OLEH
DENPASAR
2022
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi Sepsis
Sepsis adalah kondisi dimana bakteri menyebar ke seluruh tubuh
melalui aliran darah dengan kondisi infeksi yang sangat berat, bisa
menyebabkan organ-organ tubuh gagal berfungsi dan berujung pada
kematian (Purnama, 2014). Sepsis adalah kumpulan gejala sebagai
manifestasi respons sistemik terhadap infeksi. Respon inflamasi sistemik
adalah keadaan yang melatarbelakangi sindrom sepsis. Respon ini tidak
hanya disebabkan oleh adanya bakterimia, tetapi juga oleh sebab-sebab lain.
Oleh karena itu kerusakan dan disfungsi organ bukanlah disebabkan oleh
infeksinya, tetapi juga respon tubuh terhadap infeksi dan beberapa kondisi
lain yang mengakibatkan kerusakan-kerudasakan pada sindrom sepsis
tersebut. Pada keadaan normal, respon ini dapat diadaptasi, tapi pada sepsis
respon tersebut menjadi berbahaya (Bakta & Suastika, 2012).
Pasien yang semula tidak memenuhi kriteria sepsis mungkin berlanjut menjadi gambaran se
6. Patofisiologi
Penderita sepsis sebagian besar menunjukkan adanya suatu infeksi
fokal jaringan sebagai sumber bakteriemia, hal inilah yang kemudian disebut
sebagai bakteriaemia sekunder. Bakteri gram negatif merupakan bakteri
komensal normal dalam tubuh yang kemudian dapat menyebar ke organ
yang dekat seperti pada kejadian peritonitis setelah perforasi apendik, atau
bisa berpindah dari perineum ke urethra atau kandung kemih. Fokus primer
dari sepsis gram negatif bisa terdapat pada saluran genitourinarium, saluran
empedu dan saluran gastrointestinum. Pada kejadian sepsis gram positif,
biasanya ditimbulkan dari infeksi kulit, saluran respirasi, dan juga bisa
berasal dari luka terbuka, misalnya luka bakar. Inflamasi merupakan respon
tubuh untuk berbagai macam stimulasi imunogen dari luar.
Sitokin sebagai mediator inflamasi tidak berdiri sendiri, tetapi masih
banyak sistem imun tubuh yang berperan dalam proses inflamasi. TNF, IL-
1, Interferon (IFN-ɣ) merupakan sitokin pro inflamasi yang bekerja
menghancurkan mikroorganisme yang menginfeksi tubuh. Sedangkan,
Interleukin 1 reseptor antagonis (IL-1ra), IL-4, IL-10 merupakan sitokin
yang bersifat antiinfamasi yang bertugas untuk memodulasi, koordinasi atau
represi terhadap respon yang berlebihan. Penyebab sepsis dan syok sepsis
yang paling banyak adalah stimulasi toksin baik endotoksin maupun
eksotoksin. LPS dapat langsung membentuk LPSab (Lipo Poli Sakarida
Antibodi) bersama dengan antibodi serum darah. LPSab dalam serum
kemudian bereaksi dengan makrofag melalui (Toll Like Receptors 4) TLRs4
sebagai reseptor transmembran dengan reseptor CD 14+ yang kemudian
makrofag mengaktifkan imuno modulator. Pada bakteri gram positif
eksotoksin dapat merangsang langsung terhadap makrofag dengan melalui
TLRs2 tetapi ada juga eksotoksin sebagai super antigen.
Pada kondisi sepsis tubuh akan berusaha bereaksi dengan cara
merangsanglimfosit T mengeluarkan imuno. Sehingga pada keadaan sepsis
akanterjadi peningkatan IL-1β dan TNF-α pada serum penderita.
menyebabkan neutrofil yang tersensitasi oleh GM-CSF (granulocyte-
macrophage colony stimulating factor) akan mudah mengadakan adhesi.
Neutrofil yang beradhesi dengan endotel akan mengeluarkan lisosim yang
akan menyebabkan dinding endotel lisis, sehingga endotel menjadi terbuka.
Kerusakan endotel tersebut akan menyebabkan gangguan vaskuler sehingga
menyebabkan kerusakan multi organ. Trombosis dan koagulasi dari
pembuluh darah kecil bisa mengakibatkan syok septik yang bisa berakhir
pada kematian
Bakteri Organisme (Bakteri Gram
Negative)
SEPSIS
B6
B1 B5
B3 Pasokan O2
kejaringan otot
Ketidakmampuan sel
O2 dalam darah Gangguan metabolisme Gangguan Saraf Simpatis Dan skelet tidak
untuk menggunakan B2
berkurang oksidatif cerebral Parasimpatis mencukupi
O2
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) Pada DIC yang disebabkan oleh sepsi
3. Intervensi Keperawatan
No Tujuan Dan Kriteria Intervensi Rasional
Dx Hasil
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan, dilakukan sesuai intervensi keperawatan yang
sudah disusun (Budiono, 2016).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara membandingkan
perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria
hasil yang Anda buat pada tahap perencanaan. Tujuan dari evaluasi antara
lain: mengakhiri rencana tindakan keperawatan, memodifikasi rencana
tindakan keperawatan serta meneruskan rencana tindakan keperawatan
dengan SOAP (Subjektif, Objektif, Analisis, Planning) (Budiono, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indone