CJR Mateko Lanjutan Kel 10
CJR Mateko Lanjutan Kel 10
DISUSUN OLEH :
ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
1
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga Crtical
Journal Review ini dapat tersusun hingga selesai. Terima kasih kepada Ibu Dosen Pengampu
mata kuliah Mateko Lanjutan, atas ilmu ilmu yang diberikan sehingga penyusunan Critical
Journal Review ini dapat berjalan dengan lancar.
Critical journal review ini dibuat untuk membandingkan dua jurnal yang relevan, dari sisi
pembahasan serta kelebihan dan kekurangan dari kedua jurnal tersebut. Pada akhir Critical
journal ini juga penulis merangkumkan sejumlah point penting dari kedua jurnal serta saran
untuk membaca jurnal yang seperti apa yang lebih baik dan lebih lengkap pembahasannya.
Dan harapan penulis semoga Critical Journal Review ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepan nya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi Critical Journal Review agar menjadi lebih baik lagi.
2
Penulia
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1. Rasionalisasi Pentingnya CJR............................................................................................................4
1.2. Tujuan Penyusunan CJR...................................................................................................................5
1.3. Manfaat CJR.....................................................................................................................................5
1.4. Identitas Jurnal................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
RINGKASAN JURNAL....................................................................................................................................6
2.1. Jurnal Utama.....................................................................................................................................6
2.2. urnal Pembanding.............................................................................................................................8
BAB III........................................................................................................................................................11
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................11
3.1. Kelebihan Jurnal Utama..................................................................................................................11
3.2. Kelemahan Jurnal Utama................................................................................................................12
3.3. Kelebihan Jurnal Pembanding.........................................................................................................12
3.4. Kelemahan Jurnal Pembanding.......................................................................................................12
BAB IV........................................................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
Critical Jurnal Review (CJR) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk meriview
satu jurnal dan/atau menbandingkan isi jurnal satu dengan isi jurnal lain yang
berhubungan satu sama lain. CJR dilaksanakan agar mahasiswa/pembaca dapat
mengetahui isi jurnal satu dan yang lainnya.
Pentingnya CJR bagi mahasiswa adalah agar mahasiswa dapat mengetahui mana jurnal
yang baik dalam segi hal isi jurnal, tata bahasa, dan lain-lain.
Tujuan dari Critical Jurnal Review (CJR) adalah untuk memenuhi salah tugas mata kuliah
Matematika Ekonomi Lanjutan. CJR juga bertujuan untuk menambah wawasan serta
pengetahuan pembaca dalam konteks pembahasa berbentuk artikel jurnal dengan
membandingkan dua atau beberapa jurnal, setelah dappat membandingkannya maka
diharapkan dapat membuat sebuah jurnal, karena sudah mengerti bagaimana jurnal yang
sudah benar dalam kaidah penulisan dan berbagai persyaratannnya dengan mengikuti
langkah-langkah yang sudah diketahui
4
1.4. Identitas Jurnal
Jurnal Utama
Jurnal Pembanding
Judul : Analisis Titi Impas dan Nilai Tambah Kedelai Dalam Usaha Pembuatan
Tempe di Kelurahan Talang Jawa Kabupaten Ogan Komering Ulu
Nama Jurnal : Jurnal Produksi Bahan Pangan
Penulis : Rosnaliza Testiana
Tahun Terbit : Vol 3, Nomor 2 Desember 2014
Penerbit : SOCIETA
ISSN : 2301-4180
Download : http://jurnal.um-palembang.ac.id
5
BAB II
RINGKASAN JURNAL
A. Pendahuluan
Penyediaan pangan, terutama beras, dalam jumlah yang cukup dan harga
terjangkau tetap menjadi prioritas utama pembangunan nasional. Selain merupakan
makanan pokok untuk lebih dari 95% rakyat Indonesia, Padi juga telah menyediakan
lapangan kerja bagi sekitar 20 juta rumah tangga petani di pedesaan. Deli Serdang
merupakan sentra pertanian di Sumatera Utara yang memiliki luas lahan pertanian
90,234 hektar atau 36,27% dari luas daerah Deli Serdang yang tercatat 249.772 hektar.
Permasalahan klasik sistem pertanian pada umumnya adalah keterbatasan modal
petani dalam mengembangkan usahataninya. Demikian juga usahatani beras,
dibutuhkan sejumlah modal selama budidaya, mulai dari sewa lahan, pembersihan
lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk, obat-obatan, pemeliharaan dan panen. Besar kecilnya
modal yang didapat disediakan oleh petani mempengaruhi luas lahan usahatani beras
yang dikelola. Selain masalah ketersediaan modal, usahatani beras yang dilakukan,
pengelolaannya belum optimal. Oleh sebab itu permasalahan umum dalam produksi
beras adalah efisiensi usahatani yang dapat memberi keuntungan kepada petani.
B. Konsep Efisiensi
6
penanaman, dan pemeliharaan. Faktor-faktor produksi dan teknologi budidaya akan
menentukan besar kecilnya produksi atau pendapatan dan biaya produksi. Kombinasi
antara faktor-faktor produksi dan teknologi budidaya beras akan menentukan seberapa
besar produksi atau pendapatan usahatani beras. Sebaliknya biaya produksi usahatani
beras sangat tergantung pada kondisi pasar faktor-faktor produksi dan teknologi
budidaya berasMetode Penelitian
Analisis efisiensi ekonomi dari usahatani beras dicapai pada kondisi biaya
marginal sama lebih kecil atau sama dengan harga jual beras. Dalam hal ini
diasumsikan pasar komoditas beras adalah pasar persaingan, sehingga laba maksimal
dari usahatani beras diperoleh pada kondisi P MCUJ. Dari model biaya
opportunitas produksi usahatani beras diperoleh biaya marginal, yaitu:
Dari hasil perhitungan biaya marginal produksi usahatani beras di Deli Serdang
adalah: MCB = 0.97204 PFB 3.12740 W 0.36592 QBS 0.02796 = 0.97204 [10.861]
3.12740 [8.2790] 0.36592 [8.6756] 0.02796 = Rp 3.885,12 per kilogram Hasil
7
perhitungan di atas menjelaskan bahwa biaya marginal produksi beras [Rp 3.885,12
per kilogram] jauh lebih rendah dari harga jual beras [Rp 5000 per kilogram]. Dengan
kata lain usahatani beras di Kabupaten Deli Serdang efisien. Biaya marginal produksi
yang lebih rendah dari harga jual beras menjelaskan bahwa potensi skala ekonomis
masih dapat dieksploitasi.
A. Pendahuluan
Tempe merupakan makanan sumber protein tinggi yang harga per satuan unit
lebih murah apabila dibandingkan dengan sumber protein asal hewani seperti daging,
susu dan telur. Harganya juga relatif murah, proses pembuatannya sederhana dan
mudah, kandungan gizinya pun cukup tinggi. Beberapa khasiat tempe bagi kesehatan
antara lain menurunkan kadar kolesterol, antidiare khususnya karena bakteri E. Coli
enteropatogenik dan antioksidan.
Bahan baku pembuatan tempe biasanya menggunakan kedelai. Kedelai merupakan
bahan makanan penting sebagai sumber protein nabati. Penggunaan kedelai umumnya
dimanfaatkan untuk konsumsi masyarakat dan masukan dalam usaha tani tanaman
kedelai.
Sudah menjadi perhatian pemerintah bahwa tanaman pangan seperti kedelai
merupakan komoditas strategis dan politis untuk diproduksi menjadi bahan olahan
lain khususnya tempe. Ketersediaannya dapat mempengaruhi ketahanan nasional,
apalagi pertumbuhan jumlah penduduk yang relatif masih tinggi yaitu sebesar 1,6
persen per tahun akan berdampak pada peningkatan permintaan pangan. Untuk itu,
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian menjalankan program swasembada
berkelanjutan (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2009).
Sumatera selatan memiliki KabupatenKabupaten dimana Kelurahan Talang Jawa
Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan salah satu kabupaten yang sebagian besar
penduduk terlibat dalam usaha pembuatan tempe. Usaha pembuatan tempe masih
dilakukan secara tradisional yang umumnya masih industri rumah tangga dengan
tenaga kerja yang terlibat berasal dari dalam keluarga dan usaha pembuatan tempe
yang dikelola oleh masyarakat yang sebagian besar langsung dijual ke pasar terdekat
yaitu pasar tradisional.
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan diuraikan tersebut, maka menarik untuk diteliti :
1. Berapa besar pendapatan produsen tempe di Kelurahan Talang Jawa
Kabupaten Ogan Komering Ulu
2. Berapa besar break event point (BEP) yang dicapai produsen tempe di
Kelurahan Talang Jawa Kabupaten Ogan Komering Ulu?
3. Barapa besar nilai tambah yang diperoleh pengolahan kedelai menjadi tempe
di Kelurahan Talang Jawa Kabupaten Ogan Komering Ulu?
Berapa besar nilai tambah yang diperoleh pengolahan kedelai menjadi tempe di
Kelurahan Talang Jawa Kabupaten Ogan Komering Ulu.
D. Metode Penelitian
Tempat : Kelurahan Talang Jawa Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Subjek : Produsen Tempe di Kelurahan Talang Jawa.
Waktu : Januari sampai Februari 2013.
9
Pendapatan (Rp/Bulan) 1.900.543,2
1. Titik Impas atau Break Event Point Produsen Tempe di Kelurahan Talang Jawa
Kabupaten Ogan Komering Ulu
Titik impas adalah dimana penjualan total suatu produk sama dengan biaya total
yang dikeluarkan untuk memproduksi produk tempe tersebut. Menurut (Syarkowi dan
Bakir, 1993) analisis titik impas terdiri dari tiga ramuan inti yaitu biaya tetap total
(BTT) atau biaya investasi, biaya variabel rata-rata (BVR) yang terdapat dari biaya
variabel total dibagi produksi total, dan harga produk Y (hy). Tabel 2. Titik impas atau
Break Event Point (BEP) Produsen Tempe di Kelurahan Talang Jawa Kabupaten Ogan
Komering Ulu No Keterangan Nilai 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Biaya Tetap Total (Rp) Biaya
Variabel Total (Rp) Produksi Total (Potong) Harga Jual Rata-rata (Rp/Pot)
Penerimaan Total (Rp) BEP (Rp) BEP (Unit) BEP (waktu) 2.015.490 4.494.534
6.791,66 1.500,00 10.187.490 6.501.581 2.404,459 Bulan ke 1 Berdasarkan Tabel 2 di
atas diketahui bahwa hasil perhitungan titik impas pembuatan tempe menunjukan akan
mencapai titik impas pada penerimaan total sebesar Rp. 10.187.490, dengan biaya
tetap total (BTT) yaitu sebesar Rp. 2.015.490, sedangkan biaya variabel total (BVT)
yaitu sebesar Rp. 4.494.534 dengan harga rata-rata yaitu sebesar Rp. 1.500,00 per
potong dan jumlah produksi total yang dicapai adalah 6.791,66 potong.
Nilai tambah adalah suatu pertambahan nilai baik bentuk maupun kegunaan
sehingga memberi nilai lebih bagi suatu komoditi atau produk hasil olahan yang
dilhasilkan oleh produsen.
Hal ini menunjukan bahwa rata-rata biaya kedelai adalah sebesar Rp. 1.200.00 per
kilogram, dengan jumlah kedelai yang diolah yaitu 600 kilogram per bulan.
Sedangkan rata-rata biaya pembantu yaitu sebesar Rp. 357.067 perbulan. Sehingga
didapat nilai input produksi yaitu sebesar Rp. 38.926,675 per kilogram.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Materi dan pembahasan penelitian cukup jelas dan lengkap mampu memaparkan
data-data yang valid.
Membahas tentang produksi pangan di suatu Kabupaten yang merupakan salah
satu penghasil dan lumbung padi terbesar di Sumatra Utara.
Hasil penelitian yang cukup rinci dan memetakan rumus-rumus sebagai
pemecahan permasalahan utama penelitian.
Memaparkan pendapat para ahli mengenai definisi dari beberapa istilah dalam
jurnal.
Sistematika penulisan jurnal cukup baik, memenuhi kaidah penulisan jurnal yang
benar.
Data hasil penelitian yang disajikan singkat namun begitu detail.
Lampiran yang dipaparkan mengenai laporan analisis BEP cukup mudah
dipahami,.
Rumus yang digunakan untuk menghitung sudah familiar di kalangan pelajar
maupun pengusaha jadi cukup mudah dipahami.
Menyajikan beberapa informasi yang diambil dari sumber lain seerta pendapat
para ahli tentang definisi
11
3.4. Kelemahan Jurnal Pembanding
Materi yang disajikan menurut saya terlalu sedikit dan kurang lengkap sehingga
mengurangi efisiensi jurnal untuk dipahami lebih luas.’
Meskipun cukup jelas, namun pemaparan hasil penelitian dalam jurnal ini
terbilang sangat singkat.
Tidak menyertakan hipotesis yang menyangkut rumusan masalah dalam penelitian
yang dilakukan.
12
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil penelitian dan analisis efisiensi ekonomis usaha tani di Kabupaten Deli
Serdang adalah sifat-sifat model produksi, penggunaan factor-faktor produksi dan biaya
opportunitas produksi adalah decreasing returns to scale atau decreasing cost industries,
dimana Kontribusi biaya faktor-faktor produksi, yaitu lahan, bibit dan pupuk serta tenaga
kerja terhadap biaya opportunitas produksi saling berkontribusi. Analisis efisiensi
ekonomi dari usahatani beras ditunjukkan oleh kondisi biaya marginal produksi lebih
kecil dari harga jual beras. Begitu juga dengan produksi tempe di Kelurahan Talang,
Kabupaten Ogan Komering Ulu, analisis pendapatan usaha pembuatan tempe di sana
menunjukkan nilai sebesar Rp. 1.990.543,2/bulan. Perhitungan titk impas pembuatan
tempe ditunjukkan pada penerimaan total sebesar Rp. 10.187.490. Nilai tambah yang
diperoleh dari usaha pengelolaan kedelai menjadi tempe yaitu sebesar Rp. 88.416.955.
Saran
Dalam kegiatan produksi bahan pangan, ada banyak factor yang mempengaruhi,
diantaranya biaya produksi, tenaga kerja, sampai pengaruh pemerintah juga terdapat di
dalamnya. Pemerintah juga berperan penting, oleh karena itu pemanfaatan SDA dan
SDM yang ada harus dikembangkan dan didorong lebih lagi oleh pemerintah untuk
membantu mengembangkan usaha-usaha terkait produksi bahan pangan, apalagi sector
pangan juga mempunyai daya tersendiri dalam peningkatan pendapatan Negara. Terkait
kedua jurnal ini, keseluruhan sudah cukup bagus hanya saja kelemahan yang sudah
dipaparkan penulis dalam review kali ini mohon diperhatikan baik oleh penulis jurnal
maupun pembaca sendiri. Kedua jurnal ini juga cukup bagus untuk dijadikan penambah
wawasan dan pengetahuan mengenai produksi bahan pangan di Indonesia, walaupun
masih kurang lengkap dari segi pemaparan materi, namun secara keseluruhan semuanya
sudah cukup bagus.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ruslan, D. Maipita, I. 2014. Analisis Produksi Dan Efisiensi Beras. Fakultas Ekonomi Unimed.
Vol. 3, Nomor 4.
Testiana, R. 2014. Analisis Titik Impas dan Nilai Tambah Kedelai Dalam Usaha Pembuatan Tempe
di Kelurahan Talang Jawa Kabupaten Ogan Komering Ulu. SOCIETA. Vol. 3, Nomor 2.
2301-4180.
14