Anda di halaman 1dari 38

PAJAK DAERAH DAN

RETRIBUSI DAERAH

PERKEMBANGAN
PENGATURAN PAJAK
DAERAH DAN RETRIBUSI
DAERAH DARI MASA KE
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and

MASA
infographics & images by Freepik

LINDA GRACE LOUPATTY,SE.,M.AK.,AK


A. MASA SEBELUM
UU NO.22 TAHUN 1999
1. Konstitusi UUD 1945, Periode Awal Kemerdekaan
(1945-1950)

Dalam UU No. 22 Tahun 1948 diatur mengenai sumber-sumber


pendapatan daerah, yaitu :
 
Pajak daerah, termasuk
Hasil perusahaan
daerah
juga retribusi.
Lain-lain (seperti:
Pajak negara pinjaman, subsidi, dan
yang diserahkan penjualan barang milik
kepada daerah daerah).
2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat 1949
(Januari – Agustus 1950)
Saat ini setidaknya terdapat dua UU dan dua UU
Darurat yang mengatur pemerintahan daerah,
yaitu:

A. UU No. 1 Tahun 1950 tentang Jenis


dan Bentuk Peraturan Yang Dikeluarkan
oleh Pemerintah Pusat.

B. UU NIT No. 44 Tahun 1950 tentang


Pemerintahan Daerah Negara Indonesia Timur.
C
1.UU Drt. No. 10 Tahun 1950
tentang Penyelenggaraan Tugas
Pemerintah di Negara Pasundan oleh
RIS.

1.UU Drt. No. 14 Tahun 1950 tentang


D Penyelenggaraan Tugas Pemerintah
di Negara Sumatra Selatan oleh RIS
3. Konstitusi UUD Sementara (1950-1959)
Peraturan-peraturan dan
ordonansi-ordonansi tersebut, yaitu:

A. UU Pajak Radio No. 12 Tahun 1947


setelah diubah dan ditambah dengan
UU No. 21 Tahun 1948.

B. UU Pajak Pembangunan I No. 14


Tahun 1947 setelah diubah dan
ditambah dengan UU No. 20 Tahun
1948.
C UU Drt. No. 12 Tahun
1950 tentang Pajak
Peredaran.

D Ordonansi Pajak
Peralihan 1944.

E Ordonansi Pajak
Peralihan 1944.
F. G.
Ordonansi Ordonansi Pajak
Pajak Rumah Kendaraan
Tangga Bermotor 1934
H. I.
Ordonansi Bea Balik Ordonansi Pajak
Nama 1924 Potong 1936

J.
Aturan Bea

Materai 1921 K.
Ordonansi
Successie 1901
L.
Ordonansi Pajak
Kekayaan 1932
Keempat jenis pajak daerah tersebut, yaitu :

Pajak atas izin


menangkap ikan di Opsen atas
perairan umum di pokok pajak
dalam wilayahnya. kekayaan.

Pajak sekolah yang Opsen atas


diperuntukkan membiayai pajak
pembangunan rumah penjualan
sekolah rakyat, yang bensin.
menjadi beban
pemerintah daerah.
Lapangan atau objek yang dapat dikenakan retribusi
daerah dalam UU Drt. ini, ditentukan sebagai :

a.Uang b. Uang tol bea-jalan, bea C. Bea pembantaian


leges. pangkalan, dan bea dan pemeriksaan
penambangan

d. Uang sempadan d. Bea


dan izin bangunan e. Retribusi atas penguburan.
pemakaian tanah.
4. Konstitusi UUD 1945, Periode
Orde Lama (1959-1966)

Dalam peraturan daerah yang dibuat dan disahkannya tersebut,


DPRD dan kepala daerah dapat memberikan sanksi, baik berupa
pidana maupun perdata, dan untuk keperluan tersebut
berkuasa untuk mengangkat pegawai-pegawai yang diberi
tugas untuk menyidik pelanggaran peraturan daerah.
5. Konstitusi UUD 1945,
Periode Orde Baru (1967-1998)
Saat itu terdapat hal-hal yang menarik antara lain
mengenai:
1.A. Kepemimpinan di
daerah:
1.B. Tugas kepala daerah
1.C. Status kepala daerah
1. Pengaturan Pemerintahan Daerah
(Otonomi Daerah)

Pembagian kewenangan atau fungsi (power sharing) antara


pusat dan daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan,
pelayanan masyarakat dan pembangunan menjadi semakin
jelas dengan diberikannya porsi peranan daerah yang lebih
besarjika dibandingkan dengan pusat.
Pembiayaan
Pelaksanaan
Otonomi Daerah

Transfer dana dari pusat ke


daerah (intergovernmental
fiscal transfer) merupakan
satu dari beberapa pilar
pokok desentralisasi fiskal.
2. Pengaturan Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah

A. Realisasi Pengawasan Peraturan


Daerah tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah
B. Pengkajian Peraturan Daerah tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah
peraturan daerah kemudian dikelompokkan
menjadi lima kelompok, yaitu:
1. tentang pajak dan retribusi yang telah sesuai dengan jenis-jenis
pajak dan retribusi sebagaimana yang tercantum dalam peraturan
perundang-undangan.

2. tentang jenis-jenis pajak dan retribusi baru (di luar yang


tercantum dalam peraturan perundang-undangan).

3. tentang sumbangan.
5. yang bersifat pengaturan yang
4. yang bersifat pengaturan
di dalamnya juga memuat pungutan,
tetapi di dalamnya tercantum
tetapi pungutan tersebut
pula pungutan-pungutan yang
berkaitan dengan jasa di bidang
mirip pungutan pajak dan/ atau
kepelabuhanan.
retribusi.
c. Pembatalan Peraturan Daerah Oleh
Menteri Keuangan

Peraturan daerah yang termasuk ke dalam matriks “Rekapitulasi Peraturan


Daerah yang Dipertimbangkan untuk Dibatalkan Beserta Alasan
Pembatalannya” merupakan peraturan daerah yang direkomendasikan
Menteri Keuangan kepada Menteri Dalam Negeri untuk dibatalkan setelah
melalui proses pengkajian yang intensif dan mendalam
3. Pengawasan Terhadap Pemerintah
Daerah
A. Pengawasan Oleh Pemerintah Pusat
1. Menurut PP No. 20 Tahun 2001 terdapat dua bentuk pengawasan, yaitu:

Pengawasan secara represif terhadap


kebijakan pemerintahan daerah yang berupa
peraturan daerah

Pengawasan secara fungsional terhadap


pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah.
B. Pengawasan Oleh DPRD
Perda dan menetapkan APBD bersama kepala daerah, juga mempunyai
tugas dan wewenang sebagai berikut:

2. Memberikan pendapat dan


1 Melaksanakan pertimbangan kepada
pengawasan pemerintah terhadap rencana
perjanjian internasional

3. Menampung dan
menindaklanjuti aspirasi daerah
dan masyarakat.
C. Pengawasan Oleh Masyarakat
dilaksanakan dalam bentuk :

1. Hak untuk mencari, memperoleh,


dan memberikan informasi

2. Hak untuk mendapatkan


pelayanan yang setara dan adil
dalam pemeliharaan negara
3. Hak menyampaikan saran
dan pendapat secara
bertanggung jawab atas
kebijakan penyelenggara
negara dan

4. Hak untuk memperoleh


perlindungan hukum
4. Penanganan Sengketa Pajak
Daerah
Secara umum, Adam Smith mengajukan beberapa prinsip
bagi pengenaan pajak umum yang baik, disebut dengan
“Smith’s Conons”, yaitu:
Equity, Certainty,
bahwa beban bahwa pajak
pajak harus hendaknya tegas,
sesuai dengan jelas, dan pasti
kemampuan setiap bagi setiap
wajib pajak. wajib pajak.
Convenience,
bahwa pajak jangan
sampai terlalu
menekan seorang wajib
pajak
Economy,
bahwa pajak hendaknya
menimbulkan kerugian
yang minimal
C. PRINSIP PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NO.
22 TAHUN 1999
DAN UNDANG-UNDANG NO. 25 TAHUN 1999
DALAM UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2004
DAN UNDANG-UNDANG NO. 33 TAHUN 2004
Pada pokoknya, perubahan substansi pengaturan UU No. 22 Ta hun 1999
yang terdapat dalam UU No. 32 Tahun 2004 dijabarkan pada tabel ini.
D. POKOK-POKOK PERUBAHAN
UU NO. 32 TAHUN 2004
MENJADI UU NO. 23 TAHUN
2014 SEBAGAIMANA TELAH
DIUBAHTERAKHIRDENGAN UU
NO. 9 TAHUN 2015
Adapun urusan umum tersebut meliputi:

1. Pembinaan wawasan kebangsaan


dan ketahanan nasional dalam
rangka memantapkan pengamalan
Pancasila, pelaksanaan UUD 1945,
pelestarian Bhinneka Tunggal Ika
serta pemertahanan dan
pemeliharaan keutuhan NKRI.
4. Penanganan
2. Pembinaan konflik sosial
persatuan dan sesuai ketentuan
kesatuan peraturan perundang
bangsa. undangan.

3. Pembinaan kerukunan
antarsuku dan intrasuku,
umat beragama, ras, dan
golongan lainnya guna
mewujudkan stabilitas
keamanaan lokal, regional,
nasional.
5. Koordinasi pelaksanaan
tugas antar-instansi
pemerintahan yang ada di 6. Pengembangan
wilayah daerah provinsi kehidupan demokrasi
dan daerah kabupaten/kota berdasarkan Pancasila.

7. Pelaksanaan semua
urusan pemerintahan yang
bukan merupakan kewenangan
daerah dan tidak
dilaksanakan oleh instansi
vertikal.
Demikianlah paparan kondisi dan analisis mengenai pengaturan pemerintahan
daerah di Indonesia sejak masa kemerdekaan yang diawali dengan
UU No. 1 Tahun 1945 tentang Komite Nasional Daerah dan UU
No. 22 Tahun 1948 tentang UU Pokok Pemerintahan Daerah
hingga masa reformasi yang ditandai dengan UU No. 22 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah, UU No. 32 Tahun 2004,
dan UU No. 23 Tahun 2014 yang terakhir diubah dengan UU No.
9 Tahun 2015 berikut pengaturan mengenai pajak daerah dan
retribusi daerah yang mengiringinya secara konsisten.
THANK YOU!

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai