Anda di halaman 1dari 12

Hewan Ruminansia

     Hewan ruminansia adalah hewan herbivora yang mencerna makanannya dengan dua langkah,
pertama dengan menelan bahan makanan mentah, kemudian mengeluarkan makanan yang sudah
setengah dicerna dari perutnya dan mengunyahnya lagi. Lambung hewan ruminansia tidak hanya
memiliki satu ruang (monogastrik) tetapi memiliki lebih dari satu ruang (poligastrik). Pada
ruminansia dewasa, rumen adalah bagian lambung yang paling besar.
    Di antara lambung-lambung tersebut lambung sejatinya adalah abomasum, dimana dalam
abomasum terjadi proses pencernaan sebagaimana lambung monogastrik lain, karena abomasum
menghasilkan cairan lambung (gastric juice). Saat lahir abomasum bayi ruminansia berukuran
70% dari keseluruhan lambung majemuknya, sangat kontras dengan kondisi saat dewasa dimana
abomasum hanya 8% dari total volume lambung majemuknya.

Contoh hewan ruminansia ialah kerbau, domba, kambing, sapi, kuda, jerapah, kancil, rusa dan
lain – lain.

 Proses Pencenaan Hewan Ruminansia


      Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas mulut,
faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian, struktur alat pencernaan kadang-kadang
berbeda antara hewan yang satu dengan hewan yang lain. Lambung ruminansia terdiri atas 4
bagian, yaitu rumen, reticulum, omasum, dan abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai
dengan umur dan makanan alamiahnya.

Sapi, misalnya, mempunyai susunan gigi sebagai berikut:


3 3 0 0 0 0 0 0 Rahang atas
M P C I I C P M Jenis gigi
3 3 0 4 4 0 3 3 Rahang bawah
I = insisivus = gigi seri
C = kaninus = gigi taring
P = premolar = geraham depan
M = molar = geraham belakang

Berdasarkan susunan gigi di atas, terlihat bahwa sapi tidak mempunyai gigi seri bagian atas dan
gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan manusia sesuai
dengan fungsinya untuk mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun sinding sel tumbuhan
yang terdiri atas 50% selulosa.
        Proses pencernaan hewan ruminansia dimulai dari makanan yang ditelan akan masuk rumen
yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi
fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu.
Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk
menjadi gumpalan – gumpalan yang masih kasar. Kemudian gumpalan – gumpalan tersebut akan
dimuntahkan kembali ke mulut untuk dikunyah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan
kembali yang akan masuk ke retikulum kemudian diteruskan ke ornasum. Pada omasum terdapat
kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur. Makanan tersebut akan diteruskan ke
abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan secara
kimiawi oleh enzim
       Selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan protozoa akan merombak selulosa menjadi asam
lemak. Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah,
akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi
hewan pemamah biak. Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan asam amino esensial
seperti pada manusia. Asam lemak serta protein inilah yang menjadi bahan baku pembentukkan
susu pada sapi.
       Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum karnivora.
Hal ini disebabkankarena makanan herbivore bervolume besar dan proses pencernaannya berat,
sedangkan pada karnivora volume makanannya kecil dan percernaan berlangsung dengan cepat.
      Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 4 meter. Hal ini dipengaruhi
oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa) enzim selulase yang dihasilkan
oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga
dapat menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energy
alternatif.
Inilah alasan mengapa hanya dengan memakan rumput, sapi dapat menghasilkan susu yang
bermanfaat bagi manusia.

A. Fisiologi
1. Karnivora

 Mulut

 Oesophagus

 Ventrikulus

Fungsi dari ventriculus carnivora sama seperti hewan monogastrik yang lain, hanya perbedaanya,
dalam mencerna secara mekanik dan kimiawi di dalam ventriculus, pada ventriculus carnivora
tidak menggunakan bakteri mikroba karena makanannya berupa daging, dan ventriculusnya lebih
asam bila dibanding dengan ventriculus hewan yang lain.

 Intestinum tenue

 Caecum

 Intestinum crassum

 Anus

2. Herbivora
• Ruminansia

 Cavum Oris
- Tempat pertama kali proses pencernaan berlangsung
- Organ pengambilan pakan (prehensile pakan)
- Terjadi proses mastikasi, salvias, deglutisi
- Ruminansia melakukan ruminasi:
Regurgitasi :dari lumen kembali ke mulut
Reinsalivasi : pemberian saliva
Remastikasi : pengunyahan kembali
Redeglutisi :penelanan kembali

 Oesophagus

- Tempat lewatnya makanan dari mulut ke perut


- Terdapat membrana mukosa

 Rumen, Retikulum, Omasum, Abomasum

Proses pengambilan makanan (Prehensi) dilakukan oleh lingua, di dalam cavum oris terjadi
mastikasi dan insalivasi sehingga makanan menjadi agak lemas. Makanan ditelan masuk ke
dalam rumen disebut deglutasi. Pada waktu makanan masuk ke dalam rumen, sebagian gas yang
berada di dalamnya akan terdorong keluar dinamakan eruktasi. Di dalam rumen, makanan terjadi
proses fermentasi yaitu pemecahan selulosa dinding sel-sel tanaman, selain pencernaan
karbohidrat juga terjadi pencernaan protein, lipid, mineral, serta pencernaan sintesis vitamin.
Retikulo rumen mengandung cairan yang 85% terdiri dari air sehingga memungkinkan makanan
halus berada dalam suspense sedangkan makanan yang masih agak padat dan kasar mengapung
di bagian atas (Mukhtar, 2006).

Isi retikulo rumen dicampur aduk oleh gerakan kontraksi otot, karena gerakan ini pula makanan
yang kasar dan padat akan dikembalikan ke rongga mulut. Peristiwa pengembalian ingesta ke
rongga mulut ini dinamakan regurgitasi. Di dalam rongga mulut, makanan mengalami
pengunyahan ulang (remastikasi) dan pencampuran ulang dengan saliva (reinsalivasi).
Remastikasi ini berlangsung selama 40-50 kali dan kemudian dilakukan penelanan kembali
(redeglutasi) langsung masuk ke omasum dan melanjutkan ke abomasum.
Proses yang terjadi sejak regurgitasi sampai dengan redeglutasi dinamakan ruminasi (Mukhtar,
2006).
Di dalam abomasum, ingesta selanjutnya dicampur dengan dan dihancurkan oleh getah lambung
yang mengandung HCL. Selama di dalam abomasum, ingesta bereaksi asam dan akan berubah
menjadi alkalis ketika berada di dalam intestinum (Mukhtar, 2006).
i. rumen
kantong penampungan pertama pakan setelah pakan dikunyah dan ditelan.

ii. Reticulum
Merupakan daerah pengaturan aliran dari oesophagus dan rumen ke abomasum.
iii. Omasum
Untuk menyaring partikel pakan menjadi lebih kecil.
iv. Abomasum
Berfungsi dalam pemecahan zat-zat gizi.
 Intestinum tenue terdiri dari: Duodenum, Jejunum, Ileum

 Intestinum Crassum terdiri dari: Secum, Kolon dan Rectum

 Anus

• Non Ruminansia

 rongga mulut

Mulut adalah alat pengambil dan tempat mengunyah makanan terdiri bibir dan lidah
(Sihombing).
Terjadi pengunyahan (mastikasi) memecahkan partikel makanan besar dan mencampur makanan
dengan sekret kelenjar liur. Pembasahan dan homogenisasi ini membantu proses menelan dan
pencernaan selanjutnya. Partikel makanan besar dapat dicerna, namun menyebabkan kontraksi
otot esofagus yang terasa kuat dan sering menyakitkan. Partikel yang kecil cenderung menyebar
apabila tidak ada air liur dan juga menyebabkan proses menelan sulit karena partikel-partikel
tersebut tidak membentuk bolus (Ganong. 2008).

Ke dalam mulut bermuara tiga kelenjar ludah yaitu: parotis, sublingualis dan madibularis dan
submandibularis. Air ludah selain membasahi makanan juga melancarkan pengunyahandan
penelanan makanan dan disamping itu juga melarutkan sebagian makanan yang merangsang
indera perasa makanan. Di dalam air ludah terdapat enzim amilase dan juga bikarbonat
(Sihombing)
Saliva kuda tidak mengandung amylase. Komposisi saliva dari kelenjar parotis kuda serupa
dengan komposisi dari ternak-ternak berlambung satu lainnya.

Air liur (saliva) terutama dibuat oleh 3 pasang kelenjar saliva, yaitu
1) Kelenjar parotis
2) Kelenjar mandibularis
3) Kelenjar sublingualis

Fungsi saliva antara lain:


1) Sebagai pelicin dalam mengunyah dan menelan bahan makanan. Mucin adalah perekat yang
baik untuk pembuatan bolus dari bahan makanan yang siap akan ditelan.
2) Komponen bahan makanan yang dapat larut dalam air akan larut dalam saliva, dan lebih
mudah merata bila bersentuhan dengan bungkul-bungkul perasa pada lidah untuk menikmati dan
membedakan rasa.
3) Pelindung mukosa mulut dengan membasahinya terus-menerus
4) Dapat mengencerkan beberapa zat yang bersifat racun
5) Mengatur temperatur dalam rongga mulut dengan mensuplai air yang mudah menguap dalam
rongga mulut, terutama dalam kondisi udara yang panas lagi kering (Parakkasi. 2006)

Lidah merupakan pelengkap alat pencernaan yang secara mekanis ataupun melalui alat pengecap
yang ada pada lidah, menolong proses pemasukan makanan melalui mulut. Secara mekanis, lidah
terutama menolong pengunyahan makanan dalam rongga mulut dengan memindah-
mindahkan/mengaduk bahan makanan yang dikunyah (Parakkasi. 2006)

 Farings

Farings adalah penyambung rongga mulut dan esofagus (Parakkasi. 2006).

 Oesophagus

Esofagus berfungsi sebagai jalan makanan menuju perut besar atau lambung (Sihombing).
Panjang esophagus berkisar antara 125-150 cm.

 Ventrikulus

Lambung terutama berfungsi sebagai tempat untuk penumpukan dan menyimpan makanan
(Sihombing).
Fungsi dari ventriculus itu sendiri sama dengan ventriculus hewan monogastrik yang lain, hanya
saja perbedaanya yaitu pada ventriculus hewan monogastrik herbivora terdapat sedikit mikroba,
pencernaan dengan menggunakan bakteri mikroba terbesar dilakukan di sekum.

 Intestinum tenue terdiri dari: Duodenum, Jejunum, Ileum

Dalam usus halus inilah terjadi pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan. Usus halus terdiri
dari duodenum, jejunum, dan ilium. Sepanjang corong usus halus terdapat penjulangan-
penjulangan seperti mikrovilli atau brush-border, yakni tempat berlangsung penyerapan
makanan. Di dalam rongga perut, usus halus digantung ke dinding perut oleh mesentrium
(Sihombing).

 Intestinum Crassum terdiri dari: Secum, Kolon dan Rectum

Usus besar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kolon, sekum dan rectum (Sihombing).
g. Anus

B. Biokimia
1. Karnivora
Pada ventriculus carnivora pada lambung menghasilkan enzim berupa pepsin untuk mengubah
protein menjadi pepton, lipase untuk mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, dan
rennin. Terdapat juga HCL, ventriculus carnivora bila dibandingkan dengan ventriculus hewan
yang lain lebih asam karena makanannya berupa daging dan tidak terdapat bakteri mikroba.

2. Herbivora
• Ruminansia
Pada hewan ruminansia pencernaan secara kimiawi juga terdapat pada ventriculus, rumen dan
reticulum mencerna makanan secara fermentasi, omasum dengan mekanik dan abomasums
mencerna secara enzimatik.
Kelenjar-kelenjar lambung meliputi kelenjar kardiaka, kelenjar fundika, dan kelenjar pilorika.
Kelenjar kardiaka menghasilkan mukus. Kelenjar fundika mengandung 3 jenis sel yaitu sel
prinsipal korpus (mengandung granula zymogen yang merupakan prekursor enzim-enzim
lambung), sel prinsipal kollum (yaitu sel-sel mukosa yang menyerupai sel-sel kelenjar kardiaka
dan pilorika), sel parietal (menghasilkan HCl). Kelenjar pilorika terutama menghasilkan mukus
dan sejumlah kecil enzim proteolitik.
Getah lambung mengandung enzim-enzim pepsin, renin, lipase dan HCl. Pepsin mulai
menghidrolisis protein di dalam lambung pada pH yang asam. pH optimal berkisar antara 1,3
sampai 5 tergantung jenis protein. Digesti protein disempurnakan di dalam intestinum. Rennin
adalah enzim ruminansia muda yang dapat menyebabkan air susu menjadi kental oleh adanya ion
kalsium. Prespitat yang terbentuk demikian inidapat tinggal lama di dalam lambung. Lipase
dapat menghidrolisis lemak yang telah di emulsikan seperti lemak air susu. Kebanyakan digesti
lemak terjadi di intestinum tenue. Karnivora mempunyai paling banyak lipase sedangkan
herbivora jauh lebih sedikit. Asam klorida ditemukan pada semua hewan. HCl mengaktifkan
pepsin dan renin yang membantu pepsin dalam pencernaan protein. HCl merupakan faktor
terpenting yang dapat menurunkan pH isi lambung.
• Non Ruminansia
Aktivitas mikroorganisme terbatas di dalam lambung, hal ini disebabkan populasi bakteri rendah
dan waktu tinggal relative singkat yaitu sekitar 30 menit. Hasil fermentasi pada kuda berupa
asam laktat dan bukan asam-asamlemak terbang (VFA) pada ruminant. Ph lambung pada kuda
diukur segera setelah mati berkisar 1,6-6,0 sedangkan babi 4,2-5,1. Fermentasi terjadi di daerah
lambung yang tidak mempunyai sekresi yang meliputi 1/3 bagian permukaan lambung
(saccuscaecus) (Parakkasi, 2006).

aktivitas mikroorganisme akan sangat terbatas di dalam lambung. Hal ini disebabkan karena
populasi bakteri rendah dan waktu tinggal dari makanan hanya sebentar sekitar 30 menit. Hasil
fermentasi di dalam lambung adalah asam laktat. Ph lambung kuda yakni 1,6 – 6,0. Fermentasi
dapat terjadi di daerah saccuscaecus, yakni bagian yang tidak mempunyai sekresi, yang meliputi
1/3 bagian permukaan lambung.

Berikut adalah beberapa tipe mulut serangga :

1. Tipe mulut menggigit mengunyah

Terdiri dari sepasang bibir, organ penggiling untuk menyobek dan menghancur serta organ tipis
sebagai penyobek. Makanan disobek kemudian dikunyah lalu ditelan. Serta struktural alat makan
jenis ini terdiri dari :

1. Labrum, fungsinya untuk memasukkan makanan ke dalam rongga mulut.


2. Efifaring, fungsinya sebagai pengecap.
3. Mandibel, fungsinya untuk mengunyah, memotong dan melunakkan makanan
4. Maksila, alat bantu untuk mengambil makanan.
5. Labium, fungsinya untuk menutup/membuka mulut.

Gejala serangannya , ditemukan bagian tanaman yang hilang, oleh sebab dimakan, digerek atau
digorok.

Contoh : ordo ortoptera, yaitu belalang.

 2. Tipe mulut meraut dan menghisap

Menyerang jaringan dan mengakibatkan berwarna putih atau belang kemudian tanak mengerut.

Contoh : ordo hemiptera, yaitu kutu daun.

3. Tipe mulut menjilat menghisap

Pada mulut lalat (diptera), bahan pangan padat menjadi lembek dan buruk akibat ludah yang
dikeluarkan hama ini untuk melunakkan makanan, kemudian baru dihisap.

Contohnya : ordo diptera, yaitu lalat.

4. Tipe mulut menghisap

Merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil, dan maksila palpusnya
berkembang tidak sempurna. Labium mempunyai palpus labial yang berambut lebat dan
memiliki tiga segmen. Bagian alat mulut ini yang dianggap penting dalam tipe alat mulut ini
adalah probosis yang dibentuk oleh maksila dan galea menjadi suatu tabung yang sangat
memanjang dan menggulung.

Contohnya : Ordo Lepidoptera, yaitu ngengat dan kupu-kupu dewasa.

 5. Tipe Mulu menusuk menghisap

Gejala serangan pada bagian tanaman akan ditemukan bekas tusukan silet yang akan
menyebabkan terjadinya perubahan warna atau perubahan bentuk pada bagian tanaman yang
diserang.

Contoh : ordo hemiptera, yaitu kepik

Jenis Gigi Dan Struktur Gigi Pada Manusia


Jenis Gigi Dan Struktur Gigi Pada Manusia

Gambar 1: berbagai bentuk gigi

Gigi (dentis) merupakan bagian yang mengolah makanan saat kita makan. Melalui gigi,
makanan dapat kita gigit, potong, sobek, kunyah dan dihaluskan. Sehingga, gigi mencerna
makanan secara mekanik. Berdasarkan bentuknya, gigi manusia meliputi gigi seri, gigi taring,
gigi geraham depan (premolar) dan gigi geraham belakang(molar). Lihat Gambar1.

Email gigi merupakan lapisan keras berwarna putih yang menutupi mahkota gigi. Tulang gigi,
tersusun atas zatdentin. Sumsum gigi (pulpa), merupakan rongga gigi yang di dalamnya
terdapat serabut saraf dan pembuluh-pembuluh darah. Itulah sebabnya bila gigi kita berlubang
akan terasa sakit, karena pada sumsum gigi terdapat saraf.

Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus. Keadaan ini
memungkinkan enzim-enzim pencernaan mencerna makanan lebih cepat dan efisien. 
bentuk gigi manusia

Pada manusia dapat ditemui 4 (empat) macam gigi yang terdapat pada mulut disertai dengan
arti definisi dan pengertian yaitu :

1. Gigi Seri (dentis insisivus) adalah gigi yang memiliki satu akar yang berfungsi untuk
memotong dan mengerat makanan atau benda lainnya. merupakan gigi yang berada
pada bagian depan.  Bentuknya tegak dengan tepi yang tajam, seperti; sekop atau tatah.
2. Gigi Taring (dentis kaninus) adalah gigi yang memilki satu akar dan memiliki fungsi
untuk mengoyak makanan atau benda lainnya. Bentuknya lebih tinggi dan runcing.
3. Gigi Geraham Depan (pramolar) adalah gigi yang punya dua akar yang berguna /
berfungsi untuk menggilas dan mengunyah makanan atau benda lainnya. Bentuk gigi ini
lebih rendah dan lebih rata dengan benjolan-benjolan kecil. 
4. Gigi Geraham Belakang (molar) adalah gigi yang memiliki tiga akar yang memiliki fungsi
untuk melumat, menghancurkan, menghaluskan dan mengunyah makanan atau benda-
benda lainnya. 

Secara struktural, gigi memiliki beberapa bagian. Bagian yang tampak dari luar dinamakan
puncak gigi atau mahkota gigi. Bagian yang tertanam di dalam rahang dinamakan akar gigi.
Batas antara puncak dan akar gigi serta tertanam di dalam gusi dinamakan leher gigi.

Anatomi Gigi

Anatomi gigi Setiap gigi tersusun atas bagian-bagian sebagai berikut


1. Puncak gigi atau mahkota gigi (korona), yaitu bagian yang tampak dari luar. Setiap jenis
gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda.
2. Leher gigi (kolum), yaitu bagian gigi yang terlindung di dalam gusi dan merupakan batas
antara mahkota dan akar gigi.
3. Akar gigi (radiks), yaitu bagian gigi yang tertanam di dalam rahang. Akar gigi yang
menancap pada tulang rahang tersebut ada yang berjumlah satu dan dua.

Pada bagian gigi manusia terstruktur / tersusun atas 4 (empat) lapisan/jaringan yakni :

1. Email adalah bagian mahkota gigi dilapisi oleh lapisan/jaringan keras yang mengandung
kalsium dan berfungsi untuk melindungi tulang gigi dengan zat yang sangat keras yang
berada di bagian paling luar gigi manusia.
2. Tulang dentin merupakan lapisan yang berada pada lapisan setelah email yang dibentuk
dari zat kapur. berupa jaringan berwarna kekuningan.
3. Pulpa atau Rongga Gigi. Pada bagian ini terdapat pembuluh darah untuk memelihara
seluruh gigi, dan serabut-serabut saraf yang mendeteksi tekanan, panas, dingin, dan
sakit. Pembuluh darah dan saraf tersebut menjulur hingga akar gigi. 
4. Semen. lapisan keras, jaringan semacam tulang yang memiliki konstruksi yang kuat
melapisi akar gigi. Semen / Sementum merupakan bagian dari akar gigi yang
berdampingan / berbatasan langsung dengan tulang rahang di mana gigi manusia
tumbuh.

anatomi dan bagian - bagian gigi

Gigi juga dapat mengalami gangguan bila tidak dirawat dan dibersihkan secara tepat dan
teratur. Kuman atau bakteri yang hidup pada sisa-sisa makanan dapat menghasilkan zat-zat
buangan yang bersifat asam sehingga menggerogoti email dan dentin. Akibatnya, gigi dapat
berlubang dan biasa disebut rongga. Perawatan terhadap gigi seperti mengurangi makanan
yang bergula, terlalu panas atau dingin dapat mencegah gigi dari kerusakan. Selain itu,
membersihkan gigi dengan menggosoknya sebelum tidur dan setelah makan juga dapat
mencegah dari kerusakan. Perawatan lainnya yakni memeriksakan gigi kepada dokter gigi
secara teratur.

Berdasarkan tahapan perkembangannya, gigi manusia terdiri atas dua kelompok yakni gigi susu
dan gigi dewasa. Gigi susu (dentis desidue) merupakan gigi yang tumbuh pada anak usia 6 bulan
hingga 8 tahun. Sejak usia 6 tahun hingga usia 14 tahun, gigi susu akan tanggal satu persatu dan
digantikan dengan gigi dewasa. Jumlah gigi ini pada anak yakni 20 buah dengan rincian:

 8 buah gigi seri,


 4 buah gigi taring, dan 
 8 buah gigi geraham.

Gigi dewasa atau gigi tetap (dentis permanen) merupakan gigi orang dewasa yang berjumlah 32
buah. Rinciannya:

 8 buah gigi seri,


 4 buah gigi taring,
 8 buah gigi geraham depan, dan
 12 buah gigi geraham belakang. 

susunan gigi manusia

sistem penomoran menomorkan gigi permanen mulai dari 1 hingga 32. Dimulai dari gigi molar
ketiga pada maxilary kanan (#1) melintasi maxilary hingga gigi molar ketiga pada maxilary kiri
(#16). Kemudian, dilanjutkan dengan gigi molar ketiga pada mandibular kiri (#17) dan
mengelilingi mandibular hingga gigi molar ketiga pada mandibular kanan (#32)

Apabila gigi dewasa tanggal, tidak terjadi pergantian gigi lagi alias tidak tumbuh. Untuk
memudahkan pemahaman kalian, berikut disajikan rumus gigi. Dengan penyimbolan seperti:

Gigi seri (inisior) = I

Gigi taring (caninus) = C

Geraham depan (premolar) = P

Geraham belakang (molar) = M

Maka rumus gigi dapat dituliskan:

Gigi anak-anak (gigi susu) M P C I I C P M

Atas 0 2 1 2 2 1 2 0

Bawah 0 2 1 2 2 1 2 0

Gigi orang dewasa (gigi dewasa) M P C I I C P M

Atas 3 2 1 2 2 1 2 3

Bawah 3 2 1 2 2 1 2 3

Gigi Tetap yang pertama muncul adalah gigi molar pertama pada usia 6-7 tahun. Yang terakhir
tumbuh ialah gigi molar ketiga, pada usia 17-25 tahun.

Jika kita tidak merawat dan jarang menggosok gigi, gigi kita akan menjadi rusak karena sisa-sisa
makanan yang menempel dalam gigi bisa membuat gigi berkarang bahkan bolong. Menurut
penelitian, anak pada usia 12, paling tidak mengalami kerusakan satu buah gigi akibat jarang
menggosok gigi dan terlalu banyak memakan permen, sehingga harus ditambal atau dicabut.
Nah, karena itu rajin-rajinlah menggosok gigi dan jangan terlalu banyak memakan permen dan
coklat. Demikian sekilas Jenis Gigi Dan Struktur Gigi Pada Manusia, semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai