2. Gambaran Umum
2
bisa terlihat dengan adanya garis pantai di hampir setiap pulau di
Indonesia (± 81.000 km) yang menjadikan Indonesia menempati
urutan kedua setelah Kanada sebagai negara yang memiliki garis
pantai terpanjang di dunia. Kekuatan inilah yang merupakan potensi
besar untuk memajukan perekonomian Indonesia. Data Food and
Agriculture Organization-FAO (2012), Indonesia menempati peringkat
ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan di bawah China dan
India. Dengan beragamnya potensi maritim Indonesia, antara lain
industri bioteknologi kelautan, perairan dalam (deep ocean water),
wisata bahari, energi kelautan, mineral laut, pelayaran, pertahanan,
serta industri maritim, sebenarnya dapat memberikan kontribusi besar
bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia. Sebagai upaya
dalam mengoptimalkan potensi maritim Indonesia, pemerintah telah
mengeluarkan dokumen kebijakan Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 dan
program Nawacita pada Kabinet Kerja (periode 2014-2019) yang akan
menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Peran Pemerintah (government will) dibutuhkan untuk bisa
menjaga dan mempertahankan serta mengelola kekayaan dan potensi
maritim tersebut. Untuk mengelola sumber daya alam laut, diperlukan
perbaikan infrastruktur, peningkatan SDM, modernisasi teknologi dan
pendanaan yang berkesinambungan agar dapat memberi keuntungan
ekonomi bagi negara dan juga bagi masyarakat.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki tugas yang
sangat penting dalam upaya pengelolaan sumberdaya kelautan
Indonesia. Tugas tersebut di dalamnya termasuk upaya untuk
memanfaatkan sumberdaya laut dan pesisir secara berkelanjutan dan
sekaligus dapat meningkatkan nilai ekonomi sektor kelautan dan
perikanan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kualitas hidup
seluruh rakyat Indonesia. KKP terus berusaha untuk mencapai
keseimbangan ekologi- ekonomi tersebut melalui tugas dan fungsi
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Badan
Litbang KP). Keberadaan Badan Litbang KP sangat penting dalam
memberikan rekomendasi pengelolaan sumberdaya laut dan pesisir
secara berkelanjutan. Pembangunan UPT Litbang pada skala regional
sangat dibutuhkan mengingat ancaman dampak negatif terhadap
pengelolaan sumberdaya laut dan pesisir.
Kabupaten Pangandaran adalah sebuah kabupaten di Provinsi
Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Parigi. Pada awalnya Desa
Pananjung Pangandaran ini dibuka dan ditempati oleh para nelayan
dari suku sunda. Penyebab pendatang lebih memilih daerah
Pangandaran untuk menjadi tempat tinggal karena gelombang laut
yang kecil yang membuat mudah untuk mencari ikan. Karena di
Pantai Pangandaran inilah terdapat sebuah daratan yang menjorok ke
laut yang sekarang menjadi cagar alam atau hutan lindung, tanjung
inilah yang menghambat atau menghalangi gelombang besar untuk
sampai ke pantai.
Di sinilah para nelayan menjadikan tempat tersebut untuk
menyimpan perahu yang dalam bahasa sundanya disebut andar
setelah beberapa lama banyak berdatangan ke tempat ini dan
menetap sehingga menjadi sebuah perkampungan yang disebut
Pangandaran. Pangandaran berasal dari dua buah kata pangan dan
daran yang artinya pangan adalah makanan dan daran adalah
3
pendatang. Jadi Pangandaran artinya sumber makanan para
pendatang. Lalu para sesepuh terdahulu memberi nama Desa
Pananjung, karena menurut para sesepuh terdahulu di samping
daerah itu terdapat tanjung di daerah inipun banyak sekali terdapat
keramat-keramat di beberapa tempat. Pananjung artinya dalam
bahasa sunda Pangnanjung-nanjungna (paling subur atau paling
makmur).
Pada mulanya Pananjung merupakan salah satu pusat kerajaan,
sejaman dengan kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di
Putrapinggan sekitar abad XIV M setelah munculnya kerajaan
Pajajaran di Pakuan Bogor. Nama rajanya adalah Prabu Anggalarang
yang salah satu versi mengatakan bahwa beliau masih keturunan
Prabu Haur Kuning, raja pertama kerajaan Galuh Pagauban, namun
sayangnya kerajaan Pananjung ini hancur diserang oleh para Bajo
(Bajak Laut) karena pihak kerajaan tidak bersedia menjual hail bumi
kepada mereka, karena pada saat itu situasi rakyat sedang dalam
keadaan paceklik (gagal panen). Pada tahun 1922 pada jaman
penjajahan Belanda oleh Y. Everen (Presiden Priangan) Pananjung
dijadikan taman baru, pada saat melepaskan seekor banteng jantan,
tiga ekor sapi betina dan beberapa ekor rusa. Karena memiliki
keanekaragaman satwa dan jenis – jenis tanaman langka, agar
kelangsungan habitatnya dapat terjaga maka pada tahun 1934
Pananjung dijadikan suaka alam dan marga satwa dengan luas 530
Ha. Pada tahun 1961 setelah ditemukannya Bunga Raflesia padma
status berubah menjadi cagar alam.
Dengan meningkatnya hubungan masyarakat akan tempat
rekreasi maka pada tahun 1978 sebagian kawasan tersebut seluas 37,
70 Ha dijadikan Taman Wisata. Pada tahun 1990 dikukuhkan pula
kawasan perairan di sekitarnya sebagai cagar alam laut (470,0 Ha)
sehingga luas kawasan pelestarian alam seluruhnya menjadi 1000,0
Ha. Perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK Menteri Kehutanan
No. 104/KPTS-II/1993 pengusahaan wisata TWA Pananjung
Pangandaran diserahkan dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan
dan Pelestarian Alam kepada Perum Perhutani dalam pengawasan
Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, Kesatuan Pemangkuan Hutan
Ciamis, bagian Kemangkuan Hutan Pangandaran.
2017 2018
No Subkegiatan
I II III IV I II III IV
1. Perencanaan DED X X
Jembatan dan Break
water
2. Pembangunan Gedung X X X X
3. Pengadaan Meubeler & X X
Furniture, Peralatan
Laboratorium &
pendukung riset, &
peralatan perkantoran
G. KURUN WAKTU : Jangka waktu dari kegiatan ini adalah 4 (empat) tahun terhitung sejak
PENCAPAIAN tahun 2016 sampai tahun 2019.
KELUARAN
H. BIAYA YANG : Rp. 94.240.212.000,-
DIPERLUKAN (Rincian Anggaran Biaya dan tahapan pembiayaan terlampir)