian
Selama dua dekade terakhir, angka
kematian untuk pasien dengan sepsis
tetap 20-30%.

Di RSUD Dr.Moewardi tahun 2009,


pasien meninggal karena sepsis
sekitar 409 orang (dewasa 384
dan anak 25 orang) atau 68,5%
dari keseluruhan penderita
sepsis sekitar 597 orang.
ETIOLOGI
SEPSIS
Bakteri Gram Negatif
Dengan persentase penyebab
Penyebab terbesar sebesar 60% - 70% kasus.
sepsis adalah LPS
bakteri gram negatif.

Staphylococci, Pneumococci, Streptococci dan


bakteri gram positif lainnya.
Jarang menyebabkan sepsis sebesar 20% - 40% dari
keseluruhan kasus.

Selain itu jamur oportunistik, virus (dengue


dan herpes) atau protozoa (falcifarum
malariae)
Penyebab lain tersebut jarang ditemukan.
Pelepasan mediator
Respon inflamasi (neutrofil,
kompleks monosit, makrofag)
Mikrovaskular
Respon
Infeksi Inflamasi
imun terhadap berinteraksi dengan sel
trombosis
endotoksin endotel

Gangguan
Disfungsi Menginduksi distribusi
SEPSIS Iskemi jaringan apoptosis
organ mikrovaskular

Penurunan
Vasodilatasi
Syok septik resistensi
vaskular
vaskular perifer
Gejala Klinis

Gejala konstitutif seperti


Didahului oleh lelah, malaise, gelisah
tanda-tanda sepsis atau kebingungan.
non spesifik,
meliputi; demam,
menggigil

Gejala akan menjadi


Tempat infeksi yang lebih berat pada
paling sering: paru, penderita usia lanjut,
penderita diabetes,
traktus digestifusa, kanker, gagal organ
traktus urinarius, kulit, utama, dan pasien
dengan
jaringan lunak dan granulositopenia.
saraf pusat. .
Derajat Sepsis

01
02
03

04
05
DIAGNOSIS
Diagnosis sepsis memerlukan indeks dugaan tinggi,
pengambilan riwayat medis yang cermat,
pemeriksaan fisik, uji laboratorium yang sesuai,
dan tindak lanjut status hemodinamik.

Beberapa tanda terjadinya sepsis meliputi:


1. Demam atau tanda yang tak terjelaskan disertai
keganasan atau instrumentasi.
2. Hipotensi, oliogouria atau anuri
3.Takipneu atau hiperpnea, hipotermia tanpa
penyebab jelas.
4.Perdarahan.
LABORATORIUM YANG BERMAKNA
Tes laboratorium Temuan Keterangan
Hitung sel darah putih Leukositosis atau leukopenia Endotoksemia dapat menyebabkan early leukopenia

Hitung platelet Trombositosis atau trombositopenia Nilai tinggi awal dapat dilihat sebagai respon fase
akut, jumlah trombosit yang rendah terlihat pada DIC

Coagulation cascade Defisiensi Protein C; defisiensi antitrombin; level D- Kelainan dapat diamati sebelum timbulnya kegagalan
dimer meningkat; PT (Prothrombin Time) dan PTT organ dan tanpa perdarahan yang jelas.
(Partial Thromboplastin Time) memanjang

Level kreatinin Meningkat Doubling-menandakan cedera ginjal akut

Level asam laktat Lactic acid > 2 mmol/L Mengindikasikan hipoksia jaringan
Level enzim hepar Level alkaline phosphatase, AST, ALT, bilirubin Mengindikasikan cedera hepatoseluler akut yang
meningkat disebabkan hipoperfusi
Level serum fosfat Hipofosfatemia Berkorelasi terbalik dengan tingkat sitokin
proinflamasi
Level C-reactive protein (CRP) Meningkat Respons fase akut

Level prokalsitonin Meningkat Membedakan SIRS yang infeksius dari SIRS yang
non-
PENEGAKAN
DIAGNOSIS
Quick SOFA (qSOFA)
SOFA
KOMPLIKASI
Sindrom distress pernapasan dewasa (ARDS, adult
respiratory disease syndrome)
Koagulasi intravaskuler diseminata (DIC< disseminated
intravascular coagulation)
Gagal ginjal akut (ARF, acute renal failure)
Perdarahan usus
Gagal hati
Disfungsi sistem saraf pusat
Gagal jantung
Kematian
TERAPI 3 Prioritas utama

