penida berasal dari kata Pandita, atau pendeta. Sebenarnya pandita yang dimaksud
adalah Hyang Pasupati atau Bhatara Siwa sebagai raja pandita seluruh
jagat.Bhatara Siwa diyakini turun pada tahun saka 50 dan berstana di Gunung
Mundhi, disertai permaisuri beliau Dewi Uma. Beliau kemudian menjelma menjadi
manusia sakti tanpa tanding, tahu akan segala macam ilmu sastra dan mahir dalam
segala macam kepintaran. Singkat katanya beliau menjadi seorang pendeta besar
bernama Dukuh Jumpungan. Inilah awal dimana pulau pendeta atau Nusa Pandita
yang lama kelamaan menjadi Nusa Penida.
Kemudian, anaknya I Gede Mecaling menikah dengan Sang Ayu Mas Rajeg
Bhumi, Gede Mecaling melakukan tapa di Ped.Karena saking keras tapa dan brata
yang dilakukan olehnya, maka Bhatara Siwa berkenan memberikan anugerah
berupa kesaktian Kanda Sanga. Seketika itu juga Gede Mecaling berubah wujud
menjadi sangat menyeramkan. Taringnya panjang dan badannya besar sekali.
Suaranya menggetarkan jagat raya. kemudian I Gede Mecaling kembali melakukan
tapa hebat memuja Bhatara Rudra,dengan ketekunannya Ida Bhatara Rudra
menjadi asih dan memberikan anugerah berupa lima macam sakti yakni: Taksu
kesaktian, taksu pengeger, taksu balian, taksu penolak grubug dan taksu
pengadakan mrana.
Dari sanalah kemudian semua pengikut bala samar yang ada di Nusa menjadi
bawahan dari Gede Mecaling. Beliau distanakan dalam Pura Ratu Gede dan diberi
nama suci Ida Bhatara Ratu Hyang Agung Ratu Gede Mecaling