DISUSUN OLEH :
NAMA NIM
SRI SETYANI P1337420418115
SINTIA NURFANICA SARI P1337420418117
PUTRI AYU P1337420418118
BELA YUNINGTYAS P1337420418119
INTAN SARI P1337420418120
EVINA DIAN R P1337420418121
I. TOPIK
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi : halusinasi sesi 1-2.
II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Setelah diberikan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi
persepsi, pasien dapat meningkatkan kemampuan mengontrol halusinasi
secara bertahap sesuai dengan prosedur yang disampaikan di sesi 1, sesi 2.
B. Tujuan Khusus
a. Pasien mampu mengontrol halusinasinya.
b. Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik.
C. Penyebab
a. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan
setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi,
perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian
individu terhadap stressor dan masalah koping dapat
mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan
halusinasi adalah:
1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang
mengatur proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme
pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan
untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh
otak untuk diinterpretasikan.
2) Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap
stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan
perilaku.
3) Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam
menanggapi stressor.
b. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart (2007), faktor predisposisi terjadinya halusinasi
adalah:
1) Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan
dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai
dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang
berikut :
a) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan
otak yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi
pada daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan
perilaku psikotik.
b) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter
yang berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor
dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
c) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal
menunjukkan terjadinya atropi yang signifikan pada otak
manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis,
ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian
depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan
anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).
2) Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat
mempengaruhi respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu
sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi
realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang
hidup klien.
3) Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi
realita seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang,
kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai
stress.
V. PROSES SELEKSI
Kegiatan terapi kelompok ini akan diikuti oleh :
A. Klien yang tenang dan kooperatif.
B. Klien yang tidak mengalami proses fikir.
C. Klien yang mempunyai emosi yang terkontrol.
D. Klien yang tidak mengalami gangguan kesehatan fisik.
VI. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK
1. Tempat
Bangsal gatotkaca RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta.
2. Hari/Tanggal
Jum’at, 12 Maret 2021
3. Waktu
15.00 - 15.30 WIB
Waktu yang dibutuhkan untuk terapi yaitu 30 menit.
4. Pengorganisasian
a. Jumlah dan Nama Klien
Ada 4 orang, yang bernama :
1) Rahmad
2) Nur wicahyono
3) Ivan
4) Amirrudin
F. Langkah Langkah
Mengontrol halusinasi dengan menghardik.
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak kepada pasien yang telah mengikuti sesi 1
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
1) Salam Terapeutik
a) Salam dari perawat kepada pasien.
b) Pasien dan perawat memakai name tag.
2) Evaluasi validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi, waktu,
frekuensi, respon.
3) Kontrak
a) Perawat menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu
cara mengontrol halusinanya.
b) Perawat menjelaskan aturan main berikut :
Jika ada pasien yang meninggalkan kelompok harus minta
izin kepada perawat
Waktu kegiatan 15 menit
Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
Menentukan urutan kegiatan terapi aktivitas kelompok
menggunakan dadu origami
Keterangan :
: Meja : Co-Leader : Fasilitator
: Kursi
: Leader : Observer
: Klien
XI. Format Evaluasi
a. Kemampuan Verbal
Nama Klien
No Aspek yang Dinilai
1 Menyebutkancara yang
selama ini digunakan
untuk mengatasi
halusinasi
2 Menyebutkan
efektivitas cara yang
digunakan
3 Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik
4 Memperagakan cara
menghardik halusinasi
Jumlah
b. Kemampuan Nonverbal
Nama Klien
No. Aspek yang Dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien tulis nama panggilan klien yang mengikuti
kegiatan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi: halusinasi
2. Untuk setiap klien semua aspek dinilai dengan memberi tanda v untuk
yang ditemukan dengan tanda bila tidak ditemukan berikan tanda x.
3. Jumlah kemampuan yang ditemukan, bernilai 3 atau 4 klien mampu dan
nilai 0, 1 atau 2 klien belum mampu.
XII. PENUTUP
Kegiatan terapi aktivitas ini diharapkan mampu mencapai tujuan, hasil
yang diharapkan yaitu adanya interaksi dan sosialisasi antar klien-klien juga
diharapkan mampu mengekspresikan perasaan yang sedang dihadapinya secara
adaptif.
Mengetahui