PERCOBAAN 1
GAYA ANTARMOLEKUL
TUJUAN PRAKTIKUM
DASAR TEORI
Gaya kohesif adalah gaya tarik menarik antar partikel. Mereka adalah
yang menyatukan partikel. Mereka lemah dalam gas dan semakin
kuat saat kita beralih dari cairan menjadi padat. Ingatlah bahwa gaya
tarik berkurang dengan meningkatnya jarak pemisahan atau
penurunan muatan. Ada kekuatan yang dihasilkan dari gerakan
partikel yang bekerja berlawanan dengan kekuatan kohesif. Mereka
dikenal sebagai kekuatan pengganggu (gaya yang cenderung
memisahkan molekul). Dua jenis utama kekuatan pengacau adalah
1
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
Ini berarti bahwa pada suhu yang sama semua benda memiliki energi
kinetik rata-rata yang sama. Pada suhu yang sama, benda yang lebih
kecil harus memiliki kecepatan yang lebih cepat dan benda yang lebih
besar harus memiliki kecepatan yang lebih rendah agar memiliki
energi kinetik rata-rata yang sama. Ingatlah bahwa semakin cepat
suatu benda bergerak semakin mudah melepaskan diri dari gaya
tarik menarik dan semakin lambat benda bergerak semakin mudah
terjebak oleh kekuatan tarik. Padatan, karena mereka tidak bergerak
atau berputar, satu-satunya gerakan yang tersisa adalah getaran.
Seperti yang dinyatakan di atas, gaya-gaya pengganggu berhubungan
dengan energi kinetik, yang merupakan ukuran pergerakan partikel
dan dikaitkan dengan suhu sampel. Kita semua tahu bahwa pada
suhu yang sama, molekul yang lebih berat bergerak lebih lambat.
Ketika kekuatan pengganggu lebih besar dari kekuatan kohesif, kita
dapat memiliki perubahan status (misalkan Cairan → gas).
Dibutuhkan energi untuk melakukan transisi ini, dan karena energi
digunakan untuk menguapkan molekul, cairan yang tersisa menjadi
dingin. Ini disebut pendinginan evaporatif.
2
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
Alat
Termometer
Beaker glass
Batang pengaduk
Kertas saring
Statip
Bahan
Air
Aseton
Heksana
Etanol
CARA KERJA
3
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
B. Laju Evaporasi
1. Ambil 4 lembar kertas saring dan lima karet gelang untuk
menempelkan kertas ke termometer Anda.
2. Pasang kertas saring ke ujung termometer dengan karet gelang
dan kemudian celupkan ke tabung reaksi yang berisi senyawa
yang akan diteliti (heksana, air, etanol, atau aseton). Ketika
suhu telah stabil, catat suhu saat kertas pada termometer
masih terendam dalam cairan. Ini adalah pengukuran untuk
waktu = 0,0 mnt.
3. Waktu Anda dimulai ketika Anda mengeluarkannya dari
cairan. Gantungkan termometer pada statip sehingga Anda
dapat membaca termometer. Catatan: Jika ada setetes cairan
yang tergantung dari kertas saat Anda menariknya keluar,
sentuh tetesan itu di sisi tabung reaksi untuk membuangnya.
4. Catat suhu dengan angka signifikan yang benar setiap tiga
puluh detik selama 8 menit.
PENGAMATAN
Air
Heksana
4
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
Etanol
Aseton
B. Laju Evaporasi
0.0 detik
30 detik
60 detik
90 detik
120 detik
150 detik
180 detik
210 detik
240 detik
270 detik
300 detik
330 detik
360 detik
390 detik
420 detik
450 detik
5
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
480 detik
510 detik
PERTANYAAN
6
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
PERCOBAAN 2
REAKSI-REAKSI KIMIA
A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. DASAR TEORI
7
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
Pembentukan endapan:
AgNO3(aq) + Na2CrO4 (aq) → Ag2CrO4(s) + 2NaNO3(aq)
Dekomposisi termal:
CaCO3 (s) → CaO (s) + CO2 (g)
(berlangsung pada 90oC, akseptor-donor oksida, ion Ca2+ menerima
ion O2- dari ion CO32-)
C. ALAT DAN BAHAN
Alat
Tabung reaksi
Pipet tetes
Spatula
Bahan
8
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
NH3 0,1 M,
Na2SO3
H2O2 3%,
D. PROSEDUR KERJA
9
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
10
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
11
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
Berdasarkan tahap reaksi di atas, I- ada pada awal dan akhir reaksi.
Hal ini menunjukkan bahwa KI merupakan katalis untuk reaksi
reduksi H2O2.
12
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
bervariasi, yaitu +2,+3, +4, +5, +6, dan +7. Dalam suasana asam, ion
MnO4-dapat direduksi menjadi ion MnO42-(larutan berwarna hijau),
MnO2 (padatan berwarna coklat kehitaman), atau Mn2+ (larutan
berwarna merah muda) sangat tergantung pada jenis reduktor yang
digunakan dalam reaksi.
Reduktor yang dapat mereduksi ion MnO4- antara lain Zn, H2C2O4,
dan Fe. Hal ini berkaitan dengan nilai potensial reduksi E O antara
KMnO4 dengan reduktor.
13
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
8. Reaksi Metatesis
b. Pada fume hood, ulangi lagi tes yang sama dengan sodium sulfit,
Na2SO3. Catat hasil pengamatan saudara, amati gas apa yang
terbentuk dan lengkapi persamaan reaksi ini: HCl (aq) +
Na2SO3(s)
14
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
PERCOBAAN 3
EFEK ION SENAMA
A. TUJUAN PERCOBAAN
B. DASAR TEORI
15
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
Ion dikatakan sebagai ion positif atau negatif tergantung dari jumlah
elektron dan proton yang dimilikinya. Ion negatif adalah ion yang
memiliki jumlah elektron lebih banyak dari jumlah proton, sedangkan
ion positif adalah sebaliknya.
Kelarutan(s) merupakan konsentrasi maksimum zat terlarut.
Ketentuan yang perlu diperhatikan :
1. Jika Harga [Ay+] x [Bx-] = Ksp AxBy, larutan tepat jenuh (tidak
terjadi pengendapan)
2. Jika Harga [Ay+]x [Bx-]y< Ksp AxBy, larutan belum jenuh (tidak
terjadi pengendapan)
3. Jika Harga [Ay+] [Bx-]y > Ksp AxBy, larutan lewat jenuh (terjadi
pengendapan)
Adapun penambahan ion senama (sejenis) pada pelarut akan
memperkecil kelarutan. Penambahan tersebut menggeser
kesetimbangan kekiri (sesuai prinsip Le Chatelier) Kelarutan suatu
elektrolit juga mempengaruhi oleh pH larutan. Keberadaan ion H +
akan mengikat anion sehingga anion dalam larutan berkurang.
Berkurangnya anion mengakibatkan lebih banyak garam yang larut
(sesuai asas Le Chatelier).
16
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
D. PROSEDUR KERJA
17
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
E. EVALUASI
18
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
PERCOBAAN 4
OKSIDASI REDUKSI: PENGARUH ASAM BASA PADA LOGAM
A. Tujuan
Untuk mempelajari pengaruh asam dan basa terhadap logam
B. Dasar Teori
• Asam
Asam adalah spesi yang dapat mendonorkan proton (donor proton).
Asam kuat mendonorkan semua protonnya. Mineral asam seperti
HCl, HNO3, dan H3PO4 adalah asam-asam kuat. Asam dapat
bertindak sebagai agen pengoksidasi. H+ adalah agen pengoksidasi
(dan tereduksi menjadi H2). Tabel 3.1 menunjukkan pengaruh
beberapa asam terhadap logam-logam.
• Logam
Logam cenderung membentuk kation (ion positif) baik didalam
larutan maupun senyawa. Logam padat bereaksi dengan asam
membentuk kation dan melepas satu atau lebih elektron.
n+
M(s) →M (aq) + ne
elektron yang dilepaskan ditangkap oleh agen pengoksidasi (H+, NO3-
, SO42-) dan melepaskan gas. Deret aktivitas logam terlihat pada Table
4.1 Deret unsur pada atas (kiri) dapat mereduksi unsur-unsur yang
ada dibawahnya (kanan). Jadi, kalium (K) adalah agen pereduksi yang
paling kuat yang dapat mengganti semua logam di bawah (kanan)
dalam deret aktivitas, berdasarkan reaksi:
n+ +
nK(s) + M (aq) → nK (aq) + M(s)
dan sebaliknya, semua logam yang berada di atas (kiri) hidrogen
dapat menggantikan asam (sebagai contoh diganti dengan H+) dan
semua logam di bawah (kanan) hydrogen akan bereaksi dengan asam
pengoksidasi.
• Alkali
Alkali merupakan basa kuat dengan rumus M(OH)n, dimana M
19
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
adalah logam alkali (seperti Na, K) atau logam alkali tanah (seperti
Ca, Mg), dan nilai n adalah 1 (untuk alkali) atau 2 (untuk alkali
tanah). Beberapa logam bereaksi dengan larutan alkali. Reaksi alkali
menunjukkan sifat “semi logam” dari unsur-unsurnya. Sifat semi
logam adalah gabungan antara sifat logam dan non-logam. Dalam
beberapa kasus, ditemukan bahwa oksida logam bereaksi dengan
asam dan basa. Oksida Logam–oksida logam tersebut disebut dengan
oksida amfoter. Unusr yang mempunyai oksida amfoter juga dapat
bereaksi dengan alkali dan asam untuk menghasilkan gas H 2. Zink
juga dapat bereaksi degan asam dan basa dengan cara yang sama,
tetapi lambat dan relative susah untuk melihat keberadaan gas H 2
yang dihasilkan. Untuk membuktikan bahwa zink telah larut,
tambahkan ion sulfida untuk menghasilkan endapan zink sulfida.
20
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
D. Prosedur
1. Siapkan potongan kecil dari logam Zn, Fe, Cu, Al dan Pb.
Bersihkan logam tersebut dengan menggunakan kertas amplas
dan letakkan sampel tersebut kedalam tabung rekasi- tabung
reaksi terpisah.
2. Tambahkan 3 mL larutan HCl 5 M kedalam tabung reaksi dan
catat pengamatan anda pada table pengamatan pada lembar
21
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
Perhatian.
1. Asam dan basa adalah zat yang korosif. Gunakan kaca mata
pengamatan saat praktikum.
2. Jika larutan tertumpah ke kain atau kulit, bersihkan langsung
dengan air.
3. Gas beracun mungin saja dihasilkan pada percobaan ini.
Lakukan praktikum secara terpisah dan gunakan reagen dalam
jumlah sedikit untuk menghindari atau meminimalisir
dihasilkannya gas beracun. Jika reagen berlebih digunakan,
pindahkan tabung dan rak tabung rekasi ke dalam fume hood.
4. Bersihkan sisanya dengan air mengalir. Ambil sisa logam dari bak
cuci dan letakkan di bak sampah.
E. LEMBAR PENGAMATAN
a. PENGARUH ASAM TERHADAP LOGAM
Asam Logam Observasi Persamaan Reaksi
Dingin Panas
HCl Zn
Fe
22
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
Cu
Al
Pb
HNO3 Zn
Fe
Cu
Al
Pb
23
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
PERCOBAAN 5
PREPARASI (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O (GARAM MOHR)
A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. DASAR TEORI
Besi adalah logam yang menempati urutan kedua dari logam-
logam yang umum terdapat di kerak bumi. Logam ini cukup reaktif
sehigga lebih cenderung terdapat sebagai senyawa dengan unsur lain
dalam bijihnya. Ada dua macam bijih besi terpenting yang
mengandung oksidanya yaitu hematite, Fe2O3 dan magnetit, Fe3O4.
Garam besi (II) sulfat dapat bereaksi dengan garam sulfat dari
logam alkali membentuk garam rangkap dengan rumus umum :
M2Fe(SO4) · 6H2O dengan M logam alkali tanah K, Rb, Cs, atau NH4.
Jika besi (II) sulfat dan ammonium sulfat dilarutkan dengan jumlah
mol masing-masing sama menghasilkan larutan jenuh maka akan
terbentuk garam (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O. Pada proses ini besi (II) sulfat
dilarutkan dalam air panas dan sedikit asam sulfat untuk mencegah
oksidasi menjadi besi (III), kemudian larutan dicampur dengan
24
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
Alat
D. PROSEDUR KERJA
25
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
E. PERTANYAAN RESPONSIF
Sebelum memulai percobaan di laboratorium jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut :
26
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
F. LEMBAR PENGAMATAN
Preparasi FeSO4
27
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
G. EVALUASI
28
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
PERCOBAAN 6
A. Tujuan Praktikum
1. Memahami cara pembuatan larutan bufferAsam sitrat-
Na2HPO4
2. Untuk mengetahui kapasitas buffer Asam sitrat-Na2HPO4
B. Dasar Teori
29
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
Alat
Gelas kimia
Corong
Gelas ukur
Labu ukur
Batang pengaduk
pH meter
Bahan
Asam sitrat
Aquades
Na2HPO4. 7H2O
D. Prosedur Kerja
1. Larutan A
Timbang teliti 10,507 g asam sitrat, C6H8O7.H2O; masukkan ke
labu takar 500 ml; tambahkan 100 ml aquades dan kocok hingga
melarut; encerkan dengan aquades sampai tanda batas)
2. Larutan B
Timbang teliti 26,809 g Na2HPO4. 7H2O; masukkan ke labu takar
500 ml; tambahkan 100 ml, aquades dan kocok hingga garam
melarut; tambahkan aquades sampai tanda batas
30
Praktikum Dasar Reaksi Anorganik
Tabel pengamatan
pH A (ml) B (ml)
2.2
2.6
E. Evaluasi
31