RANGKAIAN LISTRIK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
DAFTAR LABSHEET RANGKAIAN LISTRIK
Halaman
1. Pengenalan Alat – alat ukur dan Peralatan Laboratorium ............................................ 1
2. Pengenalan Bahan Praktek ........................................................................................... 8
3. Penggunaan Multimeter, CRO dan AFG ..................................................................... 15
4. Penggunaan Alat Ukur dan Bahan Praktek ................................................................... 24
5. Beban RLC Pada Sumber Tenaga Tegangan DC Dan AC .......................................... 28
6. Rangkaian Resistor Seri – Parallel – Campuran .......................................................... 33
7. Pengisian Pengosongan Kapasitor dan Induktor .......................................................... 36
8. Pengaruh Frekuensi Terhadap Beban RLC Seri dan Paralel ....................................... 42
9. Resonansi Seri dan Parallel dan Mencari Harga Reaktansi ......................................... 46
10. Sambungan Bintang – Segitiga dan Test Urutan Fase ................................................. 51
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAB SHEET PRAKTIK RANGKAIAN LISTRIK
4 Jam
Semester III Pengenalan Alat – alat ukur dan Peralatan Pertemuan
Laboratorium
JOB : 1 Hal 1 dari 7
A. TUJUAN
Setelah selesai praktek diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menyebutkan:
a. Nama
b. Jenis
c. Batas ukur yang ada
d. Skala yang ada
e. Kegunaannya
f. Penggunaannya
g. Keselamatan kerja dari alat ukur besaran listrik yang ada di laboratorium.
2. Menyebutkan:
a. Nama
b. Spesifikasi
c. Kegunaan
d. Keselamatan kerja dari peralatan praktek yang ada di laboratorium.
B. PETUNJUK SINGKAT
Alat Ukur
Alat ukur besaran listrik ada bermacam-macam sesuai dengan kegunaan dan
ubahan listrik yang dapat diukur. Sedangkan bila dilihat dari tampilannya bisa
berupa analog maupun digital. Macam-macam alat ukur :
1) Voltmeter
Voltmeteradalahalatukur yang digunakan untuk mengetahui besaran
tegangan listrik. Ada 3 macam voltmeter yang biasa digunakan:
2) Amperemeter
Amperemeter adalah alatukur yang digunakan untuk mengetahui besaran
kuatarus listrik. Ada 3 macam amperemeter yang biasa digunakan:
3) Wattmeter
Wattmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besaran daya
atautenaga listrik. Ada 2 macam wattmeter yang biasa digunakan:
4) Ohmmeter
Ohm meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besaranham
batan listrik. Ada beberapa macam ohm meter yang biasa digunakan :
a) Ohm meter untuk orde hambatan besar
Ohm meter jenis ini biasanya digunakan untuk mengukur hambatan
kecil sampai besar yang menggunakan sumber tegangan kecil. Alat ini
biasanya tergabung dengan alat yang lain yang biasanya dinamakan
Multimeter.
b) Insulation Resistance Testerdigunakan untuk mengukur hambatan
yang cukup besar (biasanya dalam orde MΩ ), dan sumber tegangan
yang digunakan cukup besar. Alat ini digunakan biasanya digunakan
untuk mengukur tahanan isolasi. Misalnya : lilitan motor dengan body.
c) Meger
Ohm meter jenis ini hampir sama dengan insulation tester perbedaanya
hanya terletak pada sumber tegangannya, kalau insulation terster
menggunakan battery karena memanfaatkan rangkaian elektronik
sedang pada meger menggunakan dinamo sebagai sumber teganganya.
d) Earth meter
Ohm meter jenis ini digunakan untuk mengukur hambatan pentanahan
grounding atau pentanahan petir.
5) Galvanometer
Alat ini hamper sama dengan amperemeter, digunakan untuk mencari
kesetimbangan sehingga mempunyai titik nol di tengahnya yang disebut
center zero.
6) Cos meter
Alat ini digunakan untuk mengukur besarnya factor daya atau sudut
pergeseran fase antara tegangan dan arus dalam satu rangkaian listrik bolak-
balik.
7) Tes urutan fasa
Alat ini digunakan untuk mengetahui urutan fase dari sumber tenaga listrik
AC 3 fasa.
8) Flux meter
Alat ini digunakan untuk mengukur besarnya kuat medan listrik.
9) Lux meter
Alat ini digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya.
10) Frekuensi meter
Alat ini digunakan untuk mengetahui besarnya frekuensi dari suatu sumber
tenaga listrik bolak-balik.
11) Multimeter
Multimeter sesuai dengan namanya adalah alat ukur yang merupakan
gabungan dari:
a) Voltmeter AC
b) Voltmeter DC
c) Amperemeter DC
d) Ohm meter
1. Kumparan Putar
2. Besi Putar
3. Elektrodinamis
4. Elektro statis
5. Induksi
6. Kawat panas
7. Plat getar
2. Tegak Lurus
Kelengkapan Meter
No Kelengkapan Simbol
1. Dioda penyearah
2. Thermokopel
Simbol : 2
Peralatan
Dalam praktek, selain menggunakan alat ukur juga didukung dengan peralatan lain
yaitu :
1. Sumber tegangan DC
Sumber tenaga listrik tegangan DC (DC Power Supply), outputnya ada yang tetap
dan ada yang variabel (dapatdiatur-atur), baik tegangan tunggal maupun ganda.
D. PROSEDUR PENGAMATAN
Pengamatan Alat Ukur
1. Ambilah satu alat ukur, amati data yang ada dan masukan ke dalam tabel 1.
2. Bila telah selesai kembalikan pada tempatnya semula, lalu ambil lagi alat
ukur jenis yang lain dan amati data yang ada dan masukan pada tabel 1.
3. Pengamatan meliputi :
a) Amperemeter minimal 3 buah
b) Voltmeter minimal 3 buah
c) Wattmeter minimal 2 buah
d) Galvanometer minimal 1 buah
e) Cos meter 1 buah
f) Tes urutan fasa 1 buah
g) Flux meter 1 buah
h) Multimeter 2 buah
i) Frekuensi meter 1 buah
j) Kwh meter 1 buah
2.
3.
4.
5.
6.
8.
9.
10.
Pengamatan Peralatan
1. Ambilah satu peralatan, amati data yang ada dan masukan kedalam tabel 2.
2. Bila telah selesai kembalikan pada tempatnya semula, lalu ambil lagi dan
amati data yang ada dan maasukan kedalam tabel 2.
3. Pengamatan meliputi :
a) DC Power supply 2 buah
b) Variac 1 buah
c) Transformator 1 phase 2 buah
d) Transformator 3 phase 3 buah
e) Transformator isolasi 1 buah
f) CRO 1 buah
g) AFG 1 buah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
A. TUJUAN
Setelah selesai praktek diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menyebutkan :
a. Nama
b. Spesifikasi
c. Kegunaan
d. Keselamatan dari bahan praktek yang ada dilaboratorium
2. Membaca kode-kode yang ada pada bahan praktek untuk menentukan
spesifikasinya.
B. TEORI SINGKAT
Ada beberapa macam bahan praktek yang sering digunakan dalam suatu rangkaian
percobaan, antara lain :
1. Resistor
Resistor dalam rangkaian listrik berfungsgsi sebagai beban resitif. Resistor
yang digunakan dalam praktek nilainya ada yang tetap dan ada yang variabel.
Resistor tetap:
Dinamai resistor tetap karena nilai hambatanya tetap. Nilai dari resistortetap
ada yang tertulis langsung dan ada yang menggunkan kode. Kode yang biasa
digunakan adalah:
a. Kode angka dan huruf
b. Kodewarna
Resistor variabel
Dinamai resistor variabel karena nilainya dapat diubah. Resistor ini biasanya
berupa :
a. Reosthat
b. Tahanan geser
c. Decade resistor
Disamping resistor seperti yang dijelaskan di atas masih ada satu jenis
resistor yang dinamakan loading resistor 3 phase. Loading resistor 3 phase
ujudnya berupa 3 buah resistor yang disusun berjajar yang nilainya dapat
diubah ubah secara simetris dan berfungsi sebagai beban 3 phase.
2. Induktor
Induktor dalam rangkaian listrik berfungsi sebagai beban induktif. Induktor
yang digunakan dalam praktek nilaianya ada yang tetap dan ada juga yang
variabel. Induktor tetap biasanya berupa lilitan kawat tembaga, misalnya
ballast lampu TL. Sedangkan induktor tidak tetap biasanya berupa dekade
induktor
3. Kapasitor
Kapasitor dalam rangkaian listrik berfungsi sebagai beban kapasitif. Kapasitor
yang digunakan dalam praktek nilainya ada yan tetap dan juga ada yang
variabel. Kapasitor tetap biasanya berupa sebuah kapasitor. Sedangkan
kapasitor tidak tetap biasanya berupa dekade kapasitor atau varco (Variabel
Condensator)
Ada 2 jeniskapasitor yaitu:
a. Kapasitor bipolar
b. Kapasitor non polar
Nilai dari kapasitor tetap ada yang tertulis secara langsung dan ada yang
menggunakan kode.
1. 5w 33 R J
2. 10 W 4R7 K
3. 5W 10 KΩ K
Contoh :
15 x 100 Ω ± 5 % = 1500 Ω ± 5 %
b. Dengan kode 5 warna
Cara membacanya :
Warna pertama (1) : Angka
Warna kedua (2) : Angka
Warna ketiga (3) : Angka
Warna keempat (4) : Perkalian
Warna kelima (5) : Toleransi
Contoh :
Kapasitansi = 560 pF
Toleransi = ± 10 %
Tegangan kerja = 100 Volt
Kapasitor dengan kode warna mudah jarang sekali kita temui dipasaran.
Sedang cara pembacaannya sama dengan cara pembacaan pada resistor hanya
warnanya ada lima gelang dimana gelang terakhir menunjukkan tegangan
kerjanya.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1.
2.
Warna
No Resistansi Toleransi Kemampuan Keterangan
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
Warna
No Resistansi Toleransi Kemampuan Ket.
1 2 3 4 5
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
1. Gambarkan rangkaian (simbol) spesifikasi dari tiap – tiap bahan yang saudara amati?
(wajib dijawab/dikerjakan)
A. TUJUAN
Setelah selesai praktek diharapkan mahwasiswa dapat :
1. Menggunakan Multimeter, CRO, dan AFG dengan baik, benar, dan aman.
2. Trampil mengukur suatu besaran listrik yang dapat diukur dengan
Multimeter dan CRO dengan aman.
B. TEORI SINGKAT
Penggunaan Multimeter
Multimeter yaitu suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk bermacam-macam
pengukuran besaran listrik, Atau dengan kata lain suatu alat ukur yang
merupakan kumpulan dari bermacam – macam alat ukur.
Multimeter yang sering dijumpai merupakan gabungan dari :
- Voltmeter AC
- Voltmeter DC
- Amperemeter DC
- Ohm meter
Multimeter ini disebut juga AVO meter yang merupakan singkatan dari ampere,
volt, dan Ohm. Sekarang banyak beredar Multimeter yang dilengkapi dengan
alat pengukur impedansi, kapasitansi bahkan penguatan transistor atau suatu
penguat signal.
Pemakaian Multimeter
Pemakaian Multimeter tergantung dari tujuan pengukuran. Oleh sebab itu
pemakain Multimeter harus memperhatikan petunjuk – petunjuk pemakain
Multimeter dan mematuhi peraturan – peraturan kalau tidak memperhatikan dan
mematuhi disamping mungkin alat yang akan rusak juga si pemakai sendiri yang
terancam bahaya. Karena hal –hal tersebut diatas maka pengukuran arus yang
besar atau tegangan tinggi perlu dijauhi untuk menghindari kemungkinan –
kemungkinan yang terjadi yang tidak kita inginkan. Agar tidak salah dalam
pemakaian janganlah dipergunakan alat ukur yang cacat.
Persiapan Pemakaian
1. Pembetulan penunjuk angka nol.
Sebelum meter digunakan untuk mengukur, jarum harus menunjuk angka nol
(angka nol disebelah kiri).
Pembetulan penunjuk angka nol dilakukan dengan jalan memutar skrup
pengatur kedudukan jarum ke arah mana yang diperlukan agar jarum tepat
menunjuk angka nol dari kiri busur skala.
2. Pemilihan jangkauan atau batas ukur
Sebelum menggunakan meter, terlebih dahulu harus diperhatikan kemampuan
maksimum dari meter (Batas Ukur/BU).
Batas ukur yang diinginkan dipilih dengan memutar pengatur batas ukur pada
kedudukan yang sesuai.
Pengukuran tegangan AC pada kedudukan ACV.
Pengukuran tegangan DC pada kedudukan DCV.
Pengukuran arus DC pada kedudukan mA DC.
Pengukuran tahanan/resistansi pada kedudukan Ohm
3. Penghubung Probe
Menurut peraturannya probe yang berwarna merah dihubungkan dengan
terminal positip sedangkan probe yang berwarna hitam dihubungkan dengan
terminal negatip. Pemasangan probe harus masuk sampai dasar batang tangkai
Catatan :
- Mengatur jarum pada kedudukan nol setiap saat harus diulangi apabila
telah digunakan untuk mengukur beberapa kali atau memindah batas ukur.
- Usahakan pemilihan batas ukur yang memungkinkan hasil penunjukkan di
tengah-tengah busur skala agar hasil pengukuran lebih akurat dan
pembacaan lebih mudah.
Catatan :
- Pada frekwensi 30 Hz sampai 20 KHz tidak berpengaruh pada batas ukur
10 V dan 50 V AC, tetapi pada frekwensi diatas 20 Khz akan kelihatan
pengaruhnya, demikian juga pada frekwensi dibawah 30 Hz jarum akan
bergetar sehingga penunjukkan sulit dibaca.
- Biasanya meter model ini dikalibrasi pada harga effektif dari tegangan
sinus. Kalau untuk mengukur tegangan yang bukan sinus tentu ada
kesalahan.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pemanfaatan Range Ohm
Digunakan untuk pengukuran Hambatan dan Pengecekan komponen
a. Untuk pengukuran hambatan
1) Siapkan resistor dengan berbagai nilai hambatan
2) Ukurlah hambatannya sesuai dengan prosedur
3) Bandingkan hasil pengukuran dengan nilai yang tertera
1.
2.
3.
4.
5.
6.
CRO
4. Bila telah selesai kembalikan semua alat pada posisi netral, kemudian
matikan saklarnya, lepas rangkaian dan lanjutkan pada percobaan
berikutnya.
CRO
V
Catatan:
Perlu diingat bahwa tegangan yang terbaca pada layer CRO adalah tegangan
Vp-p (puncak-ke puncak), maka untuk mengetahui besarnya tegangan efektif
harus dihitung :
V maksimum (Vmaks) = Vp-p x 0,5
V efektif (Veff.) = V maks. X 0,707
4. Bila telah selesai kembalikan semua alat pada posisi netral, kemudian
matikan saklarnya,lepas rangkaian dan terus pada percobaan berikutnya.
AFG
CRO
5. Bila telah selesai kembalikan posisi pengatur tegangan output AFG pada
kedudukan minimum, matikan power CRO dan AFG kemudian lepas
rangkaian dan kembalikan peralatan dan bahan ke tempat semula dengan
tertib dan rapi.
A. TUJUAN
Setelah selesai parktek diharapkan mahasiswa dapat :
1. Memilih alat ukur dengan benar dan tepat
2. Memasang alat ukur dengan benar dan aman
3. Memilih batas yang sesuai sehingga aman bagi alat ukur
4. Membaca penunjukkan jarum meter dengan benar dan tepat sesuai dengan
skala
5. Memilih bahan praktek dengan benar
6. Menghitung kemampuan dari bahan praktek yang akan dipakai
7. Memilih power supply yang kemampuannya sesuai.
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Penggunaan Ohm Meter, Ampere Meter DC dan Volt Meter DC
a. Ukurlah Rheostat yang akan digunakan sebagai beban dengan Ohm Meter
(range ohm meter) sebesar 100 Ohm
b. Lengkapi terlebih dahulu gambar dibawah ini
c. Pilih alat ukur yang diperlukan
50Ω
g. Bila telah selesai kembalikan posisi tegangan output power supply pada
kedudukan minimum, kemudian matikan saklarnya. Lepaskan rangkaian
dan teruskan pada percobaan berikutnya.
g. Bila telah selesai kembalikan posisi tegangan output power supply pada
kedudukan minimum, kemudian matikan saklarnya. Lepaskan rangkaian
dan teruskan pada percobaan berikutnya.
Penggunaan Wattmeter
a. Lengkapilah terlebih dahulu gambar dibawah ini
b. Pilih alat ukur yang diperlukan
c. Rangkaialah percobaan saudara seperti gambar dibawah. Sesuaikan batas
ukur dari meter-meter yang digunakan
d. Periksa rangkaian saudara kepada dosen pembimbing
B.U. B.U.
Daya Beban Kump. Penunjukkan
Kump. Perkalian Hasil
(Lampu TL) Arus jarum
Tegangan
15 W
20 W
TL 15 W
TL 15 W//C
3,25
A. TUJUAN
Setelah selesai praktek diharapakan mahasiswa dapat:
1. Mengukur besaran arus dan daya pada beben R L C pada sumber tegangan
searah dan bolak-balik.
2. Membuktikan hukum ohm.
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. RLC dengan sumber tenaga tegangan searah
a. Beban Resistif
1) Ukurlah rheostat yang akan digunakan sebagai beban dengan
ohmmeter (range ohm multimeter) sebesar 100 ohm
2) Hitunglah terlebih dahulu besarnya arus sesuai dengan tegangannya
3) Rangkailah percobaan saudara seperti gambar dibawah ini
4) Sesuaikan batas ukur dari meter-meter yang digunakan
Tabel 1. Data Hasil Pengukuran Arus dan Daya Dengan Beban Resistif
b. Beban Induktif
1) Ukurlah hambatan murni dari ballast yang akan digunakan sebagai
beban dengan Ohmmeter range ohm multimeter)
2) Lakukan langkah percobaan seperti langkah b s/d f diatas dan
masukkan hasilnya kedalam Tabel 2.
Tabel. 2 Data hasil pengukuran arus dan Daya dengan beban Induktif
Ballast L: Cos : R:
c. Beban Kapasitif
1) Ingat sifat dari kapasitor bila dihubungkan dengan sumber tegangan
DC apakah mempunyai hambatan?
2) Lakukan langkah percobaan seperti langkah b s/d f diatas dan
masukkan hasilnya kedalam Tabel 3.
Tabel 3. Data Hasil Pengukuran Arus dan Daya Dengan Beban Kapasitif
Kapasitor : µF/ V
Tegangan Perhitungan Praktek Selisih
Sumber
Arus Daya Arus Daya Arus Daya
20 Volt
30 Volt
40 Volt
50 Volt
60 volt
Tabel. 4 Data hasil pengukuran Arus dan Daya Pada beban Resistif
20 Volt
30 Volt
40 Volt
50 Volt
60 volt
b. Beban Induktif
1) Ukurlah hambatan murni dari ballast yang akan digunakan sebagai
beban dengan Ohmmeter
2) Lakukan langkah percobaan seperti langkah b s/d f percobaan pertama
diatas dan masukkan hasilnya ke dalam tabel 5.
Tabel 5. Data Hasil Pengukuran Arus dan Daya Pada Beban Induktif
Induktor L: mH, Cos : R: Ω
Tabel 6. Data Hasil Pengukuran Arus dan Daya Pada Beban Kapasitif
Kapasitor : µF/ V
A. TUJUAN
C. PROSEDUR PERCOBAAN
Pengamatan Pengamatan
Kode Warna Pengukuran Perhitungan Perhitungan
Alat Ukur Alat Ukur
No
R1 R2 R3 R1 R2 R3 A1 A2 A3 A1 A2 A3 V1 V2 V1 V2
(Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (A) (A) (A) (A) (A) (A) (V) (V) (V) (V)
1
2
3
4
5
g. Bila telah selesai kembalikan posisi tegangan output powe supply pada
kedudukan minimum, kemudian matikan saklarnya. Lepas rangkaian dan
teruskan dengan percobaan berikutnya.
A. TUJUAN
Setelah selesai praktek diharapakan mahasiswa dapat:
1. Menggambarkan grafik pengisian dan pengosongan kapasitor dan induktor
baik tegangan maupun arusnya sebagai fungsi-fungsi waktu.
2. Menyebutkan pengaruh besarnya Resistansi dan Kapasitansi terhadap
lamanya pengisian maupun pengosongan.
3. Menyebutkan pengaruh besarnya induktansi terhadap lamanya pengisian
maupun pengosongan.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Power supply DC 0 - 12V………………………………… 1 buah
2. Galvanometer ……………………………………………... 1 buah
3. Voltmeter DC yang mempunyai Rd paling besar………..… 1 buah
4. Stop Watch………………………………………………… 1 buah
5. Togel switch……………………………………………….. 1 buah
6. Saklar SPDT……………………………………………….. 1 buah
7. AFG…..……………………………………………………. 1 buah
8. CRO.........................................................................................1 buah
9. Resistor 100KΩ masing-masing……………………. 1 buah
10. Kapasitor bipolar 470µF/50V, 1000µF/50V……………… 1 buah
11. Decade Induktor 1 buah
12. Box dan kabel penghubung secukupnya
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. PENGISIAN DAN PENGOSONGAN KAPASITOR
a. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini.
Posisi Selector Switch (Ss) pada 1 dan Saklar (S) Off.
f. Bila telah selesai, matikan stop watch dan kembalikan jarum pada posisi
nol (direset), kemudian buka saklar S.
g. Ulangi proses pengisian dan pengosongan seperti diatas dengan harga
resistor tetap dan harga kapasitor 1000µF. Masukkan hasilnya kedalam
Tabel 2.
30
45
60
90
120
150
210
270
330
100 mH 4
200 mH 4
300 mH 4
400 mH 4
500 mH 4
600 mH 4
700 mH 4
800 mH 4
900 mH 4
1000 mH 4
A. TUJUAN
Setelah selesai praktek diharapakan mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan pengaruh frekuensi terhadap tegangan VR, VL dan VC.
2. Menjelaskan pengaruh frekuensi terhadap Arus IR, IL dan IC.
3. Menjelaskan pengaruh frekuensi terhadap Impedansi (Z) dan sudut pergeseran
Phase.
4. Menggambarkan grafik :
I = f (frekuensi)
X = f (frekuensi)
5. Menggambarkan Phasor diagram.
6. Menyebutkan besarnya sudut pergeseran Phase.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Multimeter 1 buah
2. AFG 1 buah
3. CRO (Osciloscope 1 buah
4. Transformator Isolasi 1 buah
5. Dekade Resistor 1 buah
6. Induktor 1 buah
7. Dekade Kapasitor 1 buah
8. Box Resistor 1 buah
9. Box dan kabel penghubung secukupnya
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rangkaian R – L dan R – C seri
a. Lakukan kalibrasi terhadap CRO yang akan saudara gunakan
b. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini
R = 2 KΩ , L = 500 mH
e. Bila telah selesai turunkan kembali frekuensi AFG hingga 100Hz, matikan
saklar AFG dan CRO.
f. Gantilah Induktor dengan kapasitor C:0.22µF, kemudian lakukan langkah
percobaan seperti langkah no 3 s/d 4 diatas dan masukkan hasilnya
kedalam Tabel 2.
g. Bila telah selesai turunkan kembali frekuennsi AFG hingga 100Hz
matikan saklar AFG dan CRO, lepas rangkaian dan teruskan dengan
percobaan berikutnya.
A. TUJUAN
Setelah selesai praktek diharapakan mahasiswa dapat:
1. Menggambarkan grafik
a. Z = f ( frekuensi)
b. I = f ( frekuensi )
2. Menyebutkan besarnya factor kualitas ada rangkaian seri dan paralel
3. Menyebutkan besarnya freluensi resonansi seri dan parallel
4. Menyebutkan besarnya lebar band pada rangkaian seri dan parallel
5. Menyebutkan besarnya induktansi yang belum diketahui
6. Menyebutkan besarnya kapasitansi yang belum diketahui
7. Menyebutkan besarnya R effektif pada ballast lampu TL
B. ALAT DAN BAHAN
1. Multimeter 1 buah
2. Transformator isolasi 1 buah
3. Decade resistor 1 buah
4. Decade kapasitor 1 buah
5. Ballast lampu TL 20 W 1 buah
6. Kapasitor yang belm diketahui nilainya 1 buah
7. AFG 1 buah
8. CRO 1 buah
9. Decade inductor 1 buah
10. Bok resistor 1 buah
11. Bok dan kabel penghubung secukupnya
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rangkaian Resonansi Seri
a. Lakukan kalibrasi terhadap CRO yang akan saudara gunakan.
b. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini.
R = 2KΩ , L = 300mH , C = 0,01 µF
Catatan :
Pada tanda pagar (#) atur seteliti mungkin hingga diperoleh frekuensi
resonansi yang betul-betul tepat (bila puncaknya datar ambillah tengah-
tengahannya).
f. Bila telah selesai turunkan kembali frekuensi AFG hingga 100 Hz matikan
saklar AFG dan CRO, kemudian gantilah rangkaian sbb:
Resistor ( R ) = 2KΩ
Induktor (L) = 500 mH seri ballast 20 Watt
Kapasitor ( C )= 0,01µF
g. Lakukan langkah pengamatan seperti langkah no 3 s/d 4 dan masukkan
hasilnya ke dalam Tabel 2.
h. Bila telah selesai kembalikan frekuensi AFG seperti pada posisi 100Hz,
matikan power CRO dan AFG, kemudian buatlah rangkaian seperti
percobaan pertama dengan nilai sbb:
Resistor (R) = 2 KΩ
Induktor (L) = 500 mH
Kapasitor (C) = belum diketahui
i. Hidupkan power CRO dan AFG, kemudian atur frekuensi AFG hingga
diperoleh harga VR = maksimum (terjadi resonansi)
j. Catat besarnya VR = .... V dan f = .... Hz
k. Bila telah selesai kembalikan frekuensi AFG pada kedudukan minimum,
matikan power CRO dan AFG dan lanjutkan dengan percobaan berikutnya
Catatan :
Pada tanda pagar (#) atur seteliti mungkin hingga diperoleh frekuensi
resonansi yang betul-betul tepat (bila puncaknya datar ambillah tengah-
tengahannya).
e. Bila telah selesai turunkan kembali frekuensi AFG hingga 100 Hz matikan
saklar AFG dan CRO, kemudian gantilah komponen sbb:
Resistor ( R ) = 2KΩ
Induktor (L) = Ballast TL 20W
Kapasitor (C) = 0,22µF
g. Bila telah selesai turunkan kembali frekuensi AFG pada 100 Hz , matikan
power CROdan AFG, lepas rangkaian dan kembalikan peralatan dan
bahan ke tempat semula dengan tertib dan rapi.
A. TUJUAN
Setelah selesai praktek diharapakan mahasiswa dapat:
1. Merangkai sebuah sumber tiga phase dalam sambungan bintang dan segitiga.
2. Menyebutkan hubungan antara :
a. Tegangan phase dan tegangan line.
b. Arus phase dan arus line.
3. Menentukan urutan phase dengan beberapa metode.
B. TEORI SINGKAT
Arus dan tegangan pada sambungan bintang :
Iline = Ifase
vline = fase * √3
Arus dan tegangan pada sambungan segitiga :
I = √3 . I
vline = fase
Sedangkan daya pada sambungan bintang dan segitiga
P= . . √3 cos ϴ
Untuk menentukan urutan fase dapat digunakan lead indikator . Jika urutan
fasenya benar , maka piringan lead indikator akan berputar kekanan dan
sebaliknya jika berputar kekiri berarti urutan fasenya terbalik.
Disamping menggunakan lead indikator penentuan urutan fase dapat
dilakukan secara tidak langsung menggunakan rangkaian sebagai berikut:
1. Methode 2 lampu
Pada methode ini digunakan 1 ballast dan 2 buah lampu pijar yang dirangkai
seperti gambar dibawah ini:
2. Methode Voltmeter
Pada methode ini digunakan sebuah rheostat, kapasitor non polar dan volt
meter yang dirangkai seperti gambar dibawah ini :
1. Multimeter 1 buah
2. Ampermeter AC (bila mencukupi) 4 buah
3. Indikator test urutan phase 1 buah
4. Transformator 3 phase 1 buah
5. Rheostat 500 ohm/1A 1 buah
6. Beban resistif 3 phase (loading resistor) 1 buah
7. Kapasitor non polar 7.5 µF/400V 3 buah
8. Lampu pijar yang mempunyai daya sama 2 buah
9. Saklar 3 phase / MCB bok 3 phase 1 buah
10.Bok dan kabel penghhubung secukupnya
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pengukuran Tegangan Tanpa Beban (Percobaab I)
a. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini.