OLEH
MANADO 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Atrial septal defect (ASD) adalah penyakit jantung bawaan lubang (defek) pada septum
interatrial (sekat antar serambi) yang terjadi karena kegagalan fungsi interatrial semasa
janin, atrial sepatl defect adalah suatu lubang pada dinding (septum) yang memisahkan
jantung bagian atas (atrium kiri dan kanan).
Atrial septal defect (ASD) adalah terdapatnya hubungan atrium kanan dengan atrium kiri
yang tidak ditutup oleh katup (Markum, 1991).
Atrial septal defect (ASD) adalah kelainan anatomic jantung akibat terjadinya kesalahan
pada jumlahabsorsi dan poliferasi jaringan pada tahap perkembangan pemisahan rongga
atrium menjadi atrium kanan dan atrium kiri (Arif, 2007).
B. Klasifikasi
Tiga macam variasi yang terdapat pada ASD yaitu:
1. Ostium primum (ASD 1), letak lubang dibagian bawah septum, disertai kelainan
katub mitral
2. Ostium secundum (ASD 2), letak lubang di tengah septum
3. Sinus venosus defek, lubang berada diantara vena kava superior dan atrium kanan
C. Etiologi
Penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga
mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD. Faktor-faktor tersebut
diantaranya:
1. Faktor prenatal
a. Ibu menderita penyakit infeksi rubella
b. Ibu alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun
d. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu
2. Faktor genetik
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
b. Ayah atau ibu menderita penyakit jantung bawaan
c. Kelainan kromosom misalnya sindroma down
d. Lahir dengan kelainan bawaan lain
e. Faktor hemodinamik
Tekanan di atrium kiri lebih tinggi dari pada tekanan di atrium kanan sehingga
memungkinkan aliran darah dari atrium kiri ke atrium kanan.
D. Patofisiologi
Pada kasus atrial septal defect yang tidak ada komplikasi, darah yang mengandung
oksigen dari atrium kiri mengalir ke atrium kanan tetapi tidak sebaliknya. Aliran yang
melalui defek tersebut merupakan suatu proses akibat ukuran dan komplain dari atrium
tersebut. Normalnya setelah bayi lahir complain ventrikel kanan menjadi lebih besar
daripad ventrikel kiri yang menyebabkan ketebalan dinding ventrikel kanan berkurang.
Hal ini juga berakibat volume serta ukuran atrium kanan dan ventrikel kanan meningkat.
Jika complain ventrikel kanan terus menurun akibat beban yang terus meningkat shunt
dari kiri ke kanan bisa berkurang. Pada suatu saat sindroma eisenmenger bisa terjadi
akibat penyakit vaskuler paru yang terus bertambah berat. Arah shunt pun bisa berubah
menjadi dari kanan ke kiri sehingga sirkulasi darah sistemik banyak mengandung darah
yang rendah oksigen akibatnya terjadi hipoksemi dan sianosis.
E. Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis dari ASD, yaitu:
1. Sering mengalami infeksi saluran pernafasan
2. Dispnea (kesulitan dalam bernafas)
3. Sesak nafas ketika melakukan aktivitas
4. Jantung berdebar-debar (palpitasi)
5. Aritmia
6. Clubbing finger
F. Komplikasi
Adapun komplikasi dari ASD, yaitu:
1. Gagal jantung
2. Penyakit pembuluh darah paru
3. Endokarditis
4. Aritmia
5. Clubbing finger
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Rontgen dada
2. Ekokardiografi
3. Doppler berwarna
4. Ekokardiografi trans esophageal
5. Kateterisasi jantung
6. MRI dada
7. Foto thorax
H. Penatalaksanaan
1. Pembedahan penutupan defek dianjurkan pada saat anak berusia 5-10 tahun.
Prognosis sangat ditentukan oleh resistensi kapiler paru, dan bila terjadi sindrome
eisenmenger, umumnya menunjukkan prognosis buruk.
2. Amplazer septal ocluder
3. Sadap jantung (jika diperlukan)
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan Utama
Keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya ke rumah sakit tergantung dari
jenis defek yang terjadi baik pada ventrikel maupun atrium, tapi biasanya terjadi
sesak, pembengkakan pada tungkai dan berkeringat banyak.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Anak mengalami sesak nafas berkeringat dan pembengkakan pada tungkai tapi
biasanya tergantung pada derajat dari defek yang terjadi
b. Riwayat kesehatan lalu
Prenatal history
Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu (infeksi virus rubella),
mungkin ada riwayat penggunaan alkohol dan obat-obatan serta penyakit DM
pada ibu.
Intranatal
Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi
Riwayat neonatus
Gangguan respirasi biasanya sesak dan takipnea, anak rewel dan kesakitan,
tumbuh kembang anak terhambat, terdapat edema pada tungkai dan
hepatomegali, dan sosial ekonomi rendah.
Riwayat kesehatan keluarga
Adanya keluarga apakah itu satu atau dua mengalami kelainan defek jantung,
penyakit keturunan, dan penyakit kongenital atau bawaan
4. Inspeksi
a. Status nutrisi: gagal tumbuh atau penambahan berat badan yang buruk
berhubungan dengan penyakit jantung
b. Warna: amati warna kulit untuk mengkaji adanya edema periorbital dan sianosis
adalah gambaran umum dari penyakit jantung kongenital, sedangkan pucat
berhubungan dengan anemia.
c. Deformitasi dada: pembesaran jantung terkadang pulsasi yang dapat dilihat
d. Inspeksi leher untuk mengkaji adanya vena leher yang membesar
e. Inspeksi abdomen terhadap adanya distensi
5. Palpasi dan Perkusi
a. Dada: membantu melihat perbedaan antara ukuran jantung
b. Abdomen: hepatomegali atau splenomegali mungkin terlihat
c. Nadi perifer: frekuensi, keteraturan dan amplitudo (kekuatan menunjukkan
ketidaksesuaian)
d. Palpasi ekstremitas terhadap adanya pitting
e. Palpasi perikardium terhadap adanya thrill
6. Auskultasi
a. Jantung: mendeteksi adanya murmur jantung
b. Frekuensi dan irama jantung: menunjukkan deviasi bunyi dan intensitas jantung
yang membantu melokalisasi defek jantung
c. Paru-paru: menunjukkan ronki kering, kasar dan mengi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d penurunan resistensi vascular paru (0008)
2. Gangguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan ventilasi perfusi ( 0003)
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan
oksigen
4. Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder
Intervensi
A. Definisi Echocardiography
Ekokardiografi merupakan prosedur diagnostik yang menggunakan gelombang suara
ultra untuk mengamati struktur jantung dan pembuluh darah, serta menilai fungsi
jantung.
B. Indikasi
1. Penyakit katup jantung atau bagi pasien yang pada pemeriksaan fisik ditemukan
adanya bising jantung (mur-mur),
2. Kondisi dimana ada dugaan adanya penyakit jantung bawaan.
3. Valuasi kondisi Aorta.
4. Dugaan adanya hipertensi pulmonal, emboli paru, pembesaran jantung pada
pemeriksaan toraks foto atau pada pemeriksaan fisik, dugaan adanya efusi
perikard.
5. Gagal jantung.
6. Adanya aritmia, untuk menilai adanya faktor pencetus intrakardiak,
7. Evaluasi fungsi jantung pada pemakaian obat, sebagai guidance atau pemandu
dalam tindakan fungsi perikard, pemasangan alat pacu jantung dan lain
sebagainya.
C. Kontraindikasi
Pasien dengan penurunan kesadaran.
D. Tujuan pemeriksaan
1. Mengetahui batas-batas jantung
2. mengetahui suara jantung
3. Mengetahui letak apeks jantung
E. Kegunaan pemeriksaan
1. Dapat mendeteksi gerakan otot-otot jantung baik yang normal maupun abnormal.
2. Dapat mengidentifikasi berbagai kelainan struktur jantung termasuk kelainan
katup dan beberapa kebocoran (defek) di sekat-sekat jantung.
3. Dapat menvisualisasi keluar masuknya pembuluh darah yang normal maupun
abnormal
4. Mengetahui adanya penyakit jantung bawaan
5. Menilai fungsi jantung
6. Menilai kekuatan kontraksi otot-otot jantung
7. Menilai adanya kelainan katup jantung
8. Menilai keadaan pembuluh darah koroner
9. Melihat terdapatnya thrombus
10. Mengetahui adanya infeksi jantung
11. Menilai adanya peradangan pada jantung
12. Mencari komplikasi pada jantung dari penyakit lain-lainnya (misalnya infeksi
virus,dll)
F. Persiapan alat
1. Menyiapkan alat echocardiography.
2. Menyiapkan gel.
3. Menyiapkan tissu.
G. Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus yang dibutuhkan untuk USG jantung. Pasien sebaiknya
datang setelah makan atau minum seperti biasanya. Apabila pasien mengkonsumsi
obat-obatan rutin, pasien sebaiknya melanjutkan untuk meminumnya seperti biasa,
kecuali apabila Dokter memberikan instruksi khusus. Pasien akan berada didalam lab
ekokardiografi sekitar 45 menit hingga 1 jam.
Manopo, Berry. (2018). Gambaran Penyakit Jantung Bawaan di Neonatal Intensive Care Unit
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 2013 – 2017. Jurnal e-Clinic, 6(2).
Marie Baffa, Jeanne. 2018. Atrial Septal Defect (ASD). NHLBI. 2015. Congenital Heart
Defects.
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI.
PPNI.2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
PPNI.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
PPNI.