Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM PENGEMASAN

Identifikasi Kemasan Produk Makanan dan Minuman

Oleh:
Fadhilah Nurdiana 240210180083

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
2021
ABSTRAK
Pengemasan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk melindungi
bahan pangan dari kerusakan-kerusakan, baik fisika, kimia, biologis, maupun
mekanis sehingga dapat sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik dan
menarik. Bahan kemasan yang digunakan berbeda-beda seperti plasti, kertas,
gelas/kaca, logam, dan komposit. Setiap bahan kemasan tentunya memiliki
karakteristik yang berbeda-beda juga. Selain dari bahannya, kemasan dapat
diklasifikasikan berdasarkan frekuensi pemakaian, struktur kemasan (kontak
kemasan dengan produk), sifat kekakuan bahan kemasan, sifat perlindungan
terhadap lingkungannya, dan tingkat kesiapan pakai (perakitan). Tujuan dari
praktikum ini yaitu mengidentifikasi berbagai jenis kemasan plastik, kertas,
gelas/kaca, logam, dan komposit dari berbagai produk meliputi sifat fisiknya,
label kemasan, open shelf-life dating, hingga functional properties. Produk yang
diidentifikasi kemasannya adalah Aqua, Indomie, Sereal Koko Crunch, Teh Kotak
Sosro, You C1000, Kratingdaeng, Roma Wafello, Larutan Cap Kaki Tiga,
Pringles, dan Susu Ultramilk Full Cream. Hasil praktikum menujukkan bahwa
setiap kemasan memiliki karakteristik, kelebihan, dan kekurangan yang berbeda-
beda tergantung dari jenis kemasannya dan penggunaannya.
Kata kunci: functional properties, label kemasan, open shelf-life dating,
pengemasan, sifat fisik.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, pangan merupakan salah satu kebutuhan
primer manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi, produk pangan pun
mengalami perkembangan, antara lain dari segi teknik pengolahan, pengawetan,
pengemasan dan distribusinya. Kebanyakan produk pangan yang ada di pasaran
telah dikemas sedemikian rupa sehingga mempermudah konsumen untuk
mengenali serta membawanya. Secara umum, kemasan pangan merupakan bahan
yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan baik yang
bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan pangan (Juwita, 2012).
Menurut Sutardi dan Tranggono (1990), selain untuk mewadahi atau
membungkus pangan, kemasan pangan juga mempunyai berbagai fungsi lain,
diantaranya untuk menjaga pangan tetap bersih serta mencegah terjadinya
kontaminasi mikroorganisme; menjaga produk dari kerusakan fisik; menjaga
produk dari kerusakan kimiawi; mempermudah pengangkutan dan distrisbusi;
mempermudah penyimpanan; memberikan informasi mengenai produk pangan
dan instruksi lain pada label; menyeragamkan volume atau berat produk dan
membuat tampilan produk lebih menarik sekaligus menjadi media promosi.
Pada saat ini, jenis-jenis kemasan yang sering digunakan tidak terlalu
berbeda dengan jenis-jenis kemasan pada masa lampau. Namun perkembangan
pengemasan memang dirasakan cukup pesat dan kegunaannya semakin terasa dan
diperlukan. Bentuk kemasan mengalami perkembangan sesuai dengan
perkembangan produk-produk hasil olahan yang bervariasi (Herudiyanto, 2008).
Menurut Juwita (2012) jenis bahan pengemasan yang paling umum
digunakan untuk pengemasan bahan pangan dapat dibedakan berdasarkan
bahannya, yaitu: kemasan kaca/gelas, kemasan logam, kemasan plastik, kemasan
kertas dan kemasan logam. Pemilihan jenis kemasan yang akan digunakan sangat
tergantung pada karakteristik dan jenis bahan pangan yang akan dikemas (Julianti
dan Nurminah, 2006).
Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa macam (Winarno,
1994):
1. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian:
a. Kemasan sekali pakai (disposable)
b. Kemasan berulang kali (multi trip)
c. Kemasan yang tidak dibuang atau dikembalikan
2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur kemasan (kontak produk dengan
kemasan):
a. Kemasan primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi atau
membungkus produk
b. Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kelompok kemasan lainnya
c. Kemasan terssier atau kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi
kemasan setelah primer, sekunder dan tersier (untuk kuartener).
Umumnya digunakan sebagai pelindung selama transportasi
3. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan:
a. Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan tanpa
retak atau patah. Umumnya berbahan tipis
b. Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas keras, kaku, tidak tahan
lenturan, patah bila dibengkokkan dan relatif tebal
c. Kemasan semi kaku atau semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang
bersifat antara fleksibel dan kaku
4. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap
lingkungannya:
a. Kemasan hermetis (tahan uap dan gas), yaitu bahan kemas yang tidak
dapat dilalui gas atau uap air, bakteri, ragi, kapang dan debu. Kemasan
fleksibel tidak selalu hermetis
b. Kemasan tahan cahaya, yaitu kemasan yang tidak transparan. Kemasan
ini baik untuk produk mengandung lemak, vitamin tinggi dan makanan
fermentasi
c. Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk produk yang perlu
proses pemanasan, sterilisasi, dan pasteurisasi
5. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai (perakitan):
a. Wadah siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap diisi deengan bentuk
yang sempurna sejak keluar dari pabrik kemasan
b. Wadah siap dirakit atau wadah lipatan, yaitu bahan kemas yang masih
perlu tahap perakitan sebelum pengisian. Keuntungan kemasan ini yaitu
hemat ruang dan bebas dibentuk
c. Kemasan edipleks, yaitu kemasan yang dapat langsung dimakan. Bahan
kemasan berasal dari pati
Menurut Syarif dan Irawati dalam Octavia (2011) membagi kemasan
menjadi beberapa golongan sebagai berikut:
a. Gelas, mudah pecah, transparan (sehingga tidak cocok untuk produk yang
tidak tahan pada sinar ultraviolet)
b. Metal, biasanya dibuat dari alumunium. Kemasan dari logam mempunyai
kekuatan yang tinggisehingga cocok untuk mengemas produk-produk yang
memutuhkan kemasan yang muat, misalkan untuk produk yang
membutuhkan tekanan udata yang cukup sebagai mekanisme pendorongan
keluarnya produk dari kaleng kemasan
c. Kertas, kemasan ini tidak tahan terhadap kelembaban dan air. Sehingga
bahan kemasan kertas tidak cocok untuk mengemas produk-produk yang
memiliki kadar air tinggi atau dalam keadaan cair
d. Plastik, kemasan ini dapat berbentuk film, kantung, wadah, dan bentuk
lainnya seperti botol, stoples dan kotak. Penggunaan plastik sebagai
kemasan semakin luas dikarenakan ongkos produk relatif murah dan dapat
mudah dibentuk dan dimodifikasi
Menurut Kotler dan Amstrong (2001) sudah menjadi kebiasaan lama, fungsi
utama pembungkus adalah untuk memuat dan melindungi produk. Saat ini,
banyak faktor yang membuat kemasan menjadi alat pemasaran yang penting.
Persaingan meningkat dan berlimpah ruahnya produk di rak toko eceran
mengharuskan kemasan menampilkan berbagai tugas pemasaran yaitu, mulai dari
menarik perhatian, menjelaskan produk, hingga membuat penjualan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu mengidentifikasi berbagai jenis
kemasan plastik, kertas, kaca, logam, dan komposit meliputi sifat fisiknya, label
kemasan, open shelf-life dating, hingga functional properties.
BAB II
METODELOGI
2.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah berbagai
jenis kemasan yang ada dipasaran mulai dari kemasan jenis plastik, kertas, kaca,
logam, hingga komposit, yaitu:
- Aqua botol
- Indomie
- Kotak sereal koko krunch
- Kotak teh sosro
- You C1000
- Kratingdaeng
- Roma Wafello
- Larutan Cap Kaki Tiga
- Pringles
- Ultramilk

2.2 Prosedur
- Kemasan masing-masing produk diamati
- Diidentifikasi karakteristiknya, label kemasan, open shelf life dating, dan
functional properties dari masing-masing kemasan
- Catat ditabel pengamatan
- Cermati apakah kemasan tersebut sudah sesuai dengan produknya
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktikum yang dilakukan kali ini adalah mengenai identifikasi berbagai
jenis kemasan. Kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau
tempat yang dikemas dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan
tujuannya. Adanya kemasan yang dapat membantu mencegah atau mengurangi
kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta
gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran. Selain itu, kemasan juga
berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Pemilihan pengemasan
pangan secara tepat diperlukan untuk dapat mempertahankan nilai gizi dan
memperpanjang umur simpannya.
Beberapa faktor yang penting diperhatikan dalam pengemasan pangan
adalah sifat pangan tersebut, keadaan lingkungan, dan sifat bahan pengemas. Sifat
pangan antara lain adalah adanya kecendrungan untuk mengeras dalam kadar air
dan suhu yang berbeda-beda, daya tahan terhadap cahaya, oksigen dan
mikroorganisme. Menurut Winarno dan Jennie (1982), bahan pengemas harus
tahan serangan hama atau binatang pengerat dan bagian dalam yang berhubungan
langsung dengan bahan pangan harus tidak berbau, tidak mempunyai rasa serta
tidak beracun.

3.1 Kemasan Plastik


Kemasan plastik dibuat dan disusun melalui proses yang disebabkan
polimerisasi dengan menggunakan bahan mentah monomer, yang tersusun
sambung-menyambung menjadi satu dalam bentuk polimer. Plastik mempunyai
peranan besar dalam kehidupan sehari-hari, biasanya digunakan sebagai bahan
pengemas makanan dan minuman karena sifatnya yang kuat, ringan dan praktis.
Menurut definisi dari Agustina (2014), plastik sebagai material polimer atau
bahan pengemas yang dapat dicetak menjadi bentuk yang diinginkan dan
mengeras setelah didinginkan atau pelarutnya diuapkan. Jenis produk yang
digunakan untuk diidentifikasi kemasannya adalah aqua dan indomie. Berikut
hasil pengamatan kemasan pada kedua produk disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kemasan Plastik
No Deskripsi Sifat Fisik Label Open Shelf Functional Dokumentasi
Dating Properties
1 Kemasan Aqua  Memiliki Nama produk Baik Kemasan
tergolong ke dalam ukuran digunakan primer
jenis PET. Kemasan volume 1,5 sebelum karena
langsung LǾ Bahan yang (Best before) bersentuhan
bersentuhan dengan =±8cm;P= digunakan langsung
produk. Kemasan ±32,5cm dengan
harus disimpan pada Isi bersih produk
tempat yang bersih,
sejuk, dan tidak  Berbentuk
berbau menyengat. botol Nama dan
Kemasan tidak dapat alamat
digunakan secara  Jernih produsen
berulang, namun
dapat didaur ulang. Petunjuk
 Didesain
membentuk penyimpanan
lengkungan
menyerupai Halal MUI
gunung

Kode produksi
 Bertekstur
halus
Keterangan
kadaluarsa
 Relatif kaku (best before)

 Tahan Nomor izin


terhadap air edar BPOM

 Tidak tahan
terhadap
benturan
(penyok)

 Tidak tahan
terhadap
panas

 Dapat
menyerap
bau dari luar
2 Kemasan indomie  Berukuran 16 Nama produk Baik Kemasan
termasuk ke dalam cm x 12 cm x digunakan primer
kemasan primer. 3,5 cm sebelum (\) karena
Kemasan ini terdiri dengan Cara penyajian bersentuhan
dari 2 lapisan jenis bentuk langsung
plastik yang berbeda horizontal. Komposisi dengan
yitu plastik PP dan produk
OPP. Plastik OPP
berfungsi sbg bagian  Merupakan Informasi nilai
yang akan dicetak. kemasan gizi
sekali pakai.

Halal MUI
 Berwarna
dominan
merah, hitam, Tanggal
dan putih kadaluarsa

 Tahan Kode produksi


terhadap air
 Bertekstur Kode BPOM
licin dan RI
halus
Berat bersih

Nama dan
alamat
produsen

Layanan
konsumen

Baik
digunakan
sebelum
(best before)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)
Berdasarkan hasil pengamatan, kemasan aqua terbuat dari plastik PET. PET
merupakan jenis plastik yang kuat dan memiliki sifat penghalang air sehingga
ideal untuk dijadikan kemasan air mineral. Kemasan ini termasuk ke dalam jenis
kemasan primer karena langsung bersentuhan dengan produk. Kemasan harus
disimpan pada tempat yang bersih, sejuk, dan tidak berbau menyengat. Kemasan
ini juga tidak dapat dipakai berulang kali, tetapi dapat di daur ulang. Karena bila
terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat atau panas
bisa mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut meleleh dan keluarnya zat
karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker dalam jangka panjang. Zat
karsinogenik yang dimaksud adalah antimoni trioksida yang digunakan sebagai
katalis dalam proses pembuatan polietilen tereftalat dari asam tereftalat dan etilen
glikol (Safitri, 2012).
Kemasan ini memiliki ukuran volume 1,5 liter dengan diameter ±8 cm dan
tinggi ±32,5 cm. Berbentuk botol dengan design kemasan membentuk lengkungan
menyerupai gunung. Sifat fisik lainnya yaitu jernih atau tembus pandang,
bertekstur halus, relatif kaku, tahan terhadap air, tidak tahan terhadap benturan
atau mudah penyok, tidak tahan terhadap panas, dan dapat menyerap bau dari luar.
Pada label kemasan terdapat nama produk, bahan yang digunakan, isi bersih,
nama dan alamat produsen, petunjuk penyimpanan, logo halal MUI, kode
produksi, keterangan kadaluarsa (best before), dan nomor izin edar BPOM.
Menurut UU RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, hal yang wajib disampaikan
dalam kemasan pangan adalah nama produk, bahan baku yang digunakan, nama
dan alamat produsen dan importer produk, berat bersih, keterangan halal, dan
kadaluarsa. Hal ini menunjukkan bahwa kemasan aqua telah memenuhi syarat
pelabelan sesuai dengan UU RI No.7 Tahun 1996.
Kemasan selanjutnya yang diidentifikasi adalah kemasan indomie. Kemasan
indomie termasuk ke dalam jenis kemasan primer karena langsung bersentuhan
dengan produk. Kemasan ini terdiri dari 2 lapisan jenis plastik, yaitu plastik PP
dan OPP. Plastik OPP digunakan sebagai bagian yang dicetak atau bagian luar
karena memiliki sifat tahan terhadap air. Menurut Sampurno (2006), Plastik OPP
memiliki sifat barrier/penghalang yang sangat baik terhadap uap air, sangat
transparan, harga lebih murah dari film lain, dan memiliki ketahanan terhadap
suhu yang cukup baik. Untuk plastik PP, sifatnya ringan, memiliki ketahanan
yang baik terhadap lemak, daya tembus uap rendah, dan stabil terhadap suhu
tinggi (Suyanti, 2008).
Kemasan ini berukuran 16 cm x 12 cm x 3,5 cm dengan bentuk horizontal,
merupakan kemasan sekali pakai, bertekstur licin dan halus, serta tahan terhadap
air. Pada label kemasan terdapat nama produk, cara penyajian, komposisi,
informasi nilai gizi, halal MUI, tangal kadaluarsa (best before), kode produksi,
izin edar BPOM RI, berat bersih, nama dan alamat produsen, serta layanan
konsumen. Label pada kemasan indomie sudah memenuhi syarat sesuai dengan
UU No.7 Tahun 1996.
Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan yaitu sifatnya kuat tapi
ringan, inert, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat seal) serta dapat diberi
warna. Sifat permeabilitas plastik terhadap uap air dan udara menyebabkan plastik
mampu berperan memodifikasi ruang kemas selama penyimpanan (Winarno,
1994). Tetapi plastik memiliki kekurangan yaitu plastik dibuat dari bahan-bahan
yang sulit di daur ulang, karena tidak dapat membusuk secara alami
(biodegradasi), plastik dapat merusak lingkungan dan plastik dapat bersifat asap
beracun karena leleh pada suhu tinggi (Whyman, 2006).

3.2 Kemasan Kertas


Kemasan kertas dibuat dari bahan-bahan berserat (kadar selulosa tinggi)
dengan atau tanpa bleaching, dengan atau tanpa diberi filler, dan perlakuan akhir.
Menurut Herudiyanto (2008), terdapat dua jenis kertas yang utama digunakan,
yaitu kertas kasar dan halus. Kertas digunakan untuk mengemas bahan pangan
disebabkan oleh alasan alasan kemudahan pemakaian dan pembelian label (tulisan
periklanan). Jenis produk yang digunakan untuk diidentifikasi kemasannya adalah
sereal (Koko Krunch) dan teh celup (Sosro). Berikut hasil pengamatan disajikan
pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kemasan Kertas
No Deskripsi Sifat Fisik Label Open Shelf Functional Dokumentasi
Dating Properties
1 Kotak sereal Koko  Berbentuk  Nama Kode Kemasan
Krunch termasuk balok produk produksi sekunder
jenis kemasan berupa kode karena tidak
sekunder. Kotak ini batch bersentuhan
berbahan dasar  Berwarna  Pihak 10300233AB langsung
kertas duplex dengan dasar coklat, produksi Baik dengan
tekstur kasar di kemudian digunakan produk
bagian dalam dan terdapat sebelum
warna  Izin edar
halus mengkilap di BPOM MD (Best
bagian luar. Desain keemasan before) : 15-
kemasan dicetak dan hijau 11-2021
pada bagian luar,  Halal MUI
terdapat logo produk  Memiliki
dan informasi ukuran 15,7  Komposisi
lainnya. cm x 5 cm x
22,5 cm.
 Berat
bersih

 Open self
life dating

 Asal usul
bahan baku
(gandum)

 Informasi
nilai gizi

 Tahap
produksi

 Saran
Penyajian

 CPW
(Cereal
Partners
Worldwide)

 Daur ulang

 QR Code
BPOM
No Deskripsi Sifat Fisik Label Open Shelf Functional Dokumentasi
Dating Properties
2 Kemasan kotak teh  Memiliki  Nama Baik Kemasan
celup Sosro ukuran 11,9 produk digunakan sekunder
merupakan kemasan cm x 8,5 cm sebelum karena tidak
sekunder. Kemasan x 6,5 cm. (best before) bersentuhan
ini memiliki tekstur  Bahan baku langsung
yang halus dan licin (teh hitam) dengan
dan tidak tahan  Berbentuk produk
terhadap air dan balok
 Nama dan
minyak alamat
 Memiliki produsen
perpaduan
warna coklat,
merah dan  Open shelf
kuning di life dating
bagian luar (kode
dan warna produksi dan
putih di masa
bagian dalam kadaluarsa)
kemasan
 Saran
 Bertekstur penyajian
licin dan
halus  Berat bersih

 Tidak tahan  MD BPOM


terhadap air RI

 Komposisi

 Halal MUI
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)
Berdasarkan hasil pengamatan, kemasan sereal (Koko Crunch) termasuk
jenis kemasan sekunder karena tidak langsung bersentuhan dengan produk.
Kemasan ini berbahan dasar kertas duplex dengan tekstur kasar di bagian dalam
dan halus mengkilap di bagian luar. Kertas duplex merupakan salah satu jenis
karton yang memiliki 2 sisi berbeda, yaitu satu sisi putih dan sisi lain berwarna
abu-abu. Kertas duplex umumnya diapakai sebagai box packaging contohnya
pada kotak sereal. Kertas duplex biasanya dicetak hanya 1 sisi yaitu dibagian sisi
yang berwarna putih. Gramasi yang umum dipakai adalah 250gr, 310gr, 350gr,
dan 400gr.
Alasan penggunaan kertas karton karena bahan ini sudah lazim digunakan
sebagai pengemas. Bahan ini digunakan karena alasan harga bahan yang relatif
tidak mahal, mudah didapat, juga mudah untuk diproses dan diproduksi. Setelah
penggunaannya, bahan tersebut mudah untuk didaur ulang. Teknik pencetakan
sederhana pun dapat dengan mudah dilakukan pada bahan ini (Pratiwi, 2014).
Design kemasan dicetak pada bagian luar serta terdapat logo produk dan
informasi lainnya. Kemasan ini berbentuk balok dengan warna dasar coklat muda
kemudian terdapat warna keemasan dan hijau. Ukuran dari kemasan ini yaitu 15,7
cm x 5 cm x 22,5 cm. Ukuran kemasan yang cukup besar ini, memungkina para
designer grafis kemasan sangat leluasa untuk menentukan tata letak komponen-
komponen designnya (Sampurno, 2008). Pada label kemasan terdapat nama
produk, pihak produksi, izin edar BPOM MD, logo halal MUI, komposisi, berat
bersih, tanggal kadaluarsa (best before), kode produksi, asal usul bahan baku
(gandum), informasi nilai gizi, tahap produksi, saran penyajian, CPW (Cereal
Partner Worldwide), daur ulang, dan QR Code BPOM. Izin Edar BPOM MD
adalah perizinan berupa izin edar untuk produk pangan yang diproduksi oleh
industri Dalam Negeri yang lebih besar dari skala rumah tangga, atau industri
yang menghasilkan produk pangan yang wajib wajib memiliki Izin Edar BPOM
MD. 
Kemasan selanjutnya yang diidentifikasi adalah kemasan teh celup (Sosro).
Kemasan kotak tek celup termasuk ke dalam jenis kemasan sekunder karena tidak
langsung bersentuhan dengan produk. Fungsi dari kemasan sekunder adalah
melindugi kemasan primer dan produk dari kontaminasi. Kemasan ini memiliki
tekstur yang halus, licin, serta tidak tahan terhadap air dan minyak.
Kemasan ini berbentuk balok dengan ukuran 11,9 cm x 8,5 cm x 6,5 cm.
Kemasan ini memiliki perpaduan warna coklat, merah dan kuning di bagian luar
dan warna putih di bagian dalam kemasan. Pada label kemasan terdapat nama
produk, bahan baku (teh hitam), nama dan alamat produsen, kode produksi,
tanggal kadaluarsa (best before), saran penyajian, berat bersih, izin edar BPOM
RI, komposisi, dan logo halal MUI. Label kemasan sereal koko krunch dan teh
celup sosro juga telah memenuhi persyaratan UU No. 7 Tahun 1996 tentang
Pangan.

3.3 Kemasan Gelas/Kaca


Kemasan gelas dibuat dengan mencampur pasir dengan soda abu, kapur atau
campuran alkali lainnya. Sebagai bahan kemasan, gelas mempunyai kelebihan dan
kelemahan. Kelebihan kemasan gelas yaitu kedap terhadap air, gas , bau-bauan
dan mikroorganisme, inert dan tidak dapat bereaksi atau bermigrasi ke dalam
bahan pangan, kecepatan pengisian hampir sama dengan kemasan kaleng, sesuai
untuk produk yang mengalami pemanasan dan penutupan secara hermetis, dapat
didaur ulang, dapat ditutup kembali setelah dibuka, transparan sehingga isinya
dapat diperlihatkan dan dapat dihias, dapat dibentuk menjadi berbagai bentuk dan
warna, memberikan nilai tambah bagi produk, rigid (kaku), kuat dan dapat
ditumpuk tanpa mengalami kerusakan.
Namun kemasan ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti, berat
sehingga biaya transportasi mahal, resistensi terhadap pecah dan mempunyai
thermal shock yang rendah, dimensinya bervariasi dan berpotensi menimbulkan
bahaya yaitu dari pecahan kaca. Jenis produk yang akan diidentifikasi
kemasannya adalah You C1000 dan kratingdaeng. Hasil pengamatan disajikan
pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Kemasan Gelas/Kaca
No Deskripsi Sifat Fisik Label Open Shelf Functional Dokumentasi
Dating Properties
1 Kemasan You  Berbentuk botol  Nama produk Baik Kemasan
C1000 ini termasuk kaca dengan digunakan primer
ke dalam kemasan tinggi 12.5 cm sebelum karena
primer. Berbahan Komposisi (Best bersentuhan
dasar kaca dengan before) langsung
tebal sekitar 0.2 cm  Ketebalan kaca
Kegunaan dengan
dan dilengkapi oleh sekitar 0.2 cm produk
tutup botol berbahan
dasar besi. Info  Berwarna bening Nama dan
tentang produk dan dilengkapi alamat
dicetak ke dalam oleh tutup produsen
stiker yang berwarna putih
ditempelkan pada yang bertulisan Halal MUI
dinding botol. merk.

Kode produksi

Tanggal
kadarluwarsa

Nomor BPOM

Informasi nilai
gizi

Saran
penyajian
2 Kemasan  Berbentuk botol  Nama produk Baik Kemasan
Kratingdaeng kaca dengan  Komposisi digunakan primer
termasuk ke dalam tinggi 13.6 cm  Kegunaan sebelum karena
kemasan primer.  Nama dan (Best bersentuhan
Berbahan dasar kaca alamat before) langsung
dengan tebal sekitar  Ketebalan kaca dengan
sekitar 0.3 cm produsen
0.2 cm dan  Halal MUI produk
dilengkapi oleh  Kode
tutup botol berbahan  Berwarna gelap produksi
dasar besi. Info dan dilengkapi  Tanggal
tentang produk oleh tutup kadarluwarsa
dicetak ke dalam berwarna abu  Nomor
stiker yang keputihan yang BPOM
ditempelkan pada  Informasi
dinding botol. nilai gizi
bertulisan merk.
 Saran
penyajian
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)
Berdasarkan hasil pengamatan, kemasan You C1000 termasuk ke dalam
jenis kemasan primer karena langsung bersentuhan dengan produk. Bahan dasar
kemasan ini tentunya kaca dengan tebal sekitar 0,2 cm. kemasan ini dilengkapi
dengan tutup botol berbahan dasar besi. Info tentang produk dicetak ke dalam
sticker dan ditempelkan pada dinding botol. Kemasan ini berbentuk botol kaca
dengan tinggi 12,5 cm dan berwarna bening. Pada label kemasan terdapat nama
produk, komposisi, kegunaan, nama dan alamat produsen, logo halal MUI, kode
produksi, tanggal kadaluarsa (best before), nomor izin edar BPOM, informasi
nilai gizi, dan saran penyajian.
Produk selanjutnya yang diidentifikasi kemasannya adalah kratingdaeng.
Sama dengan sebelumnya, kemasan ini termasuk ke dalam jenis kemasan primer
karena langsung bersentuhan dengan produk. Kemasan ini berbahan dasar kaca
dengan tebal sekitar 0,2 cm dan dilengkapi dengan tutup botol berbahan dasar
besi. Informasi produk dicetak ke dalam sticker dan ditempelkan pada dinding
botol. Kemasan ini berbentuk botol kaca dengan tinggi 13,6 cm. Pada label
kemasan terdapat nama produk, komposisi, kegunaan, nama dan alamat produsen,
logo halal MUI, kode produksi, tanggal kadaluarsa (best before), nomor izin edar
BPOM, informasi nilai gizi, dan saran penyajian.
Kemasan kaca dimaksudkan untuk menjaga isinya dari oksigen dan
kelembaban sehingga produk selalu dalam kondisi yang baik. Ini adalah salah satu
alasan utama mengapa kaca banyak digunakan sebagai kemasan dari produk.
Kaca juga merupakan produk yang berkelanjutan yang berarti dapat di daur ulang
tanpa batas waktu dan tidak ada kerugian dalam kuantitas (Shivsharan, 2014).
Label kemasan You C1000 dan Kratingdaeng juga telah memenuhi persyaratan
UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan.

3.4 Kemasan Logam


Kemasan logam (kaleng) merupakan suatu wadah yang dibuat dari baja dan
dilapisi timah putih (Sn) tipis. Kemasan kaleng sebagai wadah utama banyak
digunakan di berbagai industri makanan maupun non makanan. Kemasan kaleng
memiliki kelebihan kelebihan dibandingkan dengan bahan kemasan lain.
Kekuatan mekanik yang tinggi, tahan tehadap perubahan-perubahan lingkungan,
barrier yang baik terhadap gas, uap air, debu, jasad renik, kotoran dan memiliki
permukaan yang ideal untuk desain bentuk dan labeling. Selain itu kemasan
kaleng cocok untuk kemasan hermetic dan toksisitasnya relative rendah meskipun
ada kemungkinan migrasi unsur logam ke bahan yang dikemas dan tahan terhadap
perubahan-perubahan atau keadaan suhu yang ekstrim. Produk yang diidentifikasi
kemasannya adalah roma wafello dan minuman larutan penyegar cap kaki tiga.
Hasil pengamatan disajikan pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil Pengamatan Kemasan Logam
No Deskripsi Sifat Fisik Label Open Shelf Functional Dokumentasi
Dating Properties
1 Kemasan Roma  Memiliki  Na Baik Kemasan
Wafello tergolong ukuran diameter ma produk digunakan primer
ke dalam jenis ±15cm dan  Kom sebelum karena
kaleng logam. tinggi ±16cm posisi (Best bersentuhan
Kemasan tidak  Berbentuk  Infor before) langsung
langsung silinder masi nilai dengan
bersentuhan dengan  Berwarna dasar gizi produk
produk. Kemasan coklat, dengan  Bera
biasa digunakan sentuhan warna t bersih
untuk membungkus bendera italia  Nam
produk pangan serta gambar a dan
dalam jumlah yang produk alamat
cukup banyak.  Bertekstur keras produsen
Kemasan dapat dan halus  Hala
didaur ulang.  Tahan terhadap l MUI
air  Kod
 Tahan terhadap e produksi
benturan  Kete
 Tahan terhadap rangan
panas kadaluarsa
(best
before)
 Nom
or izin edar
BPOM
 Nom
or SNI
2 Jenis kemasan  Berbentuk  Nama produk Baik Kemasan
larutan cap kaki tiga silinder dengan digunakan primer
adalah kemasan ukuran sebelum karena
logam/kaleng. diameter 6,5  Halal MUI (Best bersentuhan
Kemasan ini cm dan tinggi before) langsung
merupakan kemasan 11 cm.  Nomor izin dengan
primer. edar POM produk
 Berwarna TR
dominan putih
dan kuning.  Komposisi

 Teksturnya  Khasiat dan


halus dan licin. kegunaan

 Bahan kemasan  Cara


mudah penyok
No Deskripsi Sifat Fisik Label Open Shelf Functional Dokumentasi
Dating Properties

pemakaian

 Berat bersih

 Customer
care

 Aturan
penyimpanan
 Kode
produksi
 Tanggal
kadaluarsa
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)
Berdasarkan hasil pengamatan, kemasan roma wafello tergolong ke dalam
jenis kemasan sekunder karena tidak langsung bersentuhan dengan produk.
Kemasan ini biasa digunakan untuk membungkus produk pangan dalam jumlah
yang cukup banyak. Selain itu kemasan ini juga dapat di daur ulang. Kemasan ini
memiliki ukuran diameter ±15 cm dan tinggi ±16 cm, berbentuk silinder,
berwarna dasar coklat dengan sentuhan warna bendera italia serta gambar produk,
bertekstur keras dan halus, tahan terhadap air, tahap terhadap benturan, dan tahap
terhadap panas. Pada label kemasan terdapat nama produk, komposisi, informasi
nilai gizi, berat bersih, nama dan alamat produsen, logo halal MUI, kode produksi,
tanggal kadaluarsa (best before), nomor izin edar BPOM, dan nomor SNI.
Produk selanjutnya yang diidentifikasi kemasannya adalah larutan cap kaki
tiga. Kemasan ini termasuk ke dalam kemasan primer karena langsung
bersentuhan dengan produk. Berbentuk silinder dengan ukuran diameter 6,5 cm
dan tinggi 11 cm, berwarna dominan putih dan kuning dengan logo produk,
teksturnya halus dan licin, serta mudah penyok. Pada label kemasan terdapat nama
produk, logo halal MUI, nomor izin edar POM TR, komposisi, khasiat, cara
pemakaian, berat bersih, customer care, aturan penyimpanan, kode produksi, dan
tanggal kadaluarsa (best before). POM TR merupakan nomor registrasi untuk obat
tradisional.
Sertifikasi halal diperlukan untuk memberi kepastian kehalalan suatu
produk sehingga menentramkan batin konsumen (Wibowo, 2008). Sertifikat ini
juga mempengaruhi distribusi produk (Royan, 2011). Label kemasan roma
wafello dan larutan cap kaki tiga juga telah memenuhi persyaratan UU No. 7
Tahun 1996 tentang Pangan.

3.5 Kemasan Komposit


Kemasan komposit merupakan material yang dibentuk dari dua atau lebih
material dasar yang mempunyai sifat lebih baik dari material pembentuknya yang
terdiri dari gabungan beberapa jenis bahan kemasan. Berdasarkan definisi,
komposit atau materi komposit merupakan suatu materi yang tersusun atas lebih
dari dua elemen penyusunnya. Komposit bersifat heterogen dalam skala
makroskopik. Bahan penyusun komposit tersebut masingmasing memiliki sifat
yang berbeda, dan ketika digabungkan dalam komposisi tertentu terbentuk sifat-
sifat baru yang disesuaikan dengan keinginan (Krevelen, 1994). Produk yang akan
diidentifikasi kemasannya adalah pringles dan Ultramilk Full Cream 1 Liter. Hasil
pengamatan disajikan pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Pengamatan Kemasan Komoposit
No Deskripsi Sifat Fisik Label Open Shelf Functional Dokumentasi
Dating Properties
1 Jenis kemasan pringles Berbentuk silinder  Nama Tanggal Kemasan
yang digunakan adalah dengan ukuran Produk Kadaluarsa primer
kemasan komposit diameter 7 cm dan (Expired karena
yang merupakan tinggi 10 cm. Date ) : 01- bersentuhan
campuran dari kertas Berwarna  Halal MUI 12-2021 langsung
dan logam. Kemasan dominan merah. dengan
ini merupakan Teksturnya agak  Nomor produk
kemasan primer halus. Bahan izin edar
mudah penyok. BPOM
ML

 Komposisi

 Informasi
nilai gizi

 Berat
bersih

 Cosutumer
care

 Kode
produksi

 Tanggal
kadaluarsa
(Expired
Date)
2 Kemasan Ultramilk Berukuran sekitar Nama produk Baik Kemasan
masuk ke dalam 19-20 cm, dengan digunakan primer
kategori kemasan warna kemasan sebelum karena
primer karena dominan biru Isi bersih (Best bersentuhan
bersentuhan langsung muda dengan before) langsung
dengan produk. gambar kartun Tanggal dengan
Digunakan langsung sapi dan tahan kadaluarsa produk
bersentuhan dengan terhadap air.
susu cair karena
kemasannya adalah Informasi
campuran dari kertas nilai gizi
dan logam.
Saran
penyajian

Komposisi

Social media

Nomor
layanan
konsumen

Produsen
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)
Berdasarkan hasil pengamatan, kemasan pringles termasuk jenis kemasan
komposit. Kertas komposit merupakan kertas yang diolah bersama-sama dengan
bahan baku lain seperti plastik dan logam yang bertujuan memperbaiki daya
rapuh, daya kaku dan kekuatan bahan. Kemasan ini termasuk ke dalam kemasan
primer karena langsung bersentuhan dengan produk. Kemasan ini berbentuk
silinder dengan ukuran diameter cm dan tinggi 10 cm. Kemasan ini dominan
berwarna merah, dengan tekstur cukup halus, dan bahan mudah penyok.
Kemasan Pringles memiliki bentuk seperti kaleng atau biasa disebut
komposit can. Kemasan ini menyebabkan kripik Pringles tidak mudah hancur
meski tanpa adanya penambahan gas dalam kemasan dikarenakan kemasan telah
memiliki bentuk yang kuat dan kokoh. Namun kemasan komposit memiliki
kekurangan yang cukup mengkhawatirkan yaitu harganya yang mahal. Harga
mahal ini dikarenakan sulitnya dalam pembuatan kemasan komposit yang
memerlukan penggabungan antara 2 atau lebih bahan kemasan. Sehingga untuk
memiliki harga jual yang rendah kemasan komposit tidak disarankan. Pada label
produk terdapat nama produk, logo halal MUI, nomor izin edar BPOM ML,
komposisi, informasi gizi, berat bersih, customer care, kode produksi, dan tanggal
kadaluarsa (best before).
ML merupakan singkatan dari “Makanan Luar. Izin edar BPOM ML
dikeluarkan BPOM untuk industri makanan besar dan berasal dari luar negeri atau
impor. Selain jaminan keamanan makanan yang akan kita konsumsi, izin edar
BPOM ML juga menandakan bahwa makanan tersebut telah secara legal dan
resmi masuk ke Indonesia.
Produk selanjutnya yang diidentifikasi adalah Ultramilk. Kemasan ini
masuk ke dalam kategori kemasan primer karena bersentuhan langsung dengan
produk. Digunakan langsung bersentuhan dengan susu cair karena kemasannya
adalah campuran dari kertas dan logam. Kemasan ini berukuran 19-20 cm dengan
warna kemasan dominan biru muda dengan gambar kartun sapi dan tahan
terhadap air. Pada label produk terdapat nama produk, isi bersih, tanggal
kadaluarsa (best before), informasi nilai gizi, saran penyajian, komposisi, social
media, nomor layanan konsumen, dan produsen.
Kemasan menjadi suatu alat yang berfungsi sebagai “silent salesman” di
rak-rak toko dan merpupakan sarana komunikasi sebuah produk (Junita, 2008).
Hal ini dilakukan pada kemasan Ultramilk yang menggunakan visualisasi
sehingga dapat memberikan informasi melalui warna dan ilustrasinya.

BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum identifikasi kemasan kali ini yaitu:
1. Terdapat berbagai macam kemasan yang telah berkembang.
2. Kemasan plastik, kertas, kaca, logam, dan komposit memiliki karakteristik
yang berbeda.
3. Kemasan yang digunakan pada masing-masing produk sudah sesuai
dengan karakteristik produknya dan juga dapat menghindari terpapar
kontaminasi dari luar.
4. Label dari masing-masing kemasan rata-rata sudah sesuai dengan UU No.
Tahun 1996 tentang Pangan

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Serly Putri. 2014. Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Pati
Dari Umbi Gadung. Jurusan Teknik Kimia. Politeknik Negeri Sriwijaya.
Herudiyanto, M.S., 2008. Teknologi pengemasan pangan. Bandung: Widya
Padjadjaran.
Julianti, E. and Nurminah, M., 2006. Teknologi Pengemasan. Buku Ajar. Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Junita, Imelda. 2008. Green Packaging sebagai Strategi Ramah Lingkungan dalam
memberikan Dampak Positif pada Bidang Logistik dan Pemasaran: Suatu
Kajian Manajemen. FE Universitas Kristen Maranatha. Bandung.
Juwita, C. 2012. Kajian Karakteristik Edible film Berbasis Pati Ganyong (Canna
edulis Kerr) yang Ditambah Plasticizer Sorbitol. Skripsi
media.unpad.ac.id/thesis/240210/2008/240210080125_c_9740.pdf (diakses
tanggal 30 Maret 2021)
Kotler, P. and Armstrong, G., 2001. Principles of marketings.
Krevelen, D.V., 1994. Properties of Polymers, Their Correlation with Chemical
Structure, Their Numerical Estimated and Prediction From Additional
Group Contribution.
Octavia, Rini. (2011). Tinjauan Pelaksanaan Packaging Produk PT. Biofarma
(Persero) Bandong. Laporan Skripsi. STIE Ekuitas. Bandung
Pratiwi, 2014. Potensi Pembuatan Produk Kemasan Ramah Lingkungan Studi
Kasus Kota Bandung. Jurnal Universitas Pembandunan Jaya.
Royan, F. M. 2011. Strategi Mendirikan Perusahaan Distributor Baru. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Safitri., Anisa.A. 2012. Studi Pembuatan Fruit Leather Mangga- Rosella dalam
kemasan. Skripsi Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Hasanuddin:
tidak dipublikasikan.
Sampurno B. 2008. Flexible Packaging Laminates. Meerkats Flexipack. Jakarta.
Sampurno. S. dkk. 2007. Prosedur Analisa Bahan Makan dan Pertanian.
Yogyakarta.
Shivsharan. 2014. Packaging of Cosmetics. Journal of Pharmaceutical and
Scientific Innovation.
Suyanti. 2008. Membuat Mie Sehat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tranggono dan Sutardi. (1990). Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Gajah
Mada University Press. Yogyakarta.
Whyman, Kathryn. 2006. Seri Life Skill Lingkungan Hidup Plastik Dan
Lingkungan. Bandung: Pakar Raya.
Wibowo, S. 2008. Petunjuk Mendirikan Usaha Kecil. Penebar Swadaya. Jakarta.
Winarno. 1982. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Utama.
Winarno. 1994. Sterilisasi Komersial Produk-produk Pangan. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai