Anda di halaman 1dari 5

iga Golongan Sholatnya Tidak Diterima

ِ ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َم ُة‬


‫هللا َو َب َر َكا ُت ُه‬
‫ك الَّذِيْ َج َع َل فِي ال َّس َما ِء ُبر ُْوجً ا َو َج َع َل فِ ْي َه ا ِس َراجً ا َو َق َم رً ا‬ َ ‫ار‬ َ ‫اَ ْل َحمْ ُد هَّلِل ِ الَّذِيْ َك‬
َ ‫ َت َب‬،‫ان ِب ِع َبا ِد ِه َخ ِبيْرً ا بَصِ يْرً ا‬
‫ َودَاعِ َي ا إِلَى‬،‫ أَ ْش َه ُد اَنْ الَ إِلَ َه إِالَّ هللاُ وأَ ْش َه ُد اَنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ وُ َرسُولُ ُه الَّذِيْ َب َع َث ُه ِب ْال َح ِّق بَشِ يْرً ا َو َن ِذيْرً ا‬.‫ُم ِنيْرً ا‬
‫ أَمَّا َبعْ ُد‬.‫صحْ ِب ِه َو َسلِّ ْم َتسْ لِ ْيمًا َك ِثيْرً ا‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.‫ْال َح ِّق ِبإِ ْذ ِن ِه َوسِ َراجً ا ُم ِنيْرً ا‬
َ ‫ص ِّل َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو‬

Hadits yang kita pelajari diriwayatkan dari Hadits Riwayat Ibnu Majah dan dihasankan oleh Syaikh Al-
Albani dalam Misykat Al-Mashobiih

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallaahu‘anhumaa


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:

ِ ‫ثَاَل ثَ ٌة اَل تَ ْرتَ ِف ُع َصاَل هُت ُ ْم فَ ْو َق ُر ُء‬


َ ‫وسه ِْم ِشرْب ً ا َر ُج ٌل َأ َّم قَ ْو ًما َومُه ْ هَل ُ اَك ِره‬
‫ُون َوا ْم َرَأ ٌة‬
‫اَب ت َْت َو َز ْوهُج َ ا عَلَهْي َا َسا ِخطٌ َوَأخ ََو ِان ُمتَ َص ِار َم ِان‬
“Ada tiga kelompok yg shalatnya tidak terangkat walau hanya sejengkal di atas kepalanya (tidak
diterima oleh Allah).
•Orang yg mengimami sebuah kaum tetapi kaum itu membencinya
•Istri yg tidur sementara suaminya sedang marah kepadanya
•Dua saudara yg saling mendiamkan (memutuskan hubungan) (HR Ibnu Majah I/311 no 971 dan
dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Misykat Al-Mashobiih no 1128)
Sedikit Riwayat Tentang Ibnu Abbas RA
Abdullah bin Abbas (Bahasa Arab ‫ )عبد هللا بن عباس‬adalah seorang Sahabat Nabi, dan merupakan anak
dari Abbas bin Abdul-Muththalib, paman dari Rasulullah Muhammad SAW. Dikenal juga dengan nama
lain yaitu Ibnu Abbas (619 - Thaif, 687/68H). Kedua-duanya adalah sahabat nabi (bapak dan ayahnya).
Ibnu Abbas merupakan salah satu sahabat dari tujuh sahabat yang berpengetahuan luas, dan banyak
hadits sahih yang diriwayatkan melalui Ibnu Abbas, serta dia juga menurunkan seluruh Khalifah dari
Bani Abbasiyah.
Dia juga pernah didoakan rasul

‫اللهم فقهه فى الذين و علمه في التأويل‬


(Allaahumma faqqihhu fid-diin- wa 'allimhu fit-ta'wiil)
"Ya Allah, berikan dia keahlian dalam agama-Mu, dan ajarilah ia tafsir kitab-Mu."( Hadis Riwayat Ibnu
Hibban,  Ath-Thabrani)
Sehingga karena keilmuannya dia disebut Tarjum Al-qur`an (orang yang paham makna al qur'an) dan
Al-Bahr (lautan) karena keluasan ilmu yang dimilikinya. Sehingga banyak kitab tafsir yang bersanad ke
ibnu abbas.
Makna Hadits:

َ ‫ثَاَل َث ٌة اَل َت ْر َتفِ ُع‬


‫صاَل ُت ُه ْم َف ْوقَ ُر ُءوسِ ِه ْم شِ ْب ًرا‬
( tiga kelompok yg shalatnya tidak terangkat walau hanya sejengkal di atas kepalanya )
Dari penggalan hadits diatas ada beberapa pendapat ulama :
1)       Amalan ibadah kita menjadi naungan perlindungan, atap, payung ketika di padang mahsyar seperti
hadits

 ُ‫َسب َْع ٌة يُظِ لُّ ُه ُم هللاُ ِفيْ ظِ لِّ ِه َي ْو َم اَل ظِ َّل إِاَّل ظِ لُّه‬
“Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali
naungan-Nya" (HR Bukhari Muslim)
Ketika hari kiamat maka tidak ada tempat bernaung seperti dalam surat al infithar 1-6
ْ ‫إِ َذا ال َّس َما ُء ا ْن َف َط َر‬
(1). ‫ت‬
Apabila langit terbelah,
ْ ‫َوإِ َذا ْال َك َواكِبُ ا ْن َت َث َر‬
(2). ‫ت‬
Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,
ْ ‫َوإِ َذا ْال ِب َحا ُر فُجِّ َر‬
(3). ‫ت‬
Dan apabila lautan dijadikan meluap,
ْ ‫َوإِ َذا ْالقُبُو ُر بُعْ ث َِر‬
(4). ‫ت‬
Dan apabila kuburan-kuburan dibongkar,
ْ ‫ت َوأَ َّخ َر‬
(5). ‫ت‬ ْ ‫ت َن ْفسٌ َما َق َّد َم‬
ْ ‫َعلِ َم‬

Maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya.
Jadi berdasar hadit diatas maka amalan shalat tidak akan menjadi naungannya tetapi mungkin ada
naungan dari amalan lain seperti sedekah, imam yang adil, pemuda yg suka ibadah pada allah.

َ ‫ِن َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة‬


 ُ‫ص َد َق ُته‬ ِ ‫ظِ ُّل ْالم ُْؤم‬
“Naungan orang beriman di hari Kiamat adalah sedekahnya.” (HR Ahmad)
2)       Semua amalan ibadah kita diangkat dibawa oleh malaikat setiap hari senin dan kamis, sehingga ada
sunnah puasa senin kamis.

َ ‫ِيس َفأُحِبُّ أَنْ يُعْ َر‬


َ ‫ض َع َملِى َوأَ َنا‬
‫صا ِئ ٌم‬ ِ ‫ْن َو ْال َخم‬
َ
ِ ‫ُتعْ َرضُ األعْ َما ُل َي ْو َم االِ ْث َني‬
“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku
dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi)
Akan tetapi bila kita masuk tiga kelompok dalam hadits tadi maka shalat kita tidak diangkat oleh
malaikat bahkan tidak diangkat sama sekali cuma rutinitas saja dan tertolak/mardud, na'udzubillah.
Tiga golongan/kelompok tersebut adalah:
A. Imam yang Dibenci
َ
 ‫ُون‬ ِ ‫َر ُج ٌل أ َّم َق ْومًا َو ُه ْم لَ ُه َك‬
َ ‫اره‬
(Orang yg mengimami sebuah kaum tetapi kaum itu membencinya)
Imam disini bisa bermakna dua:
a. Imamatun Sughro (Imam Kecil) adalah imam sholat. Apabila dia maju dan makmum tidak suka maka
imam tersebut sholatnya tidak diterima. Tentu ketidaksukaannya beralasan syar'i bukan alasan karena
panjang ayatnya atau ruku'nya, tetapi karena dia fasiq, jahil dan pelaku bid'ah. Fasik adalah orang
yang keluar dari ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya.  Al-Jahl yaitu lawan dari ilm atau tidak
mempunyai ilmu tentang sesuatu yang seharusnya ia ketahui tentang bacaan qur'an, doa shalat dan
fikih shalat. Sedangkan pelaku bid'ah adalah sering melakukan amalan yg bukan contoh dari rasul saw
baik dalam qouli (ucapan), fi'li (perbuatan) ataupun taqrir (nabi saw mendiamkan perbuatan sahabat)
b. Imamatun Kubra (Pemimpin Umat) baik sulthan, khilafah, gubernur, presiden dst. Apabila jadi
pemimpin yang tidak dicintai rakyatnya karena tidak amanah dan ketidakadilannya maka sholatnya
tidak diterima bahkan bila dia berkhianat maka dia tidak mencium bau surga. Ketidaksukaan tentu juga
karena alasannya syar'i seperti diatas (fasiq, jahl, pelaku bid'ah)

B. Istri Tidur Membuat Marah Suaminya


ٌ ‫ت َو َز ْو ُج َها َعلَ ْي َها َساخ‬
 ‫ِط‬ ْ ‫امْرأَةٌ َبا َت‬
َ ‫َو‬
Istri yg tidur sementara suaminya sedang marah, murka, tidak suka kepadanya dan bila mati dalam
keadaan tersebut maka sholatnya tidak diterima.
Ulamapun (Imam al Muzhir) berpendapat itupun juga sebaliknya bisa terjadi pada suami gara-gara
tidak melakukan kewajibannya sebagai suami pada istri (makan, pakaian, tempat tinggal, perhatian,
dan pendidikan).
Marah yang tidak diterima sholatnya tentu dengan alasan yang dibenarkan secara agama. yaitu
kewajiban suami dan istri tidak dilakukan dengan baik. Maka menjadi kewajiban kita sebagai orang tua
untuk mengajari ilmu berumah tangga tentang kewajiban menjadi suami dan istri dalam Islam.

C. Permusuhan Saudara.

‫ان‬
ِ ‫ار َم‬
ِ ‫ص‬ ِ ‫َوأَ َخ َو‬
َ ‫ان ُم َت‬
Dua saudara yg saling mendiamkan (memutuskan hubungan)/berkonflik/bertikai. Baik saudara
kandung atau saudara semuslim karena semua orang mukmin adalah ikhwah

ِ ‫ َي ْل َتقِ َي‬،‫ال‬
‫ َو َخ ْي ُر ُه َما‬،‫ان َفيُعْ ِرضُ َه َذا َويُعْ ِرضُ َه َذا‬ ٍ ‫ث َل َي‬ِ ‫اَل َي ِح ُّل لمُسْ ل ٍِم أَنْ َي ْهج َُر أَ َخاهُ َف ْو َق َثاَل‬
)ِ‫ ( ُم َّت َف ٌق عليه‬.‫الَّذِي َيبْدَأ ُ ِبال َّساَل ِم‬
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk menghajr (memboikot) saudaranya lebih dari 3 malam (yaitu 3
hari). Mereka berdua bertemu namun yang satu berpaling dan yang lainnya juga berpaling. Dan yang
terbaik diantara mereka berdua yaitu yang memulai dengan memberi salam.”
(Muttafaqun ‘alaih, diriwayatkan oleh Imām Bukhāri dan Imām Muslim)
Maka walaupun sholatnya banyak sekali tetapi semasa hidup mereka bertikai maka sholatnya tidak
diterima tidak terangkat. Bahkan tidak memutus persaudaraan tidak diterima amalannya dan tidak
masuk surga.

‫اَل َي ْد ُخ ُل ْال َج َّن َة َقاطِ ٌع‬


“Tidaklah masuk surga orang yang suka memutus, ( memutus tali silaturahmi)”. [Mutafaqun ‘alaihi]

ِّ ‫ تُ ْفتَ ُح َأبْ َو ُاب الْ َجنَّ ِة ي َ ْو ُم االثْنَنْي ِ َو الْ َخ ِم ِيس فَ ُي ْغ َف ُر ِللُك‬:‫َأ َّن َر ُس ْو َل هللا صىل هللا عليه وسمل قَا َل‬
‫ َأن ِْظ ُروا ه ََذ ْي ِن َحىَّت‬: ‫ فَ ُي َق ُال‬، ‫َع ْب ٍد ال يُرْش ِ كُ اِب هلل َشيْئًا ال َر ُجال اَك ن َْت بَيْنَ ُه َوبَنْي َ َأ ِخي ِه حَش ْ نَا ُء‬
‫ِإ‬
‫ي َ ْص َط ِل َحا‬
Bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Telah dibukakan pintu-pintu surga setiap hari Senin dan Kamis. Maka seluruh hamba yang tidak
berbuat syirik kepada Allāh sama sekali akan diberi ampunan oleh Allāh, kecuali seorang yang dia
punya permusuhan antara dia dengan saudaranya.”
Maka dikatakan kepada para malaikat:
“Tangguhkanlah (dari ampunan Allāh) 2 orang ini sampai mereka berdua damai.”
(HR Muslim no. 2565)

ِ‫ َمنْ َه َج َر أَ َخاهُ َس َن ًة َفه َُو َك َس ْفك‬: ‫وعن أبي خراش السلمي رضي هللا عنه أنه سمع رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول‬
‫دَ ِم ِه‬
Dari Abū Khirāsh As-Sulamiy radhiyallāhu ‘anhu: Sesungguhnya dia mendengar dari Rasūlullāh
shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang memboikot/menghajr saudaranya selama setahun maka seakan-akan dia telah
menumpahkan darah saudaranya.”
(HR Ahmad 17935, Abū Dāwūd 4915)

Anda mungkin juga menyukai