Anda di halaman 1dari 78

LAPORAN AKHIR

NUSANTARA SEHAT TIM BASED BATCH XI

KABUPATEN GARUT PROVINSI JAWA BARAT

Di Laporkan Oleh :

Leader : Priska Maryana, S.Kep.,Ners ( 10.6.0303258 )

Anggota : 1. Apt. Dwi Hernamani, S.Farm ( 10.6.0503260 )

2. Irnaida, Amd.Keb ( 10.6.0403255 )

3. Fahmi Yusuf, SKM ( 10.6.0603257 )

4. Nurul Izzah, S.Tr.AK ( 10.6.1103259 )

5. Wira Wardiati, Amd.Gz ( 10.6.0803256 )

6. Puji Wardani Putri, Amd.KL ( 10.6.0703254 )

KECAMATAN CIKELET KABUPATEN GARUT

PROVINSI JAWA BARAT

TAHUN 2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN AKHIR NUSANTARA SEHAT

TEAM BASED BATCH XI TAHUN 2020

UPT PUSKESMAS CIMARI

KECAMATAN CIKELET

KABUPATEN GARUT

PROVINSI JAWA BARAT

Cimari, Oktober 2020

Menyetujui,

Kepala UPT Puskesmas Cimari

Sodikin, S.Kep., Ners

NIP.

ii
PROFIL NST BATCH XI UPT PUSKESMAS CIMARI

Nama : Priska Maryana, S.Kep.,Ners

TTL : Bima, 02 Februari 1991

Profesi : Ners

Nama : Apt. Dwi Hernamani, S.Farm

TTL : Ds. Sinar Gading, 31 Mei 1993

Profesi : Apoteker

Nama : Irnaida, Amd.Keb

TTL : Krueng batee, 26 Juli 1993

Profesi : Bidan

Nama : Fahmi Yusuf, SKM

TTL : Fakfak, 16 November 1992

Profesi : Kesehatan Masyarakat

iii
Nama : Nurul Izzah, S.Tr.AK

TTL : Lasusua, 26 September 1995

Profesi : Analis Laboratorium

Nama : Wira Wardiati, Amd.Gz

TTL : Buntu Lamba, 01 Maret 1995

Profesi : Gizi

Nama : Puji Wardani Putri, Amd.KL

TTL : Pasar Kambang, 03 September 1996

Profesi : Kesehatan Lingkungan

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penyusunan Laporan Akhir Team Based Nusantara Sehat Batch XI UPT
Puskesmas Cimari Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Penyusunan laporan Akhir Team Based Nusantara Sehat Batch XI UPT Puskesmas
Cimari Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat ini bertujuan untuk melaporkan kegiatan selama
dua tahun penempatan dari tanggal 01 Desember 2018 – 30 November 2020. Laporan Akhir
Team Based Nusantara Sehat Batch XI UPT Puskesmas Cimari Kabupaten Garut Provinsi Jawa
Barat menggambarkan tentang keadaan geografis dan demografis Kecamatan Cikelet, keadaan
pembangunan kesehatan di Puskesmas Cimari, keadaan derajat kesehatan masyarakat dan
keadaan before dan after Puskemas Cimari serta kegiatan yang telah dilaksanakan selama dua
tahun penugasan baik kegiatan inovasi yang telah dilakukan oleh tim ataupun kegiatan yang
telah dilakukan oleh masing-masing anggota tim berdasarkan profesinya. Penyusunan Laporan
Akhir Team Based Nusantara Sehat Batch XI UPT Puskesmas Cimari Kabupaten Garut Provinsi
Jawa Barat ini terwujud atas bimbingan, nasehat, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak
demi kelancaran penulisan laporan semester akhir ini. Dengan segala kerendahan hati, pada
kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat Bapak/Ibu:
1. dr.H. Maskut Farid,MM selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.
2. Sodikin,S.Kep.,Ners selaku Kepala Puskesmas Cimari Kabupaten Garut Provinsi
Jawa Barat yang telah membantu, serta memberikan petunjuk dan saran dalam
penyusunan laporan ini.
3. Staf maupun pegawai Puskesmas Cimari Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat yang
telah memberikan motivasi dan dukungan untuk menyelesaikan laporan akhir ini.
4. Teman-Teman seperjuangan Team Based Nusantara Sehat Batch XI UPT Puskesmas
Cimari Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat yang terus mendukung, membangun,
dan menyemangati dalam membuat program dan inovasi sehingga laporan akhir ini
tersusun dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan Laporan Akhir Team Based Nusantara Sehat
Batch XI UPT Puskesmas Cimari Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan Laporan Akhir
Team Based Nusantara Sehat Batch XI UPT Puskesmas Cimari Kabupaten Garut Provinsi Jawa
Barat. Penyusun berharap semoga Laporan Akhir Team Based Nusantara Sehat Batch XI UPT

v
Puskesmas Cimari Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat ini dapat bermanfaat bagi Puskesmas
XI UPT Puskesmas Cimari Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat maupun pihak-pihak lain yang
memerlukan.

Cimari, 30 November 2020

Team Based Nusantara Sehat Batch XI Puskesmas Cimari

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................................................ii
PROFIL NST BATCH XI PUSKESMAS CIMARI............................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................................viii
BAB I ANALISA SITUASI..................................................................................................................1
1. KEADAAN UMUM............................................................................................................1
1.1. Geografi.......................................................................................................................1
1.2. Demografi....................................................................................................................1
1.3. Sosio, Ekonomi dan Pendidikan...................................................................................1
2. GAMBARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN..............................................................1
2.1. Sarana dan Prasarana Puskesmas.................................................................................1
2.2. Tenaga Kesehatan Puskesmas......................................................................................1
2.3. Pembiayaan Puskesmas................................................................................................1
2.4. Visi, Misi dan Tata Nilai Puskesmas............................................................................1
2.5. Kelembagaan dan Struktur Organisasi.........................................................................1
3. SITUASI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT......................................................1
3.1. Mortalitas.....................................................................................................................1
3.2. Morbiditas....................................................................................................................1
3.3. Perilaku Masyarakat Yang Tidak mendukung PHBS...................................................1
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN INOVASI PROGRAM NUSANTARA SEHAT..................1
1. Matriks : Before and After NST Ditempatkan.....................................................................2
1.2. Before and After Hasil NST.........................................................................................2
2. Hasil Pelaksanaan Before and After Per Individu Menurut Jenis Nakes Sesuai Dengan Tugas
dan Fungsi...........................................................................................................................2
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN PERBAIKAN........................................................................2

vii
DAFTAR TABEL

viii
DAFTAR GAMBAR

ix
BAB I
ANALISA SITUASI

1. KEADAAN UMUM

1.1. Geografi
UPT Puskesmas Cimari berada di wilayah kerja Kecamatan

Cikelet yang berlokasi di jalan raya Cimari no. 17 Desa Cigadog

Kecamatan Cikelet. Kecamatan ini berjarak 96 km dari kota

kabupaten, yang mana merupakan salah satu wilayah terjauh.

Luas wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari 12.054,44 ha

yang terdiri dari 60 % pegunungan, 40 % dataran dan berada

diketinggian ±20 m dari permukaan laut. Yang terbagi dalam 3 Desa

yaitu : Desa Cigadog, Desa Kertamukti dan Desa Girimukti.

Tabel 1. Luas wilayah kerja berdasarkan masing – masing Desa pada wilayah kerja

UPT Puskesmas Cimari Tahun 2019

No
Desa Luas Wilayah
.
1. Cigadog 5.356.37 ha

2. Kertamukti 1.511 ha

3. Girimukti 5.187.07 ha

Jumlah 12.054,44 ha
Sumber : Data Geografis Kecamatan Cikelet Tahun 2019

Untuk lebih jelasnya berikut gambaran wilayah kerja UPT

Puskesmas Cimari yang disajikan dalam bentuk peta.

1
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Cimari Tahun 2019

Dilihat pada peta di atas batasan administrasi wilayah kerja

UPT Puskesmas Cimari berbatasan langsung dengan empat wilayah

kerja puskesmas yang lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

Tabel 2. Batasan Wilayah Kerja UPT Puskesmas Cimari Tahun 2019

No
Batasan Area Batasan Wilayah
.

2
1. Sebelah Utara Berbatasan dengan Desa Neglasari

Kecamatan Pakenjeng

2. Sebelah Selatan Berbatan dengan Samudra

Indonesia dan Desa Karangsari

3. Sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Cijambe

dan Ciroyom Kecamatan Cikelet

4. Sebelah Barat Berbatasan dengan Desa

Tegalgede Kecamatan Pakenjeng

Sumber : Data Geografis Kecamatan Cikelet Tahun 2019

1.2. Demografi
Di wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari, Kecamatan Cikelet

jumlah penduduk sampai dengan bulan Desember Tahun 2019

sebanyak 13.033 Jiwa dari 2.501 KK. Adapun sebaran penduduk

berdasarkan masing – masing Desa di wilayah kerja UPT

Puskesmas Cimari Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel di bawah

ini :

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Masing-Masing Desa di Wilayah

Kerja UPT Puskesmas Cimari Tahun 2019

No Jumlah
Desa Laki - laki Perempuan
. Penduduk
1. Cigadog 2.404 Jiwa 3.251 Jiwa 5.655 Jiwa

2. Kertamukti 2.147 Jiwa 2.477 Jiwa 4.624 Jiwa

3. Girimukti 1.392 Jiwa 1.362 Jiwa 2.754 Jiwa

Total 5.943 Jiwa 7.090 Jiwa 13.033 Jiwa


Sumber : Data Kependudukan Kecamatan Cikelet Tahun 2019

3
1.3. Gambaran Sosial dan Ekonomi

Rekapitulasi Jumlah KK berdasarkan Tingkat Kesejahteraan

di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Cimari, Kecamatan Cikelet Tahun

2019 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. Rekapitulasi Jumlah KK Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan di

Wilayah Kerja UPT Puskesmas Cimari Tahun 2019

KS
No Pra KS KS
Desa KS
KS I
II III
III Jumlah
. Plus

1. Cigadog 416 229 457 112 4 1.218

2. Kertamukti 292 161 375 34 4 886

3. Girimukti 145 80 165 24 3 417

Total 853 470 997 170 11 2.501


Sumber : Data Kependudukan Kecamatan Cikelet Tahun 2019

Dari data kependudukan di atas, mayoritas keluarga ada

pada tiga tingkatan paling bawah. 34.11 % (853 KK) berada pada

tingkatan pra KS (sangat miskin), 18.79 % (470 KK) tingkat KS I

(miskin) dan 39.86 % (997) tingkat KS II (menengah). Hal tersebut

dapat mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat.

Adapun mata pencaharian penduduk di wilayah kerja UPT

Puskesmas Cimari, Kecamatan Cikelet adalah sebagi berikut :

4
1234
949

476
163 93 51
4 15 25
i h S I g n
an u an N LR an u an in
et ur n P O si ay la
P B u P ag en el –
eb I/ ed P N
k TN P in
er La
P
an
y aw
ar
K

Gambar 2. Mayoritas Jenis Pekerjaan Penduduk di Wilayah Kerja UPT

Puskesmas Cimari Tahun 2019

Dari data di atas, mayoritas masyarakat di Wilayah Kerja

UPT Puskesmas Cimari bekerja sebagai karyawan perkebunan yaitu

1.234 jiwa. Hal tersebut sangat mempengaruhi tingkat kesehatan

masyarakat.

2. GAMBARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN


2.1. Sarana dan Prasarana Puskesmas

A. Data Puskesmas

Tabel 5. Profil UPT Puskesmas Cimari Tahun 2020

Nama Puskesmas Cimari


KodePuskesmas P3205060202
Alamat Puskesmas Cimari RT 01 RW 13 Desa Cigadog

Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut

Jenis Puskesmas FKTP


Provinsi(Fasilitas
Jawa BaratKesehatan Tingkat

Pertama) Non- Rawat Inap


Status Akreditasi Dasar

5
Wilayah Kerja Puskesmas

a. Luas wilayah Puskesmas 12.054,44 Ha

b. Jumlah desa 3 Desa


Ketersediaan Air Bersih Air bersih tidak tersedia, sumber air

dari air permukaan pegunungan


Ketersediaan Listrik Listrik tersedia 24 jam
Status Puskesmas Menerapkan Pola Pengelolaan

Keuangan BLUD

UPT Puskesmas Cimari merupakan puskesmas jenis unit pelayanan

tingkat desa yang terletak di Desa Cigadog, kecamatan Cikelet Kabupaten

Garut Provinsi Jawa Barat. Kondisi gedung puskesmas Cimari dalam keadaan

baik karena merupakan bangunan baru setelah renovasi pada tahun 2017.

Gambar 3. Tampak Bangunan UPT Puskesmas Cimari Sebelum dan


Setelah NST

Foto Puskesmas Before dan After


UPT Puskesmas Cimari memiliki jejaring yang tersebar di setiap desa
wilayah kerja Puskesmas Cimari.
6
Tabel 6. Kondisi Fisik Jejaring UPT Puskesmas Cimari Tahun 2020

Sarana Fisik Lokasi Jumlah Keterangan


Puskesmas Induk Desa Cigadog 1 Baik
Pos Pelayanan Kesehatan Desa Cigadog 1 Baik
Pustu Sanding Desa Cigadog 1 Baik
Poskesdes Desa Girimukti 1 Baik
Pustu Desa Kertamukti 1 Rusak Berat
Posyandu Desa Cigadog, 25 Aktif
Kertamuktidan
Girimukti

UPT Puskesmas Cimari memiliki dua puskesmas pembantu yang


berada di desa Cigadog dan Desa Kertamukti. Transportasi yang digunakan
yaitu sepeda motor dan mobil. Setiap desa memiliki posyandu, yang
melayani pelaksanaan imunisasi, penimbangan bayi dan balita,
pemantauan status gizi, pemeriksaan ibu hamil dan pelayanan KB yang
sudah rutin di lakukan setiap bulan.
Tabel 7. Data UKBM UPT Puskesmas Cimari Tahun 2020

Sarana Fisik Jumlah Keterangan

Pos Pelayanan Kesehatan 1 Aktif


Puskesmas Keliling 0 Tidak Aktif
Puskesmas Pembantu 2 1 Aktif ; 1
tidakaktif
Poskesdes 1 Tidak Aktif
Polindes 0 -
Desa Siaga 0 -
Rumah singgah Ibu Bersalin 0 -
Posyandu 25 Aktif

RUANG GUDANG WC WC WC RUANG


PERTEMUAN DAPUR GUDANG

MUSHOLA
7
LABORATO
RIUM

RUANG
DATA
TAMAN WC
RUANG
KAPUS
WC

RUANG
R. TATA PERSALINAN
USAHA

RUANG
PENDAFT
IGD RUANG APOTIK RUANG RUANG KIA-
ARAN
BP DOKTER KB

PINTU MASUK

Gambar 4. Denah UPT Puskesmas Cimari

Jarak pemukiman masyarakat terjauh dari layanan kesehatan UPT

Puskesmas Cimari, yaitu Desa Girimukti dengan waktu tempuh yang

diperlukan yaitu 1 jam dengan menggunakan motor sedangkan 1 jam 30 menit

dengan menggunakan mobil.

Tabel 8. Jarak Pemukiman dengan Layanan Kesehatan

No Nama Desa Transportas Waktu Tempuh Ongkos


i
1 Cigadog Motor 45 menit Rp.50.000
Mobil 1 jam
2 Kertamukti Motor 45 menit Rp.75.000
Mobil 1 jam 15 menit
3 Girimukti Motor 1 jam Rp.125.000
Mobil 1 jam 30 menit

B. Ketersedian Obat

8
Ketersedian obat esensial di puskesmas Cimari tahun 2020 hampir
mencapai 100%. Terdapat kekosongan Magnesium Sulfat 20% dan 40 %
dikarenakan Expired Date pada bulan September 2020.

Tabel 9. Daftar Ketersedian Obat Esensial Di Puskesmas Cimari tahun


2020
No Nama obat Ketersediaan
1 Albendazol tab 
2 Amoxicillin 500 mg tab 
3 Amoxicillin syrup 
4 Deksametason tab 
5 Diazepam injeksi 5 mg/mL 
Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai 
6
HCL)

7 Fitomenadion (Vitamin K) injeksi
Furosemid tablet 40 mg/Hidroklorotiazid 
8
(HCT)
9 Garam oralit 
10 Glibenklamid/Metformin 
11 Kaptopril tab 
12 Magnesium Sulfat injeksi 20 % X

13 Metilergometrin Maleat inj 0,200 mg-1 ml

14 Obat Anti Tuberculosis dewasa
15 Oksitosin injeksi 
16 Parasetamol 500 mg tab 
17 Tablet Tambah Darah 
18 Vaksin BCG 

19 Vaksin DPT/ DPT-HB/ DPT-HB-Hib
20 Vaksin Td 

C. Ketersediaan Obat Emergensi


Tabel 10. Daftar Ketersedian Obat Emergency Di Puskesmas Cimari
tahun 2020
No Nama Obat
1 Air untuk Injeksi 25 ml
9
2 Diazepam inj 5 mg/ml (i.v./i.m.)
3 Epinefrin (Adrenalin) injeksi i.v/s.k./i.m 1 mg/ml
4 Lidokain injeksi 2% (HCl) + Epinefrin 1: 80.000 - 2 Ml
5 Metilergometrin Maleat inj 0,200 mg – 1 ml
6 Natrium Klorida larutan nfuse 0,9 % Steril
7 Oksitosin inj 10 UI/ml
8 Ringer laktat larutan infuse
9. Dektrosa 5%

D. Ketersediaan Alat Medis


Tabel 11. Daftar Ketersedian Peralatan Medis Di Puskesmas Cimari
tahun 2020
No. NAMA ALAT KESEHATAN Jumlah
POLI UMUM dan UGD
1. Multifuction Stethoscope 2 unit
2. Tensimeter 2 unit
3. Pinset cirurgis 2 unit
4. Termometer Klinis 3 unit
5. Gunting jaringan 1 unit
7. Gunting Benang 1 unit
8. Pinset Anatomis 2 unit
9. Duk Bolong Sedang 1 unit
10. Baki Logam Tempat Alat Steril 2 unit
11 Bengkok 2 unit
.
12 Silinder Korengtang Steril -
13 Klem Arteri 3 unit
15. Microtoic 1 unit
16. Timbangan berat badan dewasa 1 unit
18. Timbangan berat badan bayi 1 unit
19. Pengukur panjang badan 1 unit
20. Needle Holder 2 unit
21. Pengukur Pita Lila 5 unit
22. Canul Hidung / Nasal Oxygen 1 unit
23. Autoclave 1 unit
24. Kursi Roda 1 unit
SET PEMERIKSAAN KIA
23. ½ Klem Korcher 3 unit
24. Bak Instrumen dengan tutup 3 unit
25. Baki logam tempat alat steril bertutup 3 unit
26. Dopler 2 unit
27. Gunting benang 3 unit
28. Gunting verban 3 unit
29. Korcher tang 1 unit
30. Mangkok unuk larutan 2 unit
31. Meja instrumen 2 unit
10
32. Bed periksa ginekologi 1 unit
33. Palu reflek 2 unit
34. Pinset anatomi panjang 2 unit
35. Pinset anatomi pendek 2 unit
36. Silinder korentang steril -
37. Sonde mulut 1 unit
38. Spekulum vagina (cocor bebek) besar 2 unit
39. Spekulum vagina (cocor bebek) kecil 4 unit
40. Spekulum vagina (cocor bebek) sedang 3 unit
41. Spygmonanometer 2 unit
42. Stand lamp untuk tindakan 1 unit
43. Stetoskop 2 unit
44. Fetoscop 2 unit
45. Spatula Lidah logam 1 unit
46. Tampon tang 1 unit
47. Tempat tidur periksa 1 unit
48. Termometer 1 unit
49. Bedah spekulum obgyn 12 unit
50. Kateter 3 unit
51. De lee 1 unit
52. Slim seher 2 unit

Alat-alat medis yang ada di puskesmas Cimari cukup lengkap hanya


saja untuk pemeliharaan alat tersebut kurang baik sehingga banyak alat yang
berkarat.

E. Ketersediaan Peralatan Non-Medis Puskesmas Cimari tahun 2020


Tabel 12. Daftar Ketersedian Peralatan Non-Medis Di Puskesmas
Cimari
No. NamaBarang Jumlah Keadaan
1 Ruang Kepala Puskesmas Barang
- Meja Biro 1 Baik
- Kursi 1 Baik
- Tempat sampah 1 Baik

11
- Gorden 1 Baik
- Kursi tamu 1 Baik
- Kipas angin 1 Baik
2 Tata Usaha
- Meja Biro 4 Baik
- Kursi 4 Baik
- Lemari Arsip 5 Baik
- Computer 2 Baik
- Printer 2 Baik
- Infocus 1 Baik
- Layar Proyektor 1 Baik
3 Poli Umum dan UGD
- Meja Biro 2 Baik
- Kipas angin 1 Baik
- Gorden 1 Baik
- Tempat sampah 4 Baik
- Kursi 4 Baik
- Tempat tidur pasien 2 Baik
- Lemari instrument 1 pintu 1 Baik
5 Ruang Farmasi
- Komputer 1 Baik
- Kipas angin 1 Baik
- Lemari pendingin (Kulkas) 1 Rusak berat
- Lemari arsip 1 Baik
- Meja Biro 3 Baik
- Kursi 2 Baik
6 KIA dan Poli Gizi
- Meja Biro 2 Baik
- Kursi 3 Baik
- Lemari Arsip 2 pintu 3 Baik
- Tempat Sampah 4 Baik
- Tempat Tidur 2 Baik
- Ginekolog 1 Baik
7 Ruang Tunggu
- Kursi tunggu besi 2 Baik

F. Ketersediaan Alat Kontrasepsi Puskesmas Cimari tahun 2020


Tabel 13. Daftar Ketersedian Alat Kontrasepsi Di Puskesmas Cimari
tahun 2020
NO Jenis Kontrasepsi Jumlah
1 Implan (AKBK) 2 pcs
2 Obat Suntik KB 1 Bulan 30 vial
3 Obat Suntik KB 3 Bulan 80 vial
4 Pil KB 20 Cs

12
G. Ketersediaan dan Penyimpanan Vaksin di Puskesmas Cimari tahun 2020
Ketersedin vaksin di puskesmas lengkap dan penyimpanan di dalam
vaksin cooler box dengan suhu 2-8ºC.

Tabel 14. Daftar Ketersedian Vaksin Di Puskesmas Cimari


tahun 2020
No Nama Vaksin
1 Measles Rubella
2 Polyomelytis inactive
3 Bivalen oral polio
4 BCG
5 Tetanus Difteria
6 DT
7 Pentabio
8 Hepatitis B
9 Vaksin Rabies

2.2. Tenaga Kesehatan Puskesmas

Pada tahun 2020 UPT Puskesmas Cimari memiliki tenaga

kesehatan sebanyak 34 orang, yang terdiri dari 1 orang kepala

Puksesmas, 1 orang dokter,1 orang perawat gigi, 7 orang bidan, 8

orang perawat, 16 orang tenaga kesehatan dan non kesehatan

lainya yang merangkap sebagai tenaga struktural.

Tabel 15. Data Statistik Kepegawaian UPT Puskesmas Cimari Tahun 2020
Status Kepegawaian
No. Jenis
TKK/ Sukwan/
PNS NS Jumlah
PTT Magang
Kepala
1. 1 - - - 1
Puskesmas
1 - - - 1
2. Dokter Umum
3 - 1 4 8
3. Perawat
1 - - - 1
4. Perawat Gigi

13
3 - 1 3 7
5. Bidan
Kesehatan
- - 2 - 2
6. Masyarakat
Kesehatan
- - 2 - 2
7. Lingkungan
Analis
- - 2 - 2
8. Kesehatan
- - 2 - 2
9. Apoteker
- - 1 - 1
10. Gizi
Tata Usaha/
1 - - 3 4
11. Administrasi
Petugas
- - - 1 1
12. Pendaftaran
Sopir
- - - 1 1
13. Ambulance
- - - 1 1
14. Pet. Kebersihan
Jumlah 10 1 11 13 34
Sumber : Data Kepegawaian UPT Puskesmas Cimari Tahun 2019

2.3. Pembiayaan Puskesmas

2.3.1. BPJS Kesehatan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang dikenal dengan

BPJS Kesehatan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang berubah menjadi Badan Hukum Publik yang ditugaskan

khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan

pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama

untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/Polri,

Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan

Usaha lainnya ataupun rakyat biasa.

14
Dasar hukum berdasarkan Undang-undang No.24 Tahun

2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Undang-

undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional, Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52, Perpres No.12 Tahun 2013

Tentang Jaminan Kesehatan dan Permenkes No.71 Tahun 2013

Tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan maka

dibentuklah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS

Kesehatan) yang dimana menggabungkan semua Jaminan

kesehatan nasional menjadi dalam satu payung.

BPJS Kesehatan bersama BPJS Ketenagakerjaan (dahulu

bernama Jamsostek) merupakan program pemerintah dalam

kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diresmikan

pada tanggal 31 Desember 2013. Untuk BPJS Kesehatan mulai

beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014, sedangkan BPJS

Ketenagakerjaan mulai beroperasi sejak 1 Juli 2014.

Untuk wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari sendiri,

jumlah peserta BPJS Kesehatan yang terdaftar sebanyak 5.034

orang. Penyerapan dana kapitasi yang terealisasi tahun 2019

jumlahnya Rp. 269.092.918,-. Untuk lebih jelasnya mengenai

penyerapan dan proporsi dana kapitasi dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 16. Penyerapan dan Proporsi Dana Kapitasi UUPT Puskesmas Cimari

Tahun 2019

Proporsi Penggunaan Dana


No. Jumlah
Kapitasi
1. Jasa Pelayanan 39.000.000,-

15
Operasional 230092918,-
2.
269.092.918,-
Jumlah Yang Terserap
269.092.918,-
Jumlah Yang Diterima Tahun 2018
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan UPT Puskesmas Cimari Tahun 2019

2.3.2. Retribusi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

Untuk meningkatkan jangkauan dan mendekatkan akses

pelayanan kesehatan kepada masyarakat pemerintah Kabupaten

Garut terus berupaya mewujudkannya, salah satu upaya yang

dilakukan pada tahun 2019 ini adalah dengan membebaskan

retribusi pelayanan kesehatan pada pelayanan-pelayanan dasar di

Puskesmas seperti biaya rawat jalan dan beberapa pelayanan

lainnya seperti laboratorium.

Bersamaan dengan kebijakan yang diterapkan oleh

pemerintah Kabupeten, ada beberapa sumber Pendapatan Asli

Daerah yang secara langsung akan berpengaruh yaitu sumber

Pendapatan Asli Daerah yang Berasal dari Puskesmas. Pada tahun

2019 ini sumber BLUD (Badan Layanan Umum Daerah)

Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari UPT Puskesmas Cimari

juga sedikit mengalami penaikan dan Pencapaiannya sudah sesuai

dengan target yang disepakati.

Tabel 17. Pendapatan BLUD UPT Puskesmas Cimari Tahun 2019

No. Jenis Pendapatan Jumlah (Rp)

1. Jasa Layanan Umum 20.391.000,-

Pendapatan Pasien Umum 20.391.000,-

2. Kapitasi 248.701.918,-

16
Pendapatan Kapitasi BPJS 248.701.918,-

3. Jasa Giro 3.297.000,-

Jasa Giro 3.297.000,-

Total 272.389.918,-
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan UPT Puskesmas Cimari Tahun 2019

2.4. Visi, Misi dan Tata Nilai Puskesmas


2.4.1. Visi

Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Garut adalah

“Mewujudkan Pembangunan Kesehatan Menuju Masyarakat

yang bermartabat, Nyaman dan Sejahtera”.

Visi UPT Puskesmas Cimari adalah “Terwujudnya

Puskesmas Cimari yang Prima, Bermutu dan Profesional”.

2.4.2. Misi

Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Garut guna mendukung

visi tersebut adalah :

1. Meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

beserta lingkunganya.

2. Memberdayakan masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan

sehat.

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berjenjang, prima

dan profesional.

4. Mengembangkan manajemen kesehatan dengan sumber daya

yang berkualitas.

Sedangkan Misi UPT Puskesmas Cimari adalah sebagai

berikut :

17
1. Puskesmas dengan pelayanan prima yaitu pelayanan dengan

cepat, tepat dan memuaskan.

2. Memberikan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Yang

Bermutu Adil Merata Serta Terjangkau di wilayah Kerja UPT

Puskesmas Cimari.

3. Terwujudnya Pelayanan yang prima.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan sesuai standar oprasional

Puskesmas.

2.4.3. Tata Nilai Puskesmas

Tata Nilai Puskesmas Cimari yaitu “SENYUM”

S : Santun dalam bertutur

E : Empati terhadap masalah Pasien

N : Niat yang tulus menolong Pasien

Y : Yakin akan kemampuan diri

U : Unggul dalam pelayanan

M : Mudah diakses

18
2.5. Kelembagaan dan Struktur Organisasi
KEPALA PUSKESMAS
Dadang Rustandi, AMKL

KASUBAG TATA USAHA


Asep Kadarusman, SE

ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
MJJHURUMAH TANGGA KEUANGAN
Yanti Mulyati Asep Kadarumsan, SE Juju Juriah, S.Kep. Ners Dadang Rustandi, AMKL

PEMBANTU PPK
MJJHU MJJHU MJJHU AsepMJJHU
Kadarusan, SE

BENDAHARA PENERIMAAN & PENGELUARAN


MJJHU
Kelimargin
Rosa Mardiana, S.ST

MJJHU
UKM ESSENSIAL DAN KEPERAWATAN KESEHATAN UKM PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP). KEFARMASIAN DAN
JARINGAN
LABORATORIUM
PELAYANAN KESEHATAN DAN JARINGAN PELAYANAN KESEHATAN
Asep Rian Hidayat, S.Kep. Ners Cep Trischa A, Amd. Kep dr. Defri Hardeni Juju Juriah, S.Kep. Ners

MJJHU
PROMKES
MJJHUJIWA
KESEHATAN MJJHUUMUM
PEMERIKSAAN MJJHU
PUSEKESMAS PEMBANTU
Lina Karlina, S.ST Ropi Pebrianti L, Amd. Keb dr. Defri Hardeni Hera Rahmania, AMK
Asep Rian Hidayat, S.Kep. Ners

KESLING
MJJHU
Murni Amanatilah, Amd. Keb. SKM
KESEHATANMJJHU
GIGI MASYARAKAT KESEHATANMJJHU
GIGI DAN MULUT
Reni Nurliana, Amd. Keb Hera Rahmania, AMK MJJHU
PUSEKESMAS KELILING
Juju Juriah, S.Kep. Ners
KIA-KB BERSIFAT UKM
MJJHU
Rosa Mardiana, S.ST
TRADISIONAL KOMPLEMENTER
MJJHU KIA-KB BERSIFAT UKP
MJJHU
Rosa Mardiana, S.ST MJJHU
BIDAN DESA
MJJHU Rosa Mardiana, S.ST
Velly Kandela, S.ST
MJJHUUKM
GIZI BERSIFAT KESEHATAN OLAH RAGA PELAYANAN MJJHU
GAWAT DARURAT
Lina Karlina, S.ST
Reni Nurliana, Amd. Keb Cep Trischa A, Amd. Kep Juju Juriah, S.Kep. Ners
Dewi Sri Mulyati, S.ST

MJJHU
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KESEHATAN INDERA MJJHU
KEFARMASIAN
Kelimargin Asep Rian Hidayat, S.Kep. Ners Kelimargin MJJHU
MJJHU
MJJHU
MJJHU MJJHULANSIA
KESEHATAN LABORATORIUM
PERKESMAS Murni Amanatilah, Amd. Keb. SKM Kelimargin
Asep Rian Hidayat, S.Kep. Ners
MJJHU
MJJHUKERJA
KESEHATAN
MJJHU Ropi Pebrianti L, Amd. Keb
15
USAHA KESEHATAN
MJJHU SEKOLAH
Hera Rahmania, AMK

MJJHU
3. SITUASI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT

3.1. Mortalitas
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu

dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat

berupa penyakit maupun sebab lainnya. Adapun Gambaran Jumlah

Kematian yang terjadi di wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari dapat

dilihat pada grafik di bawah ini :

13
11 11 12

9
5 Laki - laki
Perempuan

Cigadog Kertamukti Girimukti

Gambar 5. Jumlah kematian yang Terjadi di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Cimari
Tahun 2019

Berdasarkan grafik di atas, jumlah kematian terbanyak di KIA

tahun 2017 yaitu sebanyak 9 orang.

3.1.1. Kematian Bayi

Definisi operasional Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

jumlah yang meninggal sebelum mencapai usia 1 (satu) tahun

yang dinyatakan dalam 1.000 Kelahiran Hidup (KH) pada tahun

yang sama. AKB merupakan indikator yang biasanya digunakan

untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena

itu, banyak intervensi dan upaya-upaya kesehatan yang

dilakukan dalam rangka menurunkan AKB.


16
Pada dasarnya penyebab kematian ada yang langsung dan

tidak langsung, walaupun dalam kenyataannya terdapat interaksi

dari berbagai faktor yang mempengaruhi terhadap tingkat

kematian di masyarakat. Beberapa faktor yang berkaitan dengan

penyebab kematian dan kesakitan antara lain dipengaruhi oleh

tingkat sosial ekonomi, kualitas lingkungan hidup, upaya –

upaya pelayanan kesehatan dan sebagainya. Di Kecamatan

Cimari, determinasi kasus kematian ibu dan bayi yang perlu

mendapatkan perhatian khusus, yaitu besarnya tingkat

kelahiran dalam masyarakat dengan tenaga penolong persalinan

bervariasi baik oleh tenaga kesehatan maupun non tenaga

kesehatan, umur persalinan, masa peritas, dan kasus-kasus

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) serta infeksi yang belum

ditangani secara maksimal.

Angka Kematian Bayi atau Infant Mortality Rate (IMR)

merupakan indikator sensitif terhadap kualitas dan pemanfaatan

pelayanan kesehatan terutama yang berhubungan dengan

perinatal, juga merupakan tolak ukur pembangunan sosial

ekonomi masyarakat secara general.

Berikut gambaran angka kematian bayi di wilayah kerja UPT

Puskesmas Cimari tiga tahun ke belakang :

17
8

8 6

6
3
4
2
0
KASUS KEMATIAN

2017 2018 2019

Gambar 6. Angka Kematian Bayi di Wilayah Kerja UPT


Puskesmas Cimari Tahun 2017, 2018 dan 2019 B

Berdasarkan gambar 6, angka kematian Bayi (AKB) di UPT

Puskesmas Cimari dari Tahun 2017 s/d tahun 2019 mengalami

penurunan. Artinya, ada peningkatan kinerja khususnya pada

bidang pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Adapun untuk

mengetahui penyebab kematian yang terjadi, dapat dilihat pada

grafik dibawah ini :

18
ASFIKSI BBLR
CACAT BAWAAN IUFD
MULTIPEL KONGENITAL PATENT DUCTUS ARTERIOSA

4
3
2
2

2
1

1
1

1
2017 2018 2019

Gambar 7. Angka Kematian Bayi (AKB) berdasarkan Penyebab

Kematiannya di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Cimari Tahun 2017, 2018

dan 2019

Berdasarkan gambar grafik di atas dapat diketahun bahwa

pada tiga tahun terakhir kasus kematian bayi paling banyak

disebabkan oleh Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu 9 kasus

(52,94%), sedangkan sisanya disebabkan oleh Asfiksi (2 kasus),

Cacat Bawaan (2 kasus), IUFD (2 kasus), Multipel Kongenital (1

kasus) dan Patent Ductus arteriosa (1 kasus).

Adapun pada tahun 2018 terjadi tiga kasus kematian bayi.

Kasus terbanyak disebabkan oleh Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR) yaitu 2 kasus (66.33 %), sedangkan satu kasus lainnya

disebabkan oleh Asfiksia.

19
Adapun upaya yang dilakukan untuk menekan kondisi di

atas yaitu :

1. Penempatan Bidan di Desa dengan komposisi 1 bidan Desa

koordinator dibantu oleh bidan yang lainya yang memegang

tanggung jawab sebagai pengelola posyandu minimal 2

posyandu , sehinggga di tiap desa bukan hanya 1 bidan desa

tapi 2 sampai 3 bidan yang melaksanakan pelayanan

kesehatan.

2. Memberikan kesempatan untuk mengikuti Diklat APN yang

dibiayai oleh BLUD Puskesmas

3. Mengadaan bedah kasus yang dilaksanakan setiap satu

bulan 2 kali minggu ke satu dan ke tiga yang dipandu oleh

dokter Puskesmas baik kasus kebidanan maupun kasus

umum.

4. Memaksimalkan peran dan fungsi Posyandu dengan

mengadakan refresing kader

5. Mengoptimalkan peran dan fungsi Pustu serta poskesdes

dan juga revitalisasi Pustu dengan pemenuhan sarana dan

pra sarana Pustu yang bersumber dana dari BLUD.

6. Koordinasi dan kerjasama dengan lintas sektor yaitu dengan

mengadakan Puskesmas Keliling (Pusling) dari Anggaran

Dana Desa khusus untuk desa yang membutuhkan.

7. Bagi dokter dan perawat dan juga tenaga kesehatan lainya

diikutsertakan pada kegiatan diklat yaitu BTCLS, ATCLS

20
dan juga pada kegiatan seminar yang berhubungan dengan

Kesehatan.

3.1.2. Kematian Balita

Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang

meninggal sebelum usia mencapai 5 (lima) tahun yang

dinyatakan sebagai angka per 1.000 Kelahiran Hidup. AKABA

merepresentasikan peluang terjadinya kematian pada fase antara

kelahiran dan sebelum umur 5 tahun.

Millenium Development Goals (MDGs) menetapkan nilai

kriteria normatif AKABA, yaitu sangat tinggi dengan nilai > 140,

tinggi 71-140, sedang nilai 20-70, dan rendah dengan nilai < 20.

Berdasarkan laporan dari penanggung jawab wilayah yang

ada di tiga desa di wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari pada

tahu 2019 tidak ditemukan kematian Balita.

3.1.3. Kematian Ibu/ Maternal

Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate

(MMR), menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan

derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah

wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait

dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak

termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan,

melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)

tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 KH.

21
Beberapa determinan penting yang mempengaruhi AKI

secara langsung antara lain, status gizi, anemia pada kehamilan,

keadaan tiga terlambat, dan empat terlalu. Faktor mendasar

penyebab kematian ibu maternal adalah tingkat pendidikan ibu,

kesehatan lingkungan fisik maupun budaya, ekonomi keluarga,

dan pola kerja rumah tangga. Adanya pandangan masyarakat

bahwa ibu hamil, melahirkan dan menyusui adalah proses alami,

menyebabkan ibu maternal tidak diperlakukan secara khusus,

seperti dibiarkan dan membiarkan diri untuk bekerja berat,

makan dengan gizi dan porsi yang kurang memadai.

Adapun data kematian ibu (maternal) yang terjadi pada

wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari pada tiga tahun ke

belakang dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

2 2

1 1 1

0
2017 2018 2019

Gambar 8. Angka Kematian Ibu (AKI) di wilayah kerja UPT Puskesmas


Cimari Tahun 2017, 2018 dan 2019

22
Berdasarkan gambar 8. dapat diketahui bahwa masih

adanya kasus kematian Ibu yang terjadi di wilayah kerja UPT

Puskesmas Cimari, bahkan terjadi peningkatan kasus kematian

ibu pada tahun ini.

Adapun penyebab kematiannya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 18. Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan penyebab Kematiannya


di wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari Tahun 2017, 2018 dan 2019

Angka
No
Tahun Kematian Penyebab
.
Ibu (AKI)
1. 2017 1 Kasus Pendarahan

2. 2018 1 Kasus Eklamsia


Pendarahan dan Gangguan
3. 2019 2 Kasus sistem peredaran darah
(jantung, stroke dsb.)

Penyebab kematian ibu pada tiga tahun terakhir,

setengahnya (2 kasus) disebabkan oleh pendarahan, sisanya 1

kasus disebabkan oleh eklamsia dan 1 kasus lainnya disebabkan

oleh pendarahan dan gangguan sistem peredaran darah (jantung,

stroke dsb).

3.2. Morbiditas

Morbilitas adalah angka kesakitan, baik incidens maupun prevalens

dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam

suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Selain itu, morbiditas

berperan pula dalam penilaian status dan derajat kesehatan masyarakat.

23
3.2.1. Angka Kesakitan

Tujuan kunjungan pasien ke UPT Puskesmas Cimari dan

jaringannnya selain berobat jalan juga untuk mendapatkan

pelayanan preventif seperti pelayanan keluarga berencana (KB),

imunisasi, pemeriksan kehamilan, keuring dokter dan konsultasi

kesehatan.

Adapun untuk mengetahui jumlah kunjungan pasien ke

UPT Puskesmas Cimari pada tiga tahun terakhir dapat dilihat

pada Grafik di bawah ini :

19,105
20,000
18,000
16,000
14,000
12,000
10,000
6,469
8,000
4,435
6,000
4,000
2,000
-
2017 2018 2019

Gambar 9. Jumlah Kunjungan Pasien di Wilayah kerja UPT Puskesmas


Cimari tahun 2017, 2018 dan 2019

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa jumlah kunjungan

pasien ke UPT Puskesmas Cimari mengalami penurunan pada tiga

tahun terakhir. Penurunan signifikan terjadi pada dua tahun terakhir,

dimana pada tahun 2017 jumlah kunjungan mencapai 19.105 orang,

sedangkan untuk tahun 2018 dan 2019 meskipun kunjungannya di

jumlahkan tidak sama atau bahkan melebihi jumlah kunjungan pada

24
tahun sebelumnya (tahun 2018 : 6.469 orang + tahun 2019 : 4.435

orang = 10.904 orang).

Untuk mengetahui status pasien yang berkunjung ke UPT

Puskesmas Cimari dapat ketahui pada gambar di bawah ini :

20,000 18,361
18,000
16,000
14,000
12,000
10,000
8,000
6,079
6,000
3,747
4,000
2,000 744 390 688
0
2017 2018 2019
UMUM JKN

Gambar 10. Jumlah kunjungan Pasien berdasarkan status pasien di wilayah kerja
UPT Puskesmas Cimari tahun 2017, 2018 dan 2019

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa Kunjungan

pasien ke UPT Puskesmas Cimari mayoritas menggunakan Umum, hal

ini menggambarkan bahwa sosialisasi program JKN belum berjalan

atau memang jangkauan ke tempat pelayanan kesehatan (UPT

Puskesmas Cimari) jauh.

Dari seluruh kunjungan pasien ke UPT Puskesmas Cimari dapat

diketahui kasus yang paling sering muncul sebagaimana dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

25
Tabel 19. Data 10 Besar Penyakit di wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari tahun
2017, 2018 dan 2020

Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019


No.
Jenis Jumlah Jenis Jumlah Jenis Jumlah
Penyakit Kasus Penyakit Kasus Penyakit Kasus

1. Influenza 4.237 Influenza 1.861 Influenza 1.131

Tukak Tukak Tukak


2. Lambung
2.497 Lambung
1.549 Lambung
995

Hipertensi
3. Myalgia 2.224 Myalgia 1.390 Primer
738

Gastroduo- Gastroduo-
4. denitis tidak 2.126 denitis tidak 629 Myalgia 657
spesifik spesifik
Diare dan
Hipertensi Hipertensi
5. Primer
2.077 Primer
942 Gastroente- 170
ritis
Diare dan Diare dan
6. Gastroente- 583 Gastroente- 226 Anemia 168
ritis ritis
Nyeri
7. ISPA 540 Pinggang dan 215 Dispepsia 137
Perut
Nyeri Nyeri
Konjungtivi-
8. Pinggang dan 514 tis
195 Pinggang 117
Perut dan Perut
Gangguan
Konjungtivi-
9. tis
493 lain pada 170 ISPA 88
kulit
Gangguan Gangguan
10. lain pada 139 ISPA 141 lain pada 77
kulit kulit

Berdasarkan tabel 3.2.1.3. tentang 10 besar penyakit pada tiga

tahun terakhir, pada wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari jenis

penyakit yang sering muncul yaitu Influenza, termasuk pada tahun

2019.

3.2.2. Penyakit tidak Menular

Penyakit tidak menular (PTM) saat ini menjadi perhatian yang

sangat penting pada sektor kesehatan masyarakat, karena memiliki

predikat sebagai penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian.

Berdasarkan Global Status Report on Noncomunicable Diseas (WHO,

2011) sebanyak 63% kematian di dunia disebabkan oleh penyakit tidak

menular, seperti penyakit cardiovaskuler, diabetes, kanker, dan

26
penyakit pernapasan. 80% kematian tersebut terjadi di negara

berpendapatan menengah ke bawah (Low midle income).

Gambaran penyakit tidak menular (PTM) di wilayah kerja UPT

Puskesmas Cimari pada tahun 2017, 2018 dan tahun 2019 yang paling

banyak terjadi adalah hipertensi. Jumlah kunjungannya dapat dilihat

pada gambar di bawah ini :

2000

1500
1851
1000
835 863
500

0
2017 2018 2019

Gambar 11. Kunjungan pasien PTM : Hipertensi di wilayah kerja UPT Puskesmas
Cimari Tahun 2017, 2018 dan 2019

Berdasarkan gambar 11. maka kasus hipertensi terjadi fluktuasi

dimana pada tahun 2017 terdapat 1.851 kasus, menurun pada tahun

2018 menjadi 835. Adapun pada tahun 2019 mengalami peningkatan

meskipun relatif sedikit yaitu 863 kasus, dengan tingkat pencapaian

(128.42 %).

Upaya yang sedang dilaksanakan pada program PTM yaitu :

1. Kegiatan Prolanis Hipertensi yang dilaksanakan setiap bulan

dengan jumlah anggota yang ada yaitu 30 orang.

27
2. Pelaksanakan kegiatan PTM dengan sasaran siswa sekolah

menengah pertama sederajat dan SMU sederjat yang dilaksanakan

setiap bulan juga kunjungan ke Pesantren.

3. Pelaksanaan kegiatan Posbindu yang dilaksanakan setiap bulan

yang diintergrasikan dengan majelis taklim.

3.2.3. Penyakit Menular

Penyakit menular merupakan infeksi yang disebabkan oleh

mikroorganisme, seperti virus, bakteri, parasit, dsb. Penyakit menular

dapat ditularkan secara langsung maupun tidak langsung. Adapun

menurut jenisnya penyakit menular dapat dibedakan seperti di bawah

ini :

3.2.3.1. Penyakit Menular Bersumber Binatang

1. Malaria

Malaria merupakan salah satu penyakit menular

yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen global

dalam Millenium Development Goals (MDGs). Malaria

disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan

berkembang biak dalam sel darah merah manusia

ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina dapat

menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan

pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak dan

orang dewasa.

Sekitar 80 % wilayah di Indonesia termasuk kategori

endemis dan lebih dari 45 % penduduknya berdomisili di

28
desa endemis. Ditjen P2PL Kementerian Kesehatan telah

menetapkan stratifikasi endemisitas malaria suatu wilayah

menjadi 4 (empat) strata yaitu :

a) Endemis Tinggi, bila API > 5 per 1.000 penduduk

b) Endemis Sedang, bila API berkisar antara 1 – 5 per

1.000 penduduk

c) Endemis Rendah, bila API 0 – 1 per 1.000 penduduk

d) Non Endemis, adalah daerah yang tidak terdapat

penularan malaria (pembebasan malaria) API = 0

Indikator untuk menilai angka kesakitan malaria

melalui Annual Parasite Incidence (API) yaitu jumlah kasus

positif malaria. Di UPT Puskesmas Cimari bukan wilayah

endemis malaria, sehingga kasus malaria tidak pernah

ditemukan.

2. Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit

yang disebabkan virus dengue dan ditularkan oleh vektor

nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini sebagian besar

menyerang anak berumur < 15 tahun, namun dapat juga

menyerang orang dewasa. DBD masih merupakan salah

satu masalah kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten

Garut yang cenderung meningkat jumlah penderita serta

29
makin luas penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya

mobilitas dan kepadatan penduduk.

Mengingat nyamuk penular penyakit ini tersebar luas

baik di rumah – rumah maupun di tempat – tempat umum,

maka pemberantasan penyakit DBD dilaksanakan

terutama dengan memberantas nyamuk penularnya.

Indikator program penanggulangan DBD diantaranya :

a) Incidence Rate/Angka kesakitan (IR) < 55/100.000

penduduk;

b) Case fatality Rate/Angka Kematian (CFR) < 1 %;

c) Angka Bebas Jentik (ABJ) > 95 %

Kejadian kasus DBD di UPT Puskesmas Cimari tidak

ada, bahkan untuk tiga tahun terakhir, jika ada pun paling

hanya suspect DBD yang penanganya dirujuk ke Rumah

Sakit Umum Daerah.

3. Gigitan Hewan tersangka Rabies

Rabies atau yang dikenal juga dengan istilah “anjing

gila” adalah infeksi virus pada otak dan sistem saraf.

Penyakit ini tergolong sangat berbahaya karena berpotensi

besar menyebabkan kematian.

Virus penyebab rabies ditularkan oleh anjing melalui

gigitan, cakaran atau air liur. Namun terdapat juga hewan

lain yang dapat membawa virus rabies dan menularkannya

30
ke manusia, seperti kucing, kera, musang, bahkan kelinci.

Di wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari bahkan untuk tiga

tahun terakhir tidak ada kasus kejadian gigitan hewan

rabies.

3.2.3.2 Penyakit Menular Langsung

1. Diare

Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi

perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air

besar. Seseorang dinyatakan diare bila feses lebih berair

dari biasanya, atau bila buang air besar 3 (tiga) kali atau

lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah

dalam waktu 24 jam.

Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian

akibat diare, berbagai upaya telah dilakukan baik berupa

perbaikan kualitas lingkungan pemukiman, penyediaan

sarana dan prasarana pendukung program maupun

penemuan dan penatalaksanaan kasus diare di Unit

Pelaksana Kegiatan (UKP) serta penemuan penderita diare

oleh kader.

31
Di wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari untuk tahun

2019 terdapat 500 kasus diare. Sedangkan jumlah

penemuan kasus diare untuk tiga tahun terakhir di UPT

Puskesmas Cimari dapat di lihat pada gambar di bawah ini:

583
500

226

2017 2018 2019

Gambar 12. Penemuan kasus diare di wilayah kerja UPT Puskesmas


Cimari tahun 2017, 2018 dan 2019

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa

kunjungan Kasus Diare UPT Puskesmas Cimari pada tiga

tahun terakhir mengalami fluktuasi. Pada tahun 2019

terjadi peningkatan kasus yang signifikan dari tahun

2018, dengan peningkatan mencapai sebesar 274 kasus.

Walaupun terjadi peningkatan, untuk pencapaian ternyata

belum maksimal, terbukti dengan persentase capaian

hanya 15.98 %.

2. Kusta

32
Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

infeksi bakteri Mycobacterium Leprae. Penatalaksanaan

kasus yang tidak baik dapat menyebabkan kusta jadi

progresif dan kerusakan permanen pada kulit, saraf,

anggota gerak, dan mata.

Diagnosis kusta dapat ditegakkan dengan adanya

kondisi sebagai berikut :

a. Kelainan pada kulit (bercak) putih atau kemerahan

disertai mati rasa

b. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi

saraf berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan

otot

c. Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan

kulit (BTA Positif)

Kegiatan penemuan penderita kasus baru dan

pengobatan penderita secara dini merupakan hal yang

penting dalam rangka penatalaksanaan penderita kusta,

serta pembinaan kepada petugas yang harus dilakukan

secara berkesinambungan, terutama dalam pendeteksian

kasus baru dan dalam rangka pemantauan terhadap

seluruh penderita pada masa pengobatan.

Untuk wilayah kerja UPT Puskemas Cimari tidak

ditemukan kasus kusta baik di dalam gedung maupun di

luar gedung bahkan pada lima tahun terakhir.


33
3. Tuberkulosis

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh infeksi Mycobacterium Tuberculosis.

Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang

telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria dan

HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang

pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs.

Pada awal tahun 2005 WHO telah

merekomendasikan Strategi DOTS (Directly Observed

Treatment Shoert-course) sebagai strategi dalam

penanggulangan TB dan telah terbukti yang secara

ekonomis paling efektif (cost efektif), yang terdiri dari 5

komponen kunci, yaitu :

a. Komponen politis;

b. Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin

mutunya;

c. Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua

kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat,

termasuk pengawasan langsung pengobatan;

d. Jaminan kesehatan OAT bermutu;

e. Sisitem pencatatan dan pelaporan yang mampu

memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan

pasien dan kinerja program secara keseluruhan.

34
Tujuan penanggulangan program TB paru adalah

menurunkan angka kesakitan dan angka kematian

penyakit TBC dengan cara memutuskan rantai penularan.

Salah satu indikator yang digunakan dalam

pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu

proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan

dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang

diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Adapun target-

target pencapaian program TB yang diharapkan :

a. Penemuan penderita baru Bakteri Tahan Asam (BTA)

positip, Case Detection Rate (CDR) sebesar 80 %;

b. Angka konversi pada akhir pengobatan tahap intensif

minimal 80 %;

c. Angka kesembuhan minimal 85 % dari kasus baru

BTA positif;

d. Angka kesalahan pemeriksaan sediaan dahak (LQAS) <

5 %..

Untuk menanggulangi TB Paru di UPT Puskesmas

Cimari sudah dilaksanakan strategi DOTS (Directly

Observed Treatment Sortcourse). Pengobatan dengan

strategi DOTS ini sangat bergantung pada pemeriksaan

dahak pasien (BTA), sehingga tolok ukur dari Program

penanggulangan TB paru (P2TB) ini adalah jumlah pasien

35
yang diperiksaan dahak dan jumlah pasien dengan hasil

BTA (+).

Adapun untuk mengetahui penemun kasus TB paru

di wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari dapat di lihat pada

grafik di bawah ini :

57 55
60
50
36 34
40
30 21
16
20
5 2 2
10
0
2017 2018 2019

suspek BTA+ BTA negatif Rontgen Positif

Gambar 13. Penemuan Penderita TB Paru di wilayah kerja UPT


Puskesmas Cimari Tahun 2017, 2018 dan 2019

Berdasarkan gambar di atas dari banyaknya suspect

yang diperiksa untuk BTA Positif persentasenya sangat

besar pada tahun 2019 di bandingkan dengan tahun

sebelumnya. Pada tahun 2018, 5.56 %, tahun 2019, 14.29

% dan tahun 2019, 96.49 %. Hal tersebut bisa terjadi salah

satunya karena peningkatan kinerja, walaupun cakupan

pencapaian pada pelayanan kesehatan pada orang terduga

TB (suspect) hanya 31.91 %.

4. Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah

infeksi yang mengganggu proses pernapsan seseorang

yang disebabkan oleh virus yang menyerag hidung, trakhea

atau bahkan paru – paru.

36
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai

jaringan paru (alveoli) dapat disebabkan oleh bakteri, virus

maupun jamur. Populasi yang rentan terserang adalah

anak-anak usia kurang dari 2 (dua) tahun, usia lanjut lebih

dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah

kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).

Untuk mengetahui jumlah penemuan kasus ISPA

(pneumonia pada balita) di UPT PKM Cimari pada tiga

tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

40
35
30
25
20
15
10
5
-
2017 2018 2019

Gambar 14. Penemuan kasus ISPA (pneumonia pada Balita) di


wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari tahun 2017, 2018 dan 2019

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa

kunjungan kasus ISPA (pneumonia pada balita) terjadi

fluktuasi pada tiga tahun terakhir. Peningkatan terjadi

pada tahun 2019 menjadi 35 kasus. Namun apabila

dibandingkan dengan pencapaian (23.97 %), masih jauh di

bawah target yang harus dicapai 100 %.

5. Penyakit Menular Seksual (HIV/AIDS)

37
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang

disebabkan oleh infeksi virus Human Immundeficiency

Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga

sangat mudah penderita mengalami penurunan dan rentan

terhadap penyakit infeksi lainnya.

Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih

dahulu dinyatakan sebagai HIV Positif. Jumlah HIV positif

yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode,

yaitu layanan VCT (Voluntary Counseling and Testing),

Serro survey, Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).

Di UPT Puskesmas Cimari pada tahun 2019

dilakukan pelayanan kesehatan kepada orang dengan

resiko terinfeksi HIV/ AIDS sebanyak 123 orang (43.77 %),

namun tidak ditemukan kasus HIV/AIDS.

3.2.4 Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi

3.2.4.1. Acut Flacid Paralisis (AFP) dan Polio

Salah satu Indikator kegiatan Surveilans AFP (Acute

Flaccid Paralysis) adalah AFP Rate 2/100.000 penduduk <

15 tahun melalui kegiatan surveilan AFP, di Rumah Sakit

dan Surveilan AFP di masyarakat. Untuk penemuan kasus

secara maksimal perlu adanya peningkatan sumber daya

manusia (Surveilant) melalui pelatihan dan bimbingan

tekhnis (bimtek) serta koordinasi lintas program dan lintas

sektor yang berkesinambungan serta memperluas jejaring

surveilans epidemilogi.
38
Di wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari tidak

ditemukan kasus AFP bahkan dalam kurun waktu 3 tahun

terakhir.

3.2.4.2. Penyakit Difteri

Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri

corynebacterium diphterie yang menyerang sistem

pernapasan bagian atas, menyerang selaput lendir pada

hidung dan tenggorokan serta terkadang dapat

mempengaruhi kulit. Penyakit difteri merupakan penyakit

menular dan termasuk infeksi serius yang mengancam jiwa

jika tidak ditangani dengan segera. Penyakit difteri pada

umumnya menyerang anak-anak usia 1-10 tahun.

Di wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari sendiri

untuk kurun waktu 3 tahun terakhir tidak ditemukan

kasus difteri.

3.2.4.3. Penyakit Pertusis

Pertusis atau batuk rejan adalah infeksi bakteri pada

paru-paru dan saluaran pernapasan yang mudah sekali

menular. Batuk rejan sempat dianggap penyakit anak-anak

saat vaksin belum ditemukan, penyakit ini dapat juga

menyerang dewasa.

Pertusis dapat menular melalui percikan udara saat

penderita batuk atau bersin. Gejala batuk rejan akan

muncul antara 7 hari hingga 21 hari usai bakteri bordetella

pertusis masuk dalam saluran pernapasan.

39
Kasus penyakit pertusis di wilayah kerja UPT

Puskesmas Cimari tidak pernah ditemukan selama kurun

waktu 5 tahun kebelakang bahkan 10 tahun yang lalu.

3.2.4.5. Penyakit Campak

Penyakit campak disebabkan oleh virus campak

golongan paramyxo virus. Penularan dapat terjadi melalui

udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah) orang

yang terinfeksi. Sebagian besar kasus campak menyerang

anak anak usia pra sekolah dan usia SD.

Di UPT Puskesmas Cimari selama kurun waktu tiga

tahun ke belakang tidak ditemukan kasus Campak.

3.2.4.6. Penyakit Hepatitis

Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan

oleh virus hepatitis dengan gejala klinis demam, badan

lemas, mual, selaput mata berwarna kuning dan air

kencing berwarna seperti air teh.

Kasus penyakit hepatitis tidak pernah ditemukan

selama kurun waktu tiga tahun kebelakang.

3.2.4.7. Penyakit Tetanus dan Tetanus Neonatorum (TN)

Tetanus Neonatorum (TN) disebabkan oleh

Clostridium Tetani, yang masuk ke dalam tubuh manusia

melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat

dengan alat yang tidak steril. Kasus TN banyak ditemukan

40
di negara berkembang khususnya dengan cakupan

persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah.

Di UPT Puskesmas Cimari selama kurun waktu lima

tahun ke belakang tidak ditemukan kasus Tetanus

Neonatorum.

3.2.5. Gambaran Kejadian Luar Biasa Penyakit dan Keracunan Pangan

(Makanan)

Berdasarkan Permenkes RI Nomor 1501/ MENKES/PER/X/2010

tentang jenis penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan

wabah dan upaya penanggulangan, menyebutkan bahwa KLB adalah

timbulnya atau meningktnya kejadian kesakitan dan atau kematian

yang bermakna secara epidemilogi pada suatu daerah dalam kurun

waktu tertentu, dan merupakan keaadaan yang dapat menjurus pada

terjadinya wabah.

Setiap KLB harus dilakukan upaya penanggulangan secara dini

yang dilkukan kurang dari 24 jam terhitung sejak memenuhi salah

satu kriteria KLB, Penanggulanag KLB dilakukan secara terpadu oleh

semua komponen baik lintas sektor maupun lintas program dan juga

partisipasi masyarakat.

Di wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari sendiri untuk kurun

waktu empat tahun terakhir tidak ada KLB.

3.2.6. Status Gizi

41
Pemantauan status gizi (PSG) dilakukan melalui pemantauan

pertumbuhan setiap bulan di posyandu melalui penimbangan berat

badan yang kemudian disesuaikan dengan standart WHO ANTROP

2005 berdasarkan BB/ TB.

Hasil PSG di UPT Puskesmas Cimari tahun 2019 pada setiap

bulan relatif sudah mencerminkan status balita keseluruhan karena

partisipasi masyarakat sudah mencapai 95.25 % pada tahun 2019.

Melalui kegiatan bulan penimbangan balita yang dilakukan

setiap tahun pada bulan agustus bersamaan dengan bulan pemberian

Vit A diharapkan dapat menggambarkan status gizi Balita di wilayah

kerja UPT Puskesmas Cimari, karena kegiatan ini menjaring seluruh

balita yang ada di wilayah kerja puskesmas tanpa kecuali.

Untuk mengetahui Status Gizi Balita UPT PKM Cimari pada tiga

tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik dibawah ini.

133813701300
1400

1200

1000

800

600

400

200
0 0 0 12 8 8 5 6 0
0
Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk

2017 2018 2019

Gambar 15. Status Gizi Balita di wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari tahun
2017, 2018 dan 2019

Berdasarkan data di atas pada tiga tahun terakhir tidak terdapat

kasus gizi sangat kurus, namun untuk kasus gizi kurus masih ada.
42
Untuk menanggulanginya yaitu dengan memberikan makanan

tambahan di Posyandu melalui program PNPM GSC dan juga melalui

kegiatan pemberian PMT penyuluhan pada tiap Posyandu melalui dana

BOK.

3.2.7. Kesehatan Lingkungan

Program kesehatan lingkungan di puskesmas adalah suatu

upaya untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mampu menopang

keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan

untuk mendukung terciptanya kualitas hidup manusia yang sehat dan

bahagia.

Secara umum kegiatan kesehatan lingkungan di puskesmas

dapat di bedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya : Pengawasan

Rumah Sehat (RS), Saranan Air Bersih (SAB), dan jamban. Serta

Pengawasan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), Tempat – temat

Umum (TTU) dan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)

Adapun cakupan program – program kegiatan kesehatan

lingkungan di wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari pada tiga tahun

terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

43
RS SAB Ket : Cakupan
JAMBANdalam Persentase
SPAL TTU TPM
88% 89% 87%
83%
79% 80% 79%
73%75% 75% 76%76%
70% 70%
61%
53%53% 55%

2017 2018 2019

Gambar 16.Cakupan Pengawasan Rumah Sehat (RS), Sarana Air Bersih


(SAB),Jamban, Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), Tempat – temat Umum
(TTU) dan

Berdasarkan grafik di atas maka cakupan pengawasan pada

enam kegiatan kesehatan lingkungan (Rumah Sehat (RS), Sarana Air

Bersih (SAB),Jamban, Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), Tempat

– temat Umum (TTU) dan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)) dalam

tiga tahun terakhir relatif mengalami fluktuasi. Artinya ada penurunan

dan peningkatan tiap item pada tahun berikutnya dalam ketentuan

pemenuhan syarat kelayakan.

Kelayakan tertinggi untuk tahun 2019 ada pada Saranan Air

Bersih (SAB) yaitu 87 %, sedangkan terendah adalah Tempat – tempat

Umum (TTU) yang memenuhi syarat yaitu 70 %.

3.3. Perilaku Masyarakat Yang Tidak mendukung PHBS


Perilaku masyarakat yang tidak mendukung pola hidup sehat, yaitu:

1. Masih adanya BABS di pinggir pantai sedangkan sudah 100% jamban sehat,

2. Kurangnya personal hygiene,

3. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan,


44
4. Perilaku merokok masyarakat masih meningkat akan tetapi sudah dilakukan

rumah bebas asap rokok dan hal ini sangat efektif untuk menurunkan resiko

perokok aktif terhadap anggota keluarga yang rentan.,

5. Kurangnya kesadaran masyarakat memakan sayur dan buah dan tidak

memanfaatkan pekarangan rumah sebagai media menanam sayuran, buah, dan

tanaman obat keluarga.

6. Tingginya angka pernikahan dini pada masyarakat

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN INOVASI PROGRAM NUSANTARA
SEHAT

1. Matriks : Before and After NST Ditempatkan

1.2. Before and After Hasil NST

45
2. Hasil Pelaksanaan Before and After Per Individu Menurut Jenis Nakes
Sesuai Dengan Tugas dan Fungsi

LAPORAN FARMASI

OLEH Apt. Dwi Hernamani, S.Farm

Keadaan awal ruang Apotek serta ruang penyimpanan sediaan farmasi dan BMHP UPT
Puskesmas Cimari

46
Pengelolaan dan penyimpanan obat serta BMHP di UPT Puskesmas Cimari sebelumnya
belum di lakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi di bidang farmasi karena
keterbatasan sumber daya manusia dan belum adanya tenaga farmasi di UPT Puskesmas Cimari.
Sebelum adanya Nusantara sehat pengelolaan dan penyimpanan obat serta BMHP di lakukan
oleh tenaga perawat. Sehingga pengelolan dan penyimpanan obat serta BMHP di UPT
Puskesmas Cimari belum maksimal. Ruang farmasi memiliki ruang pelayanan kefarmasian dan
gudang obat secara terpisah. Selain itu belum memiliki lemari untuk penyimpanan obat narkotik
dan psikotropik, sehingga penyimpanan obat tersebut disimpan d lemari di ruang gudang obat
tanpa menggunakan kunci ganda.

Gambar. Dokumentasi ruang penyimpanan obat dan BMHP di UPT Puskesmas Cimari sebelum
adanya tim Nusantara Sehat

47
Gambar. Dokumentasi ruang penyimpanan sediaan Farmasi dan BMHP di UPT Puskesmas
Cimari setelah adanya tim Nusantara Sehat

Gambar. Dokumentasi ruang apotek di UPT Puskesmas Cimari sebelum adanya tim Nusantara
Sehat

Gambar. Dokumentasi ruang apotek di UPT Puskesmas Cimari setelah adanya tim Nusantara
Sehat
48
Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Cimari setelah ada Nusantara Sehat
Teambased Batch XI

Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk


mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan
dengan kesehatan. Pelayanan kafarmasian di Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan
yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dan
kegiatan pelayanan farmasi klinik.
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

1.1 Perencanaan, permintaan dan penerimaan sediaan farmasi bahan medis habis
pakai
Perencanaan kebutuhan obat merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis,
jumlah, dan hargaperbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk
menghindari kekosongan obat dengan metode yang dapat dipertanggungjawabkan.
Perencaan obat dan BMHP di UPT Puskesmas Cimari di lakukan dengan metode
kombinasi yaitu metode konsumsi dan berdasarkan pola penyakit. Obat dan BMHP yang
di UPT Puskesmas Cimari berasal dari Instalasi Farmasi Kabupaten Garut.
Pada setiap awal bulan bagian farmasi di Puskesmas akan mengirimkan laporan
pengeluaran dan permintaan obat (LPLPO) ke Instalasi Farmasi Kabupaten. Setiap
Puskesmas memiliki jadwal masing-masing untuk mengambil obat dan BMHP sesuai
permintaan yang telah dikirimkan melalui LPLPO. Untuk UPT Puskesmas Cimari
mendapatkan jadwal di minggu kedua setiap bulannya. Penerimaan obat dan BMHP di
lakukan langsung oleh bagian farmasi Puskesmas dengan melakukan double check.

Gambar. Dokumentasi buku laporan pengeluaran sediaan farmasi dan BMHP UPT
Puskesmas Cimari

49
Gambar. Dokumentasi Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) UPT
Puskesmas Cimari

1.2 Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di UPT Puskesmas
Cimari di lakukan di dua tempat yaitu di ruang apotek untuk obat-obat dengan jumlah
yang sesuai kebutuhan harian di apotek dan penyimpanan sentral yang menyimpan semua
jenis obat dan BMHP UPT Puskesmas Cimari. Penyimpanan sediaan farmasi dan BMHP
di UPT Puskesmas Cimari di lakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Bentuk dan jenis sediaan
b. Kondisi suhu penyimpanan, cahaya, dan kelembaban
c. Tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk penyimpanan
barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.

(a) (b)
Gambar. Penyimpanan sediaan Farmasi dan BMHP di gudang obat (a) serta di
apotek (b) di UPT Puskesmas Cimari

50
Penyimpanan sediaan farmasi dan BMHP di UPT Puskesmas Cimari di susun
berdasarkan bentuk sediaan, farmakoterapi dan sesuai alfabetis baik penyimpanan di
gudang obat maupun di ruang apotek.

1.3 Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Pendistribusian yang dilakukan di UPT Puskesmas Cimari yaitu pendistribusian
ke sub unit (UGD, Poli Gigi, KIA/KB dll) dilakukan dengan cara pemberian obat sesuai
kebutuhan (floor stock) dan sesuai resep yang diterima.

FOTO , FOTO BUKU PENGELUARAN KE UNIT

1.4 Pemusnahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Tahapan pemusnahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang
dilakukan di UPT Puskesmas Cimari terdiri dari:
a. Membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang akan
dimusnahkan
b. Menyiapkan Berita Acara Pemusnahan
c. Mengkoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak terkait
d. Menyiapakan tempat pemusnahan
e. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan

Gambar. Daftar obat Expire Date di UPT Puskesmas Cimari tahun 2019

51
Pemusnahan sediaan farmasi dan BMHP di UPT Puskesmas Cimari di lakukan
secara mandi oleh Puskesmas dengan membuat berita acara dan pelaksanaan pemusnahan
harus di saksikan oleh para saksi dari pihak Puskesmas dan pihak Dinas Kesehatan.

1.5 Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Kegiatan pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang
dilakukan di UPT Puskesmas Cimari yaitu pencatatan di kartu stok serta melakukan stock
opname setiap akhir bulan.

Gambar. Kartu Stok UPT Puskesmas Cimari

2. Pelayanan Farmasi Klinik


Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian yang
berlangsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai Adapun kegiatan pelayanan farmasi klinik yang telah dilakukan di
UPT Puskesmas Cimari antara lain:
2.1 Pengkajian Resep, Penyerahan Obat dan Pemberian Informasi Obat
Resep yang diterima kebagian farmasi berasal dari pelayanan di UGD, BP
umum, BP KIA, dan BP gigi. Setiap resep yang di terima di lakukan pengkajian
resep terlebih dahulu yang meliputi skrining administratif dan farmasetik serta klinis.
Pelayanan Resep di UPT Puskesmas Cimari dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu
pasien umum dan pasien JKN. Sebagian besar pasien yang berobat ke UPT
Puskesmas Cimari adalah pasien umum karena lokasi UPT Puskesmas Cimari yang
berada jauh dari masyarakat wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari.

52
Gambar. Penyerahan obat kepada pasien

2.2 Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara apoteker degan pasien untuk
meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran, dan kepatuhan sehingga terjadi
perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan menyelesaikan masalah yang di
hadapi pasien. Konseling di UPT Puskesmas Cimari di lakukan pada pasien dengan
penyakit seperti hipertensi, gula darah dan kolesterol.

Gambar. Konseling kepada pasien di UPT Puskesmas Cimari

Program Kegiatan Inovasi Tenaga Farmasi Nusantara Sehat Team Based Batch XI
1. Sweeping Obat Warung
Kegiatan Sweeping obat ini di lakukan pada masyarakat di wilayah kerja
UPT Puskesmas Cimari yang memiliki warung. Kegiatan ini merupakan kegiatan
supervisi apoteker NS UPT Puskesmas Cimari pada warung-warung yang menjual
obat-obatan seperti obat keras yang tidak boleh di jual di warung karena warung
bukan merupakan sarana yang memiliki izin untuk melakukan penjualan obat-obatan
keras. Berdasarkan hasil kegiatan ini masih di temukan warung-warung yang
menjual obat-obatan keras seperti asam mefenamat, amoxicilin, deksametason.

53
Gambar. Sweeping Obat warung

2. Edukasi Gema Cermat “Penggolongan Obat dan Tanya 5 O”


Edukasi Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat)
yang dilakukan pada kegiatan ini yaitu edukasi tentang penggolongan obat dan
Tanya 5 O. Edukasi ini di lakukan pada masyarakat yang ada di wilayah kerja UPT
Puskesmas Cimari.

Gambar, Kegiatan Edukasi Gema Cermat “Penggolongan Obat dan Tanya 5 O”

3. Penyuluhan tentang Bahaya NAPZA di Sekolah


NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) merupakan bahan
atau zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan atau psikologi seseorang
(pikiran, perasaan, dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan baik
secara fisik dan psikologis. Penyalahgunaan NAPZA di Indonesia sendiri sudah
terjadi dimana-mana dan oleh siapapun terlepas dari status sosial dan ekonomi.
Kelompok pelajar (remaja) merupakan kelompok yang rentan terpapar
penyalahgunaan NAPZA karena remaja rentan untuk ikut terbawa dalam arus
pergaulan dikarenakan karakteristiknya yang unik dan labil serta mengalami transisi
menuju kedewasaan.

54
Kegiatan penyuluhan tentang bahaya NAPZA ini di lakukan di Sekolah
Menengah Pertama yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari.

Gambar. Penyuluhan tentang bahaya NAPZA di SMP N 2 Cikelet

4. Apoteker Cilik di Sekolah Dasar

Apoteker Cilik (APOCIL) merupakan suatu Gerakan Masyarakat Cerdas


Menggunakan obat yang dilakukan di kalangan anak Sekolah Dasar (SD) yang
bertujuan untuk membentuk APOCIL sebagai kader kesehatan di sekolah terkait cara
menggunakan obat yang baik dan benar. Sasaran kegiatan APOCIL ini yaitu anak
Sekolah Dasar kelas lima.

Kegiatan ini dilakukan dengan konsep belajar sambil bermain. Selain


memberikan materi terkait profesi Apoteker, DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan,
Simpan dan Buang Obat dengan Benar) juga terdapat games terkait profesi Apoteker
dan materi yang di sampaikan sehngga akan mempermudah siswa mengingatkan
materi yang telah di sampaikan serta dilakukan juga pre-test dan pos-test terkait
materi yang di sampaikan untuk melihat sejauh mana pemahaman peserta dalam
mengikuti kegiatan tersebut.

Kegiatan APOCIL sudah di lakukan di dua Sekolah di wilayah kerja


Puskesmas Cimari yaitu SD N 2 Cigadog dan SD N 4 Cigadog dengan peserta
kegiatan yaitu siswa kelas lima. Kegiatan tersebut di ikuti dengan sangat antusias
oleh peserta.

55
Gambar. Kegiatan APOCIL di SD N 2 Cigadog

Gambar. Kegiatan APOCIL di SD N 4 Cigadog

5. Edukasi Gema Cermat “DAGUSIBU” di Posyandu


Edukasi Gema Cermat tentang DAGUSIBU (Dapatkan Gunakan Simpan dan
Buang) Obat secara tepat dan benar ini di lakukan di Posyandu. Edukasi tentang
DAGUSIBU ini di berikan ke ibu-ibu yang datang ke Posyandu karena masih banyak
masyarakat yang masih awam terkait dimana mendapatkan obat yang benar,
bagaimana penggunaan obat yang tepat dan benar, menyimpan serta membuang obat
yang sudah kadaluarasa yang tepat dan benar.

Gambar. Edukasi DAGUSIBU di Posyandu

56
6. Program Inovasi Tim Nusantara Sehat Di UPT Puskesmas Cimari
6.1 SETIA (Screening TB dan Obati Sampai Tuntas)
SETIA merupakan singkatan dari Screening TB dan Obati Sampai
Tuntas. Program ini merupakan program yang diusung oleh tim Nusantara
Sehat UPT Puskesmas Cimari yang dilatar belakangi tingginya suspect TBC
karena belum optimal dalam penjaringan dan pendataan penderita TBC di
wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari. Wilayah kerja UPT Puskesmas Cimari
yang terdiri dari 3 desa dengan akses yang sulit dan jauh mengakibatkan
tenaga kesehatan di UPT Puskesmas Cimari membutuhkan waktu yang lama
untuk melakukan penjaringan dan pendataan pasien suspect TBC di semua
desa, serta masih minimnya pengetahuan masyarakat terkait TBC.
Pelaksanaan program SETIA merupakan salah satu strategi yang tepat
untuk mengatasi masalah ini. Program penjaringan suspect TBC ini dilakukan
bersamaan dengan kegiatan PIS-PK sehinga dilakukan dari rumah kerumah
untuk melakukan penyuluhan terkait TBC dan penjaringan suspect TBC.

Gambar. Penyuluhan tentang TB di sekolah dan Posyandu

Gambar. Penjaringan Suspect TB secara door to door


Di UPT Puskesmas Cimari memiliki pasien TB MDR atau pasien TB
dengan resisten obat. Pengobatan pasien TB MDR ini dilakukan selama 6
bulan dengan konsumsi obat oral dan juga obat yang harus di injeksikan ke

57
pasien setiap harinya. Dalam kegiatan ini kami juga melakukan home care dan
monitoring pada pasien TB MDR terkait pengobatan yang dijalaninya.

Gambar. Home care dan monitoring pasien TB MDR

Selain penjaringan suspect TB secara door to door yang di laksanakan


bersamaan dengan PIS-PK juga di laksanakan upaya penjaringan TB dengan
bantuan siswa Sekolah dengan membentuk Kader TB di sekolah. Dimana
kader tersebut berperan dalam penjaringan suspect TB di lingkungan rumah
tinggalnya. Kegiatan pembentukan kader TB sudah di laksanakan di dua
sekolah yaitu SMP N 4 Cikelet dan MAS Ma’arif Kertamukti.

Gambar. Pembentukan Kader TB di SMP N 4 Cikelet

58
Gambar. Pembentukan Kader TB di MAS Ma’arif Kertamukti

LAPORAN KEBIDANAN
OLEH Irnaida, Amd. Keb

KEADAAN AWAL RUANG KIA-KB DAN RUANG BERSALIN

Sebelum adanya TIM Nusantara Sehat Batch XI ruang KIA-KB sudah ada tetapi
pasien bersalin di Puskesmas masih kurang dikarenakan tidak adanya bidan yang tinggal di dekat
Puskesmas, pasien lebih memilih bersalin dirumah ditolong oleh bidan dengan alasan jarak
Puskesmas dengan wilayah kerja sangat jauh dan akses jalan yang rusak.

Setelah adanya TIM Nusantara Sehat Batch XI pasien mulai bersalin di Puskesmas
atau di fasyankes tetapi kebanyakan pasien luar wilayah Puskesmas Cimari, karena lokasi
puskesmas lebih dekat dengan desa lain diluar wiayah kerja.

KETERSEDIAAN PERALATAN MEDIS RUANG KIA-KB DAN RUANG BERSALIN

Alat-alat medis Puskesmas Cimari sebelum adanya Nusantara Sehat Batch XI tidak
memiliki ketersediaan yang memadai, beberapa alat ditemukan dalam kondisi rusak dan
berkarat. Salah satu penyebab rusaknya alat dan berkarat dilatarbelakangi oleh kurangnya
kesadaran pegawai Puskesmas untuk membesihkan alat medis dengan baik dan benar setelah
dipakai.

Setelah adanya Nusantara Sehat Batch XI Ruang KIA-KB dan Ruang Bersalin.
Dengan keterangan alat yang ada dibawah ini.

DAFTAR INVENTARIS ALAT MEDIS


PUSKESMAS CIMARI

NO RUANG BARANG JUMLAH KONDISI KET


BAIK RR RS RB
½ klem kocher 3 3
Bak Instrumen dengan tutup 3 3
Baki logam tempat alat steril 2 2
Doppler 2 2
Gunting Benang 3 3
Gunting verband 3 3
Kocher Tang 1 1
59
Mangkok larutan 2 2
Spekulum cocor bebek kecil 3 3
Spekulum cocor bebek 3 3
sedang
Spekulum cocor bebek besar 3 3
Refleks Hamer 1 1
Spatel 1 1
Klem Koher 3 3
Sonde Uterus 1 1
Penakulum 1 1
Kateter Metal 1 1
Tampon Tang 1 1
Apron Plastik Tebal 3 3
Alat Penghisap lendir 3 3
Bowl metal 2 2
Catgut Plain 4 4
Gunting episiotomi 3 3
Gunting episiotomy Lurus, 3 3
Tajam/Tumpul
Gunting tali pusat 3 3
Hecting nald 4 4
Needle holder 2 2
Nelathon cateter no 12 steril 1 1
Pinset anatomi 14 cm 2 2
Suction bayi/anak OneMed 1 1
Sarung tangan obgin 2 2
Senter (pen light) 1 1
Baby Scale 1 1
Metlin 2 2
Meja instrument/Alat 2 2
Stand Lamp untuk tindakan 1 1
Tempat tidur periksa 2 2
Thermometer 1 1
Sphygmomanometer dewasa 2 2
Nierbekken 2 2
Timbangan dewasa 2 2
Umbilical cord 5 5
Ukuran LILA 2 2
Stetoscope 2 2
Spuit disposable 0,5 cc 30 30
Spuit disposable 1 cc 30 30
Spuit disposable 3 cc 50 50

KETERSEDIAAN PERALATAN NON MEDIS RUANG KIA-KB


60
Sampai saat ini alat-alat non medis di Puskesmas Cimari dapat dikatakan sudah memadai
tetapi ada berapa yang sudah rusak.

DAFTAR INVENTARIS ALAT NON MEDIS


PUSKESMAS CIMARI

N RUANG BARANG JUMLA KONDISI KET


BAI RR RS RB
O H
K
Meja 3 3
Kursi 3 1 2
Lemari Besi 2 2
Tempat Tidur Periksa 1 1
KIA-KB Tempat Sampah Medis 1 1
Tempat Sampah Non 1 1
Medis
Safety Box 1 1
Lemari Kaca 1 1
Tempat Tidur Persalinan 1 1
Tempat Sampah Medis 1 1
BERSALIN Tempat Sampah Non 1 1
Medis
Safety Box 1 1

KETERSEDIAAN ALAT KONTRASEPSI

Ketersediaan alat kontrasepsi di Puskesmas Cimari berupa KB suntik 1 bulan suntik 3


bulan, pil, Implan. Mayoritas masyarakat menggunakan alat kontrasepsi berupa kB suntik 3
bulan dan implan karena masyrakat belum terbiasa dan masih merasa tabu dengan alat
kontrasepsi kondom dan IUD. Saat ini sudah ada Akseptor KB suntik 1.014 orang, Akseptor KB
implant 579 orang, Akseptor KB Pil 222 orang, Akseptor KB IUD 31 orang, Akseptor KB
kondom 5 orang, Akseptor KB MOW 11 orang, Akseptor KB MOP 1 orang.

Gambar Keadaan Ruangan sebelum ada Tenaga Nusantara Sehat

61
Gambar Keadaan Ruangan Setelah ada Tenaga Nusantara Sehat

Gambar Kegiatan

Gambar. Penyuluhan ASI Eksklusif di Posyandu

62
Gambar. Pemeriksaan SDIDTK Apras di PAUD/TK

Gambar. Pemeriksaan SDIDTK di Posyandu

Gambar. Pemeriksaan Ibu Hamil

63
Gambar. Pelayanan Imunisasi di Posyandu

Gambar. Kunjungan Rumah Neonatus

Gambar. Kegiatan BIAS di SDN 4 Cigadog

Kegiatan Sebelum Dan Sesudah Kedatangan Tim Nusantara Sehat

64
Dari semua kegiatan dilaksanakan Tim Nusantara Sehat dapat dilihat bahwa kedatangan
Tim Nusantara Sehat di wilayah Kecamatan Cikelet ini disambut baik oleh semua pihak warga.
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas, Tim Nusantara
Sehat khususnya di bidang Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak melakukan penilaian terhadap
Puskesmas Cimari baik dari sarana prasarananya serta kegiatan apa saja yang telah dilakukan
sebelum dan sesudah kedatangan Tim Nusantara Sehat di Wilayah kerja Puskesmas Cimari.

Sebelum kedatangan Tim Nusantara Sehat Sesudah kedatangan Tim Nusantara Sehat
Tidak ada bidan yang standbay di Puskesmas Sudah ada bidan yang standbay di Puskesmas 24
24 jam jam
Rendahnya cakupan persalinan di Fasyankes Meningkatnya cakupan persalinan di Fasyankes
Rendahnya cakupan Bayi ASI Eksklusif Meningkatnya cakupan Bayi ASI Eksklusif
Masih rendahnya cakupan Kegiatan SDIDTK Kegiatan SDIDTK sudah dilaksankan dengan
di karenakan petugasnya belum mengikuti Rutin sesuai sasaran Bayi, Balita dan Apras di
pelatihan dan pelaporan kurang lengkap Wilayah kerja Puskesmas Cimari

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN PERBAIKAN

65

Anda mungkin juga menyukai