Latar Belakang Surat Yakobus
Latar Belakang Surat Yakobus
Firman Allah, baik yang dikhotbahkan maupun yang tertulis, tidak dapat menguasai seorang
dengan efektif kalau orang itu belum terpisah dari kekotoran dan kejahatan moral.
1). Allah memerintahkan orang percaya untuk mengesampingkan semua kekotoran berdosa
yang meresapi suatu masyarakat yang rusak sambil berusaha mempengaruhi mereka dan
keluarganya. Kotoran ini menajiskan jiwa dan merusak kehidupan mereka (bd. Ef
2). Alkitab memberitahukan kita apa yang tidak layak bagi umat Allah yang kudus. Oleh
karena itu, jangan kita terlibat dalam bentuk percabulan dan kecemaran apa pun juga (Ef 5:3-
4). Kita harus menyadari bahwa mengizinkan jenis kekotoran moral apa pun ke dalam
kehidupan atau rumah-tangga kita, termasuk bahasa yang tidak senonoh atau kecabulan
melalui video atau televisi, mendukakan Roh Kudus dan melanggar standar Allah yang kudus
bagi umat-Nya. Firman Allah memperingatkan kita, "Janganlah kamu disesatkan orang
dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah ...
3). Sebagai orang percaya, kita harus bersungguh-sungguh dalam kebenaran dan kekudusan.
Rumah kita hendaknya dibersihkan dari kecemaran dan dipenuhi dengan Firman Allah dan
lihat art. PENGUDUSAN
Buanglah segala sesuatu yang kotor. Karena Firman Allah merupakan benih, maka
diperlukan tanah yang baik agar benih tersebut dapat bertumbuh dengan baik. "Sebab itu
berlebihan saja yang perlu dibuang. Sekalipun demikian, Tasker dengan tepat mengatakan
bahwa istilah begitu banyak berarti "yang masih tersisa." "Setiap orang Kristen yang telah
bertobat membawa ke dalam hidupnya yang baru banyak hal yang tidak pantas untuk hidup
yang baru tersebut. Semuanya itu harus dibuang, agar ia dapat lebih sungguh-sungguh
menyerahkan diri untuk secara positif menerima dengan lemah lembut firman yang
(bdg. 1:19), orang jangan berhenti di sini. Tindakan harus merupakan kelanjutan dari