Anda di halaman 1dari 21

Nama Asisten Kelas Nilai

Laporan :

Farmasi A
Post Test :

LAPORAN PRAKTIKUM
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMISOLID
JUDUL : PEMBUATAN DAN EVALUASI SEDIAAN EMULSI

Hari/Tanggal Praktikum : Kamis, 25 Maret 2021


Kelompok : 7 (Tujuh)
Praktikum Ke- : 2 (Dua)
Nama/NPM : Erwin Muhamad Frizky / 20.71.022471

PROGRAM STUDI D-III FARMASI FAKULTAS


ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA 2021
1. TUJUAN PERCOBAAN
• Mempelajari dan Mengetahui rancangan pembuatan sediaan Emulsi Paraffin,
Emulsi Oleum Iecoris Aselli dan Emulsi Levertran.
• Memahami Proses pembuatan sediaan Emulsi Paraffin, Emulsi Oleum Iecoris
Aselli dan Emulsi Levertran.
• Memahami proses evaluasi dan pengujiaan sediaan Emulsi Paraffin, Emulsi
Oleum Iecoris Aselli dan Emulsi Levertran.

2. TEORI PENDAHULUAN/PUSTAKA
Emulsi adalah suatu dispersi dimana fase terdispersinya terdiri dari bulatan-
bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur.
(Ansel, Howard. 2005. Halaman 376).
Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat
bercampur, biasanya terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu terdispersi
menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Dispersi ini tidak stabil, butir-butir ini
bergabung dan membentuk dua lapisan yaitu air dan minyak yang terpisah yang dibantu
oleh zat pengemulsi (emulgator). Zat pengemulsi merupakan komponen yang paling
penting untuk memperoleh emulsi yang stabil.
Tujuan dari penstabilan adalah untuk mencegah pecahnya atau terpisahnya
antara fase terdispersi dengan pendispersinya. Dengan menambah emulgator berarti
telah menurunkan tegangan permukaan secara bertahap sehingga akan menurunkan
energi bebas pembentukan emulsi, artinya dengan semakin rendah energi bebas
pembentukan emulsi akan semakin mudah. Syarat emulgator adalah molekul-
molekulnya mempunyai anfinitas terhadap kedua cairan yang membentuk emulsi. Daya
anfinitasnya harus parsial atau tidak sama terhadap kedua cairan tersebut.
Tipe emulsi ada dua, yaitu oil in water (O/W) atau minyak dalam air (M/A), dan
water in oil (W/O). Emulsi tipe O/W adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak
yang tersebar atau terdispersi ke dalam air, minyak sebagai fase internal dan air sebagai
fase eksternal. Emulsi tipe W/O adalah emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar
atau terdispersi kedalam minyak, air sebagai fase internal dan minyak sebagai fase
eksternal. Semua emulsi memerlukan bahan anti mikroba karena fase air
mempermudah pertumbuhan mikroorganisme. Adanya pengawet sangat penting untuk
emulsi minyak dalam air karena kontaminasi fase eksternalmudah terjadi.
Untuk emulsi yang diberikan secara oral, tipe emulsi M/A memungkinkan
pemberian obat yang harus dimakan tersebut mempunyai rasa yang lebih enak
walaupun yang diberikan sebenarnya minyak yang tidak enak rasanya dengan
menambahkan pemanis dan memberi rasa pada pembawanya, sehingga mudah
dikonsumsi dan ditelan sampai ke lambung.

Karakteristik bahan obat:


1. PGA (Pulvis Gummi Acaciae) [F.IV hal 718]
➢ Nama lain: Serbuk Gom Arab, Serbuk Gom Akasia
➢ Pemerian: Serbuk putih atau putih kekuningan, tidak berbau.
➢ Kelarutan: Larut hampir sempurna dalam air tetapi sangat lambat,
meninggalkan sisa bagian tanaman dalam jumlah sangat sedikit & memberikan
cairan seperti mucilage, tidak berwarna/ kekuningan, kental, lengket,
transparan, bersifat asam lemah terhadap kertas lakmus biru, praktis tidak larut
dalam etanol & eter.
➢ Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering.
➢ Khasiat dan penggunaan: Sebagai bahan pensuspensi

2. Parafin Cair (Paraffinum Liquidum) [F.III hal 474-475]


➢ Parafin cair adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral:
sebagai zat pemantap dapat ditambahkan tokeferol atau butilhidroksitoluen
tidak lebih dari 10 bpj.
➢ Pemerian: Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi; tidak berwarna;
hampir tidak berbau; hampir tidak mempunyai rasa.
➢ Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam
kloroform P dan dalam eter P.
➢ Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
➢ Khasiat dan penggunaan: Laksativum.

3. Aqua (Aqua Destillata) [F.III hal 96]


➢ Air suling dibuat dengan menyuling air yang diminum.
➢ Pemerian: Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.
➢ Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.
4. Oleum Cinnamomi (Minyak Kayumanis) [F.III hal 454]
➢ Minyak kayumanis adalah minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan uap
kulit batang dan kulit cabang Cinnamomum zeylanicum Blume.
➢ Pemerian: Cairan; suling segar berwarna kuning; bau dan rasa khas. Jika
disimpan dapat menjadi coklat kemerahan.
➢ Kelarutan dalam etanol: Larutkan 1 ml dalam 8 ml etanol (70%) P; opalesensi
yang terjadi tidak lebih kuat dari opalesensi larutan yang dibuat dengan
menambahkan 0,5 ml perak nitrat 0,1 N ke dalam campuran 0,5 ml natrium
klorida 0,02 N dan 50 ml air.
➢ Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk.
➢ Khasiat dan penggunaan: Zat tambahan; karminativum.
5. Oleum Iecoris (Minyak Ikan) [F.III hal 457]
➢ Minyak ikan adalah minyak lemak yang diperoleh dari hati segar Gadus
collarias L. dan spesies Gadus lainnya, dimurnikan dengan penyaringan pada
suhu 0o. Potensi vitamin A tidak kurang dari 600 UI per g, potensi vitamin D
tidak kurang dari 80 UI per g.
➢ Pemerian: Cairan; kuning pucat; bau khas, agak manis, tidak tengik; rasa khas.
➢ Kelarutan: Sukar larut dalam etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P,
dalam eter P dan dalam eter minyaktanah P.
➢ Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
➢ Khasiat dan penggunaan: Sumber vitamin A dan vitamin D.
6. Glycerolum (Gliserol, Gliserin) [F.III hal 271-272]
➢ Pemerian: Cairan seperti sirop; jernih, tidak berwarna; tidak berbau; manis
diikuti rasa hangat. Higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu
rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak
melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20o.
➢ Kelarutan: Dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak
larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak.
➢ Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.
➢ Khasiat dan penggunaan: Zat tambahan.
7. Levertan (Minyak Hati Ikan Kod, Cod Liver Oil) [F.VI]
➢ Pemerian: Cairan minyak, encer; kuning pucat; bau khas, tidak tengik dan bau
seperti ikan; rasa khas dan agak manis.
➢ Kelarutan: Sukar larut dalam etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P,
dalam eter P dan petroleum terang.
➢ Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
➢ Khasiat dan penggunaan: Sumber vitamin A dan vitamin D.

3. BAHAN DAN ALAT PERCOBAAN

i. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Parafin


Alat:
1) Mortir dan Stamper.
2) Gelas Ukur.
3) Sudip.
4) Batang Pengaduk.
5) Kain Serbet.
6) Gelas Beaker.
Bahan:
1) PGA.
2) Parafin.
3) Aquadest.

ii. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Iecoris Aselli


Alat:
1) Mortir dan Stamper.
2) Pipet Tetes.
3) Neraca Dua Lengan.
4) Anak Timbangan.
5) Kelereng.
6) Botol Semprot.
7) Gelas Ukur.
8) Gelas Beaker.
9) Kertas Perkamen.
10) Kaca Arloji.
11) Kain Serbet.
12) Sudip.
13) Botol Obat.
Bahan:
1) Oleum Iecoris Aselli.
2) PGA.
3) Gliserin.
4) Oleum Cinnamomi.
5) Aquadest.

iii. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Levertran


Alat:
1) Mortir dan Stamper.
2) Gelas Ukur.
3) Cawan Porselin.
4) Pipet Tetes.
5) Kaca Arloji.
6) Kertas Perkamen.
7) Sudip.
8) Kain Serbet.
9) Botol Obat.
Bahan:
1) Levertran.
2) Gliserin.
3) PGA.
4) Oleum Cinnamomi.
5) Aquadest.
4. DATA PERCOBAAN, PERHITUNGAN
i. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Parafin
R/ PGA 10%
Parafin 30%
Aqua ad 60mL

1) Pulvis Gum Arabic (PGA) 10%.


10gram
➢ Perhitungan: 100 x 60mL = 6gram

➢ Penimbangan: 6gram
2) Parafin 30%.
30gram
➢ Perhitungan: x 60mL = 18mL
100

➢ Penimbangan: 18mL
3) Aqua.
➢ Ad 60mL

ii. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Iecoris Aselli


Resep standar Oleum Iecoris Aselli [ForNas edisi II hal 217]
R/ Ol. Iecoris Aselli 100 g
Gliserin 10 g
PGA 30 g
Ol. Cinnamomi gtt VI
Aquadest ad 215 g

Jumlah sediaan yang dibuat adalah 50mL:


R/ Ol. Iecoris Aselli 2,4 g
Gliserin 0,24 g
PGA 0,7 g
Ol. Cinnamomi gtt I
Aquadest ad 50mL

1) Oleum Iecoris Aselli


50mL
➢ Perhitungan: x 2,4gram = 24gram
5mL

➢ Penimbangan: 24gram
2) Gliserin
50mL
➢ Perhitungan: x 0,24gram = 2,4gram
5mL

➢ Penimbangan: 2,4gram
3) Pulvis Gummi Arabic (PGA)
50mL
➢ Perhitungan: x 0,7gram = 7gram
5mL

➢ Penimbangan: 7gram
4) Aqua untuk PGA (1,5x dari PGA)
➢ Perhitungan: 1,5 x 7 = 10,5mL
➢ Penimbangan: 10,5mL
5) Oleum Cinnamomi
➢ 2 tetes
6) Aquadest.
➢ Ad 50mL

iii. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Levertran


R/ Levertran 40
Ol. Cinnamomi 100mg
PGA 10
Aquadest 20mL
Gliserin 10
Aquadest 20mL

1) Levertran
40gram x 5mL
➢ Perhitungan: = 40gram
5mL

➢ Penimbangan: 40gram
2) Oleum Cinnamomi
40mg x 12,5mL
➢ Perhitungan: = 100mg
5ml

➢ Penimbangan: 100mg
3) Pulvis Gum Arabic (PGA).
40gram x 1,25mL
➢ Perhitungan: = 10gram
5mL

➢ Penimbangan: 10gram
4) Aquadest untuk PGA (1,5 dari PGA)
➢ Perhitungan: 1,5 x 10gram = 15mL
➢ Penimbangan: 15mL
5) Gliserin
40gram x 1,25mL
➢ Perhitungan: = 10gram
5mL

➢ Penimbangan: 10gram
6) Aquadest.
➢ Ad 40mL

5. PROSEDUR PEMBUATAN
i. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Parafin

Masukkan 6gram PGA ke dalam mortir dan


PGA tambahkan 15mL Air kemudian gerus ad
terbentuk mucillago

Tambahkan 3-5mL Parafin secara perlahan ke


Parafin dalam mortir dan gerus dengan kecepatan
konstan hingga membentuk Corpus Emulsi

Parafin Tambahkan sisa Parafin sedikit demi sedikit dan


kurangi sedikit kecepatan menggerus

Bila sudah terbentuk Corpus Emulsi berwarna


putih, hentikan penggerusan. Tambahkan 5mL
Corpus Emulsi
Air untuk mengencerkan Emulsi kemudian
Digerus dengan kecepatan rendah

Masukkan ke dalam Gelas Beaker dan


Gelas Beaker tambahkan Air ad 60mL lalu aduk dengan
Batang Pengaduk
ii. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Iecoris Aselli

Kalibrasi Botol
Obat 50mL

Timbang semua bahan sesuai perhitungan


Neraca
Dua Lengan kemudian disisihkan

Masukkan 7gram PGA ke dalam mortir dan


PGA tambahkan 10,5mL Air dan gerus kuat hingga
terbentuk Corpus Emulsi

Oleum Iecoris
Tambahkan 24gram Oleum Iecoris Aselli ke
Aselli
dalam mortir dan gerus ad homogen

Oleum
Cinnamomi Tambahkan 2tetes Oleum Cinnamomi ke dalam
mortir sambil digerus ad homogen

Gliserin Tambahkan 2,4gram Gliserin ke dalam mortir


dan gerus ad homogen

Air Tambahkan sedikit Air dan masukkan ke dalam


botol

Botol Obat Tambahkan Air ad batas botol kemudian ditutup


rapat
iii. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Levertran

Masukkan 10gram PGA ke dalam mortir dan


PGA tambahkan 15cc Air kemudian gerus ad
terbentuk mucillago

Tambahkan 40gram Levertran sedikit demi


Levertran sedikit ke dalam mortir dan gerus hingga
terbentuk Corpus Emulsi

Tambahakan 10gram Gliserin ke dalam


Gliserin
mortir kemudian digerus

Tambahkan 100mg Oleum Cinnamomi


Oleum
Cinnamomi ke dalam mortir kemudian digerus

Tambahkan 20cc Air sedikit demi sedikit


Air
ke dalam mortir kemudian digerus

Masukkan ke dalam botol obat kemudian


Botol obat
ditutup rapat

6. PEMBAHASAN HASIL
i. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Parafin
Pada percobaan kali ini menggunakan emulgator alam yaitu PGA. PGA
merupakan emulgator yang mudah larut dalam air. Maka dari itu digunakan
lah pembuatan emulsi dengan metode basah. Metode basah yaitu suatu
metode dalam pembuatan emulsi dengan cara zat pengemulsi ditambahkan
kedalam air (zat pengemulsi umumnya larut dalam air) agar membentuk suatu
mucilago, kemudian minyak perlahan-lahan ditambahkan untuk membentuk
emulsi, kemudiaan diencerkan dengan sisa air.
Perlakuan pertama adalah memasukkan 6gram PGA ke dalam mortir
dan tambahkan 15mL Air kerumudian digerus hingga terbentuk mucillago.
Tambahkan 3-5mL Parafin secara perlahan ke dalam mortir dan digerus
dengan kecepatan konstan hingga membentuk Corpus Emulsi. Tambahkan
kembali sisa Paraffin sedikit demi sedikit ke dalam mortir dan dikurangi
sedikit kecepatan penggerusan. Setelah terbentuk Corpus Emulsi berwarna
putih segera hentikan penggerusan. Tambahkan 5mL Air untuk
mengencerkan Emulsi kemudian digerus kembali dengan kecepatan rendah.
Masukkan ke dalam 250mL Gelas Beaker dan tambahkan Air ad 60mL,
kemudian diaduk dengan Batang Pengaduk. Diperolehlah 60mL Sediaan
Emulsi Paraffin.
Emulsi Paraffin dibuat untuk mendapatkan preparat atau sediaan yang
stabil dan merata atau homogen dari campuran dua cairan yang saling tidak
bisa bercampur. Emulsi Paraffin Liquidum merupakan Emulsi tipe minyak
dalam air (O/W), karena minyaknya tersebar atau terdispersi ke dalam air.
Sediaan emulsi ini mengandung minyak yang bermanfaat bagi kesehatan
karena mengandung omega 3 asam lemak esensial. Khasiatnya untuk
melancarkan buang air besar dan membuat tinja menjadi lunak.
Pada video tersebut terdapat 8 kelompok dengan 7 kelompok berhasil
dan 1 kelompok yang gagal. Yang menjadi alasan mengapa kelompok
tersebut gagal adalah pada saat proses penggerusan. Kelompok tersebut tidak
melakukan penggerusan dengan kecepatan konstan sehingga menyebabkan
adanya udara yang masuk dan memecah emulsi. Terbentuk butiran-butiran
kasar dan gelembung.

ii. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Iecoris Aselli


Pada percobaan kali ini menggunakan emulgator alam yaitu PGA. PGA
merupakan emulgator yang mudah larut dalam air. Maka dari itu digunakan
lah pembuatan emulsi dengan metode basah. Metode basah yaitu suatu
metode dalam pembuatan emulsi dengan cara zat pengemulsi ditambahkan
kedalam air (zat pengemulsi umumnya larut dalam air) agar membentuk suatu
mucilago, kemudian minyak perlahan-lahan ditambahkan untuk membentuk
emulsi, kemudiaan diencerkan dengan sisa air.
Perlakuan pertama adalah kalibrasi botol obat 50mL. Setelah itu
menimbang semua bahan sesuai perhitungan dengan Neraca Dua Lengan
kemudian disisihkan. Masukkan 7gram PGA ke dalam mortir dan tambahkan
10,5mL Air dan digerus kuat hingga membentuk corpus emulsi. Setelah
terbentuk corpus emulsi tambahkan 24gram Oleum Iecoris Aselli ke dalam
mortir dan digerus hingga homogen. Tambahkan juga 2tetes Oleum
Cinnamomi ke dalam mortir dan digerus kembali hingga homogen.
Tambahkan lagi 2,4gram Gliserin ke dalam mortir dan digerus kembali
hingga homogen. Setelah homogen ditambahkan sedikit Air lalu dimasukkan
ke dalam botol. Tambahkan kembali Air ad batas botol kemudian botol
ditutup rapat dan disimpan ditempat yang kering. Diperolehlah 50mL Sediaan
Emulsi Iecoris Aselli.
Emulsi Iecoris Aselli dibuat untuk mendapatkan preparat atau sediaan
yang stabil dan merata atau homogen dari campuran dua cairan yang saling
tidak bisa bercampur. Emulsi Iecoris Aselli merupakan Emulsi tipe minyak
dalam air (O/W), karena minyaknya tersebar atau terdispersi ke dalam air.
Sediaan emulsi ditujukan untuk penggunaan oral, dengan kandungan vitamin
A dan Vitamin D, gliserida trimalmitat dan tristearat, kolesterol, gliserida dan
asam-asam jenuh. Bermanfaat sebagai penambah nafsu makan,
meningkatkan dan menjaga kesehatan tulang, penyembuhan luka bakar
(dalam bentuk salep), dan kandungan asam lemak omega-3 (EPA, DHA)
yang berkhasiat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Vitamin A dan
Vitamin D disini sangat penting bagi pertumbuhan anak.

iii. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Levertran


Pada percobaan kali ini menggunakan emulgator alam yaitu PGA. PGA
merupakan emulgator yang mudah larut dalam air. Maka dari itu digunakan
lah pembuatan emulsi dengan metode basah. Metode basah yaitu suatu
metode dalam pembuatan emulsi dengan cara zat pengemulsi ditambahkan
kedalam air (zat pengemulsi umumnya larut dalam air) agar membentuk suatu
mucilago, kemudian minyak perlahan-lahan ditambahkan untuk membentuk
emulsi, kemudiaan diencerkan dengan sisa air.
Perlakuan pertama adalah memasukkan 10gram PGA ke dalam mortir
dan menambahkan 15cc Air kemudiaan digerus hingga membentuk
mucillago. Setelah terbentuk corpus emulsi tambahkan 40gram Levertran
sedikit demi sedikit ke dalam mortir dan digerus hingga membentuk corpus
emulsi. Terbentuk corpus emulsi, ditambahkan 10gram Gliserin ke dalam
mortir kemudian digerus. Tambahkan 100mg Oleum Cinnamomi ke dalam
mortir kemudian digerus. Tambahkan lagi 20cc Air sedikit demi sedikit ke
dalam mortir dan kembali digerus. Masukkan ke dalam botol obat kemudian
ditutup rapat dan ditaruh ditempat yang kering. Diperolehlah 40mL Sediaan
Emulsi Levertran.
Emulsi Levertran dibuat untuk mendapatkan preparat atau sediaan yang
stabil dan merata atau homogen dari campuran dua cairan yang saling tidak
bisa bercampur. Emulsi Levertran merupakan Emulsi tipe minyak dalam air
(O/W), karena minyaknya tersebar atau terdispersi ke dalam air. Levertran
atau Minyak Hati Ikan Kod kaya akan sumber vitamin D dan vitamin A yang
sangat penting bagi pertumbuhan anak. Levertran juga mengandung beberapa
asam lemak tak jenuh yang merupakan faktor – faktor makanan dasar. Sari
Minyak Ikan Kod atau salepnya sangat mendukung untuk mempercepat
penyembuhan luka bakar, koreng, menekan sakit dan luka pada permukaan,
tetapi pada observasi yang terkontrol telah menghentikan nilai penguatan
yang tegas.

7. DAFTAR PUSTAKA

1234ulha. “Emulsi Jadi.” Slideshare.net, 19 June 2014,

www.slideshare.net/1234ulha/emulsi-jadi. Accessed 27 Mar. 2021.

Amir Sutono. “Pembuatan Emulsi Menggunakan Metode Gom Basah.mp4.”

YouTube, 30 Aug. 2016, www.youtube.com/watch?v=wOOk58DYzaI.

Accessed 27 Mar. 2021.

Anggun Wibisono. “Pembuatan Emulsi Jecoris Aselli.” YouTube, 13 Jan. 2018,

www.youtube.com/watch?v=29PKe1106Ps. Accessed 27 Mar. 2021.


Deagita puspitasari. “Laporan Emulsi.” Academia.edu, 2019,

www.academia.edu/7613639/Laporan_emulsi. Accessed 27 Mar. 2021.

“EMULSI.docx - LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI

CAIR SEMIPADAT PREFORMULASI PEMBUATAN DAN EVALUASI

SEIDAAN EMULSI Oleh Carla Gerbralin | Course Hero.” Coursehero.com,

2020, www.coursehero.com/file/54647229/EMULSIdocx/. Accessed 27

Mar. 2021.

Putriyaniie Abbas. “Praformulasi Emulsi Levertran (Cod Liver Oil) Data

Praformulasi.” Academia.edu, 2019,

www.academia.edu/9172736/Praformulasi_emulsi_levertran_Cod_liver_Oil

_Data_Praformulasi. Accessed 27 Mar. 2021.

SUKIR SADJA. “Tutorial Pembuatan EMULSI Minyak Ikan.” YouTube, 26 Apr.

2020, www.youtube.com/watch?v=95CS6rFxFFI. Accessed 27 Mar. 2021.

a. JAWABAN POST TEST


a. Apa saja alat yang digunakan dalam setiap praktikum tersebut (tuliskan nama dan
ukuran alat)?
Jawab:
i. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Parafin
Alat:
1) Mortir dan Stamper.
2) Gelas Ukur Besar dan Kecil.
3) Sudip.
4) Batang Pengaduk.
5) Kain Serbet.
6) Gelas Beaker 250mL.
ii. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Iecoris Aselli
Alat:
1) Mortir dan Stamper.
2) Pipet Tetes Pendek dan Panjang.
3) Neraca Dua Lengan.
4) Anak Timbangan.
5) Kelereng.
6) Botol Semprot.
7) Gelas Ukur 50mL.
8) 2 buah Gelas Beaker.
9) Kertas Perkamen.
10) 2 buah Kaca Arloji.
11) Kain Serbet.
12) Sudip.
13) Botol Obat Kalibrasi 50mL.

iii. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Levertran


Alat:
1) Mortir dan Stamper.
2) 2 buah Gelas Ukur 25mL.
3) 3 buah Cawan Porselin.
4) Pipet Tetes Panjang.
5) Kaca Arloji Besar.
6) Kertas Perkamen.
7) Sudip.
8) Kain Serbet.
9) Botol Obat.

b. Apa saja bahan yang digunakan pada praktikum hari ini (sertakan jumlah jika
diketahui)?
Jawab:
i. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Parafin
Bahan:
1) PGA 6gram.
2) Parafin 18mL.
3) Aquadest ad 60mL.

ii. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Iecoris Aselli


Bahan:
1) Oleum Iecoris Aselli 24gram.
2) PGA 7gram.
3) Gliserin 2,4gram.
4) Oleum Cinnamomi 2tetes.
5) Aquadest ad 50mL.

iii. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Levertran


Bahan:
1) Levertran 40gram.
2) Gliserin10gram.
3) PGA 10gram.
4) Oleum Cinnamomi 100mg.
5) Aquadest ad 40mL.

c. Buatlah cara kerja setiap praktikum dalam bentuk bagan!


Jawab:

i. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Parafin

Masukkan 6gram PGA ke dalam mortir dan


PGA tambahkan 15mL Air kemudian gerus ad
terbentuk mucillago

Tambahkan 3-5mL Parafin secara perlahan ke


Parafin dalam mortir dan gerus dengan kecepatan
konstan hingga membentuk Corpus Emulsi
Parafin Tambahkan sisa Parafin sedikit demi sedikit dan
kurangi sedikit kecepatan menggerus

Bila sudah terbentuk Corpus Emulsi berwarna


putih, hentikan penggerusan. Tambahkan 5mL
Corpus Emulsi
Air untuk mengencerkan Emulsi kemudian
Digerus dengan kecepatan rendah

Masukkan ke dalam Gelas Beaker dan


Gelas Beaker tambahkan Air ad 60mL lalu aduk dengan
Batang Pengaduk

ii. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Iecoris Aselli

Kalibrasi Botol
50mL

Timbang semua bahan sesuai perhitungan


Neraca
Dua Lengan kemudian disisihkan

Masukkan 7gram PGA ke dalam mortir dan


PGA tambahkan 10,5mL Air dan gerus kuat hingga
terbentuk Corpus Emulsi

Oleum Iecoris
Tambahkan 24gram Oleum Iecoris Aselli ke
Aselli
dalam mortir dan gerus ad homogen
Oleum
Cinnamomi Tambahkan 2tetesOleum Cinnamomi ke dalam
mortir sambil digerus ad homogen

Gliserin Tambahkan 2,4gram Gliserin ke dalam mortir


dan gerus ad homogen

Air Tambahkan sedikit Air dan masukkan ke dalam


botol

Botol Obat Tambahkan Air ad batas botol kemudian ditutup


rapat

iii. Percobaan Pembuatan Sediaan Emulsi Levertran

Masukkan 10gram PGA ke dalam mortir dan


PGA tambahkan 15cc Air kemudian gerus ad
terbentuk mucillago

Tambahkan 40gram Levertran sedikit demi


Levertran sedikit ke dalam mortir dan gerus hingga
terbentuk Corpus Emulsi

Tambahakan 10gram Gliserin ke dalam


Gliserin
mortir kemudian digerus

Tambahkan 100mg Oleum Cinnamomi


Oleum
Cinnamomi ke dalam mortir kemudian digerus
Tambahkan 20cc Air sedikit demi sedikit
Air
ke dalam mortir kemudian digerus

Masukkan ke dalam botol kemudian


Botol Obat
ditutup rapat

d. Sebutkan komponen dasar dari emulsi?


Jawab:
Komponen dasar Emulsi, yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat di
dalam emulsi, antara lain:
➢ Fase dispersi (fase internal/ fase diskontinu/ fase terdispersi/ fase dalam),
yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil di dalam zat cair lain.
➢ Fase eksternal (fase kontinu/ fase pendispersi/ fase luar), yaitu zat cair dalam
emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (bahan pendukung) emulsi
tersebut.
➢ Emulgator, yaitu bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan
emulsi.

e. Ada 3 Metode pembuatan emulsi, sebutkan!


Jawab:
Metode pembuatan emulsi ada 3 yaitu, Metode gom kering (metode
kontinental), Metode gom basah (metode Inggris) dan Metode botol (metode botol
forbes).
1) Metode gom kering atau metode kontinental.
➢ Emulsi dibuat dengan jumlah komposisi minyak dengan ½ jumlah volume
air dan ¼ jumlah emulgator. (4:2:1)
➢ Zat pengemulsi (biasanya gom arab) dicampur dengan minyak terlebih
dahulu, kemudian ditambahkan air untuk pembentukan corpus emulsi, baru
diencerkan dengan sisa air yang tersedia.
2) Metode gom basah atau metode Inggris.
➢ Metode ini dipilih jika emulgator yang digunakan harus
dilarutkan/didispersikan terlebuh dahulu kedalam air misalnya
metilselulosa.
➢ Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air (zat pengemulsi umumnya larut)
agar membentuk suatu mucilago, kemudian perlahan-lahan minyak
dicampurkan untuk membentuk emulsi, setelah itu baru diencerkan dengan
sisa air.
3) Metode botol atau metode botol forbes.
➢ Metode inii digunakan untuk emulsi dari bahan-bahan menguap dan
minyak-minyak dengan kekentalan yang rendah. Dibuat dengan
pengocokan kuat dan kemudian diencerkan dengan fase luar.
➢ Serbuk gom dimasukkan ke dalam botol kering, kemudian ditambahkan 2
bagian air, tutup botol kemudian campuran tersebut dikocok dengan kuat.
Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sambil dikocok.

Anda mungkin juga menyukai