Anda di halaman 1dari 32

ETIKA & MODE

BERPAKAIAN
MENURUT SYARIAT ISLAM

Penulis:
Dr. Sudarno Shobron, M.Ag.
Dr. Abdullah Aly, M.Ag.
Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag.

LEMBAGA PENGEMBANGAN PONDOK, AL-ISLAM


DAN KEMUHAMMADIYAHAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Serial Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
Etika dan Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam

Cetakan I, Mei 2000


Cetakan I, Edisi Revisi Agustus 2009
Cetakan II, Edisi Revisi Agustus 2010
Cetakan III, Edisi Revisi Februari 2014
Cetakan IV, Edisi Revisi Agustus 2015
Cetakan V, Edisi Revisi Januari 2016
Cetakan VI, Edisi Revisi Agustus 2016
Cetakan VII, Edisi Revisi Juli 2017
Cetakan VIII, Edisi Revisi Agustus 2018
Cetakan IX, Edisi Revisi Juli 2019

Copyright@Edisi Revisi pada LPPIK-UMS


All right reserved

Penulis:
Dr. Sudarno Shobron, M.Ag.
Dr. Abdullah Aly, M.Ag.
Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag.

Penerbit:
Lembaga Pengembangan Pondok, Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPPIK)
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl A Yani Pabelan Tromol Pos I Surakarta 57101
Telp. (0271) 717417,717483, pswt. 157 dan 198 Fax. (0271) 715448
Kata Pengantar

AIhamduhllahirabbil'alamin, puji dan syukur hanya milik Allah, Tuhan


semesta alam, Yang menghidupkan dan mematikan manusia, Sang Pemberi
rezeki, rahmat, taufiq dan hidayah. Dialah satu-satunya Dzat yang harus
dipertuhankan dan diagungkan akan kekuasaan-Nya. Kehadiran buku
sederhana ini tidak lepas dari kekuasaan-Nya, karena dengan 'aql dan qalb
yang diberikan kepada hamba, dapatlah tersusun rangkaian kata yang penuh
dengan makna religius, yang diberi judul Etika dan Mode Berpakaian
Menurut Syariat Islam.
Sesuai dengan judulnya, buku ini ingin menghadirkan sebagian dari
nilai-nilai doktrin Islam, yaitu nilai-nilai yang berkaitan dengan berpakaian,
dalam praktek kehidupan di kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta
ataupun di tempat-tempat lain. Hal ini menjadi penting untuk diperhatikan,
karena pakaian menjadi bagian dari atribut simbol keagamaan yang dapat
dijadikan tolok ukur tingkat kedalaman keislamanan dan keimanan
seseorang. Nilai penting lainnya, buku ini dapat dijadikan rujukan dalam
cara berpakaian yang sesuai dengan syariat agama Islam, mengingat
kebijakan Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta yang mewajibkan
dosen dan karyawan untuk mengenakan pakaian muslim/muslimah,
termasuk juga yang bersifat anjuran yang sangat kepada mahasiswa dan
mahasiswinya untuk berbusana muslimah bagi mahasiswi dan berpakaian
rapi bagi mahasiswa harus mendapat sambutan positif. Simbol keislaman
dan kemuhamadiyahan yang melekat di UMS ini harus diwujudkan dalam
rencana kerja yang jelas dan terukur, salah satunya adalah merealisasikan
nilai-nilai Islam dalam kehidupan di kampus maupun di luar kampus
melalui pakaian.
Buku ini berawal dari draft pemikiran yang dituangkan dalam makalah
yang berjudul “Landasan Syar’i tentang Berpakaian” untuk dibahas pada
acara Rapat Pimpinan Universitas Muhammadiyah Surakarta, pada tanggal
27 Desember 1999. Rapat yang dihadiri oleh Rektor, Pembantu Rektor, dan

Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam III


para Dekan di lingkungan UMS tersebut merekomendasikan agar makalah
di atas dikembangkan pembahasannya dan selanjutnya diterbitkan sebagai
bahan rujukan bagi sivitas akademika UMS.
Oleh karena itu, kami menghaturkan banyak terima kasih kepada para
pimpinan universitas dan fakultas yang telah memberikan amanat dan
kepercayaan kepada Lembaga Studi Islam yang sekarang bemama Lembaga
Pengembangan Pondok, Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPPIK) untuk
menerbitkan buku ini dan melakukan cetak ulang setiap tahun.
Pada cetakan tahun 2009, buku ini mengalami revisi dengan upaya
menseimbangkan bahasan tentang etika dan mode berpakaian untuk
muslim dan muslimah, yang semula buku ini lebih menonjolkan etika dan
mode berpakaian bagi muslimah.
Akhirnya, dengan iringan do’a semoga kehadiran buku ini membawa
manfaat bagi seluruh sivitas akademika UMS khususnya dan para pembaca
pada umumnya.

Surakarta, 22 Juli 2019

Penulis

IV Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam


Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................... III


Daftar Isi............................................................................................. V

Pendahuluan....................................................................... 01
Istilah Pakaian dalam Al-Qur’an......................................... 03
1. Libâs................................................................................................. 04
2. Labûs................................................................................................ 06
3. Tsiyâb............................................................................................... 06
4. Sarâbil.............................................................................................. 09
Fungsi Pakaian.................................................................... 11
Adab Berpakaian................................................................. 18
1. Membaca doa................................................................................. 18
2. Mulailah dengan anggota kanan.................................................. 18
3. Jangan berlebih-lebihan................................................................ 19
4. Tidak boleh sombong................................................................... 19
5. Jangan berdandan ala dandanan jahiliyah.................................. 19
6. Jangan menyerupai pakaian laki-laki atau menyerupai
pakaian perempuan....................................................................... 20
7. Jangan menyerupai pakaian pendeta.......................................... 21
Prinsip Mode Busana Muslimah.......................................... 22

Daftar Pustaka................................................................................... 25

Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam V


VI Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam
Pendahuluan

Sepuluh tahun terakhir ini, pakaian muslimah semakin marak


saja, tidak hanya pertemuan-pertemuan khusus yang bernuansa
religius misalnya pengajian, melainkan dalam ulang tahun,
pernikahan, arisan dan acara resepsi lainnya. Remaja muslim, pelajar,
mahasiswa ibu-ibu dengan suka ria dan percaya diri memakainya
dalam setiap kali menghadiri acara desain, mode dan warna kain yang
harmonis. Di pagi hari kalau kita berada di pinggir jalan disaksikan
hilir mudiknya para pelajar, mahasiswa dan pegawai berangkat ke
sekolah, kantor tempat kerjanya. Tidak kecuali perusahaan sudah
memberikan apresiasi terhadap pakaian muslimah untuk dipakai
para karyawatinya dalam bekerja, sehingga setiap pergantian jam
kerja perusahaan mudah ditemukan karyawati yang memakai busana
muslimah. Begitu juga di instansi pemerintah menunjukkan hal yang
sama. Perkembangan jumlah pemakai busana muslimah di kampus-
kampus, baik negeri maupun swasta. Universitas Muhammadiyah
Surakarta merupakan Universitas Islam swasta terkemuka di Jawa
Tengah, mayoritas mahasiswa memakai busana muslimah.
Ini dapat dijumpai di ruang kelas, perpustakaan, kantin, dan di
jalan sekitar kampus. Dari tahun jumlah mahasiswa yang memakai
busana muslimah semakin meningkat. Tidak mahasiswa, ternyata
dosen dan karyawannya juga menunjukkan hal yang sama. Namun
kadang masih ada dalam berpakaian belum memenuhi standar syar’i,
Misalnya,
a. Pakaian yang dikenakan sangat ketat sehingga lekuk-lekuk
tubuhnya kelihatan.
b. Bahan (kain)nya tembus pandang (transparan)
c. Bajunya dimasukkan ke celana panjang atau pakaian bawahan
d. Bajunya hanya sampai di atas pantat, dan lain sebagainya.
Melihat tidak terpenuhinya standart berpakaian yang sesuai

Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam 01


dengan syariat agama Islam, maka perlu dibuatkan tuntunan dalam
berpakaian yang sesuai dengan syariat agama. Semua itu dengan
maksud supaya dalam berislam (menyerahkan diri kepada Allah)
tidak setengah­-tengah, melainkan keseluruhan. Hal ini selaras
dengan firman Allah berikut ini:
َّ
ْ‫الشي‬ َ َ ً َّ َ ْ ِّ
ُ ‫التَتَّب ُع ْوا ُخ‬ ْ ُ َ َ ْ َّ َ ُّ َ
ْ ُ‫اد ُخل‬
‫طن‬
ِ ‫وات‬
ِ ‫ط‬ ِ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ف‬ ‫ك‬ ‫م‬ِ ‫ل‬ ‫الس‬ ‫ف‬ِ ‫ا‬‫و‬ ‫الين آمنوا‬ ِ ‫يايها‬
ٌ ْ ‫ك ْم َع ُد ٌّو ُمب‬ُ َ ُ َّ
}208 :‫ي {ابلقرة‬ ِ ‫ِانه ل‬
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan.
Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al-Baqarah:
208).
Semakin banyaknya wanita memakai busana muslimah,
menandakan ada kesadaran beragama yang meningkat. Ajaran-ajaran
Agama dipercaya mampu membawa umatnya ke arah yang lebih
baik, dan diyakini bahwa beragama dengan baik akan melahirkan
manusia yang baik pula. Selain itu memang diyakini bahwa berbusana
muslimah merupakan bentuk ibadah, karena melaksanakan perintah
Allah. Semua perintah Allah apabila dilaksanakan sepenuh hati akan
membawa kebaikan bagi yang melaksanakan maupun lingkungan
sosialnya. Munculnya pelecehan terhadap wanita, antara lain
disebabkan wanita tidak melaksanakan perintah Allah dalam hal
berpakaian, terlalu murah menjual auratnya untuk dilihat laki-laki.
Berbusana muslimah juga bentuk pengamalan akhlak terhadap
dirinya sendiri, menghargai dan menghormati harkat dan martabat
dirinya sendiri sebagai manusia yang berbudaya. Kita diingatkan
pepatah jawa, “ajining diri soko lati, ajining raga saka busana”
(berharga dan terhormatnya seseorang terletak pada lidahnya, serta
berharga dan terhormatnya badan jasmani terletak pada pakaian
yang dikenakan).

02 Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam


Istilah Pakaian dalam Al-Qur’an

Sebelum kita membicarakan istilah pakaian dalam al-Qur’an,


perlu diperjelas dahulu apa itu pakaian? Pakaian secara sederhana
dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang kita pakai mulai dari
kepala sampai ujung kaki, termasuk:
a. Semua benda yang melekat di badan, seperti baju, celana, sarung,
dan kain panjang.
b. Semua benda yang melengkapi pakaian dan berguna bagi si
pemakai, seperti selendang, topi, sarung tangan, kaos kaki,
sepatu, tas, dan ikat pinggang.
c. Semua benda yang gunanya menambah keindahan bagi si
pemakai, seperti hiasan rambut, giwang, kalung, bros, gelang,
dan cincin.
Namun pakaian yang kita maksud dalam tulisan ini adalah
sesuatu yang melekat dalam badan yang berfungsi menutup aurat,
baik laki-laki maupun perempuan.
Al-Qur’an tatkala menyebut istilah pakaian menggunakan
beberapa kata, yakni libâs atau labûs artinya segala sesuatu yang
menutup tubuh. Kata ini tercantum dalam Al-Qur’an sebanyak
sebelas kali yang tersebar dalam delapan ayat. Kemudian tsiyâb,
disebutkan sebanyak delapan kali tersebar dalam tujuh ayat; dan
sarâbîl tercantum sebanyak tiga kali tersebar dalam dua ayat. Semua
ini tergambar dalam tabel berikut ini:
No. Kata Jumlah Letak/Terdapat Pada
1. Libâs 10 kali al-Baqarah: 187; al-A’râf: 26, 27; al-Nahl: 122;
al-Furqân: 47; al-Hajj: 23; Fâthir: 33; al-Naba’: 11
2. Labûs 1 kali al-Anbiyâ’: 80
3. Tsiyâb 8 kali al-Hajj: 19; al-Insân: 21, al-Kahfi: 31; al-Muddatstsir:
4; al-Nûr: 58, 60; Hûd: 5; Nûh: 7; al Insân:21
4. Sarâbîl 3 kali al-Nahl: 81; Ibrâhîm: 50.

Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam 03


Kalau suatu kata sering diulang-ulang baik dalam satu rangkaian
dalam satu ayat maupun disebutkan dalam ayat yang lain, itu
menunjukkan begitu penting kata tersebut untuk diperhatikan dan
diamalkan. Maka supaya lebih memudahkan memahami ayat-ayat
tersebut dalam konteksnya, perlu ditulis beserta terjemahannya,
yakni sebagai berikut:

1. Libâs
ْ‫كم‬ُ َ ٌ َ َّ ُ ْ ُ َ ُ َ َّ َ ِّ َ َ ْ َ ْ ُ َ َّ ُ
‫أ ِحل لكم للة الصيامِ الرفث إِلـى نِسائِكم هن ِلاس ل‬
َ ٌ َ ْ ََُْ
. ‫اس ل ُه َّن‬ ‫وأنتم ِل‬
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa bercampur dengan
istri-istrimu, mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah
pakaian bagi mereka” (QS. Al- Baqarah: 187).
ُ‫ك ْم َوري ْ ًشا َو َلاس‬
ُ َ ْ َ ُّ ً َ ْ ُ َْ َ َْ ََْ ْ َ َ َ َ
ِ ِ ِ‫ارى سوآت‬ ِ ‫يب ِن آدم قد أنزلا عليكم ِلاسا يو‬
َ َّ َّ َّ َ ْ َ ٌْ َ َ ْ َّ
.‫هلل ل َعل ُه ْم يَذك ُر ْون‬ ِ ‫آيت ا‬
ِ ‫اتلقوى ذلِك خي ذلِك ِمن‬
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu
pakaian untuk menutup auratmu, dan pakaian indah untuk perhiasan.
Dan pakaian takwa (libas al-taqwa) itulah yang paling baik. Yang
demikian itu adalah sebagaian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
mudah-mudahan mereka selalu ingat” (QS. Al-A’râf: 26).
ُ ْ َ َّ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ُ ْ َّ ُ ُ َّ َ ْ َ َ َ َ َ
‫نع‬ ِ ‫يب ِن آدم اليف ِتننكم الشيطن كما أخرج أبويكم ِمن الن ِة ي‬
ُ ُ ُ َ ُ ُ ُ َّ ُ ‫َعنْ ُه َما َل‬
‫ي َي ُه َما َس ْوآتِ ِه َما ِإنه يَرك ْم ه َو َوق ِبيْله ِم ْن َحيْث‬
ِ
ُ ‫اس ُه َما ل‬
ِ ِ
َ
َ ْ َ ْ َّ َ َ ْ َ ْ َّ َ ْ َ َ َّ َ ُ َ ْ َ َ َ
.‫لي َن اليُؤ ِمنُ ْون‬
ِ ِ ‫يطي أو ِلآء ل‬ ِ ‫الترونهم ِإنا جعلنا الش‬
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan
sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga,

04 Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam


ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan
kepada keduanya auratnya. Sungguh ia dan pengikut-pengikutnya
melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.
Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-
pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-A’râf. 27).
ْ‫ت آمنَ ًة ُم ْط َمئ َّن ًة يَأْتيْ َها ر ْز ُق َها َر َغ ًدا من‬ْ َ‫ال قَ ْر َي ًة َكن‬ً ََ ُ َ َ َ َ
‫وضب اهلل مث‬
ِ ِ ِ ِ ِ
َ ُ ‫اس‬ َ ‫اهلل َل‬ َ
َ َ َ َ َ ‫ت بأ ْن ُعم ا‬ ْ َ َ َ َ َ ِّ ُ
‫الـج ْو ِع َوالـخ ْو ِف‬ ِ ُ ‫هلل فاذاقها‬ ِ ِ ِ ‫ك مك ٍن فكف َر‬
َ ْ ُ َ
.‫بِ َما كنوا يَصنَ ُع ْون‬
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah
negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang
kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)
nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itulah Allah merasakan
kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa
yang selalu mereka perbuat.” (QS. Al-Nahl: 112).
َْ
‫ت ت ِرى ِم ْن ت ِت َها‬
َْ ّ َ َّ ُ َ ُ َ َ ْ َّ ‫اهلل يُ ْدخ ُل‬ َ ‫إ َّن‬
ٍ ‫حت جن‬ ِ ‫الين آمنوا َوع ِملوا الص ِل‬ ِ ِ ِ
َ
ُ ‫هر ُيَلَّ ْو َن فيْ َها م ْن أ َساو َر م ْن َذ َهب َّول ُ ْؤل ُ ًؤا َو َل‬ َ
.‫اس ُه ْم ِفيْ َها َح ِريْ ٌر‬ ِ ِ ِ ِ ِ ُ ْ ‫االن‬
ٍ
“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan
mengerjakan amal saleh ke dalam surga yang dibawahnya mengalir
sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-
gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera.”
(QS. AI-Hajj: 23).
ُ ُ َ َ َّ َ َ َ َ ً َ ُ َ ْ َّ َّ ً َ َ ْ َّ ُ ُ َ َ َ َ َّ ُ
‫ار نش ْو ًرا‬ ‫ وجعل انله‬.‫ وانلوم سباتا‬.‫الى جعل لكم الل ِلاسا‬ ِ ‫َوه َو‬
“Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan
tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun
berusaha.” (QS. Al-Furqân: 47).

Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam 05


ً‫َ ّ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ُ َلَّ ْو َن فيْ َها م ْن أَ َساو َر م ْن َذ َهب َّول ُ ْؤلُؤا‬
ٍ ِ ِ ِ ِ ‫جنت عد ٍن يد خلونها ي‬
‫اس ُه ْم ِفيْ َها َح ِريْ ٌر‬
ُ ‫َو َل‬
ِ
“(Bagi mereka) surga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya
mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan
mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.” (QS.
Fathir: 33).
ً ‫َو َج َعلْنَا َّالْ َل َل‬
.‫اسا‬ ِ
“Dan Kami jadikan. malam sebagai pakaian(QS. Al-Naba’: 10).

2. Labûs
َْ ْ َ ُ ْ ُ ْ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َّ َ َ
‫وس لك ْم ِ ُلح ِصنَك ْم ِم ْن بَأ ِسك ْم ف َهل أنتُ ْم‬ ُ
ٍ ‫وعلمناه صنعة‬
‫ل‬
َ َ
‫شا ِك ُرون‬
“Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk
kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah
kamu bersyukur (kepada Allah). (QS. Al-Anbiyâ’: 80)

3. Tsiyâb
َ َ‫ي ي َ ْستَ ْغثُ ْو َن ثي‬
ْ‫اب ُهم‬ َ َ ُ ْ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ ُ َ ْ ُ ُ َ ْ ُ ْ َ ْ ُ َّ َ َ
َ ْ ‫ال ح‬
ِ ِ ‫أال ِإنهم يثنون صدورهم ِليستخفوا ِمنه أ‬
‫الص ُد ْو ِر‬ ُّ ُ ‫َي ْعلَ ُم َما ي‬
ُّ ‫س ْو َن َو َما ُي ْعلنُ ْو َن إنَّ ُه َعليْ ٌم ب َذات‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
“Ingatlah, sesungguhnya (orang munafik itu) memalingkan dada
mereka untuk menyembunyikan diri daripadanya (Muhammad).
Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain (pakaian).
Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan, dan apa yang mereka
lahirkan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS.
Hûd: 5).

06 Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam


َ‫هر ُيَلَّ ْو َن فيْ َها ِم ْن أَ َساور‬ ُ َْ ْ ُ َْ ْ َْ ْ َ ُ ّ َ ْ َُ َ ُ
‫أو ِئلك لهم جنت عد ٍن ت ِرى ِمن ت ِت ِهم االن‬
ِ ِ
َ ْ ‫بق ُّم َّتكئ‬
‫ي ِفيْ َها‬ ً ْ ‫ِم ْن َذ َهب َو َيلْبَ ُس ْو َن ِثيَابًا ُح‬
َ ْ َ‫ضا ِم ْن ُسنْ ُد ٍس َّوإ ْست‬
ِِ ٍ ِ ٍ
ً َ َ ْ ُ ْ َ ُ َ َ ُ َ َّ َ ْ َ ْ ََ
‫ع اال َرائِ ِك نِعم اثلواب وحسنت مرتفقا‬
“Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir
sungai-sungai dibawahnya, dalam surga itu mereka dihiasi dengan
gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan
sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-
dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah (QS. Al-Kahfi: 31).
ٌ َ‫ت ل َ ُه ْم ثي‬ َ َ ْ َّ َ ْ ِّ َ
ْ ‫ك َف ُر ْوا ُق ِّط َع‬ ُ َ َْ َ ْ َ ‫هذ‬ َ
‫اب‬ ِ ‫الين‬ ِ ‫ان اختصموا ِف رب ِهم ف‬ ِ ‫ان خصم‬ ِ
ْ َ ُّ ‫م ْن نَّار يُ َص‬
‫ب ِم ْن ف ْو ِق ُر ُء ْو ِس ِه ُم ال َ ِميْ ُم‬ ٍ ِ
“Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang
bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka
orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api
neraka. Disiramkan air yang sedang ke atas kepala mereka” (QS. Al-
Hajj: 19).
َ‫ال ْين‬ َّ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ َّ ُ ُ ْ ْ َ ْ َ ُ َ َ ْ َّ َ ُّ َ
ِ ‫الين ملكت أيمانكم و‬ ِ ‫الين آمنوا ِليستأ ِذنكم‬ ِ ‫يايها‬
َ ْ ‫جر َوح‬ ْ َ ْ َ َْ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ ُ ْ َُُْْ َْ
‫ي‬ ِ ِ ‫لم يبلغوا الُلم ِمنكم ثلث م ّر ٍت ِمن قب ِل صلو ِة الف‬
ُ َ َ ْ
ْ ‫لث َع‬ ْ َّ َ ْ ُ َ َ َ ْ ُ َ َ
َ ْ ‫الظه‬
‫رت‬ ٍ ‫و‬ ‫ي ِة َو ِم ْن َبع ِد َصلو ِة ال ِعشا ِء ث‬ ِ ‫تضعون ِثيابكم ِمن‬
ُ َ َ ُ ُ ْ ٌ َ ُ ْ ْ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُ َّ
‫اح َبع َد ه َّن َط ّوف ْون َعليْك ْم‬ ‫لكم ليس عليكم وال علي ِهم جن‬
ْ َ
ُ ُ ُ ُ ِّ َ ُ َ َ َْ َ ْ ُ ُ َْ
‫كيْ ٌم‬ َ ٌْ َ ُ
ِ ‫آليت َواهلل ع ِليم ح‬ ِ ‫بعضكم ع بع ٍض كذلِك يبي اهلل لكم ا‬
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan
perempuan) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh di
antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari),
yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian

Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam 07


(luarmu) di tengah hari., dan sesudah sembahyang isya. (Itulah) tiga
aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka
selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebagian kamu
(ada keperluan) kepada sebagian (yang lain). Demikianlah Allah
menjelaskan ayat-ayat bagimu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana.” (QS. Al-Nûr: 58).
ٌ َ‫احا فَلَيْ َس َعلَيْه َّن ُجن‬ ً ‫ك‬ َ َ ْ ُ ََْ َّ َ ِّ َ ُ َ َ ْ َ
‫اح‬ ِ ِ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫ج‬‫ر‬ ‫ي‬ ‫ال‬ ‫ت‬ ِ ‫َوالقوا ِعد ِمن النسا ِء ال‬
َّ
ُ ‫ي ل ُه َّن َو‬ ْ َ
ٌ ْ ‫بجت بزيْنَ ٍة َوأ ْن ي َّ ْستَ ْعفف َن َخ‬ ِّ َ َ‫ي ُمت‬َ ْ ‫اب ُه َّن َغ‬
َ َ‫أ ْن يَّ َض ْع َن ثي‬
‫اهلل‬ ِ ِِ ٍ ِ
‫َس ِميْ ٌع َع ِليْ ٌم‬
“Dan perempuan-perempuan yang telah terhenti (dari haid dan
mengandung) yang tiada ingin kawin lagi, tiadalah atas mereka
dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tiada (bermaksud)
menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi
mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.
Al-Nûr: 60).
َ ْ ْ َ ْ َ َ ُ َ ْ ُ َ َّ ُ ِّ
‫استَغش ْوا‬‫َوإِن ك َما د َع ْوت ُه ْم ِ َلغ ِف َر ل ُه ْم َج َعلوا ا َصابِ َع ُه ْم ِف آذانِ ِهم و‬
ً َ‫كب‬ْ ْ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ْ ُّ َ َ َ ْ ُ َ َ
‫ارا‬ ‫ِثيابهم وأصوا واستكبوا اس ِت‬
“Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman)
agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari
mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya),
dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan
sangat.” (QS. Nûh : 7).
َ َ
‫َو ِثيَابَك ف َط ِّه ْر‬
“Dan pakaianmu bersihkanlah.” (QS. Al-Muddatstsir: 4).
ُ ‫ب ٌق َّو ُحلُّوا أَ َساو َر م ْن ف َّضة َو َس‬
ْ‫قهم‬ ٌ ْ ‫اب ُسنْ ُد ٍس ُخ‬
َ ْ َ‫ض َّوإ ْست‬ ُ َ‫عليَ ُه ْم ثي‬
ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ ‫ُر ُّب ُه ْم‬
‫شابًا َط ُه ْو ًرا‬
08 Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam
“Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal
yang dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan
memberikan kepada mereka minuman yang bersih.” (QS. AI-Insan:
21).

4. Sarâbil
َّ ‫سابيْلُ ُه ْم ِّم ْن قَط َران َو َت ْغىش ُو ُج ْو َه ُه ُم‬
ُ ‫انل‬
‫ار‬ َ َ
ٍ ِ ِ
Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup
oleh api neraka.” (QS. Ibrahim: 50).
ً َ ْ َ َ ْ َ ِّ ْ ُ َ َ َ َ َ ً ُ َ ََ َ ُ َ
َ َ‫ك ْم م َّما َخل‬
‫ال أكنانا‬ ‫ب‬
ِ ِ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫م‬‫ك‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ج‬ ‫و‬ ‫لال‬‫ظ‬ِ ‫ق‬ ِ ‫واهلل جعل ل‬
ُ ْ ُ َ َ َ َ َ َّ َ ُ َ َ َ َ ْ ُ َ ََ َ َ
‫سابِيْل ت ِقيْك ْم بَأ َسك ْم‬ ‫سابِيْل ت ِقيْك ُم الـحر و‬ ‫وجعل لكم‬
َ ُ ُ َّ َ ُ َ ُ ْ َ َ
‫كذلِك يُ ِت ُّم نِع َمتَه َعليْك ْم ل َعلك ْم ت ْس ِل ُم ْون‬
“Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah
Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di
gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu
dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam
peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmatNya atasmu
agar kamu berserah diri.” (QS. Al-Nahl: 81).
Kata libâs, labûs, tsiyâb dan sarâbîl yang tercantum dalam
berbagai ayat di atas mengandung banyak arti baik arti hakiki maupun
majazi atau kiasan;
(1) istri sebagai pakaian suami, dan suami merupakan pakaian bagi
istrinya. Karenanya, istri/suami boleh memakai sesuka hatinya,
dengan tetap berpedoman etika dan cara memakainya. Dan
tat­kala pakaian itu akan dipakai tidak boleh menolak, kecuali
memiliki alasan yang kuat;
(2) Pakaian adalah untuk menutupi aurat, dan tatkala orang memakai
pakaian akan kelihatan in­dah lebih-lebih kalau bahan dan corak

Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam 09


warna pakaian disesuaikan dengan bentuk badan, warna Kulit
dan tempat;
(3) Memperlihatkan aurat merupakan perbuatan setan. Kehancuran
martabat seseorang karena dengan mudahnya mempertontonkan
auratnya kepada orang lain yang tidak berhak untuk melihat.
(4) Pakaian sutera yang halus dan tebal akan diberikan kepada
penghuni syurga, sementara orang-orang kafir pakaiannya
terbuat dari api neraka;
(5) Adanya siang dan malam merupakan pakaian manusia, malam
dipakai untuk istirahat, sedang­kan iang dipakai untuk berkarya,
bekerja dan melakukan aktivitas lainnya.

Kata libâs, labûs, tsiyâb dan sarâbîl yang tercantum dalam


berbagai ayat di atas mengandung banyak arti baik arti hakiki maupun
majazi atau kiasan;
(1) Istri sebagai pakaian suami, dan suami merupakan pakaian bagi
istrinya. Karenanya, istri/suami boleh memakai sesuka hatinya,
dengan tetap berpedoman etika dan cara memakainya. Dan
tat­kala pakaian itu akan dipakai tidak boleh menolak, kecuali
memiliki alasan yang kuat;
(2) Pakaian adalah untuk menutupi aurat, dan tatkala orang memakai
pakaian akan kelihatan in­dah lebih-lebih kalau bahan dan corak
warna pakaian disesuaikan dengan bentuk badan, warna Kulit
dan tempat;
(3) Memperlihatkan aurat merupakan perbuatan setan. Kehancuran
martabat seseorang karena de­ngan mudahnya mempertontonkan
auratnya kepada orang lain yang tidak berhak untuk melihat;
(4) Pakaian sutera yang halus dan tebal akan diberikan kepada
penghuni syurga, sementara orang-­ orang kafir pakaiannya
terbuat dari api neraka;
(5) Adanya siang dan malam merupakan pakaian manusia, malam
dipakai untuk istirahat, sedang­kan siang dipakai untuk berkarya,
bekerja dan melakukan aktivitas lainnya.

10 Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam


Fungsi Pakaian

QS. Al-A’râf ayat 26 yang tertera di atas menjelaskan tentang


fungsi pakaian, yaitu untuk menutup aurat dan sebagai perhiasan.
QS. Al-Nahl ayat 81 menjelaskan bahwa fungsi pakaian adalah
untuk perlindungan. Sedangkan QS. Al-Ahzâb ayat 59 menjelaskan
bahwa fungsi pakaian adalah sebagai identitas kemusliman atau
kemuslimahan seseorang. Dari tiga ayat itu, ada empat fungsi pakaian
yakni;
1. Untuk menutup aurat;
2. Sebagai perhiasan;
3. Untuk perlindungan; dan
4. Sebagai identitas.
Menutup Aurat. Aurat adalah perkataan Arab ‘awrah, yang oleh
Al-Tsa’libi dalam kitabnya yang berjudul Fiqh al-Lughah dijelaskan
bahwa ‘awrah hiya kullu ma yustahya min kasyfihi fa huwa ‘awrah
(segala sesuatu yang memalukan karena terbukanya, disebut aurat.
Sedangkan Ibrahim Anis dalam kitabnya AI-Mu’jam al-Wasith
mendefinisikan aurat adalah kullu ma yasturuhul insanu istinkafan
auwhayan (setiap yang ditutup manusia, karena benci melihatnya
atau karena malu terlihat). Maka segala sesuatu yang membuat orang
malu untuk membukanya di hadapan orang lain adalah aurat. Kalau
auratnya diperlihatkan kepada orang lain dengan sengaja, berarti yang
bersangkutan sudah tidak memiliki rasa malu, padahal “al-hayaau min
al-iman” (malu adalah bagian dari iman).
Adapun tentang bahan kain untuk menutupi aurat terserah
kepada wanita itu sendiri, hanya saja tidak boleh memakai bahan
yang tipis, sehingga lekuk-lekuk tubuhnya kelihatan dari luar. Hadis
dari Abi Hurairah menjelaskan tentang itu:
َّ ‫ صنْ َفان ِم ْن أَ ْهل‬.‫م‬.‫هلل ص‬
ْ‫انلار لَم‬ ُْ َُ َ َ َ َ َََُْ َ ْ َ
ِ ‫ قال رسول ا‬:‫عن أ ِب هريرة قال‬
ِ ِ ِ ِ

Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam 11


ٌ‫اس َون ِ َساء‬ َّ ‫ض ُب ْو َن ب َها‬
َ ‫انل‬ ْ َ َ َْ َََْ ٌ َ ْ ُ َ َ ٌ َْ َ ُ ََ
َ
ِ ِ ‫اب الق ِر ي‬ ِ ‫أرهما قوم معهم ِسياط كأذن‬
ْ ُ ْ َ ْ َ َّ ُ ُ ُ ُ ٌ َ َ ٌ َ ْ ُ ٌ َ َ ٌ َ َ
‫ت‬ ِ ‫الخ‬ ‫ت‬ِ ‫ك ِسيات ع ِريات م ِميالت مائِالت رؤسهن كأس ِنم‬
َ َ َ َّ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ ْ
َ ْ ‫ال َي ْد َن ر ْيَ َها َوإ َّن ر ْيَ َها َلُ ْو َج ُد ِم ْن َمس‬
‫ي ِة‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫المائِل ِة اليدخلن النة و‬
َ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ ُ َ َ َ ْ َّ َ َ ْ ُ َ َ َ َ َ َ
‫ وإِن ِريها لوجد ِمن م ِسي ِة خ ِس ِمائ ِة‬:‫كذا َوكذا َو ِف ِرواي ٍة أخرى‬
}‫َعمٍ {رواه مسلم‬
Dari Abi Hurairah, dia berkata: Rasulullah Saw. Bersabda: “Ada
dua golongan ahli neraka yang aku belum pernah melihatnya, yaitu:
suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang dipukulkan
ke manusia, dan perempuan-perernpuan yang berpakaian (Tetapi
hakikatnya) mereka itu telanjang , (jalannya) lenggak-lenggok, sanggul
mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga
dan tidak akan mencium baunya, padahal sesungguhnya bau surga itu
tercium dari jarak perjalanan (sejauh) sekian ... sekian...” Dan dalam
riwayat lain disebutkan: Dan sesungguhnya baunya tercium dari jarak
perjalanan (sejauh) lima ratus tahun.” (H.R. Muslim)
Sebagai Perhiasan. Fungsi yang kedua ini menunjukkan
begitu besar Islam memperhatikan keindahan. Keindahan atau
estetika merupakan salah satu fitrah manusia di antara fitrah-fitrah
lainnya. Setiap manusia senang kepada keindahan, hanya saja tidak
setiap manusia memiliki ketajaman dalam menikmati keindahan.
Begitu juga dalam hal berpakaian, ada yang hanya mememuhi fungsi
pertama saja. yakni yang penting menutupi aurat, tetapi ada juga
malahan ini yang lebih banyak bahwa berpakaian itu juga harus serasi
antara badan, warna kulit dan bahan pakaiannya, model serta dimana
dalam acara apakah pakaian itu dikenakan.
Maka pakaian yang dikenakan seseorang dapat menunjukkan
sejauh mana orang tersebut memahami keindahan. Inilah fungsi

12 Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam


estetika berpakaian. Sebagai pehiasan, seseorang bebas merancang
membuat bentuk atau mode serta warna pakaian yang dianggap
indah dan menarik menyenangkan, selama tidak melanggar batas-
batas yang telah ditentukan (dalam hal menutup aurat). Begitu
lengkap ajaran Islam sebagaimana dalam QS. Al-Maidah ayat 3,
dalam hal pakaian secara rinci dijelaskan sesuai dengan fitrah
manusia.
Al-Qur’an telah menetapkan aturan umum tentang berpakaian
dan berhias itu sebagai berikut:
ُْ ْ َ َّ ََْ َ َ ْ َ ُْ
‫الر ْز ِق قل‬ ِ
َّ ‫خ َر َج لعبَاده َو‬
ِّ ‫الطيِّبت ِم َن‬ ِِ ِِ ِ ‫قل من ح َّرم ِزينة ا‬
‫هلل ال ِت ا‬
ُ َ ُ َ َ َ َ َ ْ َّ ً َ َ َ ْ ُّ
‫ام ِة كذلِك نف ِّصل‬ َ ‫آمنُ ْوا ف‬َ ‫ه ل َّل ْي َن‬
‫الـحيو ِة ادلنيا خالِصة يوم ال ِقي‬ ِ ِ ِ َ ِ
َ َ ْ َّ َ
} 32 :‫اآليت ِلق ْومٍ يعل ُم ْون { االعراف‬ ِ
Katakanlah, “Siapakah yang (berani) mengharamkan perhiasan
Allah yang ia adakan untuk hamba-­hambaNya dan barang-barang
yang baik dari karuniaNya?” Katakanlah, “Ia itu untuk orang-orang
yang beriman dalam kehidupan dunia dan khusus (bagi mereka) pada
hari kiamat. Demikian Kami terangka perintah-perintah Kami bagi
orang-orang yang mengetahui.” (QS. Al-A’râf.-32).
Jelaslah bahwa dalam ayat ini mengandung ancaman bagi orang-
orang yang berani mengharamkan perhiasan yang telah disediakan
Allah untuk kehidupan kaum Mukmin dan dunia ini. Bahkan tatkala
hendak pergi ke masjid sekalipun dianjurkan untuk berhias diri
sebagain dalam firman Allah berikut ini:
ِّ ُ ْ ُ َ ُ ُ َ
} 31 :‫يبَ ِن آد َم خذ ْوا ِزيْنتَك ْم ِعن َد ك َم ْس ِج ٍد { االعراف‬
“Wahai putra-putri Adam, pakailah perhiasan kamu setiap kali pergi
ke masjid.” (QS. Al-A’râf.31).
َّ ُ ْ ُ َ َ َ ً َ َ ُ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ ُّ ُ َ ُ َّ َّ
‫ ِإن‬.‫م‬.‫هلل ص‬
ِ ‫يب أن يكون ثوبه ونعله حسنا قال رسول ا‬ ِ ‫ِإن الرجل‬
Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam 13
ْ ُ ْ َ ُ ْ ْ َ َ َ ْ ُّ ُ ٌ ْ َ َ
َّ ‫ال َ ِّق َو َغ ْم ُط‬
}‫اس {رواه مسلم‬
ِ ‫انل‬ ‫ ال ِكب بطر‬،‫يب المال‬ ِ ‫جيل‬ ِ ‫اهلل‬
Seseorang yang senang pakaiannya indah dan alas kakinya indah
(apakah keangkuhan?) “Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya
Allah indah, senang kepada keindahan, keangkuhan adalah menolak
kebenaran dan menghina orang lain”. (H.R. Muslim).
Untuk Perlindungan. Pakaian juga berfungsi untuk melindungi
kulit dari sengatan matahari, dinginnya cuaca, sehingga suhu badan
akan tetap terjaga. Maka pakaian dapat menjaga kesehatan manusia,
tidak mudah terkena penyakit kulit, iritasi kulit, terjangkitnya virus
dan lain sebagainya. Bahkan dalam peperangan sekalipun, pakaian
memiliki fungsi yang sangat penting. Al-Qur’an menjelaskan dalam
firmanNya:
ُ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ َ َ َّ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ َ َ َ
ْ‫كم‬ ‫ابيل ت ِقيكم بأس‬ ِ ‫ابيل ت ِقيكم الر وس‬ ِ ‫وجعل لكم س‬
َ ُ ُ َّ َ ُ َ ُ ْ َ َ
‫كذلِك يُ ِت ُّم نِع َمتَه َعليْك ْم ل َعلك ْم ت ْس ِل ُم ْون‬
“Dan Ia (Allah) menjadikan untuk kamu pakaian yang menjaga kamu
dari panas dan pakaian yang memelihara kamu waktu peperangan
kamu. Demikianlah la sempurnakan nikmatNya bagimu supaya kamu
berserah diri.” (QS. Al-Nahl:81).
Dengan demikian fungsi pakaian yang ketiga adalah untuk
memenuhi syarat keseha kenyamanan, dan keamanan, seperti
melindungi badan dari gangguan luar (baik terik matahari)! udara
dingin, gigitan serangga, dan sebagainya); dan untuk menyelamatkan
diri dari serangan musuh yang mengancam (dengan menggunakan
baju besi di zaman bahari atau mengguna pakaian antariksa di zaman
kiwari). Dengan kata lain, pakaian berfungsi sebagai (pelindung),
gangguan luar. Sebagai pelindung tubuh dari sengatan matahari,
pakaian melindungi kulit kita yang mungkin akan berbahaya bila
terkena sinar matahari secara langsung, dan menjaga agar temperatur
tubuh terpelihara dari udara dingin di luar tubuh.

14 Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam


Sebagai Identitas. Berdasarkan QS. Al-Ahzâb ayat 59 dijelaskan
bahwa Nabi diperintah oleh Allah untuk mengatakan kepada istri-
istrinya, anak perempuannya dan wanita-wanita mukmin untuk
memakai jilbab keseluruh tubuhnya supaya mudah mengenalinya,
lebih indah dan tidak dilecehkan oleh orang lain. Untuk membedakan
wanita muslimah dan non muslim adalah pakaian yang dikenakan.
Kalau wanita mukmin, mereka akan mengenakan pakaian muslimah,
baik di kampus, sekolah, kantor, rumah, di pasar atau di tempat-tempat
rekreasi dan di mana saja mereka berada. Dan pakaian muslimah
ini bukan pakaian dinas yang hanya dipakai tatkala bersekolah, ke
kantor, ke kampus dan pengajian serta beribadah haji, tetapi pakaian
yang harus dipakai kapan; dan dimana pun juga.
Jenis bahan, model dan pilihan warna untuk pakaian laki-laki dan
perempuan muslim sangat berbeda. Tetapi Islam tidak memberikan
aturan dan uraian yang terperinci tentang keduanya. Islam hanya
memberikan batasan minimal yang tidak boleh dilanggar baik oleh
laki-laki maupun perempuan ketika berpakaian. Bagi laki-laki, batasan
minimal untuk menutup badannya adalah antara pusar dan lutut. Di
luar batas itu, dia boleh memilih pakaian yang sesuai dengan keadaan
kemampuannya sendiri, asalkan tetap memperhatikan norma-norma
moralitas umum. Rasul Saw. telah menetapkan batasan aurat laki-laki
sebagaimana diriwayatkan dalam hadis-hadis berikut ini:
َُْ َ َّ ‫الر ُج ُل إ َل َع ْو َر ِة‬
‫الر ُج ِل َوال تنظ ُر‬
َ
َّ ‫ال َينْ ُظ ُر‬ .‫م‬.‫هلل ص‬
ُْ َُ َ َ
ِ ‫قال رسول ا‬
ِ
َ ْ َ َُ ْ
}‫{رواه مسلم وأمحد وأبوداود والرتمذى‬ ‫ال َم ْرأة ِإل َع ْو َر ِة ال َم ْرأ ِة‬
Rasulullah Saw. Bersabda: Hendaklah orang laki-laki tidak melihat
aurat lelaki lain, dan janganlah orang perempuan melihat aurat
perempuan lainnya”. (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud dan
Tirmidzi).

Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam 15


Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak dihalalkan bagi laki-laki membuka
bagian badan yang ini antara pusar sampai lutut kecuali di hadapan
istrinya” (HR. Daraquthni dan Baihaqi).
ُ ُ َ ُ َ ْ َ ْ ُ َ َ َّ َ َ ‫اتل‬ ُ َّ ُْ َُ َ َ
‫ارقك ْم‬
ِ ‫ف‬ ‫ي‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫م‬‫ك‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫ف‬
ِ ِ ‫ى‬‫ر‬‫ع‬ َّ ‫اك ْم َو‬ ‫ي‬ ‫إ‬
ِ .‫م‬.‫ص‬ ‫هلل‬
ِ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫قال رسو‬
َْ َ ُ ُ َّ ُْ َْ َ َ ْ ْ َّ
}‫ي يف ِض الرجل ِإل أه ِل ِه {رواه الرتمذى‬ ‫ِإال ِعن َد الغائِ ِط و ِح‬
“Hindarilah telanjang , karena ada (malaikat) yang selalu bersama
kamu, yang tidak pernah berpisah denganmu kecuali ketika ke kamar
belakang (WC) dan ketika seseorang berhubungan seks dengan
istrinya.” (H.R. Tirmidzi).
Dari dalil di atas dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya aurat
laki-laki itu adalah antara pusar sampai lutut.
Hadis dari Ibnu Mas’ud yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani
menjelaskan bahwa wanita itu seluruhnya aurat.
ٌ َُ َْ ُْ َُ َ َ ُْ ْ َ ْ ْ َ
}‫ ال َم ْرأة َع ْو َرة {رواه الطرباىن‬.‫م‬.‫هلل ص‬
ِ ‫عن ِاب ُن مسعو ٍد قال رسول ا‬
“Dari Ibnu Mas’ud r.a. Rasulullall Saw bersabda: Wanita itu seluruhnya
aurat.” (H.R. Thabrani).
Berpijak dari hadis di atas lantas muncul pertanyaan, kenapa
seluruh badan wanita itu dikatakan aurat? Perempuan dalam
pandangan Islam adalah insan yang memiliki kedudukan spesifik
bandingkan dengan kaum pria. Seluruh tubuh perempuan kecuali
muka dan telapak tangan sampai pergelangan adalah aurat.
Dalam Qur’an Surat Al-Nuur ayat: 3l Allah berfirman:
ْ َ َّ َ ْ َُ
.}31 :‫{انلور‬...‫َواليبْ ِدي َن ِزيْنتَ ُه َّن ِإال َما ظ َه َر ِمن َها‬
Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang
tampak darinya...”(QS. Al-Nuur: 31).

16 Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam


ْ ُ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َّ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ
‫ أن أسماء بِنت أ ِب بك ٍر دخلت ع رسو ِل اهلل‬:‫عن عئِشة قالت‬
َ َ َ ُْ ُ َ َْ َ َ َ ْ ََ ٌ َ ٌ َ ََْ َ َ
:‫ َوقال ل َها‬.‫م‬.‫هلل ص‬ ِ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ وعليها ِثياب ِرقاق فأعرض عنها رسو‬.‫م‬.‫ص‬
َ َّ ْ َْ ُ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َّ َ َ ْ َ َ
‫ت ال َم ِحيْض ل ْم يَصل ْح أن يُ َرى ِمن َها ِإال هذا‬ ِ ‫ياأسماء ِإن المرأة ِإذا بلغ‬
ْ َّ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ
}‫ وأشار ِإل وج ِه ِه وكفي ِه {رواه أبوداود‬،‫وهذا‬
Dari Aisyiyah r.a. dia berkata: Bahwa Asma’ binti Abu Bakar masuk
ke ruang Rasulullah Sam. sementara pakaian yang dikenakan tipis,
maka Rasulullah Saw. berpaling darinya seraya bersabda kepadanya:
Hai Asma’, Sesungguhnya seorang perempuan apabila telah cukup
urnur (sudah sampai datang bulan), tidak pantas terlihat tubuhnya
kecuali ini dan ini, seraya beliau menunjuk kepada muka dan telapak
tangannya.” (H.R. Abu Daud).
Ayat dan hadis di atas menunjukkan bahwa seluruh tubuh
perempuan itu adalah aurat, kecuali yang biasa kelihatan atau yang biasa
tampak daripadanya (illa ma zhahara minha). Yang biasa tampak itu
adalah muka dan telapak tangannya (wajhihi wa kaffaihi).

Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam 17


Adab Berpakaian

1. Membaca doa
Ketika akan mengenakan pakaian terlebih dahulu kita membaca
basmalah, yakni mengucapk Bismillahirrah-manirrahim, dan
membaca doa:
ْ ‫هذا (اثلَ ْو ُب) َو َر َزقَنيْه م ْن َغ‬
َ َ َّ ْ َ
ُ ‫ل َ ْم‬
‫ي َح ْو ٍل ِم ِّن‬
ِ ِ ِ ِ ‫ان‬
ِ
َ
‫س‬ ‫ك‬ ‫ى‬ ‫ال‬
ِ ِ ‫هلل‬ ‫د‬ ‫ا‬
َُ
‫َوالق َّو ٍة‬
“(Segala puji bagi Allah yang telah memberi pakaian dan rezeki
kepadaku tanpa jerih payah dan kekuatan dariku), maka akan
diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang”.

2. Mulailah dengan anggota kanan


Kenakanlah pakaian dengan memulai dari anggota tubuh yang
sebelah kanan. Nabi Muhammad Saw. Bersabda:
ْ َ َْْ َ ْ ُ ُ َ َ َ ََْ َ َ َ َ ْ ُ َ َّ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ
‫ إِذا انتعل أحدكم فليبدأ‬:‫ قال‬.‫م‬.‫هلل ص‬ ِ ‫عن أ ِب هريرة أن رسول ا‬
ُ ُْ َ َ ْ ُ ْ َ َ ِّ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ
‫ال فلتَك ْن الُ ْم َن أ َّول ُه َما تن َعل‬
ِ ‫ي وإِذا نزع فليبدأ بِالشم‬ ِ ‫بِال ِم‬
ُ َ ُْ َ ُ ُ َ
}‫ـزع {رواه الرتمذى‬ ‫آخرهما تن‬ ِ ‫و‬
“Apabila seseorang dari kamu memakai sepatu (kasut), hendaklah ia
memulai dari (kaki) kanan, dan apabila ia melepaskannya hendaklah
ia memulai dari (kaki) kiri, yakni hendaklah yang kanan itu pertama
dipakaikan dan (paling) akhir dilepaskan” (HR. Bukhari dan Muslim
dari Ali r.a.).

18 Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam


3. Jangan berlebih-lebihan
Berlebih lebihan (israf) termasuk perbuatan akhlak yang tercela,
begitu juga dalam hal berpakaian, memakai perhiasan, memakai
celak dan lain sebagainya:

‫اف‬
ٍ ‫س‬َ ْ ‫يإ‬َ ْ ‫اش ُب ْوا َوالْبَ ُس ْوا َوتَ َص َّد قُ ْوا ف َغ‬
َ ْ ‫ ُكُ ْوا َو‬.‫م‬.‫ب ص‬
ُّ َّ ‫قَ َال‬
‫انل‬
ِ ِ ِ
َ ََ َ
}‫ميْل ٍة {رواه ابلخارى‬ ِ ‫وال‬
“Rasulullah Saw. bersabda: Makan dan minumlah serta berpakaianlah,
dan bersedekahlah dengan tidak boros atau berlebih lebihan” (HR.
Bukhari).

4. Tidak boleh sombong


Berpakaian disertai dengan sikap sombong atau takabur, dilarang
oleh agama Islam, karena termasuk perbuatan yang tercela.
َ َ َ
ُ ‫ال َينْ ُظ ُر‬ َ ْ ُ َ َّ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ َ َ ُ ْ َ
‫اهلل‬ :‫ قال‬.‫م‬.‫هلل ص‬
ِ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ع ِن اب ِن عمر ر ِض اهلل عنهما أن رسو‬
َ ُ ُ َ َ
}‫ِإل َم ْن َج َّر ث ْو َبه خيَال َء {رواه ابلخارى ومسلم‬
“Dari Ibnu ‘ Umar r.a. Sesungguhnya Rasulullah Saw. Bersabda: Allah
tidak akan melihat kepada orang yang melabuhkan kainnya karena
sombong.” (HR. Bukllari dan Muslim ).

5. Jangan berdandan ala dandanan jahiliyah


Dalam berdandan, perempuan Muslim dilarang meniru
dandanan perempuan jahiliah yang selalu membuka dada dan
penutup kepala, membuka betis atau mengenakan busana ketat yang
membentuk tubuh. Allah Swt. Berfirman:
َ ْ ُ ْ َّ َ ْ َ ُّ َ َ َ ْ َّ َ َ َ َ
}33 :‫وال تبجن تـبـرج الا ِه ِلي ِة األول {االحزاب‬

Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam 19


“Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang
jahiliah yang dahulu.” (QS. Al-Ahzâb: 33).
Perempuan jahiliah juga sering mentato atau mencacah
wajahnya dengan bintik hitam seperti tahi lalat agar kelihatan lebih
cantik dan menarik, padahal mentato, mencacah kulit atau mengukir
kulit dengan gambar atau tulisan tertentu termasuk perhiasan yang
dilarang, dan Rasulullah Saw. Bersabda, “Allah melaknat perempuan
yang mencacah dan yang minta dicacah (HR. Bukhari dari Abu
Hurairah).
Selain itu, seorang muslimah juga tidak dibenarkan mencukur
alis, rambut dahi, atau mengikir giginya. Marilah kita perhatikan
hadis berikut ini yang artinya: “Aku pernah mendengar Rasulullah
melarang perernpuan mencabut bulu dahinya dan perempuan yang
mengukir giginya “(HR. Ahmad).

6. Jangan menyerupai pakaian laki-laki atau menyerupai pakaian


perempuan
Rasulullah Saw. melaknat laki-laki yang berpakaian seperti
pakaian perempuan, dan perempuan yang memakai pakaian yang
menyerupai pakaian laki-laki.
ُ‫الر ُج َل يَلْبَس‬ ُ ‫ لَ َع َن‬:‫ قَ َال‬.‫م‬.‫َع ْن أَب ُه َريْ َر َة أَ َّن َر ُس ْو َل اهلل ص‬
َّ ‫اهلل‬ ِ ِ
ْ َ ْ َ ْ
َّ ‫لُبْ َس َة ال َم ْرأ ِة َوال َم ْرأة تلبَ ُس لب َسة‬
َ ْ ُ َ َ
}‫الر ُج ِل {رواه ابوداود و احلاكم‬
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Saw. mengutuk laki-laki
yang memakai pakaian perempuan, dan perempuan yang mengenakan
pakaian laki-laki.” (HR. Abu Dawud dan Hakim).
Dalam hadis yang lain dijelaskan “Rasulullah Saw. bersabda,
“Allah Swt. melaknat laki-laki yang memakai pakaian yang menyerupai
(pakaian) perempuan, dan perempuan yang menyerupai (pakaian)
laki-laki (HR. Tirmidzi).

20 Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam


7. Jangan menyerupai pakaian pendeta
Ajaran Islam melarang umatnya untuk meniru dan meneladani
kebiasaan-kebiasaan golongan lain, termasuk juga dalam soal
berpakaian. Rasulullah Saw. bersabda, “Hendaklah kamu menjauhkan
dirimu dari memakai pakaian pendeta-pendeta, karena barangsiapa
berpakain seperti itu, tidak termasuk gologanku” (HR. Thabrani).

Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam 21


Prinsip Mode Busana Muslimah

Islam tidaklah secara rinci memberikan aturan tentang mode


pakaian muslim maupun muslimah, karena persoalan mode adalah
persoalan yang terus berkembang, dan manusia sendiri justru yang
lebih tahu. Sabda Rasulullah: “antum a’lamu bi umuuri dunyaakum”
(kamu sekalian lebih mengetahui urusan dunia kamu sekalian).
Manusia diberi kebebasan untuk berkreasi, melakukan inovasi-
inovasi dalam hal berpakaian. Dan Islam merupakan agama inklusif,
sehingga dalam berpakaian pun harus bersifat inklusif, maksudnya
adalah boleh mengikuti perkembangan mode selagi tidak
bertentangan dengan norma-norma hukum Islam. Pilihan bahan
kain, warna, corak dan lain sebagainya dipersilahkan memilih sendiri.
Maka kita harus bisa memilih bentuk. mode yang sesuai dengan
prinsip Islam, namun memiliki nilai estetika (keindahan) yang
tinggi. Masalah mode pakaian tidak termasuk urusan ta’abbudi dan
tauqifi, tetapi termasuk dalam masalah muamalat yang dikendalikan
oleh maksud-maksud syariat. Maka apa pun modelnya selagi sesuai
dengan syariat Islam, dapat diterima. Justru mode busana muslimah
jangan terkesan kuno dan konservatif seolah-olah tidak ada kreasi
sama sekali, di sinilah umat Islam, terutama para desainer dituntut
untuk menunjukkan kemampuan intelektual, keterampilan, dan
keahliannya di bidang busana, supaya pakaian muslimah senantiasa
enak disandang dan nyaman dipandang, sehingga kita berkenan
memakainya dengan penuh keimanan dan ketakwaan.
Di bawah ini akan kita sebutkan beberapa kriteria yang dapat
dijadikan standar mode busana muslimah:
a. Bagian tubuh yang boleh kelihatan hanya wajah dan telapak
tangan (sampai pergelangan maka batasan (bajunya) harus
melewati pantat menjulur ke bawah.
b. Kain yang dijadikan bahan busana tidak tipis atau transparan
(tembus pandang), karena akan kelihatan lekuk-lekuk tubuhnya.

22 Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam


c. Tidak ketat, karena model yang ketat akan menampakkan bentuk
tubuh terutama payudara, pinggang, dan pinggul maka buatlah
busana yang longgar agar lebih sehat, dan memberi keleluasaan
bagi otot untuk bergerak.
d. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
e. Pilihlah warna yang tidak mengundang perhatian orang lain,
sebab akan dapat menimbulkan rasa angkuh dan sombong bagi
si pemakai.
f. Janganlah berbuat dzalim, yakni memakai busana yang bukan
pada tempatnya.
Secara fitrah manusia haruslah berbusana, berpakaian yang rapi,
indah dan sehat. Kreasi terhadap bentuk atau model pakaian adalah
menjadi hak manusia itu sendiri. Dengan kreativitas yang tinggi
akan dapat menunjukkan keunggulan Islam dalam memperhatikan
keindahan dalam berpakaian. Islam hanya menjelaskan kepada
Umatnya untuk berpakaian yang sesuai dengan prinsip-prinsip
umumnya yaitu: tidak memperlihatkan auratnya baik laki-laki
maupun wanita.
Dengan berpakaian yang sesuai syariat Islam, berarti seseorang
telah menempatkan ajaran Islam secara keseluruhan dalam hidupnya.
Karena pada dasarnya Islam adalah pedoman dan pegangan dalam
hidup dan kehidupan. Semua itu diatur, dan ditata untuk kepentingan
manusia itu sendiri.

Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam 23


BERJILBAB
TANDA MUSLIMAH SEJATI

ANDA INGIN TAMPIL ANGGUN???


PAKAILAH BUSANA MUSLIMAH

PAMER AURAT, NO
BERJILBAB, YES

CIPTAKAN KAMPUS ISLAMI


BERJILBAB, BERAKHLAK KARIMAH

BUSANA MUSLIMAH
IMAN LANDASAN, CINTA ALLAH TUJUAN

24 Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam


Daftar Pustaka

Al-Qur’an dan Terjemahnya. 1995. Jakarta: Departemen Agama RI.


Abdurrahman Ahmad. 1998. Fadhilah Wanita Shalihah. Cirebon:
Pustaka Nabawi.
Abdul Halim Mahmud Abu Syuqqah. 1995. Busana dan Perhiasan
Wanita Menurut AI-Qur’an dan Hadits. Bandung: Al-Bayan.
Husein Shahab. 1986. Jilbab Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Bandung: Mizan.
Ibrahim Anis. 1960. Al-Mu’jam Al-Wasith. Mesir: Mathba’ah Mishr
Syarikah Musahamah.
Imaduddin Ismail ibn amr ibn Katsir Al-Quraisy. [t.th]. Tafsir Al-Qur’an
AI’Adzim. Mesir: Dar Ihya Al-Kutubi Al’Arabiyah.
Kitab Shahih Bukhari
Kitab Shahih Muslim
hammad ibn Muhammad Al-Khazin. 1983. Lubab AI-Ta’wil fi Ma’ani
al-Tanzil. Beirut: Dar Al­-Fiqri.
Nina Surtiretna et.al. 1993. Anggun Berjilbab. Bandung: Mizan.
M. Quraish Shihab.1998. Wawasan AI-Qur’an-Tafsir Maudhui atas
Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan.

Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam 25


ISLAM AGAMAKU
MUHAMMADIYAH GERAKANKU
JILBAB PAKAINKU

CIVITAS AKADEMIKA
TAAT HUKUM, TAAT AGAMA
JILBAB JAWABANNYA

ANDA DOSEN, KARYAWATI,


MAHASISWA UMS ?
MANA JILBABMU??

BUSANA MUSLIMAH
CITA-CITAKU SEJAK DULU

26 Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam

Anda mungkin juga menyukai