Manajemen Keuangan Siti Aisyah DKK Medan 2020
Manajemen Keuangan Siti Aisyah DKK Medan 2020
Penulis:
Siti Aisyah, Febrianty, Hery Dia Anata Batubara
Indra Siswanti, Jony, Supitriyani, Astuti, Ady Inrawan
Citrawati Jatiningrum, Yuniningsih
Penulis:
Siti Aisyah, Febrianty, Hery Dia Anata Batubara
Indra Siswanti, Jony, Supitriyani, Astuti, Ady Inrawan
Citrawati Jatiningrum, Yuniningsih
Editor: Wahyuddin
Desain Sampul: Tim Kreatif Kita Menulis
Sampul: pngguru.com
Penerbit
Yayasan Kita Menulis
Web: kitamenulis.id
e-mail: press@kitamenulis.id
WA: 0821-6453-7176
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan kehendak-Nya buku ini dapat disusun.
Buku ini ditulis oleh beberapa dosen yang bersumber dari beberapa buku
Manajemen Keuangan dan buku lainnya yang dianggap relevan dalam
penulisan buku ini. Buku ini masih memerlukan penyempurnaan,
sehingga berbagai kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
dari para pembaca demi perbaikan isi buku ini.
vi Manajemen Keuangan
Penulis
Daftar Isi
1.1 Pendahuluan
Brigham (1990) berpendapat bahwa sebuah Manajemen Keuangan terdiri dari
3 bidang yang sesuai dengan kriteria yaitu (1) Pasar uang dan pasar modal
dikaitkan dengan banyak topik yang terdapat dalam ekonomi makro, (2)
Investasi, yaitu memusatkan pada sebuah keputusan per individu dan adanya
lembaga keuangan dalam menentukan sekuritas (surat berharga) untuk
portofolio pada sebuah investasi, (3) Manajemen Keuangan yang berkaitan
dengan adanya manajemen pada sebuah perusahaan. Ketiga bidang yang telah
dikemukakan di atas, di antaranya saling berinteraksi satu sama lainnya,
sehingga manajemen keuangan perusahaan harus memahami operasional pasar
modal, dan mengembangkan cara investor menilai sekuritas. Ketika,
Manajemen keuangan telah mengalami sejumlah perubahan besar, lalu muncul
sebagai suatu bidang ilmu tersendiri pada awal tahun 1900 an, hal ini
didasarkan pada aspek hukum merger, konsolidasi, dan pembentukan sebuah
perusahaan, serta berbagai jenis sekuritas yang dikelola oleh perusahaan
perseroan.
Perkembangan sebuah Revolusi Informasi baru dan bersamaan dengan laju
perubahan teknologi dari semua jenis, sehingga Perubahan ekonomi global,
mengarah ke perubahan besar dalam struktur yang berfungsi sebagai ujung
saraf suatu organisasi. Oleh karena itu dapat digunakan untuk memberi
manfaat bagi sebuah Perusahaan. Hanya sejauh manajer dan karyawan tersebut
2 Manajemen Keuangan
dapat termotivasi dan fokus pada tujuan yang tepat (Stern, Stewart dan Chew,
1995). Maka, ketika beberapa ahli teori organisasi kini mulai memahami,
perusahaan yang mendorong pengambilan keputusan ke tingkat yang lebih
rendah, maka sebuah organisasi juga harus mengubah kontrol internal mereka.
Sebuah Perusahaan biasanya akan merasa perlu untuk memikirkan kembali
baik pengukuran kinerja karyawannya, dan sistem penghargaan. Dalam hal ini,
desentralisasi, pengukuran kinerja, dan kebijakan kompensasi merupakan hal
yang harus diterapkan dalam sebuah perusahaan (Tseng, 2006).
Seringkali kita mendengar istilah “Revolusi Industri 4.0”, sebuah istilah yang
muncul dan dipopulerkan belakangan ini pada saat masyarakat dunia
memasuki era milenium baru sejarah peradaban. Banyak orang sebetulnya
masih tidak paham tentang revolusi industri 4.0 dan kenapa mencantumkan
angka 4.0 dibelakangnya (Saepudin, 2019). Secara global, Revolusi informasi
berdampak pada Revolusi Industri 4.0. Hal ini dikarenakan kemajuan
teknologi dan inovasi yang ada pada era Revolusi Industri 4.0 menumbuhkan
produktivitas Perusahaan. Kecepatan dalam perubahan yang signifikan
tersebut sangat memengaruhi (disrupsi) industri disetiap negara pada
keseluruhan sistem produksi, managemen dan tata kelola. Hal yang dapat
dirasakan dalam berbagai hal di antaranya bisnis, ekonomi, negara, masyarakat
dan individu.
Interkoneksi:
Bantuan Teknis:
1. Kolaborasi
1. Bantuan Virtual
2. Standar
2. Bantuan Fisik
3. Keamanan
Transparansi Informasi:
Keputusan
1. Analisis Data
Terdesentralisasi
2. Penyediaan Informasi
sebuah pekerjaan melalui orang lain adalah sebuah seni kreativitas, yang
memadukan ide- ide, fasilitas, proses, bahan dan orang- orang untuk
menghasilkan barang atau jasa yang bermanfaat dan menjualnya dengan cara
yang menguntungkan (Mclarney dan Rhyno, 1999). Manajemen adalah suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan dalam
suatu usaha dengan menggunakan sumber daya organisasi ntuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Information, 2011).
bagian yang sangat esensial dalam berbagai hal yang berkaitan dengan
kegiatan ekonomi (Horne, James C. Van dan Wachowicz, 2012).
Secara teknis, suatu manajemen keuangan memiliki berbagai prinsip. Prinsip
ini disebut prinsip manajemen keuangan, di antaranya adalah :
1. Risiko dan Pengembalian Trade-off/ Trade- off Risk and Return
Struktur modal adalah rasio persentase utang dan ekuitas dari total aset
perusahaan. Dengan melihat ke dalam struktur modal, seorang investor dengan
mudah dapat memahami pola pembiayaan suatu organisasi. Organisasi yang
sehat secara finansial lebih bergantung pada pembiayaan utang daripada
pembiayaan ekuitas. Alasannya, dana sendiri yaitu ekuitas lebih mahal
daripada utang. Jadi pada saat pembiayaan, tugas CFO atau manajer keuangan
adalah untuk memastikan pencampuran terbaik hutang dan ekuitas untuk
perusahaan sehingga biaya rata-rata tertimbang modal tetap minimum. Anda
tidak dapat mengabaikan prinsip ini karena pentingnya (Kusumajaya, 2011)
3. Diversifikasi Investasi dan Pinjaman / Diversifikan of both
Investment and Borrowing
Selalu menyadari nilai waktu dari uang, jika tidak, ada kemungkinan menjadi
lebih longgar secara finansial. Uang yang diterima pada saat sekarang lebih
berharga daripada uang yang diterima setelah beberapa waktu. Jadi, ketika
Anda bertanggung jawab untuk menangani uang, Anda harus mengingat nilai
waktu uang dan tingkat rata-rata pengurangan nilai itu karena inflasi atau
faktor-faktor lainnya (Aaker, Rudd dan Mogilner, 2011).
5. Ramalan Arus Kas / Forescast Cash Flows
Uang tunai adalah aset paling likuid yang mengalir ke dalam atau ke luar. Pola
arus memengaruhi keputusan keuangan. Aliran kas yang lebih andal lebih
disukai daripada aliran uang tunai yang tidak pasti. Untuk memastikan
pasokan uang tunai yang diperlukan untuk semua kegiatan organisasi, perlu
untuk memperkirakan arus kas dan mengelola uang tunai berdasarkan
persyaratan. Memegang jumlah dana likuid yang tepat adalah ungkapan dari
pemanfaatan prinsip-prinsip manajemen keuangan.
6. Ambil Rencana Asuransi yang Tepat / Take a Right Insurance Plan
Jika perusahaan Anda memiliki kekuatan finansial yang memadai, maka tidak
hanya mengonsumsi apa yang dihasilkan bisnis tetapi juga berinvestasi dalam
peluang yang paling menguntungkan. Reinvestment membantu memperluas
bisnis yang menghasilkan lapangan kerja, penciptaan nilai, dan pertukaran
nilai dengan ekonomi. Praktik manajemen keuangan yang baik adalah untuk
selalu mencari peluang baru jika Anda menemukan peluang investasi yang
layak kemudian pergi untuk menginvestasikan kembali dana yang tersedia
(Jackson, 2005).
9. Tentukan Biaya Modal/ Determine Cost of Capital
Di sini biaya modal menunjukkan biaya yang terkait dengan pembayaran yang
dibebankan pada penyediaan dana untuk hutang dan ekuitas. Biaya modal rata-
rata tertimbang adalah biaya modal aktual yang merupakan biaya rata-rata dari
ekuitas dan biaya pendanaan utang. Manajemen keuangan yang efektif selalu
melakukan perbandingan imbalan finansial dan biaya yang terkait dengan
biaya modal itu. Jika tingkat pengembalian yang diharapkan lebih dari biaya
modal, maka Anda dapat berinvestasi (Gradstein dan Justman, 2000).
10. Keputusan Keuangan Sejajarkan dengan Siklus Hidup Bisnis/
Financial Decision Align with Business Life Cycle
Bisnis selalu mengalami pasang surut seperti siklus. Setiap kali Anda membuat
keputusan keuangan, Anda harus mempertimbangkan posisi saat ini dalam
siklus kehidupan bisnis dan posisi perkiraan dalam siklus tersebut. Sehingga
Anda dapat membuat rencana untuk memastikan manfaat finansial utama bagi
organisasi Anda. Rencana keuangan yang baik membantu mengeluarkan jus
paling manis dari peluang investasi dan pendanaan. Pada masa hidup suatu
bisnis, mungkin ada persyaratan keputusan keuangan yang berbeda dan
keputusan itu harus sesuai dengan kondisi keuangan bisnis (la Rocca, la Rocca
dan Cariola, 2011).
14 Manajemen Keuangan
Bab 2
Tujuan dan Fungsi Manajemen
Keuangan
2.1 Pendahuluan
Manajemen keuangan memainkan peran penting untuk menetukan kesuksesan
finansial bisnis. Perusahaan harus mempertimbangkan bagaimana implementasi
manajemen keuangan sebagai komponen kunci dari manajemen organisasi
umum. Sasaran manajemen keuangan meliputi tujuan taktis dan strategis yang
berkaitan dengan sumber daya keuangan bisnis. Tujuan manajemen keuangan
adalah salah satu tanggung jawab paling penting dari pemilik dan manajer
bisnis. Mereka harus mempertimbangkan konsekuensi potensial dari keputusan
manajemen mereka pada laba, arus kas, dan keadaan keuangan perusahaan.
Kegiatan setiap aspek bisnis memiliki dampak baik positif maupun negatif pada
kinerja keuangan perusahaan dan harus dievaluasi dan dikendalikan oleh
pemilik bisnis.
kehilangan biaya kesempatan dana. Oleh karena itu, perusahaan tidak akan
dapat mencapai tujuannya yakni mendapatkan laba yang tinggi.
Suatu perusahaan untuk meningkatkan tingkat pengembaliannya harus
memastikan bahwa pemanfaatan sumber daya telah dilakukan secara optimal.
Saat ini terjadi kondisi di mana profitabilitas tinggi disatu sisi sedangkan di sisi
lainnya likuiditas rendah, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, manajer
keuangan harus dapat melakukan trade-off yang menyeimbangkan antara
tingkat profitabilitas dan likuiditas perusahaan.
3.1 Pendahuluan
Kas dan surat berharga merupakan komponen yang berada dalam aktiva lancar
(Ardiprawiro, 2015). Kedua komponen ini sangat penting dalam aktivitas
operasional perusahaan karena Kas dan surat berharga adalah aktiva yang
paling cepat dapat dimanfaatkan secara ekonomi (Liquid) tidak lebih dari 1
tahun periode Akuntansi. Manager keuangan berperan penting dalam
mengelola kas dan surat berharga mengingat kedua komponen aktiva ini
sangat menentukan efektivitas dan efisiensi penganggaran perusahaan.
Menjaga keseimbangan ketersediaan kas dan penempatan kas pada surat
berharga adalah pekerjaan yang harus dilakukan secara hati-hati. Apabila Kas
yang tersedia terlalu sedikit maka kegiatan perusahaan tidak dapat berjalan
dengan baik karena ketersedian kas menentukan arah pembiayaan kegiatan
perusahaan. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki persediaan kas yang
terlalu banyak dapat dipersepsikan bahwa perusahaan tidak mampu mengelola
kas agar dapat memberikan perolehan pengembalian yang lebih besar dengan
cara menempatkannya pada surat berharga. Manajer Keuangan disini memiliki
peranan yang sangat strategis dalam mengkalkulasikan penggunaan kas antara
memenuhi pembiayaan yang timbul dari kegiatan operasional perusahaan
dengan memanfaatkan ketersediaan kas supaya bernilai dimasa yang akan
datang dengan menghasilkan pendapatan.
28 Manajemen Keuangan
Dari Penjelasan di atas terlihat betapa pentingnya manajemen Kas dan Surat
Berharga dalam mengelola aktivitas perusahaan agar likuiditas perusahaan
Bab 3 Manajemen Kas dan Surat Berharga 29
3.2 Kas
Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan (Suranti, 2016) . Kas digunakan
sebagai alat pembayaran, dasar pengukuran akuntansi, dan ukuran laporan
untuk seluruh pos-pos pencatatan akuntansi lainnya (Kieso, Weygandt and
Warfield, 2011). Kas meliputi uang tunai dan simpanan yang ada direkening
giro. Dokumen-dokumen tertentu seperti wesel bank, pos wesel, cek tunai dari
pihak lain dapat juga disebut kas karena dapat diuangkan dengan cepat sebesar
nilai nominal yang tertera.
Kas memiliki peran yang sangat sentral dalam menjalankan roda operasi
perusahaan. Jumlah kas yang memadai harus dapat dikelola oleh pihak
manajemen dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pembiayaan operasional
perusahaan. Uang kas harus dapat dipastikan apakah penggunaannya sudah
tepat untuk dikeluarkan dan porsinya tidak berlebihan supaya bisa dialihkan
untuk kegiatan-kegiatan yang dapat menghasilkan keuntungan lainnya.
Sifa-sifat kas yang harus dapat dipahami adalah:
1. Kas memiliki intensitas yang tinggi di setiap transaksi yang terjadi
dalam perusahaan.
2. Kas merupakan aktiva lancar, beragam, mudah dan cepat untuk
digunakan dan juga mudah dipindahkan.
3. Persediaan kas yang ada dalam perusahaan harus dikelola sebaik
mungkin agar tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Sumber aliran kas yang dapat dikelola oleh perusahaan antara lain adalah:
1. Hasil dari transaksi penjualan dan piutang
2. Penjualan Aktiva lancar/tetap
3. Bukti atas hutang seperti obligasi, wesel dan lain-lain
4. Penambahan modal dari pemilik dan investor
5. Pendapan bunga
6. Perolehan kas dari pembayaran sewa, deviden saham, hadiah, dan
lain-lain
Kas merupakan suatu elemen yang sangat mudah untuk diselewengkan karna
sifatnya yang liquid sehingga perlu dikendalikan dengan ketat. Pengendalian
dapat dilakukan terhadap penerimaan dan pengeluaran kas. Penerimaan uang
dalam perusahaan dapat berasal dari berbagai sumber lain dari penjualan
barang/jasa. Peneriman tersebut dapat dari berupa pelunasan piutang atau dari
pinjaman.
Sistem pengendalian atau pengawasan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Penegasan atas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dan ketika kas
sudah diperoleh harus segera dicatat dan disetor ke bank.
2. Pemisahan fungsi antara pencatatan kas dengan pengurusan kas
3. Setiap hari harus dilakukan pencatatan kas kemudian dilakukan
pengawasan terhadap fungsi pencatatan kas dan penerimaan kas
Bab 3 Manajemen Kas dan Surat Berharga 31
pembayaran gaji, upah dan pajak. Uang keluar juga dapat berupa sejumlah
uang yang digunakan untuk melakukan kegiatan investasi baik yang berkaitan
dengan bidang usaha maupun tidak.
Dengan pengeloaan administrasi kas harian yang baik maka akan memberikan
manfaat yang besar bagi perusahaan. Administrasi Kas harian merupakan
bagian dari tertib administrasi penerimaan dan pengeluaran kas yang selalu
Bab 3 Manajemen Kas dan Surat Berharga 35
Aliran kas yang teratur yaitu seimbangnya aliran kas masuk dengan aliran kas
keluar adalah tugas manajer keuangan yang harus tetap menjaga jumlah
minimal kas yang harus dipertahankan supaya dapat memenuhi kewajiban
finansial perusahaan.
Dalam kegiatan manajemen kas perusahaan dapat melakukan teknik-teknik
manajemen kas, adapun teknik-teknik tersebut adalah:
1. Mensinkronkan aliran kas
Float adalah perbedaan saldo dengan buku cek yang ada, catatan saldo
perusahaan dengan catatan yang pada bank. Pada dasarnya, net float suatu
perusahaan merupakan suatu kemampuan perusahaan dlam mempercepat
pencairan pada cek yang diterima dan memperlambat pencairan pada cek yang
dibayarkan.
36 Manajemen Keuangan
Deposito berjangka adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank dengan
perjanjian. Penarikannya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai
jatuh temponya. Jangka waktu pencairannya 1, 3, 6, dan 12 bulan.
2. Sertifikat Deposito
Obligasi adalah surat pengakuan atas utang yang diterbitkan oleh penerbit
obligasi baik pemerintah atau swasta. Pemegang obligasi akan mendapatkan
kembali pokok utang dan pendapatan bunga sesuai dengan perjanjian dengan
penerbit obligasi pada saat jatuh tempo pembayaran.
38 Manajemen Keuangan
5. Akseptasi Bank
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang memiliki tingkat
bunga tertentu yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan dapat
diperjualbelikan.
7. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) adalah surat berharga yang memiliki
tingkat bunga tertentu yang dikeluarkan oleh Bank-bank umum dan dapat
diperjualbelikan.
Berikut adalah contoh-contoh bentuk surat berharga yang beredar dan dapat
kita temukan di pasar keuangan:
Kredit adalah suatu pembiayaan yang bisa berupa uang ataupun tagihan yang
nilainya bisa ditukar dengan uang.
2. Thomas Suyatno (2007)
Kredit adalah suatu penyediaan uang yang dapat disamakan dengan suatu
tagihan-tagihannya yang sesuai dengan persetujuan antara peminjam dan yang
meminjamkan.
42 Manajemen Keuangan
Kredit adalah suatu penyerahan uang, jasa atau barang dari satu pihak kepada
pihak lain atas dasar kepercayaan dengan sebuah perjanjian mampu atau bisa
membayar pada tanggal yang sudah disepakati.
4. Rachmat Firdaus & Maya Ariyanti (2017)
Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar bersama bunganya
oleh peminjam seperti perjanjian yang disepakati bersama.
6. Andrianto (2019)
Kredit adalah kondisi penyerahan baik berupa uang, barang maupun jasa dari
pihak satu (pihak pemberi kredit) kepada pihak lainnya (pihak penerima
kredit) dengan kesepakatan bersama untuk dapat diselesaikan dengan jangka
waktu tertentu disertai adanya imbalan atas tambahan pokok tersebut.
Dari berbagai penjelasan para ahli tersebut di atas, maka dapatlah disimpulkan
bahwa pengertian kredit pada dasarnya adalah kesepakatan antara dua belah
pihak yaitu pihak pemberi pinjaman atau biasa disebut pihak kreditur dan
pihak penerima pinjaman atau biasa disebut pihak debitur, di mana pihak
peminjam akan mengembalikan sejumlah uang yang dipinjam dalam jangka
waktu yang sudah ditentukan beserta bunga pinjaman sesuai dengan
kesepakatan.
1. Kepercayaan bersama
Balas jasa yang dimaksud disini adalah imbalan berupa bunga kredit yang
akan dibayar nasabah atas kredit yang diterima dari bank. Besarnya bunga
yang dikenakan bank kepada nasabah tidaklah sama, tergantung dari jenis dan
jangka waktu kredit yang diberikan bank kepada nasabah. Bunga kredit yang
dibayarkan nasabah kepada bank akan dicatat sebagai pendapatan bunga
kredit. Selain pendapatan dari bunga kredit, bank selaku pemberi pinjaman
atau kredit juga akan memperoleh pendapatan provisi kredit dan pendapatan
dari administrasi kredit.
Bab 4 Manajemen Kredit 45
Tujuan lain dari pemberian kredit adalah untuk membantu nasabah yang
membutuhkan modal untuk usahanya. Dengan pemberian kredit tentunya
diharapkan nasabah dapat menjalankan dan mengembangkan usahanya.
Dengan adanya kredit maka diharapkan usaha nasabah dapat terus
berkembang dan berkelanjutan.
3. Membantu pemerintah
Fungsi Kredit
Disamping memiliki tujuan, pemberian fasilitas kredit juga memiliki fungsi
antara lain:
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
Dengan adanya penyaluran kredit maka uang tersebut akan beredar dari satu
daerah (wilayah) ke daerah (wilayah) lainnya, dari wilayah yang kekurangan
dana (uang) beredar ke wilayah yang membutuhkan dana (uang). Dengan
demikian penyaluran kredit akan dapat meningkatkan lalu lintas dan peredaran
uang, sehingga uang tidak hanya berputar atau beredar disatu wilayah (daerah)
tertentu saja.
Bab 4 Manajemen Kredit 47
Pemberian kredit oleh negara lain dapat meningkatkan kerja sama hubungan
internasional. Di mana pemberian kredit oleh negara lain tentunya dapat
meningkatkan kerja sama antar negara tersebut di bidang lainnya.
Manfaat Kredit
Adapun manfaat kredit baik bagi debitur, pemerintah, bank ataupun bagi
masyarakat menurut Firadaus & Ariyanti (2017) dan Andrianto (2019) sebagai
berikut:
1. Bagi nasabah (debitur)
• Nasabah atau debitur dapat meningkatkan usahanya dengan
menggunakan dana pinjaman yang diperoleh dari kredit, selain
itu dana kredit dapat digunakan juga sebagai tambahan modal
kerja guna memperluas bisnis usaha nasabah.
• Selama bisnis usaha dari debitur atau nasabah tersebut layak,
maka tidaklah sulit bagi nasabah untuk bisa mendapatkan kredit
dari bank.
• Nasabah atau calon debitur bebas untuk menentukan bank yang
akan dipilih untuk membiayai bisnis usahanya.
• Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh kredit bank, relatif
murah
• Berbagai macam jenis kredit dapat disesuaikan dengan calon
debitur, sehingga calon debitur dapat memilih jenis kredit yang
paling sesuai.
• Calon debitur mendapat kesempatan untuk menikmati
produk/jasa bank yang lainnya
• Rahasia keuangan debitur akan terlindungi
• Dalam melakukan peningkatan usahanya maka jangka waktu
kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Bab 4 Manajemen Kredit 49
Berdasarkan jangka waktu, kredit dibedakan menjadi beberap jenis berikut ini.
a. Kredit jangka pendek
Kredit jangka pendek adalah kredit yang memiliki jangka waktu relatif
pendek, umumnya berjangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama
satu tahun. Pada umumnya kredit yang berjangka waktu pendek diberikan
untuk usaha atau untuk modal kerja. Contoh: kredit modal kerja perdagangan,
industri, dan sektor lainnya
Bab 4 Manajemen Kredit 51
Kredit jangka menengah adalah kredit yang memiliki jangka waktu berkisar
antara satu sampai tiga tahun, kredit jangka menengah biasanya digunakan
untuk melakukan sebuah investasi. Contoh: kredit investasi untuk pembelian
kendaraan, kerdit modal kerja untuk konstruksi dan lain-lain.
c. Kredit jangka panjang
Kredit jangka panjang adalah kredit yang memiliki durasi jangka waktu rata-
rata di atas tiga tahun. Pada umumnya kredit jangka panjang diberikan untuk
keperluan investasi yang sifatnya jangka panjang, seperti usaha perkebunan
sawit, untuk usaha manufaktur atau untuk konsumtif seperti halnya kredit
pemilikan rumah.
2. Berdasarkan Sifat Penggunaan
Ditinjau dari sifat penggunaannya, maka kredit dibagi menjadi tiga yaitu:
kredit konsumtif, kredit modal kerja dan kredit investasi. Perbedaan satu
dengan yang lainnya adalah tujuan penggunaan kredit, yang pada akhirnya
berpengaruh juga pada jangka waktu kredit.
a. Kredit Konsumtif
adalah kredit yang diberikan bank kepada nasabah untuk tujuan konsumsi
pribadi dan tidak menghasilkan. Dengan demikian dalam kredit ini tidak
terdapat adanya pertambahan atas barang dan jasa yang dihasilkan, karena
memang untuk digunakan dan dipakai sendiri oleh nasabah. Contoh dari kredit
konsumtif ini adalah kredit untuk pembelian kendaraan bermotor pribadi,
kredit untuk pembelian perumahan, dan kredit konsumtif lainnya
b. Kredit Modal Kerja
adalah kredit yang diberikan bank kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan
modal kerja. Dengan demikian kredit modal kerja merupakan kredit yang
diberikan bank kepada nasabah untuk membiayai pembelian dan penambahan
barang atau modal kerja dalam rangka perluasan atau pengembangan usaha.
Pada umumnya kredit jenis ini mempunyai jangka waktu menengah.
52 Manajemen Keuangan
c. Kredit Investasi
Adalah kredit yang diberikan bank kepada nasabah untuk tujuan investasi.
Adapun contoh dari kredit investasi adalah pembangunan pabrik atau
pembangunan sebuah proyek baru, kredit pengadaan barang modal seperti
pembelian mesin, tanah, pembelian alat produksi dan lain sebagainya. Pada
umumnya kredit investasi memiliki jangka waktu menengah atau jangka
panjang.
Selain prinsip 5C, prinsip lainnya yang digunakan oleh lembaga keuangan
dalam memberikan kredit adalah prinsip 7P. Dalam prinsip ini terdapat tujuh
kriteria yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Personality, yaitu menilai nasabah dari sisi tingkah laku atau
kepribadiannya sehari-hari maupun masa lalunya. Selain itu
personalty juga mencakup emosi, sikap, dan perilaku nasabah dalam
menghadapi suatu masalah.
2. Party, yaitu mengelompokan nasabah ke dalam golongan atau
klasifikasi tertentu berdasarkan modal, loyalitas dan karakter. Dengan
demikian setiap nasabah akan dikelompokan sesuai dengan
klasifikasinya, dengan disertai fasilitas sesuai dengan klasifikasi
58 Manajemen Keuangan
adalah sebagai alat lindung terakhir bagi bank bilamana kredit yang
diberikan kepada nasabah mengalami permasalahan, seperti halnya
terjadi kredit macet.
1. Permohonan Kredit
Pemberian kredit oleh bank harus didasarkan pada permohonan tertulis dari
calon debitur atau berdasarkan penawaran dari bank yang disepakati oleh calon
debitur
2. Penerimaan aplikasi kredit
Bank menerima semua data yang diperlukan dari calon debitur, data tersebut
disesuaikan dengan jenis, nilai kredit dan identitas calon debitur yang
diberikan, antara lain:
• Permohonan kredit
• Dokumen perizinan/surat keterangan usaha
• Dokumen identitas nasabah
• Laporan keuangan
• Laporan kredit nasabah (credit history) apabila debitur sebelumnya
telah mendapat fasilitas pinjaman dari bank
• Foto copy dokumen jaminan/agunan
• Dokumen lain yang diperlukan oleh bank
3. Analisa Kredit
Dalam tahap ini diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha
atau proyek permohonan kredit. Penilaian tersebut meliputi berbagai aspek,
pada umumnya terdiri dari:
• Aspek Manajemen dan Organisasi
Penilaian aspek produksi dapat mencakup beberapa hal seperti: lokasi usaha,
sumber daya manusia, kapasitas produksi, proses produksi, fasilitas
pemeliharaan termasuk sarana dan prasarana.
Bab 4 Manajemen Kredit 61
• Aspek Pemasaran
Analisis dalam hal ini terkait legalitas pendirian perusahaan, legalitas usaha
dan perizinan, legalitas permohonan kredit, dan legalitas barang agunan.
• Aspek Keuangan (financial)
Pada aspek keuangan, bank melakukan analisis antara lain: neraca, laporan
laba/rugi, laporan sumber dan penggunaan dana, termasuk menganalisis
berbagai rasio keuangan meliputi; rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio
leverage dan rasio profitabilitas.
• Aspek jaminan/agunan
Bank melakukan evaluasi terhadap usaha yang akan dibiayai. Bisnis usaha
tersebut hendaknya dapat menyerap tenaga kerja dan sebisa mungkin tidak
merusak atau mengganggu lingkungan hidup (pencemaran) ditinjau dari
analisis mengenai dampak atas lingkungan hidup (AMDAL). Pembahasan
terhadap aspek-aspek tersebut sangat diperlukan untuk mengetahui apakah
usaha permohonan kredit itu layak untuk diberi bantuan kredit atau tidak,
dengan perkataan lain apakah permohonan kredit tersebut feasble untuk
62 Manajemen Keuangan
dibiayai dan akan berkembang baik dan mampu mengembalikan kredit baik
pokok dan bunganya dalam jangka waktu yang wajar.
4. Keputusan Kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan
diberikan atau ditolak, jika diterima, maka harus dipersiapkan administrasinya,
biasanya keputusan kredit akan mencakup:
• Jumlah uang yang diterima
• Jangka waktu kredit
• Dan biaya-biaya yang harus dibayar
Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan dari tim (kredit komite), baik
kredit yang disetujui maupun kredit yang ditolak. Bilamana permohonan kredit
ditolak, maka bank akan mengirimkan surat penolakan sesuai dengan alasan
penolakan.
Selanjutnya untuk kredit yang disetujui, proses berikutnya adalah
penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya. Kegiatan ini merupakan
kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan terlebih
dulu calon nasabah menandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan
hipotek dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu.
Penandatanganan dilaksanakan antara bank dengan debitur secara langsung
atau dengan notaris.
5. Administrasi Kredit
Pada tahapan ini, setelah kredit disetujui maka akan dilakukan beberapa proses
sebagai berikut:
• Surat Pemberitahuan Keputusan Kredit (SPKK)
Setelah proses kredit di setujui, maka selanjutnya bank akan memberikan surat
pemberitahuan keputusan kredit (SPKK) kepada nasabah. Surat
pemberitahuan keputusan kredit (SPKK) harus mencantumkan syarat-syarat
yang telah disetujui dan ditetapkan oleh bank, termasuk persyaratan tentang
jaminan yang harus dipenuhi calon debitur. Jika semua ketentuan yang
dipersyaratkan oleh pihak bank telah dipenuhi oleh nasabah maka tahap
berikutnya adalah melakukan konfirmasi kepada nasabah untuk melakukan
Bab 4 Manajemen Kredit 63
Setelah seluruh dokumen dan persyaratan kredit telah dipenuhi nasabah, maka
tahap selanjutnya adalah proses pencairan kredit atau dalam perbankan dikenal
dengan istilah proses droping kredit. Proses ini adalah pencairan atau
pengambilan uang dari rekening nasabah sebagai realisasi dari pemberian
kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu: sekaligus
atau secara bertahap. Selanjutnya seluruh dokumen pencairan kredit
didokumentasikan dengan baik oleh bank.
6. Pemantauan Kredit
atau dengan kata lain dibuatkan sebuah persyaratan baru atas sisa
kredit yang ada
(c) Melakukan restrukturisasi lainnya, seperti pengurangan tunggakan
bunga kredit, penurunan suku bunga kredit, dan penambahan kredit.
• Tindakan Penyelamatan Kredit lainnya.
Manajemen Persediaan
5.1 Pendahuluan
Persediaan adalah salah satu aset lancar perusahaan dagang dan perusahaan
manufaktur. Penggolongan persediaan sebagai aset lancar disebabkan
mudahnya persediaan dikonversi menjadi uang tunai dengan kegiatan
penjualan. Menurut PSAK No.14 mengenai persediaan, Persediaan pada
perusahaan dagang terdiri dari barang yang dibeli untuk dijual kembali (IAI,
2014). Untuk perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari bahan baku,
barang setengah jadi dan juga barang jadi yang dihasilkan dari kegiatan
produksi. Persediaan adalah satu-satunya pos yang dicatat pada laporan laba rugi
perusahaan dan neraca perusahaan. Pencatatan persediaan pada Neraca
perusahaan menggambarkan saldo persediaan pada perusahaan, yang dapat
mencerminkan kebijakan perusahaan dan kondisi kesehatan perusahaan.
Kemampuan perusahaan dalam mengatur persediaan perusahaan merupakan
aspek penting dalam manajemen perusahaan. Kemampuan mengatur
persediaan ini disebut dengan manajemen persediaan.
68 Manajemen Keuangan
Persediaan bahan baku adalah bahan dasar yang dibutuhkan untuk proses
produksi pada perusahaan manufaktur. Bahan baku diperoleh dari proses
pembelian dan digunakan pada proses produksi dengan mengalami perubahan
bentuk dan sifat. Persediaan bahan baku dapat ditemukan hanya pada
perusahaan manufaktur. Contoh dari bahan baku adalah kulit untuk industri tas.
Selain bahan baku, bahan penolong juga termasuk dalam kategori ini.
Persediaan bahan penolong adalah bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi yang merupakan pelengkap dari bahan baku yang telah digunakan.
Contoh bahan penolong adalah perekat untuk kulit pada industri tas.
Persediaan barang dalam proses, atau disebut juga dengan persediaan barang
setengah jadi adalah bahan baku yang telah mengalami proses produksi
sehingga berubah secara bentuk maupun sifat, yang belum terlaksana secara
sempurna sehingga belum dapat digunakan untuk kegiatan operasional
penjualan perusahaan. Persediaan barang dalam proses muncul dan dicatat pada
akhir periode pencatatan, misalnya akhir bulan. Contoh dari barang setengah
jadi adalah potongan kulit yang telah dijahit tetapi masih belum dalam bentuk
tas jadi.
Persediaan barang jadi adalah barang yang telah selesai mengalami proses
produksi, dapat timbul dari proses bahan baku menjadi barang jadi secara
langsung atau dari barang setengah jadi menjadi barang jadi. Persediaan barang
jadi adalah produk akhir dari proses produksi dan digunakan perusahaan untuk
transaksi penjualan perusahaan. Contoh dari barang jadi adalah tas kulit yang
telah selesai proses produksi.
Bab 5 Manajemen Persediaan 69
Total nilai persediaan yang dicatat pada laporan keuangan perusahaan adalah
bersumber dari nilai biaya pemesanan. Biaya penyimpanan dicatat sebagai
beban perusahaan pada bagian biaya operasional perusahaan. Kemampuan
perusahaan dalam manajemen biaya pengadaan dan biaya penyimpanan dapat
berdampak kepada nilai persediaan dan biaya operasional perusahaan.
70 Manajemen Keuangan
,1.---.---
𝐸𝑂𝑄 = & 0--
= √40.000
• Saldo Fisik yang seharusnya ada ini adalah saldo persediaan yang
digunakan sebagai dasar perbandingan dengan fisik persediaan.
e. Pelaksanaan Perhitungan Fisik
• Perhitungan fisik disarankan dilaksanakan oleh tim yang mewakili
semua kepentingan pihak terkait, misalnya: Divisi Gudang dan
Divisi Pembukuan/Internal Audit.
• 1 tim pelaksana terdiri dari kedua fungsi tersebut sehingga hasil
pemeriksaan dapat disetujui dan dipertanggung-jawabkan
bersama.
• Barang yang dalam kondisi di dalam kemasan berjumlah besar,
dapat diadakan sampling check. Contohnya adalah 1 kotak yang
berisi 100 unit barang, dan terdiri dari 40 kotak. Dapat diadakan
perhitungan ke beberapa kotak secara acak, untuk memeriksa
apakah lengkap atau tidak.
• Pemeriksaan fisik persediaan sangat disarankan untuk
menggunakan sistem penyisiran fisik barang di gudang
berdasarkan lokasi gudang, tidak berdasarkan daftar barang di
kartu stok.
f. Perbandingan Hasil Perhitungan
• Hasil perhitungan yang telah diperoleh dari proses perhitungan
fisik, dibandingkan dengan jumlah stok barang sesuai saldo.
• Untuk hasil perbandingan yang bernilai negatif atau positif, maka
sangat disarankan untuk diadakan perhitungan ulang.
g. Perhitungan Hasil Selisih
• Perhitungan ulang dilakukan untuk hasil selisih lebih dan selisih
kurang.
• Hasil perhitungan ulang ini dapat ditetapkan menjadi hasil akhir
jika terdapat hasil yang sama dengan perhitungan sebelumnya.
• Jika perhitungan ulang mengalami selisih, maka disarankan untuk
diadakan pemantauan lebih lanjut untuk mengetahui hasil yang
lebih objektif.
78 Manajemen Keuangan
6.1 Pendahuluan
Beberapa perusahaan tentunya memiliki piutang dalam menjalankan kegiatan
usahanya. Piutang merupakan akun yang muncul disebabkan karena terjadinya
kegiatan jual beli yang dilakukan secara kredit. Sebuah perusahaan melakukan
penjualan selain tunai disebabkan karena perusahaan ingin menunjang tingkat
penjualan dalam perusahaan guna memperoleh keuntungan yang lebih
maksimal. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu manajemen yang baik guna
menangani piutang yang ada pada perusahaan. Selain penjualan kredit, piutang
juga bisa muncul diakibatkan adanya pinjaman yang dilakukan oleh pihak
ketiga. Pinjaman ini terjadi bukan saja terkait dengan barang-barang atau
pelayanan jasa yang diberikan oleh perusahaan, tetapi pinjaman juga dapat
timbul diakibatkan adanya penangguhan pembayaran terkait dengan uang
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus lebih selektif dan hati-hati
dalam memberikan pinjaman kepada pihak ketiga tersebut.
Perusahaan harus mengetahui tata cara dalam pelaksanaan pinjam-meminjam
mulai dari persyaratan, prosedur bahkan sampai teknis penyelesaian pinjaman
tersebut di masa yang akan datang. Perusahaan dapat menyelenggarakan
teknik 5-C dalam melakukan kegiatan ini. Lima-C adalah lima ketentuan yang
harus diperhatikan perusahaan dalam mengenali pihak ketiga yang ingin
melakukan peminjaman di dalam perusahaan. Lima-C tersebut adalah The
Five C’s of Credit yang terdiri dari character, capital, capability, collateral
80 Manajemen Keuangan
juga harus memperhatikan risiko yang akan dihadapi dikemudian hari seperti
tidak tertagihnya piutang. Selain itu, perusahaan juga harus menanggung
beberapa biaya lainnya seperti menambah pegawai yang menangani dan
mengawasi urusan kredit, serta meningkatnya beban bunga pinjaman terkait
dengan piutang tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat
mengupayakan peningkatan laba karena penjualan kredit namun tetap dapat
menutupi biaya-biaya yang akan muncul karena penjualan kredit tersebut.
Piutang yang dimiliki perusahaan ini juga bisa diperjual belikan di lembaga
keuangan atau disebut juga factoring. Lembaga keuangan yang melakukan ini
di Indonesia disebut perusahaan anjak piutang. Hal ini dapat dilakukan apabila
ada kesepakan yang dilakukan sebelumnya oleh perusahaan tertentu dengan
perusahaan anjak piutang yang besarnya bisa lebih rendah 5% sampai 7% dari
ketentuan yang harus dibayar sebelumnya oleh pelanggan yang bermasalah.
Setelah itu, baik pembayaran atau segala risiko yang timbul setelah transaksi
tersebut akan menjadi urusan perusahaan anjak piutang.
Klasifikasi Piutang
Piutang dapat muncul dari berbagai aktivitas, namun yang paling umum dan
paling besar jumlahnya muncul diakibatkan karena adanya penyerahan barang
atau pelayanan jasa secara non tunai. Piutang tersebut yang dimiliki
perusahaan dapat dibagi menjadi dua kategori, di antaranya (Baridwan, 2000):
1. Tagihan-tagihan yang tidak dilengkapi dengan perjanjian tertulis atau
dikenal dengan sebutan piutang.
2. Tagihan-tagihan yang didukung dengan perjanjian tertulis atau
disebut dengan wesel.
Selain itu, piutang juga dapat dibedakan dalam beberapa judul, yaitu:
1. Piutang dagang (usaha)
2. Piutang non dagang
3. Piutang penghasilan.
Dalam hal ini, piutang non dagang dan piutang penghasilan sering disatukan
dalam satu akun yang disebut dengan piutang lain-lain. Aktivitas yang
termasuk dalam piutang bukan usaha adalah:
82 Manajemen Keuangan
Metode saldo piutang yaitu dengan menggunakan saldo piutang sebagai dasar
untuk menghitung kerugian penurun nilai piutang. Arah dari metode ini adalah
dengan melakukan penilaian terhadap aset dengan teliti atau lebih dikenal
dengan sebutan metode pendekatan aset-utang.
Bab 6 Manajemen Piutang dan Pinjaman 83
Days sales outstanding merupakan salah satu metode yang diketahui dengan
melakukan pengukuran capaian rata-rata rentang waktu yang harus ditunggu
perusahaan untuk mendapatkan pembayaran cash dari suatu kegiatan
penjualan secara kredit. Rumus mengukur Days Sales Outstanding (DSO)
dikenal dengan istilah Average Collection Period (ACP), yaitu:
2. Aging Schedule
Persentase Terhadap
Umur Piutang Jumlah
Total Piutang
Ketika jadwal pembayaran sudah jatuh tempo dan lewat hari namun pelanggan
tersebut tidak mau melakukan pembayaran, maka badan usaha dapat
melakukan pengiriman surat dengan isi “mengingatkan” (menegur pelanggan
tentang hutangnya yang sudah jatuh tempo. Apabila tidak ada respon dari surat
pertama, perusahaan dapat melanjutkannya dengan mengirim surat kedua
dengan nada yang lebih keras.
2. Calling By Phone
Salah satu efek dari kebijakan pemberian kredit adalah efek terhadap hasil
penjualan. Jika kebijakan badan usaha memberikan pinjaman, ini akan
berpengaruh terhadap perolehan kas, hal ini disebabkan karena debitur
mendapat keuntungan dalam hal kebijakan kredit. Untuk mengatasi hal
tersebut badan usaha dapat menetapkan harga jual yang lebih tinggi kepada
debitur sehingga dapat meningkatkan penjualan barang. Dengan meningkatnya
penjualan barang, diharapkan dapat meningkatkan keuntungan.
2. Efek terhadap biaya-biaya yang muncul (cost effects)
Konsekuensi lain yang harus dihadapi badan usaha jika melakukan pemberian
pinjaman atau penjualan secara kredit adalah adanya kemungkinan pelanggan
tidak melakukan pembayaran atau wan prestasi. Hal ini akan dapat
menyebakan kerugian besar terhadap badan usaha. Untuk itu perlu dilakukan
Bab 6 Manajemen Piutang dan Pinjaman 91
Faktor ini menjelaskan bahwa jika syarat pembayaran yang dtetapkan tidak
ketat, besar jumlah penitipan dana dalam piutang akan semakin besar dan serta
sebaliknya, jika semakin ketat syarat pengembalian yang ditetapkan kepada
debitur maka akan menjadi kecil dan sulit jumlah penitipan dana yang
ditawarkan dalam bentuk piutang.
3. Ketentuan tentang Pembatasan Pemberian Pinjaman
Faktor ini menjelaskan bahwa apabila ada kelakukan debitur yang sering
terlambat dalam membayar kewajibannya, maka akan menjadi besar pula total
penitipan dana dalam bentuk piutang.
Selain itu ada pula keuntungan maupun kerugian investasi yang akan
dibebankan dalam piutang, seperti keuntungannya : adanya peningkatan hasil
operasional, adanya peningkatan keuntungan dan mendapatkan pasar
persaingan. Sedangkan kerugiannya, adalah adanya bad debts expenses,
adanya biaya pengumpulan piutang serta adanya biaya administrasinya.
Standar Pemberian Pinjaman
Standar pemberian pinjaman merupakan pedoman yang digunakan dalam
pemberian piutang. Standar pemberian pinjaman merupakan minimal syarat
yang harus dapat dipenuhi badan usaha untuk melakukan pemberian pinjaman
kepada costumer (Syahyunan, 2015). Persyaratan tersebut di antaranya nama
baik pelanggan yang ingin melakukan pinjaman, daftar histori pinjaman, limit
jatuh tempo setiap pembayaran serta penilaian kondisi keuangan badan usaha
customer yang dapat dijadikan sumber informasi sebagai dasar penilaian
terhadapa badan usaha sebelum memberikan atau melakukan penjualan secara
kredit.
Selain itu, untuk menentukan standar pemberian pinjaman yang optimal, maka
badan usaha diharuskan untuk melakukan perbandingan terhadap biaya
marjinal pemberian pinjaman dengan laba marjinal dari peningkatan
penjualan. Biaya marjinal merupakan biaya-biaya yang berkaitan dengan
produksi dan penjualan, akan tetapi dalam hal ini untuk sementara yang perlu
diperhatikan adalah biaya-biaya yang berkaitan langsung dengan kualitas para
pelanggan, atau biaya kualitas dalam pemberian pinjaman.
Bab 6 Manajemen Piutang dan Pinjaman 93
Probabilitas maupun risiko dari adanya kerugian penurunan nilai piutang (bad
debt expenses) akan mengalami peningkatan dengan adanya pelonggaran
tersebut serta mengalami penurunan apabila pedoman pemberian pinjaman
diperketat.
94 Manajemen Keuangan
Manajemen Utang
7.1 Pendahuluan
Utang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain antara lain kepada
pemasok ataupun kepada kreditur yang harus dilunasi oleh perusahaan
(Murhadi, 2013). Utang juga merupakan kewajiban ekonomis perusahaan
yang diukur dan diakui berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi berterima umum.
Selain itu, dapat pula ditambahkan bahwa utang diukur berdasarkan nilai yang
telah ditetapkan pada transaksi pertukaran ekonomi antara pihak peminjam dan
pemberi pinjaman, yang diukur berdasarkan besarnya jumlah yang nantinya
akan dibayar, tetapi terkadangjuga berisi nilai atau jumlah yang sudah
didiskontokan (Rohim, 2018).
Selain itu, utang juga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembiayaan
yang tidak bersumber dari dalam perusahaan yaitu terdiri dariutang lancar dan
utang jangka panjang. Utang lancar iala hutang yang wajib dibayar dengan
batas atau jangka waktu satu tahun. Sumber utang lancar atau kewajiban
jangka pendek dapat diperoleh dari utang wesel, utang usaha, beban yang
masih wajib dibayar, dan pendapatan yang diterima di muka, serta bagian dari
kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Beban
yang masih wajib dibayar antara lain terdiri dari utang pajak dan utang bunga
serta utang upah. Sedangkan utang jangka panjang adalah utang yang wajib
dibayar dengan jatuh tempo lebih dari satu tahun. Utang jangka panjang
96 Manajemen Keuangan
Mendapatkan laba bersih per saham yang lebih banyak, karena perusahaan
mendapatkan dana melalui penerbitan dan penjualan saham biasa sehingga
lembar saham biasa yang beredar jumlahnya semakin bertambah dan karena
itu pula laba bersih per lembar saham akan semakin kecil, meskipun pada
kenyataannya bunga mampu memperkecil laba bersih (catatan bahwa laba
bersih per saham diperoleh dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan
lembar saham biasa yang beredar).
Kebijakan utang ialah salah satu bentuk kebijakan yang dilakukan perusahaan
guna menentukan perolehan dana yang bersumberdari pihak ketiga dalam
proses berinvestasi. Utang memiliki keuntungan yaitu dapat mengurangi pajak
yang dibebankan kepada perusahaan dikarenakan berkurangnya laba atas
beban bunga dari utang. Selain itu, pemakaian utang yang optimal mampu
meningkatkan nilai perusahaan. Penggunaan utang yang optimal, artinya
adalah penggunaan utang yang mempertimbangkan keseimbangan antara
keuntungan dari penghematan pajak dan risiko kebangkrutan dalam
Bab 7 Manajemen Utang 99
Jika perusahaan mendapatkan pendapatan yang lebih besar atas dana yang
dipinjamnya kepada kreditur daripada jumlah bunga yang wajib dibayar, maka
kelebihan tersebut akan dapat memperbesar tingkat pengembalian bagi pemilik
atau imbal hasil (return).
Rasio total utang terhadap total aset adalah rasio untuk mengetahui
perimbangan total utang dengan total aset. Rasio ini dipergunakan untuk
menilai berapa banyak aset perusahaan yang dibiayai oleh utang, atau
bagaimana pengaruh utang terhadap pembiayaan aset, seperti dinyatakan
dalam rumus berikut:
total utang
Rasio total utang terhadap total aset =
total aset
Jika hasil rasio ini tinggi maka kemampuan perusahaan dalam memperoleh
tambahan dana dari kreditur semakin berkurang karena kreditur khawatir
bahwa perusahaan tidak akan sanggup untuk menutupi seluruh utangnya
dengan menggunakan harta yang dimiliki. Sedangkan nilai rasio yang rendah
memperlihatkan bahwa harta perusahaan hanya sedikit yang dibiayai oleh
utang. Ukuran penilaian untuk mengukur baik atau tidaknya rasio ini
hendaknya berdasarkan rasio dari rata-rata industri yang sejenis.
2. Rasio Total Utang terhadap Total Modal (Debt to Equity Ratio)
Rasio total utang terhadap total modal adalah rasio pengukuran besarnya
persentase utang atau liabilitas terhadap modal sendiri atau ekuitas. Debt to
Equity Ratio ini dihitung dengan cara membagi seluruh utang perusahaan
dengan seluruh modal. Selain itu, Debt to Equity Ratio juga dipakai sebagai
dasar penilaian besarnya perimbangan antara dana yang diberikan oleh kreditur
dengan jumlah dana dari pemilik perusahaan. Sehingga disimpulkan bahwa
102 Manajemen Keuangan
rasio total utang terhadap total modal ini bertujuan untuk menilai seberapa
besar ekuitas yang digunakan sebagai jaminan atas utang, seperti dinyatakan
dalam rumus berikut:
total utang
Rasio total utang terhadap total modal =
total modal
Pemberian pinjaman kepada debitur dengan nilai rasio debt to equity ratio
yang cukup tinggi akan memunculkan adanya konsekuensi bagi pihak kreditur
dalam menerima risiko yang meningkat ketika kesulitan keuangan terjadi pada
debitur. Kondisi ini tentu saja merugikan pihak kreditur. Sementara itu, jika
kreditur memberikan utang kepada debitur dengan hasil rasio yang kecil maka
risiko kreditur akan semakin berkurang terutama ketika debitur sedang dalam
kondisi kesulitan keuangan. Artinya, bagi kreditur lebih aman jika
memberikan pinjaman kepada debitur dengan hasil debt to equity ratio yang
kecil yang artinya akan semakin banyak modal pemilik yang digunakan untuk
menjamin utang.
3. Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Modal Sendiri (Long Term
Debt to Equity Ratio)
Rasio utang jangka panjang terhadap modal sendiri ialah rasio untuk
mengetahui perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.
Tujuan dari rasio ini adalah untuk menilai seberapa besar perbandingan antara
dana yang diberikan oleh kreditur jangka panjang dengan besarnya dana yang
bersumber dari internal perusahaan. Dalam arti lain, rasio ini berguna untuk
menilai seberapa besar modal sendiri yang dijadikan jaminan kewajiban
jangka panjang, seperti dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:
utang jangka panjang
Rasio utang jangka panjang terhadap modal =
total modal
4. Rasio Kelipatan Bunga yang Dihasilkan (Times Interest Earned
Ratio)
Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan adalah rasio untuk melihat seberapa
mampu perusahaan dalam melunasi beban bunga. Kemampuan perusahaan
dalam membayar beban bunga dilihat dari besarnya laba sebelum bunga dan
pajak. Rasio ini juga sering disebut sebagai coverage ratio. Coverage ratio
adalah rasio yang dijadikan sebagai dasar untuk menilai seberapa jauh laba
boleh berkurang tanpa mengurangi kemampuan perusahaan membayar bunga.
Bab 7 Manajemen Utang 103
Jika hasil dari rasio ini semakin tinggi berarti semakin mampu perusahaan
dalam membayar beban bunga. Hal ini akan menjadi dasar bagi perusahaan
dalam memperoleh tambahan utang baru dari kreditur. Sebaliknya semakin
rendah rasio ini berarti perusahaan semakin kurang mampu dalam membayar
beban bunga atas utang atau pinjaman, seperti dinyatakan dalam rumus
sebagai berikut:
laba sebelum bunga dan pajak
Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan =
beban bunga
Berikut ini adalah jenis dari rasio manajemen utang (Brigham and Houston,
2010):
1. Rasio Total Utang Terhadap Total Aset
Rasio total utang terhadap total aset, sering disebut dengan rasio utang (debt
ratio) adalah rasio untuk menilai persentase dana dari pihak kreditur kepada
debitur, diperoleh dengan rumus:
total utang
Rasio utang =
total aset
Total utang atau total liabilitas adalahtotal keseluruhan dari liabilitas baik itu
jangka pendek maupun jangka panjang. Pihak kreditur lebih suka jikanilai dari
rasio ini kecil, karena perlindungan yang didapat oleh kreditur terhadap
kerugian debitur jika terjadi likuidasi akan semakin besar. Namun, jika dilihat
dari sisi investor, justru investor lebih menyukai rasio yang lebih tinggi karena
jumlah laba yang diharapkan dapat ditingkatkan.
2. Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga
Rasio kelipatan pembayaran bunga atau disebut juga rasiotime interest earned
(TIE) didapat dengan cara membagikan laba sebelum bunga dan pajak atau
earning before interest and tax (EBIT) dengan beban bunga, yang dihitung
dengan rumus:
EBIT
Rasio kelipatan pembayaran bunga =
beban bunga
Rasio TIE adalah rasio yang menilai apakah laba operasional boleh mengalami
penurunan sebelum kemampuan perusahaan untuk melunasi biaya bunga
tahunannya tidak ada lagi. Kegagalan perusahaan untuk membayar seluruh
beban bunganya akan mengakibatkan pihak kreditur mengambil tindakan
hukum sehingga memungkinkan berakhir dengan kebangkrutan.
3. Rasio Cakupan EBITDA
Rasio ini sangat berguna untuk kreditur jangka pendek, contohnya bank.
Sedangkan rasio TIE berguna untuk pemegang obligasi jangka.
Adapun yang menjadi inti dari tujuan dan manfaat rasio manajemen utang,
adalah yaitu dengan analisis rasio manajemen utang, perusahaan mampu
mengetahui berbagai hal menyangkut penggunaanmodal pinjaman dan modal
sendiri dan dapat juga mengetahui apakah perusahaan mampu dalam
membayar seluruh utangnya. Agar penggunaan modal seimbang, manajer
bagian keuangan dapat mengambil kebijakan sebagai hasil dari analisis rasio
manajemen utang. Kinerja dari manajemen perusahaan akan dapat terlihat
apakah telah sejalan dengan target dan sasaran yang telah diputuskan oleh
perusahaan atau tidak adalah merupakan tujuan akhir dari analisis rasio
manajemen utang (Kasmir, 2012).
antara debitur dengan kreditur, atau bisa juga berasal dari putusan pengadilan,
dan bisa juga dari peraturan hukum. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pihak
yang memiliki kepentingan atas restrukturisasi utang adalah dari pihak debitur
dengan kondisi keuangan yang bermasalah. Restrukturisasi utang sebaiknya
segera dilakukan dengan tujuan memperbaiki kredit bermasalah perusahaan
debitur, baik perusahaan dagang, manufaktur, maupun perusahaan jasa
(Syahyunan, 2015).
Jika dilihat dari posisi debitur, restrukturisasi utang adalah suatu langkah yang
sebaiknya segera diambil karena kemampuan perusahaan dalam membayar
komitmennya kepada pihak kreditur sudah tidak ada lagi. Jika pihak debitur
tidak melaksanakan restrukturisasi utang, maka wanprestasi atau cacat akan
timbul yang nantinya akan menjadi masalah bagi pertumbuhan hidup
perusahaan.
Masalah lain yang akan menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup
perusahaan antara lain adalah sebagai berikut (Syahyunan, 2015):
1. Debitur tidak akan memperoleh kemudahan dalam hal perolehan
dana di masa depan.
2. Nilai saham dan nilai usaha dari perusahaan debitur berpotensi
mengalami penurunan.
3. Kreditur bisa menyebarluaskan bahwa perusahaan debitur telah
bangkrut.
4. Dalam hal perolehan dana di masa depan, biaya yang akan
ditanggung perusahaan debitur menjadi lebih besar.
5. Reputasi debitur dapat menjadi kurang baik di dalam dunia usaha.
Atas dasar masalah yang akan menjadi ancaman ini, maka perusahaan debitur
dengan kondisi keuangan yang bermasalah sangat dianjurkan untuk dapat
mengambil kebijakan yaitu dengan cara melakukan restrukturisasi utang
dengan tujuan menghindari masalah yang berpotensi terjadi di masa depan
(Syahyunan, 2015).
kondisi keuangan yang lebih kuat dan lebih sehat. Terdapat beberapa metode
yang dapat dipilih dalam upaya restukturisasi utang yaitu dengan cara: (a) Hair
Cut, adalah metode restukturisasi utang dengan cara pembebasan atas seluruh
atau sebagian dari utang; (b) Debt Rescheduling, adalah metode restukturisasi
utang dengan cara melakukan penjadwalan kembali atas utang perusahaan
yaitu dengan memperpanjang jangka waktu pembayaran kembali utang dan
beban bunga; (c) Debt to asset swap, adalah metode restukturisasi utang
dengan cara pengalihan aset debitur kepada kreditur; (d) Debt to equity swap,
adalah metode restukturisasi utang dengan cara merubah utang menjadi
penyertaan modal (Respatia, A and Fidiana, 2010).
Dalam mencapai kesepakatan antara kedua belah pihak, maka pemilihan
model restrukturisasi utang harus menyesuaikan dengan faktor pendukung
keberhasilan dari restrukturisasi utang tersebut. Faktor yang dimaksud yaitu
kepentingan perusahaan debitur, perusahaan kreditur, dan juga investor
(Respatia, A and Fidiana, 2010). Dalam hal memutuskan pemilihan metode
atau langkah yang tepat dalam halrestrukturisasi utang, akan bergantung pada
sasaran dan target dari pihak debitur dan pihak kreditur. Jika prospek usaha
debitur di masa depan sudah tidak ada lagi,dan perusahaan tidak memiliki lagi
nilai ekonomi maka pemilik ataupun pengelola perusahaan memutuskan untuk
tidak melakukan restrukturisasi utang (Syahyunan, 2015).
Terdapat empat metode dalam upaya restrukturisasi utang yang akan
dilakukan oleh perusahaan, yaitu sebagai berikut (Syahyunan, 2015):
1. Rescheduling
Debt to Equity Swap adalah usaha yang bagus bagi perusahaan kreditur dalam
rangka meningkatkan laba, yaitu melalui reklasifikasi utang debitur menjadi
bentuk penyertaan modal.
4. Hair cut
Hair cut adalah peringanan atas beban bunga dan utang yang harus dibayar
oleh debitur. Perusahaan kreditur menyetujui untuk melakukan restrukturisasi
utang debitur melalui cara hair cut ini karena pihak kreditur mencegah
menerima kerugian yang lebih tinggi jika nantinya debitur tidak mampu lagi
melunasi utangnya. Sedangkan dari sisi debitur, debitur sangat senang karena
jumlah utangnya menjadi semakin sedikit dan beban yang wajib dikeluarkan
perusahaan pun dapat dikurangi.
110 Manajemen Keuangan
Bab 8
Manajemen Modal Kerja
Berikut ini contoh penggunaan ketiga konsep modal kerja tersebut di atas :
Bab 8 Manajemen Modal Kerja 113
PT ANGSA LIMA
Neraca
31 Desember 20..
(dalam ribuan rupiah)
Aset Lancar Kewajiban Lancar
Kas 26.400 Hutang Dagang 39.600
Surat Berharga 61.600 Hutang Wesel 66.000
Piutang Dagang 88.000 Hutang Pajak 31.900
Persediaan 110.000
Jumlah Aset Jumlah Kewajiban
286.000 137.500
Lancar Lancar
Keterangan :
a. Penyusutan setiap tahunnya:
Gedung Rp. 66.000.000,-
Mesin Rp. 38.500.000,-
b. Penjualan kredit dengan profit margin sebesar 20%.
Dari data di atas, maka jumlah modal kerja perusahaan menurut konsep
kuantitatif, kualitatif, dan fungsional adalah sebagai berikut :
1. Jumlah modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah keseluruhan
dari jumlah aset lancar, sehingga modal kerjanya adalah sebesar Rp.
286.000.000,-.
2. Jumlah modal kerja menurut konsep kualitatif adalah selisih antara
aset lancar dengan kewajiban lancar, sehingga modal kerjanya
adalah Rp. 286.000.000 – Rp. 137.500 = Rp. 148.500.000,-
3. Jumlah modal kerja menurut konsep fungsional adalah :
Modal Kerja
Kas Rp. 26.400.000,-
Piutang (80%) Rp. 70.400.000,-
114 Manajemen Keuangan
1. Volume Penjualan
116 Manajemen Keuangan
kebijakan modal kerja yang demikian melakukan kebijakan modal kerja yang
agresif; risikonya besar karena semua kewajiban yang jatuh tempo harus dapat
dipenuhi oleh tersedianya harta lancar. Perusahaan yang melakukan kebijakan
model ini lebih banyak gagalnya, karena struktur harta lancar itu ada yang sulit
dicairkan menjdai uang tunai yaitu persediaan, khususnya persediaan barang
setengah jadi atau persediaan barang dalam proses. Perusahaan pada umumnya
memiliki tiga jenis kebijakan modal kerja, yaitu:
1. Kebijakan yang agresif, yaitu modal kerja dipenuhi dengan seluruhnya
dengan utang jangka pendek
2. Kebijakan yang moderat, yaitu modal kerja dipenuhi 50% dengan utang
jangka pendek dan 50% dipenuhi dengan utang jangka panjang
3. Kebijakan yang konservatif, yaitu seluruh modal kerja dipenuhi dengan
utang jangka panjang
Berikut ini disajikan dalam tabel 8.1 contoh ketiga kebijakan modal kerja dan
dampaknya terhadap tigkat pengembalian modal sendiri (Retun on Equity atau
ROE).
Tabel 8.1: Kebijakan Modal Kerja
Items Agresif Moderat Konservatif
Harta lancar 150 200 300
Harta tetap 200 200 200
Total harta 350 400 500
Penjualan:
120 Manajemen Keuangan
Keterangan:
1) Dalam kondisi ekonomi kritis, modal kerja harus dipenuhi dengan
utang jangka panjang agar kegiatan bisnis lancar. Jika kebutuhan
modal kerja dipenuhi dengan utang jangka pendek baik model agresif
maupun model moderat, perusahaan akan kesulitan menjalankan
kegiatan bisnisnya, sehingaa volume penjualan menurun.
2) Akibatnya, perusahaan menderita kerugian. Modal kerja mempunyai
dampak langsung terhadap volume kegiatan bisnis atau volume
produksi dan penjualan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja
permanen, sulit untuk menjalankan bisnisnya dalam kondisi krisis
ekonomi.
9.1 Pendahuluan
Perusahaan besar yang memiliki usaha dibanyak negara merupakan perusahan
yang termasuk kedalam perusahaan multinasional/ internasional. Dalam buku
ini perusahaan Internasional yang menggunakan istilah Perusahaan
Multinasional (Multi National Coorporation) ummumnya disingkat MNC, atau
Transnational Coorporation (TNC). Perusahaan Multinasional umumnya
dimiliki oleh kaum kapitalis dan merupakan perusahaan-perusahaan besar,
antara lain pusatnya berada AS, Jerman, Itali, Inggris (UK), Perancis, Jepang
dan Jerman.
Perusahaan MNC merupakan perusahaan yang beroperasi di beberapa negara.
Perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan domestik.
Perusahaan MNC memiliki perusahaan induk yang lokasinya berada di Negara
asal, dan beberapa perusahaan di luar negeri. Perusahaan multinasional
mempunyai dana yang sangat besar sehingga pada umumnya berada di
beberapa banyak negara. Perusahaan MNC mempunyai pengaruh kuat dalam
politik dan ekonomi yang sangat besar dan memiliki kecukupan sumber
finansial yang kuat sehingga memudahkan untuk jaringan relasi dan lobi politik
antar negara. Beberapa perusahaan MNC memiliki lebih daripada 100 anak
yang perusahaan tersebar di berbagai negara seluruh dunia. Perusahaan MNC
mempunyai keunikan karakteristik sehingga mereka mampu memindahkan
126 Manajemen Keuangan
dana atau transfer keuntungan melalui internal antar unit yang dimiliki di
beberapa negara. Transaksi keuangan internal sudah lazim dilakukan oleh
perusahaan multinasional dalam operasi internasionalnya, transfer antara unit-
unit yang dimiliki di beberapa negara khususnya pada situasi kompetitif
pertukaran produk, jasa dan permodalan internasional.
Bab ini akan menjelaskan mengenai ruang lingkup manajemen keuangan
internasional yang berkaitan dengan sistem keuangan multinasional. Setelah
mempelajari bab ini maka diharapkan dapat memahami konsep perusahaan
multinasional, perbedaan manajemen keuangan mutinasional dan domestik
serta model aktivitas perusahaan multinasional. Selain itu juga dengan
mempelajari manajemen keuangan internasional akan memahami bagaimana
memaksimalkan nilai perusahaan, melakukan evaluasi dalam pencarian modal
dan keuntungan pengelolaan secara internasional.
Pasar Valuta
Asing
Deviden, Pengiriman
Uang dan Pembiayaan
Adanya aliran kas yang terjadi dari anak perusahaan di berbagai negara berbeda
sudah pasti akan meliputi atas beberapa mata uang berbeda. Oleh karena itu
perlu diperhatikan dalam analisis keuangan yang berkaitan dengan nilai tukar
(exchange rates) dan pengaruh perubahan nilai mata uang.
b. Ramifikasi Legal dan Ekonomi
Setiap negara memiliki wilayah geografis yang heteregon yang akan membawa
kepada budaya yang berbeda meskipun tampak homogen. Keunikan budaya
pada setiap negara akan mempengaruhi sistem nilai dan peranan bisnis yang
terjadi di masyarakat. Perusahaan multinasional dengan demikian akan
mempertimbangkan perbedaan tersebut terutama adanya perbedaan faktor
budaya yang akan mempengaruhi penentuan risk taking, kemampuan
menghasilkan profit, penentuan tujuan perusahaan dan pengelolaan sumber
daya manusia.
e. Peranan pemerintah
Aktivitas ekspor perusahaan adalah salah satu bentuk kegiatan perusahaan yang
melakukan bisnis internasional dengan metode yang paling sederhana.
Perusahaan domestik melakukan kapasitas produksi secara keseluruhan untuk
melakukan produksi barang, distribusi, kegiatan administrasi dan memberikan
alokasi sejumlah produksi dalam negeri tertentu yang ditujukan kepada pasar
luar negeri.
Beberapa mekanisme aktivitas ekspor perusahaan akan mempertimbangkan dan
memerlukan hal-hal berikut ini:
a. Memperoleh izin dari pemerintah dalam negeri, antara lain: beberapa
produk yang terkait dengan keamanan nasional, makanan, teknologi
b. Mempertimbangkan adanya jaminan terhadap fasilitas transportasi
yang dapat dipercaya serta asuransi transit
c. Persyaratan yang terpenuhi dari negara pengimpor, antara lain:
pembayaran terhadap bea cukai, deklarasi dan pengawasan.
2. Lisensi
adalah penerima lisensi telah membeli kekayaan milik perusahaan lain yang
berbentuk ilmu pengetahuan dan juga riset dan pengembangan. Suatu
perusahaan atau beberapa perusahaan akan diberikan hak-hak khusus secara
ekslusif oleh pemberi lisensi.
3. Franchising
6. Investasi Langsung
Metode ini sama dengan aktivitas internasional lainnya, yaitu investasi asing
melakukan: (1) sistem patungan, kondisi ini terjadi ketika risiko dan keuntungan
dibagi dengan perusahaan mitra lokalnya, (2) mendirikan perusahaan cabang
yang dimiliki penuh, yaitu perusahaan multinasional mempunyai kesempatan
untuk memperoleh keuntungan dan juga menanggung seluruh risiko.
Perusahaan multinasional lebih cenderung untuk memilih melakukan investasi
secara langsung dengan tiga alasan: 1) perusahaan akan memperoleh akses pasar
yang lebih besar. 2) dapat memperoleh keuntungan pada pasar luar negeri.
dengan adanya perbedaan biaya 3) strategi dalam menghadapi gerakan pesaing
utama atau yang memasuki pasar baru bertujuan untuk mengikuti ”pemimpin
pasar” (market leader).
Pemberian jasa manajemen yaitu antara lain: jasa konsultasi, overhead, merk
dagang dan paten, tidak memiliki acuan terhadap harga pasar. Oleh karena
kesulitan dalam menentukan harga pasar tersebut maka digunakan penyesuaian
fee dan royalty, yang merupakan bayaran terhadap penggunaan faktor-faktor
produksi intangible. Pendekatan yang digunakan untuk menetapkan fee dan
royalty yaitu dengan menentukan jumlah total tertentu dari biaya pengiriman
operasi pada perusahaan cabang. Pada umumnya bpenentuan tersebut
didasarkan kepada alokasi pengeluaran korporasi, setelah itu menetapkan porsi
jumlah bayaran untuk setiap penjualan dan aset pada perusahaan cabang.
3. Leading and Lagging
induk perusahaan. Dividend payout ratio juga sering berperan penting pada saat
menentukan dividen yang akan diterima dari luar negeri.
6. Investasi Dalam Bentuk Hutang Atau Modal Sendiri.
10.1 Pendahuluan
Sumber dana ada yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang. Sumber
dana ada yang berasal dari modal sendiri dan modal asing. Modal Sendiri
didapat dari penerbitan saham, modal disetor maupun laba ditahan. Sedangkan
sumber dana dari modal asing berasal dari hutang apakah itu hutang jangka
pendek maupun hutang jangka panjang, (Yuniningsih, Pertiwi and Purwanto,
2019). Hutang jangka panjang di mana waktu pelunasan lebih dari satu tahun
sedangkan hutang jangka pendek kurang dari 1 tahun. Pada bab ini
pembahasan ditekankan pada sumber dana jangka pendek.
Pendanaan jangka pendek merupakan sumber dana dengan jangka waktu
pengembalian kurang dari satu tahun. Pendanaan jangka pendek disini penulis
batasi pada pendanaan jangka pendek yang berasal dari hutang jangka pendek.
Dua kategori pendanaan jangka pendek biasanya didasarkan pada sifatnya
yaitu spontan atau tidak spontan. Perencanaan keuangan jangka pendek
didasarkan pada tujuan utama yaitu likuiditas. Perusahaan pada pendanaan
jangka pendek harus bisa menjaga tingkat likuiditas tinggi. Tingkat likuiditas
tinggi menunjukkan perusahaan mampu membayar kewajiban yang akan jatuh
tempo. Tingkat likuiditas tinggi juga mencerminkan bahwa perusahaan bisa
menjaga tingkat operasional sehari-hari perusahaan dalam tingkat aman.
Apakah ada persamaan antara pendanaan jangka pendek dengan pendanaan
jangka panjang? Ada persamaan antara keduanya sama-sama memiliki tingkat
risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Dari persamaan tersebut juga
mengandung perbedaan di mana pendanaan jangka pendek cenderung lebih
144 Manajemen Keuangan
dagang. Sumber dana jangka pendek yang bersifat tidak spontanitas yaitu
kredit bank jangka pendek dan warkat komersial.
Sumber dana jangka pendek yang berasal dari pos-pos akrual merupakan
sumber atau hutang jangka pendek akan ada secara terus menerus sepanjang
perusahaan beroperasional yaitu dari hutang pajak dan hutang upah. Besar
kecilnya kewajiban atau hutang jangka pendek tergantung dari tinggi
rendahnya kegiatan operasional perusahaan. Sumber dana jangka pendek yang
berasal dari hutang di pos akrual meskipun bersifat spontanitas tetapi
perusahaan harus bisa mengendalikan. Pengendalian sumber dana dari pos
akrual disebabkan waktu pembayaran kewajiban dari upah dan pajak
secepatnya harus dilakukan dan berusaha jangan sampai melakukan
penundaan pembayaran
Hutang upah
Karyawan baik yang pembayaran harian, mingguan atau bulanan akan dibayar
setelah melakukan pekerjaan. Kondisi seperti ini sebenarnya menunjukkan
bahwa karyawan tersebut memberikan hutang atau kredit kepada pihak
perusahaan. Dengan cara pembayaran seperti itu maka mendorong perusahaan
mempunyai hutang upah terhadap pekerjanya. Contoh sederhananya yaitu jika
upah tenaga kerja mingguan sebesar Rp.1.500.000,- dan akan dibayarkan pada
akhir bulan berjalan. Dengan pembayaran seperti ini maka perusahaan pada
akhir bulan dan perusahaan tersebut belum melakukan pembayaran
sebelumnya maka jumlah hutang upah sebesar Rp. 6.000.000,-. Rp.
6.000.000,- dengan asumsi satu bulan ada 4 minggu maka jumlah tersebut
didapat dari 4 minggu kali Rp.1.500.000
Hutang pajak
Bagaimana dengan hutang pajak? Hutang pajak perhitungannya hampir sama
dengan hutang upah yang dijelaskan diparagraf sebelumnya. Penjelasan
146 Manajemen Keuangan
tersebut disebabkan karena perusahaan kecil sulit atau bahkan tidak bisa
mempunyai akses dalam mendapatkan modal di pasar modal. Berbeda dengan
perusahaan yang sudah besar dan mapan maka untuk mendapatkan dana besar
bisa dilakukan dengan menerbitkan obligasi atau saham.
Hutang dagang terjadi dari transaksi bisnis yang biasa dilakukan dalam
operasional sehari-hari. Semakin sering perusahaan melakukan transaksi bisnis
maka akan semakin besar jumlah atau volume yang ditransaksikan. Semakin
lama waktu pembayaran atau jatuh tempo dari hutang dagang maka akan
semakin besar hutang dagang yang akan ditanggung perusahaan. Contohnya
adalah jika perusahaan dagang melakukan pembelian secara open account dan
diasumsikan setiap harinya sebesar Rp.500.000,-. Perusahaan menggunakan
waktu pembayaran barang yang dibeli tersebut dengan tempo 30 hari dari
pembelian. Berdasarkan informasi tersebut maka rata-rata hutang dagang yang
ditanggung perusahaan selama setahun sebesar Rp. 500.000,- X 30 hari = Rp.
15.000.000,-. Hal tersebut kita bandingkan jika perusahaan melakukan
pembelian barang dengan kredit setiap hari sebesar Rp.500.000,-. Waktu
pembayaran menggunakan jatuh tempo 10 hari dari waktu pembelian dan ini
diasumsikan perusahaan akan membayar tepat waktu. Jumlah hutang dagang
yang ditanggung perusahaan rata-rata setiap tahun adalah Rp. 500.000,- X 10
hari = Rp. 5.000.000,-. Bagaimana kalau pembelian tidak setiap hari tetapi 2
hari sekali? Contoh tersebut, misalkan perusahaan melakukan pembelian
barang secara kredit 2 hari sekali dan setiap pembelian perusahaan melakukan
transaksi sebesar Rp. 500.000,- dan masa pembayaran menggunakan waktu 30
hari dari pembelian. Maka jumlah hutang rata-rata setiap tahunnya adalah Rp.
500.000,-/2 X30 hari = Rp. 7.500.000,-
Berdasarkan ilustrasi dua pola hutang dagang tersebut menunjukkan besar
kecilnya hutang dagang per tahun dipengaruhi dengan jumlah hutang dagang
itu sendiri setiap kali transaksi, lamanya waktu jatuh tempo dan frekwensi
pembelian barang secara kredit.
Bagaimana pemenuhan dana bagai perusahaan tidak berkesempatan
mendapatkan hutang atau kredit dari lembaga keuangan yang mungkin
dikarenakan ketidaklayakan perusahaan dalam memenuhi syarat kredit?
Perusahaan tersebut bisa memenuhi kebutuhan pendanaan bisa dipenuhi
dengan menjalin kerjasama dengan perusahaan lain dalam hutang dagang.
Pemberian hutang dagang dari pemberi hutang dagang sebelum telah melalui
penilaian baik dari sisi karakter, kapasitas, modal maupun jaminan yang
dianggap layak untuk diberikan hutang dagang dari perusahaan lain yang
148 Manajemen Keuangan
membayar pada hari ke 70. Maka perkiraan biaya tahunan yang ditanggung
adalah :
(3% /100%-3%) X (360 hari/70 – 10) = 0.185567 atau 18,5567%
Berdasarkan hasil tersebut dengan membandingkan syarat kredit yang
ditetapkan maka biaya bunga tahunan semakin kecil sebesar 18.5567% disaat
membayar pada hari ke 70 dibandingkan dengan 22,268% disaat membayar
pada hari ke 60 yang ada di contoh di atas.
Hubungan antara tingkat bunga dengan periode kredit atau lamanya periode
waktu pelunasan hutang dapat disajikan di gambar 10.1.
Open account dikatakan sebagai hutang dagang yang sangat popular dalam
dunia perdagangan. Hal tersebut dilakukan berdasarkan kesepakatan yang
disetujui kedua belah pihak baik dari sisi penjual maupun dari sisi pembeli.
Bab 10 Sumber Dana Jangka Pendek 151
pembeli tidak bisa atau sering tidak melakukan pembayaran pelunasan di open
account
3. Trade Acceptance
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah kenapa biaya kredit dari penjual
kadang memberikan biaya yang lebih besar dibandingkan dngan biaya kredit
yang diberikan oleh lembaga keuangan? Ingat, bahwa sebagaian besar penjual
dana yang digunakan untuk memberikan hutang dagang kepada pembeli atau
mitra bukan berasal dari modal sendiri tetapi juga dari sumber dana eksternal.
Kalau perusahaan selaku penjual yang sudah besar kemungkinan besar sumber
dana dalam membiayai hutang dagang berasal dari dana internal yang berlebih
sehingga biaya kredit yang diberikan ke pembeli bisa lebih rendah atau lebih
murah dibandingkan biaya kredit pada umumnya yang diberikan oleh
perusahaan penjual lain. Lain halnya jika perusahaan sebagai penjual yang
memberikan hutang dagang didanai dengan sumber dana eksternal atau berasal
dari lembaga keuangan lain. Maka dampaknya perusahaan penjual akan
memberikan hutang dagang kepada pembeli dengan biaya kredit yang lebih
mahal dibandingkan dengan biaya kredit dri lembaga keuangan atau biaya
kredit pada umumnya.
Kenapa pembeli mau membeli dengan kredit dalam bentuk hutang dagang
meskipun dengan biaya kredit yang lebih mahal? Hal tersebut dilakukan
dengan berbagai alasan, karena pembeli tidak mempunyai akses atau
mengalami kesulitan dalam mendapatkan dana di lembaga keuangan.
Kesulitan tersebut antara lain kemungkinan disebabkan karena tidak
memenuhi syarat syarat administrasi yang ditentukan oleh lembaga keuangan
tersebut. Alasan lainnya tidak menyadari dan tidak mempunyai alternative
pilihan bahwa hutang dagang yang diambil memiliki biaya yang lebih mahal
dibandingkan hutang dagang atau pinjaman yang disediakan piha lain dan
banyak alasan lainnya. Sedang dari sisi penjual yang memberikan kemudahan
dalam memberikan hutang dagang yaitu agar tingkat likuiditas tinggi, barang
atau modal terus berputar setiap hari sehingga akan meningkatkan penjualan.
Akibat penjualan yang meningkat dampaknya akan meningkatkan keuntungan
perusahaan atau penjual. Pemberian hutang dagang bagi penjual diguanakan
sebagai sarana dan prasarna promosi barang atau jasa yang diperdagangkan
dan memperluas segmen konsumen yang berdampak pada tujuan jangka
panjang.
• Jaminan Kredit, jika suatu bank masih belum nyakin atau meragukan
akan kemampuan nasabah dalam melaksanaan kewajiban hutang
yang ditanggung maka bank akan menentukan jaminan kredit.
Jaminan kredit atau credite collateral dari nasabah tersebut digunakan
untuk menjaga likuiditas jika seandainya nasabah suatu saat tidak
bisa memenuhi kewajiban hutang atau pelunasan.
• Saldo kompensasi, menunjukan saldo rekening yang harus
dipertahankan perusahan. Jumlahnya ditentukan oleh berdasarkan
ketentuan atau peraturan bank. Misalkan saldo kompensasi
ditentukan sebesar 10% dari jumlah hutang. Nasabah yang
mengajukan hutang Rp. 200.000.000,- maka saldo kompesasi sebesar
Rp. 20.000.000, sehingga nasabah menerima Rp. 180.000.000,-
Pemilihan Bank
Seorang atau perusahaan sebagai nasabah bank sebelum mengajukan
pendanaan bank harus mempertimbangkan banyak hal. Pertimbangan tersebut
baik bersifat internal ataupun eksternal. Hal itu perlu dilakukan agar apa yang
dilakukan dalam pendanaan bisa bermanfaat dalam usaha dan tidak
mengakibatkan ketidakmampuan dalam membayar kewajiban. Untuk itu
perusahaan atau perseorangan yang berlaku sebagai nasabah perlu
mempertimbangkan beberapa beberapa hal sebagai bahan pengambil
keputusan. Baik buruknya hasil keputusan seseorang dalam penggunaan dana
atau investasi dangat dipengaruhi pengetahuan, pengalaman dan pemahaman
seseorang (Yuniningsih, 2020; Yuniningsih and Taufiq, 2019; Pertiwi,
Yuniningsih and Anwar, 2019). Kriteria tersebut misalkan untuk penggunaan
apa dana tersebut, berapa beban bunga yang harus ditanggung, biaya apa saja
yang harus dikeluarkan selain beban bunga, berapa plafon pinjaman yang akan
diberikan, apakah masih ada kewajiban atau tanggungan di bank lain atau
pihak lain dan lain-lain. Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka
seseorang atau perusahaan sebagai pihak pengguna dana akan tercapai tujuan
dan sasaran yang jelas tanpa mengganggu likuiditas kedepannya.
158 Manajemen Keuangan
Daftar Pustaka