Anda di halaman 1dari 14

PEMBAHASAN

A. Unsur hara pada Tanaman

Seperti manusia, tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman.

Berbeda dengan manusia yang menggunakan bahan organik, tanamana menggunakan bahan

anorganik unruk mendapatkan energi dan pertumbuhannya. Dengan fotosintesis, tanaman

mengumpulkan karbon yang ada di atmosfir yang kadarnya sangat rendah, ditambah air yang

diubah menjadi bahan organik oleh klorofil dengan bantuan sinarmatahari. Unsur yang

diserap untuk pertumbuhan dan metabolisme tanaman dinamakan hara tanaman. Mekanisme

perubahan unsur hara menjadi senyawa organik atau energi disebut metabolsime.

Dengan menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara

tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara tanaman,

maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti sama sekali. Disamping itu

umumnya tanaman yang kekurangan atau ketiadaan suatu unsur hara akan menampakkan

gejala pada suatu orrgan tertentu yang spesifik yang biasa disebut gejala kekahatan.

Unsur hara yang diperlukan tanaman adalah Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O),

Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Sulfur (S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Seng

(Zn), Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B), Klor (Cl),

Natrium (Na), Kobal (Co), dan Silikon (Si). Unsur hara tersebut tergolong unsur hara

Essensial.

Unsur Na, Si, dan Co dianggap bukan unsur hara essensial, tetapi hampir selalu

terdapat dalam tanaman. Misalnya, unsur Na pada tanaman di tanah garaman yang kadarnya

relatif tinggi dan sering melebihi kadar P (Fosfor). Silikon (Si) pada tanaman padi dianggap

penting walaupun tidak di perlukan dalam proses metabolsime tanaman. Jika tanaman padi
mengandung Si yang cukup, maka tanaman tersebut lebih segar dan tidak mudah roboh

diterpa angin sehingga seakan akan Si meningkatkan produksi tanaman.

B. Penggolongan Unsur Hara

1. Berdasarkan jumlah yang di perlukan tanaman

Berdasarkan jumlah yang di perlukan tanaman, unsur hara di bagi menjadi dua

golongan, yakni unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro dibutuhkan

tanaman dan terdapat dalam jumlah yang lebih besar, di bandingkan dengan unsur hara

mikro. Davidescu (1988) mengusulkan bahwa batas perbedaan unsur hara makro dan mikro

adalah 0,02 % dan bila kurang disebut unsur hara mikro. Ada juga unsur hara yang tidak

mempunyai fungsi pada tanaman, tetapi kadarnya cukup tinggi dalam tanaman dan tanaman

yang hidup pada suatu tanah tertentu selalu mengandung unsur hara tersebut misalnya unsur

hara Al (Almunium), Ni (Nikel) dan Fe (Besi).

a. Unsur Hara Makro

Unsur Hara Makro yaitu unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar,

meliputi: N, P, K, Ca, Mg, S. Fungsi Unsur Hara Makro (n-p-k) yaitu:

1). Nitrogen ( N )

 Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan

 Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri

 Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman

 Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun

 Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun

hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning

dan mati.
2). Phospat ( P )

 Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman

 Merangsang pembungaan dan pembuahan

 Merangsang pertumbuhan akar

 Merangsang pembentukan biji

 Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel

 Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji

berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )

3). Kalium ( K )

 Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral

termasuk air.

 Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit

 Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi

lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung

daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.

b. Unsur Hara Mikro

Unsur Hara Mikro yaitu unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil,

meliputi : Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, Cl.

1). Besi (Fe)

Besi (Fe) merupakan unsure mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+)

ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan

organik). Mineral Fe antara lain olivin (Mg, Fe)2SiO, pirit, siderit (FeCO3), gutit (FeOOH),

magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3) Besi dapat juga diserap dalam

bentuk khelat, sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa

digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang lain. Fe dalam tanaman sekitar 80%
yang terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daundianggap lebih

cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami

defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis dan

efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan

dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom merupakan enzim yang mengandung Fe porfirin.

Kerja katalase dan peroksidase digambarkan secara ringkas sebagai berikut:

a. Catalase : H2O + H2O  O2 + 2H2O

b. Peroksidase : AH2 + H2O  A + H2O

Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses

metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase

nitrat. Kekurangan Fe  menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga

penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar

asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar

pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan

pengurangan aktivitas semua enzim.

2). Mangaan (Mn)

Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn

dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering

disemprotkan lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari

logam yang satu ke organ lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk

senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)),

rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer,

terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan

batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan

manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk
Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi

empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah

berpengaruh terhadap valensi Mn.

Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis

protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus

krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi 

dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman berdaun

lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar

sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai

kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada

tanaman lupin.

3). Seng (Zn)

Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan dalam tanah alkalis mungkin

diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+. Di samping itu, Zn diserap dalm bentuk

kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA. Seperti unsure mikro lain, Zn dapat diserap lewat

daun. Kadr Zn dalam tanah berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan kadar Zn dalam tanaman

berkisar antara 20-70 ppm. Mineral Zn yang ada dalam tanah antara lain sulfida (ZnS),

spalerit [(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit (ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan ZnSiO4).

Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim anolase, aldolase, asam oksalat dekarboksilase,

lesitimase,sistein desulfihidrase, histidin deaminase, super okside demutase (SOD),

dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis

auxin, pemanjangan sel dan ruas batang.

Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering

menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi sering

menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah berkapur.


Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun

mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier

serta adanya nekrosis.

4). Tembaga (Cu)

Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++ dan mungkin dapat diserap dalam

bentuk senyaewa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine tetra acetate

acid) dan Cu-DTPA (Cu diethilen triamine penta acetate acid). Dalam getah tanaman bik

dalam xylem maupun floem hampir semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam

amino. Cu dalam akar tanaman dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks.

Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya

kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4),

tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit

[(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4].

Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin. Senyawa ini

mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing molekul mengandung satu atom

Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.

Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase,

askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein

dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap

fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu

antara lain : pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil,

daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan tangkai daun lemah.

5). Molibden (Mo)

Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan

toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga berbahaya
bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada

daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500 ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung 

Mo. Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain molibderit (MoS), powellit

(CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo) dalam larutan sebagai kation ataupun anion. Pada tanah

gambut atau tanah organik sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian

dengan senyawa organik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari

pencucian air. Tanah yang disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah.

Hal ini disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II)

oksida hidrat.

Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat

reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir

menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun

menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari

daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun  menggulung dan

daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga

kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.

6). Boron (B)

Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar

antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-. Boron yang

tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari kadar total boron dalam tanah. Boron

ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi.

Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga banyak terjerap

dalam kisi mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+.

Mineral dalam tanah yang mengandung boron antara lain turmalin


(H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut terbentuk

dari batuan asam dan sedimen yang telah mengalami metomorfosis.

Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit

(Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral

tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3).

Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat,

karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga berperan dalam

pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan

serbuk sari. Gejal defisiensi hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan

meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang

berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit.

7). Klor(Cl)

Klor merupakan unsure yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan

dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl

dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada

tanaman adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor

dalam tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air

draiinase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh karena itu, hara Cl kebanyakan bukan

menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah keracunan tanaman. Klor

berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan

air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain,untuk tanaman kelapa dan kelapa

sawit dianggap hara makro yang penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari proses

fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen.

Adapun defisiensi klor adalh antara lain : pola percabangan akar abnormal, gejala wilting
(daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun

berbentuk mangkuk.

2. Berdasarkan sumber penyerapan dan Penyediaan Unsur Hara

Berdasarkan sumber penyerapannya, unsur hara di pilahkan menjadi dua, yakni

unsur hara yang di serap dari udara dan unsur hara yang diserap dari tanah.

a. Diserap dari Udara

             Unsur hara yang di serap dari udara adalah C, O, dan S, yaitu berasal dari CO2, O2,

dan SO2, Penyerapan N baik dari udara maupun dari tanah diasimilasikan dalam proses

reduksi dan aminasi. Nitrogen (N) udara diserap dari N2 bebas lewat bakteri bintil akar dan

NH3 di serap lewat stomata tanaman.

b.  Diserap dari tanah

Penyerapan unsur hara dilakukan oleh akar tanaman dan diambil dari kompleks

jerapan tanah ataupun dari larutan tanah berupa kation dan anion. Adapula yang dapat diserap

dalam bentuk khelat yaitu ikatan kation logam dengan senyawa organik. Dewasa ini

kebanyakan unsur hara mikro diberikan lewat daun.

Sedangkan penyediaan unsur hara untuk tanaman terdiri dari tiga kategori, yaitu:

(1) tersedia dari udara, (2) tersedia dari air yang diserap akar tanaman, dan (3) tersedia dari

tanah. Beberapa unsur hara yang tersedia dalam jumlah cukup dari udara adalah: (a) Karbon

(C), dan (b) Oksigen (O), yaitu dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Unsur hara yang

tersedia dari air (H2O) yang diserap adalah: hidrogen (H), karena oksigen dari molekul air

mengalami proses oksidasi dan dibebaskan ke udara oleh tanaman dalam bentuk molekul

oksigen (O2). Sedangkan untuk unsur hara essensial lain yang diperlukan tanaman tersedia

dari dalam tanah.

C. Mekanisme penyediaan unsur hara


Mekanisme penyediaan unsur hara dalam tanah melalui tiga mekanisme, yaitu:

1. Mekanisme Aliran Massa (Mass Flow)

Mekanisme aliran massa adalah suatu mekanisme gerakan unsur hara di dalam

tanah menuju ke permukaan akar bersama-sama dengan gerakan massa air. Selama masa

hidup tanaman mengalami peristiwa penguapan air yang dikenal dengan peristiwa transpirasi.

Selama proses transpirasi tanaman berlangsung, terjadi juga proses penyerapan air oleh akar

tanaman. Pergerakan massa air ke akar tanaman akibat langsung dari serapan massa air oleh

akar tanaman terikut juga terbawa unsur hara yang terkandung dalam air tersebut. Peristiwa

tersedianya unsur hara yang terkandung dalam air ikut bersama gerakan massa air ke

permukaan akar tanaman dikenal dengan Mekanisme Aliran Massa. Unsur hara yang

ketersediaannya bagi tanaman melalui mekanisme ini meliputi: nitrogen (98,8%), kalsium

(71,4%), belerang (95,0%), dan Mo (95,2%).

2. Mekanisme Difusi

Ketersediaan unsur hara ke permukaan akar tanaman, dapat juga terjadi karena

melalui mekanisme perbedaan konsentrasi. Konsentrasi unsur hara pada permukaan akar

tanaman lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi hara dalam larutan tanah dan

konsentrasi unsur hara pada permukaan koloid liat serta pada permukaan koloid organik.

Kondisi ini terjadi karena sebagian besar unsur hara tersebut telah diserap oleh akar tanaman.

Tingginya konsentrasi unsur hara pada ketiga posisi tersebut menyebabkan terjadinya

peristiwa difusi dari unsur hara berkonsentrasi tinggi ke posisi permukaan akar tanaman.

Peristiwa pergerakan unsur hara yang terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi unsur hara

tersebut dikenal dengan mekanisme penyediaan hara secara difusi. Beberapa unsur hara yang

tersedia melalui mekanisme difusi ini, adalah: fosfor (90,9%) dan kalium (77,7%).

3. Mekanisme Intersepsi Akar


Mekanisme intersepsi akar sangat berbeda dengan kedua mekanisme sebelumnya.

Kedua mekanisme sebelumnya menjelaskan pergerakan unsur hara menuju ke akar tanaman,

sedangkan mekanisme ketiga ini menjelaskan gerakan akar tanaman yang memperpendek

jarak dengan keberadaan unsur hara. Peristiwa ini terjadi karena akar tanaman tumbuh dan

memanjang, sehingga memperluas jangkauan akar tersebut. Perpanjangan akar tersebut

menjadikan permukaan akar lebih mendekati posisi dimana unsur hara berada, baik unsur

hara yang berada dalam larutan tanah, permukaan koloid liat dan permukaan koloid organik.

Mekanisme ketersediaan unsur hara tersebut dikenal sebagai mekanisme intersepsi akar.

Unsur hara yang ketersediaannya sebagian besar melalui mekanisme ini adalah: kalsium

(28,6%).

D. Batas kritis suatu tanaman terhadap unsur hara

Batas kritis suatu tanaman terhadap unsur hara tertentu sangat  penting untuk 

diketahui dan dipahami, tujuannya adalah untuk mengetahui pemberian dosis pupuk yang

tepat sehingga pertumbuhan tanaman optimum. Pertumbuhan tanaman yang optimum akan

menghasilkan produksi yang tinggi dengan kualitas yang baik. Batas kritis merupakan acuan

atau petunjuk yang digunakan untuk aplikasi pupuk yang tepat dan efesien, untuk

menentukan batas kritis bisa dilakukan dengan percobaan dalam pot dengan berbagai kadar

pupuk (gram). Hasil yang menunjukkan pertumbuhan paling optimum bisa dijadikan sebagai

acuan pemberian nutrisi seperti nutrsi N pada suatu tanamn, jika diaplikasikan pada lahan

atau media yang lebih luas maka digunakan rasio atau perbandingan sehingga komposisi

yang diberikan sama.  Batas kritis suatu tanaman bterhadap pemberian unsur hara tertentu

dipengaruhi oleh umur tanaman, umur fisiologis jaringan tanaman, macam jaringan, interaksi

antar unsur, dan iklim.

Selain air dan cahaya matahari tanaman juga membutuhkan unsur hara, bahkan

sebagian unsur hara bersifat esensial bagi tanaman yakni mempunyai fungsi khusus,
mempunyai peran secara langsung, dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh unsur hara

lainnya. Unsur hara esensial terdiri atas hara mikro dan makro, Unsur N termasuk unsur

makro esensial yakni unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar (terbesar)

dan tidak bisa digantikan oleh unsur lainnya. Fungsi unsur N bagi tumbuhan yakni sebagai

bahan penyusun protein tanaman, klorofil, asam nukleat, dan menghasilkan diding sel yang

tipis sehingga dapat memacu produksi tanaman lebih maksimal.

Unsur hara N (nitrogen) sebagian besar berasal dari udara yakni dalam bentuk N 2

tetapi bentuk ini tidak bisa diserap oleh tanaman, melainkan unsur N bisa diserap oleh

tanaman dalam bentuk ion yakni NH4+ dan NO3-. Ion NH4+ merupakan bentuk yang terfiksasi

liat ( Bahan organik, BO, mineral) dan merupakan bentuk yang lamkedalam bat tersedia. Ion

NH4+ diserap oleh tanaman dalam bentuk aerob sedangkan NO 3- diserap oleh tanaman dalam

sasana anaerob karena tidak membutuhkan bantuan oksigen karena penyerapan tersebut

terjadi dibawah tanah yang terdapat sedikit oksigen. Ion NO 3- cepat tersedia bagi tanaman dan

mikroorganisme, organism juga menggunakan NH4+ dalam suasan aerobic, ion NO3- sangat

mobil didalam tanah. Ion tersebut bergerak bebas dengan air tanah, sehingga dapat tercuci ke

dalam air tanah dan erosi ke badan – badan air sehingga terjadi pengkayaan (eutrofikasi).

Ion NH4+ lebih stabil di dalam tanah apabila dibanding dengan ion NO 3-, sebab dapat

diikat  dalam tapak serapan yang baik pada liat organik meupun anorganik. Sehingga akan

menjadi sangat baik dan menguntungkan mempertahankan N dalam bentuk NH 4+.

Pemupukan N dengan membenamkan ke dalam tanah atau lapisan reduksi pada tanah sawah

adalah usaha untuk mengurangi kehilangan N melalui penguapan maupun pencucian. Ion

NH4+ bukan merupakan subyek pencucian air ke dalam air tanah. Beberapa tanaman (gandum,

kapas, jagung hibrida) hasilnya meningkat jika diberikan N campuran NH 4+ dan NO3-.

Denitrifikasi tidak akan terjadi jika N masih dalam bentuk  NH4+ (Winarso. S, 2003).
Peranan unsur nitrogen sudah tidak diragukan lagi bagi pertumbuhan tanaman,

kekurangan atau kelebihan N akan berkibat pertumbuhan tanaman terhambat. Kekurangan

unsur N atau dikenal dengan defisiensi unsur N memiliki cirri utama yang terlihat pada daun

yakni menguning (klorosis), keadaan ini berbeda dengan daun yang normal yakni berwarna

hijau tua yang berarti mengandung klorofil tinggi. Proses penguningan daun tanaman yang

kekurangan N dimulai dari daun – daun yang tua dan akan terus ke daun – daun muda jika

kekurangan N terus berlanjut. Kejadian ini menunjukan bahwa N sangat mobil, artinya

apabila kekurangan N maka N dalam jaringan tua akan dimobilisasikan ke jaringan – jaringan

muda (titik tumbuh) sehingga pada jaringan tua terjadi klorosis dan pada jaringan muda tetap

tumbuh normal yakni berwarna hija. Gejala lainya adalah pertumbuhan lambat atau kerdil,

daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan

mati.

Untuk kelebihan N akan menyebabkan keracunan, akibat kelbihan N yakni

pertumbuhan vegetative tanaman dapat ditingkatkan tetapi akan memperpendek masa

generative, yang akhirnya justru menurunkan produksi atau menurunkan kualitas tanaman.

Tanaman yang kelebihan N menunjukan warna hijau gelap dan sukulen yakni terlalu banyak

mengandung air, akibatnya tanaman menjadi sangat rentan akan serangan organism

penggangu tumbuhan (OPT) yakni hama, bakteri, jamur, virus, dan gulma, selain itu tanaman

juga mudah roboh. Keracuanan N dapat dipicu karena  terlalu banyaknya unsur N yang

tersedia Dalam am bentuk ammonium (NH4+) meskipun penyerapan tanaman akan lebih

maksimal jika N dalam bentuk ion ini. Keracunan pada tanaman dapat mengakibatkan

jaringan pada vascular pecah dan berakibat terhambatnya resapan air.

Unsur nitrogen diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif

tanaman, seperti daun, batang dan akar. Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun

yang berguna sekali dalam proses fotosintesis, unsur N berperan untuk mempercepat fase
vegetative karena fungsi utama unsur N itu sendiri sebagai sintesis klorofil. Klorofil

berfungsi untuk menagkap cahaya matahari yang berguna untuk pembentukan makanan

dalam fotosintesis, kandungan klorofil yang cukup dapat membentu atau memacu

pertumbuhan tanaman terutama merangsang organ vegetative tanaman. Pertumbuhan akar

,batang, dan daun terjadi dengan cepat jika persediaan makanan yang digunakan untuk proses

pembentukan organ tersebut dalam keadaan atau jumlah yang cukup.

Anda mungkin juga menyukai