Anda di halaman 1dari 17

1.

1 Deskripsi Proyek
Jalan Tol Duri Utara – Dumai merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS)
yang direncanakan akan membentang dari utara Pulau Sumatera sampai selatan
menyambungkan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam sampai provinsi Lampung. Ruas ini
adalah salah satu ruas yang terletak di Provinsi Riau dan akan menghubungkan Pekanbaru
dengan Kandis dan Dumai. Pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Ruas Pekanbaru – Dumai
Seksi 6A terletak pada Bagan Besar – Duri, propinsi Riau. Luas tol ini memiliki panjang 24,65
km, kecepatan yang direncanakan 100km/jam, memiliki jumlah lajur 2x2 tahap awal dengan
lebar lajur 3,60 m untuk perlajurnya untuk lebar bahu bagian luar memiliki ukuran 3,00 m ,
lebar bahu bagian dalam 1,50 m dan lebar median 0,80 m. Pemilik proyek pembangunan ini
yaitu PT. Hutama Karya (Persero).

1.1.1 Data Proyek


Berikut adalah data kontrak Pembangunan Jalan Tol Duri Utara – Dumai yakni sebagai
berikut:
Nama Proyek : Pembangunan Jalan Tol Ruas Duri Utara -
Dumai
Pemberi Pekerjaan : PT. Hutama Karya (Persero)
Konsultan : PT. MULTI PHI BETA
Kontraktor : PT. Hutama Karya Infrastruktur
Tanggal Kontrak 6A : 4 Juni 2018
Tanggal SIK 6A : 5 Juli 2018
Nilai Kontrak 6A : 1.174.977.592.000,- (Inc PPN 10%)
Investasi Total : Rp. 16,210 Triliun
Nama Paket : Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra
Penanggung Jawab Proyek : PT. Hutama Karya (Persero) Divisi Jalan Tol
Skema Pendanaan : APBN dan BUMN
Lokasi Proyek : Pekanbaru, Riau
Tahun Anggaran : 2018/2019
Waktu Pelaksanaan : 372 hari kalender (dari mulai terbitnya SIK)
Panjang Lahan : 24,5 km
Lebar : 30 m
1.1.2 Data Teknis
Pembangunan jalan tol Pekdum Seksi 6 terdiri dari konstruksi tiang pancang
sepanjang 13,5 kilometer dan timbunan tanah sejauh 11,5 kilometer.

1.1.3 Data Lokasi


Berikut adalah lokasi Proyek Pembangunan Jalan Tol Duri Utara – Dumai sepanjang 24,5
km yang menghubungkan duri utara – dumai seperti pada gambar 1.1 :

Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek


1.1.4 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :


a. Divisi 1 - Umum
1. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
2. Mobilisasi
3. Pekerjaan dan Penanganan Aliran Air yang sudah ada
4. Penanganan Lingkungan Hidup
5. Manajemen Mutu
b. Divisi 2 – Pembersihan Tempat Kerja
1. Pembersihan Tempat Kerja
2. Pemotongan pohon, dia > 30 cm – 50 cm
3. Pemotongan pohon, dia > 50 cm – 70 cm
4. Pemotongan pohon, dia > 75 cm
c. Divisi 3 - Pembongkaran
1. Pembongkaran Struktur Beton
2. Pembongkaran Rambu Lalu Lintas
3. Pembongkaran Rumah
d. Divisi 4 – Pekerjaan Tanah
1. Galian Biasa untuk Timbunan
2. Galian Biasa untuk Dibuang
3. Common Borrow Material
4. Common Borrow Material (Quarry Pelintung)
5. Urugan Material Berbutir (Granular Backfill)
6. Geotekstil Filter untuk drainase bawah permukaan (Kelas 2)
7. Matras Beton 90x90x13 cm
8. Pemasangan Matras Beton 90x90x13 cm
9. Material Micropile 15x15/Cerucuk Beton Ukuran 15x15 cm
10. Pemancangan Micropile 15x15/Cerucuk Beton Ukuran 15x15 cm
11. Sambungan (Joint Socket) Tiang
e. Divisi 5 – Galian Struktur
1. Galian Struktur kedalaman > 0-2 m
2. Galian Struktur kedalaman > 2-4 m
3. Galian Struktur kedalaman > 4-6 m
4. Pasangan Batu Kosong (Blinding Stone)
f. Divisi 6 – Drainase
1. Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, dia. 60 cm, Tipe B
2. Pipa Gorong-gorong Beton Bertulang, dia. 100 cm, Tipe B
3. Saluran U,Tipe DS - 3A
4. Saluran U,Tipe DS – 8
5. Catch Basin , Tipe DC – 1
6. Outlet Drain, Tipe DO – 1
7. Bahan porous untuk penimbunan atau bahan penyaring (filter)
8. Pipa Berlubang Banyak (Perforated Pipe) untuk Drainase Bawah Permukaan Dia. 4
Inch
g. Divisi 7 – Penyiapan Badan Jalan
1. Persiapan Tanah Dasar
h. Divisi 8 – Lapisan Pondasi Aggregat
1. Lapisan Pondasi Agregat Kelas A
2. Lapisan Pondasi Agregat Kelas B
i. Divisi 9 – Perkerasan
1. Bitumen Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)
2. Bitumen Lapis Pengikat (Tack Coat)
3. Asphalt Concrete Base Course
4. Asphalt Concrete Binder Course
5. Asphalt Concrete Wearing Course
6. Aspal Keras
7. Perkerasan Beton
8. Perkerasan Beton , Double Wire Mesh
9. Perkerasan Beton , Single Wire Mesh
10. Lean Concrete (t=10 cm)
j. Divisi 10 – Struktur Beton
1. Beton Struktur Kelas B-1-1a (Lantai Beton Bertulang dari Gelagar Beton Pratekan
U/I)
2. Beton Struktur Kelas B-1-2 ( Diafragma dari Gelagar Beton Pratekan U/I )
3. Beton Struktur Kelas B-1-3 ( Kepala Pier Beton Bertulang )
4. Beton Struktur Kelas B-1-4a ( Kolom Beton Bertulang dari Pier tipe dinding)
5. Beton Struktur Kelas B-1-5 (Pelat beton Bertulang diatas Tiang Pancang)
6. Beton Struktur Kelas B-1 ( Concrete Barrier )
7. Beton Struktur Kelas B-1 (Kerb)
8. Beton Struktur Kelas C-1 (Abutment, Footing, Retaining Wall, Box Culvert, Plat
injak)
9. Beton Struktur Kelas C-2 (Gorong-gorong Kotak)
10. Beton Struktur Kelas C-4 (Plat Pracetak untuk Lantai Jembatan)
11. Beton Struktur Kelas D
12. Beton Struktur Kelas E
13. Batang Baja Tulangan Ulir BJTD – 40
14. Gelagar PC - I Bentang Nominal 15.10 m to 17.00 m H=1.40m, Penyediaan
15. Gelagar PC - I Bentang Nominal 15.10 m to 17.00 m H=1.40m, Pemasangan
16. Gelagar PC - I Bentang Nominal 30.00 m to 32.00 m H=1.70m, Penyediaan
17. Gelagar PC - I Bentang Nominal 30.00 m to 32.00 m H=1.70m, Pemasangan
18. Gelagar PC - I Bentang Nominal 39.00 m to 41.00 m H=2.10m , Penyediaan
19. Gelagar PC - I Bentang Nominal 39.00 m to 41.00 m H=2.10m , Pemasangan
20. Gelagar PC - I Bentang Nominal 44.00 m to 46.00 m H=2.10m , Penyediaan
21. Gelagar PC - I Bentang Nominal 44.00 m to 46.00 m H=2.10m , Pemasangan
22. Baja Prategang Tipe B (SWPR7B, T15.2)
23. Penyediaan Tiang Pancang Beton Bulat Pretensioned, dia 60 cm
24. Pemancangan Tiang Pancang Beton Bulat Pretensioned, dia 60 cm
25. Penyediaan dan Pemancangan Tiang Pancang Beton Bulat Pretensioned, dia 60 cm
26. Pengujian Pembebanan Dinamis untuk Tiang Pancang Beton Bulat Pretensioned,
dia 50-60 cm
27. Pegangan Tangga H = 1.5m
28. Sambungan Ekspansi Tipe C3 (Steel Finger Joint 220 mm)
29. Sambungan Ekspansi Tipe D1 (Rubberrized Bitumen Binder Tipe 40 cm)
30. Sambungan Ekspansi Tipe D1 (Rubberrized Bitumen Binder Tipe 30 cm)
31. Elastomerik Bearing Pad 460 x 550 x 75 (mov)
32. Elastomerik Bearing Pad 450 x 520 x 75 (mov)
33. Elastomerik Bearing Pad 460 x 550 x 49 (Fix)
34. Elastomerik Bearing Pad 450 x 520 x 49 (Fix)
35. Elastomerik Bearing Pad 300 x 350 x 36 (Fix)
36. Elastomerik Bearing Pad 450 x 500 x 60 (Mov)
37. Elastomerik Bearing Pad 300 x 350 x 36 (Fix)
38. Elastomerik Bearing Pad 450 x 500 x 60 (Fix)
39. Rubber Bearing Sheet 200x200x20
40. Rubber Bearing Sheet 200x25
41. Anchor Bar dengan Perlengkapannya
42. Pipa Drainase, dia. 20 cm, dengan perlengkapan sambungan dan penyangga
43. Pipa Drainase, dia. 15 cm, dengan perlengkapan sambungan dan penyangga
44. Deck Drain beserta asessorisnya, Tipe 1
45. Deck Drain beserta asessorisnya, Tipe 2
k. Divisi 11 – Pekerjaan Lain – Lain
1. Solid Sodding
2. Strip Sodding
3. Pasangan Batu Kali Tipe A
4. Pasangan Batu Kali Tipe B
5. Perlindungan Lereng dengan blok beton
6. Pasangan Batu dengan Mortar DS4
7. Pasangan Batu dengan Mortar DS5
8. Guardrail Kendaraan Tipe A
9. Bagian ujung Guardil
10. Chainlink Fence
11. Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe A – 1
12. Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe A – 2
13. Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe B – 1
14. Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe B – 2
15. Rambu Pengaturan dan Peringatan, Tipe C – 1
16. Rambu Petunjuk, Tipe A – 1
17. Rambu Petunjuk, Tipe A – 2
18. Rambu Petunjuk, Tipe A – 3
19. Rambu Petunjuk, Tipe A – 4
20. Rambu Petunjuk, Tipe B – 1
21. Rambu Petunjuk, Tipe B – 2
22. Rambu Petunjuk, Tipe C
23. Rambu Petunjuk, Tipe D
24. Marka Jalan Tipe A ( Penerapan Umum )
25. Marka Pengaduh (rumble strip)
26. Concrete Barrier, Tipe – A
27. Nyamplung (Calophylum Inophyllum)
28. Ketapang(Terminallia Cattapa)
29. Bungur (Largerslroemia Indica)
30. Bintaro (Cerbera Oddlam)
31. Waru Laut (Hibiscus Tillaceus)
32. Mahoni ( Swietania Mahagoni )
33. Akasia Daun Lebar
34. Biola Cnatik
35. Butterfly Buah
36. Dadap Merah (Erythrina Oristagal )
37. Kelapa Sawit (Elais Guineensis )
38. Trembesi (Samanea Saman)
39. Jati Mas
40. Patok Pengarah, Tipe A
41. Patok Pengarah, Tipe B
42. Patok Rumija, Tipe A
43. Patok Kilometer
44. Pagar RUMIJA, Tipe 1 ( Panel Beton )
45. Pagar RUMIJA, Tipe 2 ( Kawat Berduri )
46. Pagar RUMIJA, Tipe 3 ( BRC )
l. Divisi 12 – Pengalihan dan Perlindungan Utilitas yang ada
1. Provisional Sump untuk Pengalihan dan Perlindungan Utilitas Yang Ada
m. Divisi 13 – Pekerjaan Fasilitas Told an Gerbang Tol

2.1 Struktur Organisasi


Dalam Widiasanti (2013 : 30), Organisais dapat diartikan sebagaitindakan guna
mempersatukan dan mengatur sumber-sumber daya yang mencakup tenaga kerja serta material
yang terbentuk dalam kumpulan kegiatan amnusia yang memiliki tugas masing-masing, dan
saling berhubungan satu sama lain. Semakin banyak individu atau kelompok yang terlibat,
amak makin kompleks bentuk organisasi yang terbentuk.

Dalam Ervianto (2003 : 37), secara fungsional ada tiga pihak yang sangat berperan dalam
suatu proyek konstruksi, yaitu pemilik proyek, konsultan dan kontraktor. Faktor faktor yang
dipertimbangkan dalam pemilihan bentuk organisasi (pendekatan manajemen) dalam suatu
proyek konstruksi adalah jenis proyek, keadaan anggaran belanja, keadaan dan kemampuan
pemberi tugas yang bekaitan 13 dengan teknis dan administrasi dan sifat proyek. Pada
hakikatnya bentuk bentuk organisasi dapat dikelompokkan menjadi lima bentuk organisasinya
atau pendekatan manajemen, yaitu organisasi garis, organisai garis dan staf, organisasi
fungsional, organisasi matriks dan organisasi panitia.

Struktur organisasi suatu proyek sangat tergantung pada besar kecilnya kegiatan proyek
tersebut. Setiap perusahaan biasanya telah memiliki bentuk organisasi dari proyek-proyek yang
ditanganinya, dan bisaanya berdasarkan hasil evaluasi pada proyek tersebut, selalu diadakan
pengembangan untuk proyek berikutnya guna mengantisipasi segala permasalahan atau tugas
yang menjadi beban proyek tersebut (Imam Soeharto : 1995)

Berikut adalah struktur proyek pada pembangunan jalan tol Duri Utara – Dumai :
STRUKTUR ORGANISASI

PROJECT PLANNING PEMBANGUNAN JALAN TOL DURI UTARA - DUMAI

Tugas dan Tanggung Jawab Masing Masing Bagian dalam Proyek :

1. Project Manager

• Project Manager bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang sedang berlangsung.
Project Manager harus mampu mengelola dan mengendalikan seluruh kegiatan-
kegiatan proyek agar dapat berlangsung dengan baik, serta melakukan
pertanggungjawaban kepada atasan-atasan baik di kantor Divisi Operasi maupun di
kantor pusat. Mengendalikan pekerjaan operasional di bidang konstruksi dan
mengontrol kegiatan operasional proyek sesuai dengan biaya, mutu, waktu dan K3L
yang telah ditetapkan

• Melakukan site visit dan monitoring kegiatan proyek setiap hari, khususnya kegiatan –
kegiatan yang berada di jalur kritis
• Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan proyek mulai dari mobilisasi alat dan material,
penentuan metode kerja, pelaksanaan, serta dampak – dampak yang timbul akibat
pelaksanaan proyek.

• Memberikan instruksi dan pengarahan bila terjadi penyimpangan pelaksanaan terhadap


Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP)

• Mengusahakan pinjaman-pinjaman atau utang untuk memperlancar cashflow proyek

• Menganalisis kendala-kendala yang ada dan mengusahakan solusi untuk kendala


tersebut

• Membantu mencari peluang untuk terciptanya pekerjaan-pekerjaan tambah

• Mencari peluang untuk memenangkan proyek-proyek baru di daerah lokasi proyek

• Menjalin hubungan yang baik dan menjadi jembatan antara atasan dan staf- staf yang
terjun langsung ke lapangan

• Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak termasuk owner, konsultan, sub-


kontraktor, masyarakat,dll.

• Membantu menjaga motivasi dan semangat kerja bawahan agar tetap tinggi

• Menunjuk dan mengangkat panitia pengadaan barang / jasa

• Menetapkan besarnya uang muka yang menjadi hak calon penyedia barang/jasa

• Melaporkan kegiatan penyediaan barang/jasa kepada atasan di kantor cabang dan kantor
pusat

• Mengadaan pemeriksaan kas terhadap staf bagian keuangan

• Menyerahkan aset proyek pada saat Final Hand Over (FHO)

2. Quality Control
• Dalam pelaksanaan proyek, bagian pengendalian mutu proyek, pengendalian biaya dan
progress pekerjaan dapat dipercayakan pada satu orang.
• Kelebihannya adalah proses pengendalian dapat dilakukan secara terintegrasi dan lebih
mudah dalam koordinasi.
• Kekurangannya adalah beban kerja yang terlalu berat, terutama bila mendekati masa
pelaporan pekerjaan proyek dan penagihan termijn karena banyaknya laporan-laporan
yang harus dikerjakan.
• Membuat jadwal kerja mingguan beserta volume pekerjaan rencana
• Melakukan pemantauan kemajuan pekerjaan setiap harinya
• Membuat laporan-laporan kemajuan pekerjaan
• Bekerja sama dengan supervisor dalam melakukan survey lapangan untuk memastikan
mutu dan spesifikasi pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam dokumen kontrak
• Melakukan rekapitulasi progres pekerjaan mingguan dan melaporkannya dalam laporan
mutual check mingguan
• Membuat laporan termijn proyek untuk melakukan tagihan pembayaran kepada owner
• Membuat re-scheduling kegiatan proyek untuk mencapai target – target yang ditetapkan
• Membuat Kurva S, barchart dan network planning
• Memonitor kesesuaian pelaksanaan proyek dengan Kurva S, maupun barchart yang ada
• Melakukan update informasi proyek setiap hari
• Melaporkan hasil kegiatan pengendalian proyek kepada Project Manager
• Mengkoordinasikan SEM, SOM dan SAM untuk mencapai target kerja
3. PSMMK3L
• Pengendali Sistem Manajemen Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta
Lingkungan
• Dalam pelaksanaan proyek, faktor keamanan kerja merupakan hal yang sangat krusial
untuk diperhatikan. Terlebih lagi pada saat ini pemerintah telah mencanangkan sistem
K3L dalam setiap pelaksanaan proyek-proyek pembangunan.
• Sadar akan pentingnya hal ini, maka dibentuk bagian pengendalian K3L untuk
memantau pelaksanaan kegiatan proyek.
• Mempelajari dan memahami prosedur kerja yang disiapkan oleh bagian operasional
serta memperkirakan kemungkinan-kemungkinan bahaya yang dapat terjadi
• Membuat laporan yang berisi analisis potensi bahaya dan upaya preventif yang akan
dilakukan guna meminimalkan potensi kecelakaan kerja
• Melakukan survey harian untuk memastikan keamanan kegiatan proyek
• Menyiapkan rambu-rambu, pagar pengaman, tmahasiswa batas proyek, serta perangkat-
perangkat lain yang dibutuhkan untuk menjamin kemanan
• Menyediakan perlengkapan safety bagi pekerja – pekerja lapangan
• Memberikan bantuan P3K apabila terjadi kecelakaan
• Apabila terjadi kecelakaan, membawa korban ke rumah sakit yang ditunjuk bila
diperlukan
• Melakukan analisis terhadap kecelakaan yang terjadi dan melakukan penanganan atau
tindakan preventif agar kejadian serupa tidak terulang kembali
4. Site Engineering Manager (SEM)
• SEM membawahi beberapa staf yaitu staf bagian surveyor, quantity surveyor, draftman,
logistik, serta administrasi teknik.
• Menghitung volume pekerjaan yang akan dilakukan
• Melakukan perencanaan metode kerja dari suatu kegiatan dan melaporkannya kepada
Project Manager
• Menginstruksikan metode kerja yang dipakai dengan site operation manager
• Memperkirakan lama kerja yang dibutuhkan dan berkoordinasi dengan site operation
manager
• Memantau kualitas pekerjaan yang dilakukan
• Memantau kesesuaian pekerjaan yang dilakukan dengan shop drawing yang ada
• Mengkoordinasikan bawahan dan menjaga agar motivasi dan semangat kerja bawahan
tetap baik
• Memberikan instruksi-instruksi secara teknis untuk memecahkan masalah-masalah
yang ada di lapangan
• Berkoordinasi dengan konsultan perencana dan menterjemahkan informasi yang ada ke
dalam gambar teknik
5. Site Operation Manager (SOM)
• Seorang SOM bertugas untuk mengawasi jalannya pelaksanaan proyek.
• SOM membawahi kepala pelaksana, kemudian kepala pelaksana membawahi pelaksana
– pelaksana dan rekanan kerja / sub-kontraktor.
• Mengecek ulang kesesuaian volume pekerjaan rencana dengan kondisi lapangan
• Melakukan request of work untuk setiap kegiatan sebelum pekerjaan dimulai
• Menetapkan target-target kerja yang dapat dipenuhi (realistis)
• Menjamin setiap pekerjaan memenuhi kualitas dan spesifikasi yang disyaratkan
• Memotivasi para pekerja dan menjadi jembatan antara para pekerja dengan pihak
manajemen
• Melakukan rapat rutin dengan PM untuk melaporkan progress pekerjaan,kendala yang
dihadapi dan merencanakan pekerjaan berikutnya
• Melakukan request pembelian- pembelian barang operasional
• Mengatur jam kerja peralatan dan tenaga kerja lapangan
• Mengorganisasikan tenaga kerja dan alat berat agar mampu memenuhi target pekerjaan
• Menemukan inovasi-inovasi baru dalam metode pekerjaan agar pekerjaan yang
dilakukan semakin efektif, ekonomis, dan berkualitas
• Membantu PM menemukan peluang adanya pekerjaan tambah di lapangan
• Mencari alternatif-alternatif yang dapat memudahkan pelaksanaan pembangunan
6. Site Administration Manager (SAM)
• SAM membawahi Bagian Keuangan, Akuntansi, Kasir dan Bagian umum.
• Bagian Keuangan bertugas untuk membuat dan memantau laporan keuangan serta aliran
uang tunai, selain itu bagian keuangan juga bertugas untuk menerbitkan surat Standing
Instruction (SI).
• Surat SI adalah surat yang berisi permohonan dana beserta perincian rencana
penggunaannya kepada kantor pusat sebelum dana temijn dicairkan.
• Hal ini dilakukan karena dalam sistem manajemen perusahaan, pembayaran-
pembayaran termijn proyek dikirimkan (transfer) langsung ke rekening bank kantor
pusat, setelah itu kantor pusat akan menerima surat SI dan melakukan pencairan dana.
• Mencatat setiap pengeluaran – pengeluaran dan pendapatan proyek
• Membuat laporan – laporan keuangan
• Memerintahkan bagian kasir untuk membayar upah pegawai – pegawai
• Membuat perencanaan penggunaan uang tunai (cashflow)
• Menerima dan mencatat tagihan – tagihan dari rekanan kerja
• Melakukan pembayaran – pembayaran biaya operasional
• Melaporkan kepada PM status keuangan terkini
7. Logistik
• Mensurvei data jumlah alat dan bahan material yang dibutuhkan. Setelah itu, mencari
harga alat bahan material tersebut ke beberapa supplier atau toko material bangunan
sebagai data untuk memilih harga bahan terbaik dan memenuhi spesifikasi dan kualitas
yang telah ditetapkan.
• Melakukan pembelian alat dan bahan material ke supplier atau toko bahan bangunan.
• Menyiapkan dan mengelola tempat penyimpanan (gudang). Petugas Logistik
bertanggung jawab atas penyimpanan alat dan bahan material yang sudah didatangkan
ke area proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol dengan baik.
• Menganalisis dan bertanggung jawab atas Sistem Rantai Pasok yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pembangunan.
• Melakukan koordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik proyek terkait
dengan jumlah dan jadwal pendatangan bahan yang dibutuhkan pada masing-masing
item pekerjaan konstruksi.
8. Peralatan
• Mengkoordinasi penyelesaian berbagai tugas di lapangan
• Mengelola peralatan proyek seperti kendaraan dan alat berat sehingga dapat tersedia alat
dalam jumlah yang cukup pada saat dibutuhkan untuk melaksanakan suatu item
pekerjaan.
• Melakaukan perawatan, pengecekan dan pemeliharaan alat alat proyek sesuai jadwal
yang sudah ditetapkan sehingga alat dapat berfungsi dengan baik saat digunakan serta
pengurangan resiko kecelakaan akibat alat dalam kondisi tidak baik
• Mengoperasikan dan memoobilisasi alat sesuai dengan keperluan pelaksanaan
pekerjaan dilapangan.
• Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan peralatan setelah melewati
pengontrolan kuantitas dan kualitas alat oleh quantity kontrol dan quality control.
• Membuat dan mengisi buku haruan operasional alat serta membuat laporan harian,
mingguan dan bulanan pengunaan alat yang berisi nama alat yang digunkan, jumlah
alat, waktu penggunaan serta untuk pekerjaan apa alat tersebut digunkan.
• Melakukan pengamanan, perbaikan dan penyimpanan peralatan diproyel serta membuat
data inventaris peralatan yang ada di proyek.
• Melakukan pengecekan atau kalibrasi pada alat ukur seperti waterpass dan teodolit
secara berkala sesuai prosedur sehingga alat ukur yang digunkan benar benra akurat dan
dapat dipertanggung jawabkan.
• Memberikan informasi mengenai alternative penggunaan alat untuk mendapatakan
harga termurah serta menunjang keberhasilan pelaksanaan pembangunan proyek.
9. Perencanaan
• Menyusun rencana kerja untuk semua pekerja atau staf yang terlibat dalam pekerjaan
penyelidikan bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium.
• Melakukan pengecekan terhadap hasil laporan pengujian serta analisanya.
• Menjamin bahwa semua isi dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) akan dipenuhi dengan
baik dan sesuai dengan ketentuan.
• Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan
• Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan terlambat
sesuai dengan dokumen kontrak yang telah ditandatangani.
10. Drafter
• Membuat gambar pelaksanaan/gambar shop drawing.
• Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan.
• Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/surveyor.
• Membuat gambar akhir pekerjaan/as built drawing.
11. Geodetic
• Mengendalikan pengawasan lapangan dan juru ukur serta memberi petunjuk dalam
pelaksanaan survei pengukuran (primer) dan pengumpulan data sekunder leger jalan
dimaksud untuk wilayah yang telah ditentukan.
• Memeriksa hasil olahan semua data hasil survei sekunder dan data primer yang berada
di bawah tanggung jawabnya.
• Bertanggung jawab atas kualitas pengumpulan data mencakup kebenaran, ketelitian,
kemutakhiran dan kelengkapan hasil survei yang dilaksanakan sesuai waktu yang telah
ditetapkan.
• Bertanggung jawab atas kualitas hasil pengolahan data leger jalan dalam witayah
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
12. Surveyor
• Melaksanakan kegiatan survei dan pengukuran, diantaranya pengukuran topografi
lapangan dan penentuan koordinat bangunan.
• Melakukan plotting site plan di lokasi pekerjaan untuk menentukan benchmark, center
line, titik elevasi tanah asli dari border line.

• Menentukan titik elevasi kedalaman galian pondasi serta lantai basement, agar proses
galian dan urugan tanah sesuai dengan perencanaan konstruksi.
• Membuat titik as bangunan sesuai dengan jarak dan sudut datar yang telah dihitung
untuk mencari lokasi titik tiang pancang dan pile cap.
• Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi/level, as, vertikal dan
horizontal. sesuai dengan gambar rencana.
• Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaannya kepada kepala proyek.
• Membuat daftar alat ukur dan merawat alat ukur optik beserta perlengkapannnya.
• Mengkoordinir dan mengawasi penggunaan alat-alat ukur.
13. MC (Monthly Certificate)
• Memberikan rekomondasi kepada perencana agar dapat mencapai kemajuan pekerjaan
yang telah direncanakan.
• Memonitor kemajuan pekerjaan yang telah selesai.
• Memeriksa kemajuan apakah pekerjaan sesuai dengan perencanaan.
14. Schedule & Monitoring
• Mengumpulkan data secara teratur untuk mengukur capaian terhadap indikator
kinerja.
• Membantu dalam perancangan alat dan metodologi praktis untuk mengumpulkan
data yang diperlukan untuk mengukur kinerja proyek
• Memastikan dan memeriksa kualitas data.
• Memelihara dan mengelola basis data Monitoring
• Membantu penyusunan pelaporan kemajuan proyek, tinjauan jangka menengah
proyek dan evaluasi akhir.
• Mengidentifikasi area di mana dukungan teknis proyek diperlukan.
• Mengidentifikasi pembelajaran yang dipetik dan mengembangkan studi kasus
untuk menangkap keluaran kualitatif dari proyek.
15. Pelaksana Mainroad
• Mengidentifikasi dan memberikan penjelasan tentang gambar kerja serta metode kerja
• Menerapkan koordinasi dan kebutuhan sumber daya dilapangan
• Menerpakan Persiapan pelaksanaan Pekerjaan Jalan
• Melakukan Optimalisasi pengunaan bahan, tenaga kerja dan perlatan
• Melakukan pemeriksaan Pelaksanaan Pekerjaan Jalan
• Menginstruksikan perbaikan hasil pekerjaan jalan
16. Pelaksana Struktur
• Menghitung Volume hasil pekerjaan harian
• Menyusun laporan jumlah pemakaian perlaatan bahan dan tenaga kerja harian
• Mencatat keadaan cuaca
• Mencatat hambatan non teknis dilapangan
• Membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan
17. Akuntansi
• Membuat dan menyusun buku kas umum beserta buku penunjangnya, termasuk
mengelola kas kecil.
• Mengolah data yang bersifat kearsipan yang menyangkut dengan pembukuan.
• Bertanggung jawab atas kas proyek yang diamanatkan oleh pimpinan proyek.
• Membuat laporan periodik mengenai penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran serta
bertanggung jawab sepenuhnya atas pengolahan keuangan proyek.
• Membuat dan menyusun Surat Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
Pembangunan (SPJP)
18. Adm. Gudung
• Mempersiapkan dan menyediakan semua kebutuhan perlengkapan administrasi
dan alat-alat kantor untuk menunjang kelancaran proyek konstruksi.
• Membantu kepala pelaksana bagian proyek dan mengkoordinasi serta mengawasi tata
laksana administrasi
19. Kasir
• Menjalankan proses penjualan dan pembayaran.
• Melakukan pencatatan atas semua transaksi.
• Membantu pelanggan dalam memberikan informasi mengenai suatu produk.
• Melakukan proses transaksi pelayanan jual beli serta melakukan pembungkusan.
• Melakukan pengecekan atas jumlah barang pada saat penerimaan barang.
20. Personalia dan Umum
• Personalia adalah serangkaian kegiatan mengelola SDM untuk berbagai urusan yang
terkait dengan administratif.
• Mengatur hubungan industrial antara perusahaan dan pekerja.
• Melayani kebutuhan karyawan yang memuncak, seperti soal gaji, presensi, cuti, dan
administrasi lain.
• Menyiapkan perjanjian kerja dengan karyawan baru.
• Menyusun absensi daftar hadir.
• Menyiapkan internal letter dan outgoing letter.
• Memperbaharui/update dan record data dengan software HRD.
SITE INSTALATION

Sebelum mulai suatu pekerjaan baik pekerjaan kecil maupun pekerjaan besar, terlebih
dahulu perlu diadakan peninjauan keadaan lapangan untuk memperoleh gambaran secara
menyeluruh mengenai keadaan lapangan dalam rangka menyusun kegiatan persiapan
pelaksanaan pekerjaan.

Secara garis besar tujuan pokok dari penyusunan rencana site layout ialah mengatur
tata letak bangunan-bangunan pembantu sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan
dapat berjalan dengan efisien, lancar, aman dan dapat diselesaikan sesuai rencana kerja yang
telah disusun.
Berikut adalah rencana site instalation pada proyek pembangunan jalan tol Duri Utara
– Dumai :

Anda mungkin juga menyukai