Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Bangsal Keperawatan yang
diampu oleh :
Oleh :
- Aisyah Windawati (17500011)
- Mita Siti Hasliah (17500016)
DDT-50/17
FAKULTAS KESEHATAN
POLITEKNIK PIKSI GANESHA
BANDUNG
2019
1. Ilmu Manajemen
Secara etimologi kata manajemen diambil dari bahasa Perancis kuno,
yaitu menagement, yang artinya adalah seni dalam mengatur dan
melaksanakan. Manajemen dapat juga didefinisikan sebagai upaya perencanaan,
pengkoordinasian, pengorganisasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah untuk mencapai tujuan
sesuai perencanaan dan efisien untuk melaksanakan pekerjaan dengan benar dan
teroganisir.
Definisi Manajemen menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1. Frederick Winslow Taylor (bapak manajemen) mendefinisakan “Management, the art
of management, is defined as knowing axactly what you whant to do and the seeing that
they do it in the best and cheapest way". Artinya manajemen adalah seni dari manjemen,
diartikan sebagai kepandaian yang sungguh-sungguh tentang apa yang dikehendaki dari
menyuruh orang mengerjakan sesuatu dan mengawasi mereka mengerjarkan sesuatu
dengan sebaik-baiknya dan dengan cara yang paling murah.
b. Teori Perilaku
Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan
bagaimana seorang manajer menjalankan fungsinya. Perilaku sering dilihat sebagai
suatu rentang dari perilaku otoriter ke demokratis atau dari fokus suatu produksi ke
fokus pegawai. Menurut Vestal (1994), teori perilaku ini dinamakan sebagai gaya
kepemimpinan seorang manajer dalam suatu organisasi.
Gaya diartikan sebagai suatu cara penampilan karakteristik atau tersendiri. Gaya
didefinisikan sebagai hak istimewa tersendiri dari si ahli dengan hasil akhir yang
dicapai tanpa menimbulkan isu sampingan. Gillies (1996) menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan dapat diidentifikasikan berdasarkan perilaku pemimpin itu sendiri.
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh adanya pengalaman bertahun-tahun dalam
kehidupannya. Oleh karena itu, kepribadian seseorang akan memengaruhi gaya
kepemimpinan yang digunakan. Gaya kepemimpinan seseorang cenderung sangat
bervariasi dan berbeda-beda.
Menurut para ahli, terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan
dalam suatu organisasi antara lain sebagai berikut :
a. Gaya kepemimpinan menurut Likert.
Likert dalam Nursalam (2002) mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat
sistem.
a) Sistem Otoriter–Eksploitatif.
Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah
terhadap bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman.
Komunikasi yang dilakukan bersifat satu arah ke bawah (top-down).
b) Sistem Benevolent–Otoritatif (Authoritative).
Pemimpin mempercayai bawahan sampai pada tingkat tertentu,
memotivasi bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu, dan
membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin memperhatikan ide bawahan dan
mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan keputusan masih
melakukan pengawasan yang ketat.
c) Sistem Konsultatif.
Pemimpin mempunyai kepercayaan yang cukup besar terhadap bawahan.
Pemimpin menggunakan balasan (insentif) untuk memotivasi bawahan dan
kadang-kadang menggunakan ancaman atau hukuman. Komunikasi dua arah
dan menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan.
d) Sistem Partisipatif.
Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan, selalu
memanfaatkan ide bawahan, serta menggunakan insentif ekonomi untuk
memotivasi bawahan. Komunikasi bersifat dua arah dan menjadikan bawahan
sebagai kelompok kerja.
b. Gaya kepemimpinan menurut Teori X dan Teori Y.
Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam bukunya The
Human Side Enterprise (1960). Dia menyebutkan bahwa perilaku seseorang
dalam suatu organisasi dapat dikelompokkan menjadi dua kutub utama, yaitu
sebagai Teori X dan Teori Y. Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu
tidak menyukai pekerjaan, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab,
cenderung menolak perubahan, dan lebih suka dipimpin daripada memimpin.
Sebaliknya Teori Y mengasumsikan bahwa bawahan itu senang bekerja, bisa
menerima tanggung jawab, mampu mandiri, mampu mengawasi diri, mampu
berimajinasi, dan kreatif. Berdasarkan teori ini, gaya kepemimpinan dibedakan
menjadi empat macam.
a) Gaya kepemimpinan diktator.
Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta
menggunakan ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan
Teori X.
b) Gaya kepemimpinan otokratis.
Pada dasarnya gaya kepemimpinan ini hampir sama dengan gaya
kepemimpinan diktator namun bobotnya agak kurang. Segala keputusan berada
di tangan pemimpin, pendapat dari tidak pernah dibenarkan. Gaya ini juga
merupakan pelaksanaan dari Teori X.
c) Gaya kepemimpinan demokratis.
Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam pengambilan sebuah
keputusan yang dilakukan dengan cara musyawarah. Gaya kepemimpinan ini
pada dasarnya sesuai dengan Teori Y.
c. Gaya kepemimpinan menurut Robert House.
Berdasarkan teori motivasi pengharapan, Robert House mengemukakan empat
gaya kepemimpinan.
1) Direktif.
Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana melaksanakan
suatu tugas. Gaya ini mengandung arti bahwa pemimpin selalu berorientasi
pada hasil yang dicapai oleh bawahannya
2) Suportif.
Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan bersikap ramah
terhadap bawahan.
3) Partisipatif
Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan masukan dan
saran dalam rangka pengambilan sebuah keputusan.
4) Berorientasi tujuan.
Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan
berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dengan seoptimal mungkin.
Teori ini menekankan bahwa manajer yang efektif adalah manajer yang
melaksanakan tugasnya dengan mengkombinasi antara factor bawaan, perilaku dan
situasi. Tannembaum & Schmid (1983) menekankan bahwa kombinasi antara gaya
kepemimpina otoriter dan demokratik diperlukan oleh manajer dimana unsure utama
manajer adalah tergantung dari situasi suatu organisasi. Yaitu kemampuan manajer,
penghargaan kepada kelompok.
Focus metode manajemen ini menekankan pada perilaku manajer yang menekankan
pada produksi dan manusia.
.
5. Teori Kontemporer (Kepemimpinan dan Manajemen)
7. Teori Z
Teori Z dikemukakan oleh Ouchi (1981). Teori ini merupakan pengembangan
Teori Y dari McGregor (1460) dan mendukung gaya kepemimpinan demokratis.
Komponen Teori Z meliputi pengambilan keputusan dan kesepakatan, menempatkan
pegawai sesuai keahliannya, menekankan pada keamanan pekerjaan, promosi yang
lambat, dan pendekatan yang holistik terhadap staf. Teori ini lebih menekankan pada
staf dibandingkan dengan kualitas produksi, sehingga di Amerika teori ini masih
banyak yang diperdebatkan.
8. Teori Interaktif
Schein (1970) menekankan bahwa staf atau pegawai adalah manusia sebagai
suatu sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan sekitarnya dan berkembang
secara dinamis. Sistem tersebut dianggap suatu sistem yang terbuka jika terjadi
adanya perubahan energi dan informasi dengan lingkungan. Asumsi teori ini sebagai
berikut.
a. Manusia memiliki karakteristik yang sangat kompleks. Mereka mempunyai
motivasi yang bervariasi dalam melakukan suatu pekerjaan.
b. Motivasi seseorang tidak tetap, tetapi berkembang sesuai perubahan waktu.
c. Tujuan bisa berbeda pada situasi yang berbeda pula.
d. Penampilan seseorang dan produktivitas dipengaruhi oleh tugas yang harus
diselesaikan, kemampuan seseorang, pengalaman, dan motivasi.
e. Tidak ada strategi yang paling efektif bagi pemimpin dalam setiap situasi.
Hollander (1978) mendukung teori tersebut. Ia menekankan bahwa antara peran
pemimpin dan staf dipengaruhi oleh peran yang lainnya. Dia menekankan bahwa
pemimpin adalah sebagai proses dua arah yang dinamis. Dia menekankan tiga dasar
komponen yang terlibat dalam perubahan pemimpin, yaitu:
a. pemimpin, termasuk personalitas pemimpin, persepsi, dan kemampuannya;
b. staf, termasuk personalitas, persepsi, dan kemampuannya;
c. lingkungan/situasi di mana pemimpin dan staf berfungsi, termasuk norma
kelompok baik formal maupun informal, ukuran, kekuatan, dan ciri-ciri yang lainnya.
Menurut Holander (1978), pemimpin yang efektif memerlukan kemampuan untuk
menggunakan proses penyelesaian masalah, mempertahankan kelompok secara
efektif, mempunyai kemampuan komunikasi yang baik, menunjukkan kejujuran
dalam memimpin, kompeten, kreatif, dan kemampuan mengembangkan identifikasi
kelompok.
b. Price System
Agar dalam mleksanakan tugasnya perawat harus dapat mengambil langkah-
langkah yang efektif dan efisien, maka perawat dituntut untuk merespon setiap
permasalahan yang terjadi di organisasi. Pendekatan yang dapat digunakan adalah
Price System
, dimana setiap pergantian atau perubahan yang terjadi di organisasi adalah suatu
harga.
P : PINPOINT ( determine the performance area )
R : RECORD ( Measure current performance level )
I : INVOLVE (Agre on performance goals & strategies for coaching and evaluate)
C : COACH ( Performance and manage consequences )
E : EVALUATE ( track the performance progress and determine future strategies)
DAFTAR PUSTAKA
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-manajemen.html
http://artikel-jurnal-manajemen.blogspot.com/2012/05/definisi-manajemen.html
http://ritanoviananurse.blogspot.com/2016/08/teori-manajemen-dan-kepeminpinan.html
http://drdicoret.blogspot.com/2016/01/kepemimpinan-dalam-manajemen-keperawatan.html