PENDAHULUAN
memiliki peran yang penting. Tidak disangakal bahwa pengusaha kecil, yang
dilakukan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Salah satu bentuk
pemilik industri itu sendiri. Di era persaingan bebas saat ini, home industry
Industri rumah tangga pada umumnya berawal dari usaha keluarga yang
turun temurun dan pada akhirnya meluas ini secara otomatis dapat bermanfaat
mempekerjakan anggota keluarga juga warga sekitar dan berorientasi pada pasar
lokal. Industri rumah tangga sendiri termasuk dalam katagori Small Medium
1
Salah satu industry rumah tangga yang sedang berkembang saat ini
Usaha berskala kecil ini memproduksi bumbu masak siap pakai dintaranya,
bumbu nasi goreng, bumbu soto, bumbu cancang, bumbu opor/kurma dan
masakannya.
Penjualan bumbu instan ini dimulai pada tahun 2007, dan mengalami
peningkatan dari tahun ketahun sampai tahun 2014 ini. Cara memasarkan
khas, yang tidak bisa dimiliki oleh pesaingnya. Kondisi lingkungan baik
permasalahan ini didalam skripsi yang akan penulis buat dengan judul
2
“Analisis Prospek dan Strategi Pengembangan Usaha Bumbu Instant
Noeya?
1. Tujuan
2. Manfaat
kedepannya.
3
1.4 Ruang Lingkup Pembahasan
1. Penelitian ini dilakukan pada Usaha “Bumbu Instant Noeya” sebagai objek
penelitian.
Tanjuang Alam.
Dalam pembahasan penelitian ini akan dibagi menjadi 5 (lima) bab, yang
bab tersebut dan secara keseluruhan mempunyai hubungan antara satu dengan
BAB I PENDAHULUAN
4
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
yang dilakukan.
BAB II
LANDASAN TEORI
5
Dalam perekonomian Indonesia, sector usaha kecil memegang peranan
yang sangat penting terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang
mampu diserap oleh usaha kecil. Usaha kecil ini selain memiliki arti strategis bagi
Usaha kecil menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal
29 Mei 1993 perihal Kredit Usaha Kecil (KU) adalah usaha yang memiliki total
asset maksimum Rp 600 juta (enam ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
dimaksud usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam
kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang Undang ini. Usaha kecil yang
dimaksud disini meliputi juga usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional.
Jenis usaha kecil dapat dikategorikan berdasarkan jenis produk atau jasa
yang dihasilkan maupun aktivitas yang dilakukan oleh suatu usaha kecil, serta
6
Berbagai jenis dan ragam usaha kecil yang dikenal meliputi:
1. Usaha Perdagangan
a. Keagenan seperti agen Koran dan majalah, sepatu, pakaian dan lain-
lain.
d. Sector formal seperti pengumpul barang bekas, kaki lima dan lain-
lain.
2. Usaha Pertanian
Usaha ini dapat berupa usaha pertanian pangan dan perkebunan, perikanan
darat/laut, peternakan dan lain-lain. Batas MAP dan CTO sama dengan
3. Usaha industry
pertambangan, bahan galian serta aneka industri kecil, konveksi dan lain-
lain. Usaha ini memiliki MAP sama dengan Rp 250.000.000,- serta batas
7
4. Usaha Jasa
restoran dan lain-lain. Usaha ini memiliki MAP dan CTO sama dengan
berbeda-beda, tergantung pada focus permasalahan yang dituju dan instansi yang
tinggi
3. Modal terbatas
8
4. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat
terbatas.
terbatas.
Setiap usaha bisnis mengandung potensi benefit dan biaya. Bagi banyak
orang, benefit yang penting adalah kepuasan pribadi yang diperoleh dari
Djoko: 2002)
bidang usaha.
