OLEH:
Kelompok
Kelas
LABORATORIUM FARMASETIKA
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFA)
MAKASSAR
2020
BAGIAN 3
SERBUK
1. Pengertian Serbuk
Sediaan farmasi bentuk serbuk (pulvis) merupakan suatau
campuran obat dan atau bahan kimia yang halus terbagi-bagi dalam
bentuk kering. Serbuk mungkin juga merupakan bagian halus dari
sediaan, himpunan produk yang kasar atau suatu produk dengan ukuran
partikel menengah. Serbuk bisa dibuat dari bahan obat tumbuh-tumbuhan
yang dikeringkan secara ilmiah atau campuran dua atau lebih unsur yang
dibuat serbuk dalam perbandingan tertentu.
Beberapa serbuk disiapkan untuk pemakaian dalam (internal),
lainnya untuk pemakaian luar (eksternal). Beberapa serbuk diberikan
kepada pasien oleh ahli farmasi dalam jumlah besar dan ada juga yang
dibagi-bagi dalam bagian-bagian terbungkus, pada dasarnya tergantung
pada dosis atau potensi dari serbuk tersebut.
2. Keuntungan dan Kerugian Serbuk
Keuntungan :
1. Peningkatan stabilitas sediaan dapat diharapkan untuk obat yang
mudah mengalami kerusakan disebabkan oleh kelembaban dan
kemungkinan terjadinya inkompabilitas dalam cairan menjadi lebih
berkurang.
2. Dispersi dan absorbsi obat lebih cepat jika diberikan dalam bentuk
serbuk daripada yang tertelan dalam bentuk kompak atau terkompresi
seperti tablet.
3. Mudah diminum, anak-anak biasanya susah untuk menelan tablet
atau kapsul, sehingga para dokter lebih sering meresepkan puyer, agar
anak-anak mau meminum obat. Hal ini juga memudahkan pada saat
pasien meminum obat yang dalam jumlah banyak jika dibuat dalam
bentuk puyer.
Kerugian :
1. Keengganan meninum obat pahit atau rasa yang tidak enak
2. Kesulitan menahan terurainya bahan-bahan higroskopik
3. Mudah mencair atau menguap
4. Biaya yang dibutuhkan pada pengobatan dan pembungkusnya dalam
keseragaman dosis
Ada 4 cara untuk mengukur besar gaya adhesi dan kohesi, yaitu :
1. Pengukuran besarnya gaya rentang
Besarnya gaya rentang diperlukan dimana kumpulan serbuk
mulai jatuh berhamburan dihitung sebagai besarnya gaya adhesi dan
kohesi kumpulan serbuk tersebut.
2. Kecepatan pengayakan
Tabel 10. Hubungan diameter partikel dengan kecepatan pengayakan
Diameter partikel (µm) Kecepatan pengayakan
306 0,603
165 0,312
95 Terblokir
_____________________________ ____
_____________________________ ____
_____________________________ ____
_____________________________ ____
_____________________________ ____
_____________________________ ____
_____________________________ ____
_____________________________ ____
_____________________________ ____
_____________________________ ____
_____________________________ ____
_____________________________ ____
_____________________________ ____
_____________________________ ____
Mekanisme kerja :
Kontraindikasi :
Efek samping :
Toksisitas :
Interaksi obat :
Farmakokinetika :
IV.2 Uraian sifat fisika-kima bahan aktif (minimal satu pustaka textbook)
Nama resmi : RB:
Nama lain :
RM :
BM :
Pemerian : Warna :
Rasa :
Bau :
Bentuk :
Cahaya :
pH :
Air :
Lainnya :
Inkompatibiltas :
Saran penyimpanan :
Stabilitas :
Inkompatibilitas :
Penanganan :
Toksisitas :
Saran penyimpanan :
Stabilitas :
Inkompatibilitas :
Penanganan :
Toksisitas :
Saran penyimpanan :
Stabilitas :
Inkompatibilitas :
Penanganan :
Toksisitas :
Saran penyimpanan :
Stabilitas :
Inkompatibilitas :
Penanganan :
Toksisitas :
Saran penyimpanan :
Stabilitas :
Inkompatibilitas :
Penanganan :
Toksisitas :
Saran penyimpanan :
VI. Perhitungan
(uraikan perhitungan masing-masing bahan yang digunakan)
IX Referensi
REKAMAN PRODUKSI
Tanggal Pengesahan:
NAMA PRODUK : Nomor Reg:
Nomor Bets:
Tabel Formula
Produksi : ....................................................................................
Isi bersih :
Alur Produksi
Tahap Bahan Alat Parameter Hasil
Format Hasil Evaluasi
Nama Jenis Alat Bahan Kriteria Hasil
produk/No evaluasi
reg/No batch