Anda di halaman 1dari 66

Petunjuk Pengisian:

1. Sheet yang diisi pd saat penyusunan KAJIAN RISIKO adalah sheet 1,2,3,4,5 dan 9 (Sheet 2 dan 3 diisi apabila terdap
2. Sheet 6,7,8 (Output 1, Output 2 dan Output 3) akan terisi secara otomatis apabila butir 1 di atas telah diselesaikan
3. Sheet 5 (Ringkasan Eksekutif) diisi setelah keseluruhan Asesmen telah diselesaikan.
4. Pada saat periode pemantauan, sheet yang diisi adalah sheet 10 (PEMENTAUAN).
5. Jika risiko baru teridentifikasi pada saat pemantauan, maka seluruh informasi risiko yang dibutuhkan diisi pada sh
6. Penamaan file Kajian Risiko adalah sbb : [Tanggal, berupa angka TahunBulanTanggal] Kajian Risi
Contoh 1 : 20141017 Kajian Risiko PLN Pusat - Pemusatan Pengelolaan Fungsi Administrasi (
Contoh 2 : 20141125 Kajian Risiko WILNTT - Relokasi Mesin Diesel 6 MW Sulzer dari PLTD Pu

PETUNJUK PENGISIAN
SHEET : KONTEKS
1. Tulis kolom Nama Unit Organisasinya, beserta Tempat dan Tanggal disetujuinya Kajian Risiko. Isia
2. Lengkapi isian KONTEKS Kajian Risiko tersebut.
3. Tandatanganan yg terdapat pada lembar KONTEKS merupakan tandatangan untuk keseluruhan

SHEET : RISK REGISTER


1.               Nomor urut risiko (satu nomor untuk satu deskripsi risiko).
2.               Alur Proses (untuk KAJIAN RISIKO) : Diisi dengan Fase/ Tahapan/ Aspek (sebagaimana tertuang d
3.               Deskripsi Risiko. Deskripsikan risiko yang dapat terjadi dan mempengaruhi sasaran sesuai kolom 2 (
4.               Taksonomi Risiko (Kolom berupa drop down list). Pilih taksonomi risiko yang sesuai dengan risiko ya
5.               Pemilik Risiko. Diisi dengan nama/ jabatan pemilik risiko (risk owner) tersebut pada kolom 3 (Bisa leb
6.               Penyebab Risiko. Diisi dengan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya risiko (bisa lebih dari satu)
7.               Dampak Risiko. Diisi dengan uraian potensi dampak apabila risiko terjadi, baik dampak langsung mau
8.               Tingkat Kemungkinan (Inheren Risk). Kolom berupa drop down list (Sangat Kecil, Kecil, Sedang, Be
9.               Pertimbangan Penentuan Tingkat Kemungkinan. Diisi dengan uraian hal-hal yang menjadi pertimb
10.             Tingkat Dampak (Inherent Risk). Kolom berupa drop down list (Tidak Signifikan, Minor, Medium, Si
11.             Tingkat Risiko (Inherent Risk). Terisi secara otomatis apabila tingkat kemungkinan (kolom 8) dan tin
12.             Kontrol Eksisting (Kolom berupa drop down list). Pilih aspek pengendalian yang telah ada saat in
13.             Efektifitas Kontrol. Diisi dengan penilaian efektifitas pengendalian (kontrol) risiko yang ada saat ini, u
14.             Tingkat Kemungkinan (Controlled Risk). Kolom berupa drop down list (Sangat Kecil, Kecil, Sedang
15.             Tingkat Dampak (Controlled Risk). Kolom berupa drop down list (Tidak Signifikan, Minor, Medium, S
16.             Tingkat Risiko (Controlled Risk). Terisi secara otomatis apabila tingkat kemungkinan (kolom 14) da
17.             Rencana Penanganan/ Mitigasi Risiko. Diisi dengan rencana/ program penanganan tambahan atas
18.             PIC. Diisi dengan nama/ jabatan yang bertanggungjawab terhadap rencana penanganan tertentu atas
19.             Kebutuhan Anggaran. Diisi dengan perkiraan biaya yang diperlukan (jika ada, dalam jutaan rupiah) u
20.             Target Waktu. Diisi dengan perkiraan waktu penyelesaian atau periode waktu yang dibutuhkan untuk
21.             Tingkat Kemungkinan (Residual/ Targeted Risk). Kolom berupa drop down list (Sangat Kecil, Kecil
22.             Tingkat Dampak (Residual/ Targeted Risk). Kolom berupa drop down list (Tidak Signifikan, Minor, M
23.             Tingkat Risiko (Residual/ Targeted Risk). Terisi secara otomatis apabila tingkat kemungkinan (kolo
24.             Indikator Risiko (KRI, Key Risk Indicator). Diisi dengan indikator (dapat berupa formulasi) yang dap
25.             Status KRI Saat Ini. Diisi dengan kondisi/ angka status KRI saat ini pada saat dilaksanakan asesmen
26.             Target KRI. Diisi dengan kondisi/ angka/ range KRI yang diharapkan.
27.             Treshold KRI. Diisi dengan batasan treshold kondisi/ angka/ range KRI yang diharapkan tidak dilamp
28.             PIC KRI. Diisi dengan nama/ jabatan personil yang bertugas memantau dan/ atau melaporkan KRI.

SHEET : PEMANTAUAN
29.       Status KRI. Diisi dengan kondisi/ angka status KRI pada triwulan berjalan sesuai perio
30.       Status/ Progres Pelaksanaan Penanganan Risiko. Diisi dengan status/ progres p
31.       Efektifitas Kontrol dan Mitigasi. Diisi penilaian efektifitas kontrol dan mitigasi dalam
32.       Tingkat Kemungkinan (Residual Risk). Kolom berupa drop down list (Sangat Keci
33.       Tingkat Dampak (Residual Risk). Kolom berupa drop down list (Tidak Signifikan, M
34.       Tingkat Risiko (Residua Risk). Terisi secara otomatis apabila tingkat kemungkinan
35.       Penjelasan/ Justifikasi Perubahan Risiko terhadap Sebelumnya. Diisi dengan
36.       Daftar Eviden. Diisi dengan daftar eviden yang mendukung informasi pada kolom
et 2 dan 3 diisi apabila terdapat perubahan KRITERIA kemungkinan dan/ atau dampak).
tir 1 di atas telah diselesaikan.

yang dibutuhkan diisi pada sheet4 risk register, termasuk kolom pemantauan periode terkait atas risiko tersebut. Kolom peman
BulanTanggal] Kajian Risiko [Nama Unit] - [Nama Kegiatan/ Proyek yang akan dikaji risikonya]
an Fungsi Administrasi (PPFA).xlsx
MW Sulzer dari PLTD Pulobaai ke PLTD Kupang.xlsx

tujuinya Kajian Risiko. Isian ini akan link ke banyak sheet lainnya.

ngan untuk keseluruhan lembar dokumen KAJIAN RISIKO.

pek (sebagaimana tertuang dalam Konteks) yang akan dikaji risiko-risikonya.


uhi sasaran sesuai kolom 2 (satu row untuk satu deskripsi risiko).
yang sesuai dengan risiko yang dideskripsikan di kolom 3. Jika terdapat risiko yang dapat dikategorikan ke dalam 2 atau lebih
sebut pada kolom 3 (Bisa lebih dari satu pemilik risiko).
ya risiko (bisa lebih dari satu), baik faktor internal (controlable) maupun eksternal (uncontrolable)..
di, baik dampak langsung maupun tak langsung(kualitatif dan/ atau kuantitatif). Dampak yg ditinjau adalah dampak risiko terhad
angat Kecil, Kecil, Sedang, Besar, Sangat Besar). Pilih tingkat kemungkinan yang menggambarkan likelihood risiko inheren ters
hal-hal yang menjadi pertimbangan (justifikasi) mengapa dipilih tingkat kemungkinan sebagaimana kolom 8 tersebut.
Signifikan, Minor, Medium, Signifikan, Malapetaka). Pilih tingkat dampak risiko inheren tersebut, dengan membandingkan damp
emungkinan (kolom 8) dan tingkat dampak (kolom 10) telah diisi/ dipilih.
ndalian yang telah ada saat ini (existing control) terhadap risiko inheren tersebut, baik bersifat pencegahan maupun pengendali
rol) risiko yang ada saat ini, utk masing-masing kontrol yang dijelaskan pada kolom 12. Tingkatan efektifitas kontrol terdiri atas
(Sangat Kecil, Kecil, Sedang, Besar, Sangat Besar). Pilih tingkat kemungkinan yang menggambarkan likelihood risiko saat ini
k Signifikan, Minor, Medium, Signifikan, Malapetaka). Pilih tingkat dampak risiko saat ini (controlled risk), yaitu perubahan tingk
t kemungkinan (kolom 14) dan tingkat dampak (kolom 15) telah diisi/ dipilih.
penanganan tambahan atas risiko (controlled risk) tersebut untuk menurunkan risiko ke tingkat yang dapat diterima. Rencana
ana penanganan tertentu atas risiko.
a ada, dalam jutaan rupiah) untuk melaksanakan masing-masing rencana penanganan risiko tersebut pada kolom 17.
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penanganan yang direncanakan.
down list (Sangat Kecil, Kecil, Sedang, Besar, Sangat Besar). Pilih tingkat kemungkinan yang menggambarkan likelihood risiko
list (Tidak Signifikan, Minor, Medium, Signifikan, Malapetaka). Pilih tingkat dampak risiko residual, yaitu perubahan tingkat dam
la tingkat kemungkinan (kolom 21) dan tingkat dampak (kolom 22) telah diisi/ dipilih
at berupa formulasi) yang dapat memperkirakan/ mengindikasikan terjadinya risiko. Jika terdapat lebih dari 1 inidikator, maka d
a saat dilaksanakan asesmen risiko.

yang diharapkan tidak dilampaui, atau jika terlampaui maka masih terdapat kesempatan yang cukup untuk memastikan risiko ti
dan/ atau melaporkan KRI.

riwulan berjalan sesuai periode pelaporan.


Diisi dengan status/ progres pelaksanaan penanganan/ mitigasi risiko pada triwulan berjalan sesuai periode pelaporan.
as kontrol dan mitigasi dalam menurunkan tingkat risiko pada triwulan berjalan sesuai periode pelaporan.
a drop down list (Sangat Kecil, Kecil, Sedang, Besar, Sangat Besar). Pilih tingkat kemungkinan yang menggambarkan likelihood
down list (Tidak Signifikan, Minor, Medium, Signifikan, Malapetaka). Pilih tingkat dampak risiko residual, yaitu perubahan tingka
apabila tingkat kemungkinan (kolom 32) dan tingkat dampak (kolom 33) telah diisi/ dipilih.
Sebelumnya. Diisi dengan penjelasan/ justifikasi mengapa dalam asesmen risiko residual periode berjalan tersebut
ukung informasi pada kolom 29, 30 dan 31. Eviden tidak perlu dilampirkan (akan diverifikasi oleh auditor internal pad
s risiko tersebut. Kolom pemantauan periode sebelumnya tidak perlu diisi.
risikonya]

gorikan ke dalam 2 atau lebih kategori dalam Taksonomi Risiko, maka dipilih kategori yang paling dominan.

u adalah dampak risiko terhadap asoek Produk & Layanan, Pelanggan, Keuangan & Pasar, SDM, Bisnis Internal, Kepemimpina
n likelihood risiko inheren tersebut sesuai kriteria kemungkinan yang telah ditetapkan dalam Konteks.
a kolom 8 tersebut.
engan membandingkan dampak utama pada kolom 7 dengan kriteria dampak yang telah ditetapkan dalam Konteks.

ncegahan maupun pengendalian. Apabila terdapat beberapa existing control maka ditulis dengan menggunakan nomor urut.
n efektifitas kontrol terdiri atas Efektif, Sebagian Efektif, dan Tidak Efektif.
arkan likelihood risiko saat ini (controlled risk), yaitu perubahan tingkat kemungkinan risiko pada kolom 8 dengan mempertimba
d risk), yaitu perubahan tingkat dampak risiko pada kolom 10 dengan mempertimbangkan kontrol eksisting terkait.

ang dapat diterima. Rencana penanganan terdiri atas kegiatan yang bersifat pencegahan dan pemulihan.

sebut pada kolom 17.

nggambarkan likelihood risiko residual, yaitu perubahan tingkat kemungkinan risiko pada kolom 14 dengan mempertimbangka
, yaitu perubahan tingkat dampak risiko pada kolom 15 dengan mempertimbangkan efektifitas penanganan tersebut pada kolom
lebih dari 1 inidikator, maka diisi dengan nomor urut.

kup untuk memastikan risiko tidak terjadi.

ai periode pelaporan.

ng menggambarkan likelihood risiko residual, yaitu perubahan tingkat kemungkinan risiko pada risk register kolom 14 pada per
sidual, yaitu perubahan tingkat dampak risiko pada risk register kolom 15 pada periode ke depan dilihat dari triwulan berjalan.

al periode berjalan tersebut dinilai sesuai kolom 32, 33 dan 34 di atas.


asi oleh auditor internal pada saat audit).
ng dominan.

M, Bisnis Internal, Kepemimpinan.

pkan dalam Konteks.

n menggunakan nomor urut.

a kolom 8 dengan mempertimbangkan kontrol eksisting terkait.


rol eksisting terkait.

pemulihan.

m 14 dengan mempertimbangkan efektifitas penanganan tersebut pada kolom 17.


penanganan tersebut pada kolom 17.
risk register kolom 14 pada periode ke depan dilihat dari triwulan berjalan.
an dilihat dari triwulan berjalan.
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I


TAHUN 2020
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN
KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

Balikpapan, 8 April 2020


KONTEKS PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

A KONDISI/ KONTEKS INTERNAL & EKSTERNAL TAHUN 2019


Konteks Internal & Eksternal pada Tahun Penyusunan Kajian Risiko (2019):
1. Rencana interkoneksi sistem kelistrikan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara pada tahun 2020.
2. Perjanjian jual beli gas blok South Sebuku milik JOB Medco - Pertamina dengan cut off date take or pay pada bulan Maret 2021.
3. Kontrak Harga Satuan (KHS) pengadaan material tower terpusat berakhir pada bulan Maret 2019.
4. Keterbatasan Daftar Penyedia Terseleksi (DPT).
5. Penyambungan ke konsumen tegangan tinggi. (Pertamina RU V, LNG Badak, PKT Bontang, Kawasan Industri Kariangau, Pabrik Semen di Maloy, Kutai Timur)
6. Rencana COD IPP PLTU Kaltim 2 (Bontang) dan PLTU Kaltim 4 (Embalut) pada tahun 2020.
7. Fokus perusahaan pada upaya menekan biaya pokok penyediaan tenaga listrik, melayani penyambungan pelanggan, meningkatkan produktivitas dan
efisiensi aset, eksekusi program investasi yang mendukung peningkatan penjualan.
8. Terdapat GI yang telah selesai di-konstruksi namun belum beroperasi karena transmisi terkait belum selesai dibangun.
9. Implementasi Online Single Submission (OSS) yang belum optimal terutama terkait sisi waktu proses penerbitan izin.
10. Rencana jalur transmisi melewati kawasan kehutanan, perkebunan dan pertambangan.
11. Belum adanya pemanfaat material limbah B3 Fly Ash Bottom Ash (FABA) PLTU di area Kalimantan Utara.

B KONDISI/ KONTEKS INTERNAL & EKSTERNAL TAHUN 2020


Konteks Internal & Eksternal pada Tahun Implementasi Kajian RIsiko (2020):
1. Keterbatasan Anggaran Investasi
2. Adanya penetapan Kejadian Luar Biasa Wabah Covid-19 oleh Pemerintah Indonesia pada bulan Maret 2020.
3. Target bauran energi Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025.
4. Rencana interkoneksi kelistrikan Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Tengah.
5. Interkoneksi tegangan tinggi ke Pulau Nunukan dan Pulau Tarakan di Provinsi Kalimantan Utara.
6. Pengadaan material trafo tenaga dan konduktor melalui pengadaan terpusat.
7. Rencana jalur transmisi melewati kawasan lindung karst (batu kapur) Sangkulirang Mangkalapi di Kab. Berau Prov. Kalimantan Timur
8. Kondisi alam yang sulit, minim / tidak ada akses darat ke lokasi pembangunan transmisi.
9. Surplus pasokan listrik dengan beroperasinya PLTU IPP berkapasitas 6x100 di sistem interkoneksi Kalseltengtim.
10.Target fuel mix BBM (PLN+sewa+IPP) Kitlur Kalimantan sebesar 13,95% pada tahun 2020.
11. Target Biaya Pokok Penyediaan (BPP) Kitlur Kalimantan sebesar Rp.1.360 pada tahun 2020. (ref: RJP UIKL Kal 2019 - 2023)

C SASARAN STRATEGIS TAHUN 2020

1. Commercial Operation Date (COD) Pembangkit 77 MW (PLN) + 200MW (IPP), Transmisi 785 kms dan Gardu Induk 30 MVA di tahun 2020.
2. Target serapan Anggaran Kas Investasi (AKI) 100% (sebesar Rp.686.361.039) di tahun 2020.
3. Penyelesaian lelang kegiatan baru, 6 pembangkit PLN + 2 pembangkit IPP, 6 terkait transmisi, 3 terkait gardu induk.
4. Tidak ada kecelakaan kerja.
5. Tidak ada pencemaran lingkungan.
6. Proyek saling berkaitan beroperasi bersamaan
7. Serah terima 11 proyek ke Unit Pengusahaan

D RINCIAN SASARAN TAHUN 2020


NO RINCIAN SASARAN TARGET
1 Penyelesaian Proyek Pembangkit sesuai usulan target KPI 2020
2 Penyelesaian Proyek Transmisi sesuai usulan target KPI 2020
3 Penyelesaian Proyek Gardu Induk sesuai usulan target KPI 2020

E PEMANGKU KEPENTINGAN (STAKEHOLDER) UTAMA


NO STAKEHOLDERS KAITAN KEPENTINGAN DENGAN PERUSAHAAN
1 Direktorat Bisnis Regional Sulawesi dan Kalimantan PLN Pusat Pembina Organisasi
2 PLN UIW Kaltimra dan PLN UIKL Kalimantan Pengguna Produk
3 Satuan Pengawas Intern (SPI) Pemeriksa Internal
4 Pemerintah Daerah Regulator
5 Kementerian Regulator
6 Badan Pertanahan Negara Regulator
7 Kejaksaan Pengawas Hukum
8 Pengadilan Pengawas Hukum
9 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Pemeriksa Eksternal
10 PLN Pusertif Lembaga sertifikasi operasi

F DOKUMEN REFERENSI
RUPTL, RJP, KKO-KKF, RKAP 2020, HASIL RAPAT DIREKSI, PERDIR PLN, UU, PERPRES, PERATURAN MENTERI, IZIN LINGKUNGAN, RTRW WILAYAH

Page 11 of 66 Paraf _______________________


G ALUR PROSES BISNIS / FASE / TAHAPAN / ASPEK KEGIATAN

No Alur Proses Bisnis/ Fase/ Tahapan/ Aspek Kegiatan Sub-Sasaran Tenggat Waktu
(Jika ada)

1 Penambahan kapasitas Penyelesaian proyek pembangkit


2 Penambahan kapasitas Penyelesaian proyek transmisi
3 Penambahan kapasitas Penyelesaian proyek gardu induk
4 Peningkatan efektifitas manajemen konstruksi Peningkatan serapan anggaran
investasi
5 Peningkatan efektifitas manajemen konstruksi Penyelesaian proses enjiniring
6 Peningkatan efektifitas manajemen konstruksi Serah terima proyek
7 Peningkatan efektifitas manajemen konstruksi Penyelesaian proyek yang saling
berkaitan

8 Peningkatan pengelolaan K3L Tanpa kecelakaan kerja


9 Peningkatan manajemen regulasi Tanpa pencemaran lingkungan
10 Peningkatan efisiensi Supply Chain Management (SCM) Pemenuhan target pengadaan
`
Balikpapan, 8 April 2020

Diajukan oleh : Disetujui oleh :


SRM PERENCANAAN GENERAL MANAGER

WISNU KUNTJORO ADI MUHAMMAD RAMADHANSYAH

Page 12 of 66 Paraf _______________________


PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

KRITERIA KEMUNGKINAN TERJADINYA RISIKO (LIKELIHOOD)

Profil Risiko PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR 2020

Risk
Parameter Deskripsi Insiden
Probabilitas
Tingkat/ Kualitatif Sebelumnya
Kemungkinan

Hampir dapat dipastikan Terjadi lebih dari 1 kali dalam rentang


E Sangat Besar > 90%
akan terjadi waktu 6 bulan terakhir

Terjadi 1 kali dalam rentang waktu 6


D Besar 70% - 90% Kemungkinan besar akan terjadi
bulan terakhir

Kemungkinan sama antara Terjadi 1 kali dalam rentang waktu 1


C Sedang > 30% - < 70%
akan terjadi dan tidak terjadi. tahun terakhir

Tidak terjadi dalam rentang waktu 1


B Kecil 10% - 30% Kemungkinan kecil akan terjadi
tahun terakhir

Hampir dapat dipastikan Tidak pernah terjadi dalam rentang


A Sangat Kecil < 10%
tidak akan terjadi waktu lebih dari 1 tahun.
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

KRITERIA DAMPAK RISIKO

UNTUK ANALISIS RISIKO PADA PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020

KATEGORI/ TIDAK
NO MINOR MEDIUM SIGNIFIKAN SANGAT SGNIFIKAN
PARAMETER RISIKO SIGNIFIKAN

1 KEPEMIMPINAN : Keluhan pegawai Ketidakpuasan Protes pegawai yang Demo pegawai dengan Terjadi mogok kerja
a. SDM secara individu sekelompok pegawai melibatkan Serikat pemogokan terbatas dalam skala luas
Pekerja.

b. Insiden Insiden memerlukan Insiden memerlukan Insiden memerlukan Insiden membutuhkan Insiden menimbulkan
penanganan oleh penanganan oleh pihak penyelidikan oleh pihak penjelasan ke pihak permasalahan/
atasan langsung. manajemen (internal) independen (eksternal) berwajib/ Pemerintah tuntutan hukum.

c. Citra / Reputasi Dampak tidak berarti, Dampak minimum Komplain, Sorotan media yang Sorotan secara
tidak menimbulkan berupa komplain atau ketidakpuasan, luas di daerah, memicu nasional, dibutuhkan
gangguan operasional ketidakpuasan, tidak demostrasi dan sorotan tanggapan pemerintah, kebijakan khusus
permanen. mengganggu media memicu operasional bisnis pemerintah, ancaman
operasional bisnis. tanggapan stakeholder, terhenti beberapa saat, terhadap bisnis jangka
operasional bisnis diperlukan penanganan panjang.
terganggu. segera.

d. Fraud (Kecurangan) TIDAK DITOLELIR


2 PROSES BISNIS INTERNAL : Kerusakan critical asset Kerusakan critical asset Kerusakan critical asset Kerusakan critical asset Kerusakan critical asset
a. K-3 / Critical Asset hanya membutuhkan membutuhkan membutuhkan membutuhkan membutuhkan
perbaikan minor, atau perbaikan hingga perbaikan hingga perbaikan 3-6 bulan perbaikan > 6 bulan,
beberapa hari. 1 bulan 3 bulan atau penggantian

b. K-3 / Keselamatan Aset Kerusakan aset ringan. Kerusakan aset ringan. Kerusakan aset sedang, Aset rusak berat (perlu Aset rusak berat (tidak
perbaikan). dapat digunakan lagi).

c. K-3 / Keselamatan Jiwa Tidak ada korban jiwa. Korban luka ringan Korban luka sedang Korban luka berat atau Korban jiwa.
(rawat jalan) (rawat inap). cacat permanen.

d. Lingkungan Tidak ada teguran dari Teguran dari DLH/KLH Peringatan keras dari Denda / pembatasan Penutupan lokasi, atau
DLH/KLH DLH/KLH operasional dari pemidanaan oleh
DLH/KLH DLH/KLH

Terjadi pencemaran Terjadi pencemaran Terjadi pencemaran Terjadi pencemaran Terjadi pencemaran
lingkungan namun lingkungan namun lingkungan di luar lingkungan di luar lingkungan di luar
masih dalam ambang masih dalam ambang ambang batas DLH/KLH ambang batas DLH/KLH ambang batas DLH/KLH
batas DLH/KLH dan batas DLH/KLH dan dan dampak terhadap dan dampak lingkungan dan dampak lingkungan
dampak terhadap dampak terhadap lingkungan dapat bersifat permanen, tdk bersifat permanen,
lingkungan dapat lingkungan dapat diatasi (>1 bulan) dapat diatasi segera tidak dapat diatasi
diatasi segera diatasi < 1 bulan

e. Kelangsungan Usaha Kegiatan perusahaan Kegiatan perusahaan Kegiatan perusahaan Kegiatan perusahaan Kegiatan perusahaan
tidak terganggu . terganggu pada 1 UPP, terganggu pada 1 UPP, terganggu pada terganggu secara luas di
tidak mempengaruhi dan mempengaruhi beberapa UPP, dan seluruh wilayah kerja.
pelayanan pelayanan mempengaruhi
pelayanan
f. Kelangsungan Proses Kegiatan Kegiatan pembangunan Kegiatan pembangunan Kegiatan pembangunan Kegiatan
Pembangunan Pembangunan tidak berlangsung dengan berlangsung dengan berlangsung dengan pembangunan terhenti
mengalami gangguan membutuhkan: membutuhkan: membutuhkan: dan tidak dapat
1. tambahan biaya <= 1. tambahan biaya >5% 1. tambahan biaya >= dilanjutkan
5% harga kontrak, atau - < 10% harga kontrak, 10% harga kontrak,
2. waktu penyelesaian atau atau
pekerjaan <= 10% dari 2. waktu penyelesaian 2. waktu penyelesaian
masa kontrak awal. pekerjaan >10% - <= pekerjaan >30% - <=
30% dari masa kontrak 50% dari masa kontrak
awal. awal.

g. Tuntutan Hukum Pihak Ketiga Penyelesaian Tuntutan Penyelesaian Tuntutan Penyelesaian Tuntutan Penyelesaian Tuntutan Penyelesaian Tuntutan
dilakukan melalui dilakukan melalui dilakukan melalui dilakukan melalui dilakukan melalui
musyawarah. musyawarah, dengan alternatif penyelesaian proses peradilan, mulai proses Peninjauan
peran mediator. sengketa. dari Pengadilan Negeri, Kembali Mahkamah
Banding Pengadilan Agung RI.
Tinggi, dan Kasasi
Mahkamah Agung RI

h. Pencapaian Kinerja Penambahan Deviasi thdp target : Deviasi thdp target : Deviasi thdp target : Deviasi thdp target : Deviasi thdp target :
Kapasitas (MW, MVA, Kms) < 5% 5% - 10% >10% - <30% >30% - <50% >50%

i. Pencapaian Kinerja Operasional Deviasi thdp target : Deviasi thdp target : Deviasi thdp target : Deviasi thdp target : Deviasi thdp target :
(untuk Kinerja Finansial mengacu < 1% 1% - 5% 5% - 10% 10% - 20% >20%
pada Kategori Keuangan dan Pasar)

14of66
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

KRITERIA DAMPAK RISIKO

UNTUK ANALISIS RISIKO PADA PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020

KATEGORI/ TIDAK
NO MINOR MEDIUM SIGNIFIKAN SANGAT SGNIFIKAN
PARAMETER RISIKO SIGNIFIKAN
3 PRODUK & LAYANAN : Pemadaman hingga Pemadaman hingga Pemadaman hingga Pemadaman bergilir Pemadaman bergilir
a. Pemadaman 1 hari, atau cakupan 1 minggu, atau cakupan 1 bulan, atau cakupan hingga 3 bulan, atau > 3 bulan, atau cakupan
pada beberapa pemadaman 1 Gardu beberapa Gardu Induk cakupan pada 1 sub- pada 1 Sistem besar
penyulang pada satu Induk atau sistem kecil. atau sistem sedang sistem besar pada satu pada satu waktu /
waktu. pada satu waktu waktu. blackout sistem.

b. Keluhan Pelanggan Keluhan pelanggan ke Keluhan pelanggan Keluhan pelanggan Keluhan pelanggan Demonstrasi oleh
contact center dengan mendatangi melalui surat pembaca/ disorot oleh media pelanggan/ class action
kantor PLN secara media sosial nasional/ tuntutan oleh sekelompok
langsung hukum oleh pelanggan pelanggan
secara individu

c. Keterlambatan Penyelesaian Deviasi antara progress Deviasi antara progress Deviasi antara progress Deviasi antara progress Deviasi antara progress
Proyek actual dengan rencana actual dengan rencana actual dengan rencana actual dengan rencana actual dengan rencana
awal sebelum awal sebelum awal sebelum awal sebelum awal sebelum
amandemen/perubaha amandemen/perubaha amandemen/perubaha amandemen/perubaha amandemen/perubaha
n: n: n: n: n:
< 5% 5% - 10% >10% - <20% >20% - <30% >30%

d. Keterlambatan Waktu Tidak ada Waktu perpanjangan Waktu perpanjangan Waktu perpanjangan Waktu perpanjangan
Pelaksanaan perpanjangan waktu kontrak <10% dari kontrak 10% - 25% dari kontrak >25% - 50% kontrak > 50%
kontrak perencanaan awal perencanaan awal dari perencanaan awal

e. Serah Terima Proyek Dapat dilakukan ST2 Telah terbit ST1, Telah terbit ST1, Tidak dapat dilakukan Tidak dapat dilakukan
dalam masa namun masih terdapat namun masih terdapat ST2 ST1
pemeliharaan pending item untuk pending item untuk
penerbitan ST2 yang penerbitan ST2 yang
tidak dapat diselesaikan tidak dapat diselesaikan
waktu kurang dari 1 dalam waktu 1 tahun
tahun setelah ST1 setelah ST1

4 KEUANGAN & PASAR :

a. Penyerapan Anggaran Investasi 100% - 97% dari SKAI < 97% - >= 95% dari <95% - >=90% dari SKAI <90% - >=85% dari SKAI <85%dari SKAI terakhir
terakhir SKAI terakhir terakhir terakhir
b. Penyerapan biaya administrasi Realisasi biaya Realisasi biaya Realisasi biaya Realisasi biaya Realisasi biaya
administrasi < 90% dari administrasi 90% - < administrasi 95% - administrasi > 100% - administrasi > 110%
SKAI terakhir 95% dari SKAI terakhir 100% dari SKAI terakhir 110% dari SKAI terakhir SKAI terakhir

c. Penyerapan biaya pemeliharaan Realisasi biaya Realisasi biaya Realisasi biaya Realisasi biaya Realisasi biaya
pemeliharaan kurang pemeliharaan 90% pemeliharaan 95% s.d. pemeliharaan lebih dari pemeliharaan lebih dari
dari 90% dari SKAI s.d.kurang dari 95% dari 100% dari SKAI terakhir 100% s.d. 110% dari 110% SKAI terakhir
terakhir SKAI terakhir SKAI terakhir

d. STP Proyek 100%-90% dari target <90% - >=75% dari <75% - >=65% dari <65% - >=50% dari <50% dari target STP
STP tahun berjalan target STP tahun target STP tahun target STP tahun tahun berjalan
berjalan berjalan berjalan

e. Kerugian atau Opportunity Loss <0,1% dari pendapatan 0,1%-0,5% dari 0,5%-1% dari 1%-2% dari pendapatan >2% dari pendapatan
Perusahaan satu tahun pendapatan pendapatan Perusahaan satu tahun Perusahaan satu tahun
Perusahaan satu tahun Perusahaan satu tahun

e. Kerugian atau Opportunity Loss Kerugian / opportunity Kerugian / opportunity Kerugian / opportunity Kerugian / opportunity Kerugian / opportunity
untukUnit Induk loss<= Rp 1 miliar loss> Rp 1 miliar – <=Rp loss> Rp 5 miliar – <= Rp loss> Rp 15 miliar – <= loss> Rp 35 miliar
5 miliar 15 miliar Rp 35 miliar

f. Kerugian atau Opportunity Loss Kerugian / opportunity Kerugian / opportunity Kerugian / opportunity Kerugian / opportunity Kerugian / opportunity
untukUnit Pelaksana loss<= Rp 20 juta loss> Rp 20 juta – <= Rp loss> Rp 100 Juta – <= Rp loss> Rp 150 Juta – <= loss> Rp 300
100 juta 150 juta Rp 300

15of66
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR
PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020

IDENTIFIKASI RISIKO ANALISIS RISIKO SAAT INI (CURRENT/ CONTROLLED RISK)

DAMPAK RISIKO
ALUR PROSES (Dampak pada aspek
EFEKTIFITAS
BISNIS / FASE / PEMILIK PENYEBAB RISIKO Produk & Layanan, KONTROL EKSISTING Tingkat Tingkat
NO DESKRIPSI RISIKO TAKSONOMI RISIKO KONTROL Tingkat Dampak
TAHAPAN / RISIKO (Controllable & Uncontrollable) Pelanggan, Keuangan & (Kontrol Pencegahan dan/ atau Pemulihan) Kemungkinan Risiko
(Overall)
ASPEK KEGIATAN Pasar, SDM, Bisnis Internal,
Kepemimpinan).

1 2 3 4 5 6 7 12 13 14 15 16
1 Peningkatan Anggaran Kas investasi P.2.3. - Pendanaan Proyek R : SRM KSDM Controlable : Nilai kinerja unit tidak 1.1 Melakukan koordinasi perencanaan anggaran dengan Unit Efektif Secara Sedang Minor Moderat
efektifitas (AKI) tidak terserap - Risiko Disbursement A : GM 1. Perencanaan Anggaran yang kurang akurat. maksimal Pelaksana dan masing-masing Bidang Unit Induk pada saat Parsial
manajemen sesuai rencana. S : SRM perencanaan maupun pada saat usulan revisi anggaran.
konstruksi Bidang,
Pejabat, MUP II
UPP
C : GM 1.2 Monitoring rencana realisasi setiap bulan dengan bagian lain.
I : SRM Bidang,
Pejabat, MUP II 1.3 Pengajuan revisi AKI menyesuaikan kondisi kebutuhan anggaran
UPP dan waktu penyelesaian proyek
1.4 Rapat bulanan untuk merencanakan peningkatan progress
2. Penyedia barang dan jasa tidak tertib dalam melakukan 2.1 Berkoordinasi dengan bagian lain terkait proses penagihan.
penagihan.

UnControlable:
1. Kontraktor tidak perform sehingga realisasi progress
pekerjaan tidak sesuai dengan rencana
2. Terjadinya deviasi progres fisik terhadap target rencana
penyerapan (termasuk progres pembebasan lahan & progress
konstruksi)

2 Peningkatan Proses lelang tidak P.3.4 - Pengadaan - Risiko R : PJ Controlable : 1. COD terlambat. 1.1 Bersurat kepada Vendor/Pabrikan terkait dengan Permintaan Efektif Secara Sedang Minor Moderat
efisiensi Supply sesuai target Proses Pengadaan RENDAN, PJ 1. Keterlambatan Penyusunan harga Perkiraan Engineer 2. Target penyerapan Harga Referensi. Parsial
Chain Management pengadaan LAKSDA (HPE). Anggaran Investasi (AI) 1.2 Penerapan SK Dir No.0620.K/DIR/2013 tanggal 3 Oktober 2013
(SCM) A : GM terkontrak tidak tercapai. beserta perubahannya pasal 4.1.3
S : SRM
Bidang, MUP II
UPP, PJ Biro
K3L 2. Keterlambatan penyampaian Dokumen teknis dari user. 2.1 Menyusun Dokumen Rencana Pengadaan periode tahunan yang
C : GM disetujui oleh VfM Commitee serta disahkan dan ditetapkan oleh
I : SRM Bidang, Pengguna Barang/Jasa.
MUP II UPP, PJ 3. Keterlambatan proses penetapan pemenang lelang. 3.1 Pembuatan jadwal VfM
Biro K3L
4. Kurangnya personil / pegawai di Biro Pelaksana Pengadaan. 4.1 Penugasan sementara (ad hoc) personil dari bidang lain untuk
membantu proses pelaksana pengadaan

5. Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) belum dimutakhirkan 5.1 Pemutakhiran DPT secara periodik.

6. Anggaran Investasi tidak mencukupi 6.1 Melakukan koordinasi perencanaan anggaran dengan Unit
Pelaksana dan masing-masing Bidang Unit Induk pada saat
perencanaan maupun pada saat usulan revisi anggaran.
UnControlable :
1. Tahap klarifikasi dan negoisasi dalam proses lelang tidak
mencapai kesepakatan
2. Tanah belum bebas (Gardu Induk).
3. Perubahan RUPTL.
4. Keterlambatan proses perijinan.
5. Pelelangan gagal.
6. Usulan Angaran Investasi Unit Perusahaan tidak disetujui
oleh PLN Pusat.

3 Peningkatan Lelang Gagal P.3.4 - Pengadaan - Risiko R : PJ Controlable : 1. COD terlambat. 1. Menggunakan referensi Harga Perkiraan Engineer. Efektif Secara Kecil Medium Moderat
efisiensi Supply Proses Pengadaan RENDAN, PJ 1. HPS tidak akurat 2. Target penyerapan 2. Koordinasi dengan bidang lain (user) terkait dengan lingkup Parsial
Chain Management LAKSDA 2. Lingkup pekerjaan (dokumen KAK) kurang detail sehingga Anggaran Investasi (AI) pekerjaan yang akan dilelangkan.
(SCM) A : GM HPS tidak akurat. terkontrak tidak tercapai.
S : SRM
Bidang, MUP II Uncontrolable :
UPP, PJ Biro 1. Negosiasi harga tidak mencapai kesepakatan
K3L 2. Usulan Anggaran Investasi Unit Perusahaan tidak disetujui
C : GM oleh PLN Pusat.
I : SRM Bidang,
MUP II UPP, PJ
Biro K3L

4 Peningkatan Keterlambatan K.1.4 - Aspek Legal - R : SRM Controlable : Kontruksi/ operasi tidak dapat 1.1 Membuat check list pengajuan perizinan untuk memastikan Efektif Secara Sedang Medium Tinggi
manajemen regulasi penyelesaian perizinan Risiko Perijinan PERTNHN, 1. Persyaratan perizinan tidak lengkap dimulai sebelum penerbitan bahwa seluruh persyaratan telah lengkap Parsial
proyek SRM OPKONS, ijin. 1.2 Menyediakan PRK khusus dalam RKAP untuk mengakomodir
SRM REN, PJ keperluan biaya pemenuhan persyaratan dan penerbitan izin
K3L 1.3 Penunjukan konsultan / universitas untuk kegiatan pengurusan
A : GM perizinan proyek
S : MUP II UPP 1.4 Koordinasi dengan personil di instansi terkait secara kontinyu
C : GM terhadap perijinan yang telah diajukan
I : SRM
OPKONS, MUP
II UPP 2. Pengajuan izin terlambat diajukan kepada instansi terkait 2.1 & 3.1 Monitoring Perizinan :

- Ijin Prinsip, SKTR : PIC REN


- IMB dan ijin konstruksi lainnya (jetty) : PIC OPKONS dan UPP
- Ijin Penlok, IPPKH : PIC PERTANAHAN
- Ijin Lingkungan : Biro K3L

3. Tidak dilakukan monitoring progress perizinan yang telah


disampaikan

Page 16 of 66 Paraf __________________________


PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR
PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020

IDENTIFIKASI RISIKO ANALISIS RISIKO SAAT INI (CURRENT/ CONTROLLED RISK)

DAMPAK RISIKO
ALUR PROSES (Dampak pada aspek
EFEKTIFITAS
BISNIS / FASE / PEMILIK PENYEBAB RISIKO Produk & Layanan, KONTROL EKSISTING Tingkat Tingkat
NO DESKRIPSI RISIKO TAKSONOMI RISIKO KONTROL Tingkat Dampak
TAHAPAN / RISIKO (Controllable & Uncontrollable) Pelanggan, Keuangan & (Kontrol Pencegahan dan/ atau Pemulihan) Kemungkinan Risiko
(Overall)
ASPEK KEGIATAN Pasar, SDM, Bisnis Internal,
Kepemimpinan).

1 2 3 4 5 6 7 12 13 14 15 16
UnControlable : 1.1 Berkoordinasi dengan pihak terkait untuk dapat melengkapi
1. Persyaratan tambahan yang hanya berlaku di pemerintahan persyaratan tambahan sembari proses perizinanan dijalankan.
daerah setempat atau kementerian. 2.1 Sesegera mungkin melakukan pengajuan izin sesuai peraturan
2. Terjadi perubahan peraturan yang mengakibatkan proses terbaru.
perizinan harus diulang menggunakan peraturan terbaru. 4. 1, 5.1 Berkoordinasi langsung dengan pimpinan daerah atau
3. Penerbitan pertimbangan teknis Dinas/Badan terkait di PTSP pimpinan dinas agar proses perizinan dapat diproses sesuai dengan
Provinsi belum sesuai dengan SOP. peraturan yang berlaku.
4. Kurangnya dukungan dari stakeholder terhadap suksesnya
pembangunan ketenagalistrikan.
5. Pemahaman personil dinas setempat terhadap ketentuan
perijinan.

5 Penambahan Keterlambatan K.1.5 - Aspek Legal - R : SRM Controlable : 1. Kontruksi tidak dapat 1.1 Untuk kegiatan konstruksi baru yang telah disurvey maka Efektif Secara Sangat Besar Medium Tinggi
kapasitas pengadaan tanah Risiko Pembebasan Tanah PERTNHN 1. Proyek yang telah selesai survey tidak segera ditindaklanjuti dilaksanakan karena tanah dilakukan penggabungan kontrak konstruksi dengan kegiatan Parsial
proyek A : GM dengan proses pengadaan tanah sehingga telah terjadi belum bebas. inventarisasi dan pengadaan tanah.
S : SRM perubahan penggunaan lahan dan tanah tidak dapat 2. Penyelesaian proyek tidak
PERTNHN, dibebaskan sesuai dengan waktu yang
MUP II UPP ditetapkan.
C : GM
I : SRM REN, 2. Hasil sosialisasi ke masyarakat belum optimal. 2.1 Sosialisasi personal kepada masyarakat dengan datang
SRM OPKONS, langsung ke tempat tinggal masyarakat yang masih menolak
SRM KSDM, PJ pembangunan pembebasan tanah
Biro, MUP II
UPP
3. Provokasi dari pihak lain. 3.1 Melibatkan unsur PEMDA, TP4D, Kejaksaan negeri masing-
masing daerah dan BINDA untuk ikut serta dalam proses
pembebasan.
4. Kekurangan personil SDM pelaksana pengadaan tanah 4.1 Pembentukan tim task force untuk pembebasan lahan.
5. Keterlambatan penerbitan nilai appraisal 5.1 Pembuatan jadwal tim KJPP terintegrasi dengan schedule
Kontrak Pendampingan pengadaan tanah dan ROW.

6. Keterlambatan pelaksanaan inventarisasi tanah 6.1 Pembentukan tim task force untuk pembebasan lahan.
6.2 Penunjukan pihak ketiga untuk melaksanakan kegiatan
inventarisasi tanah.

7. Keterlambatan pembayaran pengadaan tanah 7.1 Percepatan proses verifikasi dokumen kepemilikan tanah dan
percepatan proses pembayaran.

UnControlable : 1.1 Sosialisasi personal kepada warga dengan pendampingan


1. Masyarakat tidak setuju dengan nilai appraisal pemerintah setempat
2. Permasalahan sengketa antar warga. 2.1 Bersama pemerintah setempat (Desa / Kelurahan / Kecamatan)
3. Pemilik tanah tidak diketahui keberadaannya. memfasilitasi kegiatan mediasi sengketa antar warga.
4. Jalur transmisi PLN melewati wilayah IUP atau PKP2B 1.1, 3.1 Penitipan uang ganti rugi di pengadilan.
perusahaan pertambangan atau tanah HGU perusahaan 1.1, 4.1 Re-route jalur transmisi, pemindahan lokasi proyek
perkebunan.

6 Penambahan Kelebihan atau K.1.5 - Aspek Legal - R : SRM 1. Kesalahan perhitungan tanam tumbuh oleh konsultan 1. Kerugian finansial 1. Pengecekan Ulang dilapangan oleh PLN dan Konsultan Efektif Secara Besar Signifikan Ekstrem
kapasitas kekurangan bayar Risiko Pembebasan Tanah PERTNHN inventarisasi perusahaan. Pendamping. Parsial
pembebasan lahan A : GM 2. Perbedaan perhitungan antara hasil inventarisasi dengan 2. Klaim dari pemilik 2. Verifikasi ulang berkas pembayaran antara daftar inventarisasi,
proyek dan kompensasi S : SRM laporan KJPP 3. Penghentian pekerjaan di daftar nominatif dan laporan KJPP oleh PLN.
ROW PERTNHN, 3. Hasil Pengukuran luas tapak tower tidak sesuai kondisi lapangan
MUP II UPP lapangan.
C : GM 4. Kesalahan / kegagalan pendampingan pembebasan lahan
I : SRM REN, dari kontraktor (untuk kontrak gabungan pendampingan dan
SRM OPKONS, konstruksi)
SRM KSDM, PJ
Biro, MUP II
UPP

7 Penambahan Keterlambatan P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM Controlable : 1. Pekerjaan stringing tidak 1.1 Untuk kegiatan konstruksi baru yang telah disurvey maka Efektif Secara Kecil Medium Moderat
kapasitas pengadaan ROW Proyek/ PERTNHN 1. Proyek yang telah selesai survey tidak segera ditindaklanjuti dapat dilaksanakan. dilakukan penggabungan kontrak konstruksi dengan kegiatan Parsial
Konstruksi - Risiko Waktu A : GM dengan proses pengadaan ROW sehingga telah terjadi 2. Penyelesaian proyek tidak inventarisasi dan pengadaan tanah.
Penyelesaian Proyek S : SRM perubahan penggunaan lahan dan ROW tidak dapat sesuai dengan waktu yang 1.2 Untuk kegiatan konstruksi baru yang belum disurvey maka
PERTNHN, dibebaskan ditetapkan. dilakukan penggabungan kontrak jasa konsultan survey jalur.
MUP II UPP penyelidikan tanah, inventarisasi dan pengadaan tanah, ROW dan
C : GM penebangan.
I : SRM REN,
SRM OPKONS, 2. Hasil sosialisasi ke masyarakat belum optimal. 2.1 Sosialisasi personal kepada masyarakat dengan datang
SRM KSDM, PJ langsung ke tempat tinggal masyarakat yang masih menolak
Biro, MUP II pengadaan ROW
UPP
3. Provokasi dari pihak lain. 3.1 Melibatkan unsur PEMDA, TP4D, Kejaksaan negeri masing-
masing daerah dan BINDA untuk ikut serta dalam proses pengadaan
ROW
4. Kekurangan personil SDM pelaksana pengadaan ROW 4.1 Pembentukan tim task force untuk pengadaan ROW.
5. Keterlambatan penerbitan nilai appraisal 5.1 Pengadaan tim Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) secara kontrak
payung.
6. Keterlambatan pelaksanaan inventarisasi ROW 6.1 Pembentukan tim task force untuk pengadaan ROW.
6.2 Penunjukan pihak ketiga untuk melaksanakan kegiatan
inventarisasi ROW.

7. Keterlambatan pembayaran pengadaan ROW 7.1 Percepatan proses verifikasi dokumen dan percepatan proses
pembayaran.

Page 17 of 66 Paraf __________________________


PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR
PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020

IDENTIFIKASI RISIKO ANALISIS RISIKO SAAT INI (CURRENT/ CONTROLLED RISK)

DAMPAK RISIKO
ALUR PROSES (Dampak pada aspek
EFEKTIFITAS
BISNIS / FASE / PEMILIK PENYEBAB RISIKO Produk & Layanan, KONTROL EKSISTING Tingkat Tingkat
NO DESKRIPSI RISIKO TAKSONOMI RISIKO KONTROL Tingkat Dampak
TAHAPAN / RISIKO (Controllable & Uncontrollable) Pelanggan, Keuangan & (Kontrol Pencegahan dan/ atau Pemulihan) Kemungkinan Risiko
(Overall)
ASPEK KEGIATAN Pasar, SDM, Bisnis Internal,
Kepemimpinan).

1 2 3 4 5 6 7 12 13 14 15 16
UnControlable : 1.1,5.1 Sosialisasi personal kepada warga dengan pendampingan
1. Masyarakat tidak setuju dengan nilai appraisal pemerintah setempat
2. Permasalahan sengketa antar warga. 2.1 Bersama pemerintah setempat (Desa / Kelurahan / Kecamatan)
3. Pemilik tanah tidak diketahui keberadaannya. memfasilitasi kegiatan mediasi sengketa antar warga.
4. Jalur transmisi PLN melewati wilayah IUP atau PKP2B 1.1, 3.1 Penitipan uang ganti rugi di pengadilan.
perusahaan pertambangan atau tanah HGU perusahaan 1.1, 4.1, 5.1 Re-route jalur transmisi, pemindahan lokasi proyek
perkebunan. 5.1 Pemilihan jalur transmisi yang tidak melewati kawasan
5. Penolakan warga untuk dilintasi jalur SUTT. pemukiman

8 Peningkatan Keterlambatan proses P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM REN Controlable : 1. Target COD tidak tercapai 1.1. Pada saat penentuan lokasi sedapat mungkin menghindari Efektif Secara Kecil Medium Moderat
efektifitas engineering Proyek/ A : GM 1. Perubahan lokasi rencana pembangunan. 2. Terlambatnya proses PO kawasan padat penduduk / kawasan hutan lindung. Parsial
manajemen Konstruksi - Risiko Waktu S : MUP II UPP material 1.2 Berkoordinasi dengan UIW/ UIKLterkait dengan survey rencana
konstruksi Penyelesaian Proyek C : GM 3. Perpanjangan waktu lokasi proyek Gardu Induk/ Pembangkit.
I : SRM kontrak.
OPKONS, PJ
Pengadaan, PJ 2. Perubahan desain 2.1 Sesegera mungkin melakukan penyesuaian desain sesuai
K3L, SRM kondisi di lapangan
PRTNHN 3. Hasil survey dan penyelidikan tanah kurang akurat 3.1 Melakukan pengecekan pekerjaan survey di lapangan.
4. Kontraktor terlambat mengajukan dokumen engineering 4.1 Melaksanakan Design Review Meeting (DRM)

5. Keterlambatan PLN mereview dokumen engineering 5.1 Melaksanakan Design Review Meeting (DRM)
5.2 Menetapkan standar bahwa PLN harus memberi tanggapan
review engineering dalam waktu 14 hari kalender
6. Konsultan engineering tidak secara rutin melakukan 6.1 Melakukan monitoring progress engineering bersama konsultan
monitoring terhadap Deliverable List dokumen engineering secara periodik

9 Penambahan Deviasi progress proyek P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM 1. Keterlambatan proses engineering Target COD tidak tercapai Lihat Deskripsi Risiko "Keterlambatan Proses Engineering" Efektif Secara Sedang Minor Moderat
kapasitas pembangkit Proyek/ OPKONS Parsial
Konstruksi - Risiko Waktu A : GM
Penyelesaian Proyek S : SRM
REN,MUP II
UPP
C : GM 2. Keterlambatan pengajuan proses perizinan proyek Lihat Deskripsi "Keterlambatan Penyelesaian Perizinan Proyek"
I : SRM REN,
MUP II UPP, 3. Kontraktor tidak memenuhi sebagaimana tercantum dalam 3.1 Monitoring dan evaluasi progres pelaksanaan pekerjaan secara
SRM KSDM, PJ kontrak kontinyu dengan PLN UPP dan Penyedia Barang dan Jasa (weekly,
BIRO K3L dan monthly meeting).
3.2 Melakukan monitoring pelaksanaan pekerjaan secara terintegrasi
melalui PMO.
3.3 Menerbitkan surat perintah peringatan kepada penyedia barang
dan jasa apabila terjadi deviasi kontrak lebih dari 20%.

UnControlable :
Keadaan kahar / force majeur
10 Penambahan Target COD PLTU P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM Uncontrolable : 1. Target COD tidak tercapai 1. Surat Teguran kepada PT Zug Industry Indonesia. Tidak Efektif Sangat Besar Medium Tinggi
kapasitas Tanjung Selor 2x7 MW Proyek/ OPKONS 1. Kondisi finansial PT Zug Industry Indonesia bermasalah 2. Kinerja Unit tidak tercapai 2. Surat Peringatan kepada PT Zug Industry Indonesia.
terlambat Konstruksi - Risiko Waktu A : GM yang ditandai dengan adanya status PKPU. 3. Rapat koordinasi dengan Kontraktor.
Penyelesaian Proyek S : SRM
REN,MUP II
UPP
C : GM
I : SRM REN,
MUP II UPP,
SRM KSDM

11 Penambahan Target COD PLTMG P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM Uncontrolable : 1. Target COD tidak tercapai 1. Surat Teguran kepada PT Truba Jaya Engineering Tidak Efektif Sangat Besar Sangat Signifikan Ekstrem
kapasitas Nunukan 2 - 10 MW Proyek/ OPKONS 1. Kondisi finansial PT Truba Jaya Engineering yang 2. Kinerja Unit tidak tercapai 2. Surat Rekomendasi Peringatan kepada PT Truba Jaya
terlambat Konstruksi - Risiko Waktu A : GM bermasalah. Engineering
Penyelesaian Proyek S : SRM 3. Rapat koordinasi dengan Kontraktor.
REN,MUP II
UPP
C : GM
I : SRM REN,
MUP II UPP,
SRM KSDM

12 Penambahan Deviasi progress proyek P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM 1. Keterlambatan proses engineering Target COD tidak tercapai Lihat Deskripsi Risiko "Keterlambatan Proses Engineering" Efektif Secara Sedang Minor Moderat
kapasitas gardu induk Proyek/ OPKONS Parsial
Konstruksi - Risiko Waktu A : GM
Penyelesaian Proyek S : SRM
REN,MUP II
UPP
C : GM 2. Kontraktor tidak memenuhi sebagaimana tercantum dalam 2.1 Monitoring dan evaluasi progres pelaksanaan pekerjaan secara
I : SRM REN, kontrak kontinyu dengan PLN UPP dan Penyedia Barang dan Jasa (weekly,
MUP II UPP, dan monthly meeting).
SRM KSDM, PJ 2.2 Melakukan monitoring pelaksanaan pekerjaan secara terintegrasi
BIRO K3L melalui PMO.
2.3 Menerbitkan surat perintah peringatan kepada penyedia barang
dan jasa apabila terjadi deviasi kontrak lebih dari 20%.
2.4 Melaporkan update jadwal kebutuhan pengiriman material ke
PLN pusat.

UnControlable :
1. Keadaan kahar / force majeur.
2. Keterlambatan material tepusat karena produksi oleh
pabrikan yang terhambat.
13 Penambahan Deviasi progress proyek P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM Controlable Target COD tidak tercapai Lihat Deskripsi Risiko "Keterlambatan Pengadaan Tanah Proyek" Efektif Secara Sedang Minor Moderat
kapasitas transmisi Proyek/ OPKONS 1. Keterlambatan pengadaan tanah tapak tower Parsial
Konstruksi - Risiko Waktu A : GM
Penyelesaian Proyek S : SRM
REN,MUP II
UPP
C : GM 2. Keterlambatan pengadaan ROW Lihat Deskripsi Risiko "Keterlambatan Pengadaan ROW"
I : SRM REN, 3. Keterlambatan proses engineering Lihat Deskripsi Risiko "Keterlambatan Proses Engineering"
MUP II UPP,
SRM KSDM, PJ
BIRO K3L

Page 18 of 66 Paraf __________________________


PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR
PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020

IDENTIFIKASI RISIKO ANALISIS RISIKO SAAT INI (CURRENT/ CONTROLLED RISK)

R : SRM DAMPAK RISIKO


ALUR PROSES OPKONS (Dampak pada aspek
EFEKTIFITAS
BISNIS / FASE / PEMILIK
A : GM PENYEBAB RISIKO Produk & Layanan, KONTROL EKSISTING Tingkat Tingkat
NO DESKRIPSI RISIKO TAKSONOMI RISIKO KONTROL Tingkat Dampak
TAHAPAN / RISIKO
S : SRM (Controllable & Uncontrollable) Pelanggan, Keuangan & (Kontrol Pencegahan dan/ atau Pemulihan) Kemungkinan Risiko
(Overall)
ASPEK KEGIATAN REN,MUP II Pasar, SDM, Bisnis Internal,
UPP Kepemimpinan).
C : GM
1 2 3 4 I : SRM5REN, 6 7 12 13 14 15 16
MUP II UPP, 4. Kontraktor tidak memenuhi sebagaimana tercantum dalam 4.1 Monitoring dan evaluasi progres pelaksanaan pekerjaan secara
SRM KSDM, PJ kontrak kontinyu dengan PLN UPP dan Penyedia Barang dan Jasa (weekly,
BIRO K3L dan monthly meeting).
4.2 Melakukan monitoring pelaksanaan pekerjaan secara terintegrasi
melalui PMO.
4.3 Menerbitkan surat perintah peringatan kepada penyedia barang
dan jasa apabila terjadi deviasi kontrak lebih besar dari 20%.
4.4 Melaporkan update jadwal kebutuhan pengiriman material ke
PLN pusat.

UnControlable :
1. Keadaan kahar / force majeur.
2. Keterlambatan material tepusat karena produksi oleh
pabrikan yang terhambat.
3. Izin proyek dari instansi terkait terlambat terbit (UKL UPL,
IPPKH)

14 Peningkatan Proyek tidak dapat P.5.1 - Pasca R : SRM Controlable : Kinerja Unit tidak tercapai. 1.1 Melakukan koordinasi dengan PLN Pusertif untuk penerbitan Efektif Secara Sedang Medium Tinggi
efektifitas dilakukan Serah Terima Pelaksanaan/ OPKONS 1. Dokumen pendukung STP tidak lengkap. SLO. Parsial
manajemen Proyek (STP) ke Unit Konstruksi - Risiko Serah A : GM 1.2 Melakukan koordinasi intensif dengan user verifikator dokumen
konstruksi Pengusahaan Terima Proyek S : SRM STOP dan STAP di Unit Pengusahaan.
REN,MUP II 1.3 Membentuk Tim STP internal yang bertugas mengumpulkan
UPP dokumen pendukung STP.
C : GM 1.4 Melakukan final check bersama Pusertif, Unit Pengusahaan/UIKL
I : SRM REN, agar kekurangan persyaratan dapat segera ditindaklanjuti
MUP II UPP,
SRM KSDM, PJ
BIRO K3L 2. Ketidakselarasan penyelesaian proyek 1. Kinerja Unit tidak tercapai. Lihat Deskripsi Risiko "Ketidakselarasan Proyek yang berkaitan -
2. Aset belum bisa (associated)"
dimanfaatkan
3. Kerusakan aset sebelum
dimanfaatkan.

3.Tanah yang belum bersertifikat. 1. Proyek tidak dapat di


lakukan proses STP oleh unit
proyek ke unit pengusahaan.
2. Berpotensi terjadinya
permasalahan hukum

15 Peningkatan Terjadi kecelakaan kerja O.2.3 - S D M - Risiko R : PJ K3L Controlable : 1. Loss of life (meninggal), 1.1 Melakukan hazard control (inspeksi) ke lingkungan kerja yang Efektif Kecil Medium Moderat
pengelolaan K3L di lingkungan kerja UIP Keselamatan Kerja A : GM 1. Adanya Unsafe Action dari tenaga kerja yang beraktivitas di cacat, luka berat. memiliki risiko bahaya tinggi (meninggal), menengah (cacat & luka
Kalbagtim S : SRM lingkungan kerja 2. Loss of production, instalasi berat).
OPKONS, SRM tidak dapat menghasilkan 1.2 Sosialisasi tentang Implementasi K3 di lingkungan PLN kepada
REN,MUP II produk yang dikirimkan penyedia barang & jasa serta Unit Pelaksana (UPP).
UPP kepada pengguna. 1.3 Penerapan unsur K3 pada klausul dokumen kontrak penyedia
C : GM 3. Loss of asset, instalasi perlu barang dan jasa.
I : SRM perbaikan. 1.4 Menetapkan persyaratan wajib dalam proses pemilihan penyedia
OPKONS, SRM 4. Loss of productivity, barang/jasa untuk memenuhi persyaratan SMK3 / OHAS / ISO
REN,MUP II perusahaan kehilangan waktu 18001 atau standar lain yang setara.
UPP kerja produktif.
5. Sanksi hukum terhadap
pihak yang terkait kejadian
kecelakaan kerja

2. Adanya Unsafe Condition di lingkungan kerja 2.1 Penerapan SOP/IK, Working Permit, JSA dan HIRAC dalam
setiap pelaksanaan pekerjaan.
3.1 Memastikan adanya pengawas pekerjaan dan pengawas K3
dalam setiap pelaksanaan pekerjaan
3.2 Melakukan audit Mitra kerja setiap Semester oleh PLN UIP
KALBAGTIM.
3.3 Melakukan evaluasi kinerja K3 Kontraktor setiap Triwulan.
UnControlable : Melakukan simulasi penanganan keadaan darurat setiap setahun
1. Bencana alam sekali.
16 Peningkatan Pencemaran lingkungan K.1.3 - Aspek Legal - R : PJ K3L Controlable : 1.1Sanksi hukum pidana BLH, 1 Menunjuk pihak ketiga yang berkompeten untuk melakukan Efektif Kecil Minor Rendah
manajemen regulasi Risiko Tuntutan Hukum A : GM 1. Tidak dilakukan pengelolaan dampak kegiatan terhadap KLH, LSM dan mayarakat. kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
S : SRM lingkungan 2. Pencemaran lingkungan di 2 Menyampaikan laporan LH periode triwulan kepada EVP K3L PLN
OPKONS, SRM 2. Tidak dilakukan pemantauan dampak kegiatan terhadap sekitar lokasi pembangunan. Pusat.
REN,MUP II lingkungan. 3 Menyediakan SOP/IK, Working Permit, JSA dan HIRAC untuk
UPP pedoman pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pemantauan
C : GM lingkungan di lapangan.
I : SRM 4. Memasukkan syarat penyediaan personil HSE pada dokumen
OPKONS, SRM kontrak penyedia barang & jasa.
REN,MUP II 5. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor
UPP menyampaikan SOP pencegahan pencemaran lingkungan.
6. Inspeksi rutin terhadap pemenuhan standar penanganan
lingkungan oleh penyedia barang & jasa per minggu (proyek KIT);
per selesai pekerjaan (GI, SUTT).

UnControlable :
1. Bencana alam
17 Peningkatan Ketidakselaran P.1.3. - Perencanaan & R : PJ K3L Controlable : 1. Target COD RUPTL tidak 1.1 Melakukan penetapan prioritas proyek Efektif Secara Sedang Signifikan Tinggi
efektifitas Penyelesaian Proyek Desain - Risiko A : GM 1. Belum ada kajian secara komprehensif terhadap proyek tercapai 1.2 Melengkapi seluruh proyek baru dengan Kajian Kelayakan Parsial
manajemen yang berkaitan Keselarasan Proyek S : SRM yang berkaitan secara sistem 2. Aset belum bisa Operasi (KKO), Kajian Kelayakan Finansial (KKF) dan Kajian Risiko
konstruksi (associted) Terkait OPKONS, SRM dimanfaatkan
REN,MUP II
UPP
C : GM UnControlable : 1. Melakukan koordinasi aktif kepada Divisi / Unit pengusahaan
I : SRM 1. Penetapan target COD RUPTL terkait untuk melakukan sinkronisasi target COD proyek sesuai
OPKONS, SRM kondisi aktual di lokasi dan kemampuan eksekusi UIP Kalbagtim
REN,MUP II
UPP

Page 19 of 66 Paraf __________________________


PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR
PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020

IDENTIFIKASI RISIKO RENCANA PENANGANAN RISIKO ANALISIS RISIKO RESIDUAL (TARGET RISK) KEY RISK INDICATOR (KRI)

DAMPAK RISIKO Status KRI Saat ini


ALUR PROSES (Dampak pada aspek
Kebutuhan
BISNIS / FASE / PEMILIK PENYEBAB RISIKO Produk & Layanan, RENCANA PENANGANAN RISIKO Target Target Tingkat Target Tingkat Target Indikator Risiko Target Treshold
NO DESKRIPSI RISIKO TAKSONOMI RISIKO PIC Anggaran PIC KRI
TAHAPAN / RISIKO (Controllable & Uncontrollable) Pelanggan, Keuangan & (Pencegahan dan/ atau Pemulihan)
(Juta Rp)
Waktu Kemungkinan Dampak Tingkat Risiko (KRI) KRI KRI
ASPEK KEGIATAN Pasar, SDM, Bisnis Internal, JAN FEB MAR TW I
Kepemimpinan).

1 2 3 4 5 6 7 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 Peningkatan Anggaran Kas investasi P.2.3. - Pendanaan Proyek R : SRM KSDM Controlable : Nilai kinerja unit tidak SRM KSDM N/A 2020 Sedang Minor Moderat Penyerapan 10.31% 18.64% 27.10% 27% TW 1 = 25% 80% SRM KSDM
efektifitas (AKI) tidak terserap - Risiko Disbursement A : GM 1. Perencanaan Anggaran yang kurang akurat. maksimal anggaran Kas DES 2020 = 100%
manajemen sesuai rencana. S : SRM investasi sesuai
konstruksi Bidang, dengan rencana
Pejabat, MUP II
UPP
C : GM -
I : SRM Bidang,
Pejabat, MUP II -
UPP
-
2. Penyedia barang dan jasa tidak tertib dalam melakukan -
penagihan.

UnControlable: -
1. Kontraktor tidak perform sehingga realisasi progress
pekerjaan tidak sesuai dengan rencana
2. Terjadinya deviasi progres fisik terhadap target rencana
penyerapan (termasuk progres pembebasan lahan & progress
konstruksi)

2 Peningkatan Proses lelang tidak P.3.4 - Pengadaan - Risiko R : PJ Controlable : 1. COD terlambat. 1.1 Bersurat kepada Vendor/Pabrikan REN DAN N/A 2020 Sedang Minor Moderat Keterlambatan 0 0 0 0 Kurang dari sama 16 Hari PJ RENDAN
efisiensi Supply sesuai target Proses Pengadaan RENDAN, PJ 1. Keterlambatan Penyusunan harga Perkiraan Engineer 2. Target penyerapan terkait dengan Permintaan Harga LAK DAN Waktu Penyusunan dengan14 Hari PJ LAKSDA
Chain Management pengadaan LAKSDA (HPE). Anggaran Investasi (AI) Referensi secara periodik 3 bulan sekali. Dokumen lelang dari DRP
(SCM) A : GM terkontrak tidak tercapai. 1.2. Penggunaan template penyusunan (RKS dan HPE)
S : SRM HPE.
Bidang, MUP II
UPP, PJ Biro
K3L 2. Keterlambatan penyampaian Dokumen teknis dari user. -
C : GM
I : SRM Bidang,
MUP II UPP, PJ 3. Keterlambatan proses penetapan pemenang lelang. -
Biro K3L
4. Kurangnya personil / pegawai di Biro Pelaksana Pengadaan. - Usulan penambahan formasi personil/
4.1
tenaga kerja di Biro Pelaksana
Pengadaan.
5. Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) belum dimutakhirkan -5. Pemutakhiran DPT dilakukan pada saat
penyusunan RKS.
6. Anggaran Investasi tidak mencukupi -

UnControlable : -
1. Tahap klarifikasi dan negoisasi dalam proses lelang tidak
mencapai kesepakatan
2. Tanah belum bebas (Gardu Induk).
3. Perubahan RUPTL.
4. Keterlambatan proses perijinan.
5. Pelelangan gagal.
6. Usulan Angaran Investasi Unit Perusahaan tidak disetujui
oleh PLN Pusat.

3 Peningkatan Lelang Gagal P.3.4 - Pengadaan - Risiko R : PJ Controlable : 1. COD terlambat. REN DAN N/A 2020 Kecil Medium Moderat Update referensi 1 0 0 1 3 bulan sekali 6 Bulan Sekali PJ RENDAN
efisiensi Supply Proses Pengadaan RENDAN, PJ 1. HPS tidak akurat 2. Target penyerapan LAK DAN harga pabrikan PJ LAKSDA
Chain Management LAKSDA 2. Lingkup pekerjaan (dokumen KAK) kurang detail sehingga Anggaran Investasi (AI) untuk kontrak
(SCM) A : GM HPS tidak akurat. terkontrak tidak tercapai. Konstruksi
S : SRM
Bidang, MUP II Uncontrolable :
UPP, PJ Biro 1. Negosiasi harga tidak mencapai kesepakatan
K3L 2. Usulan Anggaran Investasi Unit Perusahaan tidak disetujui
C : GM oleh PLN Pusat.
I : SRM Bidang,
MUP II UPP, PJ
Biro K3L

4 Peningkatan Keterlambatan K.1.4 - Aspek Legal - R : SRM Controlable : Kontruksi/ operasi tidak dapat SRM OPKONS, Perlu Dihitung 2020 Kecil Medium Moderat Komunikasi 0 0 0 0 1 Kali per 1 Kali per PJ DAL K3L
manajemen regulasi penyelesaian perizinan Risiko Perijinan PERTNHN, 1. Persyaratan perizinan tidak lengkap dimulai sebelum penerbitan SRM REN, PJ lebih lanjut (Surat/pertemuan/r perizinan perizinan
proyek SRM OPKONS, ijin. K3L, SRM apat, dll) UKL-UPL Juwata- UKL-UPL Juwata-
SRM REN, PJ PERTNHN Tarakan Tarakan
K3L
A : GM
S : MUP II UPP
C : GM
I : SRM
OPKONS, MUP
II UPP 2. Pengajuan izin terlambat diajukan kepada instansi terkait - Kelengkapan 0% 0% 0% 0% 100% 80% SRM OPKON
Dokumen Izin Jetty

3. Tidak dilakukan monitoring progress perizinan yang telah -


disampaikan
-

Page 20 of 66 Paraf __________________________


PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR
PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020

Kelengkapan 0% 100% 80% SRM OPKON


Dokumen Izin Jetty
IDENTIFIKASI RISIKO RENCANA PENANGANAN RISIKO ANALISIS RISIKO RESIDUAL (TARGET RISK) KEY RISK INDICATOR (KRI)

DAMPAK RISIKO Status KRI Saat ini


ALUR PROSES (Dampak pada aspek
Kebutuhan
BISNIS / FASE / PEMILIK PENYEBAB RISIKO Produk & Layanan, RENCANA PENANGANAN RISIKO Target Target Tingkat Target Tingkat Target Indikator Risiko Target Treshold
NO DESKRIPSI RISIKO TAKSONOMI RISIKO PIC Anggaran PIC KRI
TAHAPAN / RISIKO (Controllable & Uncontrollable) Pelanggan, Keuangan & (Pencegahan dan/ atau Pemulihan)
(Juta Rp)
Waktu Kemungkinan Dampak Tingkat Risiko (KRI) KRI KRI
ASPEK KEGIATAN Pasar, SDM, Bisnis Internal, JAN FEB MAR TW I
Kepemimpinan).

1 2 3 4 5 6 7 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
UnControlable : -4.1. Mengadakan audiensi kepada
1. Persyaratan tambahan yang hanya berlaku di pemerintahan stakeholder terkait untuk meningkatkan
daerah setempat atau kementerian. dukungan dan keberpihakan terhadap
2. Terjadi perubahan peraturan yang mengakibatkan proses kegiatan pembangunan yang dilakukan
perizinan harus diulang menggunakan peraturan terbaru. oleh PLN
3. Penerbitan pertimbangan teknis Dinas/Badan terkait di PTSP
Provinsi belum sesuai dengan SOP.
4. Kurangnya dukungan dari stakeholder terhadap suksesnya
pembangunan ketenagalistrikan.
5. Pemahaman personil dinas setempat terhadap ketentuan
perijinan.

-
5 Penambahan Keterlambatan K.1.5 - Aspek Legal - R : SRM Controlable : 1. Kontruksi tidak dapat SRM PERTNHN Perlu Dihitung 2020 Kecil Medium Moderat Jumlah tanah yang 0.06 0.2 0.45 0.45 TW 1 2020 = 1.55 50% pada tapak SRM
kapasitas pengadaan tanah Risiko Pembebasan Tanah PERTNHN 1. Proyek yang telah selesai survey tidak segera ditindaklanjuti dilaksanakan karena tanah lebih lanjut dibebaskan (Tapak Ha tower bebas di PERTANAHAN
proyek A : GM dengan proses pengadaan tanah sehingga telah terjadi belum bebas. Tower) ha akhir bulan Juni
S : SRM perubahan penggunaan lahan dan tanah tidak dapat 2. Penyelesaian proyek tidak Des 2020 = 6.23 2020
PERTNHN, dibebaskan sesuai dengan waktu yang ha (tapak)
MUP II UPP ditetapkan.
C : GM
I : SRM REN, 2. Hasil sosialisasi ke masyarakat belum optimal. -2.1 Pendekatan secara persuasif kepada
SRM OPKONS, masyarakat dengan bantuan tokoh adat /
SRM KSDM, PJ tokoh masyarakat / tokoh agama
Biro, MUP II setempat.
UPP
3. Provokasi dari pihak lain. -

4. Kekurangan personil SDM pelaksana pengadaan tanah -


5. Keterlambatan penerbitan nilai appraisal -

6. Keterlambatan pelaksanaan inventarisasi tanah -6.1 Untuk kegiatan konstruksi baru yang
belum disurvey maka dilakukan
penggabungan kontrak jasa konsultan
survey jalur. penyelidikan tanah,
inventarisasi dan pengadaan tanah, ROW
dan penebangan

7. Keterlambatan pembayaran pengadaan tanah -7.1 Dilakukan verifikasi status keaktifan


nomor rekening bank milik warga.

UnControlable : -1.1 Menambahkan benefit kepada


1. Masyarakat tidak setuju dengan nilai appraisal lingkungan sekitar masyarakat melalui
2. Permasalahan sengketa antar warga. program CSR sehingga meningkatkan
3. Pemilik tanah tidak diketahui keberadaannya. dukungan dan mengurangi resistensi
4. Jalur transmisi PLN melewati wilayah IUP atau PKP2B terhadap pembangunan proyek.
perusahaan pertambangan atau tanah HGU perusahaan 4.1 Mengadakan MoU dengan
perkebunan. perusahaan pemilik izin untuk
menggunakan tanahnya dengan bantuan
fasilitasi Pemda setempat

6 Penambahan Kelebihan atau K.1.5 - Aspek Legal - R : SRM 1. Kesalahan perhitungan tanam tumbuh oleh konsultan 1. Kerugian finansial SRM PERTNHN Perlu Dihitung 2020 Sedang Minor Moderat Pengecekan 100% 100% 100% 100% 100% Dokumen 100% Dokmen SRM
kapasitas kekurangan bayar Risiko Pembebasan Tanah PERTNHN inventarisasi perusahaan. lebih lanjut dokumen pembayaran pembayaran PERTANAHAN
pembebasan lahan A : GM 2. Perbedaan perhitungan antara hasil inventarisasi dengan 2. Klaim dari pemilik pembayaran diperiksa diperiksa
proyek dan kompensasi S : SRM laporan KJPP 3. Penghentian pekerjaan di sebelum diterbitan
ROW PERTNHN, 3. Hasil Pengukuran luas tapak tower tidak sesuai kondisi lapangan Nota Dinas
MUP II UPP lapangan.
C : GM 4. Kesalahan / kegagalan pendampingan pembebasan lahan
Pembayaran ke
I : SRM REN, dari kontraktor (untuk kontrak gabungan pendampingan dan SRM KSDM
SRM OPKONS, konstruksi)
SRM KSDM, PJ
Biro, MUP II
UPP

7 Penambahan Keterlambatan P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM Controlable : 1. Pekerjaan stringing tidak SRM PERTNHN Perlu Dihitung 2020 Kecil Medium Moderat Jumlah Span yang 20% 23% 34% 34% TW 1 = 25% 80% dari target SRM
kapasitas pengadaan ROW Proyek/ PERTNHN 1. Proyek yang telah selesai survey tidak segera ditindaklanjuti dapat dilaksanakan. lebih lanjut dibebaskan 157 span pada terpenuhi pada PERTANAHAN
Konstruksi - Risiko Waktu A : GM dengan proses pengadaan ROW sehingga telah terjadi 2. Penyelesaian proyek tidak TW III 2020 akhir bulan Juni
Penyelesaian Proyek S : SRM perubahan penggunaan lahan dan ROW tidak dapat sesuai dengan waktu yang 2020
PERTNHN, dibebaskan ditetapkan.
MUP II UPP
C : GM
I : SRM REN,
SRM OPKONS, 2. Hasil sosialisasi ke masyarakat belum optimal. 2.1 Pendekatan secara persuasif kepada
SRM KSDM, PJ masyarakat dengan bantuan tokoh adat /
Biro, MUP II tokoh masyarakat / tokoh agama
UPP setempat.
3. Provokasi dari pihak lain.

4. Kekurangan personil SDM pelaksana pengadaan ROW


5. Keterlambatan penerbitan nilai appraisal

6. Keterlambatan pelaksanaan inventarisasi ROW 6.1 Untuk kegiatan konstruksi baru yang
belum disurvey maka dilakukan
penggabungan kontrak jasa konsultan
survey jalur, penyelidikan tanah,
inventarisasi dan pengadaan tanah, ROW
dan penebangan

7. Keterlambatan pembayaran pengadaan ROW 7.1 Dilakukan verifikasi status keaktifan


nomor rekening bank milik warga.

Page 21 of 66 Paraf __________________________


PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR
PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020

IDENTIFIKASI RISIKO RENCANA PENANGANAN RISIKO ANALISIS RISIKO RESIDUAL (TARGET RISK) KEY RISK INDICATOR (KRI)

DAMPAK RISIKO Status KRI Saat ini


ALUR PROSES (Dampak pada aspek
Kebutuhan
BISNIS / FASE / PEMILIK PENYEBAB RISIKO Produk & Layanan, RENCANA PENANGANAN RISIKO Target Target Tingkat Target Tingkat Target Indikator Risiko Target Treshold
NO DESKRIPSI RISIKO TAKSONOMI RISIKO PIC Anggaran PIC KRI
TAHAPAN / RISIKO (Controllable & Uncontrollable) Pelanggan, Keuangan & (Pencegahan dan/ atau Pemulihan)
(Juta Rp)
Waktu Kemungkinan Dampak Tingkat Risiko (KRI) KRI KRI
ASPEK KEGIATAN Pasar, SDM, Bisnis Internal, JAN FEB MAR TW I
Kepemimpinan).

1 2 3 4 5 6 7 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
UnControlable : 1.1, 5.1 Menambahkan benefit kepada
1. Masyarakat tidak setuju dengan nilai appraisal lingkungan sekitar masyarakat melalui
2. Permasalahan sengketa antar warga. program CSR sehingga meningkatkan
3. Pemilik tanah tidak diketahui keberadaannya. dukungan dan mengurangi resistensi
4. Jalur transmisi PLN melewati wilayah IUP atau PKP2B terhadap pembangunan proyek.
perusahaan pertambangan atau tanah HGU perusahaan 4.1 Mengadakan MoU dengan
perkebunan. perusahaan pemilik izin untuk
5. Penolakan warga untuk dilintasi jalur SUTT. menggunakan tanahnya dengan bantuan
fasilitasi Pemda setempat

8 Peningkatan Keterlambatan proses P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM REN Controlable : 1. Target COD tidak tercapai Mengupdate informasi terkait dengan SRM REN N/A 2020 Kecil Medium Moderat Deviasi Progress 8.00% 8.00% 4.63% 5% 15% 20% SRM REN
efektifitas engineering Proyek/ A : GM 1. Perubahan lokasi rencana pembangunan. 2. Terlambatnya proses PO rencana pembangunan terhadap zona tata
manajemen Konstruksi - Risiko Waktu S : MUP II UPP material ruang.
konstruksi Penyelesaian Proyek C : GM 3. Perpanjangan waktu
I : SRM kontrak.
OPKONS, PJ
Pengadaan, PJ 2. Perubahan desain
K3L, SRM
PRTNHN 3. Hasil survey dan penyelidikan tanah kurang akurat
4. Kontraktor terlambat mengajukan dokumen engineering

5. Keterlambatan PLN mereview dokumen engineering

6. Konsultan engineering tidak secara rutin melakukan


monitoring terhadap Deliverable List dokumen engineering

9 Penambahan Deviasi progress proyek P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM 1. Keterlambatan proses engineering Target COD tidak tercapai SRM OPKONS N/A 2020 Sedang Minor Moderat Kurva S 80% 82% 83% 83% 100% terhadap 80% SRM OPKON
kapasitas pembangkit Proyek/ OPKONS MUP II UPP Kurva S
Konstruksi - Risiko Waktu A : GM
Penyelesaian Proyek S : SRM
REN,MUP II
UPP
C : GM 2. Keterlambatan pengajuan proses perizinan proyek
I : SRM REN,
MUP II UPP, 3. Kontraktor tidak memenuhi sebagaimana tercantum dalam 3.1. Melakukan koordinasi dengan PLN
SRM KSDM, PJ kontrak Pusat Regional Kalimantan terkait dengan
BIRO K3L progres pembangkit.

UnControlable :
Keadaan kahar / force majeur
10 Penambahan Target COD PLTU P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM Uncontrolable : 1. Target COD tidak tercapai Pengajuan kajian hukum terkait dengan SRM OPKONS N/A 2020 Sangat Besar Medium Tinggi Hasil Rekomendasi 0% 100% 100% 100% 1 Dokumen Kajian 1 Dokumen Kajian SRM OPKON
kapasitas Tanjung Selor 2x7 MW Proyek/ OPKONS 1. Kondisi finansial PT Zug Industry Indonesia bermasalah 2. Kinerja Unit tidak tercapai kelanjutan kontraktual penyelesaian PLTU MUP II UPP Kajian Hukum Hukum Hukum
terlambat Konstruksi - Risiko Waktu A : GM yang ditandai dengan adanya status PKPU. Tanjung Selor kepada PLN Div Hukum
Penyelesaian Proyek S : SRM
REN,MUP II
UPP
C : GM
I : SRM REN,
MUP II UPP,
SRM KSDM

11 Penambahan Target COD PLTMG P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM Uncontrolable : 1. Target COD tidak tercapai Koordinasi kepada PLN Pusat untuk SRM OPKONS N/A 2020 Sangat Besar Sangat Signifikan Ekstrem Tindak Lanjut SP3 0 0 0 0 1 Dokumen/Surat 1 Dokumen/Surat SRM OPKON
kapasitas Nunukan 2 - 10 MW Proyek/ OPKONS 1. Kondisi finansial PT Truba Jaya Engineering yang 2. Kinerja Unit tidak tercapai segera dapat diputuskan terkait dengan MUP II UPP Tindak Lanjut SP3 Tindak Lanjut SP3
terlambat Konstruksi - Risiko Waktu A : GM bermasalah. kelanjutan kontrak PLTMG Nunukan 2 -
Penyelesaian Proyek S : SRM 10 MW
REN,MUP II
UPP
C : GM
I : SRM REN,
MUP II UPP,
SRM KSDM

12 Penambahan Deviasi progress proyek P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM 1. Keterlambatan proses engineering Target COD tidak tercapai SRM OPKONS N/A 2020 Sedang Minor Moderat Kurva S 76.30% 76.91% 84% 84% 100% terhadap 80% SRM OPKON
kapasitas gardu induk Proyek/ OPKONS MUP II UPP Kurva S
Konstruksi - Risiko Waktu A : GM
Penyelesaian Proyek S : SRM
REN,MUP II
UPP
C : GM 2. Kontraktor tidak memenuhi sebagaimana tercantum dalam
I : SRM REN, kontrak
MUP II UPP,
SRM KSDM, PJ
BIRO K3L

UnControlable : Melakukan koordinasi dengan PLN Pusat


1. Keadaan kahar / force majeur. SCM terkait dengan material terpusat
2. Keterlambatan material tepusat karena produksi oleh
pabrikan yang terhambat.
13 Penambahan Deviasi progress proyek P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM Controlable Target COD tidak tercapai SRM OPKONS N/A 2020 Sedang Minor Moderat Kurva S 51.76% 48.84% 39% 39% 100% terhadap 80% SRM OPKON
kapasitas transmisi Proyek/ OPKONS 1. Keterlambatan pengadaan tanah tapak tower MUP II UPP Kurva S
Konstruksi - Risiko Waktu A : GM
Penyelesaian Proyek S : SRM
REN,MUP II
UPP
C : GM 2. Keterlambatan pengadaan ROW
I : SRM REN, 3. Keterlambatan proses engineering
MUP II UPP,
SRM KSDM, PJ
BIRO K3L

Page 22 of 66 Paraf __________________________


PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR
PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020

IDENTIFIKASI RISIKO RENCANA PENANGANAN RISIKO ANALISIS RISIKO RESIDUAL (TARGET RISK) KEY RISK INDICATOR (KRI)

R : SRM DAMPAK RISIKO Kurva S Status KRI Saat ini 39% 100% terhadap 80% SRM OPKON
ALUR PROSES OPKONS (Dampak pada aspek Kurva S
Kebutuhan
BISNIS / FASE / PEMILIK
A : GM PENYEBAB RISIKO Produk & Layanan, RENCANA PENANGANAN RISIKO Target Target Tingkat Target Tingkat Target Indikator Risiko Target Treshold
NO DESKRIPSI RISIKO TAKSONOMI RISIKO PIC Anggaran PIC KRI
TAHAPAN / RISIKO
S : SRM (Controllable & Uncontrollable) Pelanggan, Keuangan & (Pencegahan dan/ atau Pemulihan)
(Juta Rp)
Waktu Kemungkinan Dampak Tingkat Risiko (KRI) KRI KRI
ASPEK KEGIATAN REN,MUP II Pasar, SDM, Bisnis Internal, JAN FEB MAR TW I
UPP Kepemimpinan).
C : GM
1 2 3 4 I : SRM5REN, 6 7 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
MUP II UPP, 4. Kontraktor tidak memenuhi sebagaimana tercantum dalam 4.1 Monitoring dan evaluasi ketersediaan
SRM KSDM, PJ kontrak tenaga kerja (grup pondasi, grup
BIRO K3L stringing), peralatan kerja dan metode
kerja
4.2 Pengadaan peralatan bantu untuk
kegiatan pengawasan dan commisioning.

UnControlable :
1. Keadaan kahar / force majeur.
2. Keterlambatan material tepusat karena produksi oleh
pabrikan yang terhambat.
3. Izin proyek dari instansi terkait terlambat terbit (UKL UPL,
IPPKH)

14 Peningkatan Proyek tidak dapat P.5.1 - Pasca R : SRM Controlable : Kinerja Unit tidak tercapai. 1.1. Berkoordinasi dengan Regional SRM OPKONS N/A 2020 Sedang Minor Moderat Kelengkapan 0% 0% 0% 0% 100% 100% SRM OPKON
efektifitas dilakukan Serah Terima Pelaksanaan/ OPKONS 1. Dokumen pendukung STP tidak lengkap. Kalimantan PLN Pusat untuk penyelesaian MUP II UPP Dokumen
manajemen Proyek (STP) ke Unit Konstruksi - Risiko Serah A : GM pending item STP yang tidak terkait Persyaratan STP
konstruksi Pengusahaan Terima Proyek S : SRM dengan SLO / Kinerja operasional sesuai Perdir :
REN,MUP II peralatan. (Mis: sertifikat tanah) 0033.P/DIR/2017
UPP
C : GM
I : SRM REN,
MUP II UPP,
SRM KSDM, PJ
BIRO K3L 2. Ketidakselarasan penyelesaian proyek 1. Kinerja Unit tidak tercapai. -
2. Aset belum bisa
dimanfaatkan
3. Kerusakan aset sebelum
dimanfaatkan.

3.Tanah yang belum bersertifikat. 1. Proyek tidak dapat di 3.1 Melakukan MoU antara PLN dengan SRM PERTNHN Perlu dihitung 2020
lakukan proses STP oleh unit BPN terkait dengan penerbitan sertifikat lebih lanjut
proyek ke unit pengusahaan. tanah.
2. Berpotensi terjadinya
permasalahan hukum

15 Peningkatan Terjadi kecelakaan kerja O.2.3 - S D M - Risiko R : PJ K3L Controlable : 1. Loss of life (meninggal), 1. Penerapan denda kepada Penyedia BIRO K3L N/A 2020 Kecil Medium Moderat Administrasi K3 100% 100% 100% 100% 100% Setiap 100% PJ DAL K3L
pengelolaan K3L di lingkungan kerja UIP Keselamatan Kerja A : GM 1. Adanya Unsafe Action dari tenaga kerja yang beraktivitas di cacat, luka berat. Barang/Jasa jika terjadi kecelakaan yang MUP II UPP (Working Permit) Kegiatan
Kalbagtim S : SRM lingkungan kerja 2. Loss of production, instalasi mengakibatkan meninggal, cacat dan luka
OPKONS, SRM tidak dapat menghasilkan berat menyesuaikan surat dari PLN Pusat
REN,MUP II produk yang dikirimkan Divisi HSSE.
UPP kepada pengguna.
C : GM 3. Loss of asset, instalasi perlu
I : SRM perbaikan.
OPKONS, SRM 4. Loss of productivity,
REN,MUP II perusahaan kehilangan waktu
UPP kerja produktif.
5. Sanksi hukum terhadap
pihak yang terkait kejadian
kecelakaan kerja

2. Adanya Unsafe Condition di lingkungan kerja

UnControlable : 1. Prosedur penanganan keadaan darurat


1. Bencana alam pada kejadian kebakaran.
16 Peningkatan Pencemaran lingkungan K.1.3 - Aspek Legal - R : PJ K3L Controlable : 1.1Sanksi hukum pidana BLH, N/A BIRO K3L N/A 2020 Kecil Minor Rendah Laporan Monitoring 100% 100% 100% 100% 1 Laporan / 1 Laporan / PJ DAL K3L
manajemen regulasi Risiko Tuntutan Hukum A : GM 1. Tidak dilakukan pengelolaan dampak kegiatan terhadap KLH, LSM dan mayarakat. MUP II UPP dan Evaluasi Semester Semester
S : SRM lingkungan 2. Pencemaran lingkungan di lingkungan
OPKONS, SRM 2. Tidak dilakukan pemantauan dampak kegiatan terhadap sekitar lokasi pembangunan.
REN,MUP II lingkungan.
UPP
C : GM
I : SRM
OPKONS, SRM
REN,MUP II
UPP

UnControlable : 1, Menyediakan prosedur tanggap darurat


1. Bencana alam pada kejadian bencana alam
17 Peningkatan Ketidakselaran P.1.3. - Perencanaan & R : PJ K3L Controlable : 1. Target COD RUPTL tidak 1.1 Lelang Proyek Gardu Induk dimulai SRM REN N/A 2020 Kecil Medium Moderat Monitoring dan 0 0 0 0 Dokumen Evaluasi 1 kali / Semester SRM REN
efektifitas Penyelesaian Proyek Desain - Risiko A : GM 1. Belum ada kajian secara komprehensif terhadap proyek tercapai jika progres proyek Transmisi akan COD Evaluasi DRP evaluasi DRP
manajemen yang berkaitan Keselarasan Proyek S : SRM yang berkaitan secara sistem 2. Aset belum bisa dalam kurun waktu 1-1.5 Tahun pelaksanaan
konstruksi (associted) Terkait OPKONS, SRM dimanfaatkan proyek terkait
REN,MUP II
UPP
C : GM UnControlable :
I : SRM 1. Penetapan target COD RUPTL
OPKONS, SRM
REN,MUP II
UPP

Page 23 of 66 Paraf __________________________


PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR Pemetaan Tingkat Risiko (Contolled Risk)

PETA RISIKO

PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020

10 5 7 11
Sangat E 10' 11'
Besar
E.1 E.2 E.3 E.4 E.5

Besar D
TINGKAT KEMUNGKINAN

D.1 D.2 D.3 D.4 D.5

1 2 6 12 4 14 17
Sedang C 1' 2' 6' 12'
13 13' 14' 9
C.1 C.2 C.3 C.4 C.5

12 16 3 3' 4' 5'


Kecil B 9' 12' 16' 7 7' 8 8' 13'
15 15' 17'
B.1 B.2 B.3 B.4 B.5

Sangat
A
Kecil
A.1 A.2 A.3 A.4 A.5
1 2 3 4 5

Tidak Signifikan Minor Medium Signifikan Sangat Signifikan

TINGKAT DAMPAK

EVALUASI AKHIR

CONTROLLED RESIDUAL
NO DESKRIPSI RISIKO
RISK RISK
1 2 3 4
1 Anggaran Kas investasi (AKI) tidak terserap sesuai rencana. C.2 / Moderat C.2 / Moderat
2 Proses lelang tidak sesuai target pengadaan C.2 / Moderat C.2 / Moderat
3 Lelang Gagal B.3 / Moderat B.3 / Moderat
4 Keterlambatan penyelesaian perizinan proyek C.3 / Tinggi B.3 / Moderat
5 Keterlambatan pengadaan tanah proyek E.3 / Tinggi B.3 / Moderat
6 Kelebihan atau kekurangan bayar pembebasan lahan proyek dan kompensasi ROW D.4 / Ekstrem C.2 / Moderat
7 Keterlambatan pengadaan ROW B.3 / Moderat B.3 / Moderat
8 Keterlambatan proses engineering B.3 / Moderat B.3 / Moderat
9 Deviasi progress proyek pembangkit C.2 / Moderat C.2 / Moderat
10 Target COD PLTU Tanjung Selor 2x7 MW terlambat E.3 / Tinggi E.3 / Tinggi
11 Target COD PLTMG Nunukan 2 - 10 MW terlambat E.5 / Ekstrem E.5 / Ekstrem
12 Deviasi progress proyek gardu induk C.2 / Moderat C.2 / Moderat
13 Deviasi progress proyek transmisi C.2 / Moderat C.2 / Moderat
14 Proyek tidak dapat dilakukan Serah Terima Proyek (STP) ke Unit Pengusahaan C.3 / Tinggi C.2 / Moderat
15 Terjadi kecelakaan kerja di lingkungan kerja UIP Kalbagtim B.3 / Moderat B.3 / Moderat
16 Pencemaran lingkungan B.2 / Rendah B.2 / Rendah
17 Ketidakselaran Penyelesaian Proyek yang berkaitan (associted) C.4 / Tinggi B.3 / Moderat
Ringkasan Eksekutif

A. KONTEKS PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I


Konteks Internal & Eksternal pada Tahun Implementasi Kajian RIsiko (2020):
1. Keterbatasan Anggaran Investasi
2. Adanya penetapan Kejadian Luar Biasa Wabah Covid-19 oleh Pemerintah Indonesia pada bulan Maret
2020.
3. Target bauran energi Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025.
4. Rencana interkoneksi kelistrikan Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Tengah.
5. Interkoneksi tegangan tinggi ke Pulau Nunukan dan Pulau Tarakan di Provinsi Kalimantan Utara.
6. Pengadaan material trafo tenaga dan konduktor melalui pengadaan terpusat.
7. Rencana jalur transmisi melewati kawasan lindung karst (batu kapur) Sangkulirang Mangkalapi di Kab.
Berau Prov. Kalimantan Timur
8. Kondisi alam yang sulit, minim / tidak ada akses darat ke lokasi pembangunan transmisi.
9. Surplus pasokan listrik dengan beroperasinya PLTU IPP berkapasitas 6x100 di sistem interkoneksi
Kalseltengtim.
10.Target fuel mix BBM (PLN+sewa+IPP) Kitlur Kalimantan sebesar 13,95% pada tahun 2020.
11. Target Biaya Pokok Penyediaan (BPP) Kitlur Kalimantan sebesar Rp.1.360 pada tahun 2020. (ref: RJP
UIKL Kal 2019 - 2023)

SASARAN STRATEGIS
1. Commercial Operation Date (COD) Pembangkit 77 MW (PLN) + 200MW (IPP), Transmisi 785 kms dan
Gardu Induk 30 MVA di tahun 2020.
2. Target serapan Anggaran Kas Investasi (AKI) 100% (sebesar Rp.686.361.039) di tahun 2020.
3. Penyelesaian lelang kegiatan baru, 6 pembangkit PLN + 2 pembangkit IPP, 6 terkait transmisi, 3 terkait
gardu induk.
4. Tidak ada kecelakaan kerja.
5. Tidak ada pencemaran lingkungan.
6. Proyek saling berkaitan beroperasi bersamaan
7. Serah terima 11 proyek ke Unit Pengusahaan

B. RISIKO TERIDENTIFIKASI
No DESKRIPSI RISIKO LEVEL RISIKO
1 Anggaran Kas investasi (AKI) tidak terserap sesuai rencana.
C.2 / Moderat
2 Proses lelang tidak sesuai target pengadaan C.2 / Moderat
3 Lelang Gagal B.3 / Moderat
4 Keterlambatan penyelesaian perizinan proyek C.3 / Tinggi
5 Keterlambatan E.3 / Tinggi
Kelebihan atau pengadaan
kekurangantanah
bayarproyek
pembebasan lahan proyek dan
6 kompensasi ROW C.2 / Moderat
7 Keterlambatan pengadaan ROW B.3 / Moderat
8 Keterlambatan proses engineering B.3 / Moderat
9 Deviasi progress proyek pembangkit C.2 / Moderat
10 Target COD PLTU Tanjung Selor 2x7 MW terlambat E.3 / Tinggi
11 Target COD PLTMG Nunukan 2 - 10 MW terlambat E.5 / Ekstrem
12 Deviasi progress proyek gardu induk C.2 / Moderat
13 Deviasi progress proyek transmisi C.2 / Moderat
Proyek tidak dapat dilakukan Serah Terima Proyek (STP) ke Unit
14 Pengusahaan C.3 / Tinggi
15 Terjadi kecelakaan kerja di lingkungan kerja UIP Kalbagtim B.3 / Moderat
16 Pencemaran lingkungan B.2 / Rendah
17 Ketidakselaran Penyelesaian Proyek yang berkaitan (associted) C.4 / Tinggi

C. REKOMENDASI
Perlu dilakukannya pemantauan secara intensif terhadap perubahan-perubahan akibat adanya
wabah Covid-19 yang ditetapkan sebagai KLB di Indonesia
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020


PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

A. IDENTIFIKASI RISIKO

INDIKATOR
NO DESKRIPSI RISIKO TAKSONOMI RISIKO PEMILIK RISIKO PENYEBAB DAMPAK TINGKAT RISIKO
(KRI)

1 2 3 4 5 6 7 8
1 Anggaran Kas investasi (AKI) tidak Risiko Disbursement R : SRM KSDM Controlable : Nilai kinerja unit tidak maksimal Moderat Penyerapan
terserap sesuai rencana. A : GM 1. Perencanaan Anggaran yang kurang akurat. anggaran Kas
S : SRM Bidang, Pejabat, investasi sesuai
MUP II UPP dengan rencana
C : GM
I : SRM Bidang, Pejabat,
MUP II UPP

2. Penyedia barang dan jasa tidak tertib dalam


melakukan penagihan.
UnControlable:
1. Kontraktor tidak perform sehingga realisasi
progress pekerjaan tidak sesuai dengan rencana
2. Terjadinya deviasi progres fisik terhadap target
rencana penyerapan (termasuk progres
pembebasan lahan & progress konstruksi)

2 Proses lelang tidak sesuai target Risiko Proses Pengadaan R : PJ RENDAN, PJ Controlable : 1. COD terlambat. Moderat Keterlambatan Waktu
pengadaan LAKSDA 1. Keterlambatan Penyusunan harga Perkiraan 2. Target penyerapan Anggaran Investasi (AI) Penyusunan
A : GM Engineer (HPE). terkontrak tidak tercapai. Dokumen lelang
S : SRM Bidang, MUP II (RKS dan HPE)
UPP, PJ Biro K3L
C : GM
I : SRM Bidang, MUP II
UPP, PJ Biro K3L

2. Keterlambatan penyampaian Dokumen teknis


dari user.
3. Keterlambatan proses penetapan pemenang
lelang.
4. Kurangnya personil / pegawai di Biro
Pelaksana Pengadaan.
5. Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) belum
dimutakhirkan
6. Anggaran Investasi tidak mencukupi
UnControlable :
1. Tahap klarifikasi dan negoisasi dalam proses
lelang tidak mencapai kesepakatan
2. Tanah belum bebas (Gardu Induk).
3. Perubahan RUPTL.
4. Keterlambatan proses perijinan.
5. Pelelangan gagal.
6. Usulan Angaran Investasi Unit Perusahaan
tidak disetujui oleh PLN Pusat.

Page 27 Kertas Kerja KAJIAN Risiko - Rev 16okt 2014.xlsx


PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

A. IDENTIFIKASI RISIKO

INDIKATOR
NO DESKRIPSI RISIKO TAKSONOMI RISIKO PEMILIK RISIKO PENYEBAB DAMPAK TINGKAT RISIKO
(KRI)

1 2 3 4 5 6 7 8
3 Lelang Gagal Risiko Proses Pengadaan R : PJ RENDAN, PJ Controlable : 1. COD terlambat. Moderat Update referensi
LAKSDA 1. HPS tidak akurat 2. Target penyerapan Anggaran Investasi (AI) harga pabrikan untuk
A : GM 2. Lingkup pekerjaan (dokumen KAK) kurang terkontrak tidak tercapai. kontrak Konstruksi
S : SRM Bidang, MUP II detail sehingga HPS tidak akurat.
UPP, PJ Biro K3L
C : GM Uncontrolable :
I : SRM Bidang, MUP II 1. Negosiasi harga tidak mencapai kesepakatan
UPP, PJ Biro K3L 2. Usulan Anggaran Investasi Unit Perusahaan
tidak disetujui oleh PLN Pusat.

4 Keterlambatan penyelesaian perizinan Risiko Perijinan R : SRM PERTNHN, SRM Controlable : Kontruksi/ operasi tidak dapat dimulai sebelum Tinggi Komunikasi
proyek OPKONS, SRM REN, PJ 1. Persyaratan perizinan tidak lengkap penerbitan ijin. (Surat/pertemuan/rap
K3L at, dll)
A : GM
S : MUP II UPP
C : GM
I : SRM OPKONS, MUP II
UPP

Page 28 Kertas Kerja KAJIAN Risiko - Rev 16okt 2014.xlsx


PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

A. IDENTIFIKASI RISIKO

INDIKATOR
NO DESKRIPSI RISIKO TAKSONOMI RISIKO PEMILIK RISIKO PENYEBAB DAMPAK TINGKAT RISIKO
(KRI)

1 2 3 4 5 6 7 8
2. Pengajuan izin terlambat diajukan kepada Kelengkapan
instansi terkait Dokumen Izin Jetty
3. Tidak dilakukan monitoring progress perizinan
yang telah disampaikan
UnControlable :
1. Persyaratan tambahan yang hanya berlaku di
pemerintahan daerah setempat atau kementerian.
2. Terjadi perubahan peraturan yang
mengakibatkan proses perizinan harus diulang
menggunakan peraturan terbaru.
3. Penerbitan pertimbangan teknis Dinas/Badan
terkait di PTSP Provinsi belum sesuai dengan
SOP.
4. Kurangnya dukungan dari stakeholder terhadap
suksesnya pembangunan ketenagalistrikan.
5. Pemahaman personil dinas setempat terhadap
ketentuan perijinan.

5 Keterlambatan pengadaan tanah proyek Risiko Pembebasan Tanah R : SRM PERTNHN Controlable : 1. Kontruksi tidak dapat dilaksanakan karena Tinggi Jumlah tanah yang
A : GM 1. Proyek yang telah selesai survey tidak segera tanah belum bebas. dibebaskan (Tapak
S : SRM PERTNHN, MUP II ditindaklanjuti dengan proses pengadaan tanah 2. Penyelesaian proyek tidak sesuai dengan Tower) ha
UPP sehingga telah terjadi perubahan penggunaan waktu yang ditetapkan.
C : GM lahan dan tanah tidak dapat dibebaskan
I : SRM REN, SRM
OPKONS, SRM KSDM, PJ
Biro, MUP II UPP

2. Hasil sosialisasi ke masyarakat belum optimal.

3. Provokasi dari pihak lain.


4. Kekurangan personil SDM pelaksana
pengadaan tanah
5. Keterlambatan penerbitan nilai appraisal
6. Keterlambatan pelaksanaan inventarisasi tanah

7. Keterlambatan pembayaran pengadaan tanah

Page 29 Kertas Kerja KAJIAN Risiko - Rev 16okt 2014.xlsx


PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

A. IDENTIFIKASI RISIKO

INDIKATOR
NO DESKRIPSI RISIKO TAKSONOMI RISIKO PEMILIK RISIKO PENYEBAB DAMPAK TINGKAT RISIKO
(KRI)

1 2 3 4 5 6 7 8
UnControlable :
1. Masyarakat tidak setuju dengan nilai appraisal
2. Permasalahan sengketa antar warga.
3. Pemilik tanah tidak diketahui keberadaannya.
4. Jalur transmisi PLN melewati wilayah IUP atau
PKP2B perusahaan pertambangan atau tanah
HGU perusahaan perkebunan.

6 Kelebihan atau kekurangan bayar Risiko Pembebasan Tanah R : SRM PERTNHN 1. Kesalahan perhitungan tanam tumbuh oleh 1. Kerugian finansial perusahaan. Ekstrem Pengecekan
pembebasan lahan proyek dan A : GM konsultan inventarisasi 2. Klaim dari pemilik dokumen
kompensasi ROW S : SRM PERTNHN, MUP II 2. Perbedaan perhitungan antara hasil 3. Penghentian pekerjaan di lapangan pembayaran sebelum
UPP inventarisasi dengan laporan KJPP diterbitan Nota Dinas
C : GM 3. Hasil Pengukuran luas tapak tower tidak sesuai Pembayaran ke SRM
I : SRM REN, SRM kondisi lapangan. KSDM
OPKONS, SRM KSDM, PJ 4. Kesalahan / kegagalan pendampingan
Biro, MUP II UPP pembebasan lahan dari kontraktor (untuk kontrak
gabungan pendampingan dan konstruksi)

7 Keterlambatan pengadaan ROW Risiko Waktu Penyelesaian R : SRM PERTNHN Controlable : 1. Pekerjaan stringing tidak dapat dilaksanakan. Moderat Jumlah Span yang
Proyek A : GM 1. Proyek yang telah selesai survey tidak segera 2. Penyelesaian proyek tidak sesuai dengan dibebaskan
S : SRM PERTNHN, MUP II ditindaklanjuti dengan proses pengadaan ROW waktu yang ditetapkan.
UPP sehingga telah terjadi perubahan penggunaan
C : GM lahan dan ROW tidak dapat dibebaskan
I : SRM REN, SRM
OPKONS, SRM KSDM, PJ
Biro, MUP II UPP

2. Hasil sosialisasi ke masyarakat belum optimal.

Page 30 Kertas Kerja KAJIAN Risiko - Rev 16okt 2014.xlsx


PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

A. IDENTIFIKASI RISIKO

INDIKATOR
NO DESKRIPSI RISIKO TAKSONOMI RISIKO PEMILIK RISIKO PENYEBAB DAMPAK TINGKAT RISIKO
(KRI)

1 2 3 4 5 6 7 8
3. Provokasi dari pihak lain.
4. Kekurangan personil SDM pelaksana
pengadaan ROW

5. Keterlambatan penerbitan nilai appraisal


6. Keterlambatan pelaksanaan inventarisasi ROW

7. Keterlambatan pembayaran pengadaan ROW

UnControlable :
1. Masyarakat tidak setuju dengan nilai appraisal
2. Permasalahan sengketa antar warga.
3. Pemilik tanah tidak diketahui keberadaannya.
4. Jalur transmisi PLN melewati wilayah IUP atau
PKP2B perusahaan pertambangan atau tanah
HGU perusahaan perkebunan.
5. Penolakan warga untuk dilintasi jalur SUTT.

8 Keterlambatan proses engineering Risiko Waktu Penyelesaian R : SRM REN Controlable : 1. Target COD tidak tercapai Moderat Deviasi Progress
Proyek A : GM 1. Perubahan lokasi rencana pembangunan. 2. Terlambatnya proses PO material
S : MUP II UPP 3. Perpanjangan waktu kontrak.
C : GM
I : SRM OPKONS, PJ
Pengadaan, PJ K3L, SRM
PRTNHN

2. Perubahan desain
3. Hasil survey dan penyelidikan tanah kurang
akurat
4. Kontraktor terlambat mengajukan dokumen
engineering
5. Keterlambatan PLN mereview dokumen
engineering
6. Konsultan engineering tidak secara rutin
melakukan monitoring terhadap Deliverable List
dokumen engineering

Page 31 Kertas Kerja KAJIAN Risiko - Rev 16okt 2014.xlsx


PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

A. IDENTIFIKASI RISIKO

INDIKATOR
NO DESKRIPSI RISIKO TAKSONOMI RISIKO PEMILIK RISIKO PENYEBAB DAMPAK TINGKAT RISIKO
(KRI)

1 2 3 4 5 6 7 8
9 Deviasi progress proyek pembangkit Risiko Waktu Penyelesaian R : SRM OPKONS 1. Keterlambatan proses engineering Target COD tidak tercapai Moderat Kurva S
Proyek A : GM
S : SRM REN,MUP II UPP
C : GM
I : SRM REN, MUP II UPP,
SRM KSDM, PJ BIRO K3L

2. Keterlambatan pengajuan proses perizinan


proyek
3. Kontraktor tidak memenuhi sebagaimana
tercantum dalam kontrak
UnControlable :
Keadaan kahar / force majeur
10 Target COD PLTU Tanjung Selor 2x7 MW Risiko Waktu Penyelesaian R : SRM OPKONS Uncontrolable : 1. Target COD tidak tercapai Tinggi Hasil Rekomendasi
terlambat Proyek A : GM 1. Kondisi finansial PT Zug Industry Indonesia 2. Kinerja Unit tidak tercapai Kajian Hukum
S : SRM REN,MUP II UPP bermasalah yang ditandai dengan adanya status
C : GM PKPU.
I : SRM REN, MUP II UPP,
SRM KSDM

11 Target COD PLTMG Nunukan 2 - 10 MW Risiko Waktu Penyelesaian R : SRM OPKONS Uncontrolable : 1. Target COD tidak tercapai Ekstrem Tindak Lanjut SP3
terlambat Proyek A : GM 1. Kondisi finansial PT Truba Jaya Engineering 2. Kinerja Unit tidak tercapai
S : SRM REN,MUP II UPP yang bermasalah.
C : GM
I : SRM REN, MUP II UPP,
SRM KSDM

12 Deviasi progress proyek gardu induk Risiko Waktu Penyelesaian R : SRM OPKONS 1. Keterlambatan proses engineering Target COD tidak tercapai Moderat Kurva S
Proyek A : GM
S : SRM REN,MUP II UPP
C : GM
I : SRM REN, MUP II UPP,
SRM KSDM, PJ BIRO K3L

2. Kontraktor tidak memenuhi sebagaimana


tercantum dalam kontrak
UnControlable :
1. Keadaan kahar / force majeur.
2. Keterlambatan material tepusat karena
produksi oleh pabrikan yang terhambat.
13 Deviasi progress proyek transmisi Risiko Waktu Penyelesaian R : SRM OPKONS Controlable Target COD tidak tercapai Moderat Kurva S
Proyek A : GM 1. Keterlambatan pengadaan tanah tapak tower
S : SRM REN,MUP II UPP
C : GM
I : SRM REN, MUP II UPP,
SRM KSDM, PJ BIRO K3L

2. Keterlambatan pengadaan ROW

Page 32 Kertas Kerja KAJIAN Risiko - Rev 16okt 2014.xlsx


PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

A. IDENTIFIKASI RISIKO

INDIKATOR
NO DESKRIPSI RISIKO TAKSONOMI RISIKO PEMILIK RISIKO PENYEBAB DAMPAK TINGKAT RISIKO
(KRI)

1 2 3 4 5 6 7 8
3. Keterlambatan proses engineering
4. Kontraktor tidak memenuhi sebagaimana
tercantum dalam kontrak
UnControlable :
1. Keadaan kahar / force majeur.
2. Keterlambatan material tepusat karena
produksi oleh pabrikan yang terhambat.
3. Izin proyek dari instansi terkait terlambat terbit
(UKL UPL, IPPKH)

14 Proyek tidak dapat dilakukan Serah Terima Risiko Serah Terima Proyek R : SRM OPKONS Controlable : Kinerja Unit tidak tercapai. Tinggi Kelengkapan
Proyek (STP) ke Unit Pengusahaan A : GM 1. Dokumen pendukung STP tidak lengkap. Dokumen
S : SRM REN,MUP II UPP Persyaratan STP
C : GM sesuai Perdir :
I : SRM REN, MUP II UPP, 0033.P/DIR/2017
SRM KSDM, PJ BIRO K3L

2. Ketidakselarasan penyelesaian proyek 1. Kinerja Unit tidak tercapai.


2. Aset belum bisa dimanfaatkan
3. Kerusakan aset sebelum dimanfaatkan.
3.Tanah yang belum bersertifikat. 1. Proyek tidak dapat di lakukan proses STP oleh
unit proyek ke unit pengusahaan.
2. Berpotensi terjadinya permasalahan hukum

15 Terjadi kecelakaan kerja di lingkungan Risiko Keselamatan Kerja R : PJ K3L Controlable : 1. Loss of life (meninggal), cacat, luka berat. Moderat Administrasi K3
kerja UIP Kalbagtim A : GM 1. Adanya Unsafe Action dari tenaga kerja yang 2. Loss of production, instalasi tidak dapat (Working Permit)
S : SRM OPKONS, SRM beraktivitas di lingkungan kerja menghasilkan produk yang dikirimkan kepada
REN,MUP II UPP pengguna.
C : GM 3. Loss of asset, instalasi perlu perbaikan.
I : SRM OPKONS, SRM 4. Loss of productivity, perusahaan kehilangan
REN,MUP II UPP waktu kerja produktif.
5. Sanksi hukum terhadap pihak yang terkait
kejadian kecelakaan kerja

2. Adanya Unsafe Condition di lingkungan kerja

0
0
UnControlable :
1. Bencana alam
16 Pencemaran lingkungan Risiko Tuntutan Hukum R : PJ K3L Controlable : 1.1Sanksi hukum pidana BLH, KLH, LSM dan Rendah Laporan Monitoring
A : GM 1. Tidak dilakukan pengelolaan dampak kegiatan mayarakat. dan Evaluasi
S : SRM OPKONS, SRM terhadap lingkungan 2. Pencemaran lingkungan di sekitar lokasi lingkungan
REN,MUP II UPP 2. Tidak dilakukan pemantauan dampak kegiatan pembangunan.
C : GM terhadap lingkungan.
I : SRM OPKONS, SRM
REN,MUP II UPP

Page 33 Kertas Kerja KAJIAN Risiko - Rev 16okt 2014.xlsx


PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

A. IDENTIFIKASI RISIKO

INDIKATOR
NO DESKRIPSI RISIKO TAKSONOMI RISIKO PEMILIK RISIKO PENYEBAB DAMPAK TINGKAT RISIKO
(KRI)

1 2 3 4 5 6 7 8
UnControlable :
1. Bencana alam
17 Ketidakselaran Penyelesaian Proyek yang Risiko Keselarasan Proyek R : PJ K3L Controlable : 1. Target COD RUPTL tidak tercapai Tinggi Monitoring dan
berkaitan (associted) Terkait A : GM 1. Belum ada kajian secara komprehensif 2. Aset belum bisa dimanfaatkan Evaluasi pelaksanaan
S : SRM OPKONS, SRM terhadap proyek yang berkaitan secara sistem proyek terkait
REN,MUP II UPP
C : GM
I : SRM OPKONS, SRM
REN,MUP II UPP

Page 34 Kertas Kerja KAJIAN Risiko - Rev 16okt 2014.xlsx


PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020


PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

B. ANALISIS RISIKO

RISIKO SAAT INI (CONTROLLED RISK)


Kontrol / Pengendalian
No. Deskripsi Risiko Efektifitas Kontrol
yg ada saat ini Tingkat Tingkat
Tingkat Risiko
Kemungkinan Dampak

1 2 6 7 8 9 10
1 Anggaran Kas investasi (AKI) tidak terserap 1.1 Melakukan koordinasi perencanaan anggaran dengan Unit Efektif Secara Sedang Minor Moderat
sesuai rencana. Pelaksana dan masing-masing Bidang Unit Induk pada saat Parsial
perencanaan maupun pada saat usulan revisi anggaran.

1.2 Monitoring rencana realisasi setiap bulan dengan bagian lain.

1.3 Pengajuan revisi AKI menyesuaikan kondisi kebutuhan anggaran


dan waktu penyelesaian proyek

1.4 Rapat bulanan untuk merencanakan peningkatan progress

2.1 Berkoordinasi dengan bagian lain terkait proses penagihan.

2 Proses lelang tidak sesuai target pengadaan 1.1 Bersurat kepada Vendor/Pabrikan terkait dengan Permintaan Harga Efektif Secara Sedang Minor Moderat
Referensi. Parsial
1.2 Penerapan SK Dir No.0620.K/DIR/2013 tanggal 3 Oktober 2013
beserta perubahannya pasal 4.1.3

2.1 Menyusun Dokumen Rencana Pengadaan periode tahunan yang


disetujui oleh VfM Commitee serta disahkan dan ditetapkan oleh
Pengguna Barang/Jasa.

3.1 Pembuatan jadwal VfM


4.1 Penugasan sementara (ad hoc) personil dari bidang lain untuk
membantu proses pelaksana pengadaan

5.1 Pemutakhiran DPT secara periodik.


6.1 Melakukan koordinasi perencanaan anggaran dengan Unit
Pelaksana dan masing-masing Bidang Unit Induk pada saat
perencanaan maupun pada saat usulan revisi anggaran.

3 Lelang Gagal 1. Menggunakan referensi Harga Perkiraan Engineer. Efektif Secara Kecil Medium Moderat
2. Koordinasi dengan bidang lain (user) terkait dengan lingkup Parsial
pekerjaan yang akan dilelangkan.

4 Keterlambatan penyelesaian perizinan proyek 1.1 Membuat check list pengajuan perizinan untuk memastikan bahwa Efektif Secara Sedang Medium Tinggi
seluruh persyaratan telah lengkap Parsial
1.2 Menyediakan PRK khusus dalam RKAP untuk mengakomodir
keperluan biaya pemenuhan persyaratan dan penerbitan izin
1.3 Penunjukan konsultan / universitas untuk kegiatan pengurusan
perizinan proyek
1.4 Koordinasi dengan personil di instansi terkait secara kontinyu
terhadap perijinan yang telah diajukan

2.1 & 3.1 Monitoring Perizinan :

- Ijin Prinsip, SKTR : PIC REN


- IMB dan ijin konstruksi lainnya (jetty) : PIC OPKONS dan UPP
- Ijin Penlok, IPPKH : PIC PERTANAHAN
- Ijin Lingkungan : Biro K3L

1.1 Berkoordinasi dengan pihak terkait untuk dapat melengkapi


persyaratan tambahan sembari proses perizinanan dijalankan.
2.1 Sesegera mungkin melakukan pengajuan izin sesuai peraturan
terbaru.
4. 1, 5.1 Berkoordinasi langsung dengan pimpinan daerah atau
pimpinan dinas agar proses perizinan dapat diproses sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

5 Keterlambatan pengadaan tanah proyek 1.1 Untuk kegiatan konstruksi baru yang telah disurvey maka dilakukan Efektif Secara Sangat Besar Medium Tinggi
penggabungan kontrak konstruksi dengan kegiatan inventarisasi dan Parsial
pengadaan tanah.

2.1 Sosialisasi personal kepada masyarakat dengan datang langsung


ke tempat tinggal masyarakat yang masih menolak pembangunan
pembebasan tanah

3.1 Melibatkan unsur PEMDA, TP4D, Kejaksaan negeri masing-masing


daerah dan BINDA untuk ikut serta dalam proses pembebasan.

4.1 Pembentukan tim task force untuk pembebasan lahan.

5.1 Pembuatan jadwal tim KJPP terintegrasi dengan schedule Kontrak


Pendampingan pengadaan tanah dan ROW.

6.1 Pembentukan tim task force untuk pembebasan lahan.


6.2 Penunjukan pihak ketiga untuk melaksanakan kegiatan inventarisasi
tanah.

7.1 Percepatan proses verifikasi dokumen kepemilikan tanah dan


percepatan proses pembayaran.

517389258.xlsx 35
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020


PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

B. ANALISIS RISIKO

RISIKO SAAT INI (CONTROLLED RISK)


Kontrol
1.1 / Pengendalian
Sosialisasi personal kepada warga dengan pendampingan
No. Deskripsi Risiko Efektifitas Kontrol
yg ada saatsetempat
pemerintah ini
2.1 Bersama pemerintah setempat (Desa / Kelurahan / Kecamatan)
memfasilitasi kegiatan mediasi sengketa antar warga.
1.1, 3.1 Penitipan uang ganti rugi di pengadilan.
1.1, 4.1 Re-route jalur transmisi, pemindahan lokasi proyek

6 Kelebihan atau kekurangan bayar pembebasan 1. Pengecekan Ulang dilapangan oleh PLN dan Konsultan Pendamping. Efektif Secara Besar Signifikan Ekstrem
lahan proyek dan kompensasi ROW 2. Verifikasi ulang berkas pembayaran antara daftar inventarisasi, daftar Parsial
nominatif dan laporan KJPP oleh PLN.

7 Keterlambatan pengadaan ROW 1.1 Untuk kegiatan konstruksi baru yang telah disurvey maka dilakukan Efektif Secara Kecil Medium Moderat
penggabungan kontrak konstruksi dengan kegiatan inventarisasi dan Parsial
pengadaan tanah.
1.2 Untuk kegiatan konstruksi baru yang belum disurvey maka dilakukan
penggabungan kontrak jasa konsultan survey jalur. penyelidikan tanah,
inventarisasi dan pengadaan tanah, ROW dan penebangan.

2.1 Sosialisasi personal kepada masyarakat dengan datang langsung


ke tempat tinggal masyarakat yang masih menolak pengadaan ROW

3.1 Melibatkan unsur PEMDA, TP4D, Kejaksaan negeri masing-masing


daerah dan BINDA untuk ikut serta dalam proses pengadaan ROW

4.1 Pembentukan tim task force untuk pengadaan ROW.


5.1 Pengadaan tim Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) secara kontrak
payung.

6.1 Pembentukan tim task force untuk pengadaan ROW.


6.2 Penunjukan pihak ketiga untuk melaksanakan kegiatan inventarisasi
ROW.

7.1 Percepatan proses verifikasi dokumen dan percepatan proses


pembayaran.

1.1,5.1 Sosialisasi personal kepada warga dengan pendampingan


pemerintah setempat
2.1 Bersama pemerintah setempat (Desa / Kelurahan / Kecamatan)
memfasilitasi kegiatan mediasi sengketa antar warga.
1.1, 3.1 Penitipan uang ganti rugi di pengadilan.
1.1, 4.1, 5.1 Re-route jalur transmisi, pemindahan lokasi proyek
5.1 Pemilihan jalur transmisi yang tidak melewati kawasan pemukiman

8 Keterlambatan proses engineering 1.1. Pada saat penentuan lokasi sedapat mungkin menghindari Efektif Secara Kecil Medium Moderat
kawasan padat penduduk / kawasan hutan lindung. Parsial
1.2 Berkoordinasi dengan UIW/ UIKLterkait dengan survey rencana
lokasi proyek Gardu Induk/ Pembangkit.

2.1 Sesegera mungkin melakukan penyesuaian desain sesuai kondisi di


lapangan
3.1 Melakukan pengecekan pekerjaan survey di lapangan.
4.1 Melaksanakan Design Review Meeting (DRM)
5.1 Melaksanakan Design Review Meeting (DRM)
5.2 Menetapkan standar bahwa PLN harus memberi tanggapan review
engineering dalam waktu 14 hari kalender
6.1 Melakukan monitoring progress engineering bersama konsultan
secara periodik
9 Deviasi progress proyek pembangkit Lihat Deskripsi Risiko "Keterlambatan Proses Engineering" Efektif Secara Sedang Minor Moderat
Parsial
Lihat Deskripsi "Keterlambatan Penyelesaian Perizinan Proyek"
3.1 Monitoring dan evaluasi progres pelaksanaan pekerjaan secara
kontinyu dengan PLN UPP dan Penyedia Barang dan Jasa (weekly, dan
monthly meeting).
3.2 Melakukan monitoring pelaksanaan pekerjaan secara terintegrasi
melalui PMO.
3.3 Menerbitkan surat perintah peringatan kepada penyedia barang dan
jasa apabila terjadi deviasi kontrak lebih dari 20%.

10 Target COD PLTU Tanjung Selor 2x7 MW 1. Surat Teguran kepada PT Zug Industry Indonesia. Tidak Efektif Sangat Besar Medium Tinggi
terlambat 2. Surat Peringatan kepada PT Zug Industry Indonesia.
3. Rapat koordinasi dengan Kontraktor.
11 Target COD PLTMG Nunukan 2 - 10 MW 1. Surat Teguran kepada PT Truba Jaya Engineering Tidak Efektif Sangat Besar Sangat Ekstrem
terlambat 2. Surat Rekomendasi Peringatan kepada PT Truba Jaya Engineering Signifikan
3. Rapat koordinasi dengan Kontraktor.

12 Deviasi progress proyek gardu induk Lihat Deskripsi Risiko "Keterlambatan Proses Engineering" Efektif Secara Sedang Minor Moderat
Parsial

517389258.xlsx 36
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020


PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

B. ANALISIS RISIKO

RISIKO SAAT INI (CONTROLLED RISK)


Kontrol
2.1 / Pengendalian
Monitoring dan evaluasi progres pelaksanaan pekerjaan secara
No. Deskripsi Risiko Efektifitas Kontrol
yg ada saat
kontinyu ini PLN UPP dan Penyedia Barang dan Jasa (weekly, dan
dengan
monthly meeting).
2.2 Melakukan monitoring pelaksanaan pekerjaan secara terintegrasi
melalui PMO.
2.3 Menerbitkan surat perintah peringatan kepada penyedia barang dan
jasa apabila terjadi deviasi kontrak lebih dari 20%.
2.4 Melaporkan update jadwal kebutuhan pengiriman material ke PLN
pusat.

13 Deviasi progress proyek transmisi Lihat Deskripsi Risiko "Keterlambatan Pengadaan Tanah Proyek" Efektif Secara Sedang Minor Moderat
Parsial
Lihat Deskripsi Risiko "Keterlambatan Pengadaan ROW"
Lihat Deskripsi Risiko "Keterlambatan Proses Engineering"
4.1 Monitoring dan evaluasi progres pelaksanaan pekerjaan secara
kontinyu dengan PLN UPP dan Penyedia Barang dan Jasa (weekly, dan
monthly meeting).
4.2 Melakukan monitoring pelaksanaan pekerjaan secara terintegrasi
melalui PMO.
4.3 Menerbitkan surat perintah peringatan kepada penyedia barang dan
jasa apabila terjadi deviasi kontrak lebih besar dari 20%.
4.4 Melaporkan update jadwal kebutuhan pengiriman material ke PLN
pusat.

14 Proyek tidak dapat dilakukan Serah Terima 1.1 Melakukan koordinasi dengan PLN Pusertif untuk penerbitan SLO. Efektif Secara Sedang Medium Tinggi
Proyek (STP) ke Unit Pengusahaan 1.2 Melakukan koordinasi intensif dengan user verifikator dokumen Parsial
STOP dan STAP di Unit Pengusahaan.
1.3 Membentuk Tim STP internal yang bertugas mengumpulkan
dokumen pendukung STP.
1.4 Melakukan final check bersama Pusertif, Unit Pengusahaan/UIKL
agar kekurangan persyaratan dapat segera ditindaklanjuti

Lihat Deskripsi Risiko "Ketidakselarasan Proyek yang berkaitan


(associated)"
15 Terjadi kecelakaan kerja di lingkungan kerja UIP 1.1 Melakukan hazard control (inspeksi) ke lingkungan kerja yang Efektif Kecil Medium Moderat
Kalbagtim memiliki risiko bahaya tinggi (meninggal), menengah (cacat & luka
berat).
1.2 Sosialisasi tentang Implementasi K3 di lingkungan PLN kepada
penyedia barang & jasa serta Unit Pelaksana (UPP).
1.3 Penerapan unsur K3 pada klausul dokumen kontrak penyedia
barang dan jasa.
1.4 Menetapkan persyaratan wajib dalam proses pemilihan penyedia
barang/jasa untuk memenuhi persyaratan SMK3 / OHAS / ISO 18001
atau standar lain yang setara.

2.1 Penerapan SOP/IK, Working Permit, JSA dan HIRAC dalam setiap
pelaksanaan pekerjaan.
3.1 Memastikan adanya pengawas pekerjaan dan pengawas K3 dalam
setiap pelaksanaan pekerjaan
3.2 Melakukan audit Mitra kerja setiap Semester oleh PLN UIP
KALBAGTIM.
3.3 Melakukan evaluasi kinerja K3 Kontraktor setiap Triwulan.
Melakukan simulasi penanganan keadaan darurat setiap setahun sekali.

16 Pencemaran lingkungan 1 Menunjuk pihak ketiga yang berkompeten untuk melakukan kegiatan Efektif Kecil Minor Rendah
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
2 Menyampaikan laporan LH periode triwulan kepada EVP K3L PLN
Pusat.
3 Menyediakan SOP/IK, Working Permit, JSA dan HIRAC untuk
pedoman pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan di lapangan.
4. Memasukkan syarat penyediaan personil HSE pada dokumen kontrak
penyedia barang & jasa.
5. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor menyampaikan
SOP pencegahan pencemaran lingkungan.
6. Inspeksi rutin terhadap pemenuhan standar penanganan lingkungan
oleh penyedia barang & jasa per minggu (proyek KIT); per selesai
pekerjaan (GI, SUTT).

17 Ketidakselaran Penyelesaian Proyek yang 1.1 Melakukan penetapan prioritas proyek Efektif Secara Sedang Signifikan Tinggi
berkaitan (associted) 1.2 Melengkapi seluruh proyek baru dengan Kajian Kelayakan Operasi Parsial
(KKO), Kajian Kelayakan Finansial (KKF) dan Kajian Risiko

517389258.xlsx 37
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020


PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

C. PENANGANAN RISIKO

TINGKAT RISIKO RESIDUAL (TARGET RISK)


Kebutuhan
Target Target Threshold Status KRI
No. Deskripsi Risiko Tingkat Risiko Rencana / Program Mitigasi PIC Anggaran Indikator Risiko
Waktu Target Tingkat Target Tingkat Target KRI KRI Saat ini
(Juta Rp)
Kemungkinan Dampak Tingkat Risiko

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Anggaran Kas investasi (AKI) Moderat SRM KSDM N/A 2020 Sedang Minor Moderat Penyerapan TW 1 = 80% 27%
tidak terserap sesuai rencana. anggaran Kas 25%
investasi sesuai DES 2020
dengan rencana = 100%

2 Proses lelang tidak sesuai target Moderat 1.1 Bersurat kepada Vendor/Pabrikan terkait REN DAN N/A 2020 Sedang Minor Moderat Keterlambatan Kurang 16 Hari 0%
pengadaan dengan Permintaan Harga Referensi secara LAK DAN Waktu dari sama
periodik 3 bulan sekali. Penyusunan dengan14
1.2. Penggunaan template penyusunan HPE. Dokumen lelang Hari dari
(RKS dan HPE) DRP

4.1 Usulan penambahan formasi personil/


tenaga kerja di Biro Pelaksana Pengadaan.

5. Pemutakhiran DPT dilakukan pada saat


penyusunan RKS.

3 Lelang Gagal Moderat REN DAN N/A 2020 Kecil Medium Moderat Update referensi 3 bulan 6 Bulan 0%
LAK DAN harga pabrikan sekali Sekali
untuk kontrak
Konstruksi

4 Keterlambatan penyelesaian Tinggi SRM Perlu Dihitung 2020 Kecil Medium Moderat Komunikasi 1 Kali per 1 Kali per 0%
perizinan proyek OPKONS, lebih lanjut (Surat/pertemua perizinan perizinan
SRM REN, n/rapat, dll) UKL-UPL UKL-UPL
PJ K3L, SRM Juwata- Juwata-
PERTNHN Tarakan Tarakan

Kelengkapan 100% 80% 0%


Dokumen Izin
Jetty

517389258.xlsx 38
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020


PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

C. PENANGANAN RISIKO

TINGKAT RISIKO RESIDUAL (TARGET RISK)


Kebutuhan
Target Target Threshold Status KRI
No. Deskripsi Risiko Tingkat Risiko Rencana / Program
4.1. Mengadakan Mitigasi
audiensi kepada stakeholder PIC Anggaran Indikator Risiko
Waktu KRI KRI Saat ini
terkait untuk meningkatkan dukungan dan (Juta Rp)
keberpihakan terhadap kegiatan pembangunan
yang dilakukan oleh PLN

5 Keterlambatan pengadaan tanah Tinggi SRM Perlu Dihitung 2020 Kecil Medium Moderat Jumlah tanah TW 1 2020 50% pada 45%
proyek PERTNHN lebih lanjut yang dibebaskan = 1.55 Ha tapak tower
(Tapak Tower) bebas di
ha Des 2020 akhir bulan
= 6.23 ha Juni 2020
(tapak)

2.1 Pendekatan secara persuasif kepada


masyarakat dengan bantuan tokoh adat / tokoh
masyarakat / tokoh agama setempat.

6.1 Untuk kegiatan konstruksi baru yang belum


disurvey maka dilakukan penggabungan
kontrak jasa konsultan survey jalur.
penyelidikan tanah, inventarisasi dan
pengadaan tanah, ROW dan penebangan

7.1 Dilakukan verifikasi status keaktifan nomor


rekening bank milik warga.

1.1 Menambahkan benefit kepada lingkungan


sekitar masyarakat melalui program CSR
sehingga meningkatkan dukungan dan
mengurangi resistensi terhadap pembangunan
proyek.
4.1 Mengadakan MoU dengan perusahaan
pemilik izin untuk menggunakan tanahnya
dengan bantuan fasilitasi Pemda setempat
6 Kelebihan atau kekurangan bayar Ekstrem SRM Perlu Dihitung 2020 Sedang Minor Moderat Pengecekan 100% 100% 100%
pembebasan lahan proyek dan PERTNHN lebih lanjut dokumen Dokumen Dokmen
kompensasi ROW pembayaran pembayara pembayaran
sebelum n diperiksa diperiksa
diterbitan Nota
Dinas
Pembayaran ke
SRM KSDM

517389258.xlsx 39
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020


PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

C. PENANGANAN RISIKO

TINGKAT RISIKO RESIDUAL (TARGET RISK)


Kebutuhan
Target Target Threshold Status KRI
No.
7 Deskripsi Risiko
Keterlambatan pengadaan ROW Tingkat
Moderat Risiko Rencana / Program Mitigasi PIC
SRM Anggaran
Perlu Dihitung 2020 Kecil Medium Moderat Indikator Risiko TW 1 =
Jumlah Span 80% KRI
dari 34%
Waktu KRI Saat ini
PERTNHN lebih(Juta
lanjutRp) yang dibebaskan 25% target
157 span terpenuhi
pada TW pada akhir
III 2020 bulan Juni
2020

2.1 Pendekatan secara persuasif kepada


masyarakat dengan bantuan tokoh adat / tokoh
masyarakat / tokoh agama setempat.

6.1 Untuk kegiatan konstruksi baru yang belum


disurvey maka dilakukan penggabungan
kontrak jasa konsultan survey jalur,
penyelidikan tanah, inventarisasi dan
pengadaan tanah, ROW dan penebangan

7.1 Dilakukan verifikasi status keaktifan nomor


rekening bank milik warga.

1.1, 5.1 Menambahkan benefit kepada


lingkungan sekitar masyarakat melalui program
CSR sehingga meningkatkan dukungan dan
mengurangi resistensi terhadap pembangunan
proyek.
4.1 Mengadakan MoU dengan perusahaan
pemilik izin untuk menggunakan tanahnya
dengan bantuan fasilitasi Pemda setempat
8 Keterlambatan proses Moderat Mengupdate informasi terkait dengan rencana SRM REN N/A 2020 Kecil Medium Moderat Deviasi Progress 15% 20% 5%
engineering pembangunan terhadap zona tata ruang.

9 Deviasi progress proyek Moderat 0 SRM N/A 2020 Sedang Minor Moderat Kurva S 100% 80% 83%
pembangkit OPKONS terhadap
MUP II UPP Kurva S
3.1. Melakukan koordinasi dengan PLN Pusat
Regional Kalimantan terkait dengan progres
pembangkit.
10 Target COD PLTU Tanjung Selor Tinggi Pengajuan kajian hukum terkait dengan SRM N/A 2020 Sangat Besar Medium Tinggi Hasil 1 1 Dokumen 100%
2x7 MW terlambat kelanjutan kontraktual penyelesaian PLTU OPKONS Rekomendasi Dokumen Kajian
Tanjung Selor kepada PLN Div Hukum MUP II UPP Kajian Hukum Kajian Hukum
Hukum

517389258.xlsx 40
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020


PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

C. PENANGANAN RISIKO

TINGKAT RISIKO RESIDUAL (TARGET RISK)


Kebutuhan
Target Target Threshold Status KRI
No.
11 Deskripsi
Target CODRisiko
PLTMG Nunukan 2 - Tingkat
Ekstrem Risiko Rencana
Koordinasi/ kepada
Program Mitigasi
PLN Pusat untuk segera PIC
SRM N/AAnggaran 2020 Sangat Besar Sangat Signifikan Ekstrem Indikator Risiko 1
Tindak Lanjut 1 0%Saat ini
Waktu KRI KRI
10 MW terlambat dapat diputuskan terkait dengan kelanjutan OPKONS (Juta Rp) SP3 Dokumen/ Dokumen/Su
kontrak PLTMG Nunukan 2 - 10 MW MUP II UPP Surat rat Tindak
Tindak Lanjut SP3
Lanjut SP3

12 Deviasi progress proyek gardu Moderat 0 SRM N/A 2020 Sedang Minor Moderat Kurva S 100% 80% 84%
induk OPKONS terhadap
MUP II UPP Kurva S
Melakukan koordinasi dengan PLN Pusat SCM
terkait dengan material terpusat
13 Deviasi progress proyek Moderat 0 SRM N/A 2020 Sedang Minor Moderat Kurva S 100% 80% 39%
transmisi OPKONS terhadap
MUP II UPP Kurva S
4.1 Monitoring dan evaluasi ketersediaan
tenaga kerja (grup pondasi, grup stringing),
peralatan kerja dan metode kerja
4.2 Pengadaan peralatan bantu untuk kegiatan
pengawasan dan commisioning.

14 Proyek tidak dapat dilakukan Tinggi 1.1. Berkoordinasi dengan Regional Kalimantan SRM N/A 2020 Sedang Minor Moderat Kelengkapan 100% 100% 0%
Serah Terima Proyek (STP) ke PLN Pusat untuk penyelesaian pending item OPKONS Dokumen
Unit Pengusahaan STP yang tidak terkait dengan SLO / Kinerja MUP II UPP Persyaratan STP
operasional peralatan. (Mis: sertifikat tanah) sesuai Perdir :
0033.P/DIR/2017

3.1 Melakukan MoU antara PLN dengan BPN SRM Perlu dihitung 2020
terkait dengan penerbitan sertifikat tanah. PERTNHN lebih lanjut

15 Terjadi kecelakaan kerja di Moderat 1. Penerapan denda kepada Penyedia BIRO K3L N/A 2020 Kecil Medium Moderat Administrasi K3 100% 100% 100%
lingkungan kerja UIP Kalbagtim Barang/Jasa jika terjadi kecelakaan yang MUP II UPP (Working Permit) Setiap
mengakibatkan meninggal, cacat dan luka berat Kegiatan
menyesuaikan surat dari PLN Pusat Divisi
HSSE.
1. Prosedur penanganan keadaan darurat pada
kejadian kebakaran.
16 Pencemaran lingkungan Rendah N/A BIRO K3L N/A 2020 Kecil Minor Rendah Laporan 1 1 Laporan / 100%
MUP II UPP Monitoring dan Laporan / Semester
Evaluasi Semester
lingkungan
1, Menyediakan prosedur tanggap darurat pada
kejadian bencana alam
17 Ketidakselaran Penyelesaian Tinggi 1.1 Lelang Proyek Gardu Induk dimulai jika SRM REN N/A 2020 Kecil Medium Moderat Monitoring dan Dokumen 1 kali / 0%
Proyek yang berkaitan progres proyek Transmisi akan COD dalam Evaluasi Evaluasi Semester
(associted) kurun waktu 1-1.5 Tahun pelaksanaan DRP evaluasi
proyek terkait DRP

517389258.xlsx 41
PT PLN (PERSERO) UIP KALBAGTIM
PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020

IDENTIFIKASI RISIKO ANALISIS RISIKO SAAT INI (CURRENT/ CONTROLLED RISK) RENCANA PENANGANAN RISIKO ANALISIS RISIKO RESIDUAL (TARGET RISK) KEY RISK INDICATOR (KRI)

DAMPAK RISIKO Status KRI Saat ini


ALUR PROSES
(Dampak pada aspek
BISNIS / FASE / EFEKTIFITAS Kebutuhan
PEMILIK PENYEBAB RISIKO Produk & Layanan, KONTROL EKSISTING Tingkat Tingkat RENCANA PENANGANAN RISIKO Target Target Tingkat Target Tingkat Target Indikator Risiko Target Treshold
NO TAHAPAN / DESKRIPSI RISIKO TAKSONOMI RISIKO KONTROL Tingkat Dampak PIC Anggaran PIC KRI
RISIKO (Controllable & Uncontrollable) Pelanggan, Keuangan & (Kontrol Pencegahan dan/ atau Pemulihan) Kemungkinan Risiko (Pencegahan dan/ atau Pemulihan) Waktu Kemungkinan Dampak Tingkat Risiko (KRI) KRI KRI
ASPEK (Overall) (Juta Rp) JAN FEB MAR TW I
Pasar, SDM, Bisnis
KEGIATAN
Internal, Kepemimpinan).
1 2 3 4 5 6 7 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 37 41 42 43
1 Peningkatan Anggaran Kas P.2.3. - Pendanaan R : SRM Controlable : Nilai kinerja unit tidak 1.1 Melakukan koordinasi perencanaan anggaran dengan Unit Efektif Secara Sedang Medium Tinggi SRM KSDM N/A 2020 Sedang Minor Moderat Penyerapan 10.31% 18.64% 27.10% 27% 100% 80% SRM KSDM
efektifitas investasi (AKI) tidak Proyek - Risiko KSDM 1. Perencanaan Anggaran yang kurang akurat. maksimal Pelaksana dan masing-masing Bidang Unit Induk pada saat Parsial anggaran Kas
manajemen terserap sesuai Disbursement A : GM perencanaan maupun pada saat usulan revisi anggaran. investasi sesuai
konstruksi rencana. S : SRM dengan rencana
Bidang,
Pejabat, MUP
II UPP 1.2 Monitoring rencana realisasi setiap bulan dengan bagian
C : GM lain.
1.3 Pengajuan revisi AKI menyesuaikan kondisi kebutuhan
I : SRM anggaran dan waktu penyelesaian proyek
Bidang, 1.4 Rapat bulanan untuk merencanakan peningkatan progress
2. Penyedia barang dan jasa tidak tertib dalam melakukan 2.1 Berkoordinasi dengan bagian lain terkait proses penagihan.
penagihan.

UnControlable:
1. Kontraktor tidak perform sehingga realisasi progress
pekerjaan tidak sesuai dengan rencana
2. Terjadinya deviasi progres fisik terhadap target
rencana penyerapan (termasuk progres pembebasan
lahan & progress konstruksi)
2 Peningkatan Proses lelang tidak P.3.4 - Pengadaan - R : PJ Controlable : 1. COD terlambat. 1.1 Bersurat kepada Vendor/Pabrikan terkait dengan Efektif Secara Sedang Medium Tinggi 1.1 Bersurat kepada Vendor/Pabrikan REN DAN N/A 2020 Sedang Minor Moderat Keterlambatan 0 0 0 0 Kurang dari sama 16 Hari PJ RENDAN
efisiensi Supply sesuai target Risiko Proses RENDAN, PJ 1. Keterlambatan Penyusunan harga Perkiraan Engineer 2. Target penyerapan Permintaan Harga Referensi. Parsial terkait dengan Permintaan Harga LAK DAN Waktu Penyusunan dengan14 Hari PJ LAKSDA
Chain pengadaan Pengadaan LAKSDA (HPE). Anggaran Investasi (AI) 1.2 Penerapan SK Dir No.0620.K/DIR/2013 tanggal 3 Oktober Referensi secara periodik 3 bulan Dokumen lelang dari DRP
Management A : GM terkontrak tidak tercapai. 2013 beserta perubahannya pasal 4.1.3 sekali. (RKS dan HPE)
(SCM) S : SRM 1.2. Penggunaan template
Bidang, MUP penyusunan HPE.
II UPP, PJ
Biro K3L 2. Keterlambatan penyampaian Dokumen teknis dari user. 2.1 Menyusun Dokumen Rencana Pengadaan periode tahunan
C : GM yang disetujui oleh VfM Commitee serta disahkan dan
I : SRM ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa.
Bidang, MUP 3. Keterlambatan proses penetapan pemenang lelang. 3.1 Pembuatan jadwal VfM
II UPP, PJ 4. Kurangnya personil / pegawai di Biro Pelaksana 4.1 Penugasan sementara (ad hoc) personil dari bidang lain 4.1 Usulan penambahan formasi
Biro K3L Pengadaan. untuk membantu proses pelaksana pengadaan personil/ tenaga kerja di Biro
Pelaksana Pengadaan.
5. Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) belum dimutakhirkan 5.1 Pemutakhiran DPT secara periodik. 5. Pemutakhiran DPT dilakukan pada
saat penyusunan RKS.
6. Anggaran Investasi tidak mencukupi 6.1 Melakukan koordinasi perencanaan anggaran dengan Unit
Pelaksana dan masing-masing Bidang Unit Induk pada saat
perencanaan maupun pada saat usulan revisi anggaran.
UnControlable :
1. Tahap klarifikasi dan negoisasi dalam proses lelang
tidak mencapai kesepakatan
2. Tanah belum bebas (Gardu Induk).
3. Perubahan RUPTL.
4. Keterlambatan proses perijinan.
5. Pelelangan gagal.
6. Usulan Angaran Investasi Unit Perusahaan tidak
disetujui oleh PLN Pusat.

3 Peningkatan Lelang Gagal P.3.4 - Pengadaan - R : PJ Controlable : 1. COD terlambat. 1. Menggunakan referensi Harga Perkiraan Engineer. Efektif Secara Sedang Signifikan Tinggi REN DAN N/A 2020 Kecil Medium Moderat Update referensi 1 0 0 1 3 bulan sekali 6 Bulan Sekali PJ RENDAN
efisiensi Supply Risiko Proses RENDAN, PJ 1. HPS tidak akurat 2. Target penyerapan 2. Koordinasi dengan bidang lain (user) terkait dengan lingkup Parsial LAK DAN harga pabrikan PJ LAKSDA
Chain Pengadaan LAKSDA 2. Lingkup pekerjaan (dokumen KAK) kurang detail Anggaran Investasi (AI) pekerjaan yang akan dilelangkan. untuk kontrak
Management A : GM sehingga HPS tidak akurat. terkontrak tidak tercapai. Konstruksi
(SCM) S : SRM
Bidang, MUP Uncontrolable :
II UPP, PJ 1. Negosiasi harga tidak mencapai kesepakatan
Biro K3L 2. Usulan Anggaran Investasi Unit Perusahaan tidak
C : GM disetujui oleh PLN Pusat.
I : SRM
Bidang, MUP
II UPP, PJ
Biro K3L

4 Peningkatan Keterlambatan K.1.4 - Aspek Legal - R : SRM Controlable : Kontruksi/ operasi tidak 1.1 Membuat check list pengajuan perizinan untuk memastikan Efektif Secara Sedang Medium Tinggi SRM Perlu 2020 Kecil Medium Moderat Komunikasi 0 0 0 0 1 Kali per 1 Kali per PJ DAL K3L
manajemen penyelesaian Risiko Perijinan PERTNHN, 1. Persyaratan perizinan tidak lengkap dapat dimulai sebelum bahwa seluruh persyaratan telah lengkap Parsial OPKONS, Dihitung lebih (Surat/pertemuan/r perizinan perizinan
regulasi perizinan proyek SRM penerbitan ijin. 1.2 Menyediakan PRK khusus dalam RKAP untuk SRM REN, PJ lanjut apat, dll) UKL-UPL Juwata- UKL-UPL Juwata-
OPKONS, mengakomodir keperluan biaya pemenuhan persyaratan dan K3L, SRM Tarakan Tarakan
SRM REN, PJ penerbitan izin PERTNHN
K3L 1.3 Penunjukan konsultan / universitas untuk kegiatan
A : GM pengurusan perizinan proyek
S : MUP II 1.4 Koordinasi dengan personil di instansi terkait secara
UPP kontinyu terhadap perijinan yang telah diajukan
C : GM
2. Pengajuan izin terlambat diajukan kepada instansi terkait 2.1 & 3.1 Monitoring Perizinan : Kelengkapan 0% 0% 0% 0% 100% 80% SRM OPKON
I : SRM
OPKONS, Dokumen Izin Jetty
MUP II UPP - Ijin Prinsip, SKTR : PIC REN
- IMB dan ijin konstruksi lainnya (jetty) : PIC OPKONS dan
UPP
- Ijin Penlok, IPPKH : PIC PERTANAHAN
- Ijin Lingkungan : Biro K3L

3. Tidak dilakukan monitoring progress perizinan yang


telah disampaikan

UnControlable : 1.1 Berkoordinasi dengan pihak terkait untuk dapat melengkapi 4.1. Mengadakan audiensi kepada
1. Persyaratan tambahan yang hanya berlaku di persyaratan tambahan sembari proses perizinanan dijalankan. stakeholder terkait untuk
pemerintahan daerah setempat atau kementerian. 2.1 Sesegera mungkin melakukan pengajuan izin sesuai meningkatkan dukungan dan
2. Terjadi perubahan peraturan yang mengakibatkan peraturan terbaru. keberpihakan terhadap kegiatan
proses perizinan harus diulang menggunakan peraturan 4. 1, 5.1 Berkoordinasi langsung dengan pimpinan daerah atau pembangunan yang dilakukan oleh
terbaru. pimpinan dinas agar proses perizinan dapat diproses sesuai PLN
3. Penerbitan pertimbangan teknis Dinas/Badan terkait di dengan peraturan yang berlaku.
PTSP Provinsi belum sesuai dengan SOP.
4. Kurangnya dukungan dari stakeholder terhadap
suksesnya pembangunan ketenagalistrikan.
5. Pemahaman personil dinas setempat terhadap
ketentuan perijinan.

5 Penambahan Keterlambatan K.1.5 - Aspek Legal - R : SRM Controlable : 1. Kontruksi tidak dapat 1.1 Untuk kegiatan konstruksi baru yang telah disurvey maka Efektif Secara Sangat Besar Medium Tinggi SRM Perlu 2020 Kecil Medium Moderat Jumlah tanah yang 0.06 0.2 0.45 0.45 6.23 ha tapak 50% pada tapak SRM
kapasitas pengadaan tanah Risiko Pembebasan PERTNHN 1. Proyek yang telah selesai survey tidak segera dilaksanakan karena tanah dilakukan penggabungan kontrak konstruksi dengan kegiatan Parsial PERTNHN Dihitung lebih dibebaskan (Tapak tower di akhir tower bebas di PERTANAHAN
proyek Tanah A : GM ditindaklanjuti dengan proses pengadaan tanah sehingga belum bebas. inventarisasi dan pengadaan tanah. lanjut Tower) ha Desember 2020 akhir bulan Juni
S : SRM telah terjadi perubahan penggunaan lahan dan tanah 2. Penyelesaian proyek 2020
PERTNHN, tidak dapat dibebaskan tidak sesuai dengan waktu
MUP II UPP yang ditetapkan.
C : GM 2. Hasil sosialisasi ke masyarakat belum optimal. 2.1 Sosialisasi personal kepada masyarakat dengan datang 2.1 Pendekatan secara persuasif
I : SRM REN, langsung ke tempat tinggal masyarakat yang masih menolak kepada masyarakat dengan bantuan
SRM pembangunan pembebasan tanah tokoh adat / tokoh masyarakat / tokoh
OPKONS, agama setempat.
SRM KSDM,
PJ Biro, MUP
II UPP 3. Provokasi dari pihak lain. 3.1 Melibatkan unsur PEMDA, TP4D, Kejaksaan negeri
masing-masing daerah dan BINDA untuk ikut serta dalam
proses pembebasan.
4. Kekurangan personil SDM pelaksana pengadaan tanah 4.1 Pembentukan tim task force untuk pembebasan lahan.

5. Keterlambatan penerbitan nilai appraisal 5.1 Pembuatan jadwal tim KJPP terintegrasi dengan schedule
Kontrak Pendampingan pengadaan tanah dan ROW.

6. Keterlambatan pelaksanaan inventarisasi tanah 6.1 Pembentukan tim task force untuk pembebasan lahan. 6.1 Untuk kegiatan konstruksi baru
6.2 Penunjukan pihak ketiga untuk melaksanakan kegiatan yang belum disurvey maka dilakukan
inventarisasi tanah. penggabungan kontrak jasa konsultan
survey jalur. penyelidikan tanah,
inventarisasi dan pengadaan tanah,
ROW dan penebangan

7. Keterlambatan pembayaran pengadaan tanah 7.1 Percepatan proses verifikasi dokumen kepemilikan tanah 7.1 Dilakukan verifikasi status
dan percepatan proses pembayaran. keaktifan nomor rekening bank milik
warga.
UnControlable : 1.1 Sosialisasi personal kepada warga dengan pendampingan 1.1 Menambahkan benefit kepada
1. Masyarakat tidak setuju dengan nilai appraisal pemerintah setempat lingkungan sekitar masyarakat melalui
2. Permasalahan sengketa antar warga. 2.1 Bersama pemerintah setempat (Desa / Kelurahan / program CSR sehingga meningkatkan
3. Pemilik tanah tidak diketahui keberadaannya. Kecamatan) memfasilitasi kegiatan mediasi sengketa antar dukungan dan mengurangi resistensi
4. Jalur transmisi PLN melewati wilayah IUP atau PKP2B warga. terhadap pembangunan proyek.
perusahaan pertambangan atau tanah HGU perusahaan 1.1, 3.1 Penitipan uang ganti rugi di pengadilan. 4.1 Mengadakan MoU dengan
perkebunan. 1.1, 4.1 Re-route jalur transmisi, pemindahan lokasi proyek perusahaan pemilik izin untuk
menggunakan tanahnya dengan
bantuan fasilitasi Pemda setempat

Hal 42 dari 66 Paraf __________________________


PT PLN (PERSERO) UIP KALBAGTIM
PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020

IDENTIFIKASI RISIKO ANALISIS RISIKO SAAT INI (CURRENT/ CONTROLLED RISK) RENCANA PENANGANAN RISIKO ANALISIS RISIKO RESIDUAL (TARGET RISK) KEY RISK INDICATOR (KRI)

DAMPAK RISIKO Status KRI Saat ini


ALUR PROSES
(Dampak pada aspek
BISNIS / FASE / EFEKTIFITAS Kebutuhan
PEMILIK PENYEBAB RISIKO Produk & Layanan, KONTROL EKSISTING Tingkat Tingkat RENCANA PENANGANAN RISIKO Target Target Tingkat Target Tingkat Target Indikator Risiko Target Treshold
NO TAHAPAN / DESKRIPSI RISIKO TAKSONOMI RISIKO KONTROL Tingkat Dampak PIC Anggaran PIC KRI
RISIKO (Controllable & Uncontrollable) Pelanggan, Keuangan & (Kontrol Pencegahan dan/ atau Pemulihan) Kemungkinan Risiko (Pencegahan dan/ atau Pemulihan) Waktu Kemungkinan Dampak Tingkat Risiko (KRI) KRI KRI
ASPEK (Overall) (Juta Rp) JAN FEB MAR TW I
Pasar, SDM, Bisnis
KEGIATAN
Internal, Kepemimpinan).
1 2 3 4 5 6 7 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 37 41 42 43
6 Penambahan Kelebihan atau K.1.5 - Aspek Legal - R : SRM 1. Kesalahan perhitungan tanam tumbuh oleh konsultan 1. Kerugian finansial 1. Pengecekan Ulang dilapangan oleh PLN dan Konsultan Efektif Secara Besar Signifikan Ekstrem SRM Perlu 2020 Sedang Minor Moderat Pengecekan 100% 100% 100% 100% 100% Dokumen 100% Dokmen SRM
kapasitas kekurangan bayar Risiko Pembebasan PERTNHN inventarisasi perusahaan. Pendamping. Parsial PERTNHN Dihitung lebih dokumen pembayaran pembayaran PERTANAHAN
pembebasan lahan Tanah A : GM 2. Perbedaan perhitungan antara hasil inventarisasi 2. Klaim dari pemilik 2. Verifikasi ulang berkas pembayaran antara daftar lanjut pembayaran diperiksa diperiksa
proyek dan S : SRM dengan laporan KJPP 3. Penghentian pekerjaan di inventarisasi, daftar nominatif dan laporan KJPP oleh PLN. sebelum diterbitan
kompensasi ROW PERTNHN, 3. Hasil Pengukuran luas tapak tower tidak sesuai kondisi lapangan Nota Dinas
MUP II UPP lapangan. Pembayaran ke
C : GM 4. Kesalahan / kegagalan pendampingan pembebasan SRM KSDM
I : SRM REN, lahan dari kontraktor (untuk kontrak gabungan
SRM pendampingan dan konstruksi)
OPKONS,
SRM KSDM,
PJ Biro, MUP
II UPP

7 Penambahan Keterlambatan P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM Controlable : 1. Pekerjaan stringing tidak 1.1 Untuk kegiatan konstruksi baru yang telah disurvey maka Efektif Secara Sangat Besar Medium Tinggi SRM Perlu 2020 Kecil Medium Moderat Jumlah Span yang 20% 23% 34% 34% 157 span pada 80% dari target SRM
kapasitas pengadaan ROW Proyek/ PERTNHN 1. Proyek yang telah selesai survey tidak segera dapat dilaksanakan. dilakukan penggabungan kontrak konstruksi dengan kegiatan Parsial PERTNHN Dihitung lebih dibebaskan TW III 2020 terpenuhi pada PERTANAHAN
Konstruksi - Risiko A : GM ditindaklanjuti dengan proses pengadaan ROW sehingga 2. Penyelesaian proyek inventarisasi dan pengadaan tanah. lanjut akhir bulan Juni
Waktu Penyelesaian S : SRM telah terjadi perubahan penggunaan lahan dan ROW tidak sesuai dengan waktu 1.2 Untuk kegiatan konstruksi baru yang belum disurvey maka 2020
Proyek PERTNHN, tidak dapat dibebaskan yang ditetapkan. dilakukan penggabungan kontrak jasa konsultan survey jalur.
MUP II UPP penyelidikan tanah, inventarisasi dan pengadaan tanah, ROW
C : GM dan penebangan.
I : SRM REN,
SRM 2. Hasil sosialisasi ke masyarakat belum optimal. 2.1 Sosialisasi personal kepada masyarakat dengan datang 2.1 Pendekatan secara persuasif
OPKONS, langsung ke tempat tinggal masyarakat yang masih menolak kepada masyarakat dengan bantuan
SRM KSDM, pengadaan ROW tokoh adat / tokoh masyarakat / tokoh
PJ Biro, MUP agama setempat.
II UPP
3. Provokasi dari pihak lain. 3.1 Melibatkan unsur PEMDA, TP4D, Kejaksaan negeri
masing-masing daerah dan BINDA untuk ikut serta dalam
proses pengadaan ROW
4. Kekurangan personil SDM pelaksana pengadaan ROW 4.1 Pembentukan tim task force untuk pengadaan ROW.

5. Keterlambatan penerbitan nilai appraisal 5.1 Pengadaan tim Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) secara
kontrak payung.
6. Keterlambatan pelaksanaan inventarisasi ROW 6.1 Pembentukan tim task force untuk pengadaan ROW. 6.1 Untuk kegiatan konstruksi baru
6.2 Penunjukan pihak ketiga untuk melaksanakan kegiatan yang belum disurvey maka dilakukan
inventarisasi ROW. penggabungan kontrak jasa konsultan
survey jalur, penyelidikan tanah,
inventarisasi dan pengadaan tanah,
ROW dan penebangan

7. Keterlambatan pembayaran pengadaan ROW 7.1 Percepatan proses verifikasi dokumen dan percepatan 7.1 Dilakukan verifikasi status
proses pembayaran. keaktifan nomor rekening bank milik
warga.
UnControlable : 1.1,5.1 Sosialisasi personal kepada warga dengan 1.1, 5.1 Menambahkan benefit kepada
1. Masyarakat tidak setuju dengan nilai appraisal pendampingan pemerintah setempat lingkungan sekitar masyarakat melalui
2. Permasalahan sengketa antar warga. 2.1 Bersama pemerintah setempat (Desa / Kelurahan / program CSR sehingga meningkatkan
3. Pemilik tanah tidak diketahui keberadaannya. Kecamatan) memfasilitasi kegiatan mediasi sengketa antar dukungan dan mengurangi resistensi
4. Jalur transmisi PLN melewati wilayah IUP atau PKP2B warga. terhadap pembangunan proyek.
perusahaan pertambangan atau tanah HGU perusahaan 1.1, 3.1 Penitipan uang ganti rugi di pengadilan. 4.1 Mengadakan MoU dengan
perkebunan. 1.1, 4.1, 5.1 Re-route jalur transmisi, pemindahan lokasi proyek perusahaan pemilik izin untuk
5. Penolakan warga untuk dilintasi jalur SUTT. 5.1 Pemilihan jalur transmisi yang tidak melewati kawasan menggunakan tanahnya dengan
pemukiman bantuan fasilitasi Pemda setempat

8 Peningkatan Keterlambatan proses P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM REN Controlable : 1. Target COD tidak 1.1. Pada saat penentuan lokasi sedapat mungkin menghindari Efektif Secara Besar Signifikan Ekstrem Mengupdate informasi terkait dengan SRM REN N/A 2020 Kecil Medium Moderat Deviasi Progress 8.00% 8.00% 4.63% 5% 15% 20% SRM REN
efektifitas engineering Proyek/ A : GM 1. Perubahan lokasi rencana pembangunan. tercapai kawasan padat penduduk / kawasan hutan lindung. Parsial rencana pembangunan terhadap zona
manajemen Konstruksi - Risiko S : MUP II 2. Terlambatnya proses PO 1.2 Berkoordinasi dengan UIW/ UIKLterkait dengan survey tata ruang.
konstruksi Waktu Penyelesaian UPP material rencana lokasi proyek Gardu Induk/ Pembangkit.
Proyek C : GM 3. Perpanjangan waktu
I : SRM kontrak.
OPKONS, PJ 2. Perubahan desain 2.1 Sesegera mungkin melakukan penyesuaian desain sesuai
Pengadaan, kondisi di lapangan
PJ K3L, SRM 3. Hasil survey dan penyelidikan tanah kurang akurat 3.1 Melakukan pengecekan pekerjaan survey di lapangan.
PRTNHN 4. Kontraktor terlambat mengajukan dokumen engineering 4.1 Melaksanakan Design Review Meeting (DRM)

5. Keterlambatan PLN mereview dokumen engineering 5.1 Melaksanakan Design Review Meeting (DRM)
5.2 Menetapkan standar bahwa PLN harus memberi
tanggapan review engineering dalam waktu 14 hari kalender

6. Konsultan engineering tidak secara rutin melakukan 6.1 Melakukan monitoring progress engineering bersama
monitoring terhadap Deliverable List dokumen konsultan secara periodik
engineering
9 Penambahan Deviasi progress P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM 1. Keterlambatan proses engineering Target COD tidak tercapai Lihat Deskripsi Risiko "Keterlambatan Proses Engineering" Efektif Secara Sedang Minor Moderat SRM OPKONS N/A 2020 Sedang Minor Moderat Kurva S 80% 82% 83% 83% 100% terhadap 80% SRM OPKON
kapasitas proyek pembangkit Proyek/ OPKONS Parsial MUP II UPP Kurva S
Konstruksi - Risiko A : GM
Waktu Penyelesaian S : SRM
Proyek REN,MUP II
UPP 2. Keterlambatan pengajuan proses perizinan proyek Lihat Deskripsi "Keterlambatan Penyelesaian Perizinan Proyek"
C : GM 3. Kontraktor tidak memenuhi sebagaimana tercantum 3.1 Monitoring dan evaluasi progres pelaksanaan pekerjaan 3.1. Melakukan koordinasi dengan
I : SRM REN, dalam kontrak secara kontinyu dengan PLN UPP dan Penyedia Barang dan PLN Pusat Regional Kalimantan terkait
MUP II UPP, Jasa (weekly, dan monthly meeting). dengan progres pembangkit.
SRM KSDM, 3.2 Melakukan monitoring pelaksanaan pekerjaan secara
PJ BIRO K3L terintegrasi melalui PMO.
3.3 Menerbitkan surat perintah peringatan kepada penyedia
barang dan jasa apabila terjadi deviasi kontrak lebih dari 20%.

UnControlable :
Keadaan kahar / force majeur
10 Penambahan Target COD PLTU P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM Uncontrolable : 1. Target COD tidak 1. Surat Teguran kepada PT Zug Industry Indonesia. Tidak Efektif Sangat Besar Sangat Signifikan Ekstrem Pengajuan kajian hukum terkait SRM OPKONS N/A 2020 Sangat Besar Medium Tinggi Hasil Rekomendasi 0% 100% 100% 100% 1 Dokumen Kajian 1 Dokumen Kajian SRM OPKON
kapasitas Tanjung Selor 2x7 Proyek/ OPKONS 1. Kondisi finansial PT Zug Industry Indonesia tercapai 2. Surat Peringatan kepada PT Zug Industry Indonesia. dengan kelanjutan kontraktual MUP II UPP Kajian Hukum Hukum Hukum
MW terlambat Konstruksi - Risiko A : GM bermasalah yang ditandai dengan adanya status PKPU. 2. Kinerja Unit tidak tercapai 3. Rapat koordinasi dengan Kontraktor. penyelesaian PLTU Tanjung Selor
Waktu Penyelesaian S : SRM kepada PLN Div Hukum
Proyek REN,MUP II
UPP
C : GM
I : SRM REN,
MUP II UPP,
SRM KSDM

11 Penambahan Target COD PLTMG P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM Uncontrolable : 1. Target COD tidak 1. Surat Teguran kepada PT Truba Jaya Engineering Tidak Efektif Sangat Besar Sangat Signifikan Ekstrem Koordinasi kepada PLN Pusat untuk SRM OPKONS N/A 2020 Sangat Besar Medium Tinggi Tindak Lanjut SP3 0 0 0 0 1 Dokumen/Surat 1 Dokumen/Surat SRM OPKON
kapasitas Nunukan 2 - 10 MW Proyek/ OPKONS 1. Kondisi finansial PT Truba Jaya Engineering yang tercapai 2. Surat Rekomendasi Peringatan kepada PT Truba Jaya segera dapat diputuskan terkait MUP II UPP Tindak Lanjut SP3 Tindak Lanjut SP3
terlambat Konstruksi - Risiko A : GM bermasalah. 2. Kinerja Unit tidak tercapai Engineering dengan kelanjutan kontrak PLTMG
Waktu Penyelesaian S : SRM 3. Rapat koordinasi dengan Kontraktor. Nunukan 2 - 10 MW
Proyek REN,MUP II
UPP
C : GM
I : SRM REN,
MUP II UPP,
SRM KSDM

12 Penambahan Deviasi progress P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM 1. Keterlambatan proses engineering Target COD tidak tercapai Lihat Deskripsi Risiko "Keterlambatan Proses Engineering" Efektif Secara Sedang Signifikan Tinggi SRM OPKONS N/A 2020 Sedang Minor Moderat Kurva S 76.30% 76.91% 84% 84% 100% terhadap 80% SRM OPKON
kapasitas proyek gardu induk Proyek/ OPKONS Parsial MUP II UPP Kurva S
Konstruksi - Risiko A : GM
Waktu Penyelesaian S : SRM
Proyek REN,MUP II
UPP
C : GM 2. Kontraktor tidak memenuhi sebagaimana tercantum 2.1 Monitoring dan evaluasi progres pelaksanaan pekerjaan
I : SRM REN, dalam kontrak secara kontinyu dengan PLN UPP dan Penyedia Barang dan
MUP II UPP, Jasa (weekly, dan monthly meeting).
SRM KSDM, 2.2 Melakukan monitoring pelaksanaan pekerjaan secara
PJ BIRO K3L terintegrasi melalui PMO.
2.3 Menerbitkan surat perintah peringatan kepada penyedia
barang dan jasa apabila terjadi deviasi kontrak lebih dari 20%.
2.4 Melaporkan update jadwal kebutuhan pengiriman material
ke PLN pusat.

UnControlable : Melakukan koordinasi dengan PLN


1. Keadaan kahar / force majeur. Pusat SCM terkait dengan material
2. Keterlambatan material tepusat karena produksi oleh terpusat
pabrikan yang terhambat.

Hal 43 dari 66 Paraf __________________________


PT PLN (PERSERO) UIP KALBAGTIM
PEMANTAUAN PROFIL RISIKO TRIWULAN I TAHUN 2020

IDENTIFIKASI RISIKO ANALISIS RISIKO SAAT INI (CURRENT/ CONTROLLED RISK) RENCANA PENANGANAN RISIKO ANALISIS RISIKO RESIDUAL (TARGET RISK) KEY RISK INDICATOR (KRI)

DAMPAK RISIKO Status KRI Saat ini


ALUR PROSES
(Dampak pada aspek
BISNIS / FASE / EFEKTIFITAS Kebutuhan
PEMILIK PENYEBAB RISIKO Produk & Layanan, KONTROL EKSISTING Tingkat Tingkat RENCANA PENANGANAN RISIKO Target Target Tingkat Target Tingkat Target Indikator Risiko Target Treshold
NO TAHAPAN / DESKRIPSI RISIKO TAKSONOMI RISIKO KONTROL Tingkat Dampak PIC Anggaran PIC KRI
RISIKO (Controllable & Uncontrollable) Pelanggan, Keuangan & (Kontrol Pencegahan dan/ atau Pemulihan) Kemungkinan Risiko (Pencegahan dan/ atau Pemulihan) Waktu Kemungkinan Dampak Tingkat Risiko (KRI) KRI KRI
ASPEK (Overall) (Juta Rp) JAN FEB MAR TW I
Pasar, SDM, Bisnis
KEGIATAN
Internal, Kepemimpinan).
1 2 3 4 5 6 7 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 37 41 42 43
13 Penambahan Deviasi progress P.4.1 - Pelaksanaan R : SRM Controlable Target COD tidak tercapai Lihat Deskripsi Risiko "Keterlambatan Pengadaan Tanah Sedang Signifikan Tinggi SRM OPKONS N/A 2020 Sedang Minor Moderat Kurva S 51.76% 48.84% 39% 39% 100% terhadap 80% SRM OPKON
kapasitas proyek transmisi Proyek/ OPKONS 1. Keterlambatan pengadaan tanah tapak tower Proyek" MUP II UPP Kurva S
Konstruksi - Risiko A : GM
Waktu Penyelesaian S : SRM
Proyek REN,MUP II
UPP 2. Keterlambatan pengadaan ROW Lihat Deskripsi Risiko "Keterlambatan Pengadaan ROW"
C : GM 3. Keterlambatan proses engineering Lihat Deskripsi Risiko "Keterlambatan Proses Engineering"
I : SRM REN, 4. Kontraktor tidak memenuhi sebagaimana tercantum 4.1 Monitoring dan evaluasi progres pelaksanaan pekerjaan 4.1 Monitoring dan evaluasi
MUP II UPP, dalam kontrak secara kontinyu dengan PLN UPP dan Penyedia Barang dan ketersediaan tenaga kerja (grup
SRM KSDM, Jasa (weekly, dan monthly meeting). pondasi, grup stringing), peralatan
PJ BIRO K3L 4.2 Melakukan monitoring pelaksanaan pekerjaan secara kerja dan metode kerja
terintegrasi melalui PMO. 4.2 Pengadaan peralatan bantu untuk
4.3 Menerbitkan surat perintah peringatan kepada penyedia kegiatan pengawasan dan
barang dan jasa apabila terjadi deviasi kontrak lebih besar dari commisioning.
20%.
4.4 Melaporkan update jadwal kebutuhan pengiriman material
ke PLN pusat.

UnControlable :
1. Keadaan kahar / force majeur.
2. Keterlambatan material tepusat karena produksi oleh
pabrikan yang terhambat.
3. Izin proyek dari instansi terkait terlambat terbit (UKL
UPL, IPPKH)
14 Peningkatan Proyek tidak dapat P.5.1 - Pasca R : SRM Controlable : Kinerja Unit tidak tercapai. 1.1 Melakukan koordinasi dengan PLN Pusertif untuk Efektif Secara Sedang Medium Tinggi 1.1. Berkoordinasi dengan Regional SRM OPKONS N/A 2020 Sedang Minor Moderat Kelengkapan 0% 0% 0% 0% 100% 100% SRM OPKON
efektifitas dilakukan Serah Pelaksanaan/ OPKONS 1. Dokumen pendukung STP tidak lengkap. penerbitan SLO. Parsial Kalimantan PLN Pusat untuk MUP II UPP Dokumen
manajemen Terima Proyek (STP) Konstruksi - Risiko A : GM 1.2 Melakukan koordinasi intensif dengan user verifikator penyelesaian pending item STP yang Persyaratan STP
konstruksi ke Unit Pengusahaan Serah Terima Proyek S : SRM dokumen STOP dan STAP di Unit Pengusahaan. tidak terkait dengan SLO / Kinerja sesuai Perdir :
REN,MUP II 1.3 Membentuk Tim STP internal yang bertugas operasional peralatan. (Mis: sertifikat 0033.P/DIR/2017
UPP mengumpulkan dokumen pendukung STP. tanah)
C : GM 1.4 Melakukan final check bersama Pusertif, Unit
I : SRM REN, Pengusahaan/UIKL agar kekurangan persyaratan dapat
MUP II UPP, segera ditindaklanjuti
SRM KSDM,
PJ BIRO K3L 2. Ketidakselarasan penyelesaian proyek 1. Kinerja Unit tidak Lihat Deskripsi Risiko "Ketidakselarasan Proyek yang
tercapai. berkaitan (associated)"
2. Aset belum bisa
dimanfaatkan
3. Kerusakan aset sebelum
dimanfaatkan.
3.Tanah yang belum bersertifikat. 1. Proyek tidak dapat di 3.1 Melakukan MoU antara PLN
lakukan proses STP oleh dengan BPN terkait dengan penerbitan
unit proyek ke unit sertifikat tanah.
pengusahaan.
2. Berpotensi terjadinya
permasalahan hukum
15 Peningkatan Terjadi kecelakaan O.2.3 - S D M - Risiko R : PJ K3L Controlable : 1. Loss of life (meninggal), 1.1 Melakukan hazard control (inspeksi) ke lingkungan kerja Efektif Sedang Sangat Signifikan Extreme 1. Penerapan denda kepada Penyedia BIRO K3L N/A 2020 Kecil Medium Moderat Administrasi K3 100% 100% 100% 100% 100% Setiap 100% PJ DAL K3L
pengelolaan K3L kerja di lingkungan Keselamatan Kerja A : GM 1. Adanya Unsafe Action dari tenaga kerja yang cacat, luka berat. yang memiliki risiko bahaya tinggi (meninggal), menengah Barang/Jasa jika terjadi kecelakaan MUP II UPP (Working Permit) Kegiatan
kerja UIP Kalbagtim S : SRM beraktivitas di lingkungan kerja 2. Loss of production, (cacat & luka berat). yang mengakibatkan meninggal, cacat
OPKONS, instalasi tidak dapat 1.2 Sosialisasi tentang Implementasi K3 di lingkungan PLN dan luka berat menyesuaikan surat
SRM menghasilkan produk yang kepada penyedia barang & jasa serta Unit Pelaksana (UPP). dari PLN Pusat Divisi HSSE.
REN,MUP II dikirimkan kepada 1.3 Penerapan unsur K3 pada klausul dokumen kontrak
UPP pengguna. penyedia barang dan jasa.
C : GM 3. Loss of asset, instalasi 1.4 Menetapkan persyaratan wajib dalam proses pemilihan
I : SRM perlu perbaikan. penyedia barang/jasa untuk memenuhi persyaratan SMK3 /
OPKONS, 4. Loss of productivity, OHAS / ISO 18001 atau standar lain yang setara.
SRM perusahaan kehilangan
REN,MUP II waktu kerja produktif.
UPP 5. Sanksi hukum terhadap
pihak yang terkait kejadian
kecelakaan kerja

2. Adanya Unsafe Condition di lingkungan kerja 2.1 Penerapan SOP/IK, Working Permit, JSA dan HIRAC
dalam setiap pelaksanaan pekerjaan.
3.1 Memastikan adanya pengawas pekerjaan dan pengawas
K3 dalam setiap pelaksanaan pekerjaan
3.2 Melakukan audit Mitra kerja setiap Semester oleh PLN UIP
KALBAGTIM.
3.3 Melakukan evaluasi kinerja K3 Kontraktor setiap Triwulan.
UnControlable : Melakukan simulasi penanganan keadaan darurat setiap 1. Prosedur penanganan keadaan
1. Bencana alam setahun sekali. darurat pada kejadian kebakaran.
16 Peningkatan Pencemaran K.1.3 - Aspek Legal - R : PJ K3L Controlable : 1.1Sanksi hukum pidana 1 Menunjuk pihak ketiga yang berkompeten untuk melakukan Efektif Kecil Minor Rendah N/A BIRO K3L N/A 2020 Kecil Minor Rendah Laporan Monitoring 100% 100% 100% 100% 1 Laporan / 1 Laporan / PJ DAL K3L
manajemen lingkungan Risiko Tuntutan Hukum A : GM 1. Tidak dilakukan pengelolaan dampak kegiatan BLH, KLH, LSM dan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan. MUP II UPP dan Evaluasi Semester Semester
regulasi S : SRM terhadap lingkungan mayarakat. 2 Menyampaikan laporan LH periode triwulan kepada EVP K3L lingkungan
OPKONS, 2. Tidak dilakukan pemantauan dampak kegiatan 2. Pencemaran lingkungan PLN Pusat.
SRM terhadap lingkungan. di sekitar lokasi 3 Menyediakan SOP/IK, Working Permit, JSA dan HIRAC
REN,MUP II pembangunan. untuk pedoman pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan
UPP pemantauan lingkungan di lapangan.
C : GM 4. Memasukkan syarat penyediaan personil HSE pada
I : SRM dokumen kontrak penyedia barang & jasa.
OPKONS, 5. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor
SRM menyampaikan SOP pencegahan pencemaran lingkungan.
REN,MUP II 6. Inspeksi rutin terhadap pemenuhan standar penanganan
UPP lingkungan oleh penyedia barang & jasa per minggu (proyek
KIT); per selesai pekerjaan (GI, SUTT).
UnControlable : 1, Menyediakan prosedur tanggap
1. Bencana alam darurat pada kejadian bencana alam

17 Peningkatan Ketidakselaran P.1.3. - Perencanaan & R : PJ K3L Controlable : 1. Target COD RUPTL tidak 1.1 Melakukan penetapan prioritas proyek Efektif Secara Sedang Signifikan Tinggi 1.1 Lelang Proyek Gardu Induk dimulai SRM REN N/A 2020 Kecil Medium Moderat Monitoring dan 0 0 0 0 Dokumen Evaluasi 1 kali / Semester SRM REN
efektifitas Penyelesaian Proyek Desain - Risiko A : GM 1. Belum ada kajian secara komprehensif terhadap tercapai 1.2 Melengkapi seluruh proyek baru dengan Kajian Kelayakan Parsial jika progres proyek Transmisi akan Evaluasi DRP evaluasi DRP
manajemen yang berkaitan Keselarasan Proyek S : SRM proyek yang berkaitan secara sistem 2. Aset belum bisa Operasi (KKO), Kajian Kelayakan Finansial (KKF) dan Kajian COD dalam kurun waktu 1-1.5 Tahun pelaksanaan
konstruksi (associted) Terkait OPKONS, dimanfaatkan Risiko proyek terkait
SRM
REN,MUP II
UPP UnControlable : 1. Melakukan koordinasi aktif kepada Divisi / Unit pengusahaan
C : GM 1. Penetapan target COD RUPTL terkait untuk melakukan sinkronisasi target COD proyek sesuai
I : SRM kondisi aktual di lokasi dan kemampuan eksekusi UIP
OPKONS, Kalbagtim
SRM
REN,MUP II
UPP

Hal 44 dari 66 Paraf __________________________


5.
PTPenyambungan ke konsumen
PLN (PERSERO) UNIT tegangan tinggi.
INDUK PEMBANGUNAN (Pertamina
KALIMANTAN RUTIMUR
BAGIAN V, LNG Badak, PKT
6. Rencana COD IPP PLTU Kaltim 2 (Bontang) dan PLTU Kaltim 4 (Embalut) pada tah
7. Fokus perusahaan pada upaya menekan biaya pokok penyediaan tenaga listrik, m

PEMANTAUAN

No Deskripsi Risiko Status KRI

1 3 29
### Err:509

1 Anggaran Kas investasi (AKI) tidak


terserap sesuai rencana.
### Err:509

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

### Err:509

2 Proses lelang tidak sesuai target


pengadaan
0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

### Err:509

0 0

3 Lelang Gagal

4 Keterlambatan penyelesaian perizinan


proyek
0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

5 Keterlambatan pengadaan tanah proyek

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

### Err:509

### Err:509

### Err:509

### Err:509

### Err:509

### Err:509

### Err:509
Ntinggi. (Pertamina
KALIMANTAN RUTIMUR
BAGIAN V, LNG Badak, PKT Bontang, Kawasan Industri Kariangau, Pabrik Sem
ang) dan PLTU Kaltim 4 (Embalut) pada tahun 2020.
n biaya pokok penyediaan tenaga listrik, melayani penyambungan pelanggan, meningkatkan

PEMANTAUAN TRIWULAN 1
ANALISIS RISIKO RESIDUAL
Efektifitas
Status/ Progres Pelaksanaan
Kontrol &
Penanganan Risiko Tingkat
Mitigasi Tingkat Dampak
Kemungkinan

30 31 32 33
tri Kariangau, Pabrik Semen di Maloy, Kutai Timur)

elanggan, meningkatkan produktivitas dan efisiensi aset, eksekusi program investasi yang m

SIKO RESIDUAL
Penjelasan/ Justifikasi
Perubahan Risiko thdp Daftar Eviden Status KRI
Tingkat Risiko sebelumnya

34 35 36 29
-

-
-

-
PEMANTAUAN TRIWULAN 2
ANALISIS RISIKO RESIDUAL
Status/ Progres
Efektifitas
Pelaksanaan
Kontrol &
Penanganan Tingkat
Mitigasi Tingkat Dampak Tingkat Risiko
Risiko Kemungkinan

30 31 32 33 34
-

-
-

-
PEMANTAU

Status/ Progres
Penjelasan/ Justifikasi Efektifitas
Pelaksanaan
Perubahan Risiko thdp Daftar Eviden Status KRI Kontrol &
Penanganan
sebelumnya Mitigasi
Risiko

35 36 29 30 31
PEMANTAUAN TRIWULAN 3
ANALISIS RISIKO RESIDUAL
Penjelasan/
Justifikasi
Daftar Eviden
Tingkat Perubahan Risiko
Tingkat Dampak Tingkat Risiko
Kemungkinan thdp sebelumnya

32 33 34 35 36
-

-
-

-
PEMANTAUAN TRIWULAN 4
ANALISIS RISIKO RESIDUAL
Status/ Progres
Efektifitas
Pelaksanaan
Status KRI Kontrol &
Penanganan Tingkat
Mitigasi Tingkat Dampak
Risiko Kemungkinan

29 30 31 32 33
WULAN 4
SIKO RESIDUAL Penjelasan/
Justifikasi
Perubahan Daftar Eviden
Tingkat Risiko Risiko thdp
sebelumnya

34 35 36
-

-
-

-
Taksonomi Risiko
S.1.1 - Regulasi Pemerintah - Risiko Tarif Listrik
S.1.2 - Regulasi Pemerintah - Risiko Subsidi Listrik
S.1.3 - Regulasi Pemerintah - Risiko Regulasi, Peraturan & Perundangan
S.1.4 - Regulasi Pemerintah - Risiko Regulasi Sektor Ketenagalistrikan
S.2.1 - Reputasi - Risiko Reputasi thdp Pemerintah/ Masy.
S.2.2 - Reputasi - Risiko Reputasi Terhadap Investor
S.3.1 - Organisasi Korporat - Risiko Perubahan Organisasi
S.4.1 - Portofolio Bisnis - Risiko Anak Perusahaan
S.4.2 - Portofolio Bisnis - Risiko Kerjasama Strategis
S.5.1 - Business Continuity - Risiko Keberlangsungan Usaha
S.6.1 - Business Sustainability - Risiko Ekonomi Makro
S.6.2 - Business Sustainability - Risiko Pertumbuhan Konsumsi Listrik
S.6.3 - Business Sustainability - Risiko Pendanaan Korporasi
F.1.1 - Pasar - Risiko Perubahan Kurs Valas
F.1.2 - Pasar - Risiko Peningkatan Inflasi
F.1.3 - Pasar - Risiko Suku Bunga
F.2.1 - Harga Energi Primer - Risiko Harga Batubara
F.2.2 - Harga Energi Primer - Risiko Harga Gas
F.2.3 - Harga Energi Primer - Risiko Harga BBM
F.2.4 - Harga Energi Primer - Risiko Harga Panas Bumi
F.2.5 - Harga Energi Primer - Risiko Harga Energi Primer Lainnya
F.3.1 - Likuiditas - Risiko Ketersediaan Likuiditas
F.3.2 - Likuiditas - Risiko Pembayaran Kewajiban
F.3.3 - Likuiditas - Risiko Piutang Pelanggan / Non Pelanggan
F.4.1 - Pendapatan - Risiko Pendapatan Penjualan
F.4.2 - Pendapatan - Risiko Pendapatan Lain-lain
F.5.1 - Pajak - Risiko Risiko Pajak
O.1.1 - Energi Primer - Risiko Kontinyuitas Pasokan Batubara
O.1.2 - Energi Primer - Risiko Kualitas Batubara
O.1.3 - Energi Primer - Risiko Kontinyuitas Pasokan Gas
O.1.4 - Energi Primer - Risiko Kontinyuitas Pasokan BBM
O.1.5 - Energi Primer - Risiko Bauran Energi (Fuelmix)
O.2.1 - S D M - Risiko Kompetensi SDM
O.2.2 - S D M - Risiko Jumlah SDM
O.2.3 - S D M - Risiko Keselamatan Kerja
O.2.4 - S D M - Risiko Kesejahteraan Pekerja
O.2.5 - S D M - Risiko Outsourcing
O.3.1 - Sistem Tenaga Listrik - Risiko Cadangan Daya Listrik
O.3.2 - Sistem Tenaga Listrik - Risiko Take or Pay
O.3.3 - Sistem Tenaga Listrik - Risiko Sistem Tenaga Listrik
O.4.1 - Pembangkitan - Risiko Ketersediaan Pembangkitan
O.4.2 - Pembangkitan - Risiko Keandalan Pembangkitan
O.4.3 - Pembangkitan - Risiko Efisiensi Pembangkitan
O.4.4 - Pembangkitan - Risiko Derating Pembangkitan
O.4.5 - Pembangkitan - Risiko Pembangkit IPP
O.5.1 - Penyaluran - Risiko Ketersediaan Penyaluran
O.5.2 - Penyaluran - Risiko Keandalan Penyaluran
O.5.3 - Penyaluran - Risiko Efisiensi Penyaluran
O.6.1 - Distribusi - Risiko Ketersediaan Jaringan Distribusi
O.6.2 - Distribusi - Risiko Keandalan Jaringan Distribusi
O.6.3 - Distribusi - Risiko Efisiensi Distribusi
O.7.1 - Pelayanan Pelanggan - Risiko Kualitas Layanan Pelanggan
O.7.2 - Pelayanan Pelanggan - Risiko Penggunaan Listrik Ilegal
O.7.3 - Pelayanan Pelanggan - Risiko Ekspektasi Pelanggan
O.7.4 - Pelayanan Pelanggan - Risiko Perjanjian dengan Pelanggan
O.8.1 - Teknologi - Risiko Obsolete Teknologi
O.8.2 - Teknologi - Risiko Security Teknologi
O.9.1 - Riset & Enjiniring - Risiko Akurasi Hasil Penelitian/ Survei/ Studi
O.9.2 - Riset & Enjiniring - Risiko Pemanfaatan Hasil Penelitian/ Survei/ Studi
O.9.3 - Riset & Enjiniring - Risiko Standarisasi
O.10.1 - Bencana - Risiko Bencana Lokal
O.10.2 - Bencana - Risiko Bencana Nasional (Force Majeur)
O.10.2 - Bencana - Risiko Demostrasi / Terorisme / Sabotase
P.1.1. - Perencanaan & Desain - Risiko Kelayakan Proyek
P.1.2. - Perencanaan & Desain - Risiko Desain Proyek
P.1.3. - Perencanaan & Desain - Risiko Keselarasan Proyek Terkait
P.2.1. - Pendanaan Proyek - Risiko Sumber Pendanaan Proyek
P.2.2. - Pendanaan Proyek - Risiko Financial Closing (FC)
P.2.3. - Pendanaan Proyek - Risiko Disbursement
P.3.1 - Pengadaan - Risiko Persyaratan & Spesifikasi Pengadaan
P.3.2 - Pengadaan - Risiko Nilai Pengadaan (HPS)
P.3.3 - Pengadaan - Risiko Aspek Kontraktor (Ketersediaan, Kualifikasi dan Performance)
P.3.4 - Pengadaan - Risiko Proses Pengadaan
P.3.5 - Pengadaan - Risiko Kontrak/ Perjanjian
P.4.1 - Pelaksanaan Proyek/
Konstruksi
P.4.2 - Risiko Waktu
- Pelaksanaan Proyek/Penyelesaian Proyek
Konstruksi
P.4.3 - Risiko Kualitas
- Pelaksanaan Proyek/Pelaksanaan Proyek
Konstruksi
P.5.1 - Pasca- Risiko Biaya Total Proyek
Pelaksanaan/
Konstruksi - Risiko Serah Terima Proyek
P.5.2 - Pasca Pelaksanaan/
Konstruksi
P.5.3 - Pasca- Risiko Performance Pasca Proyek
Pelaksanaan/
Konstruksi - Risiko Garansi Hasil Pekerjaan
P.5.4 - Pasca Pelaksanaan/
Konstruksi
K.1.1 - Aspek- Risiko
Legal Benefit
- RisikoAkhir ProyekPihak Ketiga
Kerjasama
K.1.2 - Aspek Legal - Risiko Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
K.1.3 - Aspek Legal - Risiko Tuntutan Hukum
K.1.4 - Aspek Legal - Risiko Perijinan
K.1.5 - Aspek Legal - Risiko Pembebasan Tanah
K.2.1 - Etika & Kecurangan - Risiko Etika / Kepatutan
K.2.2 - Etika & Kecurangan - Risiko Kecurangan (Fraud)
K.2.3 - Etika & Kecurangan - Risiko Kerahasiaan Informasi/ Data
K.3.1 - Lingkungan - Risiko Aspek Lingkungan
K.3.2 - Lingkungan - Risiko Sosial / Politik / Budaya
K.4.1 - Akunting & Pelaporan - Risiko Pelaporan Keuangan
K.4.2 - Akunting & Pelaporan - Risiko Pelaporan Operasional
K.4.3 - Akunting & Pelaporan - Risiko Pengendalian Internal (Internal Control)
K.5.1 - Audit - Risiko Perencanaan Audit
K.5.2 - Audit - Risiko Proses & Hasil Audit
K.5.3 - Audit - Risiko Benefit Akhir Audit

Tingkat Kemungkinan
Sangat Kecil
Kecil
Sedang
Besar
Sangat Besar

Kategori Risiko
Produk & Layanan
Pelanggan
Keuangan & Pasar
SDM
Proses Bisnis Internal
Kepemimpinan

Frekuensi Pemantauan
Tiga Bulanan
Enam Bulanan
Tahunan

Efektifitas Kontrol
Efektif
Efektif Secara Parsial
Tidak Efektif
Tidak Diketahui

Tipe Risk Register


Kajian Risiko
Profil Risiko

Trw 1
Trw 2
Trw 3
Trw 4




Risiko Tarif Listrik
Risiko Subsidi Listrik
Risiko Regulasi, Peraturan & Perundangan
Risiko Regulasi Sektor Ketenagalistrikan
Risiko Reputasi thdp Pemerintah/ Masy.
Risiko Reputasi Terhadap Investor
Risiko Perubahan Organisasi
Risiko Anak Perusahaan
Risiko Kerjasama Strategis
Risiko Keberlangsungan Usaha
Risiko Ekonomi Makro
Risiko Pertumbuhan Konsumsi Listrik
Risiko Pendanaan Korporasi
Risiko Perubahan Kurs Valas
Risiko Peningkatan Inflasi
Risiko Suku Bunga
Risiko Harga Batubara
Risiko Harga Gas
Risiko Harga BBM
Risiko Harga Panas Bumi
Risiko Harga Energi Primer Lainnya
Risiko Ketersediaan Likuiditas
Risiko Pembayaran Kewajiban
Risiko Piutang Pelanggan / Non Pelanggan
Risiko Pendapatan Penjualan
Risiko Pendapatan Lain-lain
Risiko Risiko Pajak
Risiko Kontinyuitas Pasokan Batubara
Risiko Kualitas Batubara
Risiko Kontinyuitas Pasokan Gas
Risiko Kontinyuitas Pasokan BBM
Risiko Bauran Energi (Fuelmix)
Risiko Kompetensi SDM
Risiko Jumlah SDM
Risiko Keselamatan Kerja
Risiko Kesejahteraan Pekerja
Risiko Outsourcing
Risiko Cadangan Daya Listrik
Risiko Take or Pay
Risiko Sistem Tenaga Listrik
Risiko Ketersediaan Pembangkitan
Risiko Keandalan Pembangkitan
Risiko Efisiensi Pembangkitan
Risiko Derating Pembangkitan
Risiko Pembangkit IPP
Risiko Ketersediaan Penyaluran
Risiko Keandalan Penyaluran
Risiko Efisiensi Penyaluran
Risiko Ketersediaan Jaringan Distribusi
Risiko Keandalan Jaringan Distribusi
Risiko Efisiensi Distribusi
Risiko Kualitas Layanan Pelanggan
Risiko Penggunaan Listrik Ilegal
Risiko Ekspektasi Pelanggan
Risiko Perjanjian dengan Pelanggan
Risiko Obsolete Teknologi
Risiko Security Teknologi
Risiko Akurasi Hasil Penelitian/ Survei/ Studi
Risiko Pemanfaatan Hasil Penelitian/ Survei/ Studi
Risiko Standarisasi
Risiko Bencana Lokal
Risiko Bencana Nasional (Force Majeur)
Risiko Demostrasi / Terorisme / Sabotase
Risiko Kelayakan Proyek
Risiko Desain Proyek
Risiko Keselarasan Proyek Terkait
Risiko Sumber Pendanaan Proyek
Risiko Financial Closing (FC)
Risiko Disbursement
Risiko Persyaratan & Spesifikasi Pengadaan
Risiko Nilai Pengadaan (HPS)
Risiko Aspek Kontraktor (Ketersediaan, Kualifikasi dan Performance)
Risiko Proses Pengadaan
Risiko Kontrak/ Perjanjian
Risiko Waktu Penyelesaian Proyek
Risiko Kualitas Pelaksanaan Proyek
Risiko Biaya Total Proyek
Risiko Serah Terima Proyek
Risiko Performance Pasca Proyek
Risiko Garansi Hasil Pekerjaan
Risiko Benefit Akhir Proyek
Risiko Kerjasama Pihak Ketiga
Risiko Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
Risiko Tuntutan Hukum
Risiko Perijinan
Risiko Pembebasan Tanah
Risiko Etika / Kepatutan
Risiko Kecurangan (Fraud)
Risiko Kerahasiaan Informasi/ Data
Risiko Aspek Lingkungan
Risiko Sosial / Politik / Budaya
Risiko Pelaporan Keuangan
Risiko Pelaporan Operasional
Risiko Pengendalian Internal (Internal Control)
Risiko Perencanaan Audit
Risiko Proses & Hasil Audit
Risiko Benefit Akhir Audit

Tingkat Dampak
Tidak SignA 1
Minor B 2
Medium C 3
Signifikan D 4
Sangat SigE 5

Anda mungkin juga menyukai