Anda di halaman 1dari 21

Kelompok 6 :

1. Ida Nurhayati (B12.2018.03751)


2. David Bima Luxmana (B12.2018.03769)
3. Nur Rohma Idayani (B12.2018.03777)
4. Aisyah Sekar Pertiwi (B12.2018.03930)
5. Vioneta cattravelly P. (B12.2018.03736)
BAB 28

Menyelesaikan tahap
penilaian risiko
Tahap terakhir dari audit merupakan tahap yang
memerlukan review yang cermat dan penuh
pemikiran mengenai audit oleh seseorang yang
berpengalaman dan memiliki ilmu sehingga
laporan yang diauditnya dapat optimal. Selain
melakukan review hasil, beberapa aspek
lain dalam menyelesaikan audit juga sangat
menentukan keberhasilan suatu audit.
Menilai risiko audit terdapat tahap-tahap
yang harus dilalui oleh auditor yakni,

TAHAP MENGUMPULKAN BUKTI,MELAKUKAN MERANGKUM HASIL REVISI ATAS PENILAIAN MELAKUKAN


ANALISIS, PENILAIAN RISIKO, RISIKO DOKUMENTASI.
1
Kegiatan prapenugasan, yang bertujuan
untuk putusan terima atau tolak penugasan,
dan didokumentasi denga rinci faktor risiko,
independensi, surat penugasan.

2
Merencanakan auditnya dengan membuat
Dalam menilai risiko
strategi audit menyeluruh dan rencana audit dan terdapat tiga kegiatan
didokumentasi dengan materialitas, diskusi tim
audit, strategi audit menyeluruh. diantaranya adalah :

3
Laksanakan prosedur penilaian risiko, yakni
dengan identifikasi atau nilai RSSM dengan
memahami entitas.
ISA
Auditor Wajib :

a. Mengidentifikasi risikomelalui pemahaman tentang entitas dan


lingkungannya, termasuk pengendalian yang relevan dengan risiko yang
bersangkutan,

b. Menilai risiko yang diidentifikasi dan mengevaluasi apakah risiko


tersebut lebih berkaitan secara pervasif dengan laporan keuangan secara
keseluruhan dan secara potensial,

c. Mengaitkan risiko yang diidentifikasi dengan apa yang bisa salah pada
tingkat asersi, dan

d. Mempertimbangkan kemungkinan terjadinya salah saji


ISA auditor wajib
memasukkan beberapa hal
berikut kedalam dokumentasi
audit :

a. Diskusi diantara anggota tim audit,


b. Unsur-unsur kunci dalam memahami
entitas dan lingkungannya,
c. Risiko salah saji material pada tingkat
laporan keuangan dan pada tingkat
asersi, dan
d. Risiko yang diidentifikasi dan
pengendalian yang relevan untuk
menangkal risiko yang diidentifikasi
sesuai pemahaman auditor
Sumber-sumber bukti audit yang relevan untuk
merangkum dan menilai risiko pada tingkat laporan
keuangan dan asersi adalah sebagai berikut :

a. Strategi audit menyeluruh


b. Materialitas,
c. Diskusi tim audit,
d. Menyelesaikan tahap penilaian risiko,
e. Identifikasi dan penilaian risiko bawaan,
f. Risiko signifikan,
g. Memahami dan mengevaluasi pengendalian internal,
h. Mengomunikasikan kelemahan pengendalian internal

Hasil penilain risiko Tujuan penilaian risiko ialah memberikan


landasan dan acuan mengenai apa yang diperlukan untuk memberikan
tanggapan yang tepat terhadap risiko yang diidentifikasi dan dinilai
dengan prosedur audit selanjutnya yang dirancang dengan baik dan
efisien.
Dokumentasi Rangkuman dari berbagai risiko
yang dinilai dapat didokumentasi

DENGAN BERBAGAI CARA :

A B C

Dokumen yang berdiri Bagian dari strategi prosedur audit


sendiri Dokumen yang dan rencana audit selanjutnya Dalam
terpisah dari Dalam pendekatan ini pendekatan ini
dokumen lain dokumentasi dokumentasi
rangkuman risiko penilaian risiko
Bentuk dan luasnya dokumentasi yang
mendukung

DIPENGARUHI OLEH :

1 2 3

Sifat, ukuran, dan Tersedianya informasi Metodologi dan


kompleksitas entitas pada entitas, dan teknologi audit yang
dan pengendalian digunakan
internalnya
Faktor lain yang perlu
dipertimbangkan dalam merancang
dokumentasi adalah :

1
Mudah dipahami dan Mudah dimutakhirkan di
audit berikutnya,

2
Acuan silang ke (rancangan dan implementasi)
tanggapan audit yang tepat,

3
Mudah direviu, yang mereviu harus dapat
menentukan apakah risiko kunci sudah
diidentifikasi dan apakah tanggapan auditnya
tepat.
Suatu rangkuman risiko yang dinilai juga berguna dalam
pertemuan perancanaan dari tim audit dalam audit
berikutnya, dimana sifat risiko dan luasnya tanggapan
audit dibahas. Catatan :

a. Sebelum menyimpulkan tidak ada risiko khusus area laporan keuangan atau pengungkapan,
pertimbangkan adanya faktor lain yeng relevan seperti kesalah yang terjadi dimasa lalu,
kerentanan aset atau utang terhadap kecurangan, potensi terjadinya management override,
dan lain-lain.
b. Jika auditor merencanakan untuk mengandalkan risiko pengendalian yang telah dinilai
sebagai rendah perlu ada pengujian untuk menentukan efektifnya beberapa pengendalian
untuk mendukung penilaian.
c. Entitas mungkin mempunyai beberapa pengendalian internal. Namun auditor memandang
pengendalian internal tersebut tidak relevan untuk auditnya.
d. Pengendalian spesifik atau transaksional secara umum berfungsi (yang berarti risiko yang
dinilai adalah rendah) atau tidak berfungsi (yang berarti risiko yang dinilai adalah tinggi).
e. Penentuan risiko tersisa yang merupakan hasil penggabungan risiko bawaan dan risiko
pengendalian merupakan pertimbangan kearifan profesional.
A
Dokumentasi alasan dibalik setiap penilaian risiko
Ketika meringkaskan risiko yang dinilai berikan
penjelasan singkat mengenai alasan dibalik setiap
penilaian atau buat acuan silang ke kertas kerja
dimana penjelasan ini dapat ditemukan. seringkali
penjelasan ini lebih penting dari penilaian
itu sendiri, karena penjelasan ini membantu
merancang tanggapan audit yang tepat dan
cost-effective

B
Penilaian atas risiko bawaan Penilaian risiko bawaan selalu
Butir
pertimbangan
diselesaikan sebelum mempertimbangkan pengendalian
internal yang memitigasi risiko bawaan itu. Dengan asumsi
kebanyakan area laporan keuangan yang diaudit akan
melampaui materialitas secara keseluruhan, sangat boleh jadi
risiko bawaan terjadinya salah saji untuk kebanyakan asersi
akan tinggi.

C
Risiko rendah untuk semua asersi Ketika area laporan
keuangan dinilai berisiko rendah untuk semua asersi auditor
tidak perlu mengulang alasan yang sama untuk setiap asersi.
BAB 29

AUDIT TAHAP 2
SELAYANG PANDANG
AUDIT TAHAP 2
SELAYANG PANDANG
Proses audit tahap 2 dinamakan Menanggapi
Resiko ( Risk Response), ini adalah tahap sesudah
penilaian resiko (Risk Assessment) di tahap
pertama dan sebelum pelaporan (reporting) di
tahap ketiga.
Bagan Proses Audit
Terjemahan alinea 5 dan 6 ISA 330 tentang kewajiban auditor
dalam menanggapi risiko yang dinilai.

ISA 330.5
Auditor wajib merancang dan
mengimplementasikan tanggapan menyeluruh
untuk menganggapi resiko salah saji yang
material yang dinilai, ditingkat laporan
keuangan.

ISA 330.6
Auditor wajib merancang dan melaksanakan
prosedur audit selanjutnya yang sifat, waktu
pelaksanaan, dan luasnya didasarkan
atas dan
merupakan tanggapan terhadap risiko salah saji
yang material yang dinilai, di tinggat asersi.
Kedua alenia tersebut menggunakan beberapa frasa dengan
makna sebagai berikut.

Assessed risks of material misstatement- untuk memudahkan pemahaman, istilah yang panjang ini dibagi dalam dua bagian yakni risks of material
misstatement” dan “assessed” istilah risks of material misstatement sangat sering di jumpai dalam banyal ISAs; maknanya adalah risiko salah saji
yang material. Ini adalah resiko yang dihadapi oleh pihak yang membuat (manajemen) dan yang mengaudit (auditor)
laporan keuangan. Auditor
berkepentingan untuk menilai (assess) risiko ini, dan prosesenya dinamakan risk assessment atau penilaian resiko. Hasil dari proses penilaian ini
adalah assessed risk atau risiko yang dinilai. Jadi assessed risk of material misstatement adalah risiko salah saji yang material, sesudah (atau yang
merupakan hasil dari proses) penilaian risiko ; dalam terjemahan, digunakan istilah
yang lebih singkat, yakni “ risiko salah saji yang material, yang
di nilai”
Response ( Tanggapan) dan respond (menanggapi) ini adalah reaksi auditor terhadap risiko yang dinilainya. Kutipan ISA 330 menunjukkan adanya
tanggapan ditingkat laporan keuangan dan tanggapan ditingkat asersi. Tanggapan ditingkat laporan keuangan juga disebut tanggapan menyeluruh
atau overall response. Tanggapan ditingkat asersi dapat dilakukan berkaitan dengan jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan.

Further audit procedures atau prosedur audit selanjutnya istilah “ selanjutnya “ bermakna “sesudah” yang dalam hal ini adalah prosedur
audit sesudah risk assessment atau posedur audit sesudah penilaian resiko.

Tanggapan atas resiko atau risk response terdiri atas dua langkah . langkah
pertama ialah merancang “ prosedur audit selanjutnya” dan langkah
keduanya ialah melaksanakan prosedur audit tersebut.
T E R I M A
K A S I H

Anda mungkin juga menyukai