Rua 8 Mpo-1
Rua 8 Mpo-1
DALAM AGRIBISNIS
Dina Novia Priminingtyas, SP.,MSi.
Lab. of Agribusiness Analysis and Management
Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya
Email : dinanovia@ub.ac.id
1. Deskripsi
2. Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan MODUL
Operasi dalam Agribisnis
8
3. Manajemen Produksi Dalam Agribisnis
1. DESKRIPSI
Modul kedelapan ini disusun sebagai materi pembelajaran
untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai
pengertian manajemen operasi produksi, peranan manajemen
Didalam suatu unit usaha dikenal adanya berbagai macam fungsi yang saling
berkaitan antara yang satu dengan lainnya, diantaranya terdapat tiga fungsi pokok yang
selalu dijumpai yaitu :
1. Pemasaran (marketing) yang merupakan ujung tombak dari unit usaha, sebab
bagian ini langsung berkaitan dengan konsumen. Keterkaitan ini dimulai dari
identifikasi kebutuhan konsumen (jenis dan jumlahnya) maupun pelayanan dan
pengantaran produk ketangan konsumen.
2. Keuangan (finance) yang bertanggung jawab atas perolehan dana guna
pembiayaan aktivitas unit usaha serta pengelolaan dana secara ekonomis sehingga
kelangsungan dan perkembangan unit usaha dapat dipertahankan.
3. Produksi (operasi) yang merupakan penghasil dari produk atau jasa yang akan
dipasarkan kepada konsumen.
Page 2 of 7
Rancangan Usaha Agribisnis Brawijaya University 2012
Ada tiga aspek yang saling berkaitan dalam ruang lingkup manajemen operasi, yaitu:
1. Aspek struktural yaitu aspek yang memperlihatkan konfigurasi komponen yang
membangun sistem manajemen operasi dan interaksinya satu sama lain.
2. Aspek fungsional yaitu aspek yang berkaitan dengan manajemen dan organisasi
komponen struktural maupun interaksinya mulai dari perencanaan, penerapan,
pengendalian maupun perbaikan agar diperoleh kinerja optimum.
3. Aspek lingkungan memberikan dimensi lain pada sistem manajemen operasi yang
berupa pentingnya memperhatikan perkembangan dan kecenderungan yang
terjadi di luar sistem.
Page 3 of 7
Rancangan Usaha Agribisnis Brawijaya University 2012
Kegiatan yang demikian banyaknya, maka peran dari manajer operasional sangatlah
strategis dalam menciptakan sistem produksi yang ampuh untuk membuat produk
secara efisien.
Page 4 of 7
Rancangan Usaha Agribisnis Brawijaya University 2012
PRODUKSI SEBAGAI SISTEM YANG MENYELURUH
Menurut Downey dan Erickson (1992), manajer agribisnis yang mampu
memperkirakan semua pengaruh yang mungkin atas berbagai variabel produksi
menerapkan cara pandang sistem. Ketiga bagian dari sistem ini yaitu : lokasi,
ukuran dan tata letak fasilitas.
A. LOKASI
Dalam memilih tempat untuk fasilitas, pada umumnya manajer agribisnis harus
mempertimbangkan 4 hal yaitu : 1) sumber bahan baku, 2) ketersediaan tenaga
kerja, 3) lokasi pasar dan 4) insentif khusus yang tersedia pada daerah tertentu.
Sedangkan menurut Assauri (2008), lokasi penting bagi perusahaan karena akan
mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan
kelangsungan hidup perusahaan. Dengan adanya penentuan lokasi suatu
perusahaan yang tepat karena menentukan :
• Kemampuan melayani konsumen dengan memuaskan
• Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dan kontinu dengan harga
yang memuaskan/layak
• Memungkinkan diaadakan perluasan pabrik di kemudian hari
Menurut Yamit (2003), pemilihan lokasi pabrik terkait dengan pendirian pabrik
baru atau perluasan (expansion) pabrik. Perluasan pabrik disebabkan :
a. Fasilitas-fasilitas produksi dirasakan sudah ketinggalan
b. Permintaan pasar terus berkembang diluar jangkauan kapasitas produksi
yang dimiliki
c. Tenaga kerja yang tidak mencukupi
3. Lokasi Pasar
Jika perusahaan membutuhkan banyak jenis bahan bakar dengan ongkos
angkut yang tidak begitu besar, maka penempatan di dekat pasar bisa sangat
menguntungkan. Penempatan yang berdekatan dengan pasar terutama penting
bagi pengecer sehingga pelanggan tidak perlu pergi jauh-jauh untuk membeli.
4. Insentif Khusus
Industri pertanian membutuhkan air dan pembangkit tenaga yang besar
sebaiknya ditempatkan di daerah yang berlimpah dengan sumber perbekalan
tersebut. Untuk menggairahkan bisnis adakalanya pemerintah menawarkan
keringanan pajak dan biaya listrik atau air disamping kemudahan dalam perijinan
dan penyediaan prasarana yang lebih baik.
Page 5 of 7
Rancangan Usaha Agribisnis Brawijaya University 2012
B. UKURAN PABRIK
Ukuran pabrik yang optimal merupakan dimensi penting dari agribisnis. Pada
umumnya unit-unit yang lebih besar lebih mudah dioperasikan, tetapi pabrik yang
terlalu besar hanya akan merupakan pemborosan besar jika ditinjau dari berbagai
faktor.
Menurut prinsip skala usaha yang ekonomis, pabrik yang besar biasanya
akan mengakibatkan biaya perunit yang makin kecil. Akan tetapi, ukuran pabrik
yang lebih kecil menawarakan lebih banyak fleksibiltas dalam hal jaraknya ke
sumber bahan baku atau ke pasar yang pada gilirannya mengakibatkan ongkos
angkut yang lebih murah.
C. TATA LETAK
Dalam merencanakan tata letak suatu pabrik perlu mempertimbangkan
semua proses dan prosedur yang kan dijalani pabrik, kuantitas dan kualitas yang
diperlukan dan setiap jenis perubahan, jenis, mutu atau permintaan produk di masa
mendatang. Menurut Subagyo (2000), tata letak (layout) pabrik adalah cara
penempatan fasilitas-fasilitas yang digunakan di dalam pabrik.
Fasilitas pabrik tidak hanya mesin-mesin tapi juga service area termasuk
penerimaan dan pengiriman barang, tempat maintenance, gudang dll. Selain itu
juga harus diperhatikan segi keamanan pekerja.
Page 6 of 7
Rancangan Usaha Agribisnis Brawijaya University 2012
standar untuk jangka waktu relatif lama. Tujuan utama dari tata letak seperti
ini adalah untuk memudahkan pengawasan dalam kegiatan produksi.
3. Layout Kelompok
Adalah : pengaturan tata letak fasilitas pabrik ke dalam daerah-daerah atau
kelompok mesin bagi pembuatan produk yang memerlukan pemrosesan yang
sama. Setiap produk diselesaikan pada daerah tersendiri dengan seluruh
urutan pengerjaan dilakuakn pada tempat tersebut.
5. Layout Bentuk U
Hakekat layout bentuk U adalah pintu masuk dan keluar bahan baku dan
produk akhir berada pada posisi yang sama. Keuntungan dari tata letak
model ini adalah fleksibilitas untuk menambah atau mengurangi jumlah
pekerja yang diperlukan bila harus menyesuaikan dengan perubahan jumlah
produksi atau perubahan permintaan. Hal ini dapat dicapai dengan
menambah atau mengurangi jumlah pekerja pada daerah sebelah dalam dari
tempat kerja berbentuk U ini.
REFERENSI
Downey dan Ericson, 1992. Manajemen Agribisnis (Terjemahan). Erlangga. Jakarta.
Heizer dan Barry Render. 2010. Manajemen Operasi Buku 2 . Salemba Empat. Jakarta
Manahan P. Tampubolon. 2004. Manajemen Operasional. Ghalia Indonesia. Jakarta
Pangestu Subagyo,2000. Manajemen Operasi.BPFE. Yogyakarta
Sofjan Assauri. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Jakarta
Page 7 of 7