Anda di halaman 1dari 3

PORGRAM MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2020

MATA KULIAH : MANAJEMEN OPERASI


NAMA : I MADE PRASETIA WIRA ATMAJA
NIM : 1980621025
Soal-soal:

1. Jelaskan apa perbedaan antara material requierment planning dan order poin system!
Perbedaannya adalah dari segi peramalan yang digunakan, MRP menggunakan MPS sebagai
dasarnya, sedangkan Order Point menggunakan data pada periode sebelumnya sebagai dasar
menentukan jumlah pesanan. Selain itu perbedaannya terletak pada tujuannya, MRP bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, sedangkan order point bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan, sehingga model permintaan pada system MRP menjadi tepat tapi
terprediksi sedangkan pada order point system model permintaannya menjadi acak.

2. Dalam penerapan material requierment planning, apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya
system nervousness?
Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya system nervousness adalah, kesalahan peramalan
permintaan, kerusakan mesin, serta keterlambatan waktu pengiriman barang / bahan baku.

3. Jelaskan perbedaan perencanaan agregat dalam bidang manufaktur dan dalam bidang jasa!
Perencanaan agregat perusahaan jasa lebih terbatas jika dibandingkan dengan perusahaan
manufaktur, karena perusahaan jasa tidak memiliki persediaan sehingga perusahaan jasa tidak
mampu mengukur jumlah persediaan sebagai sumber kapasitas. Kemudian strategi perencanaan
agregat perusahaan jasa lebih diarahkan kepada pengendalian permintaan dan pengendalian
tenaga kerja, sedangkan perusahaan manufaktur mengarah kepada pengendalian pembelian
barang.

4. Bagaimanakah supply chain management dapat membuat arus kerja lebih efektif dan efisien?
Dengan adanya supply chain management yang baik, para pemasok bisa saling bertukar
informasi serta mereka dapat membagi beban kerja atau biaya mereka kepada pemasok lain
yang berada dalam satu rantai yang sama sehingga seluruh kegiatan dapat berjalan lebih efektif
dan efisien

5. Apakah hambatan yang dihadapi perusahaan dalam menerapkan keiretsu network?


Kairetsu Network merupakan budaya kerja yang terkenal dari jepang yang menjelaskan
hubungan jangka Panjang antara para pemasok dan membentuk koalisi perusahaan untuk
kepentingan Bersama, hambatan yang paling sering terjadi adalah dari segi kepercayaan. Ketika
perusahaan memutuskan untuk bekerjasama dalam jangka waktu yang Panjang, maka
kepercayaan menjadi hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan. Banyak perusahaan yang
memutuskan untuk melakukan kontrak jangka pendek dari pada berkoalisi jangka panjang
karena masalah kepercayaan. Oleh karena itu , hambatan terbesar dalam keiretsu network
adalah dari sisi kepercayaan.

6. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan artikel karya Villena dan Dhanorkar (2020)
yang berjudul “How institutional pressures and managerial incentives elicit carbon transparency in
global supply chains” yang diterbitkan di Jurnal of Operation Management, Vol. 66, early issue,
halaman 1-38.
a. Sebutkan dan jelaskan tiga jenis tekanan institusional yang dapat mendorong perusahaan
melakukan supply chain carbon transparency!
3 Jenis Tekanan Institusional yaitu :
1. Tekanan Coercive
Merupakan tekanan yang berasal dari regulator atau pemerintah selaku pembuat
aturan yang mengharuskan pemasok untuk melaporkan laporan tentang
transparansi karbon pemasok.
2. Tekanan Mimetic
Merupakan tekanan yang berasal dari pihak pembeli yang menuntut perusahaan
untuk memperlihatkan transparansi karbon dari pemasok karena CDP-SCP semakin
menjadi standard pengungkapan global dengan demikian perusahaan didorong
untuk berbagi informasi lingkungan yang lebih lengkap dan akurat
3. Tekanan Normative
Merupakan tekanan yang berasal dari rekan indurstri yang lebih berpengalaman
yang secara kolektif menetapkan normal pelaporan industri mereka untuk
melaporkan transparansi karbon seluruh pemasok mereka guna memperoleh
manfaat reputasi dan operasional sehingga seluruh rekan industry akan
mendorong satu sama lain untuk pelaporan transparansi carbon.
b. Mengapa isu perubahan iklim dapat mempengaruhi proses supply chain management
perusahaan?
Karena adanya isu perubahan iklim maka seluruh rantai pasokan akan dituntut untuk
mengurangi penggunaan emisi mereka. Seluruh pemasok akan menerima tekanan baik dari
pembeli yang menginginkan produk ramah lingkungan, rekan industry yang ingin
memperoleh reputasi serta dari pemerintah yang memberikan aturan tentang
pengurangan penggunaan emisi dalam kegiatan operasi. Sehingga, adanya isu perubahaan
iklim secara otomatis akan mempengaruhi supply chain carbon transparency.

7. Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan artikel karya Yao, Duan dan Huo (2020) yang berjudul
“On empirically estimating bullwhip effects: Measurement, aggregation, and impact” yang
diterbitkan di Jurnal of Operation Management, Vol. 66, early issue, halaman 1-26.
a. Jelaskan ukuran-ukuran yang digunakan dalam mengukur bullwhip effect!
Secara umum terdapat dua cara pengukuran bullwhip effect :
1. menggunakan varian pengiriman dan penjualan, disebut efek bullwhip material,
pengukuran ini melibatkan pihak internal perusahaan atau menggunakan inventory
ratio (IR)
2. menggunakan pesanan dan varians permintaan, disebut efek bullwhip informasi
Pengukuran ini melibatkan pihak external perusahaan yaitu dengan cara mengukur
tingkat permintaan/ pesanan dari pembeli.

b. Jelaskan dampak adanya bullwhip effect!

Bullwhip Effect mempengaruhi perencanaan dan kinerja rantai pasokan pusat distribusi
hulu karena peningkatan variasi pesanan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi
perencanaan dan kinerja rantai pasokan toko hilir karena memburuknya kinerja hulu.
Misalnya, karena peningkatan variabilitas pesanan, distribusi hulu center tidak akan dapat
merencanakan inventaris dan produksinya seperti sebelumnya. Akibatnya, perencanaan
yang buruk akan mempengaruhi kinerja pemenuhannya terhadap pesanan toko hilir.

***Selamat Mengerjakan***

Anda mungkin juga menyukai