Makalah Hukum Bisnis Kel 1
Makalah Hukum Bisnis Kel 1
Oleh Kelompok 1
2020/2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul konsep hukum bisnis ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Desy
Handayani, M.H pada Hukum Bisnis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang konsep hukum bisnis bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Desy Handayani, M.H selaku dosen hukum
bisnis yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini. saya juga menyadari bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan ................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Hukum dan Bisnis ..................................................... 3
B. Prinsip- Prinsip Hukum Bisnis ................................................. 7
C. Sumber Hukum Bisnis ............................................................. 9
D. Hubungan Ekonomi dan Hukum ............................................. 10
E. Tujuan Bisnis Dalam Islam ...................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ....................................................................... 14
B. SARAN .................................................................................... 14
C. PENUTUP ................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam hukum bisnis terdapat berbagai prinsip yang harus di jalankan agar
hukum bisnis tersebut dapat berjalan dengan baik dan benar. Salah satunya prinsip
kejujuran dimana itu sangat penting ketika ingin menjalankan usaha. Banyak juga
terdapat sumber hukum bisnis yang wajib diketahui.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Mengetahui definisi hukum dan hukum bisnis.
2. Mengetahui prinsip prinsip hukum bisnis.
3. Mengetahui sumber hukum bisnis.
4. Mengetahui hubungan ekonomi dan hukum.
5. Mengetahui tujuan bisnis dalam islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Abdul Manan menjelaskan hukum adalah suatu rangkaian peraturan yang
menguasai tingkah laku atau perbuatan tertentu dari manusia dalam hidup
bermasyarakat. Hukum itu sendiri mempunyai ciri yang tetap yakni hukum
merupakan suatu organ peraturan-peraturan abstrak, hukum untuk mengatur
kepentingan-kepentingan manusia, siapa saja yang melanggar hukum akan
dikenakan sanksi sesuai dengan apa yang telah ditentukan.
d. Achmad Ali Achmad Ali menjelaskan bahwa hukum adalah seperangkat kaidah
atau aturan baik tertulis maupun tidak tertulis, yang tersusun dalam satu sistem
yang menentukan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh
manusia sebagai warga masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, yang
bersumber baik dari masyarakat sendiri maupun dari sumber lain, yang diakui
keberlakuannya oleh otoritas tertinggi (negara) dalam masyarakat itu serta benar-
benar diberlakukan secara nyata oleh warga masyarakat (sebagai suatu
keseluruhan, meskipun mungkin dilanggar oleh warga tertentu secara individual)
dalam kehidupannya, dan jika dilanggar akan memberikan kewenangan bagi
otoritas tertenti untuk menjatuhkan sanksi yang bersifat eksternal bagi
pelanggarnya.
e. Mochtar Kusumaatmadja
Mochtar Kusumaatmadja memberikan pengertian hukum sebagai suatu perangkat
kaidah dan asas-asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat,
mencakup lembaga dan proses yang diperlukan untuk mewujudkan hukum itu
dalam kenyataan.
4
Istilah hukum bisnis sebagai terjemahan dari istilah "bussiness law" sangat banyak
dipakai dewasa ini di kalangan akademisi maupun di kalangan praktisi. Istilah hukum
bisnis akhir-akhir ini lebih populer daripada istilah istilah lain yang ada, misalnya istilah
hukum dagang dan hukum perusahaan.
Istilah hukum dagang muncul karena adanya Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD) atau yang dalam bahasa Belanda disebut dengan Wetboek van
Koophandel (WvK). KUHD merupakan lex specialis (hukum khusus) dari KUH Perdata,
yang lahir dari adanya hukum perikatan (hukum perjanjian) dalam KUH Perdata tersebut.
Namun demikian, hukum dagang tidak hanya membicarakan masalah jual beli (dagang)
saja, tetapi juga hal lain yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan
badan usaha yang melakukan jual beli tersebut.
Sekarang istilah Hukum Dagang cenderung mulai ditinggalkan oleh para pakar
(sarjana) karena dalam KUHD istilah pedagang dan perdagangan sudah dicabut sejak
tanggal 17 Juli 1938 dengan Staatblad 1938 nomor 276 dengan diubahnya Pasal 3 sampai
dengan Pasal 5 KUHD. Dalam Pasal 3 sampai dengan Pasal 5 KUHD yang sekarang
hanya ada istilah pengusaha dan perusahaan. Oleh karena itu, para sarjana banyak yang
memakai istilah Hukum Perusahaan.
Untuk memahami makna hukum dagang, berikut dikutip berbagai pengertian
Hukum Dagang yang dikemukakan oleh para ahli hukum sebagai berikut:
a. Achmad Ihsan
Achmad Ihsan mengemukakan hukum dagang adalah hukum yang mengatur soal-
soal perdagangan, yaitu soal-soal yang timbul karena tingkah laku manusia dalam
perdagangan.
b. H.M.M Purwosutjipto
H.M.M Purwosutjipto mengemukakan bahwa hukum dagang adalah hukum
perikatan yang timbul khusus dari lapangan perusahaan.
Hukum bisnis lahir karena adanya istilah bisnis. Oleh karena itu, secara luas
kegiatan bisnis diartikan sebagian kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan
usaha (perusahaan) secara teratur dan terus-menerus, yaitu berupa kegiatan mengadakan
5
barang-barang atau jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk diperjualbelikan atau disewakan
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Dengan demikian, kegiatan usaha dalam bidang bisnis ini dapat dibedakan dalam
tiga bidang berikut ini:
a) Usaha dalam arti kegiatan perdagangan (commerce) Usaha dalam arti kegiatan
perdagangan yaitu keseluruhan kegiatan jual beli yang dilakukan oleh orang-orang
atau badan-badan, baik di dalam maupun di luar negeri ataupun antarnegara untuk
tujuan memperoleh keuntungan. Contoh kegiatan ini adalah menjadi dealer, agen,
grosir, toko, dan lain sebagainya.
b) Usaha dalam arti kegiatan industry
Usaha dalam arti kegiatan industri yaitu kegiatan memproduksi atau
menghasilkan barang atau jasa yang nilainya lebih berguna dari asalnya.
Contohnya untuk kegiatan ini adalah industri pertanian, perkebunan,
pertambangan, pabrik semen, pakaian, dan sebagainya.
c) Usaha dalam arti kegiatan melaksanakan jasa-jasa (service)
Usaha dalam arti kegiatan melaksanakan jasa-jasa (service) yaitu kegiatan yang
melaksanakan atau menyediakan jasa-jasa yang dilakukan baik oleh perorangan
maupun suatu badan. Contoh untuk kegiatan ini adalah melakukan kegiatan jasa
perhotelan, konsultan, asuransi, pariwisata, pengacara, akuntan, dan sebagainya.
Menurut Munir Fuady, yang dimaksud dengan hukum bisnis adalah suatu
perangkat kaidah hukum yang mengatur tentang cara-cara pelaksanaan urusan atau
kegiatan dagang, indutri atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau
pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para enterpreneur dalam
risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif (dari enterpreneur tersebut adalah
untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Menurut Zaeni Asyhadie, hukum bisnis adalah
serangkaian peraturan yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan
urusan urusan perusahaan dalam menjalankan roda perekonomian.
6
B. Prinsip Prinsip Hukum Bisnis
Penerapan prinsip etika bisnis dalam sebuah tindakan adalah suatu keharusan
untuk dipegang teguh oleh semua aspek yang terikat dengan perusahaan. Prinsip etika
bisnis mencakup segala aspek lebih umum, namun penerapannya harus tepat sasaran
karena sebagai pondasi dalam membangun sebuah perusahaan. Berbeda dengan etika
profesi akuntansi yang cukup khusus menangani seputar masalah keuangan, namun
prinsip etika bisnis menjadi lebih sulit karena melibatkan lebih banyak elemen.
a) Prinsip kejujuran
Prinsip kejujuran harus menjadi dasar penting bagi segala bidang bisnis. Bagi
sebagian pebisnis, baik pengusaha modern maupun pengusaha konvensional
menyatakan bahwa kejujuran merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam
bisnis. Secara umum, bisnis yang berjalan tanpa mengadopsi prinsip kejujuran
tidak akan bisa bertahan lama. Bagi pengusaha, kejujuran terkait dengan kualitas
dan harga barang yang ditawarkan kepada konsumen. Contoh penerapan prinsip
kejujuran dapat dilihat kegiatan menjual produk berkualitas tinggi dengan harga
yang wajar dan masuk akal.
Kejujuran memiliki dampak besar pada proses menjalankan bisnis karena ketika
pengusaha tidak jujur, maka akan menjadi awal kemunduran dan kehancuran
bisnis. Apalagi untuk bisnis di era digital seperti sekarang ini, tingkat
persaingannya sangat tinggi menuntut prinsip kejujuran sebagai prinsip etika
bisnis yang harus dipegang teguh untuk mempertahankan loyalitas konsumen.
b) Prinsip integritas moral
Prinsip integritas moral yang diterapkan dengan baik sangat berguna untuk
menjaga nama baik perusahaan. Selain itu, prinsip ini akan kepercayaan
7
konsumen terhadap. Penerapan prinsip integritas moral harus dilakukan oleh
semua pihak, baik pemilik bisnis, karyawan, dan manajemen perusahaan.
c) Prinsip kesetiaan
Prinsip kesetiaan selalu berkaitan dengan proses menjalankan sebuah bisnis yang
dilakukan oleh pekerja, baik manajemen, atasan, dan bawahannya. Prinsip
kesetiaan dapat diterapkan dengan cara kerja dan keseriusan dalam menjalankan
bisnis yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
d) Prinsip otonomi
Prinsip otonomi terkait dengan sikap dan kemampuan seorang individu dalam
mengambil keputusan dan tindakan yang benar. Dengan kata lain, pelaku bisnis
harus bisa membuat keputusan yang baik dan benar. Selain itu, pebisnis harus
hati-hati dalam memperhitungkan keputusan. Prinsip otonomi juga harus
diterapkan dalam mengambil sebuah keputusan dan tindakan yang sesuai serta
meninggalkan yang dianggap bertentangan dengan nilai atau norma moral
tertentu. Prinsip ekonomi menjadi prinsip etika bisnis yang sangat berguna untuk
mengurangi risiko yang dapat terjadi pada perusahaan.
e) Prinsip keadilan
Prinsip keadilan merujuk untuk semua pihak yang terlibat dalam bisnis yang
memiliki hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama sesuai dengan aturan yang
berlaku. Dengan prinsip etika bisnis ini, semua pihak yang terlibat harus
berkontribusi pada keberhasilan bisnis yang dilakukan, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Prinsip keadilan mendorong semua pihak agar dapat
terlibat dalam bisnis, baik hubungan internal maupun hubungan eksternal. Setiap
pihak akan menerima perlakuan yang sama sesuai dengan haknya masing-masing.
f) Prinsip saling menguntungkan
Prinsip saling menguntungkan berarti bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan harus
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Prinsip saling menguntungkan
bukan prinsip bersyarat seperti semua pihak tidak merasa rugi. Prinsip saling
menguntungkan membutuhkan hak untuk manfaat dari kegiatan bisnis seperti
mengakomodasi sifat dan tujuan bisnis.
8
C. Sumber Hukum Bisnis
Sebelum masuk ke sumber hukum bisnis, perlu dipahami bahwa terdapat 2 (dua)
sumber hukum yang berlaku di Indonesia yaitu sumber hukum materiil dan sumber
hukum formil. Sumber hukum materiil yaitu hukum yang dilihat dari segi isinya dan
berasal dari faktor-faktor yang menentukan isi hukum yakni kondisi sosial-ekonomi,
agama, dan tata hukum negara lain. Sedangkan sumber hukum formil merupakan sumber
hukum yang berkaitan dengan prosedur atau cara pembentukannya dan secara langsung
dapat digunakan untuk menciptakan hukum. Sumber hukum formil antara lain terdiri atas
peraturan perundang-undangan seperti UUD 1945, undang-undang, peraturan
pemerintah, keputusan presiden, serta peraturan daerah; traktat yakni perjanjian antar
negara yang dibuat dalam bentuk tertentu; doktrin dari ahli hukum; dan yurisprudensi
yaitu putusan hakim.
Kedua sumber hukum di atas merupakan dasar terbentuknya hukum bisnis atau
hukum yang digunakan dalam menjalankan bisnis. Sebagai contoh, sumber hukum bisnis
secara formil dari segi undang-undang antara lain:
a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang mengatur tentang
hubungan, baik hubungan atas kebendaan maupun antara perorangan dan badan
hukum. Dalam KUHPerdata, terdapat aturan mengenai jual beli, sewa menyewa,
pinjam meminjam (termasuk kredit), dan sebagainya.
b. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang antara lain mengatur tentang
tindak pidana dalam bisnis, seperti penipuan.
c. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) yang mengatur persoalan
perdagangan secara khusus yang belum diatur dalam KUHPerdata seperti bentuk
badan usaha meliputi CV dan firma.
d. Peraturan lainnya di luar KUHPerdata, KUHP, dan KUHD, misalnya undang-
undang yang mengatur tentang perseroan terbatas yang diatur dalam Undang-
Undang Perseroan Terbatas atau undang-undang yang mengatur tentang investasi
yakni Undang-Undang Penanaman Modal.
9
Hukum bisnis juga berasal dari perjanjian yang dibuat oleh para pihak yang
melakukan transaksi. Pasal 1338 KUHPerdata memberlakukan asas kebebasan
berkontrak di mana para pihak dapat menentukan sendiri aturan yang terdapat pada
perjanjian yang mereka sepakati dan perjanjian tersebut akan berlaku secara sah sebagai
“Undang-Undang” yang mengikat para pihak. Sedangkan sumber hukum bisnis menurut
Munir Fuady, meliputi Perundang-undangan, perjanjian, traktat, yurisprudensi, kebiasaan,
dan doktrin ahli hukum. Adapaun Sumber Hukum Materil Sumber hukum materil adalah
tempat dari mana materi hukum itu diambil, merupakan faktor yang mempengaruhi
terbentuknya hukum. Adapun sumber hukum materil bisa seperti hubungan sosial,
kekuatan politik, situasi sosial ekonomi, keadaan geografis, tradisi dan penelitian ilmiah.
Sumber Hukum Formil adalah tempat dari mana suatu peraturan memperoleh kekuatan
hukum, atau tempat dimana hukum dapat ditemukan, berkaitan dengan bentuk atau cara
yang menyebabkan peraturan hukum formal berlaku. Adapun sumber hukum materil bisa
seperti Undang-Undang, Kebiasaan masyarakat adat, Traktat/Perjanjian Internasional
(perjanjian yang diadakan antara 2 negara atau lebih, traktat hanya berlaku setelah
diratifikasi oleh presiden melalui DPR), Yurisprudensi (putusan hakim terdahulu yang
telah in kracht dandi ikuti oleh hakim kemudian mengenai masalah yang sama)
danDoktrin (pendapat para ahli hukum).
10
Indonesia mengakibatkan proses sosial tidak berjalan dengan baik. Dan mengakibatkan
usaha tidak sehat bagi pengembangan usaha dan ekonomi. Khusus mengenai ekonomi,
pada saat ini dapat dikatakan tidak ada lagi kegiatan ekonomi yang tidak berkaitan
dengan hukum. Sebaliknya tidak ada lagi kegiatan hukum yang tidak beraspek ekonomi.
Dengan demikian pemahaman kedua ilmu itu secara menyeluruh sudah menjadi
kebutuhan bersama. Dengan kata lain, seseorang yang mempelajari hukum seharusnya
mempelajari ekonomi juga, demikian juga sebaliknya.
Ekonomi ini merupakan suatu wadah atau bentuk organisasi masyarakat yang
memiliki tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatan kesejahteraan
masyarakat. Kehidupan ekonomi mensyaratkan adanya tertib social yang di dalamnya
terdapat kegiatan ekonomi. Disisi lain, ekonomi memiliki pengaruh sendiri terhadap
hukum. Pengaruh ini dalam bentuk pertimbangan-pertimbangan untung-rugi yang
berpengaruh pada kerja hukum. Karena tidak semua orang patuh terhadap hukum atas
dasar hukum memang harus di taati. Masyarakat pun bisa mentaati hukum karena tujuan-
tujuan lain untuk memperoleh keuntungan ekonomis. Sebaliknya, jika tidak melihat
keuntungan eknomis, maka akan rugi dan tidak mentaati hukum yang ada.
Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia tidak lah merata, di karenakan tidak di
jiwai aspek kemanusiaan dan aspek yang menyeluruh. Terbukti bahwa hasil positif dari
perkembangan yang pesat ini hanya berarti untuk para pelaku ekonomi beskala besar ata
di sebut golongan atas. Sedangkan golongan bawah, mereka justru dirugikan karena tidak
dapat menikmati hasil-hasil pembangunan ekonomi.
Ada 2 model dalam strategi pembangunan ekonomi, yaitu: model ekonomi
berencana dan model ekonomi pasar. Model ekonomi berencana, menekankan tujuan dan
menyandarkan kekuatan pada hukum, maka akan di lihat sebagai suatu transformasi dari
kegiatan ekonomi. Negara sebagai pendukung utama dalam rencana. Di sini hukum
sebagai penterjemah tujuan ke bentuk norma-norma dan sebagai acuan yang di cita-
citakan. Sedangkan ekonomi pasar tidak digerakkan dari pusat kekuasaan, akan tetaoi ke
mekanisme pasar, seperti permintaan dan penawaran.di sini hukum dipandang sebagai
ramalan, pandangan, dan jaminan kepastian hukum demi lancarnya suatu usaha. Dan juga
sebagai media kreatif bagi pelaku usaha atau sebagai jaminan pelindung agar merasa
aman dalam bertransaksi.
11
E. Tujuan bisnis dalam islam
Bisnis dalam Islam bertujuan untuk mencapai empat hal utama:
a. Target hasil
Profit-materi dan benefit-nonmateri, artinya bahwa bisnis tidak hanya untuk
mencari profit (qimah madiyah atau nilai materi) setinggi-tingginya, tetapi juga
harus dapat memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat)
nonmateri kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan),
seperti terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainya.
Benefit, yang dimaksudkan tidaklah semata memberikan manfaat kebendaan,
tetapi juga dapat bersifat nonmateri. Islam memandang bahwa tujuan suatu amal
perbuatan tidak hanya berorientasi pada qimah madiyah. Masih ada tiga orientasi
lainnya, yakni qimah insaniyah, qimah khuluqiyah, dan qimah ruhiyah. Dengan
qimah insaniyah, berarti pengelola berusaha memberikan manfaat yang bersifat
kemanusiaan melalui kesempatan kerja, bantuan sosial (sedekah), dan bantuan
lainnya. Qimah khuluqiyah, mengandung pengertian bahwa nilai-nilai akhlak
mulian menjadi suatu kemestian yang harus muncul dalam setiap aktivitas bisnis
sehingga tercipta hubungan persaudaraan yang Islami, bukan sekedar hubungan
fungsional atau profesional. Sementara itu qimah ruhiyah berarti aktivitas
dijadikan sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
b. Pertumbuhan
Jika profit materi dan profit non materi telah diraih, perusahaan harus berupaya
menjaga pertumbuhan agar selalu meningkat. Upaya peningkatan ini juga harus
selalu dalam koridor syariah, bukan menghalalkan segala cara.
c. Keberlangsungan
Target yang telah dicapai dengan pertumbuhan setiap tahunnya harus dijaga
keberlangsungannya agar perusahaan dapat exis dalam kurun waktu yang lama.
d. Keberkahan
Semua tujuan yang telah tercapai tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada
keberkahan di dalamnya. Maka bisnis Islam menempatkan berkah sebagai tujuan
inti, karena ia merupakan bentuk dari diterimanya segala aktivitas manusia.
12
Keberkahan ini menjadi bukti bahwa bisnis yang dilakukan oleh pengusaha
muslim telah mendapat ridla dari Allah Swt., dan bernilai ibadah.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hukum adalah kehendak ciptaan manusia berupa norma norma yang berisikan
petunjuk-petunjuktingkah laku tentang apa yang boleh dilakukan, yang dilarang, dan
dianjurkan untuk dilakukan. Oleh karena itu, hukum mengandung nilai nilai keadilan,
kegunaan atau kemanfaatan dan kepastian hukum dalam masyarakat tempat hukum
diciptakan.
Prinsip hukum bisnis ada yaitu prinsip kejujuran, Prinsip integritas moral, prinsip
kesetian, prinsip otonomi, prinsip keadilan dan prinsip saling menguntungkan.
Sumber hukum bisnis, perlu dipahami bahwa terdapat 2 (dua) sumber hukum
yang berlaku di Indonesia yaitu sumber hukum materiil dan sumber hukum formil.
Hubungan antara hukum dan ekonomi sangatlah erat dan bersifat timbal balik.
Kedua-duanya saling mempengaruhi bekerjanya satu sama lain. Hukum sebagai
pengontrol perkembangan ekonomi dengan peraturannya, sedangkan ekonomi sebagai
bekerjanya hukum itu sendiri.
B. SARAN
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh Mahasiswa
khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan dan menggali
terus pengetahuan tentang Hukum-hukum Bisnis. Demikian yang dapat kami sampaikan,
demi penyempurnaan makalah ini Kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif.
C. PENUTUP
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.harmony.co.id/blog/prinsip-etika-bisnis-penjelasan-dan-penerapannya-
dalam-bisnis
https://libera.id/blogs/hukum-bisnis/
http://bnpds.wordpress.com/2008/04/07/aspek-hukum-dalam-ekonomi-dan-bisnis/
http://alimuchtarsuryono.blogspot.com/2012/06/peran-hukum-dalam-pembangunan-
ekonomi.html
http://pelatihbisnis.blogspot.com/2012/07/tujuan-bisnis-dalam-islam.html?m=1
15