Pertemuan 10 Penelitian Bahasa Dan Sastra
Pertemuan 10 Penelitian Bahasa Dan Sastra
3. Teknik Rekam
Teknik ini dapat dilakukan bersamaan dengan teknik SLC dan SBLC,
di mana sambil melakukan percakapan dilakukan pula perekaman dengan
tape recorder atau handycam. Pelaksanaan perekaman harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kewajaran proses percakapan
yang terjadi. Sebaiknya perekaman itu dilakukan tanpa sepengetahuan
lawan bicara.
Teknik rekam adalah pemerolehan data dengan cara merekam
pemakaian bahasa lisan yang bersifat spontan. Alat perekam yang dipakai
sebaiknya yang berukuran kecil, sehingga dapat dimasukkan ke dalam saku
baju dan tidak diketahui oleh informan yang bahasanya kita rekam. Dengan
demikian, informan dapat menyampaikan bahasa secara alamiah.
4. Teknik Catat
Teknik catat ini dapat dilakukan bersama teknik sadap dan teknik
rekam dan dapat juga dilakukan sesudah teknik rekam dilakukan.
Pencatatan dilakukan pada kartu data berupa pencatatan ortografis, fonemis
atau fonetis, sesuai dengan objek penelitian yang dilakukan. Kartu
pencatatan dapat dilakukan pada kertas yang mampu memuat,
memudahkan pembacaan dan menjamin keawetan data.
B. Metode Cakap
Metode ini disebut metode cakap karena memang data diperoleh
dengan melakukan percakapan antara peneliti dengan penutur bahasa
selaku sumber data (informan). Dalam penelitian ilmu sosial, metode ini
dapat dinyatakan sebagai metode interview atau metode wawancara.
Adanya percakapan antara peneliti dengan informan mengandung arti
adanya kontak langsung antar mereka, baik secara langsung maupun secara
tidak langsung. Kontak langsung dapat dilakukan secara tatap muka dengan
penutur bahasa, sementara kontak tidak langsung dapat dilakukan tanpa
tatap muka, seperti melalui angket dan cara pengumpulan data sejenis.
Seperti halnya metode simak, metode cakap juga mempunyai teknik
dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar metode simak ini adalah teknik
pancing, dan teknik lanjutannya adalah teknik cakap semuka dan teknik
cakap tansemuka (Sudaryanto, 1988). Selanjutnya lihatlah penjelasan
berikut ini.
2. Teknik Lanjutan
Teknik lanjutan metode cakap ini dapat dibagi dua, yaitu teknik
cakap semuka (CS) dan teknik cakap tansemuka (CTS). Selanjutnya lihatlah
penjelasan berikut ini.
1. Teknik Pustaka/Dokumentasi
Metode pustaka atau dokumentasi adalah mempergunakan sumber-
sumber tertulis untuk memperoleh data. Sumber-sumber tertulis tersebut
dapat berwujud majalah, surat kabar, karya sastra, peraturan
perundangundangan, dsb. Pada masing-masing sumber tertulis tersebut
terdapat beragam tulisan seperti berita, tajuk, pojok, dsb.
Data kebahasaan dari sumber pustaka diambil sesuai dengan
kepentingan dan tujuan penelitian. Penelitian jenis ini dapat berupa
morfologi, sintaksis, dan analisis wacana. Apabila yang diteliti
morfosintaksis, maka data yang diambil cukup kata kata yang mengandung
unsur yang diteliti. Apabila yang diteliti morfologi, frasa, dan klausa, maka
data yang diambil disertakan pula konteks kalimatnya. Apabila yang diteliti
kalimat, maka data yang relevan termasuk kalimat sebelum dan sesudah
kalimat yang diteliti.
Pencatatan data penelitian dapat dilakukan pada kartu data yang
telah disiapkan sesuai dengan masalah pokok yang menjadi sasaran
penelitian. Untuk itu, peneliti harus mempersiapkan kartu data beserta
informasi lain yang dibutuhkan dalam penelitian dimaksud.
2. Teknik Kuesioner
Pada prinsipnya teknik kuesioner hampir sama dengan teknik cakap
tansemuka seperti dinyatakan oleh Sudaryanto (1988). Materi kuesioner
telah disusun menurut urutan tertentu, tetap, dan sama untuk semua
responden. Responden diminta mengisi instrumen sesuai dengan perintah
yang telah dituliskan pada kuesioner. Kehadiran peneliti tidak diperlukan
dalam pengisian instrumen sejauh instrumen itu jelas mengemukakan data
yang diminta kepada responden.
Teknik kuesioner dapat digunakan untuk penelitian morfologi,
sintaksis, semantik, dan pragmatik. Lebih jauh tentang penelitian linguistik
dengan menggunakan kuesioner, dapat dibaca tulisan Comrie dan Norval
dalam majalah LINGUA, Vol. 42 No.1 tahun 1977.