Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS GUNADARMA

MATERI PRAKTIKUM

Fakultas : Teknologi Industri


Program Studi : Teknik Industri
Nama Praktikum : Perancangan Teknik Industri 3
Modul Praktikum : Proses Kerja dan Material
Pertemuan ke :2

PROSES KERJA KERJA DAN MATERIAL

Definisi Peta Kerja


Peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk berkomunikasi secara
luas. Melalui peta–peta kerja ini kita dapat mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan
untuk memperbaiki suatu metode kerja (Sutalaksana, 2006).

Lambang-Lambang yang digunakan


Berdasrkan catatan sejarah, peta-peta kerja yang ada sekarang dikembangkan oleh
Gilberth. Pada saat itu Gilberth mengusulkan 40 lambang yang digunakan untuk membuat
suatu peta kerja. Pada tahun berikutnya jumlah lambang disederhanakan menjadi 4 macam
saja. Pada tahun 1947 American Society of Mechanical Engineers (ASME) membuat standar
lambang-lambang yang terdiri atas 6 macam lambang yang merupakan modifkasi dari
lambang yang dikembangkan oleh Gilberth. Simbol-simbol ASME meliputi kegiatan operasi,
pemeriksaan, transportasi, delay penyimpanan dan aktivitas gabungan (Sutalaksana, 2006).
Berikut merupakan uraian penjelasan simbol-simbol ASME, sebagai berikut.

Operasi, suatu kegiatan yang terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat,
baik fisik maupun kimiawi.

Pemeriksaan, suatu kegiatan yang terjadi apabila benda kerja atau peralatan
mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas.

Transportasi, suatu kegiatan yang terjadi apabila benda kerja, pekerja atau
perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari
suatu operasi.

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT


UNIVERSITAS GUNADARMA

Menunggu, proses yang terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan tidak
mengalami kegiatan apa-apa.

Penyimpanan, suatu kegiatan yang terjadi apabila benda kerja disimpan untuk
jangka waktu yang cukup permanen, yaitu ditahan atau dilindungi terhadap
pengeluaran tanpa izin tertentu.

Aktivitas Gabungan, terjadi apabila antara aktivitas dan pemeriksaan dilakukan


secara bersamaan atau dilakukan pada suatu tempat kerja.

Operation Process Chart (OPC)


Suatu peta proses operasi menggambarkan langkah-langkah operasi dan pemeriksaan yang
dialami bahan dalam urut-urutannya sejak awal sampai menjadi produk jadi utuh maupun
sebagai bagian setengah jadi.
Peta ini juga memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut,
seperti : waktu yang dihabiskan, material yang digunakan, dan tempat atau alat atau mesin
yang dipakai. Sesuai dengan relevansinya, pada akhir keseluruhan proses dinyatakan
keberadan penyimpanan. Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui Peta
Proses Operasi, kita bisa memperoleh banyak manfaat di antaranya :
1. Dapat mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya
2. Dapat memperkirakan kebutuhan akan bahan baku dengan memperhitungkan efisiensi di
tiap operasi atau pemeriksaan.
3. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik
4. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai
5. Sebagai alat untuk pelatihan kerja
6. Dan lain-lain

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT


UNIVERSITAS GUNADARMA

 Contoh OPC

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT


UNIVERSITAS GUNADARMA

Assembly Process Chart (APC)


Assembly Process Chart (APC) adalah suatu peta kerja yang menggambarkan langkah-
langkah proses perakitan yang akan dialami oleh komponen (produk), berikut pemeriksaan
(inspeksi) dari awal sampai produk jadi selesai dan juga memuat informasi- informasi yang
diperlukan untuk analisa lebih lanjut, seperti waktu yang dihabiskan, komponen yang
digunakan, dan alat- alat yan dipakai. Tujuan dari Assembly Process Chart terutama untuk
menunjukkan keterkaitan antara komponen, yang dapat juga digambarkan oleh sebuah “
gambar terurai “ yang digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui
urutan suatu rakitan yang rumit. Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta
proses operasi, kita bisa memperoleh banyak kegunaan dan manfaat dari APC, antara lain:
1. Untuk menentukan kebutuhan operator.
2. Untuk mengetahui kebutuhan tiap komponen.
3. Alat untuk menentukan tata letak fasilitas.
4. Alat untuk melakukan perbaikan cara kerja.
5. Alat untuk latihan kerja.

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT


UNIVERSITAS GUNADARMA

Contoh APC

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT


UNIVERSITAS GUNADARMA

Struktur Produk
Menurut Gasperz (2004), struktur produk atau BOM didefinisikan sebagai cara
komponen-komponen itu bergabung ke dalam suatu produk selama manufakturing. Struktur
produk berisikan informasi tentang hubungan antara komponen-komponen dalam suatu
perakitan. Struktur Produk memberikan informasi tentang semua item yaitu nomor item,
jumlah yang dibuthkan pada setiap perakitan dan jumlah akhir produk yang harus dibuat
(Nasution, 2008). Menurut Gasperz (1998) terdapat beberapa manfaat struktur produk, yaitu :
1. Memberi suatu informasi proses perakitan suatu produk dengan bentuk tingkatan atau level
2. Memberi suatu informasi mengenai material, komponen ataupun sub assembly yang
diperlukan dalam pembuatan suatu produk.
Terdapat dua teknik yang digunakan pada struktur produk, yaitu seperti apa yang
dijelaskan di bawah ini :
1. Explosion, yaitu suatu teknik penguraian komponen struktur produk yang urutan dimulai
dari induk sampai komponen pada level paling bawah
2. Implosion, yaitu suatu teknik penguraian komponen struktur produk yang urutan dimulai
dari komponen sampai induk atau level atas.

Contoh Struktur Produk

 Bill of Material (BOM)

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT


UNIVERSITAS GUNADARMA

Bill of Material
Bill of material (BOM) merupakan daftar dari semua material, parts, dan sub assembly,
serta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk
atau parent assembly (Ulrich-Eppinger, 2012). Menurut Gasperz (1998) terdapat beberapa
manfaat yang diperoleh dari bill of material, yaitu :
1. Peramalan barang yang keluar masuk dari inventori maupun transaksi produksi dan bisa
menghasilkan pesanan- pesanan produksi dari pesanan pelanggan.
2. Menjamin bahwa jumlah bahan yang tepat telah dikirim ke tempat yang tepat pada waktu
yang tepat.
3. Alat pengendali produksi yang menspesifikasi bahan-bahan kandungan yang penting dari
suatu produk, pesanan yang harus digabungkan dan banyaknya yang dibutuhkan untuk
membuat satu batch.
Pada BOM terdapat istilah level yaitu tingkatan untuk pembentukan suatu produk,
dimulai dengan level nol (0) untuk produk akhir dan komponen pembentuk produk akhir
ditempatkan pada level 1 dan seterusnya sehingga membentuk hierarki yang disebut struktur
produk. Contoh BOM dapat dilihat Ada dua jenis BOM level yaitu:
1. Single Level Bill of Material
Level ini menggambarkan hubungan sebuah induk dengan satu level komponen-
komponen pembentuknya
2. Multi Level Bill of Material
Menggambarkan struktur produk yang lengkap dari level nol (0) atau produk akhir sampai
level paling bawah. Komponen yang sama dapat digunakan pada level yang berbeda.
Bill of material juga dibagi menjadi dua jenis yaitu explotion dan implotion. Berikut ini
penjelasan pembagian jenis bill of material (Gasperz, 1998).
1. Implotion merupakan jenis BOM yang menunjukkan urutan komponen induk dan untuk
mengetahui suatu part number menjadi komponen dari induk yang mana saja yang
digunakan untuk melihat pengaruh perubahan rancangan komponen terhadap induk-
induknya.
2. Explotion merupakan jenis BOM dengan urutan dimulai dari induk sampai komponen
pada level paling bawah dan menunjukkan komponen-komponen yang membentuk suatu
indul dari level paling atas sampai level paling bawah.

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT


UNIVERSITAS GUNADARMA

Contoh BOM

Daftar Pustaka
Gaspersz, Vincent. 1998. Production Planning And Inventory Control. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Umum.
Sutalaksana, Iftikar. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung : Penerbit ITB

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT

Anda mungkin juga menyukai