Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI FARMASI FORMULASI KEMPA LANGSUNG


Dosen Pengampu: Apt. Heri Wijaya, M.Si.

DISUSUN OLEH :
Holilah : 180103014
Jihan Auliyana : 180103058
Lina Apriani : 180103020
Muhammad Supardi : 180103029
Renaldha Janu Erga : 180103060
Rima Melati : 180103037
Sadina Vania T,S : 180103042

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA KALIMANTAN TIMUR
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kami tentang
formulasikempa langsung. Kami menyadari, bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari
kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi
acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga laporan ini bisa
menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan
ilmu pengetahuan.

Samarinda, 27 Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................3
BAB III STUDI PREFORMULASI.........................................................................................................6
BAB IV PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN BAHAN..............................................................11
BAB V PROSEDUR PEMBUATAN.....................................................................................................16
BAB VI LABEL & KEMASAN.............................................................................................................17
BAB VII PEMBAHASAN......................................................................................................................19
BAB VIII PENUTUP..............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tablet adalah sediaan padat yang berisi zat aktif dan bahan tambahan yang
sesuai, yang dibuat menjadi tablet dengan cara kempa atau cetak. Metode kempa
merupakan metode yang lebih popular dibandingkan metode cetak. Metode kempa
dilakukan dengan mengempa serbuk atau granul dengan tekanan tinggi dengan mesin
tablet menggunakan cetakan yang disebut punchesdan dies.

Tablet dapat dibuat dalam berbagai ukuran, bobot, bentuk dan logo di
permukaannya, tergantung pada desain punchesdan dies (USP-NF, 2018). Tablet yang
dibuat dengan cara dikempa, dapat dibuat dengan beberapa metode yaitu kempa
langsung, granulasi basah, granulasi kering, fast melt granulation, dan foam
granulation. Beberapa literatur juga menambahkan metode spray dryingdan freeze
drying. Walaupun sekilas metode spray dryingdan freeze drying adalah merupakan
metode pengeringan, namun kedua metode ini juga menjadi metode pembuatan tablet
manakala bahan aktif yang kita miliki dalam bentuk larutan sehingga harus dikeringkan
terlebih dahulu. Dari lima metode pembuatan tablet yang utama, ada 3 metode yang
lebih popular yaitu metode kempa langsung, granulasi basah, granulasi kering.
Kempa langsung hanya membutuhkan 2 langkah dalam prosesnya yaitu pencampuran
dan pengempaan (Qiu, dkk., 2009; Gohel, 2005).

Dalam beberapa dekade terakhir, teknologi pembuatan tablet terus berkembang.


Produsen telah mengembangkan bahan dan proses sehingga dapat menghasilkan tablet
yang berkualitas. Tablet memungkinkan untuk dikempa dengan kecepatan tinggi,
biaya yang relatif murah, mengandung jumlah zat aktif yang tepat serta dapat
memenuhi berbagai parameter kualitas. Tersedianya material baru, yang merupakan
perubahan dari bentuk asal (natural) dan penemuan mesin baru telah memungkinkan
produksi tablet dengan metode yang lebih mudah dan reliabel (Galbraith, dkk., 2019).
Pada awal 1960-an, mulai dikenalkan spray dried lactose(1960) and Avicel (1964)

1
telah mengubah proses pembuatan tablet dan membuka jalan untuk penerapan metode
pembuatan tablet secara kempa langsung.

Sebelumnya, kata "kempa langsung" digunakan untuk mengidentifikasi kompresi


senyawa kristal tunggal (mis. Natrium klorida, kalium klorida, kalium
bromida)menjaditablettanpa penambahan bahan lain. Saat ini istilah "kompresi langsung"
digunakan untuk menentukan proses dimana tablet dikompresi langsung dari campuran
serbuk zat aktif dan eksipien yang sesuai. Tidak ada pra-proses perubahan campuran
serbuk zat aktif dan eksipien dengan proses granulasi (baik kering maupun basah).
Diperkirakan kurang dari 20 persen zat aktif dapat dikempa langsung menjadi tablet.
Selebihnya (80%) zat aktif yang ada tidak memiliki sifat alir, dan kompresibilitas yang
baik untuk dapat langsung dikempa menjadi tablet. Penggunaan bahan penolongyang
tepat dan dapat langsung dikempa dapat menghasilkan tablet yang berkualitas
(Pharmatips, 2020).

