DOKTER INTERNSHIP
Kolesistitis
Disusun Oleh :
Nama : dr. Rendy Christ Giovanni Sembiring
Wahana : RSUD Dr. H Kumpulan Pane
Periode : 8 Februari 2019-7 Februari 2019
Dokter Pendamping :
dr. Hj. Elly Surmaita, MKT
dr. Hj. Nelly Astuti
2. Obyektif
Pemeriksaan fisik didapatkan :
Keadaan umum : sakit sedang
Tekanan darah: 120/80 mmHg Respirasi: 20x/menit
Nadi: 82 x/menit Suhu : 38,50C
Abdomen : teraba massa pada kandung empedu. Murphy Sign (+)
Pemeriksaan darah rutin :
Leukosit : 13.181 / uL
Hb : 11,1 g/dL
Hematokrit : 33 %
Bilirubin direck : 0.37 mg/dl
Cholesterol total : 248 mg/dl
Creatinin : 1,4 mg/dl
3. Assessment
Definisi Kolesistitis
Radang kandung empedu ( kolesistitis akut ) adalah reaksi inflamasi akut dinding
kandung empedu disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan, dan demam. Hingga
kini patogenesis penyakit yang cukup sering dijumpai ini masih belum jelas. Walaupun
belum ada data epidemiologis penduduk, insidens kolesistitis dan batu empedu
( kolelitiasis) di negara kita relatif lebih rendah dibandingkan negara-negara barat.
Faktor Risiko
1. Wanita
2. Usia > 40 tahun
3. Sering mengkonsumsi makanan berlemak.
4. Adanya riwayat kolesistitis akut sebelumnya.
Diagnosis Kolesistitis
Diagnosis Klinik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
Diagnosis Banding
Angina pektoris, apendisitis akut, ulkus peptikum perforasi, pankreatitis akut.
Komplikasi Kolesistitis
Gangren atau empiema kandung empedu, perforasi kandung empedu, peritonitis
umum, abses hepar.
Penatalaksanaan
1. Tirah baring
2. Puasa
3. Pemasangan infus
4. Pemberian anti nyeri dan anti mual
5. Pemberian antibiotik :
a. Golongan penisilin : Ampisilin injeksi 500 mg/ 6 jam dan Amoksisilin 500
mg/8 jam IV, atau
b. Sefalosporin : Seftriaxon 1 gram/ 12 jam, Sefotaksim 1 gram/ 8jam, atau
c. Metronidazol 500 mg/ 8 jam
Konseling dan Edukasi
Keluarga diminta untuk mendukung pasien untuk menjalni diet rendah lemak dan
menurunkan berat badan.
Prognosis Kolesistitis
Prognosis umumnya dubia ad bonam, tergantung komplikasi dan beratnya penyakit.
4. Plan
Diagnosis : berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien
ini didiagnosis kolesistitis.
Pengobatan : pengobatan dengan infus asering 20 gtt/i makro, injeksi ondansentron 4mg/8
jam, injeksi ranitidine 1 amp/ 12 jam, injeksi ceftriaxone 1 g/ 12 jam, paracetamol 3x 500
mg (k/p) , Simvastatin 1x10 mg, Antasida syr 3x CI, Vit. B Complex 2x1.
Pendidikan : diberikan pemahaman pada pasien dan keluarganya bahwa penyakit ini perlu
ditangani secara menyeluruh oleh dokter ahli.
Konsultasi : perlunya konsultasi dengan spesialis penyakit dalam untuk upaya
penanganan kuratif.
Rujukan : direncakan jika proses berlanjut atau timbul komplikasi dan memerlukan
tindakan pembedahan, dapat dirujuk ke RS yang lebih memadai dan memiliki dokter
spesialis bedah urologi.