Patofisiologi Diare
Patofisiologi Diare
Diare merupakan keadaan dimana tinja menjadi lebih cair/ encer karena
meningkatkan konsentrasi cairan dalam feses. Diare dapat terjadi karena beberapa
mekanisme. Pertama, diare osmotik dimana diare ini terjadi karena adanya zat-zat
atau bahan makanan yang sulit untuk dicerna oleh usus. Bahan yang tidak terserap
bersifat osmotis sehingga dapat menarik air ke dalam lumen (sekresi H 2O)
sehingga bisa menyebabkan diare.1
Sumber : Silbernagl S, Lang F.Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Edisi 3.Jakarta :
EGC;2016.163p.1
Diare sekretorik terjadi ketika sekresi Cl- oleh mukosa usus halus diaktifkan.
Didalam sel mukosa Cl- terkumpul melalui pengangkut symport Na+ K+ 2Cl-
(transpor aktif sekunder dan disekresikan melalui saluran Cl - luminal. Saluran ini
lebih sering terbuka ketika konsentrasi cAMP meningkat. cAMP dapat meningkat
misalnya saat ada infeksi dari toksin bakteri V. cholerae. Toksin cholerae
menyebabkan diare masif (hingga 1.000 mL/jam) yang dapat dengan cepat
mengancam nyawa karena hilangnya air, K+ dan HCO3 (syok hipovolemik,
hipokalemia, asidosis nonrespiratorik) .1
Reseksi ileum juga bisa mengakibatkan diare. Garam empedu secara normal
diserap di ileum akan berakibat terjadinya persepatan pasase melaui kolon
(berkurangnya penyerapan air). Selain itu, garam empedu yang tidak terserap
mengalami dehidroksilasi oleh bakteri di kolon. Metabolit garam empedu yang
terbentuk merangsang sekresi NaCl dan H2O di kolon, selain itu tidak terjadi
penyerapan aktif Na+ di segmen usus yang direseksi.1
REFERENSI