Anda di halaman 1dari 21

MODUL PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT


Sediaan Serbuk/Granul

OLEH:Kelompok 6
Kelas stifa A 019

Asisten : Frilia puspa rani

LABORATORIUM FARMASETIKA
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI(STIFA)
MAKASSAR
2020
BAGIAN 3

SERBUK
1. PengertianSerbuk
Sediaan farmasi bentuk serbuk (pulvis) merupakan suatau
campuran obat dan atau bahan kimia yang halus terbagi-bagi dalam
bentuk kering. Serbuk mungkin juga merupakan bagian halus dari
sediaan, himpunan produk yang kasar atau suatu produk dengan ukuran
partikelmenengah.Serbukbisadibuatdaribahanobattumbuh-tumbuhan
yang dikeringkan secara ilmiah atau campuran dua atau lebih unsuryang
dibuat serbuk dalam perbandingantertentu.
Beberapa serbuk disiapkan untuk pemakaian dalam (internal),
lainnya untuk pemakaian luar (eksternal). Beberapa serbuk diberikan
kepada pasien oleh ahli farmasi dalam jumlah besar dan ada juga yang
dibagi-bagi dalam bagian-bagian terbungkus, pada dasarnya tergantung
pada dosis atau potensi dari serbuk tersebut.
2. Keuntungan dan Kerugian Serbuk
Keuntungan:
1. Peningkatan stabilitas sediaan dapat diharapkan untuk obat yang
mudah mengalami kerusakan disebabkan oleh kelembaban dan
kemungkinan terjadinya inkompabilitas dalam cairan menjadi lebih
berkurang.
2. Dispersi dan absorbsi obat lebih cepat jika diberikan dalam bentuk
serbukdaripadayangtertelandalambentukkompakatauterkompresi
sepertitablet.
3. Mudah diminum, anak-anak biasanya susah untuk menelan tablet
ataukapsul,sehinggaparadokterlebihseringmeresepkanpuyer,agar
anak-anak mau meminum obat. Hal ini juga memudahkan pada saat
pasien meminum obat yang dalam jumlah banyak jika dibuat dalam
bentukpuyer.
Kerugian :
1. Keengganan meninum obat pahit atau rasa yang tidakenak
2. Kesulitan menahan terurainya bahan-bahan higroskopik
3. Mudah mencair atau menguap
4. Biaya yang dibutuhkan pada pengobatan dan pembungkusnya dalam
keseragamandosis

Ada 4 cara untuk mengukur besar gaya adhesi dan kohesi, yaitu :
1. Pengukuran besarnya gayarentang
Besarnya gaya rentang diperlukan dimana kumpulan serbuk
mulai jatuh berhamburan dihitung sebagai besarnya gaya adhesi dan
kohesi kumpulan serbuk tersebut.
2. Kecepatanpengayakan
Tabel 10. Hubungan diameter partikel dengan kecepatan pengayakan
Diameter partikel (µm) Kecepatan pengayakan

306 0,603
165 0,312
95 Terblokir

Cara ini menunjukkan bahwa makin kecil ukuran partikel, semakin


sedikit jumlah serbuk yang dapat melewati ayakan per detik dan
untuk ukuran partikel dibawah 100 µm ternyata tidak bisa melewati
ayakansamasekali,patikelserbukinidikatakanmemilikigayaadhesi dan
kohesi yangtinggi.
3. Tesmobilitas
Oleh karena gaya adhesi dan kohesi ini menjadi lebih dominan
pada kumpulan serbuk yang halus dibandingkan dengan kumpulan
serbuk dengan ukuran partikel yang lebih besar, maka tes mobilitas
ini dilakukan terhadap serbuk halus yang ke dalamnya ditambahkan
partikel kasar dalam jumlah tertentu. Yang dihitung adalah jumlah
minimal partikel kasar yang ditambahkan ke dalam serbuk halus
tersebut sampai diperoleh aliran yang baik yang menandakan gaya
kohesi diantara partikel sudah tercapai batas yang dibutuhkan.
Keburukan tes ini adalah keterbatasan penggunaannya hanya kepada
serbuk-serbuk dengan gaya yang sedang-sedang saja.
4. Pengukuran “angle ofrepose”
Angle of repose adalah besarnya sudut yang dihitung dari lereng
timbunan terhadap bidang datar. Pengamatan yang paling sederhana
untuk menentukan besarnya angle of repose ini adalah dengan
membiarkan sejumlah tertentu serbuk yang akan ditentukanbesarnya
gaya adhesi dan kohesinya mengalir secara bebas melalui sebuah
corong yang bagian bawahnya berlubang. Serbuk yang keluar dari
lubangcorongbagianbawahditampungpadasuatubidangdataryang
benar-benar rata.
Bentuk timbunan yang terjadi biasanya bermacam-macam sesuai
dengan besarnya gaya adhesi dan kohesi yang dimiliki serbuk
tersebut. Makin tinggi timbunan serbuk makin besar gaya adhesi dan
kohesi yang dimilikinya serta angle of repose yang semakin besar
pula. Beberapa pustaka ada yang menyebutkan besarnya angle of
repose ini dikaitkan dengan kemampuan mengalir dari serbuk yang
bersangkutan.

Cara-cara untuk mengatasi atau memperbaiki sifat aliran serbuk adalah :


1. Memperbesar ukuran rata-ratapartikel
Makin besar ukuran suatu partikel akan semakin lemah gaya
adhesi maupun gaya kohesinya ehingga daya mengalirnya menjadi lebih
baik
2. Membentuk partikel yang terbentuk bundar(spheris)
Partikel yang bentuknya spheris memiliki daya mengalir yang
baik. Cara pembentuk partikel yang spheris ini bisa dengan granulasi
ataupun cara spray dried seperti halnya laktosa spray dried yang
digunakan sebagai bahan pengisi tablet.
3. Menambahkanglidan
Serigkaliterjadibahwahilangnyasejumlahbesarpartikel-partikel
halus dapat membantu memperbaiki aliran serbuk, tetapi dilain kasus
justruadanyapartikel-partikelhalusinidalamjumlahyangtertentudapat
memperbaiki sifat aliran suatu serbuk. Yang terakhir ini disebabkan oleh
terabsorbsinya partikel-partikel halus tersebut pada permukaan partikel
semula sehingga membentuk suatu perintang tipis yang dapat mencegah
terjadinya antaraksi antar partikel. Akibatnya adalah menurunnya gaya
adhesi dn kohesi serta meningkatnya daya mengalir serbuktersebut.

Beberapa upaya untuk memperbaiki aliran serbuk adalah sebagai berikut


:
1. Perubahan ukuran dan distribusi ukuranpartikel
Karena partikel kasar pada umumnya kurang kohesif dari pada
partikel halus dan ada suatu ukuran optimum untuk alira bebas, terdapat
keterbatasan nyata dalam penggunaan serbuk yang lebih halus dari pada
yangdiperlukan.Distribusiukuranjugadapatdiubahuntukmemperbaiki
sifat aliran dengan mengeluarkan sebagian fraksi partikel halus atau
dengan meningkatkan bagian partikel kasar seperti yang terjadi melalui
granulasi.
2. Perubahan bentuk atau tekstur (susunan)partikel
Pada umumnya, untuk ukuran partikel tertentu, partikel yang
lebihbulatmempunyaisifataliranyanglebihbaikdaripadapartikelyang tidak
beraturan. Proses semprot kering dapat digunakan untuk
menghasilkanbahantambahanyanghampirbulat,sepertilaktosasemprot
kering, dibawah keadaan tertentu partikel zat aktif yang biasanya
berbentuk jarum dapat dibuat lebih bulat dengan kristalisasi siklus suhu
(temperatur cyclingcrystalization).
3. Perubahan gayapermukaan
Pengurangan muatan elektrostatik dapat memperbaiki sifat aliran
serbuk. Hal ini dapat dicapai dengan mengubah kondisi proses guna
mengurangi kontak gesekan. Muatan elektrostatik dalam wadah serbuk
dapat dicegah atau dibebaskan dengan pegebumian (grounding) yang
efisien. Kandungan lembab partikel juga penting pada sifat aliran serbuk
karenafilmlembabpermukaanyangdiabsorbsicenderungmeningkatkan
kohesivitas serbuk. Jika kandungan lembab berlebihan, serbuk harus
dismpan dan diproses dibawah kondisi lembab yangrendah.
4. Bahan tambahan formulasi : aktivatoraliran
Aktivator aliran biasanya disebut glidan, walaupun beberapa
glidanmempunyaisifat-sifatlubrikanatauantilekat.Aktivatoraliranjuga
memperbaikisifataliranserbukdenganmengurangiadhesidankohesi.
Beberapa glidan yang biasa digunakan antara lain talk, pati jagung,
magnesium stearat yang mempunyai pengaruh dengan mengurangi atau
mengubah interaksi elektrostatik. Aktivator aliran dengan luas
permukaan spesifik yang luar biasa tinggi adalah silikon dioksida
koloidal yang bekerja melalui pengurangan bobot jenis ruah serbukyang
solid dan rapat. Silikon dioksida koloidal juga memperbaiki sifat aliran
formulasitersebutmengandungglidanlain,walaupundalambeberapahal
misalnya silikon dioksida koloidal dapat menyebabkanluapan.
Jika sifat aliran serbuk berkurang karen kandungan lembabnya
meningkat, sebagian kecil magnesium oksida halus dapat digunakan
sebagai aktivator aliran. Dengan menggunakan cara ini, magnesium
oksida berperan mengganggu bahan padat larut cair yang diabsorbsi
secara kontinue disekeliling partikel lembab. Penggunaan serbuk yang
telah diperlakukan dengan silikon, seperti talk atau natrium karbonat
yang disalut dengan silikon, jua dapat bermanfaat dalam memperbaiki
sifat aliran serbuk lembab atau higroskopik.
5. Kekuatan ikatan serbuk dalam corong lebih besar dari pada pengaruh
gravitasisehinggaaliranserbukakantergangguataudicegah.Jikacorong
tidak dapat didesain kembali untuk memberikan tekanan yang memadai
dan sifat fisik partikel tidak dapat diatur atau mengubah formulasi,
diperlukan tindakanekstrim.
I. Formula Asli:

II. Rancangan Formula

Tiap 4 gr sediaan mengandung

Vit. C 250 Mg (Zat aktif)


Asam sitrat 15 % ( Sumber Basa)
Sucralosa 0,24 ( Pemanis)
Asam tartat 10% ( Sumber Asam)
Natrium bikarbonat 25 % ( Sumber Basa)
Laktosa add 100% (pengisi)

II. Rencana Desain Sediaan


 Rencananomorregistrasi :DBL2110110123A1
 Rencananomor bets :B01001
 Rencanaklaimetiket :Indikasi, dosis, efek samping
 Rencana bahankemasprimer :Aluminium foil
 Rencana bahankemassekunder :Kertas foto
 Rencanabahanlabel/etiket :Kertas stiker
 Rencanabahan leaflet/brosur :Kertas HVS
 Rencanaindikasisediaan :Pengobatan defisien
III. Dasar Formulasi
III.1 Dasar pembuatan sediaan
(Uraikan pendapat anda berdasarkan minimal tiga pustaka textbook)
Meliputi: bentuk sediaan yang dipilih, keuntungan bahan aktif jika diformulasi
dalam bentuk sediaan yang dipilih, tujuan yang akan dicapai dalam
memformulasi sediaan)

- Serbuk adalah campuran kering bahan obat zat kimia yang dihaluskan untuk
pemakaian dalam secara
oral atau untuk pemakain luar ( Syamsuni, 2006).

- Pemilihan bentuk serbuk dikarenakan serbuk lebih mudah terdispersi dan


lebih larut dari pada sediaan
sediaan yang dipadatkan, Anak-anak atau orang tua yang sukar menelan
kapsul atau tablet lebih mudah
menggunakan obat dalam bentuk serbuk ( Elmitra, 2017).

- Sifat-sifat vitamin C yaitu mudah larut dalam air dan rusak oleh pemanasan.
Stabilitas Vitamin C di
pengaruhi udara dan faktor-faktor lain seperti pemanasan (Almatsier 2002,
dan Winarno, 2004).

- Vitamin C Berperan sebagai antioksidan, menetralisir radikal bebas dengan


cara mendonorkan electron
pada radikal bebas tersebut. Vitamin C berperan aktif pada sintesis kolagen,
bekerja sebagai kofaktor
pada proses hidroksilasi mengkatifkan prolil hidroksilase untuk mengubah
prokolagen menjadi kolagen
dan lisil hidroksilase untuk pengikatan silang untuk mendapatkan triple helix
yang hebat. Vitamin C
berperan dalam mencegah dan mengobati hiperpigmentasi, dengan cara
menghambat kerja enzim
trisinase sehingga mengurangi produksi melanin (David, 2014).

III.2 Studi preformulasi zat aktif


(Uraikan pendapat anda berdasarkan minimal lima pustaka textbook
(farmakologi dan teknologi), jika bahan aktif lebih dari satu, jelaskan satu
per satu
Meliputi: dosis dan indikasi, mekanisme kerja, efek samping, kontra indkasi,
perhatian, farmakokinetika
- Dosis
Dosis aman untuk suplemen vitamin C adalah kurang dari 1000 mg/hari,
Dosis lebih
dari 400 mg/hari tidak memperlihatkan bukti-bukti yang bermanfaat (Amaliya,
2020).
- Indikasi
untuk mengencangkan dan mencerahkan kulit terjadi karena vitamin C
dapat
merangsang pembentukan kolagen, suatu protein ekstraseluler yang berperan
dalam mengencangkan sel
(Kembuan dkk, 2012). Melalui jalur biosintetik dengan mempercepat reaksi
hidroksilasi dan amidasi.
fungsi paling jelas dari Vitamin C adalah pengaktifan prolin dan lisin
hidroksilase dari precursor inaktif
sehingga terjadi hidroksilasi prokolagen (David, 2014).

- Mekanisme Kerja
Vitamin C berperan dalam membantu pembentukan kolagen dan elastin
serta untuk pertumbuhannya. Sintesis kolagen oleh fibroblas dimulai antara
24 jam dari cedera (David,
2014). Asam Askorbat secara alami banyak terdapat di dalam buah buahan
dan sayur-sayuran berwarna
hijau. Vitamin C sangat diperlukan oleh tubuh dalam membantu
pembentukan sel dan jaringan.
kekurangan vitamin C akan menyebabkan gejala defisiensi yang ditandai
rapuhnya pembuluh darah
sehingga mudah terjadi pendarahan, pada gusi dan pembuluh darah yang
tipis (Arifin, 2006).

- Efek Samping
Mengkonsumsi vitamin C yang berlebih akan menyebabkan produksi
asam lambung meningkat
akan meningkat akan menimbulkan pencernaan seperti iritasi lambung,
diare, dan juga penyakit
gangstritis. Mengkonsumsi vitamin C yang berlebih mengakibtkan
terjadinya gangguan pada urikosuria
yaitu terjadinya peningkatan kadar asam urat di dalam kandungan kemih
akan memicu resiko gangguan
pada ginjal. Mengkonsumsi terlalu tinggi vitamin C dengan batas dosis
setiap hari berlebih akan menga-
kibatkan pusing dan mual. Pemberian secara langsung pada kulit anda akan
menimbulkan ruam, alergi
bahkan hingga menyebabkan iritasi kulit ( Rusdin, 2015).

- Kontraindikasi
Kontraindikasi pada pasien batu ginjal

- Perhatian
Penggunaan Vitamin C harus berhati-hati pada kondisi, Gangguan ginjal atau
memiliki riwayat
batu ginjal, penyakit genetic kelainan kadar zat besi berlebih
(hekmakromatosis) atau gangguan enzim
(defisiensi G6PD), Merokokakan menurunkan efektivitas dari vitamin C.
tidak memakai vitamin C
megadosis bersama-sama aspirin atau sulfonamide kerena dapat terbentuk
kristal dalam ginjal urin
(Hayes, 1996).

- Farmakokinetika
Vitamin C dapat sedikit meningkatkan absopsi besi, sedangkan
tetrasiklin dan antacid dapat menur-
ukan absorbsi. Vitamin C tidak disimpan di dalam tubuh dan mudah melalui
saluran gastrointestinal dan
didistribusikan di seluruh cairan tubuh. Ginjal akan mengekskresi vitamin C
selurunya, hampir tanpa
ada perubahan (Hayes, 1996).
III.3 Studi preformulasi zat tambahan
(Uraikan pendapat anda berdasarkan minimal tiga pustaka textbook,
jelaskan satu per satu bahan tambahan)
Meliputi: Tujuan penggunaan, konsentrasi, dan mekanisme kerja, Kelebihan
dan kekurangan bahan yang digunakan dibandingkan dengan bahan lain
dengan fungsi yang sama

- Asam Tarta
Tujuan penggunaan : untuk mencapai konsentrasi asam yang ekivalen
pada saat reaksi effervescent
yang tidak mungkin dicapai oleh pemakaian asam
sitrat tunggal, karena sifat
asam sitrat triprotik (Siregar, 2010).
Konsentrasi : 10%.
Mekanisme Kerja : kelarutannya yang baik dalam air sehingga terjadi
effervescent dapat terjadi
dengan cepat (Mohler, 1989).
Kelebihan : mudah didapat dalambentuk granul atau serbuk
Kekurangan :-

- Asam SITRAT
Tujuan Penggunaan :penggunaan asam sitrat dalam makanan cenderung
aman karena mudah dimet-
abolisme dan dikeluarkan oleh tubuh, Zat ini juga
digunakan sebagai zat pemb-
ersih yang ramah lingkungan dan sebgai antioksidan.
Bahan Tunggal akan me-
ngasilkan campuran yang lekat dan sukar menjadi
serbuk (Pulungan, M,et al.,
2004). Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah
sebagai zat pemberi cita
rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama
minuman ringan.

Konsentrasi :15%
Mekanisme Keja : menghidrolisis bahan yang direaksikan dengan air
kemudian akan melepaskan
asam yang dalam proses selanjutnya akan bereaksi
dengan bahan karbonat
sehingga terbentuk gas CO2
Kelebihan : Mudah didapat, melimpah, relatif tidak mahal,
sangat mudah larut, memiliki
kekuatan asam yang tinggi (Siregar, 2007).
Kekurangan : kelemahnnya bersifat higroskopik (Siregar, 2007).

-Natrium Bikarbonat
Tujuan penggunaan : pembentuk reaksi basa dan bertindak dalam
menetralisir asam sitrat dan asam
tarta serta dapat menghasilkan buih dan
membebaskan karbon dioksidan serta
larut sempurna ( Syamsul & Supomo, 2014)
Konsentrasi :25%
Mekanisme Kerja : bekerja pada tubuh sebagai alkalizer
sistemik.Dengan meningkatkan plasma
bikarbonat pada darah, senyawa ini menyangga
konsentrasi ion hidrogen berle-
bih sehingga meningkatkan pH Darah, tablet
effeverscent dimasukkan dalam
air mulailah terjadi reaksi kimia sumber karbonat
tersebut kemudian menghasi-
lkan bentuk karbondioksida
Kelebihan : Tidak higroskopis, larut sempurna dalam air, tidak
mahal, banyak tersedia dipa-
saran dan dapat dimakan (Siregar, 2007).
Kekurangan :menyebabkan sakit perut
IV. Informasi Bahan Aktif
IV.1. Uraian farmakologi (minimal satu pustaka textbook)
Nama : Vitamin C
Kelas farmakologi : Sebagai antioksidan
Indikasi : Melindungi sel darah putih dari enzim yang dilepaskan
saat mencerna bakteri yang telah ditelannya, sintesa
hormon-hormon steroid dari kolestrol, membantu dalam
pembentukan kolagen, menyembuhkan penyakit sariawan,
proses penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan
infeksi dan stress dan sebagai antioksidan (Sibagariang,
2010).
Mekanisme kerja : Asam Askorbat secara alami banyak terdapat di dalam
buah buahan dan sayur-sayuran berwarna hijau. Vitamin C
sangat diperlukan oleh tubuh dalam membantu
pembentukan sel dan jaringan. kekurangan vitamin C akan
menyebabkan gejala defisiensi yang ditandai rapuhnya
pembuluh dara sehingga mudah terjadi pendarahan, pada
gusi dan pembuluh darah yang tipis (Arifin, 2006).

Kontraindikasi : Kontraindikasi pada pasien batu ginjal

Efek samping : Vitamin C tidak berefeksamping, namun dalam dosis


tertentu memungkinkan terjadinya efek samping (gejala
yang tidak diinginkan).Efek samping yang mungkin terjadi
jika dikonsumsi dalam jumlah tinggi bisa mengakibatkan
diare. Diare adalah keracunan besi dikarenakan vitamin c
meningkatkan absorbs besi. Tetapi biasanya terjadi pada
orang yang memiliki penyakit gangguan kelebihan besi
(haemochromatosis). kondisi genetic seperti defisien
glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD) dapat
menyebabkan penderitannya anemia hemolitik setelah
mengkonsumsi zat oksidasi tertentu, misalnya vitamin C
dosis tinggi (Cook JD et al, 2001).
Toksisitas : Vitamin C relatif tidak toksik

Dosis dan : Dosis 25 sampai 75 mg setiap hari untuk pencengahan


pemberian
defisisensi, dan 250 mg atau lebih setiap hari dalam dosis
terbagi untuk pengobatan defisiensi, telah
direkomendasikan
Interaksi obat : Obat-obat Vitamin C , tetraksiklin, antasid, penisilamin,
Antikoagulan oral, salisilat (Hayes, 1996).

Farmakokinetika : Vitamin C dapat sedikit meningkatkan absopsi besi,


sedangkan tetrasiklin dan antacid dapat menurukan
absorbsi. Vitamin C tidak disimpan di dalam tubuh dan
mudah melalui saluran gastrointestinal dan didistribusikan
di seluruh cairan tubuh. Ginjal akan mengekskresi vitamin
C selurunya, hampir tanpa
ada perubahan (Hayes, 1996).
IV.2 Uraian sifat fisika-kima bahan aktif (minimal satu pustaka textbook)
Nama resmi : ACIDUM ASCORBIUM RB:
Nama lain : Asam Askorbat
RM : C6H8O6
BM : 176,12 g/mol
Pemerian : Warna :Putih
Rasa :Asam
Bau :Tidak Berbau
Bentuk :serbuk
Kelarutan : Dalam air : Larut dalam air,agak sukar larut dalam etanol
Dalam pelarut lain :tidak larut dalam kloroform, dalam
eter dan dalam benzene
pKa dan pH : 4,17 (pertama), 11,6 (detik)
larutan
Titik lebur : 1900C
Polimorfisme : Kristal biasanya berbentuk pipih, terkadang jarum, dan
sistem monoklinik. Rotasi optic: +20,50 ke +21,50. (BP
2002 hlm.156).
Informasi : -
tambahan

IV.3. Uraian stabilitas bahan aktif


Stabilitas : Suhu :-

Cahaya : Tidak stabil dalam cahaya

pH :2.1-2.6 (5% b/ v larutan berair

Air :Tidak stabil dalam air

Lainnya : Stabil dalam Udara


Inkompatibiltas: Tidak sesuai dengan alkali, ion logam berat, terutama
tembaga dan besi, bahan pengoksidasi. metanamin,
fenilefrin hidroklorida, pyrilamine maleate, salicylamide,
sodiumnitrit, sodium salicylate, theobromine salicylate,
dan picotamide. Selain itu, asam askorbat telah ditemukan
mengganggu uji kolorimetri tertentu dengan mengurangi
intesitas warna yang dihasilkan
Saran : penyimpanan tidak boleh dikeringkan dalam wadah
penyimpanan
tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
V. Informasi Bahan Tambahan (Sifat fisika-kima dan stabilitas)
1. )
Nama resmi : S RB:
Nama lain : Sukralosa
Kelas fungsional :
Konsentrasi :
RM : C12H19CI3O8
BM : 397,64 g?mol
Pemerian : Warna :putih
Rasa :manis
Bau :tidak berbau
Bentuk :kristal
Kelarutan : Dalam air :mudah larut dalam air,methanol dan alcohol
Dalam pelarut lain :sedikit larut dalam etil asetat, serta
berasa manis
pKa dan pH :
larutan
Titik lebur : 125)C
Informasi lain : Sukralosa tidak digunakan sebagai sumber energi oleh
tubuh karena tidak terurai sebagaimana halnya dengan
sukrosa. Sukralosa tidak dapat dicerna, dan langsung
dikeluarkan oleh tubuh tanpa perubahan
Stabilitas : memiliki struktur kimia yang stabil dalam suhu panas dan
dingin,
Inkompatibilitas :
Penanganan :
Toksisitas :
Saran :
penyimpanan
2. (Lindberg dkk., 1992)
Nama resmi : Asam Tartat RB:
Nama lain : Asam Tartat
Kelas fungsional : sebagai asam
Konsentrasi : 10%
RM : C4H6O6
BM : 150,087 g/mol
Pemerian : Warna :Tidak berwarna atau serbuk hablur halus sampai
granul, warna
putih
Rasa :Asam
Bau :Tidak berbau
Bentuk :Kristal
Kelarutan : Dalam air :sangat mudah larut dalam air,
Dalam pelarut lain :mudah larut dalam etanol

pKa dan pH : 4.85/h


larutan
Titik lebur : 171 hingga 1740C
Informasi lain : -

Stabilitas : Tak stabil bila terkena panas secara terus-menerus. stabil


di udara
Inkompatibilitas :
Penanganan :
Toksisitas :
Saran : gunakan container atau wadah yang terbuat dari gelas yang
penyimpanan
tertutup rapat, Biasanya disimpan dalam botol
gelas.Simpan pada ruangan yang sejuk dan berventilasi
baik.
3. (Anonim, 2012))
Nama resmi : ACIDUM CITRIUM RB:
Nama lain : Asam Sitrat
Kelas fungsional : Pngemasan, penyangga,
penambahan rasa, pengawet
Konsentrasi : 15%
RM : C6H8O7
BM : 192,13 u
Pemerian : Warn :Tidak berwarna
a
Rasa :sangat asam
Bau :Tidak Berbau
Bentu :
k
Kelarutan : Dalam air :54% b/b (100C)
Dalam pelarut lain :Etanol

pKa dan pH : pKa1, 3,15


larutan
pKa2, 4,77
pKa3, 6,40
Titik lebur : 426 K (153 0C)
Informasi lain : Azam sitrat ditemukan secara alami di dalam tubuh,
terutama ditulang biasa dikonsumsi sebagai bahan dari
makanan normal. Sitrat yang dicerna secara oral asam
diserap dan umumnya dianggap bahan tidak beracun
Stabilitas : kehilangan air, kristalisasi diudara kering

Inkompatibilitas : Asam sitrat tidak sesuai dengan kalium tarta, alkali dan
karbonat alkali tanah dan bikarbonat, asetat dan sulfonida
Penanganan : pelindung mata dan sarung tangan direkomendasikan.
kontak mata akan menyebabkan kerusakan serius.
Toksisitas : sering konsumsi asam sitrat akan menyebabkan erosi gigi
Asam sitrat meningkatkan aluminium usu penyerapan
pada pasien ginjal
Saran : wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering
penyimpanan

4. ()
Nama resmi : NATRII SUBCARBONAS RB
Nama lain : Natrium Bikarbonat
Kelas fungsional : Agen alkali
Konsentrasi : 25-50%
RM : NaHCO3
BM : 84.01
Pemerian Warn :Putih
a
Rasa :Asin
Bau :Tidak berbau
Bentu :Serbuk Hablur
k
Kelarutan Dalam air : Larut dalam air
Dalam pelarut lain :Tidak larut dalam etanol

pKa dan pH : 8,3


larutan
Titik lebur : 2700C
Informasi lain : -

Stabilitas : Stabil di udara kering, tetapi dalam udara lembab secara


perlahan-perlahan terurai.
Inkompatibilitas : Natrium bikarbonat bereaksi dengan asam, dan banyak
lagi gram alkaloid, dengan evolusi karbon dioksida.
sodium bikarbonat dapat meningkatkan pengelapan
salisilat.
Penanganan : Natrium bikarbonat yang dicerna secara oral menetralkan
asam lambung dengan evolusi karbon dioksida, kram
perut dan perut kembung
Toksisitas : iritasi pada membrane mukosa mulut
Saran : wadah yang tertutup dengan baik, tempat yang sejuk
penyimpanan

5. (nama bahan, pustaka)


Nama resmi : RB
Nama lain :
Kelas fungsional :
Konsentrasi :
RM :
BM :
Pemerian Warn :
a
Rasa :
Bau :
Bentu :
k
Kelarutan Dalam air :
Dalam pelarut lain :

pKa dan pH
larutan
Titik lebur
Informasi lain :

Stabilitas :

Inkompatibilitas :
Penanganan :
Toksisitas :
Saran :
penyimpanan
VI. Perhitungan
(uraikan perhitungan masing-masing bahan yang digunakan)
250
a. Vitamin C (250 mg) ¿15 =0,25 g
1000
b. Asam sitrat (15%) ¿ 10 × 4=0,6 g
¿ 100 × 4=0,4 g
c. Asam tartrat (10%)0,24
d. Sukrosa (0,24%) ¿ 100 × 4=0,0096
25 g
e. Natrium bikarbonat100(25%) =
210 × 4=1 g
f. Aerosil (210 mg) ¿ 100
=0,21 g
g. Laktosa (100%) ¿ 4−1000
( 0,25+ 0,6+0,4 +0,0096+1+0,21 )=1,5404 g

VII Cara Kerja


(uraikan langkah kerja pada tiap tahapan)
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Timbang semua bahan sesuai bobot perhitungan bahan
3. Asam sitrat dan asam tartrat digerus, kemudian diayak dengan pengayak No. 16.
Kemudian dimasukkan kedalam oven ±50ºc selama 30 menit (campuran 1).
4. Masukkan sebagian laktosa sehingga menutupi pori-pori lumping, tambahkan
vitamin C dan aerosol, lalu masukkan kembali laktosa dan masukkan sukrosa
sedikit demi sedikit. Aduk hingga homogen dengan ayakan No. 16 (campuran 2).
5. Natrium bikarbonat digerus dan diayak menggunakan ayakan No. 16.
6. Kemudian setelah campuran kering. Lalu campuran 1,2 dan 3 diaduk hingga
homogeny. Kemudian ayak dengan ayakan No. 40 sehingga menjadi serbuk
effervesen.
VIII Pengemasan
(brosur, etiket, wadah)
I. Pengemasan
1. Brosur
Serbuk
VITAMIN C
Komposisi
Vit C 250 Mg
Asamsitrat 15%
Sucralosa 0,24
Asamtartrat 10%
Natriumbikarbonat 25%
Dikalsium fosfatanhidrat add 100%
Aerosol 210 mg
Indikasi
Mengencangkan dan mencerahkan kulit
Kontraindikasi
Kontraindikasi pada pasien batu ginjal
Perhatian
Penggunaan vitamin c harus berhati hati pada kondisi
gangguan ginjal atau memiliki riwayat batu ginjal
Efek samping
mengkonsumsi vitamin c yang berlebih akan menyebabkan
produksi asam lambung meningkat dan akan menimbulkan
masalah pencernaan seperti iritasi lambung, diare, dan juga
penyakit gangtritis.
Dosis dan pemakaian
Dosis aman untuk suplemen vitamin c adalah kurang dari
1000mg/hari
Golongan
Bisa diperoleh tanpa resep dokter
SIMPANLAH DITEMPAT SEJUK DAN KERING
WADAH TERTUTUP RAPAT
HINDARI SINAR MATAHARI
Diproduksioleh: PT. Kim Farma
Makassar-Indonesia
2. Etiket

ApotekMitra
Jl. Goa ria Blok G No.15 Tlp(0221)7852637
APT: LULA FRISKA, S.Farm., Apt.
SIPA: 446/240.1.14/SIPA/DKK/XI/2016
No.25 Tgl:31 Maret 2021

Nama : Putri

AturanpakaiSehari 2x2
SebelumMakan/SesudahMakan

3. Wadah

Referensi
IX
REKAMAN PRODUKSI

Tanggal Pengesahan:
NAMA PRODUK : Nomor Reg:
Nomor Bets:

Tabel Formula
Produksi : ....................................................................................

Isi bersih :
Tgl Formula Tgl Produksi: Dibuat oleh : Disetujui oleh :

Kode bahan Nama bahan Fungsi Jumlah/dosis Jumlah/batch

Alur Produksi
Taha Bahan Ala Paramet Hasi
p t er l
1. Asam sitrat Oven, Ayakan No. 16 Campuran 1
dan asam lumpang dan
tartrat alu
2. Laktosa, Lumpang dan Ayakan No. 16 Campuran 2
vitamin C, alu
sukralosa
3. Natrium Lumpang dan Ayakan No. 16 Campuran 3
bikarbonat alu
4. Asam sitrat, Lumpang dan Ayakan No. 40 Serbuk
asam tartrat, alu effervesen
laktosa,
vitamin C,
sukralosa dan
natrium
bikarbonat
Format Hasil Evaluasi
Nama Jenis Alat Bahan Kriteria Hasil
produk/No evaluasi
reg/No
batch

Anda mungkin juga menyukai