Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

“PENGARUH PH PADA REAKSI ENZIMATIK”

DISUSUN OLEH :

Kelompok

KELAS FARMASI E

1. TRIFANI FIRDA S R 201910410311228

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT karena atas petunjuk dan hidayah-Nya serta dorongan
dari semua pihak sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan baik dan
seksama.

Laporan praktikum mengenai "Pengaruh pH Terhadap Kinerja Reaksi


Enzimatik" ini disusun dengan sistematis untuk memenuhi salah satu tugas praktikum mata
kuliah Biokimia, program studi farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Malang.

Dengan selesainya laporan resmi pralctikum ini, maka tidak lupa kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini,
khususnya kepada :

1. Kepada Dosen pembimbing kami

2. Dan asisten laboratorium "Biokimia Farmasi" serta teman-teman yang saling


membantu dalam menyelesaikan laporan resmi praktikum ini.

Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna dan tidak
luput dari kekurangan-kekurangan, baik dari segi materi maupun teknis penulisan. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca sangat dibutuhkan
untuk penyempurnaannya. Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat untuk
rekan-rekan yang membaca. Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan Laporan akhir ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Malang, 17 Maret 2021


PENGARUH pH PADA REAKSI ENZIMATIK

Kinerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah
pengaruh pH lingkungan, masing-masing enzim mempunyai pH optimal untuk dapat bekerja
secara maksimal.

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Mengetahui pengaruh pH lingkungan terhadap kinerja enzim yang terkandung dalam


saliva.

B. DASAR TEORI
Di dalam tubuh terjadi beraneka ragam reaksi kimia yang merupakan bagian dan
proses metabolisme. Reaksi-reaksi tersebut harus berlangsung dengan laju yang memadai,
sesuai dengan kebutuhan. Sementara kecepatan reaksi itu sendiri dipengaruhi antara lain oleh
suhu reaksi dan kadar reaktan. Namun, kedua faktor ini seringkali tak dapat ditingkatkan
secara bermakna pada makhluk hidup sehingga harus ada cara lain untuk menambah
kecepatan reaksi, yakni dengan melibatkan katalisator khusus yang dikenal sebagai enzim.

Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.
Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang
disebut produk.

Baik atau buruknya kinerja suatu enzim tercermin dari besar kecilnya kecepatan
reaksi kimia yang dikatalisisnya. Berbagai faktor dapat mempengaruhi kinerja enzim ini.
Kecepatan reaksi enzimatis dipengaruhi faktor-faktor diantaranya: suhu, pH, ada tidaknya
inhibitor, ada atau tidaknya senyawa perusak enzim, kadar enzim dan kadar substrat.

Adapun penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu :

a. pH

Untuk enzim, pH dapat mempengaruhi aktivitas dengan mengubah struktur atau


dengan mengubah muatan residu fungsional pada pengikatan substrat atau katalisis. Pada pH
yang rendah, Enzim (Enz) mengalami protonasi dan kehilangan muatan negatifnya. Pada pH
yang tinggi, SH+ mengalami ionisasi dan kehilangan muatan positifnya. Nilai pH yang
ekstrim akan menurunkan konsentrasi efektif enzim dan SH + dan demikian menurunkan
kecepatan reaksi.

b. Suhu

Peningkatan suhu reaksi akan meningkatkan jumlah molekul yang dapat bereaksi baik
dengan kenaikan energi kinetiknya maupun dengan peningkatan frekuensi benturannya.
Kecepatan reaksi mula-mula meningkat seiring meningkatnya suhu akibat peningkatan energi
kinetik pada molekul-molekul yang bereaksi. Pada suhu ini akan terjadi denaturasi disertai
hilangnya aktivitas katalitik secara cepat.
c. Konsentrasi enzim

Aktivitas enzim dan kadar enzim memiliki hubungan perbandingan yang lurus. Hal
ini berarti semakin besar kadar enzim, maka semakin besar aktivitas enzim dan semakin cepat
reaksi yang dikatalisis enzim. Apabila kadar substrat tetap dan kadar enzim turun, maka
kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim akan menurun karena enzim yang tersedia tidak
cukup banyak untuk bereaksi dengan substrat. Dan semakin banyak enzim yang berikatan
dengan substrat, kecepatan reaksi semakin meningkat, dan kompleks enzim-substrat yang
terbentuk akan semakin banyak.

d. Konsentrasi substrat

Jika konsentrasi substrat meningkat sementara kondisi lain dipertahankan tetap


konstan, kecepatan awal yang terukur akan meningkat mencapai nilai maksimum dan tidak
lebih jauh lagi. Kecepatan reaksi akan bertambah seiring meningkatnya konsentrasi substrat
hingga tercapai suatu keadaan yang enzimnya dikatakan jenuh oleh substrat.

e. Modifier

Modifier adalah zat yang dapat mempengaruhi kinerja enzim yaitu aktivator dan
inhibitor. Aktivator merupakan molekul yang mempermudah ikatan enzim dengan
substratnya. Contoh aktivator adalah ion klorida yang berperan dalam aktivitas amilase dalam
saliva. Inhibitor adalah molekul yang menghambat ikatan enzim dengan substratnya.
Contohnya HgCl2. Inhibitor sendiri dibagi 3 yaitu inhibitor kompetitif, inhibitor non-
kompetitif, dan inhibitor unkompetitif.

Inhibitor kompetitif akan berkompetisi dengan substrat untuk menempati tempat


pengikatan substrat, dan berikatan dengan bentuk enzim yang sama dengan yang dilakukan
substrat.

Inhibitor non-kompetitif, inhibitor tidak bersaing dengan substrat untuk menempati


tempat pengikatan yang sama pada enzim. Inhibitor dapat berikatan dengan enzim dengan
atau tanpa keberadaan substrat, dan peningkatan konsentrasi substrat tidak dapat mencegah
pengikatan inhibitor.

Inhibitor unkompetitif berkaitan dengan substrat pada reaksi multisubstrat. Inhibitor


unkompetitif hanya berikatan dengan kompleks enzim-substrat.

Secara kimiawi, enzim merupakan protein dengan sifat-sifat khasnya. Karena itu,
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur molekul protein akan mempengaruhi pula kinerja
enzim. Selain itu, keikutsertaan zat-zat khusus yang dikenal sebagai modifier dalam reaksi
enzimatik, dapat memperbaiki atau sebaliknya, memperburuk kinerja enzim. Praktikum ini
bertujuan untuk memperkenalkan cara untuk mengetahui kinerja enzim dan faktor-faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi kinerja tersebut. Praktikum tentang kinerja enzim ini terbagi
menjadi dua bagian. Praktikum pertama bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH dan suhu,
sedangkan praktikum kedua dirancang untuk menunjukkan pengaruh kadar reaktan serta
pengaruh modifier pada kinerja enzim.
Prinsip Umum Praktikum Kinetika Enzim

 Kinerja enzim diukur dari kecepatan reaksi yang dikatalisisnya.


 Kecepatan reaksi enzimatik tercermin dari berkurangnya substrat atau
bertambahnya produk per per satuan waktu.
 Reaksi enzimatik tidak berlangsung dalam kecepatan yang konstan; kecepatan
akan semakin menurun seiring dengan makin berkurangnya kadar substrat.
 Karena kecepatan reaksi selalu berubah, perlu ditentukan suatu kecepatan
reaksi. Pada saat tertentu dalam perjalanan reaksi enzimatik sebagai “patokan”
untuk menilai kinerja enzim. “Kecepatan awal” (initial velocity = Vo), adalah
kecepatan reaksi enzimatik pada saat reaksi baru saja berlangsung, dengan
kadar substrat yang masih belum berkurang.
 Kecepatan awal reaksi dapat diketahui dengan mengukur penurunan kadar
substrat atau peningkatan kadar produk selama berlangsungnya reaksi, dan
menurutnya sebagai kurva yang lazim dikenal sebagai progress curve;
kecepatan awal adalah tangens dan sudut yang dibentuk antara garis singgung
pada kurva yang ditarik melalui titik waktu reaksi 0.

Pada percobaan ini digunakan sebuah enzim hidrolisis yang banyak dijumpai dalam
air liur, yaitu enzim amylase (“salivary amylase”, nama lain : ptialin). Ptialin adalah suatu
enzim kelas hidrolase yang menghidrolisis karbohidrat (amilum) menjadi komponen-
komponen yang lebih sederhana, yaitu amilodekstrin, eritrodekstrin, akrodekstrin dan
selanjutnya terbentuk maltosa. Enzim ini berfungsi menghidrolisis amilum sewaktu berada
dalam rongga mulut dan hanya aktif bekerja pada pH 7,0 sehingga dalam lambung enzim ini
menjadi tidak aktif. Selain oleh kelenjar ludah, amylase juga diproduksi oleh sel-sel pancreas
(“pancreatic amylase”).

Amilase ini berfungsi melanjutkan hidrolisis amilum yang belum sempat dilakukan
oleh salivary amylase. Activator enzim amilase antara lain adalah Ca++, Cl-, Br- dan HPO4-.
Amilase mempunyai berat molekul yang rendah (antara 40.000 – 50.000 Dalton), sehingga
dapat melewati glomeruli ginjal. Enzim ini merupakan satu-satunya enzim yang dijumpai
dalam urin normal.

Aktivitas enzim ini meningkat pada pankreatitis akut, penyakit kelenjar saliva,
mumps, obstruksi ductus salivarus dan sebagainya. Penurunan aktivitas enzim terjadi antara
lain pada pankreatitis nekrotika, hepatitis, keracunan CCl4, keracunan arsen dan sebagainya.
Pada pecobaan pertama substrat yang digunakan adalah amilum, sedangkan enzimnya adalah
ptyalin. Ptilain menghidrolisis polimer glukosa yang mengandung ikatan alfa (1→4)
glikosidik. Polimer glukosa yang mengandung ikatan ini adalah amylum dan glikogen.

C. PRINSIP REAKSI BIOKIMIA


Pati secara alami terdapat pada tumbuhan dan berfungsi untuk penyimpanan
energi dalam bentuk polimer glukosa. Pada perlakuan dengan kondisi asam ataupun
dengan bantuan enzim. Pati dapat terhidrolisis menjadi dextrin (campuran dari
polisakarida dengan titik lebur rendah, tersusun atas 3-8 unit glukosa), maltose, dan
akhirnya D- glukosa. Keberadaan pati dalam makanan dapat dideteksi dengan larutan
I2.

Amilum dan iodium membentuk kompleks yang berwarna biru tua. Hidrolisis
amilum oleh ptyalin secara berturut-turut akan membentuk dekstrin dan oligosakarida
yang bila mengikat iodium akan membentuk kompleks berwarna yang berbeda-beda
warnanya. Amilodekstrin dengan iodium  membentuk warna biru.

Eritrodekstrin dengan iodium  membentuk warna merah.

Akrodekstrin dan maltosa tidak membentuk kompleks berwarna dengan iodium.

D. ALAT DAN BAHAN


Alat

 Bejana Erlenmeyer
 Pipet volumetric
 Tabung reaksi (5 buah)
 Stopwatch

Reagensia

 Larutan enzim “E” dibuat dengan mengencerkan saliva 1mL dalam 10 mL


air suling
 Larutan NaC1 0,9%
 Larutan dapar (buffer) dengan pH 3,0 ; 7,0 ; dan 12,0.
 Larutan substrat “S” Larutan Amilum Solani 4%
 Larutan KI-I2
 Larutan HCl 0,05 N

E. PROSEDUR KERJA
Pelaksanaan

1. Masing-masing kelompok anggota kelompok depan melakukan percobaan pada


satu pH tertentu (3,0 ; 7,0 ; dan 12,0.) sesuai dengan yang ditentukan oleh pemimpin
praktikum.

2. Siapkan 5 tabung reaksi bersih, beri masing-masing tanda 0’, 5’, 10’, 15’, dan 20’.

3. Siapkan bejana Erlenmeyer dan pipet volumetric.

4. Ambil berturut-turut 15 ml larutan dapar dengan pH yang telah ditentukan bagi


masing-masing kelompok, 3,0 ml larutan “S”, dan 6 ml larutan NaCl 0,9% dan
masukkan ke dalam erlenmeyer. Goyangkan erlenmeyer beberapa detik dengan
gerakan memutar agar isinya tercampur secara merata.

5. Isilah masing-masing tabung reaksi yang tersedia dengan 10 ml larutan HC1 0,05
N.

6. Ambil dengan pipet 1 ml campuran larutan dan labu Erlenmeyer lalu masukkan ke
dalam tabung reaksi yang bertanda 0’, campurlah isinya dengan beberapa kali
membalikkan tabung yang disumbat ibujari tangan.

7. Siapkan stopwatch.

8. Ambil dengan pipet 1,0 ml enzim dan tambahkan ke dalam campuran larutan yang
berada di dalam erlenmeyer. Jalankan stopwatch tepat pada saat enzim dimasukkan ke
dalam erlenmeyer. Goyangkan erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar
agar enzim tercampur rata di dalam larutan. Setelah itu erlenmeyer jangan
digoyangkan lagi (Diamkan di atas meja).

9. Kira-kira setengah menit menjelang menit ke-5 ambillah dengan pipet 1,0 ml
larutan dari labu erlenmeyer, dan tepat pada menit ke-5 masukkan cairan dan dalam
pipet tersebut ke dalam tabung reaksi bertanda 5’, campurlah isinya dengan beberapa
kali membalikkan tabung yang disumbat ibujari tangan.

10. Lakukan kembali prosedur seperti tahap 9 sekitar menit ke-10, 15, 20
memasukkan cairan dan dalam pipet ke dalam tabung reaksi bertanda 10’, 15’, dan
mencampurkannya dengan membalik-balikkan tabung dengan atau 20’

11. Setelah semua selesai, tambahkan 1 ml larutan KI-I2 ke dalam masing-masing


tabung reaksi. Campur merata dengan membalikkan beberapa kali tabung reaksi yang
disumbat ibujari tangan.

12. Kira-kira lima menit setelah penambahan KI-I 2, bacalah absorbance larutan dalam
masing-masing tabung reaksi dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 620
nm (blanko tanpa “E” dan “S”).

13. Dari nilai absorbance yang terbaca, hitunglah persen substrat yang tercerna pada
menit ke-0, 5, 10, 15 dan 20 dengan rumus:

Presentase substrat yang dicerna pada menit t = (Presentase substrat semula) -


(presentase substrat yang tersisa pada menit t)

Keterangan:

ATt = absorbance larutan pada menit ke t

ATo = absorbance larutan pada menit ke 0

14. Runutlah nilai presentase substrat yang dicerna pada ordinat grafik
menghubungkannya dengan lama berlangsungnya reaksi (T) pada absisnya. Kurva
yang terbentuk disebut progress curve.

15. Bandingkan kinerja enzim pada berbagai pH di atas dan buatlah analisis mengapa
demikian.

F. BAGAN ALIR
Disiapkan tabung reaksi 6 buah dan diberi tanda 0’, 5’, 10’, 15’, 20’,dan
blanko.

Masing-masing tabung di isi 10 ml larutan HCL 0,05 N

Buat campuran substrat dengan 15 ml larutan dapar + 6 ml larutan NaCl 0.9%


+ substrat (amilum solani) 3 ml. lalu dimasukkan Erlenmeyer, campur ad
homogen.

Pipet 1 ml campuran substrat dari Erlenmeyer dan masukkan dalam tabung


reaksi 0’, campur ad homogen.

Pipet 1 ml saliva, masukkan kedalam Erlenmeyer campuran substrat dan


jalankan stopwatch.

Pipet 1 ml larutan dari Erlenmeyer pada ½ menit, lalu masukkan kedalam


tabung reaksi 5’ pada menit tepat di menit ke-5, lakukan hingga tabung reaksi
terakhir dalam selang waktu 5 menit.

Setelah selesai, tambahkan 1 ml larutan KI-I2 pada masing-masing tabung


reaksi, kocok ad homogen.

Siapkan larutan Blanko.

Baca absorbansi dan panjang gelombang di spektrofotometer UV-Vis.


Kemudian catat hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai