BAB IV
Relasi Kabur
Nilai dari (u1, u2,…, un) disebut derajat keanggotaan. Apabila nilai derajat
keanggotaan sama dengan satu berarti elemen u1, u2, …, un berelasi, dan
apabila nilai derajat keanggotaan sama dengan nol berarti elemen u1, u2, …,
un tidak berelasi sama sekali. Jadi relasi biasa hanya mempunyai dua
kemungkinan, yaitu berelasi atau tidak berelasi sama sekali, tidak ada
kemungkinan lain.
Suatu relasi biasa di antara dua himpunan disebut relasi biner. Jika
terdapat tiga, empat atau lima himpunan yang dilibatkan maka relasinya
berturut-turut biasa disebut relasi ternary, relasi quaternary dan relasi quinary.
Secara umum, jika didefinisikan pada n himpunan, maka disebut sebagai
relasi n-ary atau n-dimensional.
Contoh 4.1 (relasi biner)
Misalkan U={1, 2, 3} dan V={2, 3, 4} maka hasil kali kartesian UV={ (1, 2),
(1, 3), (1, 4), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (3, 2), (3, 3), (3, 4)}. Misalkan relasi (U, V)
didefinisikan sebagai “elemen pertama lebih besar atau sama dengan elemen
kedua,” maka (U, V) = {(2, 2), (3, 2), (3, 3)}; atau dapat dinyatakan dengan
matriks relasional berikut:
V
2 3 4
1 0 0 0
U 2 1 0 0
3 1 1 0
U3
AS Perancis Inggris Canada Belanda
Dollar 1 0 0 1 0
U2 Pound 0 0 1 0 0
Euro 0 0 0 0 0
Bahasa Inggris
U3
AS Perancis Inggris Canada Belanda
Dollar 0 0 0 0 0
U2 Pound 0 0 0 0 0
Euro 0 1 0 0 0
Bahasa Perancis
Suatu kasus khusus, jika n = 2 maka relasi R disebut relasi kabur biner.
Relasi kabur biner pada hasil kali kartesian yang anggota himpunannya
berhingga biasanya direpresentasikan dengan matriks relasional, yaitu
matriks yang elemen-elemennya merupakan derajat keanggotaan pasangan-
pasangan dari relasi yang bersesuaian (seperti dalam Contoh 4.1 dan 4.2,
untuk relasi biasa)
Contoh 4.3
Misalkan U1 = {Banda Aceh, Jakarta, Surabaya}
U2 = { Makassar, Surabaya, Jayapura }
Jika didefinisikan relasi “sangat berjauhan” di antara dua himpunan ibu kota
provinsi tersebut, yaitu U1 dan U2, maka relasi biasa tidak cocok untuk
digunakan karena relasi “sangat berjauhan” tidak terdefinisi dengan jelas
dalam kerangka himpunan dan relasi biasa. Akan tetapi, kita dapat
memberikan suatu nilai pada relasi “sangat berjauhan” di antara anggota
himpunan U1 dan anggota himpunan U2. Nilai satu akan diberikan pada relasi
“sangat jauh” di antara dua ibu kota provinsi pada himpunan U1 dan U2 jika
kedua ibu kota tersebut dianggap paling berjauhan, dan nilai nol akan
diberikan pada relasi “sangat berjauhan” jika kedua ibu kota provinsi tersebut
dianggap paling berdekatan (jarak keduanya mungkin nol kilometer).
Sedangkan nilai di antara nol dan satu diberikan kepada pasangan-pasangan
ibu kota provinsi yang dianggap agak berjauhan, cukup berjauhan, sangat
berjauhan dan sebagainya. Nilai-nilai yang diberikan tersebut adalah derajat
keanggotaan dari relasi kabur R , yang biasa diinterpretasikan sebagai
“kekuatan hubungan” yang ada di antara elemen-elemen dari himpunan U1
dan himpunan U2. Seperti pada himpunan kabur, pemberian derajat
keanggotaan untuk relasi kabur R juga bersifat subjektif, namun pemberian
derajat keanggotaan tersebut tidak dapat ditentukan secara bebas.
Penentuannya harus merefleksikan konteks persoalan dari relasi yang
diberikan.
Misalkan derajat keanggotaan relasi “sangat berjauhan” di antara
himpunan U1 dan himpunan U2 dinyatakan dengan matriks relasional berikut:
Relasi Kabur 87
U2
R Surabaya Makassar Jayapura
Banda Aceh 0,62 0,72 1
U1 Jakarta 0,4 0,65 0,8
Surabaya 0 0,6 0,7
maka relasi kabur ”sangat berjauhan” R adalah sebagai berikut:
R ={((Banda Aceh, Surabaya), 0.62), ((Banda Aceh, Makassar), 0.72),
((Banda Aceh, Jayapura),1), ((Jakarta, Surabaya), 0.4),
((Jakarta, Makassar), 0.65), ((Jakarta, Jayapura), 0.8),
((Surabaya, Surabaya), 0), ((Surabaya, Makassar), 0.6),
((Surabaya, Jayapura), 0.7)}
Contoh 4.4.
Misalkan U1 = U2 = , relasi kabur R di antara U1 dan U2 didefinisikan
sebagai “x jauh lebih besar dari y”, di mana x U1 dan yU2. Relasi kabur R
merupakan himpunan kabur pada U1U2 dengan fungsi keanggotaan
didefinisikan sebagai:
0 ; x y
x -y
μ R (x , y ) = 10y ; y x 11y ; (x, y)
1 ; x 11y
atau dapat didefinisikan sebagai:
-2 1
(1 (y-x ) ) ; x y
μ R (x , y ) = ; (x, y)
0
; x y
Contoh 4.5
Diketahui relasi kabur R pada ++, di mana R menyatakan relasi “x dan
y sangat berdekatan.“ Fungsi keanggotaan R didefinisikan sebagai :
2
μ R (x , y ) = e - ( x - y ) , (x, y) ++,
sehingga grafik dari fungsi keanggotaan R adalah seperti diperlihatkan
dalam Gambar 4.1.
Contoh 4.6
Misalkan R1 dan R2 masing-masing adalah relasi kabur pada ++, di
mana R1 menyatakan relasi “x dan y hampir sama“ dan R2 menyatakan
relasi “x dan y sangat berbeda”. Grafik dari fungsi keanggotaan R1 dan R2
adalah seperti pada Gambar 4.3.
90 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur
Contoh 4.7.
Diketahui relasi kabur R1 dan R2 masing-masing pada U1U2 dalam bentuk
matriks relasional berikut
R1 y1 y2 y3 y4
x1 0,3 0,2 1 0
x2 0,8 1 0 0,2
x3 0,5 0 0,4 0,2
R2 y1 y2 y3 y4
x1 0,3 0 0.7 0
x2 0,6 0.8 1 1
x3 0,6 0.9 0,3 0,2
R1 R2 y1 y2 y3 y4
x1 0,3 0.2 1 0
x2 0,8 1 1 1
x3 0,6 0.9 0,4 0,2
R1 R2 y1 y2 y3 y4
x1 0,3 0 0.7 0
x2 0,1 0.8 0 0.2
x3 0,5 0 0,3 0,2
yU2 = } yang merupakan suatu relasi dalam U1U2 =2. Proyeksi A pada
U1 yang dinyatakan oleh A(1), adalah A(1)= [0, 4]U1, dan proyeksi A pada U2
yang dinyatakan oleh A(2) adalah A(2) = [0, 4]U2. Perluasan cylindric dari A(1)
ke U1U2 yang dinyatakan oleh AL(1) adalah AL(1) =[0, 4]U2 U1U2 = 2,
dan perluasan cylindric dari A(2) ke U1U2 yang dinyatakan oleh AL( 2 ) adalah
AL( 2 ) =[0, 4]U2 U1U2 = 2, seperti diperlihatkan dalam Gambar 4.5.
Relasi Kabur 93
U2
A L1
AL2
U1
μ A(1) (-1) = max[..., μ A (-1,-1),…, μ A (-1,0),…, μ A (-1,1),…, μ A (-1, 5),…] = 0
μ A(1) (0) = max[..., μ A (0, -1),…, μ A (0, 0),…, μ A (0, 1),…, μ A (0, 5),…] = 1
μ A(1) (1) = max[..., μ A (1, -1),…, μ A (1, 0),…, μ A (1, 1),…, A (1, 5),…] = 1
μ A(1) (2) = max[..., μ A (2, -1),…, μ A (2, 0),…, μ A (2, 1),…, μ A (2, 5),…] = 1
μ A(1) (3) = max[..., μ A (3, -1),…, μ A (3, 0),…, μ A (3, 1),…, A (3, 5),…] = 1
μ A(1) (4) = max[..., μ A (4, -1),…, μ A (4, 0),…, μ A (4, 1),…, μ A (4, 5),…] = 1
μ A(1) (5) = max[..., μ A (5, -1),…, μ A (5, 0),…, μ A (5, 1),…, μ A (5, 5),…] = 0
1 jika x [0, 4]
di mana μ A(1) (x , y ) = μ A(1) (x)= , xU1, yU2.
L
0 x yang lain
Adapun perluasan cylindric dari A(2) ke U1U2 adalah
AL( 2 ) = {((x, y), μ A( 2 ) (x ,y ) )}
L
1 jika y [0, 4]
di mana μ A( 2 ) (x , y ) = μ A( 2 ) (y)= , xU1, yU2.
L
0 y yang lain
Proyeksi dan perluasan cylindric pada relasi biner biasa dapat
diperluas ke relasi kabur biner, yang secara formal didefinisikan sebagai
berikut:
Definisi 4.2
Misalkan R ={((x, y), μ R (x , y )) |(x, y)U1U2} adalah relasi kabur biner.
Proyeksi pertama relasi R (proyeksi R pada U1) didefinisikan sebagai
R (1) = {(x, μ R (1) ( x ) ) | x U1}, (4.3)
di mana μ R (1) ( x ) = max [μ R (x , y )] ,
yU 2
Adapun perluasan cylindric dari R (1) ke U1U2 adalah himpunan kabur R L(1)
dalam U1U2 dengan fungsi keanggotaan
μR (1) (x , y ) = μ R (1) ( x ) (4.5)
L
Contoh 4.8
Misalkan R adalah relasi kabur pada U1U2 yang dinyatakan dengan
matriks relasional berikut:
96 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur
R y1 y2 y3 Y4 y5 Y6
x1 0,1 0.6 0 0.8 0.9 0.9
x2 0,2 0.8 1 0.1 0.7 0
x3 1 0 0,3 1 0 0.3
x4 0.3 0.1 0.6 0 0.5 0.7
sehingga
R (1) = {(x1, 0.9), (x2, 1), (x3, 1), (x4, 0.7)}
Dengan cara yang serupa, proyeksi kedua dari R diperoleh:
R ( 2 ) = {(y1, 1), (y2, 0.8), (y3, 1), (y4, 1), (y5, 0.9), (y6, 0.9)}
Perluasan cylindric dari R (1) pada U1U2 mempunyai derajat keanggotaan
sebagai berikut:
μR(1) (x1, y1 ) = μR(1) (x1, y2 ) =...= μR(1) (x1, y6 ) = μR (1) (x1 ) = 0.9
L L L
sehingga R L(1)
= {((x1, y1), 0.9), ((x1, y2), 0.9), ..., ((x1, y6), 0.9),
((x2, y1), 1), ((x2, y2), 1), ..., ((x2, y6), 1), ((x3, y1), 1),
((x3, y2), 1), ..., ((x3, y6), 1), ((x4, y1), 0.7),
((x4, y2), 0.7), ..., ((x4, y6), 0.7)}
Dengan cara yang serupa, R L( 2 ) dapat diperoleh, yaitu
R L( 2 ) = {((x1, y1), 1), (x2, y1), 1), (x3, y1), 1), (x4, y1), 1), ((x1, y2), 0.8),
Relasi Kabur 97
((x2, y2), 0.8), ((x3, y2), 0.8), ((x4, y2), 0.8), ((x1, y3),1), ((x2, y3), 1),
((x3, y3), 1), ((x4, y3), 1), ((x1, y4),1), ((x2, y4),1), ((x3, y4),1), ((x4, y4),1),
((x1, y5), 0.9), ((x2, y5), 0.9), ((x3,y5), 0.9), ((x4, y5),0.9), ((x1, y6), 0.9),
((x2, y6), 0.9), ((x3, y6), 0.9), ((x4, y6), 0.9)}
Contoh 4.9
Misalkan relasi kabur R didefinisikan pada ++, di mana
2
μ R (x , y ) = e - ( x-y ) , (x, y) ++. Proyeksi pertama dan proyeksi kedua
dari R dapat diperoleh sebagai berikut:
Proyeksi pertama:
Misalkan dipilih sebarang x0 + sehingga diperoleh:
μR (1) (x 0 ) = max [μ R (x 0 , y )]
y
2
= max[e ( x0 y ) ] (4.7)
y
di mana { u j1 , u j2 ,..., u j(n-k) } adalah komplemen dari { ui1 , ui2 ,..., uik }
terhadap {u1, u2, …, un}.
Suatu relasi kabur yang berbeda dalam ruang yang sama (semestanya
sama) dapat mempunyai proyeksi yang sama, akan tetapi harus ada relasi
terbesar pada U1×U2×…× Un. Relasi terbesar tersebut merupakan perluasan
cylindric dari R (q ) ke U1×U2×…× Un, yang secara formal didefinisikan
sebagai berikut:
Definisi 4.4
Misalkan R (q ) adalah suatu proyeksi pada U i1 U i2 ... U in , maka
perluasan cylindric dari R (q ) ke U1×U2×…× Un adalah suatu relasi kabur
R (q ) pada U1×U2×…× Un, dengan fungsi keanggotaan
μR( q ) (u1, u2 ,..., un ) = μR( q ) (ui1 , ui2 ,..., u i ) (4.9)
L k
Sebagai kasus khusus, apabila R adalah suatu relasi kabur biner, yaitu
R (U1, U2), maka (4.8) akan menjadi himpunan kabur dan (4.9) akan menjadi
perluasan cylindric seperti pada Definisi 4.2. Dari definisi tentang proyeksi dan
perluasan cylindric, terlihat bahwa proyeksi akan membatasi suatu relasi
kabur pada suatu subruang sedangkan perluasan cylindric akan memperluas
suatu relasi kabur/himpunan kabur dari subruang ke ruang yang lebih luas.
Relasi Kabur 99
Definisi 4.5
Misalkan R1(x, y ) , (x, y)U1U2 dan R2 (y, z ) , (y, z)U2×U3 adalah relasi
kabur yang berturut-turut didefinisikan pada U1U2 dan U2×U3, maka
komposisi max-min R1 dan R 2 , yaitu R1 R 2 , adalah suatu himpunan
kabur dengan fungsi keanggotaan:
μR R2
(x, z) max [min (μ R (x, y ), μ R ( y, z))] ; xU1, yU2, zU3 (4.10)
1 yU 2 1 2
Definisi 4.6
Misalkan R1 dan R 2 adalah relasi kabur yang didefinisikan seperti pada
Definisi 4.5, maka komposisi max- R1 dan R 2 , yaitu R1 R 2 , adalah
suatu himpunan kabur dengan fungsi keanggotaan:
μ R R (x, z) max [(μ R (x, y ) μ R ( y, z)] ; x U1, y U2, z U3 (4.11)
1 2 yU 2 1 2
100 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur
Jika operator merupakan operasi assosiatif yang monoton tidak turun, maka
komposisi max- akan bersesuaian dengan komposisi max-min.
Definisi 4.7.
Misalkan R1 dan R 2 adalah relasi kabur yang didefinisikan seperti pada
Definisi 4.5, maka komposisi max-hasil kali R1 dan R 2 , yaitu R1 R 2 ,
adalah suatu himpunan kabur dengan fungsi keanggotaan
μ R R (x, z) max [(μ R (x, y ).μ R ( y, z)] ; x U1, y U2, z U3 (4.12)
1 2 yU 2 1 2
Definisi 4.8.
Misalkan R1 dan R 2 adalah relasi kabur yang didefinisikan seperti pada
Definisi 4.5, maka komposisi max-rata-rata R1 dan R 2 , yaitu R1 R 2 ,
adalah suatu himpunan kabur dengan fungsi keanggotaan:
μR R2
(x, z) = 21 max[μ R (x, y ) μ R (y, z)] ; xU1, yU2, zU3 (4.13)
1 yU2 1 2
Contoh 4.10
Misalkan R1(x , y ) dan R2 (y, z ) didefinisikan dengan menggunakan
matriks relasional berikut:
R1 y1 y2 y3 y4
x1 0.1 0.2 0 1
x2 0.3 0.5 0 0.2
Relasi Kabur 101
R2 z1 z2 z3
y1 0.9 0 0.3
y2 0.2 1 0.8
y3 0.8 0 0.7
y4 0.4 0.2 0.3
a) untuk i = 1, j = 1 :
k = 1, min[ μ R (x1, y1), μ R (y1, z1)] = min[0.1, 0.9] = 0.1
1 2
sehingga μR R2
(x1, z1) = max[0.1, 0.2, 0, 0.4] = 0.4
1
b) untuk i = 1, j = 2 :
k = 1, min[ μ R (x1, y1), μ R (y1, z2)] = min[0.1, 0] = 0
1 2
sehingga μR R2
(x1, z2) = max[0, 0.2, 0, 0.2] = 0.2
1
c) untuk i = 1, j = 3
k = 1, min [ μ R (x1, y1), μ R (y1, z3)] = min[0.1, 0.3] = 0.1
1 2
sehingga μR R2
( x1, z3) = max[0.1, 0.2, 0, 0.3] = 0.3
1
d) untuk i = 2, j = 1,
dengan cara yang serupa, diperoleh μR R2
(x2, z1) = 0.3
1
e) untuk i = 2, j = 2,
dengan cara yang serupa, diperoleh μR R2
(x2, z2) = 0.5
1
f) untuk i = 2, j = 3,
dengan cara yang serupa, diperoleh μR R2
(x2, z3) = 0.5
1
R1 R 2 z1 z2 z3
(a) untuk i = 1, j = 1
k = 1, μR (x1, y1 ) . μ R (y1, z1 ) = (0.1) (0.9) = 0.09
1 2
(b) untuk i = 1, j = 2,
dengan cara yang serupa, diperoleh μR R (x1, z 2 ) = 0.2
1 2
(c) untuk i = 1, j = 3,
dengan cara yang serupa, diperoleh μR R (x1, z 3 ) = 0.3
1 2
(d) untuk i = 2, j = 1,
dengan cara yang serupa, diperoleh μR R (x 2 , z1 ) = 0.27
1 2
(e) untuk i = 2, j = 2,
dengan cara yang serupa, diperoleh μR R (x 2 , z 2 ) = 0.5
1 2
(f) untuk i = 2, j = 3,
dengan cara yang serupa, diperoleh μR R (x 2 , z 3 ) = 0.4
1 2
104 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur
R1 R 2 z1 z2 z3
(a) untuk i = 1, j = 1.
k = 1, μ R (x1, y1) + μ R (y1, z1) = (0.1)+ (0.9) = 1
1 2
1
sehingga μR R2
(x1, z1) = max[1, 0.4, 0.8, 1.4] = 0.7
1 2
(b) untuk i = 1, j = 2,
dengan cara yang serupa, diperoleh μR R2
(x1, z2) = 0.6
1
(c) untuk i = 1, j = 3,
dengan cara yang serupa, diperoleh μR R2
(x1, z3)= 0.65
1
Relasi Kabur 105
(d) untuk i = 2, j = 1,
dengan cara yang serupa, diperoleh μR R2
(x2, z1) = 0.6
1
(e) untuk i = 2, j = 2,
dengan cara yang serupa, diperoleh μR R2
(x2, z2)= 0.75
1
(f) untuk i = 2, j = 3,
dengan cara yang serupa, diperoleh μR R2
(x2, z3)= 0.65
1
R1 R 2 z1 z2 z3
Kita akan mengecek hasil komposisi R1 dan R 2 pada Contoh 4.10, dengan
menggunakan cara sederhana di atas.
Untuk komposisi max-min:
0.9 0 0.3
0.8 0.4 0.2 0.3
0.1 0.2 0 1 0.2 1
0.3 0.5 0 0.2 0.8 0 0.7 0.3 0.5 0.5
0.4 0.2 0.3
0< < 1.
3. R disebut refleksif lemah jika dan hanya jika
μ R (x , y ) μ R (x , x )
x, yU
μ R (y, x ) μ R (x , x )
- Kesimetrisan
Definisi 4.10.
Misalkan R adalah suatu relasi kabur pada U U, maka :
R disebut simetris jika dan hanya jika
μ R (x , y ) = μ R (y, x ) , x, y U
Contoh 4.11
Misalkan R adalah relasi kabur yang didefinisikan pada himpunan kota-kota
di dunia yang menyatakan relasi “sangat dekat”. Kita dapat mengasumsikan
bahwa setiap kota sangat dekat dengan kota itu sendiri (jaraknya 0 km)
dengan derajat keanggotaan sama dengan satu. Jadi R adalah relasi
refleksif. Selanjutnya, jika kota A sangat dekat dengan kota B, maka kota B
juga sangat dekat dengan kota A dengan derajat keanggotaan yang sama,
jadi R adalah relasi simetris. Demikian juga, jika kota A sangat dekat
dengan kota B dengan derajat keanggotaan μR (A , B ) dan kota B sangat
dekat dengan kota C dengan derajat keanggotaan μR (B , C ) , maka ada
kemungkinan bahwa kota A sangat dekat dengan kota C dengan derajat
keanggotaan yang lebih kecil dari derajat keanggotaan μR (A , B ) dan
μR (B , C ) . Oleh karena itu, relasi R yang menyatakan relasi “sangat dekat”
pada himpunan kota-kota di dunia tidak transitif (nontransitif).
Relasi Kabur 109
R1 R 2 R 2 dan R 2 R1 R 2
R 2 R1 simetris.
~
6. Jika R transitif maka R R R
7. Jika R simetris maka R 2 simetris
8. Jika R simetris dan transitif, maka μ R ( x, y ) μ R ( x, x) , x, y U
R 2 R1 transitif.
Sifat-sifat di atas hanya berlaku untuk komposisi max-min, akan tetapi ada
juga beberapa sifat yang berlaku untuk komposisi max-hasil kali dan
komposisi max-rata-rata. Pembaca dipersilahkan untuk memeriksa sifat yang
berlaku pada komposisi max-hasil kali dan komposisi max-rata-rata sebagai
latihan.
kemiripan dari suatu relasi kemiripan yang elemennya berhingga pada derajat
keanggotaan yang dispesifikasikan dapat direpresentasikan dalam bentuk
diagram yang biasa disebut pohon-kemiripan yang mirip dengan suatu
dendogram.
Contoh 4.13
Misalkan relasi kabur R pada himpunan U={a, b, c, d, e, f, g} dinyatakan oleh
matriks relasional berikut:
R a b c d e f g
a 1 0.8 0 0.4 0 0 0
b 0.8 1 0 0.4 0 0 0
c 0 0 1 0 1 0.9 0.5
d 0.4 0.4 0 1 0 0 0
e 0 0 1 0 1 0.9 0.5
f 0 0 0.9 0 0.9 1 0.5
g 0 0 0.5 0 0.5 0.5 1
Dengan mudah dapat diperiksa bahwa relasi kabur R tersebut di atas adalah
relasi kemiripan pada U. Himpunan tingkat dari R adalah ={0, 0.4, 0.5,
0.8, 0.9, 1}, sehingga diperoleh kelas kemiripan pada derajat keanggotaan ,
yaitu:
M0 = U
M0.4= {a, b, d}, {c, e, f, g}
M0.5= {a, b}, {d}, {c, e, f, g}
M0.8={a, b}, {d}, {c, e, f}, {g}
M0.9={a}, {b}, {d}, {c, e, f}, {g}
M1={a}, {b}, {d}, {c, e}, {f}, {g}
112 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur
kabur biner R yang memenuhi sifat tersebut biasa disebut sebagai relasi
kedekatan. Apabila R relasi kedekatan, maka kelas kedekatan didefinisikan
berdasarkan suatu derajat keanggotaan yang dispesifikasikan. Kelas
kedekatan- merupakan suatu himpunan bagian D dari U sedemikian
sehingga μ R (x , y ) , x, y D di mana adalah elemen himpunan-
tingkat (level set) dari R . Kelas kedekatan- maksimal dan penutup-
lengkap merupakan perluasan dari konsep kelas kecocokan maksimal dan
penutup lengkap. Kelas kendekatan- maksimal dan penutup- lengkap
berturut-turut akan sama dengan kelas kecocokan dan penutup lengkap pada
=1.
Contoh 4.14
Karena matriks di atas simetris dan semua entri pada diagonal utama sama
dengan satu, maka relasi kabur R adalah simetris dan refleksif. Dengan
114 Dasar-Dasar Teori Himpunan Kabur dan Logika Kabur
1 2 3 4 5 4 5 6 7 5 8 9 =0.4
1 2 3 4 5 4 5 6 4 5 7 5 8 9 =0.5
1 2 3 4 5 4 5 6 7 5 8 9 =0.7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 =0.8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 =1
Soal-Soal Latihan
4.1 Berikan suatu contoh fungsi keanggotaan relasi kabur R :=”jauh lebih
kecil dari pada” dalam 1010 dengan menggunakan matriks relasional.
R y1 y2 y3 y4 y5
R1 y1 y2 y3 y4
R2 z1 z2 z3
y1 1 0 1
y2 0 0.5 0.4
y3 0.7 0.9 0.6
y4 0 0 0
dengan menggunakan komposisi maksimun, komposisi max-hasil
kali dan komposisi max-rata-rata.
R 1 2 3 4 5 6 7