Anda di halaman 1dari 11

ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

ANALISA WAKTU TUNGGU BONGKAR MUAT KAPAL DENGAN


FASILITAS CRANE DI PELABUHAN GABION BELAWAN

Wiwin Nurzanah
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammdiyah Sumatera Utara

Abstrak
Tujuan penelitian untuk mengetahui kapasitas kemampuan suatu pelayanan dermaga dalam menampung kapal
yang sandar, untuk mengetahui kemampuan bongkar muat kapal dalam per jam atau per hari, tingkat kesiapan
alat bongkar muat dan waktu mengganggur akibat cuaca buruk. Jumlah sampel kapal yang di analisis adalah
dua kapal kontainer yang sandar di dermaga antar pulau Terminal Peti Kemas Domestik Belawan (TPKDB)
dengan fasilitas bongkar muat crane. Penelitian dilakukan selama satu bulan yaitu bulan Juli2019, data diambil
dari dokumen dan laporan kinerja oprasional pelayanan yang terpusat pada bulan Juli. Model antrian pada
pelabuhan Terminal PetiKemas Domestik Belawan ini menggunakan sistem First in First Out (FIFO) yang
artinya, lebih dulu datang (sampai), lebih dulu dilayani (ke luar). Dengan model struktur antrian yang dipakai
adalah antrian tunggal dan pelayanan banyak dalam posisi paralel. Dengan analisa data perhitungan yaitu
rata-rata kedatangan kapal, rata-rata laju pelayanan, box per jam kapal di pelabuhan dan box per jam kapal di
tambatan, bagian waktu yang menganggur, dan perhitungan tolak ukur menggunakan pola Berth Occupancy
Ratio dan persentase penggunaan alat (Utillization). Antrian kapal di pelabuhan TPKDB terhadap kapal cukup
efektif berdasarkan pelayanan waktu tunggu, jadi permasalahannya adalah kesiapan alat crane yang kurang
efektif dalam melakukan kegiatan bongkar muat dikarenakan usia alat yang sudah cukup tua.

Kata-Kata Kunci : Kedatangan Kapal,Model Antrian, Alat Menganggur, Lama Tambat, Bongkar Muat

I. Pendahuluan bangunan yang diperlukan pembentukannya,


perlindungan dan perawatan, seperti pemecah
Sebagai salah satu pintu masuk ke Pulau gelombang, jetty dan sebagainya, dan hanya
Sumatera, keberadaan Pelabuhan Belawan merupakan tempat bersinggahnya kapal untuk
khususnya pelabuhan petikemas sangat penting bagi berlindung, mengisi bahan bakar, reparasi dan
pertumbuhan dan perkembangan di Sumatera Utara. sebagainya.
Pelabu-han petikemas domestik Belawan sering juga Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang
disebut Terminal Petikemas Domestik Belawan terlindung terhadap gelombang yang dilengkapi
(TPKDB), telah menjadi penunjang bagi gerak dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga
pertumbuhan arus perdagangan antar pulau bahkan dimana kapal dapat bertambat untuk melakukan
antar negara yang kian hari semakin berkembang. bongkar muat barang maupun orang, crane-crane
Hal ini disebabkan posisi TPKDB yang strategis untuk bongkar muat, gudang laut (transit), dan
dalam sistem jaringan transportasi laut baik kawasan tempat-tempat penyimpanan dimana kapal
lokal, regional bahkan internasional. membongkar muatnya, dan gudang-gudang dimana
Pentingnya keberadaan pelabuhan peti-kemas barang-barang dapat disimpan dalam waktu yang
salah satunya di tunjukan dari kinerja pelabuhan lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah
petikemas domestik Belawan yang menunjukkan tujuan pengapalan. Terminal ini dapat dilengkapi
grafik pening-katan dari tahun ke tahun, tentunya dengan rel kereta api, jalan raya, atau saluran
sarana dan prasarana sudah harus disiapkan. Namun pelayanan darat. Dengan demikian daerah pengaruh
seiring dengan perkembangan yang pesat untuk pelabuhan biasa-nya sangat jauh dari pelabuhan
mengimbanginya perlu diadakan peningkatan tersebut.
disegala bidang salah satunya pelayanan terminal.
2.2 Klasifikasi Pelabuhan
II. Tinjauan Pustaka Klasifikasi pelabuhan ditinjau dari sudut
penyelenggarannya yaitu:
2.1 Pelabuhan A. Pelabuhan Umum
Triatmodjo (1996) mengemukakan bahwa Pelabuhan umum diselenggrakan untuk
dalam Bahasa Indonesia dikenal dua istilah yang kepentingan pelayanan masyarakat umum.
berhubungan dengan arti pelabuhan yaitu Bandar Penyelengaraan pelabuhan umum dilakukan oleh
dan Pelabuhan. Kedua istilah tersebut sering pemerintah dan pelaksanaannya dapat dilimpahkan
tercampur aduk sehingga sebagian orang kepada Badan Usaha Milik Negara yang didirikan
mengartikan sama, sebenar-nya arti kedua istilah untuk maksud tersebut. Di Indonesia dibentuk empat
tersebut berbeda. Badan Usaha Milik Negara yang diberikan
Bandar (harbor) adalah daerah perairan yang wewenang mengelola pelabuhan umum.
terlindung terhadap gelombang dan angin untuk
berlabuhnya kapal-kapal. Bandar ini hanya
merupakan daerah perairan dengan bangunan-
Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 2, Januari 2020 180
ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

B. Pelabuhan Khusus
Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk Di UTPK juga terdapat lapangan penimbunan
kepentingan diri sendiri guna menunjang kegiatan untuk satcking container. Peralatan yang digunakan
tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh dipergunakan untuk memindahkan dan menimbun petikemas
untuk kepenti-ngan umum, kecuali dalam kegiatan adalah reach teaker, said loader, forklift dan
tertentu dengan izin pemerintah. Pelabuhan khusus transtainer sedangkan alat untuk pengangkutan
dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah adalah head truck.
maupun swasta,yang berfungsi untuk prasarana
pengiriman hasil produksiperusahaan tersebut 2.4 Fasilitas dan Peralatan Bongkar Muat
Petikemas
Untuk lebih jelasnya, fungsi pelabuhan dapat Menurut (Triatmodjo 1996) proses bongkar
dilihat pada Gambar 1. muat petikemas membutuhkan beberapa fasilitas
sebagai berikut:
ANTAR
DAERAH A. Fasilitas Tetap
MELAYANI
Meliputi tambatan, marshaling yard, container yard,
ANGKUTAN
BARANG DN ANTAR PULAU gudang konsolidasi, container freight station,
maintenance and repair shop, gate and interchange,
MELAYANI
EKSPOR pusat pengendali dan depo petikemas.
ANGKUTAN
BARANG LN IMPOR a. Dermaga, yaitu tambatan yang diperlukan untuk
sandar kapal. Mengingat kapal petikemas
MELAYANI SEKTOR
ANGKUTAN berukuran besar, maka dermaga harus cukup
PENUMPANG
REGIONAL panjang dan dalam, dengan panjang antara 250-
MENUNJANG
350 meter, sedangkan kedalamanya berukuran
PEMBANGUNAN
PEMBANGUN
AN DAERAH
INDUSTRI DAERAH 12-15 meter, tergantung dari tipe kapal. bisa
BELAKANG PELABUHAN
juga diasumsikan dengan menggunakan Pers.1.
PEMBANGUNAN DI
FUNGSI MENUNJANG
PANTAI INDUSTRI
PELABUHAN INDUSTRI
Lp = n Loa + (n-1) 5 =50 (1)
SUPLAI TENAGA
LISTRIK
Dimana :
PEMUKIMAN Lp = Panjang dermaga (Gambar 2)
n = Jumlah kapal yang ditambat
KEGIATAN/
TEMPAT
REKREASI
Loa = Panjang kapal yang ditambat
5 = ketetapan(jarak antara buritan kehaluan
PERBAIKAN
LINGKUNGAN dari satu kapal ke kapallain)
MENUNJANG HIDUP
KEHIDUPAN 50 = Ketetapan (jarak antara kedua ujung
PENDUDUK
KEGIATAN
MASYARAKAT
dermaga ke buritan danhaluan kapal)
Lp

BANTUAN UNTUK
MASYARAKAT
25 Loa 5 Loa 5 Loa 25

Gambar 1. Fungsi pelabuhan

Gambar 2. Dimensi Dermaga.


2.3 Terminal Petikemas
Teminal petikemas adalah terminal yang di
lengkapi sekurang-kurangnya dengan fasilitas
b. Apron, yaitu daerah diantara tempat
tambahan seperti dermaga, lapangan penumpukan
penyandaran kapal dengan Marshling Yard ,
(container yard), serta peralatan yang layak untuk
dengan lebar sekitar 20-50 meter. Pada apron ini
melayani kegiatan bongkar muat petikemas.
ditempatkan berbagai peralatan bongkar muat
Unit Terminal Petikemas (UTPK) adalah
petikemas seperti container crane dengan rel-rel
terminal di pelabuhan yang khusus melayani
kereta api dan jalur head truck.
petikemas dengan sebuah lapangan (yard) yang luas
dan diperkeras untuk menumpuk petikemas yang c. Marshaling Yard (Lapangan penumpu-kan
dibongkar atau yang dimuat ke kapal, maka bongkar sementara) digunakan untuk menempatkan
muat dilakukan dengan alat container crane, yaitu secara sementara peti-kemas yang akan dimuat
derek laut yang hanya dapat digunakan untuk ke kapal. Luas lapangan kurang lebih 20-30%
membongkar dan memuat petikemas dengan container yard.
kapasitas maksimal 40 ton.
d. Container Yard adalah lapangan penumpukan
petikemas yang berisi muatan Full Container
Load (FCL) dan petikemas kosong yang ada

181 Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 2, Januari 2020


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

dikapal. Cara penumpukan dapat mengunakan (antrian). Antrian terjadi jika rata-rata waktu antara
luas container yard. kedatangan lebih kecil dari rata-rata waktu
pelayanan. Garis tunggu dari pelanggan untuk
e. Fasilitas lain seperti CCTV untuk melakukan mendapatkan pelayanan studi matematis dari
pengawasan di semua tempat dan mengatur kejadian atau gejala garis tunggu disebut Teori
serta mengarah-kan semua kegiat dilapangan, Antrian. Tujuan pembelajaran teori antrian adalah
sumber tenaga listrik untuk petikemas khusus untuk meminimumkan total dua biaya, yaitu biaya
berpendingin, supplai bahan bakar, supplai air langsung penyedia fasilitas pelayanan dan biaya tak
tawar, penerangan untuk pekerjaan pada malam langsung yang timbul karena para indifidu harus
hari dan keamanan dari pihak sccurity, serta menunggu untuk dilayani.
listrik tegangan tinggi untuk mengoprasikan
crane. Sistem Dasar Antrian
Ada tiga komponen dasar dalam antrian yaitu:
B. Fasilitas Bergerak 1. Kedatangan atau peroses input, pola kedatangan
Meliputi forklip, side loader/toploader, transtainer, bisa teratur bisa juga acak (random)
gantry crane, headtruck, chasis trailer. Peralatan 2. Pelayanan, dalam komponen pelayanan
bongkar muat petikemas antara lain sebagai berikut: biasanya terdapat lebih dari satu pelayanan
a. Container Crane yaitu crane petikemas 3. Antri, antrian ini tergantung dari dua komponen
yang berada di dermaga untuk bongkar sebelumnya, kedatangan dan pelayanan. Jika
muat petikemas dari dan ke kapal terdapat banyak kedatangan dan lamanya waktu
container, yang dipasang di atas rel pelayanan akan mengakibatkan anrian dan
disepanjang dermaga. sebaliknya.

b. Head Truck adalah trailer yang digunakan Disiplin Antrian


untuk mengangkut petikemas dari dermaga Disiplin antrian adalah aturan keputusan yang
ke lapangan penumpukan atau sebaliknya menjelaskan cara melayani pengantri atau disiplin
serta dari lapangan penumpukan peti-kemas pelayanan yang memuat urutan. Ada 4 bentuk
ke dermaga untuk di muat ke kapal. disiplin pelayanan yang biasa digunakan yaitu:
1. First Come Frist Served (FCFC), atau First In
c. Transtainer, yaitu crane petikemas yang First Out (FIFO) artinya, lebih dulu datang
berbentuk portal dan dapat berjalan pada rel (sampai), lebih dulu dilayani (keluar)
atau mempunyai ban karet. Alat ini dapat 2. Last Come First Served (LCFS), atau Last In
menumpuk petikemas di CY sampai enam First Out (LIFO) artinya, yang tiba terakhir
tingkat dan alat ini juga dapat melayani yang lebih dulu keluar.
kegiatan delivery lalu menempatkannya di 3. Service In Random Order (SIRO) artinya,
chasis truck. panggilan dilakukan berdasarkan peluang secara
random, tidak soal siapa yang lebih dulu tiba.
d. Side Loader, digunakan untuk bongkar
4. Priority Service (PS) artinya, prioritas
muat petikemas ke dari head truck dan
pelayanan diberikan kepada pelanggan yang
menumpuknya sampai tiga empat tingkat.
mempunyai prioritas lebih tinggi dibanding
e. Forklift adalah alat penunjang pada dengan pelanggan yang mempunyai prioritas
terminal petikemas untuk melaku-kan lebih rendah, meskipun sudah lebih dahulu di
bongkar muat dalam tonase kecil, biasanya garis tunggu.
banyak digunakan pada kontainer yang
tidak memiliki muatan/container empty. Struktur Dasar Model Antrian
Unit-unit (langganan) yang memerlukan
2.5 Teori Antrian pelayanan diturunkan dari suatu sumber input
Antrian yang terjadi di lapangan berhubungan memasuki sistem antrian dan ikut dalam antrian.
dengan seluruh aspek dari suatu keadaan, dimana Dalam waktu-waktu tertentu, anggota antrian ini
pelanggan harus menunggu untuk mendapatkan dapat dilayani. Pemilihan ini didasarkan pada suatu
suatu pelayanan dalam sistem. Apabila permintaan aturan tertentu yang disebut disiplin pelayanan.
untuk suatu pelayanan tertentu melebihi kapasitas Berdasarkan sifat penelitiannya dapat
pelayanan yang tersedia, maka terjadilah antrian. diklasifikasikan fasilitas-fasilitas pelayanan dalam
Penambahan fasilitas pelayanan dapat mengurangi saluran dan tahapan yang akan membentuk suatu
panjang antrian, tetapi dapat pula menimbulkan struktur antrian yang berbeda-beda. Istilah saluran
biaya untuk pengadaan fasilitas tambahan, dan menunjukan jumlah jalur untuk memasuki sistem
menyebabkan adanya penurunan keuntungan bagi pelayanan. Sedangkan istilah tahapan berarti jumlah
pengusaha. stasiun-stasiun pelayanan, dimana para pelanggan
Antrian adalah suatu proses antrian harus melaluinya sebelum pelayanannya dikatakan
(queueingprocess) yang berhubungan dengan lengkap.
kedatangan seorang pelanggan pada suatu fasilitas
pelayanan, kemudian menunggu dalam suatu baris
Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 2, Januari 2020 182
ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

Ada empat model struktur antrian dasar yang a. Rata- rata Kedatangan Kapal (Arrival Rate):
terjadi dalam sistem antrian, seperti yang terlihat Jumlah kapal yang datang dalam satu bulan
pada Gambar 3 –6. dibagi dengan jumlah hari dalam bulan yang
bersangkutan.
1. Single chanel singel phase b. Waktu Tunggu (Waiting Time): Jumlah waktu
antara kedatangan dan ditambatkan untuk
semua kapal,dibagi dengan jumlah kapal yang
tambat.
c. Waktu Pelayanan (Service Time): Jumlah waktu
antara bertambat dan keberangkatan untuk
semua kapal dibagi dengan jumlah kapal.
d. Waktu Gilir (Turn-Round Time): Jumlah waktu
Gambar 3. Single chanel single phase. antara kedatangan dan keberangkatan untuk
semua kapal, dibagi dengan jumlah kapal.
2. Single chanel multiple phase e. Produksi per kapal (Production per ship):
Jumlah container yang dikerjakan untuk seluruh
kapal dibagi dengan jumlah kapal.
f. Bagian Waktu Kapal yang Tambat Dikerjakan
(Fraction of Time Berthed Ship Worked):
Jumlah waktu kapal yang sedang tambat benar-
Gambar 4. Single chanel multiple phase
benar dikerjakan untuk semua kapal dibagi
dengan jumlah waktu antara penambatan dan
3. Multiple chanel single phase keberangkatan untuk semua kapal.
g. Jumlah Gang yang Bekerja per Kapal per Shift
(Number of Gangs Employee per Ship per
Shift): Jumlah gang – jam gross,dibagi dengan
jumlah jam kapal yang tambat benar-benar
dikerjakan.
h. Box per Jam per Kapal di Pelabuhan (Box per
Ship Hour In Port) : Jumlah box yang
dikerjakan dibagi dengan jumlah waktu antara
Gambar 5. Multiple chanel single phase kedatangan dan keberangkatan.
i. Box Crane per Jam (Boxs per Crane Hour):
4. Multiple chanel multiple phase Indikator ini dibagi dua
yaitu:
a).Gross: Jumlah container yang dikerjakan
dibagi dengan total gross
gang-jam. Indikator dengan perhitungan gross
menggambarkan produktivitas yang
sesungguhnya.
b). Nett: Jumlah tonase yang dikerjakan dibagi
dengan total net gang-jam.
Gambar 6. Multiple chanel multiple phase.
Indikator ini menggambarkan produktivitas
yang ideal dimana tidak ada waktu menunggu (Idle
2.6 Kinerja Moda Transfortasi Laut Pada
Time).
Pelabuhan
j. Bagian waktu gang mengangur.
Untuk dapat mengetahui daya guna atau hasil
k. Jumlah rata-rata yang menunggu dalam antrian.
guna kegiatan pelabuhan dalam wilayah perum
l. Tolak ukur terhadap kesiapan alat/fasilitas
Pelabuhan dibutuhkan laporan / informasi yang
yaitu:
sesuai. Informasi yang dibutuhkan adalah:
a) Berth Occupancy Ratio (BOR)
1. Indikator Kinerja
b) Persentase Penggunaan alat (Utilization)
Indikator ini adalah tolak ukur untuk operasi
pelabuhan yang dapat untuk membandingkan kinerja
Untuk menghitung indikator kinerja tersebut diatas
yang terjadi/dihasilkan dengan target yang sudah
dipakai bentuk Pers. 2 – Pers. 13.
ditentukan sebelumnya dan untuk melihat
kecenderungan dalam tingkat kinerja tersebut.
a. Rata-rata Kedatangan Kapal (Arrival Rate)
Fungsi terpenting dari indikator kinerja adalah untuk
menyediakan informasi yang dapat dipergunakan ∑k
sebagai dasar untuk perencanan dan pengendalian ⋋= kapal/hari (2)
∑H
untuk pimpinan. Tiap-tiap indikator merupakan
angka rata-rata.

183 Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 2, Januari 2020


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

Di mana: K = Kapal j. Bagian waktu crane yang menganggur


H = Hari dari bulan yang bersangkutan (Franction of time cranes idle)
∑𝑊𝑚
(12)
∑𝑊𝑠
b. Rata-rata waktu tunggu dalam antrian (waiting
time) Di mana : ∑𝑊𝑚 = Waktu menganggur
∑(Jt−Jd) W𝑠 = Jam kerja per hari
𝐿𝑞 = jam/kapal (3)
∑Kt
k. Jumlah rata-rata yang menunggu dalam sistem
Di mana: Jt = Mulai tambat kapal antrian
Jd = Jam Kedatangan l.
Kt = Kapal yang tambat Jumlah rata-rata yang menunggu dalam sistem
antrian seperti pada bentuk Pers. 13 berikut ini:
c. Rata-rata waktu laju pelayanan (Service Time) = ⋋
Ls = Lq + (13)
lama tambat 𝜇
∑(Jb−Jt)
jam/kapal (4)
∑K
Di mana: Lq = jumlah rata-rata yang menunggu
Di mana: Jb = Jam Keberangkatan didalam antrian
Jt = Jam mulai tambat ⋋ = rata-rata laju kedatangan (unit/waktu)
∑ 𝐾= Kapal yang sandar perbulan 𝜇 = rata-rata laju pelayanan (unit/waktu)

d. Waktu gilir (Turn – round Time) Berikut ringkasan indikator kinerja seperti yang
terlihat pada Tabel 2.
∑(Jb−Jd)
jam/kapal (5)
∑K Tabel 1. Ringkasan indikator kinerja pelabuhan
TPKDB (Mirro, 2011).
e. Produksi per kapal (Production per ship) NO INDIKATOR SATUAN
∑ 𝑀𝑘
∑𝐾
(6) 1 Rata-rata kedatangan Kapal (Arrival Rate) Kapal/hari
Rata-rata waktu tunggu dalam antrian (Waitting
Di mana: M𝑘 = Bongkar/muat yang dikerjakan per 2 Jam/kapal
Time)
bulan
3 Rata-rata waktu laju pelayanan (Service Time) Jam/kapal
∑ 𝐾= Kapal yang sandar perbulan
4 Waktu Gilir (Turn-Round Time) Jam/kapal
f. Bagian waktu tambat kapal yang dikerjakan 5 Tonase per kapal (Tonnage per Ship) Ton/Kapal
(Franction of time berthed ship worked)
6 Bagian waktu tambat kapal yang dikerjakan -
∑We 7 Jumlah gang yang bekerja per kapal per shift Gang
(7)
∑(Jb−Jt)
8 Ton per jam kapal di pelabuhan Ton/Jam
Di mana: We = Waktu efektif bongkar muat (jumlah 9 Ton per jam kapal di tambatkan Ton/Gang
jam dimana kapal benar-benar Ton per gang-jam
dikerjakan) Ton/gang-jam
10 a.Gross
Ton/gang-jam
b.Net
g. Jumlah gang yang bekerja per kapal pershift 11 Bagian waktu gang mengganggur -
(Number ofgangs employed per ship per shift)

∑(G X Ws)
gang (8) 2. Kinerja Pelabuhan
∑We
Dalam memberikan jasa-jasa, pelabu-han
Di mana: G = Jumlah gang memiliki beberapa prasarana, yaitu dermaga,
Ws = Waktu jam kerja (shift) terminal, gudang, lapangan penimbunan, navigasi
dan telekomunikasi, peralatan bongkar muat, serta
h. Box per Jam per Kapal di Pelabuhan (BSH) perkantoran. Evaluasi kinerja pelabuhan dilakukan
terhadap kinerja administrasi dan manajemen,
∑Mk kinerja keuangan dan kinerja oprasional (JICA
ton/jam (9)
∑(Jb−Jt) 1999). Ada sarana dan prasarana pelabuhan yang
tersedia, dan didukung oleh data terkait. Pada
i. Box Crane per jam per kapal di Pelabuhan umumnya, Lingkup kinerja oprasional pelabuhan
(BCH) meliputi waktu pelayanan kapal, pelayanan barang
∑Mk
a) Gross ton/gang – jam (10) dan utilitas fasilitas serta peralatan.
∑(G xWs)
∑Mk
b) Net ton/gang –jam (11)
∑(G xWe)

Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 2, Januari 2020 184


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

3. Penggunaan Kesiapan Alat/Fasilitas III. Analisa dan Pembahasan Data


Tolak ukur ini dilakukan untuk mengetahui Pelabuhan TPKDB memiliki dermaga sepanjang
apakah alat/fasilitas tertentu digunakan secara penuh 400 meter dengan lebar 30 meter dan areal kerja
atau jarang digunakan dan untuk mengetahui alat sekitar 73.000 m2 yang dibagi hingga 15 blok
tersebut selalu siap pakai ataukah sering rusak/tidak Container Yard (CY)/lapangan penumpukan
siap untuk digunakan. Ukurannya dalam % (persen). container.
Yang masuk dalam tolak ukur ini adalah: Status Pelabuhan TPKDB berjenis Pelabuhan
1. Berth Occupancy Ratio (BOR) yaitu persentase Umum dan Konfensional, yang artinya Pelabuhan
penggunaan tambatan oleh kapal. TPKDB ini terbuka untuk kepentingan umum serta
2. Persentase Penggunaan Alat (Utilization) yaitu diperuntukan untuk pelayanan masyarakat, dan
persentase penggunaan terhadap kesiapan alat pelabuhan Konfensional, yang artinya adalah sebuah
bongkar. kesepakatan umum yang harus dipatuhi untuk semua
Adapun bentuk Pers. dari tolak ukur diatas dapat jenis kapal yang masuk kepelabuhan dengan
dilihat pada Pers. 15 dan Pers.16. peraturan pelayanan yang ada di pelabuhan tersebut.
Disiplin antrian yang dipakai di Pelabuhan TPKDB
1. Berth Occupancy Ratio adalah sistem First In First Out (FIFO) yang artinya,
Lebih dulu datang (sandar), lebih dulu dilayani
(Pk+5) x jam (keluar). Dengan model struktur antrian yang
(Pd x 24 x jlh hari dlm (bln atau thn) (15) dipakai adalah antrian tunggal dan pelayanan banyak
dalam posisi paralel yang cukup efektif untuk
Di mana: Pk = Panjang Kapal kondisi kedatangan kapal yang ada.
Pd = Panjang Dermaga
3.1 Data Kedatangan Kapal dan Perhitungan
2. Persentase Penggunaan alat (Utilization) Data kedatangan kapal yang digunakan pada
penelitian ini adalah data kapal yang masuk/datang
Jumlah Jam Pemakaian ke pelabuhan TPKDB untuk melakukan proses
(16) bongkar/muat pada bulan Juli 2019
Jam Tersedia x 100 %
1. Mencatat tanggal datang atau berthing kapal ke
4. Waktu Pelayanan Kapal di Pelabuhan kolam pelabuhan:
Waktu pelayanan kapal di pelabuhan meliputi Nama Kapal: MV. TANTO PRATAMA
unsur-unsur yang merupakan gambaran terhadap Produksi : Japan, 01 JUNI 1995
tahapan-tahapan aktifitas kapal pada saat tiba di Voy : 118
pelabuhan, merapat di dermaga atau meninggalkan Panjang Kapal : 182,83 Meter
pelabuhan. Draft : 9.53 Meter
Tiba : 19-07-2019 00.30 WIB
a. Berthing Time (BT) Sandar : 19-07-2019 04.18 WIB
Adalah jumlah jam satu kapal selama berada di Mulai Kerja: 19-07-2019 06.30 WIB
tambat (first time sampai dengan last time). Selesai Kerja: 17-07-2019 22.15 WIB
b. Berh Working Time (BWT) Lepas Sandar : 21-07-2019 06.42 WIB
Adalah jumlah jam satu kapal yang Bongkar : 632 Box
direncanakan untuk melakukan kegiatan Muat : 535 Box
bongkar muat barang selama berada ditambatan. Kemasan : FCL/MTY (Full Container
c. Idle Time (IT) Loading / Empty)
Adalah Jumlah jam bagi satu kapal yang
terbuang / tidak terpakai dari jam kerja yang Nama Kapal : MV.TANTO SETIA
direncanakan untuk melakukan kegiatan Produksi : Japan, 01 Desember 1994
bongkar-muat barang (tidak termasuk jam Voy : 155
istirahat). Panjang Kapal : 183 Meter
d. Effective Time (ET) Draft : 9.53 Meter
Adalah jumlah jam bagi satu kapal yang benar- Tiba : 19-07-2019 10.00 WIB
benar digunakan untuk melakukan kegiatan Sandar : 19-07-2019 13.15 WIB
bongkar muat barang. Mulai Kerja: 19-07-2019 13.40 WIB
e. Not Operation Time (NOT) Selesai Kerja: 21-07-2019 22.10 WIB
Adalah jumlah jam bagi satu kapal yang Lepas Sandar: 21-07-2019 22.30 WIB
direncanakan tidak bekerja selama berada di Bongkar : 855 Box
tambatan, termasuk istirahat dan waktu Muat : 562 Box
menunggu lepas tambat (Lepas Tali) pada Kemasan : FCL/MTY (Full Container Loading
waktu kapal akan berangkat dari tambatan. / Empty)

185 Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 2, Januari 2020


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

2. Jumlah kapal yang masuk dan sandar ke Bongkar/Muat : 632 Box/535 Box
pelabuhan TPKDB pada bulan Julitahun 2019 Lepas Sandar : 21-07-2019 06.42 WIB
adalah 25 kapal. Dengan sandar kapal yang
diteliti adalah MV. TANTO PRATAMA dan ∑(J𝑏 − J𝑡 )
𝜇= ∑𝐾
MV.TANTO SETIA.
(50.4)
3. Jumlah alat bongkar muat/gang adalah: = = 2.016Jam/kapal
25
Nama Kapal: MV. TANTO PRATAMA
Sandar : 19-07-2019 04.18 WIB Nama Kapal : MV.TANTO SETIA
Mulai Kerja : 19-07-2019 06.30 WIB Sandar : 19-07-2019 13.15 WIB
Selesai Kerja : 17-09-2019 22.15 WIB Bongkar/Muat : 855 Box/562 Box
Gang/Alat B/M : 2 alat Lepas Sandar : 21-07-2019 22.30 WIB
∑(J − J )
𝜇 = ∑𝑏 𝑡
Nama Kapal : MV.TANTO SETIA 𝐾
Sandar : 19-07-2019 13.15 WIB
(57.25)
Mulai Kerja : 19-07-2019 13.40 WIB = = 2.29 Jam/kapal
25
Selesai Kerja : 21-07-2019 22.10 WIB
Rata-rata laju pelayanan (Service time) untuk
Gang/Alat B/M : 3 alat
kapal MV. TANTO PRATAMA adalah 2.016
Jam/kapal, sedangkan untuk kapal MV.TANTO
Perlunya analisa data ini untuk menentukan
SETIA adalah 2.29 Jam/kapal. Dari data tersebut
hasil, berupa perbandingan dan statistik kejadian
maka laju pelayanan terhadap kedua kapal adalah
sehingga menemukan hasil yang akurat untuk
kapal MV. TANTO PRATAMA lebih
mendapatkan kesimpulan pada penelitian yang telah
mengefektifkan waktu yang ada untuk proses
dilakukan dari sumber yang diperoleh, yaitu dari
bongkar/muatanya di Pelabuhan.
instansi terkait dan dari kondisi di lapangan. Adapun
perhitungan yang dianalisis untuk data-data yang
d. Waktu gilir (Turn-round time)
telah didapatkan sesuai indikator kinerja adalah:
Untuk mencari waktu gilir kapal (Turn-round
a. Rata-rata kedatangan kapal (Arrival rate) time) terhadap kapal yang diteliti digunakan Pers. 5.
Untuk mencari rata-rata kedatangan kapal Nama Kapal: MV. TANTO PRATAMA
(Arrival rate) digunakan Pers. 2. Sandar : 19-07-2019 04.18 WIB
λ=
∑K Bongkar/Muat : 632 Box/535 Box
∑H Lepas Sandar : 21-07-2019 06.42 WIB
25
λ= = 0.833 kapal/hari ~ 1 kapal/hari ∑(J𝑏 − J𝑑 )
30 ∑𝐾
(51.2)
Rata-rata kedatangan kapal pada bulan Juli = = 2.048 Jam/kapal
25
adalah 1 kapal/hari.
b. Rata-rata waktu tunggu dalam antrian terhadap Nama Kapal : MV.TANTO SETIA
kapal yang diteliti (waitting time) Sandar : 19-07-2019 13.15 WIB
Bongkar/Muat : 855 Box/562 Box
Untuk mencari rata-rata waktu tunggu dalam Lepas Sandar : 21-07-2019 22.30 WIB
antrian terhadap kapal yang diteliti digunakan Pers. ∑(J𝑏 − J𝑑 )

3 berikut ini: ∑𝐾
∑(J − J )
L𝔮 = ∑𝑡 𝑑 (60.05)
K𝑡 = = 2.402 Jam/kapal
25
(04.18−00.30)+(13.15−10.00) e. Produksi per kapal (Production per ship)
Lq = = 3.51 Jam/kapal ~
2
210 menit/kapal Untuk mencari Produksi bongkar muat per kapal
(Production per ship) terhadap kapal yang diteliti
Rata-rata waktu tunggu dalam antrian untuk digunakan Pers. 6.
kedua kapal adalah selama 210 menit/kapal. Bongkar Muataan kapal pada bulan Juli ialah
27738 box
c. Rata-rata waktu laju pelayanan (Service ∑ 𝑀𝑘

time)/Lama tambat ∑𝐾

27738
Untuk mencari rata-rata laju pelayanan (service = = 1110 box/kapal
25
time) atau lama tambat terhadap kapal yang diteliti f. Bagian waktu efektif kapal yang tambat dan
digunakan Pers. 4. dikerjakan (Franction of time berthed ship
Nama Kapal: MV. TANTO PRATAMA worked)
Sandar : 19-07-2019 04.18 WIB

Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 2, Januari 2020 186


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

Untuk mencari waktu efektif kapal yang tambat ∑𝑀𝑘 1184


∑(J𝑏 − J𝑡 )
= = 23.5 box / jam
50.4
(Franction of time berthed ship worked) terhadap
kapal yang diteliti digunakan Pers. 7. Nama Kapal : MV.TANTO SETIA
Nama Kapal: MV. TANTO PRATAMA Sandar : 19-07-2019 13.15 WIB
Sandar : 19-07-2019 04.18 WIB Bongkar/Muat : 855 Box/562 Box
Bongkar/Muat : 632 Box/535 Box Lepas Sandar : 21-07-2019 22.30 WIB
Lepas Sandar : 21-07-2019 06.42 WIB ∑𝑀𝑘 1433
∑(J𝑏 − J𝑡 )
= = 25 box / jam
57.25
∑𝑊𝑒
∑(J𝑏 − J𝑡 )
Produksi per jam kapal di pelabuhan dan lama
(27.92) kapal di tambatan mempunyai nilai yang sama yaitu
= = 0.553 Jam/kapal ~ 33.18 menit nilai dari banyaknya jumlah kontainer yang
50.4
Nama Kapal : MV.TANTO SETIA dikerjakan per jam kapal. Untuk kapal MV. TANTO
Sandar : 19-07-2019 13.15 WIB PRATAMA yakni 23.5 box/jam, sedangkan untuk
Bongkar/Muat : 855 Box/562 Box kapal MV.TANTO SETIA yakni 25 boks / jam.
Lepas Sandar : 21-07-2019 22.30 WIB Maka jelas untuk kapal MV.TANTO SETIA lebih
∑𝑊𝑒
efektif dalam proses bongkar dan muat di pelabuhan
∑(J𝑏 − J𝑡 )
(43.83) TPKDB.
= = 0.765 Jam/kapal ~ 45.9 menit. i. Box Crane per jam per kapal di Pelabuhan
57.25
(BCH)
Bagian waktu tambat kapal yang dikerjakan
untuk kapal MV. TANTO PRATAMA adalah 33.18 Untuk menghitung kinerja crane di pelabuhan
menit/kapal sedangkan untuk kapal MV.TANTO Boxcrane per jam per kapal yang dikerjakan
SETIA adalah 45.9 menit/kapal. Dari data tersebut terhadap kapal yang diteliti digunakan Pers. 10.
maka waktu tambat kapal yang dikerjakan lebih Nama Kapal : MV. TANTO PRATAMA
efektif untuk kapal MV. TANTO PRATAMA. Sandar : 19-07-2019 04.18 WIB
g. Jumlah gang/crane yang bekerja per kapal per Bongkar/Muat : 632 Box/535 Box
shift (Number of gangs employed per ship per Lepas Sandar : 21-07-2019 06.42 WIB
shift)
∑𝑀𝑘
Untuk mencari jumlah gang atau crane yang ∑(G × W𝑠 )
bekerja per kapal per shift terhadap kapal yang
diteliti digunakan Pers.8 70
Gross = = 1.667 box /crane jam
Nama Kapal: MV. TANTO PRATAMA (2×21 )
302
Sandar : 19-07-2019 04.18 WIB Gross = = 7.190 box /crane jam
(2×21 )
Bongkar/Muat : 632 Box/535 Box 143
Gross = = 3.405 box /crane jam
Lepas Sandar : 21-07-2019 06.42 WIB (2×21 )
229
Gross = = 5.452 box /crane jam
∑(G ×W𝑠 ) (2×21 )
250
∑ W𝑒 Gross = = 5.952 box /crane jam
(2×21 )
163
(2×21 ) Gross = = 3.881 box /crane jam
= = 1.504 gang / jam ~ 2 gang/jam (2×21 )
27.92 Total Gross adalah 27.547 box/crane jam
Nama Kapal : MV.TANTO SETIA
Nama Kapal : MV.TANTO SETIA
Sandar : 19-07-2019 13.15 WIB
Sandar : 19-07-2019 13.15 WIB
Bongkar/Muat : 855 Box/562 Box
Bongkar/Muat : 855 Box/562 Box
Lepas Sandar : 21-07-2019 22.30 WIB
Lepas Sandar : 21-07-2019 22.30 WIB
100
∑(G ×W𝑠 ) Gross = = 2.381 box /crane jam
(2×21 )
∑ W𝑒 131
Gross = = 3.119 box /crane jam
(2×21 )
(3×21 ) 148
= = 1.437 gang / jam ~ 2 gang/jam Gross = = 3.524 box /crane jam
43.83 (2×21 )
h. Box per Jam per Kapal di Pelabuhan (BSH) 238
Gross = = 5.667 box /crane jam
(2×21 )
230
Untuk menghitung Box per jam per kapal yang Gross = = 5.476 box /crane jam
(2×21 )
dikerjakan di pelabuhan (Box per Ship Hour In Port) 273
terhadap kapal yang diteliti digunakan Pers. 9. Gross = = 6.5 box /crane jam
(2×21 )
196
Nama Kapal: MV. TANTO PRATAMA Gross = = 4.667 box /crane jam
(2×21 )
Sandar : 19-07-2019 04.18 WIB 125
Bongkar/Muat : 632 Box/535 Box Gross = = 2.976 box /crane jam
(2×21 )
Lepas Sandar : 21-07-2019 06.42 WIB Total Gross adalah 34.31 box /crane jam

187 Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 2, Januari 2020


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

Nama Kapal : MV. TANTO PRATAMA Bagian waktu crane yang menganggur untuk
Sandar : 19-07-2019 04.18 WIB kapal MV. TANTO PRATAMA adalah 0.367 jam-
Bongkar/Muat : 632 Box/535 Box kapal, sedangkan untuk kapal MV.TANTO SETIA
Lepas Sandar : 21-07-2019 06.42 WIB adalah 0.424 jam –kapal.
∑𝑀𝑘
∑(G × W𝑒 )
k. Jumlah rata-rata yang menunggu dalam sistem
70
antrian adalah :
Net = = 1.254 box /crane jam
(2×27.92 )
302 Untuk menghitung rata-rata yang menunggu
Net = = 5.408 box /crane jam
(2×27.92 ) dalam sistem antrian di pelabuhan terhadap kapal
143
Net = = 2.561 box /crane jam yang diteliti digunakan Pers. 13.
(2×27.92 )
229 Nama Kapal : MV. TANTO PRATAMA
Net = = 4.101 box /crane jam Sandar : 19-07-2019 04.18 WIB
(2×27.92 )
250 Bongkar/Muat : 632 Box/535 Box
Net = = 4.477 box /crane jam
(2×27.92 ) Lepas Sandar : 21-07-2019 06.42 WIB
163
Net = = 2.919 box /crane jam 𝜆
(2×27.92 ) 𝐿𝑆 = 𝐿𝑞 +
𝜇
Total Net adalah 20.72 box /crane jam
0.833
𝐿𝑠 = 3.51 + = 3.947 jam /kapal
Nama Kapal : MV.TANTO SETIA 2.016
Sandar : 19-07-2019 13.15 WIB ~ 236.82 menit / kapal
Bongkar/Muat : 855 Box/562 Box
Lepas Sandar : 21-07-2019 22.30 WIB Nama Kapal : MV.TANTO SETIA
Sandar : 19-07-2019 13.15 WIB
100 Bongkar/Muat : 855 Box/562 Box
Net = = 1.141 box / crane jam
(2×43.83) Lepas Sandar : 21-07-2019 22.30 WIB
131 𝜆
Net = = 1.494 box / crane jam 𝐿𝑆 = 𝐿𝑞 +
(2×27.92 ) 𝜇
148 0.883
Net = = 1.688 box / crane jam 𝐿𝑠 = 3.51 + = 3.895 jam /kapal
(2×27.92 ) 2.29
238
Net = = 2.715 box / crane jam ~ 233.7 menit / kapal
(2×27.92 )
230
Net = = 2.624 box / crane jam Jumlah rata-rata yang menunggu dalam sistem
(2×27.92 )
273 antrian untuk kapal MV. TANTO PRATAMA
Net = = 3.114 box / crane jam
(2×27.92 ) adalah 236.82 menit/kapal, sedangkan untuk kapal
196
Net = = 2.236 box / crane jam MV.TANTO SETIA adalah 233.7 menit/kapal.
(2×27.92 )
125 Yang artinya adalah kapal MV.TANTO SETIA
Net = = 1.426 box / crane jam
(2×27.92 ) lebih cepat dibandingkan untuk kapal MV. TANTO
Total Net adalah 16.0764 box / crane jam PRATAMA.
l. Perhitungan tolak ukur di atas dapat dihitung
j. Bagian waktu crane yang menganggur menggunakan Pers. 15 dan Pers. 2.16 sebagai
(Franction of time cranes idle) berikut:

Untuk menghitung kinerja crane yang Nama Kapal: MV. TANTO PRATAMA
mengangur di pelabuhan yang terhadap kapal yang Sandar : 19-07-2019 04.18 WIB
diteliti digunakan Pers. 12. Bongkar/Muat : 632 Box/535 Box
Nama Kapal: MV. TANTO PRATAMA Lepas Sandar : 21-07-2019 06.42 WIB
Sandar : 19-07-2019 04.18 WIB
Bongkar/Muat : 632 Box/535 Box a) Berth Occupancy Ratio
Lepas Sandar : 21-07-2019 06.42 WIB (𝑃𝑘 +5 ) × 𝑗𝑎𝑚
=
Keluar/Lepas sandar : 21-07-2019 06.42 WIB 𝑃𝑑 × 24 ×𝑗𝑙ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑙𝑚 (𝑏𝑙𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡ℎ𝑛)
∑𝑊𝑚 7.70 ( 186+5 )×50.4
= = 0.367 jam – kapal 400 ×24 ×30
= 0.033 %
∑𝑊𝑠 21

Nama Kapal : MV.TANTO SETIA Nama Kapal : MV.TANTO SETIA


Sandar : 19-07-2019 13.15 WIB Sandar : 19-07-2019 13.15 WIB
Bongkar/Muat : 855 Box/562 Box Bongkar/Muat : 855 Box/562 Box
Lepas Sandar : 21-07-2019 22.30 WIB Lepas Sandar : 21-07-2019 22.30 WIB
Keluar/Lepas sandar : 21-07-2019 22.30 WIB
(𝑃𝑘 + 5 ) × 𝑗𝑎𝑚
∑𝑊𝑚 8.92 𝑃𝑑 × 24 𝑗𝑙ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑙𝑚 (𝑏𝑙𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡ℎ𝑛)
= = 0.424 jam – kapal
∑𝑊𝑠 21 ( 183+5 )×57.25
= = 0.037 %
400 ×24 ×30

Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 2, Januari 2020 188


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

Berdasarkan perhitungan yang telah didapat Berdasarkan perhitungan


maka tolak ukur yang digunakan adalah Berth ➢ Berth Occupancy Ratio
Occupancy Ratio, dengan nilai untuk kapal MV. a) MV. TANTO PRATAMA dengan
TANTO PRATAMA 0.033 % dan untuk kapal nilai 0,,033 %
MV.TANTO SETIA adalah 0.037 %, yang artinya b) MV.TANTO SETIA dengan nila
rasio tambatan kapal lebih besar pada kapal 0,037 %
MV.TANTO SETIA di pelabuhan TPKDB. ➢ Utilization
a) MV. TANTO PRATAMA dengan
b) Persentase penggunaan alat (Utilization) nilai 55,396 %
Nama Kapal: MV. TANTO PRATAMA b) MV.TANTO SETIA dengan nilai
Sandar : 19-07-2019 04.18 WIB 76,55 %
Bongkar/Muat : 632 Box/535 Box
Lepas Sandar : 21-07-2019 06.42 WIB Yang artinya rasio tambatan kapal cukup kecil
untuk lama waktu sandar kapal di
Jumlah jam pemakaian 27.92 Pelabuhan.Sedangkan terhadap persen-tase
= = 55.396 %
Jam tersedia x 100% 50.4 ×100% penggunaan alat artinya nilai yang besar, berarti
kesiapan alat yang belum memadai.
Nama Kapal : MV.TANTO SETIA
Sandar : 19-07-2019 13.15 WIB 5.2 Saran
Bongkar/Muat : 855 Box/562 Box Berdasarankan hasil pembahasan dan
Lepas Sandar : 21-07-2019 22.30 WIB kesimpulan di atas, maka saran dan masukan dari
penulisan yang dapat disampaikan adalah sebagai
Jumlah jam pemakaian 43.83
= = 76.56 % berikut:
Jam tersedia x 100% 57.25 ×100%
1. Meningkatkan kualitas sumber daya para
IV. Kesimpulan pekerja pelabuhan dalam menjalankan kegiatan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil oprasional pela-buhan, dengan mengadakan
pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai pelatihan-pelatihan yang menunjang
berikut: ketrampilan para pekerja, serta pelatihan
1. Kapasitas kemampuan suatu pelayanan pada tentang kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
dermaga TPKDB dalam menampung kapal 2. Untuk proses bongkar muat kapal di Pelabuhan
yang tambat yaitu: diharapkan untuk kegiatan bongkar dan muatan
a) MV. TANTO PRATAMA dengan waktu kapal agar dapat mengefektifkan waktu dan
pelayanan (Service Time) yaitu 2,016 alat bongkar muatnya, agar kapasitas
Jam/kapal. kemampuan suatu pelayanan dermaga dalam
b) MV. TANTO SETIA dengan waktu menampung kapal yang tambat dapat
pelayanan (Service Time) 2,29 Jam/Kapal. terpenuhi.
Berdasarkan analisa, kemampuan pelayanan 3. Agar suatu antrian tidak terjadi maka harus
pada dermaga TPKDB cukup memadai dan adanya ketegasan dari pihak menegmen
efektif, karena sesuai dengan perencanaan pelabuhan agar berkomit-ment untuk
kemampuan daya tampung dermaga terhadap mengawasi dan merawat alat , dimana alat
kapal-kapal yang tambat. yang ada sekarang ini, sudah jauh dari kata
2. Kemampuan kapasitas bongkar muat kapal layak untuk di oprasikan di karenakan faktor
dalam BSH dan BCH usia alat yang sudah cukup tua dan sering
➢ Dalam Box per Ship Hours in port rusak.
a) MV. TANTO PRATAMA dengan
hasil 23,5 boks/jam per kapal Daftar Pustaka
b) MV. TANTO SETIA dengan hasil 25
boks/jam per kapal [1] Jinca, M. Y. (2011) Sistem dan analisis
➢ Dalam Box Crane Hours Transportasi laut indonesia dan studi kasus.
a) MV. TANTO PRATAMA dengan Surabaya: Penelitian Brilian Internasional.
hasil 27,547 box/crane-jam [2] Miro, F. (2005) Pengantar Sistem
b) MV. TANTO SETIA dengan hasil Transportasi. Jakarta: Erlangga.
34,31 box/crane-jam [3] Triatmodjo, B. (1999) “Teknik Pantai.” Beta
3. Antrian kapal di Pelabuhan TPKDB untuk Ofsett Yogyakarta.
proses bongkar maupun muat dalam suatu [4] Triatmodjo, B (2009) “Perencanaan
pelayanan pada dermaga antar pulau dengan Pelabuhan.” Beta Ofsett Yogyakarta.
fasilitas bongkar muat container dengan [5] Otoritas Pelabuhan Terminal Petikemas
menggunakan crane, ternyata pelayanan yang Domestik Belawan, dan kegiatan Bongkar
diberikan Terminal Peti Kemas Domestik Muat bulan Juli 2019.
Belawan terhadap pelayanan kapal yang sandar [6] PT. Pelabuhan Indonesia 1 (Persero)
cukup efektif dan bagus berdasarkan pelayanan http://inaport1.co.id
waktu.

189 Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 2, Januari 2020


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 2, Januari 2020 190

Anda mungkin juga menyukai