2. Usaha kecil beroperasi dengan investasi modal untuk aktiva tetap pada
3. Sebagian besar usaha kecil dapat dikatakan padat karya (labor intensive)
9
Sedangkan kelemahan usaha kecil adalah investasi awal dapat saja
pendapatan yang tidak teratur, pemilik mungkin tidak memperoleh profit (Pandji
2.2 Strategi
konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh
berikut ini:
sebagai berikut:
focus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau
tidak ada.
10
3. Argyris (1985), Mintzberg (1979), Steiner dan Miner (1977): Strategi
4. Porter (1985): Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai
keunggulan bersaing.
tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan
demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat
11
perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting
sumber daya perusahaan yang penting untuk jangka panjang dan mencocokkan
merupakan perspektif dimana isu kritis atau factor keberhasilan dapat dibicarakan,
serta keputusan strategis bertujuan untuk membuat dampak yang besar serta
jangka panjang kepada prilaku dan keberhasilan organisasi. Ketiga, strategi pada
atau menyesuaikan sumber daya dengan peluang (strategis berbasis sumber daya)
rencana tindakan dan alokasi sumber daya yang penting dalam mencapai tujuan
sinergis yang ideal berkelanjutan, sebagai arah, cakupan, dan perpektif jangka
12
Peran pemasaran berubah seiring dengan kesadaran akan pentingnya pelanggan
“Distinctive Competence”
dibandingkan pesaing.
13
Keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan
1. Strategi Manajemen
2. Strategi Investasi
3. Strategi Bisnis
Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional
14
misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi
dengan keuangan.
4. Analisis kekuatan dan kelemahan yang melekat pada dirinya serta peluang
perusahaan/organisasi.
15
8. Mempersiapkan tenaga kerja yang memenuhi persyaratan tidak hanya
depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi
16
5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek
mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka
kompetisinya ini menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih
tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata (Michael A. Hitt & R.
17
jangka panjang, sebaliknya, mencoba untuk mengoptimalkan kecendrungan
a. Perumusan strategi
b. Implementasi strategi
kinerja organisasi.
c. Evaluasi strategi.
Tahap ini merupakan tahap akhir dari manajamen strategis tiga kegiatan
18
ii. Mengukur kinerja,
yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari
organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah. Tujuan perencanaan
19
b. Perusahaan mengevaluasi setiap unit usaha secara tepat dengan
jangka panjang dan menentukan strategi apa yang paling sesuai dari sudut
Dalam bukunya Crown terdapat kutipan dari buku “The Mind of The
dengan pesaingnya.
asumsi tentang cara melakukan bisnis dalam industry dan pasar serta
20
dengan melihat kemungkinan untuk mengubah aturan main,
kokoh.
Pada setiap metode diatas, tujuan yang paling utama adalah untuk
menghindari melakukan hal yang sama dengan pesaing pada medan perang yang
tempat berarti kita membicarakan dua hal, yaitu potensi dan peluang. Potensi
sangat terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi usaha tersebut atau yang
2001)
Sedangkan peluang terkait dengan faktor diluar faktor internal atau yang
dikenal sebagai faktor eksternal. Faktor eksternal ini diantaranya meliputi pesaing,
21
penyandang dana, tenaga kerja, pemasok pelanggan dan lain sebagainya
(Sondang: 2011)
variable lingkukngan yang berada atau berasal dari luar jangkauan organisasi,
tujuannya.
bidang pemasaran khususnya. Yang dimaksud dengan pemasaran dalam hal ini
adalah kegiatan yang langsung berkaitan dengan mengalirnya barang atau jasa
dilakukan dalam bidang pemsaran, dengan menggunakan sumber daya yang ada
dalam suatu perusahaan, guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu dibidang
pemasaran pada waktu tertentu dimasa yang akan datang. (Assauri: 2013)
22
Perencanaan perusahaan suatu perusahaan dapat memberikan manfaat
bagi:
Strategi Pemasaran
“Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan berdasarkan itu unit bisnis
perusahaan”.
pemasaran”.
sasaran dan dengan pola berpikir yang inovatif dan kreatif, untuk menghadapi
23
kecenderungan yang terjadi di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan,
perusahaan sendiri
kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu
dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberikan arah kepada usaha-usaha
ekonomi.
24
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan
kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada untuk membuat
sebagaimana dikemukakan oleh Sun Tzu (Sun Tzu: 1992), bahwa “apabila kita
telah mengenal kekuatan dan kelemahan lawan, sudah dapat dipastikan bahwa
25
dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan, termasuk semua
kuadran IV, yang ditandai dengan titik (x,y) (Freddy Rangkuti: 2009)
Gambar 2.1
Diagram Analisis SWOT
Opportunity
(-,+) (+,+)
Ubah Strategi Progresif
Kuadran III Kuadran I
Weakness Strengths
Kuadran IV Kuadran II
(-,-) (+,-)
Strategi Bertahan Diversifikasi Strategi
Threath
dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus
26
melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara
maksimal.
akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada
strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang
27
Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan,
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
28
No. Peneliti/Tahun Judul Kesimpulan
Yani Iriani dan Pengembangan UKM didasarkan pada 2 (dua)
Rienna Oktarina Usaha Kecil pendekatan, yaitu:
(2012) Menengah 1. Berdasarkan diagram SWOT
Sektor Industri diperoleh hasil bahwa UKM
Pengolahan berada pada kuadran IV dengan
strategi diversifikasi.
Implementasi strategi
diversifikasi ini caranya adalah
UKM melakukan diversifikasi
produk-produk presisi dengan
menggunakan teknologi CNC,
CAD, dan CAM untuk spare part
mesin-mesin industri besar
dengan kualitas yang tidak kalah
bersaing dengan produk-produk
impor.
2. Berdasarkan analisis SWOT
diperoleh hasil bahwa prioritas
strategi yang sebaiknya
diterapkan oleh UKM adalah
strategi ST, yaitu strategi strategi
menggunakan kekuatan
(strength) untuk mengatasi
ancaman (threat). Implementasi
strategi ini adalah dengan
meningkatkan kualitas produk
melalui peningkatan kualitas
proses dan membina kerjasama
yang intensif dengan para
supplier untuk memperoleh
pasokan bahan baku yang secara
kuantitas dan kualitas sangat
memadai bagi UKM
3. Hijjah Strategi Analisis SWOT menunjukkan
Rahmawati dan Pengembangan bahwa pengembangan usaha
Dede Hartono Usaha Budi budidaya ikan air tawar memiliki
(2012) Daya Ikan Air peluang yang lebih besar
Tawar dibandingkan ancaman. Strategi
yang dapat diterapkan adalah
memanfaatkan SDA secara optimal
untuk meningkatkan produksi ikan
air guna memenuhi kebutuhan pasar.
4. Alfi Amalia, Analisis Strategi Berdasarkan dari hasil analisis
Wahyu Hidayat Pengembangan SWOT, maka dihasilkan 13
dan Agung Usaha pada alternatif strategi yaitu:
29
No. Peneliti/Tahun Judul Kesimpulan
Budiatmo (2012) UKM Batik 1. Menggunakan tekhnologi modern
Semarang di untuk meningkatkan produksi
Kota Semarang 2. Mempertahankan kualitas produk
3. Mengembangkan usaha dengan
memanfaatkan bantuan modal
dari pemerintah
4. Mengadakan pelatihan terhadap
pegawai
5. Merekrut tenaga ahli
6. Pembukuan terhadap administrasi
dan keuangan
7. Bekerja sama dengan pedagang
besar
8. Meningkatkan promosi melalui
internet terutama pada saat
diadakan SEMAGRES
9. Menawarkan produk keorganisasi
atau kelompok kerja
10. Meningkatkan kualitas pelayanan
terhadap pelanggan
11. Meningkatkan desain motif yang
kreatif dan menarik
12. Menambah modal dengan
melakukan pinjaman
kepemerintah melalui BUMN
13. Menambah saluran distribusi.
Sumber: Jurnal/penelitian terdahulu
internal dan eksternal yang dituangkan dalam bentuk kekuatan dan kelemahan
serta peluang dan ancaman. Untuk mendapatkan hasil analisis yang tepat
30
Berdasarkan perumusan masalah yang diteliti yaitu bagaimana prospek
dan strategi pengembangan usaha Bumbu Instan Noeya dan Strategi yang
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Kekuatan
Faktor Internal Matrik IFAS
Kelemahan
Matrik SWOT Strategi Pilihan
Peluang
Faktor Eksternal Matrik EFAS
Ancaman
31
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Field Research
2. Library Research
Sumber data penelitian adalah data skunder yaitu data penjualan pada
32
Trend (seculer trend) adalah rata-rata perubahan (tiap tahun) dalam
penjualan, produksi dan konsumsi dimasa yang akan datang. (Anto dajan:
2000)
Y ❑=a+bX
❑
∑ Y
a= ❑
n
❑
∑ XY
b= ❑
∑ X2
33
Dimana: Y = Data historis (penjualan)
b = Pertambahan tren
n = Jumlah data
34
faktor dengan pilihan rating sebagai berikut: 4 (sangat penting), 3
diantaranya:
a. Strategi SO
b. Strategi ST
c. Strategi WO
35
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada,
d. Strategi WT
menghindari ancaman.
yang ada, yaitu Matriks SWOT yang merupakan rangkuman dari berbagai
Tabel 3.1
Matrik SWOT
36
Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif
berikut:
Tabel 3.2
Tabel Bobot Skor
Eksternal S W
Opportunities (Peluang) Total Skor Total Skor
O SO WO
Threats (Ancaman) Total Skor Total Skor
T ST WT
Sumber: Freddy Rangkuti; 2009
baik internal maupun eksternal harus sama dengan 1,00 atau seratus persen.
b. 0,05 Rendah
37
c. 0,10 Sedang
d. 0,15 Tinggi
sebagai berikut :
b. Rating 3 Penting
Jika bobot tersebut telah ditentukan, maka data-data tersebut dapat diolah
38
BAB IV
Bumbu instan noeya mulai berdiri pada tahun 2007 sebagai industry rumah
tangga. Terinspirasi dari kemajuan zaman yang membuat para ibu rumah tangga
keluarga sehingga mereka tidak punya waktu lagi untuk membuat masakan untuk
keluarga.
menyiapkan segala bahan-bahan masakan mulai dari nol, belum lagi mengurus
segala keperluan sekolah anak, mengurus suami dan mengurus diri sendiri untuk
berangkat bekerja. Tentu saja hal ini akan sangat merepotkan sekali, nah
39
Misalnya Bumbu Nasi Goreng, dengan adanya Bumbu Nasi goreng Instan,
para ibu rumah tangga tidak perlu lagi mengiris bawang merah, bawang putih lalu
INSTAN NOEYA. Para ibu-ibu cukup menyediakan nasi putih dan kecap yang
biasanya selalu tersedia di tiap rumah. Tentu saja hal ini tidak lagi merepotkan
para ibu di pagi hari dan keluarga juga bisa sarapan pagi setiap hari dan kesehatan
hanya perlu merebus daging sebagai kaldu kuah soto, kemudian masukkan bumbu
secukupnya. Selesai sudah kuah soto dengan rasa nikmat seperti yang anda
inginkan.
Sampai saat ini bumbu instan Noeya sudah di pasarkan dibeberapa swalayan
Batusangkar. Dan bumbu ini juga telah banyak dikirim ke daerah luar Sumatera
Visi
Adapun visi Usaha Bumbu Instan Noeya ini adalah menjadi salah satu
tangga.
Misi
40
1. Memberikan kepuasan kepada konsumen dalam hal rasa dan harga
(tiga) orang karyawan yang membantu mengolah bumbu rempah menjadi bumbu
lengkuas dan lain-lain, sampai proses pengirisan dan semua bumbu ditumis jadi
satu.
belum memiliki alat khusus untuk mengolah rempah menjadi bumbu siap jual.
Pertama berproduksi, usaha ini hanya menciptakan dua produk saja, yaitu
bumbu soto dan nasi goreng. Seiring waktu usaha ini dikembangka dengan
menciptakan produk lain seperti bumbu cancang, bakar, opor dan rendang. Saat
ini Usaha Bumbu Instan Noeya sudah memproduksi 6 jenis Bumbu Instan yaitu;
Berikut adalah data produksi bumbu instan noeya dari tahun 2010 sampai
41
Tabel 4.1
Data Produksi
Bumbu
Bumbu Bumbu Bumbu Bumbu Bumbu
Tahun Nasi Jumlah
Soto Cancang Bakar Opor Rendang
Goreng
2010 2.300 6.900 350 1.150 600 300 11.600
2011 2.500 7.500 300 1.250 650 300 12.500
2012 2.900 8.600 400 1.400 700 400 14.400
2013 3.000 9.000 450 1.500 850 300 15.100
2014 3.400 10.300 450 1.700 900 350 17.100
Sumber: Armedia Gusneli (Owner Bumbu Instan Noeya)
Adapun harga yang diberikan dari usaha ini terbilang murah, karena satu
bungkus dihargai Rp 11.000,- s/d Rp 15.000,- (data terakhir). Harga ini adalah
kedepannya, perlu digambarkan data penjualan bumbu instans selama lima tahun
terakhir. Berikut data penjualan yang dimiliki Usaha Bumbu Instan Noeya.
Tabel 4.2
Data Penjualan Tahun 2010-2014
Usaha Bumbu Instan Noeya
% Nilai %
Produksi Penjualan Harga/bks
Tahun Kenaikan Penjualan Kenaikan
(unit) (unit) (Rp)
Produksi (Rp) Penjualan
2010 11.600 0% 10,440 11,000 114,840,000 0%
2011 12.500 7,8% 11,250 12,000 135,000,000 17,6%
42
2012 14.400 15,2% 12,960 13,000 168,480,000 24,8%
2013 15.100 4,9% 13,590 14,000 190,260,000 12,9%
2014 17.100 13,2% 15,390 15,000 230,850,000 21,3%
Sumber: Armedia Gusneli (Owner Bumbu Instan Noeya)
Persentase penjualan dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar
17,6%. Ditahun 2012 penjualan mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu
sebesar 24, 8%. Ditahun 2013 penjualan tetap mengalami kenaikan, tetapi tidak
begitu signifikan yaitu sebesar 12,9%. Hal ini dikareanakan pada tahun 2013
harga bahan baku bumbu mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Ditahun
Pengembangan usaha harus didasarkan pada upaya yang keras dan terus
berikutnya.
Dari data pada lampiran 4.1 didapatkan hasil bahwa penjualan produk
5 tahun berikutnya:
Tabel 4.3
Perkiraan Penjualan Tahun 2015-2019
43
Tahun Penjualan (unit)
2015 16.398
2016 17.622
2017 18.846
2018 20.070
2019 21.294
Sumber: Diolah sendiri
sebesar 6,5 %. Dari penjualan 15.390 unit di tahun 2014 menjadi 16.398 unit
di tahun 2015.
Hal ini menandakan bahwa prospek kedepan usaha ini cukup bagus dan
analisis SWOT ini, maka akan diketahui factor-faktor pendorong dan penghambah
ini bersumber dari factor internal dan eksternal perusahaan, dimana factor internal
berasal dari kekuatan dan kelemahan perusahaan, dan factor eksternal berasal dari
44
Setelah dilakukan penelitian pada Usaha Bumbu Instan Noeya ditemukan
factor-faktor dari lingkungan internal yang berupa kekuatan dan kelemahan dalam
4.3.1.1 Kekuatan
usaha yang ingin usahanya berkembang. Karena tanpa kekuatan, maka suatu
a. Terbuat dari bahan alami tanpa pengawet dan menyajikan rasa khas
masakan Padang
pasti akan kita jumpai restoran ataupun kedai masakan Padang. Rasa yang
45
Padang disukai banyak orang. Contoh saja rendang yang sudah dikenal
dunia, soto padang, cancang, dll. Rasa khas inilah yang menjadi kelebihan
juga tidak terlalu mahal. Satu bungkusnya hanya Rp 15.000,- Harga ini
20 s/d 25 porsi.
Saat ini, usaha bumbu instan Noeya telah memiliki tempat produsi
permintaan konsumen.
4.3.1.2 Kelemahan
46
dalam persaingan bisnis. Dengan mengetahui kelemahan yang ada dapat
bumbu ini diperkirakan 10% setiap tahunnya. Hal lain yang membuat
produk tidak tahan lama, selain dari bahan pengawet adalah produk dijual
sampai mulai memasuki pasar swalayan, dan terakhir melalui radio setiap
bulan Ramadhan. Promosi ini dinilai belum optimal karena iklan yang
dipasang di radio tidak rutin setiap hari, jadi informasi tidak mencapai
sasarannya.
47
membelinya. Selain itu, kemasan yang masih sederhana ini menyebabkan
bumbu mudah rusak dan bocor. Tidak digantinya kemasan oleh pemilik
usaha ini mengingat biaya kemasan yang tinggi akan mempengaruhi harga
Tenaga kerja yang dimiliki usaha bumbu instan Noeya saat ini
adalah tiga orang. Hal ini akan berpengaruh pada banyaknya bumbu yang
akan di produksi.
tidak hanya terbatas pada rincian analisis peluang dan ancaman saja tetapi juga
untuk menentukan dari mana dan untuk apa hasil analisis itu di pergunakan.
4.3.2.1 Peluang
48
Analisis peluang mengidentifikasi kesenjangan antara tuntutan pasar dan
apa yang saat ini tersedia. Hal ini juga dapat dipakai untuk menganalisis potensi
perubahan pasar yang dapat meningkatkan prospek produk. Salah satu cara untuk
mengidentifikasi peluang yang ada adalah mengikuti trend baru dan perubahan
Adapun yang menjadi peluang pada usaha bumbu instan Noeya ini adalah:
bumbu ada yang dibawa perantau baik untuk di konsumsi sendiri di rumah
dan Batusangkar. Sedangkan daerah lain ada untuk dijual lagi dan pada
terlihat jelas pada saat mendekati lebaran Idul Fitri, dan Idul Adha.
49
Sekarang ini telah banyak sumber-sumber pendanaan berupa
pemberian modal kerja dengan kredit ringan untuk usaha kecil menengah
daerah sumbar dalam bentuk acara temu usaha di Padang baru-baru ini dan
bumbu. Hal ini tergantung dari dana yang dimiliki perusahaan untuk
50
dan Bina Lingkungan dapat membantu masalah pendanaan usaha kecil
menengah.
4.3.2.2 Ancaman
Adapun yang menjadi ancaman dalam usaha bumbu instan Noeya ini
adalah:
51
ancaman yang cukup berarti karena hadirnya sama-sama produk industry
pesaing terbesar dalam usaha bumbu instan ini. Sebut saja Indofood,
baku pasti akan berdampak pada kenaikan harga produk yang nantinya
bentuk kering, sehingga bisa disimpan dalam waktu yang lama. Hal ini
bentuk basah.
52
5. Selera konsumen yang tinggi
Analysis Summary)
SWOT perlu ditentukan terlebih dahulu factor strategi internal yang termuat
dalam setiap kekuatan dan kelemahan yang telah diidentifikasi dan factor
berdasarkan bobot dan rating yang diukur dari pengaruh factor-faktor strategi
Berikut factor strategis yang dilihat dari sisi internal perusahaan yang
53
Tabel 4.4
IFAS Matrik
Dari table 4.2 diatas dapat dilihat bahwa skor pembobotan bernilai 2,70
factor strategis pengembangan usaha Bumbu Instan Noeya, karena nilainya lebih
besar dari 2,5. Jika nilainya semakin mendekati 4, maka kekuatan akan semakin
Berikut ini adalah factor strategis perusahaan dilihat dari sisi eksternal
perusahaan.
Tabel 4.5
EFAS Matrik
54
Kunci Faktor Eksternal Bobot Rating Nilai
Peluang:
Pasar yang semakin meluas 0,10 3 0,30
Permintaan yang terus meningkat 0,15 4 0,60
Dari table EFAS diatas dapat kita ketahui bahwa factor-faktor eksternal
pengembangan usaha karena nilai skornya 3 yang berarti cukup baik (Fredy
Rangkuti). Hal ini juga berarti bahwa usaha Bumbu Instan Noeya memiliki
55
mempengaruhi pengembangan usaha bumbu instan Noeya, maka setiap
Noeya.
Tabel 4.6
Matrik SWOT
Strategi Pengembangan Usaha Bumbu Instan Noeya
Strengths: Weakness:
1 Terbuat dari bahan alami 1 Bumbu tidak tahan lama
Internal tanpa pengawet dan rasa 2 Promosi penjualan
khas masakan Padang belum optimal
2 Harga terjangkau oleh 3 Kemasan yang sangat
masyarakat sederhana
3 Mudah dalam penyajian 4 Kurangnya tenaga kerja
4 Bahan baku mudah 5 Alat pengolahan yang
diperoleh sederhana
Eksternal 5 Tersedianya tempat
produksi yang luas
Opportunities: Strategi S-O Strategi W-O
1 Pasar yang semakin 1. Tingkatkan produksi 1. Perbaiki kemasan yang
meluas dengan ketersediaan lebih baik lagi untuk
2 Permintaan yang tempat produksi yang luas mempertahankan
terus meningkat untuk memenuhi kualitas produk dengan
3 Adanya sumber- permintaan konsumen memanfaatkan pabrik-
sumber pendanaan yang terus meningkat. pabrik pembuat
56
4 Pabrik pembuat 2. Manfaatkan cita rasa yang kemasan yang ada.
kemasan yang khas, pembuatan dengan 2. Tingkatkan promosi
menjamur bahan alami sebagai dasar untuk mencapai daerah
5 Dukungan untuk mendapakan daerah sasaran pemasaran yang
pemerintah cukup pemasaran yang lebih luas. lebih luas
kuat
Threats: Strategi S-T Strategi W-T
1 Hadirnya produk 1. Pertahankan kualitas 1. Perbaiki kemasan untuk
sejenis dari industry bahan baku dan cita rasa menarik minat
rumah tangga khas Padang untuk masyarakat
2 Produk bermerk yang bertahan dari ancaman 2. Optimalkan promosi
sudah menguasai pesaing dengan produk untuk bias bersaing di
pasar yang sama. pasar nasional
3 Kenaikan harga 2. Karna bahan baku mudah
bahan baku didapat, pilih pemasok
4 Adanya produk bahan baku yang
dalam bentuk kering menawarkan kualitas
5 Selera konsumen tinggi dengan harga yang
yang tinggi lebih rendah.
Dari matrik SWOT diatas dapat dilihat beberapa alternative strategi yang
dapat digunakan untuk pengembangan usaha bumbu instan Noeya Kubang Putiah.
57
Dengan tersedianya tempat produksi yang luas, diharapkan usaha ini
2. Manfaatkan cita rasa yang khas, pembuatan dengan bahan alami, serta
dan yang lebih penting harga yang bersaing akan lebih dipilih oleh
masyarakat.
ada.
yang ada, dapat dipilih kemasan yang baik sesuai dengan jenis produk
yang dijual.
58
2. Tingkatkan promosi untuk mencapai daerah sasaran pemasaran yang
lebih luas
Promosi adalah salah satu cara agar informasi produk yang kita
digunakan adalah :
1. Pertahankan kualitas bahan dan cita rasa untuk bertahan dari ancaman
59
D. Weakness – Threats Strategy (W-T)
yang ditawarkan.
internal dan eksternal perusahaan, pembuatan matrik IFAS dan EFAS untuk
menentukan nilai strategi sampai pembuatan matrik SWOT. Maka dari urutan
60
perlu dilakukan penghitungan jumlah total bobot skor masing-masing strategi
memiliki total bobot skor tertinggi yaitu 3,45. Strategi ini merupakan cara
ada.
61
2. Tingkatkan promosi untuk mencapai daerah sasaran pemasaran yang
lebih luas
pelanggan
pesaing
diinginkan
(http://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_(pemasaran))
62
meningkatnya keinginan masyarakat untuk membeli produk ini, maka
yang cukup baik kedepannya, terlihat dari taksiran penjualan yang meningkat
dari tahun ketahun. Untuk tahun 2015 didapat perkiraan penjualan sekitar
16.398 unit,-, yaitu naik dari tahun 2014 sekitar 1.008 unit,-
Strategi W-O ini didapat dari analisis beberapa factor internal Weakness
kemasan yang sangat sederhana, kurangnya tenaga kerja dan alat pengolahan
yang masih sederhana. Dan juga darai analisis beberapa factor eksternal
kemasan yang sudah menjamur dan dukungan pemerintah yang cukup kuat.
yang akan dijalankan yaitu; Perbaikan kemasan yang lebih baik lagi untuk
63
Dari kuadran SWOT didapat kesimpulan bahwa posisi usaha bumbu
instan Noeya berada pada kuadran III, karena strategi W-O memiliki total
bobot skor yang tinggi, yang artinya usaha ini harus mengubah strategi yang
Dan dari analisis SWOT yang telah dilakukan, strategi yang memiliki
bobot tertinggi adalah strategi W-O, maka dapat disimpulkan bahwa usaha
Informasi ini bisa didapat melaui media internet, yang mana produsen
menjelang hari Raya Idul Fitri saja, tapi perlunya promosi yang intens agar
64
produk dapat dikenal oleh banyak orang. Peluang ini dapat dimanfaatkan
akan lebih baik lagi, apalagi dalam pemenuhan alat-alat pengolahan yang
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
yang meningkat ditahun berikutnya. Dan dari hasil SWOT, didapat beberapa
65
diantaranya; memperbaiki kemasan produk yang dapat menjamin keutuhan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Dajan, Anto. 2000. Pengantar Metode Statistik Jilid I. Pustaka LP3ES Indonesia;
Jakarta
Edy Suandi Hamid dan Y. Sri Susilo, 2011. Strategi Pengembangan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal
Ekonomi Pembangunan Volume 12, Nomor 1, Juni 2011, hal. 45-55.
66
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian (Pendekatan
Praktis dalam Penelitian). Andi Offset; Yogyakarta.
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/modulrencanastrategis/materi4_analisi
sswot.pdf
(http://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_(pemasaran)
______. 2006. Manajemen Strategis: Konsep. Edisi 10. Buku 1. Salemba Empat.
Jakarta.
Silalahi, U, 2002. Pemahaman Praktis Asas-asas Manajemen. Mandar Maju,
Bandung
Suharyadi, Purwanto SK. 2003. Statistika untuk Ekonomi & Keuangan Modern.
Buku I. Salemba Empat; Jakarta
67
68