Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ANALISIS KASUS HUKUM PT. VINYTEX

OLEH

SITI WINDY ANTIKA

B022202011

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAGISTER KONOTARIATAN

MAKASSAR

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, dimana yang sudah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya ini. Dimana dalam makalah ini berjudul
“ANALISIS KASUS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN TENTANG
PERMOHONAN PEMBUBARAN PT. VINYTEX”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah “Hukum Perusahaan dan Kepailitan” di Universitas Hasanuddin.
Kami menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya,
kritik dan saran dari seluruh pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini mulai dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala bentuk usaha kita.

Makassar, 26 Maret 2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................

KATA PENGATAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Pembahasan ....................................................................................................2

C. Analisis Kasus ................................................................................................2

D. Kesimpulan.......................................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bisnis merupakan salah satu aktivitas usaha yang utama dalam menunjang

perkembangan ekonomi, termasuk perekonomian di Indonesiamengalami perkembangan

yang mengembirakan, terbukti semakin menjamurnya perusahaan-perusahaan, baik swasta

maupun perusahaan negara dan bahkan semakin bertambahnya para investor asing untuk

meningkatkan investasinya di negara Indonesia. Perusahaan merupakan artifical legal

person/badan hukum buatan. Artily, di mata hukum, perusahaan adalah person yang

mempunyai hak dan kewajiban seperti layaknya manusia (human person).

Perusahaan berstatus badan hukum disebut dengan Perseroan Terbatas. Pengertian

mengenai Perseroan Terbatas (PT) adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang

memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham

yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan,

perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas

menyatakan bahwa:

“Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan

kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi

persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan maka rumusan masalah adalah

apakah putusan pengadilan terhadap permohonan pembubaran PT. Vinytex sudah

mendukung tujuan dari pembubaran Perseroan Terbatas ?

1
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah

putusan pengadilan terhadap permohonan pembubaran PT. Vinytex sudah mendukung

tujuan dari pembubaran Perseroan Terbatas.

2
B. Pembahasan

Pembubaran Perseroan Terbatas

Pembubaran adalah suatu tindakan yang mengakibatkan perseroan berhenti eksistensi

dan tidak dapat lagi menjalankan kegiatan bisnis untuk selama-lamanya, setelah

dilakukannya pembubaran perseroan dapat diikuti dengan proses administrasinya berupa

pemberitahuan, pengumuman dan pemutusan hubungan kerja dan karyawannya.

M. Yahya Harahap berpendapat bahwa pengertian pembubaran Perseroan Terbatas

ditafsirkan dari Pasal 143 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas adalah : Penghentian kegiatan usaha Perseroan Terbatas

Namun penghentian kegiatan usaha itu, tidak mengakibatkan status hukumnya hilang.

Perseroan Terbatas yang dibubarkan baru kehilangan status badan hukumnya, sampai

selesainya likuidasi dan pertanggungjawaban likuidator proses akhir likuidator diterima

oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Pengadilan Negeri atau Hakim Pengawas.

Tujuan dari pembubaran Perseroan Terbatas adalah bahwa perseroan sebagai

badan hukum telah melakukan perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan,

adanya cacat hukum dalam akta pendirian, dan perseroan tidak mungkin untuk

dilanjutkan. Sehingga Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,

Pasal 142 ayat (1) telah mengatur ketentuan mengenai pembubaran Perseroan Terbatas.

Salah satu contoh pembubaran Perseroan Terbatas adalah kasus pembubaran PT.

Vinytex berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara dengan register Nomor

341/Pdt.P/2013/PN.JKT.UT. Dalam kasus ini, Komisaris PT. Vinytex mengajukan

permohonan pembubaran melalui penetapan pengadilan, yaitu Pengadilan Tinggi Negeri

Jakarta Utara yang telah menerima surat permohonannya tertanggal 10 April 2013 tercatat

dalam register nomor : 341/Pdt.P/2013/PN.Jkt.Ut. Pengajuan permohonan pembubaran

PT. Vinytex ini juga ada kaitannya dengan Direksi PT. Vinytex yang merupakan salah

3
satu dari pemegang saham PT. Vinytex. Permohonan ini diajukan sesuai dengan ketentuan

Pasal 142 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas yaitu pembubaran perseroan melalui penetapan pengadilan, di mana pengadilan

dapat menetapkan pembubaran perseroan atas permohonan pihak yang berkepentingan,

yaitu sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 146 ayat (1) huruf c Undang- Undang

Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yaitu alasan permohonan pembubaran

PT. Vinytex ini, berdasarkan alasan karena perseroan tidak mungkin dilanjutkan.

C. Analisis Terhadap Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Utara Nomor 341/

Pdt.P/2013/PN.Jkt.Ut jo Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 344 K/PDT/2014

Putusan hakim dalam permohonan pembubaran PT. Vinytex adalah tidak memberikan

pertimbangan yang cukup. Adapun analisis terhadap alasan-alasan terhadap putusan hakim

dalam permohonan pembubaran PT. Vinytex adalah sebagai berikut :

1. Alasan hakim yang menyatakan bahwa pengajuan permohonan pembubaran PT. Vinytex

didasarkan pada Pasal 61 ayat (2) jo. Pasal 80 ayat (1) jo. Pasal 86 ayat (5) Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu permohonan

pembubaran perseroan harus diajukan di Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya

meliputi kedudukan perseroan. Dalam kasus ini, PT. Vinytex sejak diputus pailit oleh

Pengadilan Niaga Jakarta Pusat No : 02/Pailit/2009/PN.Niaga/JKT.PST tanggal 14 April

2010 sudah tidak lagi berdomisili di Jalan Daan Mogot KM 14,5/141 A, RT.002/012,

Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat dan asset PT. Vinytex lainnya

telah dilelang melalui pelelangan oleh para kurator yang hasilnya untuk membayar

utang-utang PT. Vinytex, yang di mana aset-aset PT. Vinytex tidak bergerak yang

merupakan kantor dan pabrik milik PT. Vinytex tersebut dibeli oleh PT. Fajar Surya

Perkasa. Pengajuan permohonan pembubaran perseroan berdasarkan ketentuan dalam

4
Pasal 61 ayat (2) jo. Pasal 80 ayat (2) jo. Pasal 86 ayat (5) UndangUndang Nomor 40

Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada dasarnya dapat dijadikan pedoman untuk

pengajuan permohonan mengenai pembubaran perseroan. Karena PT. Vinytex sudah

tidak diketahui lagi domilisinya, sehingga ketentuan tersebut mengenai permohonan

pembubaran perseroan harus diajukan di Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya

meliputi kedudukan perseroan tidak dapat diberlakukan dalam kasus PT. Vinytex ini.

Akan tetapi, ketentuan Pasal 61 ayat (2), Pasal 80 ayat (2) dan Pasal 86 ayat (5) Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebenarnya dapat dijadikan

pedoman bagi perseroan yang masih aktif beroperasi/beraktifitas sehingga dapat diajukan

sesuai dengan daerah hukum kedudukan perseroan tersebut, sedangkan statusnya berbeda

dengan PT. Vinytex yang sejak tahun 2008 sudah tidak beroperasi/ beraktifitas lagi serta

tidak diketahui alamatnya setelah diputus pailit oleh pengadilan.

2. Alasan hakim menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Utara tidak berwenang

untuk memeriksa dan mengadili perkara permohonan PT. Vinytex. Permohonan yang

dimohonkan oleh pemohon adalah pembubaran PT. Vinytex, sedangkan PT. Vinytex

berdomisili di Jalan Daan Mogot KM 14,5/141 A, RT.002/012, Kelurahan Kalideres,

Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, maka seharusnya pemohon mengajukan

permohonan ini kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

Permohonan Komisaris PT. Vinytex (Pemohon) adalah permohonan pembubaran

perseroan, dikarenakan PT. Vinytex sejak diputus pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta

Pusat No : 02/Pailit/2009/PN.Niaga/JKT.PST tanggal 14 April 2010 sudah tidak lagi

berdomisili di Jalan Daan Mogot KM 14,5/141 A, RT.002/012, Kelurahan Kalideres,

Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. Oleh karena itu, Komisaris PT. Vinytex (Pemohon)

mengajukan permohonan pembubaran perseroan ke domisili Direktur PT. Vinytex

(Termohon), karena Direktur PT. Vinytex (Termohon) merupakan salah satu pemegang

5
saham PT. Vinytex. Pengajuan permohonan pembubaran perseroan dapat diajukan ke

Pengadilan Negeri yang meliputi wilayah hukum domisili pihak tergugat/termohon

sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 118 HIR dan sesuai fakta persidangan

pihak Direktur PT. Vinytex (Termohon) berdomisili di wilayah hukum Pengadilan

Negeri Jakarta Utara sehingga Pengadilan Negeri Jakarta Utara berwenang untuk

memeriksa dan mengadili permohonan pembubaran PT. Vinytex ini.

E. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/16569/3/HK113032.

6
7

Anda mungkin juga menyukai