PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui proses pembuatan jamu dari tanaman obat menjadi
simplisia
2. Untuk mengetahui cara penyimpanan simplisia
3. Untuk mengetahui kegiatan yang ada di Griya Jamu
1
BAB 2
HASIL KUNJUNGAN
2
Tradisional) Tawangmangu dalam pengadaan tanaman obat dan dalam
penanamannya.
3
menit. Dan dilakukan replikasi sebanyak 2 kali. Sebelum pencucian
pastikan keranjang tempat bahan tidak terlalu penuh agar terjadi perputaran
didalamnya sehingga kotoran dapat terbilas.
Penirisan
Bahan yang telah dicuci ditiriskan dalam keranjang stanless berlubang
yang bersih, kemudian dibawa keruang penirisan. Pada ruang penirisan
bahan di letakan diatas rak berlubang dan diatur agar tersebar merata dan
pastikan tidak saling tumpuk. Ruang penirisan terhindar dari sinar matahari
langsung serta sirkulasi udara yang cukup. Proses penirisan tersebut
diterapkan untuk semua jenis bahan yang akan diolah menjadi simpilisia.
Lamanya waktu tinggal di ruang penirisan bergantung jenis simpilisia.
Daun, herba dan batang disimpan diruang penirisan selama 1 hari,
sedangkan rimpang selama 2 hari.
Perajangan
Perajangan di lakukan pada bahan rimpang dan batang menggunakan pisau
berbahan stainless steel atau mesin perajang. Perajangan dapat
mempercepat proses pengeringan sehingga diperoleh simpilisia dengan
tingkat kekeringan yang seragam. Rimpang dirajang dengan ketebalan
sekitar kurang lebih 5 mm. Batang dirajang dengan ukuran panjang kurang
lebih 5 cm.
Pengeringan
Pengeringan di lakukan menggunakan oven pada 30-60°C. Suhu pada oven
dinaikan secara bertahap selama waktu tertentu. Pengeringan bertujuan
untuk menjaga kualitas bahan agar tidak mudah rusak dan tahan pada saat
penyimpanan.
Sortasi Kering
Sorotasi kering pada dasarnya sama seperti sortasi basah, hanya saja
dilakukan saat tanaman telah kering. Proses yang dilakukan yaitu
memisahkan simplisia dari bahan pengotor yang masih tertinggal dan
4
bagian tanaman yang tidak diinginkan. Kegiatan sortasi kering ditujukan
untuk lebih menjamin simplisia benar-benar bebas dari bahan asing.
Penimbangan Kering
Penimbangan kering dilakukan guna mengetahui bobot akhir simplisia
setelah melalui berbagai tahapan proses produksi. Bobot akhir yang
diperoleh ini kemudian dibandingkan dengan bobot basah.
b. Proses Penyimpanan Simplisia
Simpliasi yang telah ditimbang kemudian dimasukan kedalam wadah
toples plastik dengan ditambahkan silika gel didalamnya. Pada bagian luar
toples diberi label identitas simplisia berupa nama lokal dan nama ilmiah.
Penyimpanan dilakukan untuk mempertahankan kualitas simplisia. Sebelum
dibawa keruang penyimpanan pastikan mengisi data buku daftar simplisia
sebagai dokumentasi wajib yang berisi tanggal panen, tanggal pengeringan,
tanggal penyimpanan, bobot basah, dan bobot kering, serta bagian tanaman
yang digunakan.
Ruang penyimpanan simplisia berada digriya jamu. Kondisi ruangan
seperti suhu dan kelembapan dikontrol setiap harinya guna memastikan
simplisia tetap berada pada kondisi yang bagus. Wadah toples penyimpanan
simplisia disusun diatas rak agar tidak bersentuhan langsung dengan lantai.
Rak terbuat dari bahan besi dengan alas berbahan kayu. Peletakan toples
berdasarkan bentuk agar memudahkan pada saat pengambilan. Cara
penyimpanan simplisia yang sejenis yaitu dengan sistem FIFO (first in first
out). Simplisia yang berada digriya jamu dapat langsung digunakan dengan
resep dokter sj.
c. Griya Jamu
Griya jamu merupakan salah satu bagian dari UPTD Wisata Kesehatan Jamu
Kalibakung sebagai tempat pelayanan bagi pasien yang datang untuk berobat.
Kegiatan yang dilakukan di griya jamu sebagian besar merupakan pelayanan
kesehatan.
5
Beberapa pelayanan kesehatan yang dilakukan yaitu :
Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan ini merupakan pelayanan yang diterima oleh pasien untuk
menerima terapi jamu secara rawat jalan dan melakukan kontrol
pengobatan lanjutan setiap minggunya.
Tindakan Umum
Pelayanan tindakan medis yang dilakukan oleh dokter di ruang
pemeriksaan pasien meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik
Pelayanan Laboratorium Klinik
Pelayanan tindakan laboratorium sederhana dilakukan oleh petugas
laboratorium kepada pasien untuk menunjang hipotesis awal diagnose
dokter.
Pelayanan Griya Jamu
Pelayanan jamu yang dilakukan oleh petugas kesehatan griya jamu yang
terdiri dari apoteker, asisten apoteker, dan petugas penunjang griya jamu
lainnya terhadap pasien mulai dari penerimaan resep, peracikan jamu dan
penyerahan jamu disertai dengan konseling atau penyuluhan jamu yang
diterima.
6
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Sistem pelayanan di WKJ masih mengacu pada B2P2OOT Tawangmangu
Solo dan bekerja sama dalam pengadaan bibit tanaman dan simplisia kering
untuk membantu stok bahan simplisia untuk pengobatan diklinik saintifikasi
jamu. Pelayanan kesehatan tradisional di WKJ yang sudah berjalan adalah klinik
saintifikasi jamu. Pasien yang datang ke klinik meningkat setiap harinya. Rata-
rata pasien datang kurang lebih 300 pasien perbulan. Sebagian besar pasien yang
datang ke klinik saintifikasi jamu ini merasa tidak puas terhadap pengobatan
konvensional karena efek samping yang tinggi, selain itu ada beberapa penyakit
yang tidak bisa disembuhkan dengan obat kimia, seperti batu ginjal dan
hemoroid.
3.2 Saran
1. Untuk STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi waktu kunjungan yang
dilakukan di WKJ sebaiknya ditambah agar lebih mendalami pengobatan
saintifikasi jamu.
2. Untuk WKJ perlu meningkatkan promosi dan sosialisasi saintifikasi jamu
kabupaten masyarakat luas karena masih banyak masyarkat khususnya
Kabupaten Tegal yang belum mengetahui adanya WKJ.