Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KASUS PT. WIJAYA KARYA (WIKA)

DISUSUN OLEH:

NAMA : AMALIA WINDAYANTI TASWIN

KELAS :A

NIM : B022202022

FAKULTAS HUKUM

MEGISTER KENOTARIATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang organisasi
pada PT. Wijaya Karya (WIKA) ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari sampah, dan juga bagaimana
membuat sampah menjadi barang yang berguna. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang……………………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah….…………….……………………………………………………….1
C. Tujuan Penulisan…….……………………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah PT.Wijaya Karya (WIKA)………………………………………………………..2


B. Tata kelola perusahaan WIKA………………...……….………………………………….2
C. Konflik yang terjadi pada WIKA………………………………………………………….3
D. Penyelesaian konflik di dalam WIKA……………………………………………………4

BAB III KESIMPULAN………………………………………………………………………….7

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….…8

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi dari masa ke masa sangat berkembang pesat salah satunya di
bidang konstruksi. Perkembangan ini dapat dilihat dari pembangunan jembatan
Suramadu, sebuah proyek prestisius yang menghubungkan pulau Jawa dengan pulau
Madura. Kini proyek tersebut telah dirasakan oleh masyarakat luas

Proyek besar tersebut diselesaikan oleh beberapa perusahaan, salah satunya


adalah PT. Wijaya Karya, perusahaan yang di sepanjang tahun 2012 juga berhasil
menuntaskan proyek power plant yang terdiri dari: Pembangkit Listrik Tenaga Gas
Borang, 60MW, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Rengat, 21MW, Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel Ambon, 34MW.  Hal inilah yang ingin kami ketahui lebih lanjut
mengenai organisasi pada PT. Wijaya Karya

B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini, kami membatasi pada masalah-masalah berikut:

1. Konflik yang terjadi pada WIKA?


2. Penyelesaian konflik di dalam WIKA?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas tentang konflik apa saja
yang terjadi pada WIKA dan bagaimana cara penyelesaian konflik yang terjadi pada
WIKA

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah PT.Wijaya Karya (WIKA)


WIKA dibentuk dari proses nasionalisasi perusahaan Belanda bernama Naamloze
Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis en Co. atau NV Vis en
Co. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960, dengan nama
Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. Kegiatan usaha WIKA pada saat itu adalah
pekerjaan instalasi listrik dan pipa air. Pada awal dasawarsa 1960-an, WIKA turut berperan
serta dalam proyek pembangunan Gelanggang Olah Raga Bung Karno dalam rangka
penyelenggaraan Games of the New Emerging Forces (GANEFO) dan Asian Games ke-4 di
Jakarta.

Perkembangan signifikan pertama adalah di tahun 1972, dimana pada saat itu nama
Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja berubah menjadi PT Wijaya Karya. WIKA
kemudian berkembang menjadi sebuah kontraktor konstruksi dengan menangani berbagai
proyek penting seperti pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek irigasi Jatiluhur.

Satu dekade kemudian, pada tahun 1982, WIKA melakukan perluasan divisi dengan
dibentuknya beberapa divisi baru, yaitu Divisi Sipil Umum, Divisi Bangunan Gedung, Divisi
Sarana Papan, Divisi Produk Beton dan Metal, Divisi Konstruksi Industri, Divisi Energy, dan
Divisi Perdagangan. Proyek yang ditangani saat itu diantaranya adalah Gedung LIPI, Gedung
Bukopin, dan Proyek Bangunan dan Irigasi. Selain itu, semakin berkembangnya anak-anak
perusahaan di sektor industri konstruksi membuat WIKA menjadi perusahaan infrastruktur
yang terintegrasi dan bersinergi.

B. Tata kelola perusahaan WIKA


Untuk mencapai tujuan perusahaan, tidak ada lain kecuali komitmen yang tinggi
untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG (Tata Kelola Perusahaan yang Baik)  pada
semua organ dan jenjang organisasi secara terencana, terarah, dan terukur sedemikian rupa

2
sehingga penerapan GCG dapat berlangsung secara konsisten dan sesuai dengan praktik-
praktik terbaik penerapan GCG.

Untuk itu WIKA dengan dukungan seluruh elemen keorganisasian mulai dari RUPS,
Dewan Komisaris, Direksi, hingga Karyawan, senantiasa berkomitmen untuk terus
membangun sistem, struktur, dan kultur manajemen dan organisasi yang berbasis pada nilai-
nilai keterbukaan, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kesetaraan/ keadilan.

Penerapan prinsip-prinsip GCG tercermin pada hal-hal berikut:

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi.


2. Pembentukan Komite-komite yang membantu peran pengawasan Dewan Komisaris.
3. Keterbukaan informasi secara penuh sesuai dengan ketentuan sebagai Perusahaan Publik
dan Perusahaan Tercatat.
4. Penerapan Manajemen Risiko dan Pengendalian Internal.
5. Sosialisasi GCG secara berkelanjutan.
6. Assesment penerapan GCG sebagai sarana untuk mengetahui kinerja dan peningkatan
implementasi GCG.
7. Berbagai aktivitas lain yang mendukung terbentuknya Good Governance.
8. Disentralisasi pengadaan barang dan jasa.
9. Sentralisasi keuangan.
10. Sistem rekrutmen SDM.

C. Konflik yang terjadi pada WIKA


Meskipun di dalam organisasi WIKA memiliki komitmen, integritas, dan juga
hubungan yang baik antar pihak, timbulnya konflik tentu tetap tidak dapat dihindari.
Beberapa alasan adanya konflik di dalam organiasasi ini adalah:
1. Perbedaan dalam tujuan.
Dalam suatu organisasi biasanya terdiri dari atas berbagai macam bagian yang bisa
mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan tujuan dari berbagai bagian ini kalau
kurang adanya koordinasi dapat  menimbulkan adanya konflik. Sebagai contoh Seperti
diketahui, pada 2011 lalu, WIKA telah menghentikan proyek pembangunan mall senilai USD
3
11,5 juta di Libya. Adanya konflik yang tak kunjung reda menyebabkan WIKA kesulitan
untuk menyelesaikan proyek tersebut, alhasil WIKA menghentikan proyek tersebut dan
mengevakuasi pekerjanya untuk kembali ke Tanah Air.

Sebelumnya, WIKA menggandeng perusahaan lokal Libya, Solar Sahara Investment


untuk mengerjakan mall yang nilainya Rp 104,4 miliar atau setara dengan USD 11,6 juta.
Proyek kerjasama dengan mitra Libya itu mempekerjakan sekitar 500 orang, di mana 300
diantara pekerjanya warga negara Libya

a. Saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan.


b. Perbedaan dalam nilai atau persepsi.
Perbedaan dalam tujuan biasanya dibarengi dengan perbedaan dalam sikap, nilai dan
persepsi yang bisa mengarah ke timbulnya konflik.

1. Kompetisi (persaingan) yang tidak sehat.


Sabotase adalah salah satu bentuk produk konflik yang tidak dapat diduga
sebelumnya. Sabotase seringkali digunakan dalam permainan politik dalam internal
organisasi atau dengan pihak eksternal.

D. Penyelesaian konflik di dalam WIKA


Berdasarkan beberapa konflik yang terjadi di dalam organisasi WIKA pada
penjelasan di atas. Maka hal-hal yang dilakukan untuk menghindari juga untuk
menyelesaikan masalah yang terjadi adalah dengan melakukan instropeksi diri dengan
mencari kesalahan yang mungkin disebabkan ego pribadi. Kalau kedua pihak saling merasa
yang paling benar akan menyulitkan bagi keutuhan organisasi.

Juga melalui penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok


damai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran
moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.

4
Kompromi, setiap pihak tidak memaksakan kehendak walaupun mungkin mereka
anggap baik. Menerima usul dari anggota lain dengan lapang dada. Jika mengambil posisi
sebagai pimpinan dan ada banyak perbedaan pendapat dari bawahan, sebaiknya melakukan
sedikit otoriter dengan mengambil pendapat yang paling logis dan mengacuhkan sisanya.

PLANING (Perencanaan)
Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan
dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan (planning) adalah
pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek,
program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) adalah salah satu perusahaan konstruksi di
Indonesia. Dari hasil nasionalisasi perusahaan Belanda, Naamloze Vennotschap Technische
Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis en Co atau NV Vis en Co, berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 2 Tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga
Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960, WIKA lahir dengan nama Perusahaan Negara
Bangunan Widjaja Karja.

Dimulai sebagai sub-kontraktor, di akhir 1960-an WIKA berkembang menjadi


pemborong pemasangan jaringan listrik tegangan rendah, menengah, dan tinggi. Di awal
tahun 1970, WIKA memperluas usahanya menjadi perusahaan kontraktor sipil dan bangunan
perumahan.

ORGANIZING (Pengorganisasian)
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal ,
mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara
organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.

5
ACTUATING (Penggerakkan)
Actuating dalam kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin dapat
mempengaruhi perilaku bawahan sehingga bawahan tersebut mau bekerjasama secara efektif
untuk mencapai tujuan organisasi.

Pertumbuhan WIKA tidak lepas dari peran kepemimpinan yang baik. Sebagai
perusahaan infrastruktur terintegrasi yang kuat semakin mendapat pengakuan dari berbagai
pihak. Perseroan sukses dalam melaksanakan penawaran saham perdana. Perolehan dana
segar dipergunakan untuk mendukung pertumbuhan dan inovasi yang dilakukan oleh WIKA.
Posisi WIKA menjadi kuat, dimana saat itu krisis ekonomi dunia mulai memperlihatkan
dampaknya di dalam negeri. Struktur permodalan yang kuat sangat mendukung WIKA dalam
meluaskan operasinya ke luar negeri.

Berkat strategi yang matang, WIKA saat ini memiliki 6 Strategic Business Unit
(SBU) yang meliputi konstruksi (Kontruksi sipil dan konstruksi Bangunan Gedung),
Mekanikal elektrikal, Industri Beton Pra cetak, Real Estate dan Industri Lainnya yang ke
depannya akan semakin terintegrasi menjadi perusahaan Engineering Procurement
Construction (EPC) dan Investasi.

CONTROLLING (Pengawasan)
Pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi
atasannya, dan mengambil tindakan-tindakan korektif, bila diperlukan, untuk menjamin agar
hasilnya sesuai dengan rencana.

Dalam hal ini di PT WIKA, setiap bagian memiliki supervisor-nya tersendiri untuk
melakukan fungsi controlling. Prosedur pengawasan dalam PT WIKA relatif sama dengan
organisasi atau perusahaan lain yaitu;

 Menetapkan standar untuk pengawasan.


 Meneliti, memeriksa, dan menilai hasil yang dapat dicapai.

6
 Membandingkan hasil dengan standar.
 Memperbaiki penyimpangan dengan tindakan koreksi.

7
BAB III
KESIMPULAN
 
PT.Wijaya Karya yang sudah berdiri selama lebih dari 40 tahun merupakan suatu
kesuksesan yang mencerminkan komitmen tinggi dan usaha kerjakeras. Memasuki abad ke 21,
WIKA berusaha keras meningkatkan kinerja di setiap aspek, dimulai dari manjemen, sumber
daya manusia yang tersusun guna menghasilkan inovasi dan teknologi.

Seiring dengan tantangan yang dihadapi oleh WIKA yang semakin luas, maka WIKA
memiliki visi baru yaitu VISI 2020 untuk menjadi salah satu perusahaan terbaik di bidang
Engineering Procurement dan Construction (EPC) dan Investasi terintegrasi di Asia Tenggara.

Oleh karena itu, WIKA memegang teguh motto “Spirit of Innovation” dan
mengoptimalkan nilai-nilai perusahaan yang berdasarkan pada komitmen, inovasi,
keseimbangan, hasil terbaik, hubungan yang baik, kerjasama, dan integritas.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://www.wika.co.id/id/company-info/who-we-are/
http://www.wika.co.id/id/company-info/corporate-organization/

Anda mungkin juga menyukai