Stabilitas pasien langsung Pemberian antibiotik yang adekuat Fokus infeksi awal dielminasi
Masalah besar sepsis berat adalah Hilangkan benda asing.
pemulihan abnormalitas yang Agen mikroba tertentu dapat Salurkan eksudat purulen,
membahayakan jiwa ( ABC: airway, memperburuk kondisi pasien. Contoh khususnya untuk infeksi
briething, circulation) dengan antimikrobial yang tidak menyebabkan anaerobik. Angkat organ
pemberian resusitasi awal, pasien memburuk adalah karbapenem, yang terinfeksi, hilangkan
perlindungan langsung terhadap seftriakson, sefepim, glikopeptida, atau potong jaringan yang
jalan napas, pertahanan curah aminoglikosida dan kuinolon. Apabila gangren.
jantung dan ventilasi yang terjadi sepsis perlu segera diberikan
memadai dengan obat (dopamin, terapi empirik dengan antimikrobial
dobutamin, norepinefrin) sehingga menurunkan perkembangan
syok dan angka mortalitas.
TERAPI lanjutan

Pemberian nutrisi yang adekuat Terapi suportif

Pemberian nutrisi merupakan terapi Ely Lilly and Company mengumumkan

tambahan yang sangat penting bahwa hasil uji klinis Phase III

berupa makro dan mikronutient. menunjukkan drotecogin alfa (protein C

Makronutrient terdiri dari omega-3 teraktifkan rekombinan, Zovant)

dan golongan nukletida yaitu menurunkan resiko relatif kematian

glutamin sedangkan mikronutrient akibat sepsis dengan disfungsi organ

berupa vitamin dan trace element akut terkait (dikenal sebagai sepsis

(mineral). berat) sebesar 19,4 persen. Zovant


merupakan antikoagulan.
Terapi Tambahan
Penggunaan kortikosteroid masih banyak kontroversial,
ada yang menggunakan di awal dan ada yang
menggunakan terapi steroid sesuai dengan kebutuhan
KORTIKOSTEROID dan kekurangan yang ada didalam darah dengan
memeriksa kadar steroid pada saat itu. Penggunaan yang
direkomendasikan adalah dengan low doses
corticosteroid <300 mg hydrocortisone per hari dalam
keadaan septic shock. Penggunaan high dose
Pada penderita sepsis sering terjadi peningkatan gula corticosteroid tidak efektif sama sekali pada keadaan
darah yang tidak mengalami dan yang mengalami sepsis dan septic shock.
diabetes melitus. Sebaiknya kadar gula darah .
dipertahankan sampai dengan <150mg/dL. Dengan
monitoring gula darah setiap 1-2 jam dan dipertahankan
minimal sampai dengan 4 hari. Mencegah terjadinya
GLUKOSA KONTROL
stress ulcer dengan profilaksis H2 blocker proton pump
inhibitor. Apabila terjadi kesulitan pernapasan penderita
memerlukan ventilator dimana tersedia di ICU.
.
PENCEGAHAN
1. Hindarkan trauma pada permukaan mukosa yang biasanya dihuni bakteri
Gram negatif
2. Gunakan trimetoprim-sulfametoksazol secara profilaktik pada anak
penderita leukimia
3. Gunakan nitrat perak tipikal, sulfadiazin perak atau sulfamilon secara
profilaktik pada paasien luka bakar.
4. Berikan semprotan (spray) polimiksin pada faring posterior untuk mencegah
pneumonia gram-negatif nosokomial
5. Sterilisasi flora aerobik lambung dengan polimiksin dan gentamisin dengan
vankomisin dan nistatin efektif dalam mengurangi sepsis gram-negatif pada
pasien neutropenia.
6. Lignkungan yang protektif bagi pasien berisiko kurang berhasil karena
sebagian besar infeksi berasal dari dalam (endogen).
7. Untuk melindungi neonatus dari sepsis strep Grup B ambil apusan (swab)
vagina/rektum pada kehamilan 35 hingga 37 minggu. Biakan untuk
Streptococcus agalactiae (penyebab utama sepsis pada neonatus). Jika
positif untuk Strep Grup B, berikan penisilin intrapartum pada ibu hamil. Hal
ini akan menurunkan infeksi Grup B sebesar 78%.

Anda mungkin juga menyukai