Anda di halaman 1dari 18

MENYUSUN

MAKALAH YANG
BAIK DAN BENAR

Zahrotul Munawwaroh, M.Pd.

1
A. Pengertian Makalah
Makalah merupakan salah satu karya tulis ilmiah yang bentuknya formal, sehingga semua
kata dan kalimat yang terdapat di dalamnya harus mengikuti kaidah EYD yang baik dan benar.

B. Ciri-ciri Makalah
Makalah merupakan salah satu dari karya tulis ilmiah yang memiliki karakteristik. Adapun
ciri-ciri makalah, sebagai berikut:
1. Makalah merupakan sebuah kajian literatur yang berisi bahasan dari suatu bidang ilmu
atau mata kuliah tertentu.
2. Makalah menjadi sebuah alat untuk menampakkan pemahaman seseorang terhadap suatu
aspek permasalahan yang bersifat teoritik. Dikaji dengan menggunakan teori, prosedur
serta prinsip yang berhubungan dengan bidang ilmunya.
3. Menjadi alat pengukur kemampuan pelajar atau mahasiswa dalam mengkombinasikan
beberapa informasi menjadi satu karya tulis yang utuh. Serta melatih fokus dalam
penggunaan tata bahasa, memperhatikan EYD, etika mengutip dalam penulisan dan
menyimpulkan bahasan.
4. Mempunyai sistematika dan tidak acak-acakan dengan kaidah penulisan yang telah
diatur.

C. Langkah-langkah dalam Penyusunan Makalah


Sebelum membuat makalah perlu melakukan beberapa hal dalam menyusunnya agar isi dan
pembahasannya sistematik, berikut langkah-langkah dalam penyusunan makalah:
1. Persiapan
Pada tahap persiapan ini terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan makalah, yaitu:
a. Mengumpulkan refrensi-refrensi yang terkait dengan judul makalah yang akan dibuat.
b. Membaca buku-buku yang dijadikan refrensi dalam penulisan makalah agar dapat
membentuk kerangka berfikir dan memperluas pengetahuan yang berhubungan
dengan judul makalah.
c. Mengembangkan kerangka makalah.

2
2. Penulisan
Pada tahap ini merupakan kegiatan pengembangan kerangka makalah menjadi
makalah. Hal ini dapat dilakukan melalui hal-hal berikut ini:
a. Mengkaji berbagai sumber yang didapat terkait dengan judul makalah.
b. Memperhatikan teknik penulisan dalam penyajian makalah.
c. Menguraikan intisari pemahaman penulis terhadap informasi yang dituangkan dalam
makalah berdasarkan sumber yang didapat.
3. Pemeriksaan hasil tulisan
Pada tahap ini penulis melakukan pemeriksaan isi makalah terkait dengan ejaan,
penggunaan kata, kalimat dan bahakan tanda baca sesuai dengan kaedah Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.

D. Struktur Penulisan Makalah


1. Cover
Untuk membuat cover berisikan beberapa keterangan yang meliputi:
a. Judul makalah
b. Tujuan pembuatan makalah tersebut,
c. Nama dosen pengampu.
d. Logo kampus
e. Nama-nama penulis (Mahasiswa) disertakan dengan NIM
f. Nama Jurusan
g. Nama fakultas
h. Nama Universitas
i. Tahun

3
Contoh :
PROSES JASA PENDIDIKAN
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata
kuliah“Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan”.

Dosen Pengampu :
Zahrotul Munawwaroh, M.Pd

Disusun oleh :
Naufal Khairul Mahmudah (11150182000012)
Nur Ifanny Ariestya (1115018200019)
Erna Priyana (11150182000029)
Rosita (11150182000036)

Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2018
2. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi salam pembuka. Maknanya salam pembuka biasanya
berhubungan dengan dasar pemikiran kenapa judul/tema makalah tersebut dipilih untuk
dibahas. Akan tetapi, dasar pemikiran yang ditulis hanya sekilas saja, dan diakhiri dengan
tanda tangan pembuat makalah. Berikut ini Contoh kata pengantar:

4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat, karunia
serta kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Proses Jasa
Pendidikan ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita,
Nabi Muhammad SAW. tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Zahrotul
Munawwaroh, M.Pd selaku dosen mata kuliah Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan
dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis
usahakan.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 14 Mei 2018
Penyusun

3. Daftar Isi
Daftar Isi Makalah biasanya berisi susunan isi makalah, judul dan nomor halaman
setiap uraian yang ada di makalah ditulis dan disusun dengan rapi. Berikut ini contoh
daftar isi yang lengkap, baik dan benar:

Contoh:
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................... i
DAFTAR ISI. ................................................................................. Ii
BAB I PENDAHULUAN. ....................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah................................................................... 2
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 3
D. Perumusan Masalah ................................................................... 3

5
E. Tujuan ........................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................... 5
A. Strategi Kepala Sekolah .......................................................... 5
1. Strategi ................................................................................... 5
a. Pengertian Strategi............................................................. 6
b. Jenis Strategi...................................................................... 7
c. Tujuan Strategi. ................................................................. 8
2. Kepala Sekolah....................................................................... 9
a. Pengertian Kepala Sekolah................................................ 9
b. Peran Kepala Sekolah........................................................ 10
c. Karakteristik Profesi Kepala Sekolah................................ 10
d. Indikator Keberhasilan Kepala Sekolah. ........................... 11
3. Konsep Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Al-Qur’an .. 12
a. Istilah Kepemimpinan dalam Al-Qur’an .......................... 12
b. Prinsip-prinsip Kepemimpinan dalam Al-Qur’an............. 13
B. Sekolah Unggul.......................................................................... 14
1. Pengertian Sekolah................................................................. 14
2. Pengertian Sekolah Unggul.................................................... 15
3. Konsep Sekolah Unggul......................................................... 16
4. Ciri-ciri Sekolah Unggul ........................................................ 17
BAB III PENUTUP........................................................................... 18
A. Kesimpulan................................................................................ 18
B. Saran. ......................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 20
4. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini terdiri dari beberapa point, sebagai berikut:
a. Latar belakang, berisi hal-hal yang melatarbelakangi pembuatan makalah sesuai
dengan topik yang akan dibahas. Pada bagian ini juga harus terlihat landasan
pemikiran tentang topik dan permasalahan yang akan dibahas.

6
Contoh:
Dewasa ini, dunia ditandai oleh berbagai perubahan secara cepat dan bersifat
global. Terdapat berbagai tantangan mendasar dalam dunia pendidikan di tanah air.
Kenyataan ini diungkapkan sebagai berikut :
Dalam UU Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional
(PROPENAS), dinyatakan bahwa ada tiga tantangan besar dalam bidang
pendidikan di Indonesia, yaitu (1) memertahankan hasil-hasil pembangunan
pendidikan yang telah dicapai; (2) mempersiapkan sumber daya yang kompeten
dan mampu bersaing dalam pasar global; dan (3) sejalan dengan diberlakukannya
otonomi daerah sistem pendidikan nasional dituntut untuk melakukan perubahan
dan penyesuaian sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih
demokratis, memperhatikan keberagaman, memerhatikan kebutuhan daerah dan
peserta didik, serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat.1

Oleh karena itu, pada era globalisasi diperlukan sumber daya manusia yang
berkualitas. Sumber daya manusia kompeten tersebut dihasilkan dan dibentuk melalui
gerakan pendidikan bermutu dengan konsistensi kepemimpinan kepala sekolah
terhadap penataan kebagusan lembaga binaannya.
Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberikan tugas untuk
memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar-mengajar atau
tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberikan pelajaran dan murid
yang menerima pelajaran.2
Pada tingkat operasional, kepala sekolah adalah orang yang berada di garis
terdepan pengkoordinir upaya meningkatkan pembelajaran berkualitas. Kepala
sekolah diangkat untuk menduduki jabatan pimpinan lembaga
pendidikan,bertanggung jawab mengkoordinasikan usaha bersama demi mencapai
tujuan pendidikan pada level sekolah masing-masing.Dalam praktik di Indonesia,
kepala sekolah adalah guru senior yang dipandang memiliki kualifikasi menduduki
jabatan itu. Tidak pernah ada orang bukan guru diangkat menjadi kepala sekolah.
Jadi, seorang guru dapat berharap bahwa jika "beruntung" suatu saat karirnya akan
berujung pada jabatan kepala sekolah. Biasanya guru yang dipandang baik dan cakap
1
Hasbullah, Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), ed. 1, h. 1
2
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010),ed. 1, cet. 7,h. 83.

7
sebagai tenaga pendidik diangkat menjadi kepala sekolah. Dalam kenyataan, banyak
di antaranya yang tadinya berkinerja sangat bagus sebagai guru, menjadi tumpul
setelah menjadi kepala sekolah. Umumnya mereka tidak cocok untuk mengemban
tanggung jawab manajerial.Adanya kebutuhan mengenai kemampuan kepemimpinan
dalam dunia pendidikan. Sebab masih banyak pimpinan sekolah yang mengelola
pendidikan secara tradisional, memelihara tradisi masa lalu, atau merasa puas dengan
keadaan sekarang sehingga tidak berani membuat terobosan. Maka dari itu, kepala
Sekolah adalah salah satu pribadi penting terhadap lembaga pendidikan yang ia
pimpin, peranannya sangat besar dalam maju mundurnya kelancaran penyelenggaraan
pendidikan
b. Pembatasan masalah, mengungkapkan cakupan masalah yang akan dibahas. Masalah
yang terlalu luas harus dibatasi supaya pembahasan lebih terfokus. Pembatasan juga
dapat berisi penjelasan tentang peristilahan yang digunakan dalam karya tulis.
Contoh:
Dengan banyaknya masalah-masalah yang dapat diidentifikasi dalam strategi
kepala sekolah, maka masalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini dibatasi
pada:
1. Bagaiamana strategi kepala sekolah?
2. Apa saja Indikator dan karalteristik kepala sekolah?
3. Bagaimana konsep kepala sekolah dalam Al-Qur’an?
c. Tujuan Penulisan, menjelaskan tentang tujuan yang hendak dicapai pada makalah
tersebut.
Contoh:
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui, memahami, dan menambah
khazanah keilmuan tentang strategi kepala sekolah, kompetensi kepala sekolah serta
konsep kepala sekolah menurut pandangan Al-Qur’an.

d. Sistematika Penulisan, berisikan penjelasan penulis terhadap urutan bab per bab.
Contoh:
Makalah disusun dengan urutan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, pembatasan masalah, dan
sistematika penulisan.

8
Bab II Pembahasan, menjelaskan tentang strategi kepala sekolah yang
pembahasannya dibuat menjadi tiga sub judul, yaitu:
1) Strategi pembahasannya terdiri dari pengertian strategi, jenis strategi,
tujuan strategi,
2) Kepala Sekolah pembahasannya terdiri dari pengertian kepala sekolah,
peran kepala sekolah, karakteristik profesi kepala sekolah, indikator
keberhasilan kepala sekolah.
3) Konsep Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Al-Qur’an pembahasannya
terdiri dari istilah kepemimpinan dalam Al-Qur’an, prinsip-prinsip
kepemimpinan dalam Al-Qur’an.
Bab III Penutup, menjelaskan kesimpulan dan saran dari makalah ini.
5. Bab II Pembahasan
Pada bab II berisi tentang pembahasan yang berisi penelitian tentang ilmu ataupun
teori yang sudah pernah dibahas oleh para ahli berkaitan dengan tema makalah/paper
yang dipilih. Materi yang dibahas secara teoritis dikaitkan dengan aplikasi praktis
teori/ilmu tersebut dalam kenyataan kehidupan keseharian.
Untuk menuliskan teori yang diambil dari para ahli cantumkan identitas buku (nama
penulis, judul buku, tempat terbit, tahun terbit dan halaman kutipan yang diambil),
sehingga sumbernya jelas dan tidak diragukan.Penyajiannya dapat menggunakan
berbagai media seperti diagram, tabel, grafik, atau infografis yang lebih mudah untuk
dipahami. apabila data yang berhasil ditemukan merupakan hasil dari wawancara, maka
data yang dimasukkan berupa kutipan dari narasumber.
Contoh Penulisan Teori:
A. STRATEGI KEPALA SEKOLAH
Usaha lembaga pendidikan dalam pembinaan sekolah melalui kegiatan administrasi,
manajemen dan kepemimpinan tergantung kepada kemampuan kepala sekolah. Kepala
sekolah merupakan personel sekolah dengan tanggung jawab melekat terhadap seluruh
aktivitas lembaga pendidikan. Ia mempunyai wewenang dan berkewajiban penuh untuk
menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang
dipimpinnya.3

3
H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 80.

9
Sehubungan dengan itu, dapat dikatakan bahwa kepala sekolah memiliki beban
penuh, pada posisinya sebagai administrator, merencanakan, mengorganisir,
mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengawasi seluruh kegiatan pendidikan di tempat
dinasnya. Di samping itu, kepala sekolah harus mewujudkan hubungan harmonis dalam
rangka membina, bekerjasama antar personal agar bisa serempak seluruhnya bergerak ke
arah tujuan melalui kesediaan melaksanakantugas masing-masing denganbaik dan
terarah.Sebagai manager pendidikan mesti mewujudkan pendayagunaan setiap personel
secara tepat, agar mampu melaksanakan tugas-tugasnya semaksimal mungkin untuk
memperoleh hasil yang sebesar-besarnya, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya
dalam proses belajar mengajar di sekolah. Di sinilah sangat dibutuhkan penguasaan akan
ilmu sehingga mampu membentuk dan merancang strategi handal ketika menjalankan
kepemimpinan pada lembaga pendidikan mengarah terciptanya sekolah ternama. Berikut
ini pembahasan tentang strategi kepala sekolah dibagi kepada dua point besar, yaitu:
1. Strategi
a. Pengertian Strategi
Definisi tentang strategi cukup beragam dan bervariasi, dari berbagai pakar
dan pengarangnya. Di bawah ini penulis paparkan pengertian strategi menurut
para ahli.
Mudrajad Kuncoro pada sebuah bukunya Strategi Bagaimana Meraih
Keunggulan Kompetitif, mengutip beberapa pengertian strategi sebagai berikut:
“… Penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang perusahaan, diterapkannya
aksi dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Chandler, 1962;13).
....Pola sasaran, tujuan, dan kebijakan/rencana umum untuk meraih tujuan
yang telah ditetapkan, yang dinyatakan dengan mendefinisikan apa bisnis
yang dijalankan oleh perusahaan, atau yang seharusnya dijalankan oleh
perusahaan (Andrews, 1971).
....Menentukan kerangka kerja dari aktivitas bisnis perusahaan dan
memberikan pedoman untuk mengoordinasikan aktivitas, sehingga
perusahaan dapat menyesuaikan dan memepengaruhi lingkungan yang selalu
berubah. Strategi mengatakan dengan jelas lingkungan yang diinginkan oleh
perusahaan dan jenis organisasi seperti apa yang hendak dijalankan (Itami,
1987)”.4

4
Mudrajat Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, (Jakarta: Erlangga,
2006), h. 1.

10
John A. Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr. mendefinisikan strategi
sebagai “rencana berskala besar, dengan orientasi masa depan guna berinteraksi
dengan kondisi persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan”.5
Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto mendefinisikan
strategi sebagai “suatu rencana komprehensif bagaimana perusahaan
6
melaksanakan misinya dan mencapai obyektifnya”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diutarakan mengenai pengertian
strategi adalah “rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus”.7
Pengertian strategi dalam hal lain dijelaskan juga pada Kamus Besar Ilmu
Pengetahuan bahwa strategi sebagai “ilmu strategi perang, keahlian mengatasi
masalah-masalah”.8
Dari berbagai pengertian dan definisi mengenai strategi yang
dikemukakan di atas, secara umum dapat dikatakan bahwa strategi itu sebentuk
rencana tentang serangkaian manuver menyangkut seluruh elemen baik kasat
mata maupun tidak untuk menjamin keberhasilan pencapaian tujuan. Keunggulan
strategi harus mampu menghadapi tantangan lingkungan, dilaksanakan dengan
cara setepat-tepatnya oleh organisasi.

Contoh penyajian Tabel:


Bagi akademisi dan masyarakat pemerhati pendidikan sudah mengetahui
bagaimana setiap program yang dilakukan dalam pendidikan yang telah direncanakan
oleh sekolah pasti melahirkan risiko yang harus di tanggung dalam setiap pelaksanaan
program. Baik itu risiko tingkat rendah atau risiko tingkat tinggi. Hubungan risiko
dengan dampak risiko dapat dilihat dibawah ini:9

5
John A. Pearce II dan Richard B. Robinson, Buku Manajemen Strategis, Terj. Dari
Strategic Management, oleh Yanivi Bachtiar dan Christine, (Jakarta: Salemba Empat, 2007), h. 6.
6
Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokpranoto, Manajemen Perguruan Tinggi
Modern, (Yogyakarta: ANDI, 2006), ed. 1, h. 72.
7
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), ed. 4, cet. 3, h. 1340
8
Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian
Nusantara/LPKN, 2000), cet. 2, h.1070.
9
Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
2011), h.4.

11
Tabel 2.1 Frekuensi Risiko dengan Dampak Risiko
Frekuensi tinggi-Dampak rendah Frekuensi tinggi-Dampak tinggi
Frekuensi rendah–Dampak rendah Frekuensi rendah–Dampak tinggi

6. Bab III Penutup


Pada bab ini terdiri dari:
a. Kesimpulan
Kesimpulan berisi tentang simpulan akhir dari pembahasan yang sudah dibuat.
Penulisan kesimpulan singkat dan jelas, tidak panjang seperti pembahasan.
Contoh:
Strategi kepala sekolah merupakan kiat-kiat yang dilakukan oleh kepala
sekolah. Jika melihat peran kepala sekolah sebagai pendidik makakepala sekolah
dituntut mampu memberikan kiat-kiat dalam menggerakan kegiatan belajar
mengajar yang merupakan inti dari proses pendidikan, sementara posisi guru
merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Selain itu,
kepala sekolah mesti memiliki strategi tepat untuk meningkatkan profesionalisme
tenaga kependidikan disekolahnya. Mampu menciptakan iklim sekolah yang
kondusif, memberi nasehat kepada warga sekolah, memberi dorongan kepada
seluruh tenaga kependidikan, dan seterusnya berhubungan dengan pendidikan di
sekolah adalah rutinitas kesibukan pemimpin sekolah. Kepala sekolah juga harus
berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikitnya empat segi, yaitu
pembinaan mental, pembinaan moral, pembinaan fisik, pembinaan artistik. Kepala
sekolah diharuskan menunjukkan komitmen tinggi, fokus terhadap pengembangan
kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat
memperhatikan tingkat kompetensi guru-gurunya, sekaligus juga akan senantiasa
berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus
meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
sebagaimana mestinya, kualitasnya kian hari tambah berkembang.
b. Saran
Saran makalah berupa masukan/usulan dan saran dari penulis yang berkaitan dari
isi makalah.

12
Contoh:
Adapun saran pada makalah ini sebagai berikut:
1. Sebaiknya kepala sekolah terus memperbaiki kompetensi yang dimiliki oleh
kepala sekolah agar tidak ditemukan adanya kepala sekolah yang memiliki
kelemahan dari salah satu kompetensi kepala sekolah tersebut.
2. Diperlukan dukungan yang penuh dari para stakeholeder sekolah agar strategi
yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat berjalan sesuai dengan rencana yang
diinginkan.
7. Daftar Pustaka
Daftar pustaka makalah berisi seluruh sumber yang digunakan dalam pembuatan
makalah. Daftar pustaka ini dapat berupa buku, surat kabar, majalah, informasi dari situs
internet dan lain-lain. Fungsinya untuk mnunjukkan kepada pembaca sumber-sumber
data dan teori dalam makalah sehingga dapat membangun kepercayaan pembaca terhadap
keilmiahan makalah.Sistematika penulisannya secara urut dan lengkap adalah nama
penulis (ditulis tanpa gelar dan dibalik), judul buku/karya (ditulis dengan huruf capital
setiap awal kata kecuali kata depan dan cetak miring), tempat terbit, nama penerbit, tahun
terbit.
Contoh:
a. Buku
Badafal, Ibrahim. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Manajemen
Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Hasbullah, Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya
terhadap Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2007.
----------------, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2011.
Jhonse, Burke., and Christensen, Larry. Educational Research Quantitatif and
Qualitatif Approaches. Boston: Allyn dan Bacon. 2000.
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Ary, Donald, dkk. Introduction to Research in Education Eight Edition.
USA:Wadsworth. 2010.

13
Kementrian Agama RI, At-Thayyib: Al-Qur’an Transliterasi Perkata dan Terjemahan
perkata, Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012.
b. Jurnal
Amriani, Selvi. 2012. Analisa Risiko Teknologi Informasi Berbasis ISO 31000/31010
Studi Kasus: Lembaga Penelitian Perguruan Tinggi. “Jurnal Sistem
Informasi”. Volume 7, No. 2, September 2012.
c. Skripsi
Dahlena, Muri, “Pengembangan SDM dalam Menciptakan Sekolah Unggul di SMA
Islam PB Soedirman”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009,
tidak dipublikasikan.
d. Internet
Irzu, Fungsi Kepala Sekolah Sebagai administrator,
(Sumber:http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2133265-fungsi-
kepala-sekolah-sebagai-administrator/#ixzz1PBZtcZtJ, diakses pada Tangg),
2012.

5. Format Penulisan Makalah


Adapun format penulisan makalah, sebagai berikut:
1. Ukuran Kertas dan Sampul Pembuatan Makalah
a. Kertas : A4
b. Size : 12
c. Spasi : 1,5
d. Margin
Atas : 4 cm
Bawah : 3 cm
Kiri : 4 cm
Kanan : 3 cm
2. Makalah ditulis minimal 10-20 halaman belum termasuk halaman Judul, Daftar Isi,
Lampiran, danDaftar Pustaka.
3. Kata asing harus diketik cetak miring (italic).
4. Nomor Halaman

14
a. Letak di kanan atas/bawah
b. Angka i,ii,iii,dst. Mulai dari kata pengantar sampai dengan sebelum Bab
Pendahuluan.
c. Angka 1,2,dst. Mulai dari Pendahuluan sampai dengan akhir.

6. Penulisan Catatan Kaki


Catatan kaki adalah keterangan yang ditambahkan di bagian bawah halaman. Catatan kaki
biasanya dicetak dengan huruf yang lebih kecil daripada huruf di teks guna menambahkan
rujukan uraian di dalam naskah pokok. Catatan kaki ini menjelaskan sumber asalnya sebuah
kutipan, baik kutipan langsung atau tidak langsung. Selain menjelaskan asal kutipan, catatan kaki
juga sering digunakan untuk menjelaskan teks atau istilah khusus yang perlu penjelasan lebih
panjang. Setiap teks yang akan dijelaskan dalam catatan kaki akan ditandai dengan nomor.
Nomor tersebut akan terkait langsung dengan keterangan yang ada di catatan kaki. Dengan
adanya nomor dalam catatan kaki ini, maka teks-teks yang diberi catatan tidak akan tertukar
dengan catatan untu teks lainnya. Berikut cara penulisan catatan kaki:
1. Penulisan catatan kaki diketik satu spasi, menjorok ke dalam (dimulai pada ketukan
kelima), ukuran teksnya 10 dan font yang digunakan times new rowman.
2. Penulisannya secara urut dimulai dari nama penulis (ditulis tanpa gelar dan tidak dibalik),
Judul buku/karya (ditulis dengan huruf kapital setiap awal kata kecuali kata depan dan
cetak miring), tempat terbit, nama penerbit, tahun terbit.
3. Judul buku ditketik miring (italic), dan halaman buku dapat disingkat, seperti h.
4. Nama pengarang yang terdiri dari dua atau tiga orang ditulis secara lengkap. Jika
pengarang lebih daritiga orang, maka hanya disebutkan nama pengarang yangpertama,
lalu setelah tanda koma dituliskan singkatan et.al.atau dkk. (Buku Panduan Skripsi UIN:
2013:38).
5. Menurut buku Panduan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013: 38-40)
Penyebutan sumber yang telah dikutip, baik halamannyasama atau berbeda,
menggunakan ibid (ibidum), loc.cit (lococitato) atau op.cit (opere citato).
a. Ibid. (ibidum),Ibid artinya kembali ke rujukan yang sama dan belumdilewati oleh
rujukan yang lain.
Contoh:

15
1
Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h. 4.
2
Ibid., h. 6
b. Op.cit. (Opere Citatato) artinya kembali kepada rujukan yang sama namunhalaman
berbeda dan sudah disela oleh rujukan yang lain.
Contoh:
1
Tony Pramana, Manajemen Risiko Bisnis, (Sinar Ilmu Publishing : 2011), cet. Ke-1, h.12
2
Tariqullah Khan, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syari’ah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), cet. Ke-1, h.
9
3
Tony, Op.cit., h. 6
c. Loc.cit. (locco citato), artinya kembali kepada rujukan yang sama padahalaman sama
dan sudah disela oleh rujukan yang lain.
Contoh:
1
Tony Pramana, Manajemen Risiko Bisnis, (Sinar Ilmu Publishing : 2011), cet. Ke-1, h.12
2
Tariqullah Khan, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syari’ah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), cet. Ke-1, h.
9
3
Tony, loc.cit., h. 12.
6. Kutipan yang berasal dari jurnal ditulis sebagai berikut: nama penulis, koma, judul
artikel, koma, nama jurnal ditulis italic, koma, tahun, koma, dan nomor halaman(Buku
Panduan Skripsi UIN: 2013:41).
Contoh:
1
T. Meagher, Looking Inside a Student’s Mind: CanAn Analysis of Student Concept Maps Measure
Changes in Environmental Literacy?, Electronic Journal of Sciense Education,3, 2009, pp. 1-28.

7. Macam-macam Kutipan Pada Penulisan Makalah


1. Kutipan Langsung, yang terdiri kurang dari lima baris dan lebih dari lima baris.
Adapun ciri-ciri kutipan langsung yang kurang dari 4 baris, yaitu :
a. Kutipannya langsung terintergrasi di dalam teks.
b. Ditulis 1, 5spasi.
c. Kutipannya di apit oleh tanda kutip.
Contoh:
Menurut Daryanto dalam bukunya Administrasi Pendidikan berpendapat bahwa
“Kepala sekolah adalah personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh
kegiatan-kegiatan sekolah".10

10
H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet. 6, h. 80.

16
Sedangkan ciri-ciri kutipan langsung yang lebih dari lima baris, yaitu :
a. Kutipannya tidak terdapat di dalam teks (tidak terintregrasi dalam teks), yaitu dengan
jarak dibawahnya 1, spasi.
b. Tidak memggunakan tanda kutip.
c. Catatan kaki diletakkan pada akhir tulisan.
Contoh:
Kepala Sekolah sebagai pendidik mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pelaksanaan pendidikan. Maka dari itu dapat diutarakan bahwa kepala sekolah
sebagai seorang pendidik harus dapat menanamkan, memajukan dan meningkatkan
minimal empat macam nilai, yaitu :
a. Mental, hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia.
b. Moral, hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai
perbuatan, sikap dan kewajiban atau moral yang diartikan sebagai akhlak,
budi pekerti dan kesusilaan.
c. Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan,
kesehatan dan penampilan manusia secara ilmiah.
d. Artistik, hal-hal yang berkaitan kepekaan manusia terhadap seni dan
keindahan.11

2. Kutipan Tidak Langsung, yaitu suatu kutipan yang dikemukakan dengan bahasa penulis
sendiri. Adapun ciri-cirinya, sebagai berikut :
a. Kutipannya tidak langsung terintregrasi dalam sumber.
b. Tidak menggunakan tanda kutip.
c. Catatan kaki diletakkan diakhir kutipan.

Contoh:
Menurut Syafaruddin tidak dijelaskan satu persatu mengenai ketiga strategi
kepemimpinan kepala sekolah tersebut. Oleh karena itu, penulis menganalisis
penjabaran tentang ketiga strategi tersebut menurut pandangan beberapa para ahli
sebagai berikut:
1) Strategi Hirarkikal

11
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2010), ed. 1, cet. 7 h. 124.

17
Ciri khas strategi hirarkikal adalah memanfaatkan otoritas formal untuk
melaksanakan tugas.
2) Strategi Transformasional
Strategi transformasional adalah membangkitkan intelektual bawahan dan
dinamika mereka agar turut serta secara terus menerus berfikir ke depan,
membangkitkan idealisme yang tinggi, pantang menyerah.
3) Strategi Fasilitatif
Strategi fasilitatif dilakukan dalam upaya mengoptimalkan peran dan fungsi
setiap personil sekolah, kebijakan dan peraturan diputuskan bersama, kepala
sekolah menentukan langkah-langkah kerja berdasarkan peraturan produk
keputusan bersama, prinsip demokrasi amatlah dikedepankan, lembaga pendidikan
adalah milik bersama, program-programnya diputuskan bersama dan dijalankan
bersama-sama secara tepat dan berhasil.12

12
Syafaruddin, KepemimpinanPendidikanAkuntabilitasPimpinanPendidikandalamKonteksOtonomiDaerah,
(Jakarta: Quantum Teaching, 2010), h. 97.

18

Anda mungkin juga menyukai