B. Tujuan penulisan
1. Mahasiswa memahami kriteria zat aktif yang akan diproduksi menjadi tablet
menggunakan metode kempa langsung
2. Mahasiswa memahami dan dapat mengaplikasikan cara memproduksi tablet dengan
metode kempa langsung
3. Mahasiswa memahami dan mengaplikasikan evaluasi massa siap kempa dan evaluasi
tablet hasil metode kempa langsung

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Kempa Langsung

Metode kempa langsung merupakan proses pembuatan tablet dengan cara


mengempa langsung zat aktif atau campuran zat aktif dan eksipien tanpa penanganan
pendahuluan baik granulasi basah maupun kering. Metode ini banyak digunakan karena
didukung perkembangan teknologi mulai dari mesin tablet hingga bahan-bahan yang
digunakan dalam pembuatan tablet (kompresibilitas dan aliran baik). Titik kritis dalam
proses kempa langsung ini adalah pemilihan bahan, sifat aliran dan pengaruh formulasi
terhadap kompresibilitas.

B. Kondisi Penerapan
Metode kempa langsung dapat diterapkan dalam kondisi sebagai berikut :
1. Kempa langsung dapat digunakan pada pembuatan tablet dengan zat aktif dengan
dosis tinggi yang memiliki sifat aliran dan kompresibilitas yang baik (umumnya
garam-garam anorganik dengan bentuk kristal kubus).
2. Kempa langsung juga dapat diterapkan pada zat aktif dengan sifat aliran dan
kompresibilitas kurang baik asalkan dosis relatif kecil (sifat tidak dominan dalam
massa kempa). Keterbatasan zat aktif untuk dikempa diatasi dengan pemilihan
bahan pembantu yang baik dan dapat memberikan massa yang homogen
(kapasitas pegang besar).
C. Keuntungan dan Kerugian Metode Kempa langsung

Keuntungan utama dari metode kempa langsung adalah kepraktisan prosesnya,


keuntungan lain adalah :

1. Efisiensi ruangan, proses, tenaga, tahap manufaktur, mesin, proses validasi, dan
konsumsi energi.
2. Memberikan stabilitas yang baik untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan
lembab karena tidak melibatkan pelarut maupun pemanasan;
3. Pemberian tekanan saat penkempaan tidak berlebihan sehingga sifat kristal tetap
dan dapat memenuhi ketersediaan hayati;

3
4. Tablet dapat langsung hancur menjadi partikel karena tidak adanya proses
granulasi jika dimasukkan ke dalam media disolusi sehingga dapat diharapkan
memberikan hasil kecepatan disolusi yang lebih tinggi,

Kekurangan metode kempa langsung :

1. Bahan harus memiliki sifat aliran yang baik, sering dengan isu disousi dan
ketersediaan hayati maka banyak zat aktif dibentuk dalam ukuran mikron (halus)
sehingga alirannya cenderung kurang baik;
2. Teknologi harus bagus;
3. Eksipien harus memiliki kapasitas pegang (holding capacity) yang memadai,
memiliki sifat aliran dan kompresibilitas yang baik. Umumnya bahan pembantu
untuk metode kempa langsung didesain khusus berbentuk granul dan kandungan
lembab rendah sehingga harganya relatif lebih mahal dibandingkan eksipien
umum untuk metode granulasi;
4. Kandungan lembab rendah sehingga dapat timbul muatan statis dan memicu
terjadi pemisahan;
5. Perbedaan ukuran partikel dapat mengakibatkan terjadinya pemisahan;
6. Homogenitas warna sulit dicapai.
D. Metode Pembuatan Tablet Tablet

Ada 3 macam metode pembuatan tablet yaitu metode granulasi basah, metode
granulasi kering, dan cetak langsung.

1. Granulasi Basah

Granulasi basah adalah proses perubahan serbuk halus menjadi granul dengan
larutan-larutan bahan pengikat. Pemilihan bahan pengikat yang cocok yang jumlahnya
tepat akan mengubah serbuk-serbuk halus menjadi bentuk granul yang mudah mengalir.
Metode granulasi basah ini merupakan metode yang paling sering digunakan dalam
memproduksi tablet.

2. Granulasi Kering

4
Pada metode ini, granul dibentuk oleh penambahan pengikat kering kedalam
campuran serbuk akan tetapi dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya besar dari
campuran serbuk, dan setelah itu memecahkannya menjadi pecahan-pecahan kedalam
granul atau yang lebih kecil, penambahan bahan pelican dan penghancur dicetak menjadi
tablet.

3. Metode Cetak Langsung

Pada pembuatan tablet dengan metode cetak langsung. Campuran obat dan semua
bahan tambahan dicampur kemudian dicetak dengan syarat agar campuran tersebut dapat
dicetak antara lain mempunyai sifat alir yang baik, kompresibilitas tinggi, dan
mempunyai efek lubrikan yang baik.

4. Granul Dasar (Granulat dasar)

Sifat eksipien untuk kempa langsung harus memiliki aliran dan kompaktibilitas
yang baik dan umumnya eksipien tersebut cukup mahal. Untuk mendapatkan eksipien
yang murah sering dilakukan pembuatan pengisi berupa granul yang dibuat secara
granulasi basah biasa yang sering disebut granul dasar Granul ini dapat mengandung
campuran laktosa dan amilim dengan PVP atau musilago amili sebagai pengikat.

Prinsip dasamya adalah digunakan eksipien umum tetapi digranulasi terlebih


dahulu agar dapat diproses massa dengan aliran yang baik. Granul dasar ini dicampur
dengan zat aktif (sebagai fines) untuk memperbaiki sifat fisik dari campuran sehingga
dengan keberadaan granul tersebut diharapkan aliran keseluruhan campuran menjadi
lebih baik, begitu pula dengan kompresibilitasnya.

Granulat dasar dibuat untuk meningkatkan aliran campuran sehingga


keseragaman pengisian kempaan dan bobot dapat dicapai. Penggunaan granulat dasar
dapat meningkatkan aliran namun karena sifat granul yang kasar dapat terjadi redistribusi

5
BAB III

STUDI PREFORMULASI
A. Formula

R/ Vit c 50 mg
Explotab 2%
Avicel 102 QS
Mg stearate 2%
Talk 3%
Aerosol 0,5 %
B. Monografi Bahan
1. Vit c

Nama Kimia :Asam Askorbat

Nama Umum: Vitamin C

Nama Asing : Acidum Ascorbicum

BM 176,135 

Rumus Bangun :

Rumus Kimia C6H8O6

Pemerian : Serbuk atau Hablur ; putih atau agak kuning; tidak berbau; rasa asam.Oleh
pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam keadaankering, mantap di udara,
dalam larutan cepat teroksidasi.

Bentuk : Serbuk

Warna : Putih agak kuning

6
Rasa : asam

Bau : Bau tidak berbau

Bobot Jenis (BJ) 1,6510 Rotasi Optik Antara +20,5 dan +21,5 Indeks Refraksi -12 I
dentifikasi. Larutan 2% b/v mereduksi perlahan lahan larutan Kalium tembaga (II)
tartrat P  dan jika dipanaskan reduksi berlangsung lebih cepat..Pada 2 ml larutan 2% b/v
tambahkan 4 tetes larutan biru metilen P , hangatkan hingga suhu 40 o; terjadi warna
biru tua yang dalamwaktu 3 menit berubah menjadi lebih muda atau hilang.3. Larutkan
15 mg dalam 15 ml larutan asam trikloroasetat P  5% b/v, tambahkan lebih kurang 200
mg arang jerap P , kocok kuatkuat selama 1 menit, saring, jika perlu ulangi penyaringan
hinggafiltrat jernih. Pada 5 ml filtrate tambahkan 1 tetes  pirol P  ,goyangkan perlahan-
lahan hingga larut, panaskan diatas tangasair pada suhu 50 o; terjadi warna
biru.13 Penetapan Kadar Timbang saksama 400mg, larutkan dalam campuran 100 ml air
bebaskarbondioksida P dan 25 ml asam sulfat (10% v/v), P . Titrasi segera dengan
Iodium 0,1 N menggunakan indicator larutan kanji P 

Khasiat : Antiskorbut

2. Explotab

Nama lain : carboxymetyl starch, sodium salt, sodium starch glikolat, viva-star

Nama kimia :

Pemerian : serbuk bebas mengalir mengandung sodium 2,8% sampai 4,2%, pH antara 5,8
sampai 7,5, mengandung natrium klorida tidak lebih dari 0,002%, warna putih tidak
berbau dan tidak berasa (Miller, 2003). Dalam penggunaannya Explotab® digunakan
sebagai bahan penghancur dalam pembuatan tablet. Digunakan dalam konsentrasi rendah
yaitu antara 2-8%, dan dilaporkan konsentrasi 4% memberikan waktu hancur yang
optimum (Banker dkk, 1986). Explotab® atau yang mempunyai nama lain carboxymetyl
starch, sodium salt, sodium starch glikolat, viva-star P (Miller, 2003).

indikasi : sebagai super disintegran bertanggung jawab dalam penyerapan air ke dalam
massa tablet sehingga menghasilkan suatu disintegrasi atau waktu hancur yang cepat.
Explotab® merupakan suatu disintegran anionik, yang dapat menyebabkan pengikatan
terhadap racun yang bersifat kationik (dalam penggunaan secara in vitro), tetepi hal itu

7
tidak bermasalah untuk penggunaan secara in vivo (Lin, 2004). Keuntungan Explotab®
yang lainnya adalah disamping menghasilkan waktu hancur yang cepat, Explotab® juga
menghilangkan pengaruh disintegrasi dari bahan tambahan dalam tablet seperti lubrikan,
memperbaiki sifat alir granul yang ditunjukkan dengan perolehan sudut diam 36o
(Mukesh, 2006).

3. Aerosil
Aerosil/Colloidal Anhydrous Silica Rumus molekul : SiO2

Bobot molekul : 60,08


Pemerian : Serbuk halus, putih atau hampir putih, bubuk amorf,
dengan ukuran partikel sekitar 15 nm, tidak berasa, tidak berbau.
Stabilitas : Bersifat higroskopis, tanpa mencair.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam asam mineral,
kecuali asam fluorida.
Khasiat : Zat tambahan, glidan.
4. Talk

Rumus Kimia : Mg3Si4O10(OH)2


Pemerian : Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu.
Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut asam, basa, organik
dan air.
Stabilitas : Stabil dengan pemanasan pada 160°C selama tidak kurang
dari 1 jam.

8
Wadah penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Khasiat: Zat tambahan,
antiadherents.

5. Mg Stearat

Struktur Kimia : [CH3(CH2)16COO]2Mg


Rumus molekul : C36H70MgO4 Bobot molekul : 591,25
Pemerian : Serbuk halus, putih dan voluminous, bau lemah khas,
mudah melekat di kulit, bebas dari butiran.
Kerapatan : 0,159 g/cm3.
Titik leleh : 117°-150°C.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter, sedikit
larut dalam benzene panas dan etanol panas 95%.
Stabilitas : Magnesium steatrat bersifat stabil apabila disimpan di
tempat yang kering dan mengalami penguraian apabila disimpan di tempat yang
dingin.
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan senyawa bersifat asam kuat,
alkali dan garam iron. Magnesium stearat tidak bisa digunakan dengan produk
aspirin dan beberapa vitamin.
Wadah penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Zat tambahan, lubrikan.

6. Avicel PH 102
Nama resmi : MICROCRYSTALINE CELULOSE

9
Pemerian : Serbuk kristalin dengan partikel berpori ; berwarna putih ; tidak berbau ; dan
tidak berasaKelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larutan asam dansebagian besar
pelarut organikLuas permukaan : 1,21-1,30 m/g (avicel PH
102)Bobot jenis : 0,337 g/cm (baik), 0,478 g/cm (tapped), 1,512 —  1,668
g/cm3 (true)Stabilitas : Material higroskopis yang stabil. Disimpan diwadah tertutup
rapat pada tempat yang sejuk dan kering
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan agen pengoksidasi yang kuat

Kegunaan : pengisi Atau pengikat pada sediaan tablet dan kapsul, mempunyai kegunaan


sebagai lubrikan dan disentegrant Konsentrasi : 20-50% (pengisi) ; 5-
15% ( pengahncur) ; 5-20%(anti lengket)

10
BAB IV

PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN BAHAN


Dibuat 300 tablet @200 mg
R/ Vit c 50 mg
Explotab 2%
Avicel 102 QS
Mg stearate 2%
Talk 3%
Aerosol 0,5 %

 Berat total 300 tab x 200 mg = 60000 mg = 60 g


- Vit c = 50 mg x 300 = 15000 mg = 15 g
- explotab = 2% x 60 g = 1,2 g
- Mg stearat = 2% x 60 g = 1,2 g
- Talk = 3% x 60 g = 1,8 g
- Aerosol = 0,5 % x 60 g = 0,3 g
- Avicel 102 = 60 g — (15+1,2+1,2+1,8+0,3) = 19,5 g

- Kadar lembab
Diket : W0 = 5
W1 = 4,5
% lembab = W0 — W 1/ W0 x 100 % = 5 — 4,5 / 5 x 100 % = 10 % (tidak memenuhi syarat)
Syarat : 2-4 %. Untuk granul effervescent kadar lembab yang baik memiliki kandungan 0,4 -0,7
%
- Sifat alir
P Berat granul Waktu (detik)
1 100 10
2 100 13
3 100 15
Rata-rata 100 12,6

11
Hasil : berat granul = 100 gr dan Waktu = 12,6 detik (tidak memenuhi syarat karena
dalam 100 gr hanya mengalir 12,6 detik seharusnya tidak > 10 detik)
Kecepatan alir : 100 gr / 12,6 detik = 7,9 g/detik
Syarat : 100 gr granul waktu alirnya tidak lebih dari 10 detik.
- Kompresibilitas
Diket : V awal = 100 ml
V akhir = 95 ml
Kp = V0 — Vn / V0 x 100 %
= 100 — 95 / 100 x 100 %
= 5 % (memenuhi syarat karena tidak > 20%)
Syarat : jika KP kurang dari 20 % keraturan fabrikasi akan tercapai.
- Keseragaman bobot

Table Table
Berat ( mg ) Berat ( mg )
t Ke t Ke

1  200 11  200

2  200 12  200

3  200 13  200

4  200 14  200

5  200 15  200

6  200 16  200

7  200 17  200

8  200 18  200

9  200 19  200

12
10  200 20  200

20 tab => 4000 mg = 4 g


Bobot rata-rata = 200 mg => 0,2 g

Perhitungan = - penimbangan bobot 20 tab = 4000 mg = 4 g


- bobot rata-rata = 4000 mg / 20 = 200 mg
Range bobot rata-rata = 200 mg

A% : 7,5/100 x 200 = 15
Range A% = (200-15) — (200+15) = 185-215
B% : 15/100 x 200= 30
Range B% = (200-30) — (200+30) = 170-230

Kesimpulan : A% = semua masuk tidak ada yang menyimpang


B% = semua masuk tidak ada yang menyimpang
Syarat keseragaman boobot
Bobot rata-rata Penyimpangan bobot Rata —rata (%)
A B
25 mg atau kurang 15 30
26 mg — 150 mg 10 21
151 mg — 300 mg 7,5 15
Lebih dari 300 mg 5 10
SD = 0

- Keseragaman ukuran
Rata-rata diameter = 10 mm
Rata-rata ketebalan = 4 mm
Range diameter (4/3 . 3x dari ketebalan) = (4/3 x 4) — 3 x 4 = 5,3 — 12
Range ketebalan (50/100 dari diameter) = 50/100 x 10 = 5 (memenuhi syarat karena <
3 kali diameter)

13
Syarat : kecuali dinyatakan lain. Diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari
4/3 kali tebal tablet. Tebal tablet pada umumnya tidak lebih besar dari 50 %.
- Kekerasan

UKURAN
YANG
DIDAPAT
TABLET
( KG/CM2 )
KE
KELOMPOK

1 2

2 2

3 2

4 2

5 2

6 3

7 3

8 2

9 2

10 2

(Tidak memenuhi syarat karena lebih dr 4 kg/cm2 dan tidak lebih dari 10 kg/cm2)
Syarat : ukuran yang di dapat per tablet minimal 4 kg / cm2, maksimal 10 kg/cm2

- Freabilitas

Diket : W0 = 2021 mg

14
W1 = 1900 mg

F = W0 — W1/ W0 X 100 %

= 2021 — 1900 / 2001 X 100 % = 5,98 % (tidak memenuhi syarat karena > 1 %)

Syarat : nilai F dinyatakan baik jika < 1% jika F>1% maka tablet dapat diperbaiki dengan
meningkatkan / menambah kekerasan tablet.

BAB V

PROSEDUR PEMBUATAN
1. Timbang semua bahan sesuai dengan formula

15
2. Acetosal/Vitamin C ditambahkan dengan Avicel 102, Explotab, Aerosil aduk ad
homogen selama 15 menit, ayak melalui ayakan mesh 40
3. Tambahkan Talcum dan magnesium Stearat melalui ayakan mesh 40, aduk homoge 5
menit
4. Lakukan evaluasi terhadap campuran masa 3, meliputi uji aliran granul dan uji
komprebilitas (Bulk Density)
5. Cetak dengan mesh tablet Single Punch dengan bobot rata-rata tablet 300 dan 200 mg
dan diameter 10 mm
6. Lakukan Evaluasi terhadap tablet, meliputi uji kekerasan, kerenyahan, waktu hancur dan
keseragaman ukuran (ketebalan dan diameter)
7. Buat desain kemasan tablet seperti contoh.

BAB VI

LABEL & KEMASAN


A. LABEL

16
AP
OT
EK
UN
U
LTI
M

Apot
eker
:
Lina
A. Etiket
S.far
m.,A
pt

SIA
:
180
103
20

JL.
K.H
Haru
n
B. KEMASAN Nafs
i,
GG.
Dar
ma

Strip Bagian Depan


SA
MA
RIN
DA

No

:R.0
1

Tgl
:
25/
01/
20

Na
ma :
Sof
yan
(35t
h)

3
x
Seh
ari
1
Tab Strip bagian belakang
let/
Bun
gku
s/K
aps
ul

Seb
elu
m
/ses
uda
h 17
mak
an
Kotak

18
BAB VII

PEMBAHASAN
Pada praktikum pembuatan tablet vitamin C dengan metode cetak langsung digunakan
formula standar. Vitamin C memiliki sifat kompaktibilitas dan sifat alir yang baik, maka dipilih
cara cetak langsung. Pencampuran dan peracikan fase dalam harus benar-benar homogen karena
akan mengakibatkan tidak meratanya kandungan zat aktif pada granul dan tablet yang
dihasilkan. Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi
formula. Kecepatan alir granul yang baik menurut pustaka adalah tidak lebih dari 10 g/detik.

Penggunaan Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2 % karena jika terlalu besar akan
terjadi laminating. Masalah- masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet seperti
Laminating, Capping, Chipping, Cracking, Picking, dan Sticking banyak ditemukan, hal ini
menunjukkan formula yang digunakan sudah kurang baik. Evaluasi Tablet. Tablet secara visual
tidak telihat jika terjadi ketidakhomogenan zat. Bebas dari bintik-bintik dan noda yang
mengganggu.

Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap


gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Friabilitas diukur dengan
friabilator. Untuk tablet yang baik (dipersyaratkan di Industri), bobot yang hilang tidak boleh
lebih dari 1 %. Dari 10 tablet yang digunakan untuk uji friabilitas, tidak ada tablet yang hancur
atau terbelah setelah proses pengujian sehingga dapat diikutsertakan dalam perhitungan.

Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut
sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna karena sisa sediaan yang tertinggal pada kasa
alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas. Waktu hancur tablet nyata
adalah 1 menit 20 detik. Artinya waktu hancur tablet kami memenuhi persyaratan karena dapat
hancur kurang dari 15 menit.

19
BAB VIII

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembuatan tablet metode kempa langsung dilakukan dengan cara
mencampurkan semua bahan baku obat (zat aktif dan eksipien) secara homogen, lalu
dicetak dengan menggunakan alat pencetak tablet single punch.
Uji quality control yang dilakukan selama pembuatan tablet metode kempa
langsung, yaitu pengujian kemampuan alir, kerapatan dan, pengujian keseragaman bobot,
kekerasan, waktu hancur dan friabilitas pada tablet.
B. Saran
Sebaiknya memahami terlebih dahulu cara pembuatan serta prinsip kerja dari
praktikum yang akan dilakukan sehingga tidak bingung saat praktikum. Mahasiswa juga
sebaiknya lebih berhati-hati dalam melaksanakan praktikum sehingga diperoleh hasil
yang maksimal.

20
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi Keempat, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta.

Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat, Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.

Modul-Teknologi-Formulasi-Sediaan-Solid.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai