Erwin Muhamad Frizky - P2
Erwin Muhamad Frizky - P2
Laporan :
Farmasi A
Post Test :
LAPORAN PRAKTIKUM
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMISOLID
JUDUL : PEMBUATAN DAN EVALUASI SEDIAAN EMULSI
2. TEORI PENDAHULUAN/PUSTAKA
Emulsi adalah suatu dispersi dimana fase terdispersinya terdiri dari bulatan-
bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur.
(Ansel, Howard. 2005. Halaman 376).
Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat
bercampur, biasanya terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu terdispersi
menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Dispersi ini tidak stabil, butir-butir ini
bergabung dan membentuk dua lapisan yaitu air dan minyak yang terpisah yang dibantu
oleh zat pengemulsi (emulgator). Zat pengemulsi merupakan komponen yang paling
penting untuk memperoleh emulsi yang stabil.
Tujuan dari penstabilan adalah untuk mencegah pecahnya atau terpisahnya
antara fase terdispersi dengan pendispersinya. Dengan menambah emulgator berarti
telah menurunkan tegangan permukaan secara bertahap sehingga akan menurunkan
energi bebas pembentukan emulsi, artinya dengan semakin rendah energi bebas
pembentukan emulsi akan semakin mudah. Syarat emulgator adalah molekul-
molekulnya mempunyai anfinitas terhadap kedua cairan yang membentuk emulsi. Daya
anfinitasnya harus parsial atau tidak sama terhadap kedua cairan tersebut.
Tipe emulsi ada dua, yaitu oil in water (O/W) atau minyak dalam air (M/A), dan
water in oil (W/O). Emulsi tipe O/W adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak
yang tersebar atau terdispersi ke dalam air, minyak sebagai fase internal dan air sebagai
fase eksternal. Emulsi tipe W/O adalah emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar
atau terdispersi kedalam minyak, air sebagai fase internal dan minyak sebagai fase
eksternal. Semua emulsi memerlukan bahan anti mikroba karena fase air
mempermudah pertumbuhan mikroorganisme. Adanya pengawet sangat penting untuk
emulsi minyak dalam air karena kontaminasi fase eksternalmudah terjadi.
Untuk emulsi yang diberikan secara oral, tipe emulsi M/A memungkinkan
pemberian obat yang harus dimakan tersebut mempunyai rasa yang lebih enak
walaupun yang diberikan sebenarnya minyak yang tidak enak rasanya dengan
menambahkan pemanis dan memberi rasa pada pembawanya, sehingga mudah
dikonsumsi dan ditelan sampai ke lambung.
➢ Penimbangan: 6gram
2) Parafin 30%.
30gram
➢ Perhitungan: x 60mL = 18mL
100
➢ Penimbangan: 18mL
3) Aqua.
➢ Ad 60mL
➢ Penimbangan: 24gram
2) Gliserin
50mL
➢ Perhitungan: x 0,24gram = 2,4gram
5mL
➢ Penimbangan: 2,4gram
3) Pulvis Gummi Arabic (PGA)
50mL
➢ Perhitungan: x 0,7gram = 7gram
5mL
➢ Penimbangan: 7gram
4) Aqua untuk PGA (1,5x dari PGA)
➢ Perhitungan: 1,5 x 7 = 10,5mL
➢ Penimbangan: 10,5mL
5) Oleum Cinnamomi
➢ 2 tetes
6) Aquadest.
➢ Ad 50mL
1) Levertran
40gram x 5mL
➢ Perhitungan: = 40gram
5mL
➢ Penimbangan: 40gram
2) Oleum Cinnamomi
40mg x 12,5mL
➢ Perhitungan: = 100mg
5ml
➢ Penimbangan: 100mg
3) Pulvis Gum Arabic (PGA).
40gram x 1,25mL
➢ Perhitungan: = 10gram
5mL
➢ Penimbangan: 10gram
4) Aquadest untuk PGA (1,5 dari PGA)
➢ Perhitungan: 1,5 x 10gram = 15mL
➢ Penimbangan: 15mL
5) Gliserin
40gram x 1,25mL
➢ Perhitungan: = 10gram
5mL
➢ Penimbangan: 10gram
6) Aquadest.
➢ Ad 40mL
5. PROSEDUR PEMBUATAN
i. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Parafin
Kalibrasi Botol
Obat 50mL
Oleum Iecoris
Tambahkan 24gram Oleum Iecoris Aselli ke
Aselli
dalam mortir dan gerus ad homogen
Oleum
Cinnamomi Tambahkan 2tetes Oleum Cinnamomi ke dalam
mortir sambil digerus ad homogen
6. PEMBAHASAN HASIL
i. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Parafin
Pada percobaan kali ini menggunakan emulgator alam yaitu PGA. PGA
merupakan emulgator yang mudah larut dalam air. Maka dari itu digunakan
lah pembuatan emulsi dengan metode basah. Metode basah yaitu suatu
metode dalam pembuatan emulsi dengan cara zat pengemulsi ditambahkan
kedalam air (zat pengemulsi umumnya larut dalam air) agar membentuk suatu
mucilago, kemudian minyak perlahan-lahan ditambahkan untuk membentuk
emulsi, kemudiaan diencerkan dengan sisa air.
Perlakuan pertama adalah memasukkan 6gram PGA ke dalam mortir
dan tambahkan 15mL Air kerumudian digerus hingga terbentuk mucillago.
Tambahkan 3-5mL Parafin secara perlahan ke dalam mortir dan digerus
dengan kecepatan konstan hingga membentuk Corpus Emulsi. Tambahkan
kembali sisa Paraffin sedikit demi sedikit ke dalam mortir dan dikurangi
sedikit kecepatan penggerusan. Setelah terbentuk Corpus Emulsi berwarna
putih segera hentikan penggerusan. Tambahkan 5mL Air untuk
mengencerkan Emulsi kemudian digerus kembali dengan kecepatan rendah.
Masukkan ke dalam 250mL Gelas Beaker dan tambahkan Air ad 60mL,
kemudian diaduk dengan Batang Pengaduk. Diperolehlah 60mL Sediaan
Emulsi Paraffin.
Emulsi Paraffin dibuat untuk mendapatkan preparat atau sediaan yang
stabil dan merata atau homogen dari campuran dua cairan yang saling tidak
bisa bercampur. Emulsi Paraffin Liquidum merupakan Emulsi tipe minyak
dalam air (O/W), karena minyaknya tersebar atau terdispersi ke dalam air.
Sediaan emulsi ini mengandung minyak yang bermanfaat bagi kesehatan
karena mengandung omega 3 asam lemak esensial. Khasiatnya untuk
melancarkan buang air besar dan membuat tinja menjadi lunak.
Pada video tersebut terdapat 8 kelompok dengan 7 kelompok berhasil
dan 1 kelompok yang gagal. Yang menjadi alasan mengapa kelompok
tersebut gagal adalah pada saat proses penggerusan. Kelompok tersebut tidak
melakukan penggerusan dengan kecepatan konstan sehingga menyebabkan
adanya udara yang masuk dan memecah emulsi. Terbentuk butiran-butiran
kasar dan gelembung.
7. DAFTAR PUSTAKA
Mar. 2021.
www.academia.edu/9172736/Praformulasi_emulsi_levertran_Cod_liver_Oil
b. Apa saja bahan yang digunakan pada praktikum hari ini (sertakan jumlah jika
diketahui)?
Jawab:
i. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Parafin
Bahan:
1) PGA 6gram.
2) Parafin 18mL.
3) Aquadest ad 60mL.
Kalibrasi Botol
50mL
Oleum Iecoris
Tambahkan 24gram Oleum Iecoris Aselli ke
Aselli
dalam mortir dan gerus ad homogen
Oleum
Cinnamomi Tambahkan 2tetesOleum Cinnamomi ke dalam
mortir sambil digerus ad homogen