TANTRI ARDINI
A14.2009.00483
NIM : A14.2009.00483
Mengetahui,
i
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NIM : A14.2009.00483
Anggota Penguji
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kekuatan yang telah
diberikan-Nya, sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Tugas Akhir dengan
judul “Perancangan Iklan Komersial Produk Koen Gallery’s Handicraft untuk
Memperluas Pangsa Pasar” ini ditujukan untuk memenuhi gelar sarjana di
Program Studi Desain Komunikasi Visual Strata Satu Universitas Dian
Nuswantoro Semarang.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai
pihak, Tugas Akhir ini tidak akan dapat diselesikan tepat pada waktunya. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses perancangan Tugas Akhir ini,
yaitu kepada :
1. Ibu, Bapak, kakak serta adik yang telah memberikan dukungan moril,
materiil, doa dan kasih sayang.
2. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.kom., selaku Rektor Universitas Dian
Nuswantoro.
3. Dr. Ir. Dwi Eko Waluyo., selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer.
4. Yang terhormat Bapak Edy Mulyanto, S.Si., M.Kom., selaku Ketua
Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Ilmu Komputer.
5. Dosen Pembimbing, Bapak Pujiyanto, M.Sn dan Bapak Muh.
Ariffudin Islam, S.Sn yang telah memberikan bimbingan dan masukan
kepada perancang.
6. Pemilik KOEN GALLERY’S, Ibu Yuni dan Bapak Kuncoro Bolopati.
7. Pihak pengrajin dan petani eceng gondok yang telah banyak membantu
dalam usah memperoleh data yang diperlukan.
8. Pihak Model Chanya, Mbak Vriska, Aank yang telah memberikan
support selama pengerjaan Tugas Akhir.
i
9. Teman-teman (Mega, Anis, Lala, Riska, Kunto, Alya, Mas Langgeng,
Mas Oky, Mas Yoga, Mbak Rya, Mbak Arikha, Mbak Vika, dll) serta
teman-teman seperjuangan.
10. Semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu yang
secara langsung maupun tak langsung membantu dalam penyelesaian
Tugas Akhir ini.
Tantri Ardini
i
Abstrak
i
Abstrak
i
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................ i
Abstraksi ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL
i
Tabel 1.1 : Elemen 4P dalam Marketing Mix .............................................. 16
DAFTAR GAMBAR
i
Gambar 2.1 : Logo Koen Gallery’s .............................................................. 35
i
i
BAB I
PENDAHULUAN
i
Eceng gondok (Eichhornia crassipes), salah satunya. Tanaman ini
memiliki bunga yang indah berwarna ungu muda. Daunnya berbentuk
bulat telur dan berwarna hijau segar serta mengkilat bila diterpa sinar
matahari. Daun-daun tersebut ditopang oleh tangkai berbentuk silinder
memanjang yang kadang-kadang sampai mencapai 1 (satu) meter dengan
diameter 1-2 (satu-dua) cm. Menurut beberapa sumber, eceng gondok
diperkirakan masuk ke Indonesia pada tahun 1894. Penanaman eceng
gondok yang berasal dari negara Brasil saat itu bertujuan untuk
melengkapi dan memperindah suasanan Kebun Raya Bogor. Tetapi
dengan tersebarnya eceng gondok ini dapat menimbulkan beberapa
masalah serius.
Hampir semua bagian dari tanaman eceng gondok ini bermanfaat
untuk kehidupan manusia. Sadar akan potensi yang terdapat dalam eceng
gondok, oleh tangan-tangan terampil, tumbuhan pengganggu ini dapat
disulap menjadi barang-barang kerajinan yang memiliki nilai jual tinggi.
Gallery’s adalah istilah untuk sanggar, biasanya berupa sanggar
seni lukis atau lukisan atau tempat untuk pameran dan penjualan benda-
benda seni. Benda-benda seni ada bermacam-macam, ada seni lukis, seni
patung, kerajinan tangan, dan anyaman. Anyaman pun ada berbagai
macam seperti anyaman rotan, anyaman serat, anyaman pandan, dan yang
sangat spesial adalah anyaman berbahan baku eceng gondok. Bahan
dasarnya eceng gondok berasal dari tanaman air yang biasa hidup di Rawa
Pening, diolah dengan teknologi sehingga menjadi anyaman yang kuat dan
indah.
Sampai dengan saat ini, sebagian masyarakat Indonesia dan
mancanegara belum sepenuhnya “familiar” dengan kerajinan dari eceng
gondok. Padahal dari segi kualitas dan tampilan produk dari bahan eceng
gondok tidak kalah baiknya dengan produk dari bahan-bahan seperti
bambu, rotan dan kayu. Produk dari bahan eceng gondok bahkan memiliki
kesan yang unik yang tidak dimiliki produk dari bahan-bahan lain.
i
KOEN Gallery’s handicraft yang berada di Lopait Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang merupakan salah satu pelaku kreatif yang
memproduksi furniture bermaterial eceng gondok. KOEN Gallery’s
handicraft yang didirikan pada tahun 2004 ini memfokuskan diri dalam
mengembangkan berbagai produk furniture di dalam ruangan seperti meja,
kursi, lemari, tas, tempat tissu, dan sebagainya, terutama produk
handicraft yang berbahan baku utama eceng gondok. Berbagai aksesoris
rumah tangga buatan KOEN Gallery’s handicraft memiliki karakter yang
kuat dan bernilai seni tinggi sehingga sangat cocok untuk menghiasi
ruangan rumah, perkantoran, hotel atau ruang publik indoors lainnya.
Produk eceng gondok adalah produk dari tumbuhan yang
dikeringkan, sehingga sama halnya seperti kayu dan rotan, eceng gondok
pun dibeberapa negara terkena regulasi fumigasi atau mudah terkena
jamur. Untuk mengatasinya produk KOEN Gallery’s handicraft sudah
melakukan proses penyemprotan anti jamur agar produk yang akan dijual
atau dikirim tidak akan terkena jamur, dengan syarat produk berbahan
eceng gondok tersebut tidak ditaruh ditempat yang lembab dan tidak boleh
terkena air.
Era globalisasi saat ini fanatisme akan produk-produk impor di
Indonesia semakin meningkat. Sementara itu kecintaan akan produk dalam
negeri semakin menurun. Sebagai rakyat Indonesia, kita harus
berkerjasama untuk meningkatkan kecintaan terhadap produk-produk
dalam negeri. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memberikan
nilai tambah pada produk-produk dalam negeri, khususnya
memasyarakatkan produk-produk yang ramah lingkungan, inovasi baru
harus terus dilakukan terhadap produk dalam negeri.
Promosi merupakan salah satu cara pemasaran yang sangat penting
dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk barang.
Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara
perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk
i
mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa
sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Peningkatan dari segi promosi
perlu dilakukan untuk memperluas kerajinan tangan ini. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi.
Walaupun produksi kerajinan eceng gondok KOEN Gallery’s
handicraft baru dapat diminati atau disenangi oleh masyarakat sekitar
Lopait. Kurang memadai, mengingat eceng gondok KOEN Gallery’s
handicraft sebenarnya dapat menciptakan produk aksesoris rumah tangga
yang sesuai dengan keinginan masyarakat dan berkualitas tinggi sehingga
tidak menutup kemungkinan dapat diminati atau disenangi oleh
masyarakat khususnya di daerah Kota Semarang, dengan didukung peran
promosi yang handal. Hasil wawancara terhadap Bapak Kuncoro Bolopati
dan Ibu Yuni pemilik KOEN Gallery’s handicraft, kurang dikenalnya
KOEN Gallery’s handicraft dikarenakan kurangnya promosi, promosi
yang sudah dilakukan secara langsung dengan menggunakan media
periklanan. Media promosi yang dimiliki KOEN Gallery’s handicraft
hanya sedikit seperti sepanduk atau MMT, kartu nama, nota, dan promosi
dengan cara tidak langsung dari mulut kemulut. Permasalahan ini yang
membuat perancang untuk mendesain media promosi KOEN Gallery’s
handicraft, agar dikenal oleh masyarakat khususnya di Kota Semarang.
Dengan demikian industri kerajinan Indonesia dapat berkembang
lebih pesat dan diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat Indonesia dan meningkatkan kecintaan terhadap produk-
produk dalam negeri buatan Indonesia.
i
1. Bagaimana menentukan konsep dan desain promosi yang tepat dan berhasil
guna dalam mengenalkan produk KOEN Gallery’s handicraft kepada
masyarakat Semarang ?
2. Bagaimana menentukan media promosi yang tepat dan berhasil guna dalam
mengenalkan produk KOEN Gallery’s handicraft kepada masyarakat
Semarang ?
i
KOEN Gallery’s handicraft adalah salah satu pelaku kreatif yang
memproduksi furniture bermaterial eceng gondok di Lopait Kecamatan
Tuntang, Kabupaten Semarang.
1.3.2 Batasan Objek Perancangan
Objek perancangan ini hanya sebatas KOEN Gallery’s handicraft yang
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang handicraft eceng
gondok di Jl.Fatmawati No. 181 Lopait, Tuntang – Kab. Semarang
1.3.3 Batasan Media
Batasan media pada iklan komersial ini adalah hanya pada media lini atas
dan media lini bawah yang sesuai dengan permintaan perusahaan dan lebih
dapat meraih masyarakat yang dituju.
1.3.4. Batasan Target Audience dan Target Marketing
Dalam hal ini target audience yang dituju adalah masyarakat umum, dan
target marketing yang utama adalah kantor-kantor, hotel, dan ibu-ibu
rumah tangga pecinta kerajinan handicraft berbahan eceng gondok di
KOEN Gallery’s.
i
1.4.2 Manfaat Penelitian dan Signifikansi Penelitian
a. Manfaat perancangan bagi Masyarakat :
Membuat target market untuk lebih mengenal tentang adanya KOEN
Gallery’s sebagai sebuah perusahaan yang bergerak dibidang kerajinan
handicraft eceng gondok untuk menjadi salah satu pilihan usaha yang
menguntungkan, sekaligus menciptakan lapangan kerja.
b. Manfaat perancangan bagi KOEN Gallery’s :
Memberikan uraian tentang analisa pasar yang menjadi dasar
perancangan yang dapat digunakan untuk menginformasikan pesan
serta menjadi bahan pertimbangan ketika akan melakukan sebuah
kegiatan periklanan dalam berpromosi guna menginformasikan
perusahaan “KOEN Gallery’s”.
c. Manfaat perancangan bagi Almamater :
Menambah daftar pustaka dan referensi tentang iklan komersial serta
memberi masukan tentang pemecahan permasalahan media promosi
pada konsumen.
d. Manfaat perancangan bagi Perancang :
Membantu perancangan untuk menambah pengalaman serta
pengetahuan mendalam dalam bidang perancangan kegiatan serta
pengembangan ide dan konsep perancangan sehingga dapat membantu
kebutuhan masyarakat terhadap dunia periklanan.
i
media massa atas penyiaran iklannya, misalnya, melalui program siaran
televise (Suhandang, 2010:13). Sedangkan menurut Baarle (1946:1)
peiklanan merupakan suatu kekuatan menarik yang ditujukan kepada
sejumlah pembeli tertentu, hal mana dilaksanakan oleh produsen atau
pedagang agar mempengaruhi penjualan barang atau jasa dengan cara
menguntungkan. Periklanan adalah salah satu metode untuk
memperkenalkan barang, jasa, atau gagasan kepada public
(Schindler, 1970:79)
i
konsumen untuk membeli produk, dan mengingatkan konsumen terhadap
produk.
Bagi konsumen periklanan mempunyai manfaat antara lain:
a) Memperluas alternatif, artinya dengan iklan konsumen dapat
mengetahui adanya berbagai produk yang pada gilirannya akan
menimbulkan pilihan.
b) Membantu produsen menumbuhkan kepercayaan kepada
konsumen. Iklan yang tampil secara mantap dihadapan masyarakat
dengan ukuran besar dan logo yang menarik akan menimbulkan
kepercayaan yang tinggi bahwa perusahaan tersebut bonafide dan
produknya bermutu.
c) Membuat orang kenal, ingat dan percaya pada produk yang
ditawarkan.
d) Memuaskan keinginan konsumen dalam pembelian produk.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan
periklanan adalah memberi informasi kepada konsumen dan bersifat
membujuk agar konsumen tersebut ingat pada iklan yang pernah
dilihatnya dan melakukan sebuah tindakan yang ada pada iklan tersebut di
kemudian hari.
1.6.1 Pengertian Periklanan
Pengertian Periklanan menurut Ralph S. Alexander.
Any paid form of nonpersonal communication about an
organization, product, services or idea by identified sponsor.
i
atau jasa yang dilakukan secara massive (nonpersonal) dimana
sponsor membayar media dan jasa perancangan iklan.
i
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa periklanan adalah segala
bentuk pesan tentang produk, barang, jasa, atau ide yang ditujukan kepada
target audiens melalui segala media komunikasi baik cetak maupun media
elektronik.
Sebuah merek atau produk diproyeksikan pada suatu citra (image) tertentu
(melalui periklanan). Gagasannya adalah agar konsumen dapat menikmati
keuntungan psikologis dari sebuah produk (selain keuntungan fisik yang
mungkin ada). Ini biasanya berorientasi pada simbol kehidupan.
Pendekatan ini dipopulerkan oleh David Ogilvy dalam bukunya
Confessions of an Advertising Man.
i
Tinjauan : Contoh produk kerajinan tas indah dari bahan eceng gondok,
dengan balutan warna yang sangat menarik dan merk KOEN Gallery’s,
dipakai oleh model iklan artis terkenal, produk juga telah di-export keluar
negeri, diharapkan konsumen tertarik unuk membeli dengan menikmati
keuntungan psikologis bahwa tas tersebut juga digunakan oleh artis
terkenal yang menjadi bintang iklannya.
1.5.1 Perancangan
Pengertian perancangan menurut Ginty (1991:2) adalah:
1. Mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih
baik.
2. Perancangan meliputi fungsi mengidentifikasikan masalah
menggunakan metode-metode dan melakukan sintesa.
3. Perancangan merupakan proses tiga bagian yaitu keadaan
semula, proses transformasi, keadaan kemudian proses sintesa
kondisi awal transformasi pemecahan permasalahan usaha dan
kreasi masalah yang berwujud nyata.
Menurut Soetedjo (1991:1) perancangan adalah aktifitas kreatifitas menuju
sesuatu yang baru dan berguna yang tidak ada sebelumnya. Berdasarkan
kutipan yang diambil dari http://eone87.wordpress.com/, 28 September
2012, perancangan adalah suatu proses pemilihan dan pengembangan
daripada tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas.
Menurut Ladjamudin (2005:39), perancangan adalah suatu kegiatan yang
memiliki tujuan untuk mendesign rencana baru yang dapat menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan
i
alternatif yang terbaik.
Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perancangan merupakan suatu
pola yang dibuat untuk mengatasi masalah yang dihadapi suatu perusahaan
atau organisasi setelah melakukan analisis terlebih dahulu, dengan cara
yang kreatif sehingga menghasilkan pola baru.
1.5.2 Teori Pemasaran
1.5.2.1 Bauran Pemasaran
Bauran Pemasaran menurut Lamb, Hair, dan Mc Daniel adalah strategi
produk, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang
untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pasar
yang dituju (Rangkuti, 2009:21).
Bauran pemasaran merupakan proses pertukaran dan pengembangan
hubungan konsumen yang dilanjutkan dengan mengembangkan suatu
produk (Product) yang memuaskan kebutuhan konsumen dan menawarkan
produk (Product) tertentu serrta mendistribusikan agar tersedia ditempat-
tempat (Place) yang menjadi pasar bagi produk yang bersangkutan. Untuk
itu diperlukan program promisi (Promotion) atau komunikasi guna
menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen kepada produk yang
bersangkutan (Morissan, 2007:5).
Bauran pasar (Marketing Mix) terdiri dari empat komponen utama
(Rangkuti, 2009:22-23) antara lain:
a. Produk (Product) adalah suatu barang, jasa, atau gagasan yang
dirancang untuk kebutuhan seorang konsumen.
b. Tempat (Place) yaitu menempatkan suatu produk pada outlet
yang sesuai dan memerlukan kepastian mengenai sejenis aktivitas
yang keseluruhannya berkaitan dengan bagaimana menyampaikan
produk tersebut dari produsen ke konsumen.
c. Harga (Price) yaitu menempatkan harga yang sesuai yang
kadang merupakan penyeimbang.
i
d. Promosi (Promotion) berkaitan dengan teknik teknik
menyampaikan informasi mengenai suatu produk.
1.5.3.2. Strategi Pemasaran
Dalam aktifitas memasarkan produk, pemasar membuat keputisan dan
menggunakan berbagai kaedah untuk mendapatkan respon positif daripada
pelanggan sasaran. Jerome McCarthy telah mengklarifikasikan
kebanyakan kaedah tersebut kepada empat group utama yaitu Product,
Price, Place & Promotion yang merupakan bauran pemasaran yang biasa
digunakan oleh
pemasar. Bauran ini juga biasa disebut sebagai strategi 4P.
i
strategi pemasaran. Melalui penggunaan teknologi dan kepakaran yang
tinggi, pengeluaran dapat mengasilkan produk yang berkualitas, namun
untuk memiliki kelebihan kompetitif dikalangan pesaing, memerlukan
berbagai inisiatif tambahan oleh pemasar. Faktor-faktor lain selain kualitas
seperti variety untuk pilihan, kesesuaian reka bentuk, kaedah pengemasan,
kaedah penggunaan, serta berbagai attribute produk patut diperkirakan
untuk menarik perhatian pelanggan.
b) Price
Umumnya, harga melambangkan kualiti produk. Tetapi, dalam realitas
pemasaran fakta tersebut tidak semestinya untuk dijadikan asas
penempatan harga yang stategis. Strategi penetapan harga menjadi penting
diatas kesadaran pemasar bahwa faktor harga berperan dalam
mempengaruhi konsumen untuk membeli dan menjadi pelanggan suatu
produk. Kepada pemasar, harga merupakan kaedah menghasilkan
pendapatan dan menciptakan keuntungan. Kepada pemasar, harga
merupakan kaedah menghasilkan pendapatan dan mencipta keuntungan.
Kepada pembeli pula melibatkan aspek seperti kemampuan membeli.
Inisiatif lain seperti diskon, jumlah angsuran dan waktu tempu bayaran
dapat mempengaruhi minat pengguna untuk membeli sebuah produk.
c) Place
Strategi penempatan memberi penekanan kepada aspek saluran
pengedaran produk yang berfungsi menyapaikan produk kepada target
marketnya. Strategi ini juga perlu mengambil faktor liputan dan
pengedaran. Menawarkan produk yang tepat, ditempat/lokasi yang tepat
dan pada waktu yang tepat, adalah tujuan strategi ini. Hal ini sangat
bergantung pada kesan cara yang digunakan dalam mempromosikan
produk.
d) Promotion
Dalam strategi promosi, pemasar melaksanakan aktivitas memperkenalkan
produk yang hendak ditawarkan kepada konsumen. Dalam usaha tersebut
i
berbagai cara promosi perlu dilaksanakan agar diketahui, dipahami dan
membuat konsumen untuk menggunakan produk tersebut. Tanpa aktivitas
promosi, pemasaran produk yang berkualitas sekalipun tidak menjadi aktif
dan prusahaan sulit memperoleh tahap kompetitif yang dikehendaki di
pasaran.
Sementara itu, sebagai tambahan kepada 4P di atas, Brooms & Bitner telah
menambah 3P lagi kepada bauran yang tersedia yaitu :
a) People
Faktor manusia (yang terlibat langsung dan tidak langsung) dalam
aktivitas penyampaian produk di pasaran tidak dapat dikecualikan. Peran
menjalankan berbagai aktivitas berkaitan dengan pemasaran perlu
dijadikan sebagai strategi. Oleh karena itu, inisiatif dari aspek kemampuan
dan keahlian pekerja dan pihak pengurusan di industri perlu juga diberi
perhatian dalam strategi meningkatkan usaha pemasaran.
b) Process
Proses atau alur kerja termasuk arahan dan prosedur yang bertepatan bagi
setiap aktivitas merupakan elemen yang akan menentukan kesan dan
keberhasilan pemasaran.
c) Physical Evidence
Cara sebuah perusahaan menyampaikan sebuah produk kepada masyarakat
harus disesuaikan dengan pasaran yang dituju. Hal ini akan meningkatkan
lagi kesan dalam berkomunikasi yang nantinya akan diterima oleh
konsumen, khususnya dalam aspek kepuasan konsumen atau target
audiencenya.
1.5.2.2 Segmentasi Pasar
Tujuan penggunaan segmentasi pasar adalah untuk memungkinkan satu
pemasar merancang bauran pemasaran yang lebih tepat dalam menjawab
kebutuhan para konsumen di segmen pasar tertentu. Satu segmen pasar
terdiri dari individu, kelompok, atau organisasi dengan satu atau lebih
i
karakteristik serupa yang menyebabkan mereka memiliki kebutuhan
produk yang relatif serupa.
Segmentasi pasar dapat berupa kelompok tertentu seperti yang
dikemukakan oleh Morisson (2007:43-50)
a. Segmentasi Demografis
Segmentasi ini melibatkan pembagian pasar berdasarkan variabel-variabel
demografis seperti usia, seks, ukuran keluarha, tahap siklus hidup
keluarga, pendapatan, pekerjaan, agama, ras, dan kebangsaan.
b. Segmentasi Geografis
Segmentasi ini melibatkan pembagian pasar berdasarkan variabel-variabel
geografis seperti agama, ukuran, populasi, kepadatan dan iklim, juga
mempengaruhi kebutuhan produk konsumen.
c. Segmentasi Behaviouristik
Segmentasi ini melibatkan pembagian pasar berdasarkan variabel-variabel
behavioristik seperti penggunaan volume produk dan loyalitas merek.
d. Segmentasi Psikografis
Segmentasi ini melibatkan pembagian pasar berdasarkan variabel-variabel
psikografis seperti gaya hidup dan atau kepribadian. Gaya hidup biasanya
berdasarkan pada analisis kegiatan, minat, dan opini.
1.5.4 Positioning
1.5.4.1 Pengertian Positioning
Positioning mencakup perancangan, penawaran, dan citra perusahaan agar
target pasar mengetahui dan menganggap penting posisi perusahaa
diantara pesaing. Menurut Al Ries dan Trout, positioning bukanlah hanya
menyangkut apa yang dilakukan terhadap produk (barang atau jasa) tetapi
apa perusahaan lakukan terhadap pikiran/ benak konsumen.
Positioning merupakan konsep psikologis yang terkait dengan bagaimana
konsumen yang ada ataupun calon konsumen dapat menerima perusahaan
tersebut dan produknya dibanding perusahaan lain. Latar belakang
pemikiran positioning adalah untuk menciptakan citra (image) yang
diharapkan, maksudnya adalah langsung terkait dengan bagaimana
konsumen yang berada di segmen pasar tertentu itu mempresepsikan
perusahaan tersebut. Tujuan dilakukan positioning adalah untuk
membedakan persepsi perusahaan beriut produk dan jasa pesaing.
Positioning dalam teorinya memang mengedepankan unsur komunikasi.
Positioning dalam bentuk barang mengkomunikasikan atribut dari barang
tersebut. Istilah positioning mengacu pada upaya penempatan atau
i
menggerakkan suatu produk ke suatu tingkatan yang diinginkan dan sesuai
dengan konsumen. (Lupiyoadi, 2001:48).
1.5.8.1. Strategi Positioning
Mempertimbangkan pentingnya peran positioning pada keberhasilan suatu
produk, maka terdapat tiga langkah yang perlu dilakukan dalam
positioning (Kotler, TT:296) :
1. Mengidentifikasi keunggulan-keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh
perusahaan. Untuk mendapatkan keunggulan bersaing (competitive
advantage) maka perusahaan harus melakukan kegiatan diferensiasi atas
penawaran kepada konsumen yang berbeda dibandingkan dengan
penawaran dari pesaing.
2. Memilih salah satu atau lebih keunggulan kompetitif yang dimiliki
untuk dikomunikasikan dan diposisikan dalam benak konsumen. Beberara
persyaratan tersebut diatas perlu diperhatikan dalam usaha untuk
menghindari terjadinya kesalahan dalam positioning seperti berikut
(Kotler & Armstrong, TT:TH) :
Under Positioning
Suatu kondisi dimana konsumen tidak dapat menangkap ide yang hendak
disampaikan oleh pemasar atas kelebihan atau keunikan dari merek produk
perusahaan.
Over Positioning
Suatu kondisi dimana konsumen memiliki persepsi yang terlalu sempit
atas citra atau nilai suatu merek.
Confused Positioning
Suatu kondisi dimana konsumen bingung akan citra yang hendak
diposisikan oleh suatu merek. Hal ini terjadi akibat perusahaan tidak
konsisten dalam mengangkat suatu nilai untuk diposisikan atau karena
perusahaan selalu berganti-ganti nilai yang diposisikan suatu merek.
Doubtful Positioning
i
Suatu kondisi dimana konsumen ragu atau tidak percaya dengan
positioning dari sebuah merek. Hal ini terjadi karena kinerja dari merek
yang kurang standar atau “over promise under delivered” (Kartajaya,
TT:185).
Komunikasi pemasaran yang mengobral janji berlebihan tanpa adanya
dukungan kinerja merek yang sesuai dengan apa yang telah dijanjikan.
3. Memilih strategi positioning yang tepat melalui brand value
proposition.
Setiap merek memiliki nilai yang dapat ditawarkan kepada konsumen,
sekumpulan manfaat yang dimiliki oleh sebuah merek, yang dapat
dijadikan saranan untuk diposisikan dalam benak konsumen adikenal
dengan istilah brand value proposition. Berikut penjelasan dari kombinasi
strategi pada brand value proposition :
More for More adalah strategi positioning yang menakankan kepada
konsumen bahwa kualitas merek produk perusahaan lebih tinggi
dibandingkan dengan kualitas merek produk pesaing dengan penetapan
harga yang lebih tinggi pula dibandingkan harga produk pesaing.
More for The Same adalah strategi positioning yang menekankan pada
konsumen bahwa kualitas dari merek produk perusahaan lebih tinggi
dibandingkan dengan kualitas merek produk pesaing dengan penetapan
harga yang sama dengan harga produk pesaing.
More for Less adalah strategi positioning yang menekankan kepada
konsumen bahwa kualitas dari merek produk perusahaan lebih tinggi
dibandingkan dengan kualitas merek produk pesaing dengan penetapan
harga yang lebih murah dibandingkan harga produk pesaing.
The Same for Less adalah strategi positioning yang menekankan kepada
konsumen bahwa kualitas dari merek produk perusahaan sama dengan
kualitas produk merek pesaing dengan penetapan harga yang lebih murah
dibandingkan harga produk pesaing.
i
Less for Much Less adalah strategi positioning yang menekankan kepada
konsumen bahwa kualitas dari merek produk perusahaan lebih rendah
sedikit dari kualitas produk merek pesaing dengan penekanan harga yang
jauh lebih murah dibandingkan harga produk pesaing.
i
yang terjadi dalam proyek atau disebuah usaha, bisnis, atau mengevaluasi
lini-lini produk sendiri maupun pesaing.
Teori Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk
merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT. SWOT adalah
sebuah singkatan dari, S adalah Strenght atau Kekuatan, W adalah
Weakness atau Kelemahan, O adalah Oppurtunity atau Kesempatan, dan T
adalah Threat atau Ancaman. SWOT ini biasa digunakan untuk
menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk
melakukan sesuatu, sebagai contoh, program kerja (wordpress.com, 10 Juli
2012). Stephen Pelayanan Mary dan Robbins Coulter (1999:229)
mendefinisikan analisis SWOT adalah suatu analisis organisasi dengan
menggunakan kekuatan, kelemahan, kesempatan serta ancaman dari
lingkungan. Menurut Rangkuti, Freddy (2000:18), analisis SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara istematis untuk merumuskan strategi
perusahaan.
Analisis SWOT menurut Rangkuti (1997:18) “Analisis SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis SWOT mempunyai peranan penting dalam kemajuan
usaha yang akhir-akhir ini semakin kompetitif persaingannya dalam
mencapai tujuan. Arti dari SWOT adalah Strengths, Weakness,
Opportunity, and Threats. Yang artinya Kekuatan, Kelemahan, Peluang,
dan Ancaman.
Kekuatan dan kelemahan dikelompokkan ke dalam faktor-faktor internal,
sedangkan peluang dan ancaman diidentifikasikan sebagai faktor
eksternal.
Tahapan analisa SWOT dimulai dari tahap pengambilan data yaitu
evaluasi factor eksternal dan internal, kemudian tahap analisis yaitu
pembuatan matriks internal eksternal dan matrik SWOT. Terakhir tahap
pengambilan keputusan.
1.5.5. Promosi
i
1.5.5.1. Definisi Promosi
Pengertian Promosi menurut Djasim Saladin (TT:68) adalah suatu
komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah
sikap dan tingkah laku pembeli yang tadinya tidak mengenal sehingga
penjadi pembeli dan mengingat produk tersebut. Promosi adalah arus
informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran
dalam pemasaran. Dalam usaha mendorong penjualan, perusahaan
menjalankan berbagai kegiatan, seperti memperbaiki produk, memperluas
daerah pemasaran dan menambah pelayanan ke konsumen.
Perusahaan juga berusaha meningkatkan penjualan dengan cara
mengarahkan komunikasi dengan cara persuasif kepada konsumen.
Kegiatan seperti ini disebut promosi.
Promosi menurut Terrence Shrip adalah aspek pemasaran umum bahwa
managemen promosi berhubungan dengan ekplisitas. Promosi meliputi
praktek periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan, piblisitas
dan point of purchase communication (P-O-P). Point of Purchase
Communication adalah komunikasi di tempat pembelian. Elemen promosi,
termasuk display, poster, signage dan variasi bahan-bahan ditoko lain,
yang di desain untuk mempengaruhi pilihan pelanggan pada saat
pembelian. Perbedaan antara promosi dengan pemasaran adalah promosi,
merupakan salah satu kegiatan pemasaran pada saat kita menyebarkan
pesan (mempromosikan). Sedangkan pemasaran lebih kepada 2 (dua) arah
dimana proses penyesuaian dan perlunya feedback dari mendesain nama
sampai ke produk jadi. Selain itu dalam pemasaran juga perlu assessment
(penilaian/taksiran).
1.5.6 Teori Promosi
1.5.6.1 Pengertian Promosi
Promosi merupakan kegiatan terpenting, yang berperan aktif dalam
memperkenalkan,memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat
i
suatu produk agar mendorong konsumen untuk membeli produk yang
dipromosikan tersebut. Untuk mengadakan promosi, setiap perusahaan
harus dapat menentukan dengan tepat alat promosi manakah yang
dipergunakan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan.
Pengertian Promosi menurut Djasim Saladin (TT:68) adalah suatu
komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah
sikap dan tingkah laku pembeli yang tadinya tidak mengenal sehingga
penjadi pembeli dan mengingat produk tersebut. Promosi adalah arus
informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran
dalam pemasaran. Dalam usaha mendorong penjualan, perusahaan
menjalankan berbagai kegiatan, seperti memperbaiki produk, memperluas
daerah pemasaran dan menambah pelayanan ke konsumen.
Perusahaan juga berusaha meningkatkan penjualan dengan cara
mengarahkan komunikasi dengan cara persuasif kepada konsumen.
Kegiatan seperti ini disebut promosi.
Pengertian promosi menurut Michael Ray adalah koordinasi dari seluruh
upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran
informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau
memperkenalkan suatu gagasan. (Morissan, 2007: 13).
Menurut Stanton (1993) adalah sinonim dalam penjualan. Maksudnya
adalah memberikan infomasi kepada konsumen, mengimbau dan
mempengaruhi khalayak ramai. Promosi merupakan bauran pokok dalam
persaingana harga dan menjadi unsur pokok dalam pemasaran modern.
(Rangkuti, 2009: 49)
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa peranan kegiatan promosi
adalah sangat penting dan harus dapat diperlihatkan dengan cara yang
tepat sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti
oleh masyarakat yang diharapkan dapat menjadi konsumen bagi
perusahaan.
i
1.5.5.2. Tujuan Promosi
Menurut Fandi Tjiptono (TT:221) tujuan promosi adalah sebagai berikut:
1. Menginformasikan (informing), dapat berupa :
Menginformasikan pasar mengenai produk baru.
i
pameran, demonstrasi, dan contoh barang. Ciri-ciri promosi penjualan ini
adalah komunikasi, intensif, dan undangan. Bauran Promosi merupakan
program komunikasi pernasaran total sebuah perusahaan yang terdiri dari
iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat
yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan
pemasarannya. Menurut Lamb, Hair, Mc-Daniel dalam Rangkuti
(2009:37), bauran promosi yang dipilih oleh suatu perusahaan bagi suatu
produk atau jasa tergantung pada beberapa faktor: sifat produk,tahapan
dalam daur hidup produk, karakteristik target pasar, jenis keputusan
pembelian,tersedianya dana untuk promosi dan menggunakan baik strategi
mendorong (push) maupun menarik (pull). Kotler dalam Rangkuti
(2009:37-38) mengemukakan berbagai factor dalam menentukan bauran
promosi, yaitu:
a) Tipe Produk/Pasar.
1. Perusahaan barang konsumen
Biasanya mengalokasikan lebih banyak dana untuk iklan, menyusun
promosi penjualan, penjualan perorangan dan kemudian hubungan
masyarakat.
2. Perusahaan barang Industri
Menyediakan dana lebih banyak untuk penjualan perorangan diikuti
dengan promosi penjualan, iklan dan hubungan masyarakat.
b) Strategi dorong atau tarik.
1. Strategi dorong (Push Strategy)
Merupakan strategi promosi yang menggunakan tanaga penjual dan
promosi perdaganganuntuk “mendorong” produk lewat saluran distribusi.
Produsen mempromosikan produk kepada pedagang besar, pedagang besar
kepada pengecer, dan pengecer mempromosikankepada konsumen.
2. Strategi tarik (Pull Strategy).
Merupakan strategi promosi yang menggunakan banyak biaya untuk
periklanan dan promosi konsumen demi memupuk permintaan konsumen.
i
Apabila strategi tarik berhasilkonsumen akan mencari produk dari
pengecer, pengecer akan mencari dari pedagang besar dan pedagang besar
akan mencari dari produsen.
c) Kesiapan Pembeli.
Pengaruh dari alat promosi itu bervariasi untuk tahap kesiapan pembeli
yang berbeda.Iklan dan hubungan masyarakat, memegang peran utama
dalam tahap kesadaran dan pengetahuan.
d) Daur hidup Produk.
1. Tahap perkenalan, iklan dan hubungan masyarakat baik untuk
menghasilkan kesadarantinggi, dan promosi penjualan bermanfaat untuk
mempromosikan penjualan awal. Penjualan perorangan harus dipakai agar
pedagang mampu menjual produk tersebut.
2. Tahap pertumbuhan, semua kiat itu dapat diperlambat karena
permintaan memiliki momentumnya sendiri lewat pembicaraan dari mulut
kemulut.
3. Tahap kemapanan (dewasa), promosi penjualan, periklanan dan
penjualan perorangan semua bertambah penting secara berurutan.
4. Tahap kemunduran, promosi penjualan berlangsung kuat, iklan dan
publisitas dikurangi,dan tenaga penjualan hanya memberi perhatian
minimal pada produk itu.
1.5.6.4 Media Promosi
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Robert
Heinich (1985:6) mengemukakan definisi medium sebagai sesuatu yang
membawa informasi antara sumber (source) dan penerima (receiver)
informasi. Masih dari sudut pandang yang sama, Kemp dan Dayton
(1985:3), mengemukakan bahwa peran media dalam proses komunikasi
adalah sebagai alat pengirim (transfer) yang mentransmisikan pesan dari
pengirim (sander) kepada penerima pesan atau informasi (receiver).
i
Sedangkan pengertian media promosi adalah suatu media untuk
mengkomunikasikan produk atau jasa. Media promosi yang berperan
sebagai media penyampai pesan ini harus memenuhi syarat penyampaian
strategi komunikasi, yaitu tujuan (tujuan apa yang hendak dicapai, apa
hanya agar produk diketahui konsumen, atau agar konsumen menjadi
yakin dan melakukan perubahan tingkah laku), penetapan bentuk (bentuk
apa yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut), dan jenis (jenis apa yang
cocok untuk menyalurkan informasi kepada konsumen).
Menurut Howard Stephenson dalam Kusumasari (2009:55) media promosi
adalah tempat pada salah satu media komunikasi, dimana suatu perusahaan
akan memperkenalkan hasil produksi barang atau jasa yang baru, agar
asyarakat mengetahui produk atau jasa tersebut. Media promosi menurut
Djajakusumah dalam Kusumasari (2009:55) adalah suatu ruang atau waktu
untuk memperkenalkan suatu barang atau jasa, dimana ruang tersebut
adalah tempat atau kolom pada media massa, surat kabar, majalah atau
waktu siaran baik itu televise ataupun radio. Media promosi menurut
Berkhouver dalam Kusumasari (2009:56), adalah media yang memuat
setiap pernyataan yang ditujukan kepada masyarakat dalam bentuk apapun
juga yang dilakukan oleh seorang pengusaha yang diarahkan ke arah
sasaran memperbesar penjualan barang atau jasa yang dimasukkan, oleh
pihak yang berkepentingan dalam perdagangan.
Jenis-jenis media promosi yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan
dalam mempromosikan produk atau jasa yang dihasilkan adalah:
a) Etiket : suatu kertas atau plastik yang ditempelkan pada kemasan suatu
produk. Tulisan pada etiket berisi semua hal yang berhubungan dengan
produk atau jasa tersebut.
b) Label : tanda yang memuat logo atau identitas perusahaan produk / jasa
tersebut.
c) Stiker
d) Flyer : biasanya berisi tentang keterangan produk atau jasa.
i
e) Leaflet
f) Poster : biasanya terbuat dari kain atau plastik yang memuat gambar-
gambar menarik dan tulisan-tulisan yang bersifat mempromosikan produk
atau jasa.
g) Spanduk : berisi tentang informasi yang ingin disampaikan
kepadakonsumen.
Tulisan dibuat tegas dan mudah dibaca.
h) Paperbag : material yang digunakan untuk membuat bungkus atau
wadah (package) yang nantinya untuk membungkus barang. Fungsinya
sebagai media pelindung dari cuaca dan kotoran bagi produk yang
diwadahinya, sebagai identitas atau wajah produk yang ada didalamnya,
dan sebagai media menjual dimana kemasan memiliki kemampuan
membujuk konsumen.
i) Baliho : terbuat dari triplek atau papan yang menampilkan ganbar dan
tulisan singkat yang atraktif sehingga menarik perhatian konsumen.
k) Sandwichman : dilakukan oleh orang yang berjalan-jalan di jalan umum
dengan membawa papan reklame.
j) Display : suatu kegiatan memamerkan produk atau jasa agar dapat
dilihat oleh masyarakat. Terdiri dari window display (etalase), interior
display(merchant design display, store design and decoration), exterior
display.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa media
merupakan salah satu komunikasi mengatur hubungan yang efektif antara
dua pihak utama yang digunakan sebagai penyampai informasi sesuai
dengan keadaan dan kondisi.
1.5.2.2. Jenis Iklan
Secara umum iklan dibedakan seperti berikut:
a) Iklan Komersial
Iklan Komersial adalah iklan yang memiliki tujuan mendukung kampanye
pemasaran suatu produk atau jasa.
i
b) Iklan Nonkomersial
Iklan nonkomersial adalah iklan yang menjual ide atau gagasan untuk
kepentingan masyarakat.
c) Iklan Corporate
Iklan Corporate adalah iklan yang memiliki tujuan membangun citra
(image) suatu perusahaan yang diharapkan dapat membangun citra positif
produkproduk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.
(Madjadikara, 2004 : 17)
Berdasarkan dokumentasi Morissan (2007:15), George E. Belch dan
Michael A. Belch, membagi jenis iklan sebagai berikut:
a) Iklan Nasional
Iklan yang dipasang oleh perusahaan besar dan produknya tersebar secara
nasional atau di sebagian besar wilayah suatu Negara yang bertujuan untuk
mengiformasikan konsumen tentang perusahaan atau merek yang
diiklankan dengan berbagai fitur tambahan yang dapat memperkuat citra
produk yang bersangkutan.
b) Iklan Lokal
Iklan yang dipasang oleh perusahaan pengecer atau perusahaan dagang
tingkat lokal yang bertujuan untuk mendorong konsumen untuk belanja di
toko tertentu atau menggunakan jasa lokal tertentu.
i
Iklan yang menargetkan pekerja professional seperti dokter, pengacara,
ahli teknik, dan sebagainya yang bertujuan agar mereka terdorong
menggunakan produk perusahaan yang sesuai dengan bidang mereka
masingmasing.
f) Iklan Perdagangan
Iklan yang menargetkan anggota yang mengelola saluran pemasaran
(marketing channel) misalnya pedagang besar, distributor, dan pengecer.
1.5.7.3 Jenis Iklan
Menurut Madjadikara (2004 : 17), secara umum iklan dibedakan seperti
berikut:
a) Iklan Komersial
Iklan Komersial adalah iklan yang memiliki tujuan mendukung kampanye
pemasaran suatu produk atau jasa.
b) Iklan Non Komersial
Iklan nonkomersial adalah iklan yang menjual ide atau gagasan untuk
kepentingan masyarakat.
c) Iklan Corporate
Iklan Corporate adalah iklan yang memiliki tujuan membangun citra
(image) suatu perusahaan yang diharapkan dapat membangun citra positif
produkproduk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.
Berdasarkan dokumentasi Morissan (2007:15), George E. Belch dan
Michael A. Belch, membagi jenis iklan sebagai berikut:
a) Iklan Nasional
Iklan yang dipasang oleh perusahaan besar dan produknya tersebar secara
nasional atau di sebagian besae wilayah suatu Negara yang bertujuan
untuk menginformasikan konsumen tentang perusahaan atau merek yang
diiklankan dengan berbagai fitur tambahan yang dapat memperkuat citra
produk yang bersangkutan.
b) Iklan Lokal
i
Iklan yang dipasang oleh perusahaan pengecer atau perusahaan dagang
tingkat lokal yang bertujuan untuk mendorong konsumen untuk belanja di
toko tertentu atau menggunakan jasa lokal tertentu.
c) Iklan Primer dan Selektif (Primary Demand Advertising)
Iklan primer dirancang agar permintaan terhadap suatu jenis produk
bertambah. Sedangkan iklan selektif memusatkan pada penciptaan
permintaan terhadap sebuah merek tertentu.
d) Iklan Antar Bisnis (Business-to-business Advertising)
Iklan yang menargetkan satu atau beberapa individu yang memiliki peran
mempengaruhi pembelian barang atau jasa industri guna kepentingan
perusahaan tempat individu tersebut bekerja.
e) Iklan Profesional
Iklan yang menargetkan pekerja professional seperti dokter, pengacara,
ahli teknik, dan sebagainya yang bertujuan agar mereka terdorong
menggunakan produk perusahaan yang sesuai dengan bidang mereka
masing-masing.
f) Iklan Perdagangan
Iklan yang menargetkan anggota yang mengelola saluran pemasaran
(marketing channel) misalnya pedagang besar, distributor, dan pengecer.
Berdasarkan beberapa jenis iklan tersebut dapat disimpulkan bahwa semua
iklan pasti memiliki sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh
komunikan kepada khalayak luas. Diharapkan pesan tersebut dapat
merubah perilaku khalayak sesuai dengan pesan yang ada pada iklan
tesebut.
1.5.7.4 Strategi Kreatif Iklan
Sebagai bagian dari komunikasi maka strategi kreatif akan semakin
penting peranannya dalam upaya perusahaan membuat periklanan itu
berhasil.
Kotler dan Armstrong (2004:148) merumuskan tiga langkah strategi
kreatif yang harus dikembangkan, yaitu :
i
1. Pembangkitan Pesan
Menurut Sutherland dan Sylvester (2005:130), agar pesan iklan yang
disampaikan tidak menimbulkan kekesalan atau tampak membosankan
bagi para audiens, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi respon
mereka pada iklan keseluruhan ada lima cara yang dapat digunakan yaitu :
a. Tidak membuat penonjolan
b. Berbicara pelan atau mengurangi penonjolan itu
c. Menempatkan informasi sebagai sesuatu yang telah diketahui
d. Mengemas informasi itu sebagai hiburan
i
Geografi, Demografi, dan Psikografi. Penjelasannya adalah sebagai
berikut :
1.Geographic
Segmentasi berdasarkan geografis memandang pasar sebagai kota dan
desa. Padahal pada kenyataannya banyak orang desa sudah mempunyai
peralatan canggih seperti sarana telekomunikasi, dengan kata lain gaya
hidup orang desa sudah relatif sama dengan orang kota. Dan sebaliknya
banyak orang kota yang sarananya jauh memadai bahkan ketinggalan jauh
dibandingkan dengan orang desa.
2. Demographic
Salah satu penggunaan segmentasi berdasarkan variabel demografi dimana
pasar dikelompokkan berdasarkan usia, berarti sampai tingkat tertentu
pengelompokan cara ini sudah kurang memadai, sebagai contoh : banyak
orang yang usianya di atas 40 tahun masih bergaya seperti remaja belasan
tahun.
3. Psycographic
Sebagai ilustrasi, menentukan sasaran pasar untuk “orang-orang muda”,
Dalam hal ini “muda” diartikan secara “psikologi”, bukan secara
“demografi”.
Dalam konteks ini muda secara “psikografi” bisa saja orang yang sudah
berusia 40 tahun, namun merasac usia belasan tahun, maka ia termasuk
sasaran pasar.
1.5.7. Targeting
1.5.7.1. Definisi Targeting
Targeting atau menetapkan target pasar adalah tahap selanjutnya dari
analisis segmentasi. Produk dari targeting adalah target market (pasar
sasaran), yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus
kegiatan-kegiatan pemasaran. Kadang-kadang targeting juga disebut
selecting karena marketer harus menyeleksi. Ada 4 kriteria yang harus
i
dipenuhi untuk mendapat pasar sasaran yang optimal. Keempat criteria itu
adalah sebagai berikut (Clancy dan Shulman, 1991:TH) :
1. Responsive. Pasar sasaran harus responsive terhadap produk dan
program-program pemasaran yang dikembangkan.
2. Potensi Penjualan. Potensi penjualan harus cukup luas. Semakin besar
pasar sasaran, semakin besar nilainya. Besarnya bukan hanya ditentukan
oleh jumlah populasi, tetapi juga daya beli dan keinginan pasar untuk
memiliki produk tersebut.
3. Pertumbuhan memadai. Pasar tidak dapat dengan segera berekreasi.
Pasar tumbuh perlahan-lahan sampai akhirnya meluncur dengan pesat dan
mencapai titik pendewasaannya.
4. Jangkauan media. Pasar sasaran dapat dicapai dengan optimal kalau
marketer tepat memilih media untuk mempromosikan dan
memperkenalkan produknya.
1.5.7.2. Jenis-Jenis Pasar Sasaran
Dalam mendidik konsumen, marketer harus dapat membedakan pasarnya
antara :
1. Pasar jangka pendek –pasar masa depan
Pasar sasaran jangka pendek adalah pasar yang ditekuni hari ini yang
direncanakan akan dijangkau dalam waktu dekat (misalnya tahun depan).
Tujuannya adalah mendeteksi dan memenuhi perubahan prioritas
konsumen, mengatasi persaingan, dan mencegah bermigrasinya konsumen
kepada para pesaing.
2. Pasar primer-pasar sekunder
Pasar primer adalah sasaran utama produk perusahaan. Umumnya target
primer adalah pemakai fanatic (heavy users). Pasar sekunder sebaliknya
adalah pasar yang terdiri dari konsumen-konsumen yang sering tidak
dianggap penting tapi jumlahnya cukup besar (Hiebring & Cooper,
TT:165).
1.5.1.5 Pengertian Desain
i
Christopher Jones dalam buku Design Methods (1969) memaparkan
pendapat beberapa pakar yang menaruh perhatian pada masalah desain dan
metodologi desain, antara lain :
Decision making in the face of uncertainty with high penalties for error
(Pengambilan keputusan menghadapi ketidak-pastian dengan risiko tinggi
melakukan kekeliruan).
Simulating what we want to make (or do), before we make (or do) it as
many times as many be necessary to feel confident in the final result
(Melakukan simulasi atas sesuatu yang ingin diciptakan atau dilakukan
sebelum benar-benar menciptakan atau melakukan sesuatu yang
diinginkan tersebut. Simulasi dilakukan berulang-ulang, sesering yang
dianggap perlu sehingga dirasa yakin akan hasil akhirnya.
Titik
Titik adalah salah satu unsur visual yang wujudnya relative kecil,
dimana dimensi memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti. Titik
cenderung ditampilkan dalam bentuk kelompok, dengan variasi jumlah,
susunan, dan kepadatan tertentu.
Garis
i
tak pernah menganalisisnya. Garis dianggap sebagai unsur visual yang
berpengaruh terhadap pembentukan suatu objek sehingga garis, yang
selain dikenal sebagai goresan atau coretan, juga menjadi batas limit suatu
bidang atau warna. Garis dikategorikan berdasarkan tipe, arah, dan
kualitasnya. Tipe garis atau atribut garis menunjuk pada gerakan garis dari
awal hingga akhir. Tipe garis ini dapat berupa garis lurus, lengkung, atau
siku-siku. Inilah yang paling mudah untuk membedakan tipe garis.
Bentuk
Bidang
Ruang
Warna
Tekstur
Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik tekstur
dibagi menjadi tekstur kasar dan halus, dengan kesan pantul mengkilat dan
kusam. Ditinjau dari efek tampilannya, tekstur digolongkan menjadi
tekstur nyata dan tekstur semu. Disebut tekstur nyata bila ada kesamaan
antara hasil raba dan penglihatan.
Tinjauan : Iklan yang dibuat agar menarik harus dilakukan dan didisain
dengan teori-teori visual tersebut diatas.
i
BAB II
i
tertentu. Menurut Marzuki (2002:62) dalam wawancara selalu ada dua
pihak, yang masing-masing mempunyai kedudukan yang berlainan, yaitu
interviewer sebagai pengejar informasi yang mengajukan pertanyaan dan
interviwee sebagai pemberi informasi. Menurut Esterberg yang dikutip
oleh Sugiyono (2005:73) mengemukakan beberapa macam wawancara,
yaitu:
a. Wawancara tersruktur
Wawancara ini digunakan sebagai teknik pegumpulan data bila peneliti
atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang
akan diperoleh. Dalam wawancara ini,pengumpulan data juga menggunakan
alat bantu seperti recorder, gambar, material lain yang dapat membantu
pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
b. Wawancara semiterstruktur
Wawancara ini termasuk in-depth interview, dimana wawancara yang
dilakukan lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur
c. Wawancara tidak berstruktur
Wawancara ini bebas dimana perancang tidak menggunakan pedoman
wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya. Pedoman wawancara digunakan hanya berupa garis-garis besar yang
akan ditanyakan.
Berdasarkan jenis wawancara di atas, perancang menggunakan wawancara
semiterstruktur dimana wawancara yang dilakukan lebih bebas dan tidak formal.
Perancang melakukan wawancara kepada Sdr Afrie selaku supervisor restaurant.
Selain menggunakan teknik wawancara, perancang juga melakukan observasi.
Menurut Hasan (2002:86) observasi adalah pemilihan, pencatatan, dan
pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisasi
itu, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. Menurut Naution seperti dikutip
Sugiyono (2005:64) observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Kelebihan
teknik observasi menurut Hasan (2005:86) adalah data yang diperoleh merupakan
i
data aktual atau segar dalam arti bahwa data diperoleh dari responden pada saat
terjadinya tingkah laku.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi
(tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan diberbagai organisasi
atau perusahaan. Seperti dari buku, media cetak, media elektronik, serta media
online dan sumber lainnya yang berhubungandengan penelitian (Ruslan, 2003:29).
Menurut Sarwono (2006:123) data sekunder merupakan data yang sudah tersedia
34
sehingga tinggal mencari dan mengumpulkannya. Perancang menggunakan data
sekunder berupa brosur, catalog, leaflet dan media online.
Menurut Sugiyono (2005:89) analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh melalui hasil wawancara,catatan
lapangan, dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Metode analisis
yang digunakan oleh perancang adalah metode analisis SWOT. Analisis SWOT
adalah sebuah metode perencanaan yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
(strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat)
yang ada dalam suatu perusahaan maupun kompertitor dari perusahaan yang
diteliti.
hasil wawancara dan observasi dengan ibu Uly yang dilakukan pada tanggal 22
dan 28 Maret 2012.
i
Nama perusahaan : KOEN Gallery’s
Jenis Usaha : Menjual produk-produk berbahan
eceng gondok
Pendiri : Bapak Kuncoro Bolopati dan
Ibu Yuni
Alamat lengkap / klient : Jl. Fatmawati No. 181 Tuntang -
Kab. Semarang
Phone / Hp : 0815 7559 0994
0858 6514 2952
Email : ecenggondok_koengalery
@yahoo.com
Facebook : Koen_Galery
Twitter : @KoenGalery
Jam Buka : 09.00 – 21.00 WIB
i
Gambar 2.9 : Logo “KOEN Gallery’s”
Warna
Warna yang digunakan dalam logo “KOEN Gallery’s”
yakni putih dan coklat.
Logotype
Logotype dalam logo “KOEN Gallery’s” menggunakan
jenis huruf mistral pada teks “KOEN Gallery’s” yang
mempunyai teknik legibility yang cukup baik.
Komposisi
Komposisi logotype divisualkan dengan dominasi dari segi
ukuran dari teks “KOEN” yang divisualkan dengan huruf
kapital dibandingkan dengan teks “Gallery’s” yang
divisualkan dengan huruf kecil.
i
2.1.2 Lokasi Perusahaan
Berikut ini adalah beberapa foto yang di peroleh dari hasil observasi ke
“KOEN Gallery’s” :
i
Gambar 2.2 : Legenda
Sumber foto : Visualisasi Tantri Ardini
KETERANGAN :
1. LAUT JAWA 11. TAMAN KOTA
2. UDINUS 12. PASAR UNGARAN
3. BANDARA UDARA 13. POMBENSIN BAWEN
4. TUGU MUDA 14. TERMINAL BAWEN
5. LAWANG SEWU 15. GUNUNG UNGARAN
6. SIMPANG LIMA 16. RAWA PENING
7. RS.KARYADI 17. HUTAN KARET
8. RS.WILLIAM BOOTH 18.LOKASI
KOENGALLERY’S
9. POMBENSIN
10. RS.ELIZABETH
Berikut adalah beberapa foto yang diperoleh dari hasil observasi dan
wawancara di Cooking Class Gourmet House Semarang pada tanggal 03 April
2012 :
i
Gambar 2.3 : tampak bagian depan “KOEN Gallery’s”
Sumber foto : Dokumentasi Tantri Ardini
i
Gambar 2.4 : tampak bagian luar tempat penjemuran produk
Sumber foto : Dokumentasi Tantri Ardini
i
2.1.3 Perkembangan Produk
a. Visi
Dengan disain yang inovatif yang indah dan menarik dan produk
barang kerajinan anyaman yang bermutu tinggi akan menjadikan barang
kerajinan dari anyaman ini disukai banyak orang, bukan hanya didalam
negeri Indonesia tetapi juga orang luar negeri, sehingga barang kerajinan
anyaman khususnya yang berbahan dasar eceng gondok akan meningkat
i
penjualannya termasuk export keluar negeri, dengan demikian akan
mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan dan tentunya akan ikut
meningkatkan devisa negara Indonesia.
b. Misi
Untuk mewujudkan visi sebagaimana yang tertera tersebut diatas.
KOEN Gallery’s sebagai salah satu perusahaan produsen sekaligus penjual
produk kerajinan anyaman terutama yang berbahan baku eceng gondok,
mempunyai Misi yaitu :
i
c. Tujuan
Gourmet House sebagai Kitchen Boutique dan Kitchen Solution bagi
pecinta kuliner di Indonesia, berkomitmen, berkontribusi secara total
dalam penyediaan kebutuhan peralatan dapur. Selain itu dengan
Program Cooking Class, kami ingin berpartisipasi dalam
mengembangkan edukasi kuliner di Indonesia. Dan Gourmet House ke
depannya dapat memberikan efek yang positif untuk perkembangan
dunia kuliner di Tanah Air.
Owner
Manager
Marketing Support
Pengrajin
Petani
1. Owner
i
Owner/ pemilik galery adalah pemegang saham dan yang mendirikan
galery ini. Pemilik galery selalu menerima laporan periodik dari manager.
Pemilik galery juga bertanggung jawab memberikan tambahan modal bagi
pengembangan galerynya. Pemilik galery secara langsung menggaji
manager. Pemilik galery juga memastikan manager bekerja dengan baik,
selain itu pemilik galery juga harus bisa memberikan ide untuk kemajuan
galerynya.
2. Manager
Manager bertanggung jawab membuat laporan keuangan lengkap
(pemasukan dan pengeluaran) harian. Laporan pemasukan diperoleh dari
kasir, sedangkan laporan pengeluaran adalah laporan yang dibuat sendiri
oleh manager dengan melihat pengeluaran (pengeluaran untuk membeli
bahan makanan dan keperluan lain) untuk hari ini. Kedua laporan itu akan
digunakan untuk menghitung laba/keuntungan yang akan dilaporkan
kepada pemilik galery. Selain itu manager juga bertanggung jawab
melakukan transaksi/pembayaran dengan supplier bahan makanan.
Manager juga bertugas membayar gaji para pegawai.
3. Marketing
Marketing memiliki fingsi untuk mempromosikan produk perusahaan
kepada masyarakat. Selain itu tugas marketing untuk menyampaikan
kepada perusahaan tentang segala sesuatu yang bermanfaat untuk
mendukung peningkatan kualitas dan penjualan produk di Cooking Class
Gourmet House.
4. Support
Di dalam Gourmet House tugas seorang support adalah untuk membantu
segala kegiatan administrasi dan mendukung operasional untuk sebuah tim
dalam divisi tertentu.
5. Pengrajin
i
6. Petani
i
Dompet
Tikar
vas dan sebagainya.
i
Rotan adalah tanaman menjalar yang biasanya tumbuh
dihutan hutan diluar Pulau Jawa seperti Kalimantan, Sumatera
Sulawesi. Sama seperti bahan kerajinan yang lain yang berasal dari
tanam-tanaman, rotan pun di bersihkan terlebih dahulu sebelum
masuk kedalam alat atau direndam kedalam bak-bak yang berisi
bahan pengawet. Setelah rotan ini selesai diawetkan dan
dikeringkan maka rotan bahan ini siap untuk dianyam atau
dibentuk menjadi barang kerajinan.
Seperti yang telah diuraikan diatas, karena sifat bahan rotan
yang lebih kuat dan kaku, maka rotan diperlukan sebagai kerangka
pembentuk atau struktur utama barang kerajinan eceng gondok,
sedang eceng gondoknya sendiri menjadi penutup bidang terutama
untuk produk barang-barang kerajinan yang membutuhkan
kekuatan seperti : meubel, meja kursi, almari dan sebagainya.
i
besar, serta barang kerajinan yang direncanakan berfungsi
menerima beban, seperti halnya meja, kursi, almari dan
sebagainya.
i
2.1.2.3 Price (Harga)
Berikut beberapa rincian harga dari produk-produk yang
ditawarkan “KOEN Gallery’s” :
i
Tabel 2.2 : Harga Menu Janendra Café and Resto
Sumber : Hasil Observasi Perancang
USP
Keunggulan dari produk kerajinan eceng gondok KOEN Gallery’s
terutama dari desainnya yang inovatif, contoh furniture eceng gondok
dengan bentuk yang indah. Misalnya bentuk kursi yang bulat seperti
telor, tengahnya terdapat cekungan sebagai tempat untuk duduk.
Bentuk yang ini memang mirip desain kursi yang murni rotan dari
bahan rotan yang dibelah kecil-kecil sebesar lidi yang dianyam, namun
dengan dilapisi balutan anyaman eceng gondok yang secara fisik lebih
lebar sekitar 5 – 6 (lima sampai enam) kali lebar satu helai rotan
wujudnya jadi sangat berbeda, tampak lebih menarik.
2.1.2.6 Positioning
Product Positioning
i
jenis accessories interior yang di jual oleh KOEN Gallery’s. Dengan
adanya perancangan promosi ini diharapkan agar KOEN Gallery’s
dapat di kenal di Kota Semarang.
i
Gambar 2.18 : Janendra di Tabloid Cempaka
Sumber : Dokumentasi Arhika Chrisma Rani
i
membeli dan memesan langsung produk yang ditawarkan di toko “KOEN
Gallery’s” Lopait, Tuntang, Kab.Semarang yang beralamat di Jl.
Fatmawati No. 181 Tuntang - Kab.Semarang, sedangkan customer yang
melakukan pembelian dan pemesanan yang berada di luar wilayah
Tuntang , Kab.Semarang dapat melakukan pembelian dan pemesanan
melalui telepon.
i
Warna merah menjadi warna yang dominan di setiap media promosinya, mulai
dari brosur, nomer meja hingga interior di Janendra. Berikut dokumentasinya:
i
Gambar 2.20 : Nota
Sumber : Data KOEN Gallery’s
i
Media tersebut dapat berupa poster, baliho, X-banner yang memuat
informasi tentang KOEN Gallery’s baik KOEN Gallery’s sebagai
penyelenggara event maupun sebagai sponsor sebuah
event. Pemasaran secara tidak langsung yang dilakukan oleh KOEN
Gallery’s berupa pengadaan event-event dan juga penyampaian informasi
tentang KOEN Gallery’s yang dilakukan oleh customer satu ke kepada
customer lain. Pengadaan event-event yang dilakukan KOEN Gallery’s
seperti pengadaan pameran dan juga penyebaran media promosi secara
merata dan bertahap, secara tidak langsung menyampaikan pesan akan
keberadaan KOEN Gallery’s sebagai sebuah perusahaan dagang pengrajin
eceng gondok kepada para konsumen. Meskipun dalam event-event yang
diadakan oleh KOEN Gallery’s tidak secara langsung dan gambling
mempromosi perusahaannya, namun secara tidak langsung para peserta
dan masyarakat akan mendapatkan pesan yang berupa keberadaan KOEN
Gallery’s suatu perusahaan yang bergerak didunia industri kerajinan.
i
Segmentasi geografis mengacu pada tindakan yang melakukan segmentasi
pasar menurut wilayah negara atau dunia, ukuran pasar, tingkat kepadatan
atau iklim pasar. Kelompok pasar “KOEN Gallery’s” berdasarkan
pengelompokan geografis berada di seluruh wilayah di kota-kota besar
yang berada di Indonesia.
b. Segmentasi Demografis
c. Segmentasi Psikografis
i
atau orang yang suka dengan barang-barang kreasi
olahan alam mempunyai kecenderungan inovasi-
inovasi baru tentang bentuk yang berbahan baku
alami tersebut.
d. Segmentasi Pendapatan
Pendapatan merupakan variable demografi yang popular untuk
mensegmen pasar karena tingkat pendapatan akan mempengaruhi
keinginan para konsumen dan menentukan daya beli mereka. Banyak
pasar disegmentasi berdasarkan pendapatan, termasuk pasar untuk
perumahan, pakaian, otomotif dan makanan.
Status Penggunaan : Langsung dan tidak langsung
Tingkat Penggunaan : Sedang
Jenis Pemakai : Pemakai potensial dan pemakai tetap
Aryaniarts Indonesia
a. Data Perusahaan
Originally Indonesian Craft, Aryaniarts Indonesia adalah pengrajin asli
Indonesia yang membuat kerajinan berbahan aman lingkungan dengan model dan
i
desain yang berasal dari ide kreatif sendiri. Kami memproduksi kerajinan asli
indonesia sejak tahun 1998, dan dirintis sejak mulai kecil hingga saat ini mampu
membuka online store dan Galery Aryaniarts Indonesia di Jln. Jendral Sudirman
156 Ambarawa. Inspirasi untukmengisi ruang tamu, ruang makan, kamar tidur
anda dengan bahan yang menarik sperti dari rotan, eceng gondok dan pandan.
Aryaniarts adalah pilihan yang tepat untuk anda sebaga
Pusat Kerajinan Furniture Asli Indonesia.
i
Gambar 2.10 : Lokasi Galery Aryaniarts Indonesia
Sumber: www.widhawati.blogdetik.com
i
Gambar 2.28 Website : Salah Satu Media Promosi Semarang Culinary Center
Sumber : www.widhawati.blogdetik.com
i
i
d. Segmentasi Produk
i
Gambar 2.11: Logo Syarina Production
Sumber : www.widhawati.blogdetik.com
i
Gambar 2.10 : Lokasi Galery Aryaniarts Indonesia
Sumber: www.widhawati.blogdetik.com
i
Gambar 2.10 : Lokasi Galery Aryaniarts Indonesia
Sumber: www.widhawati.blogdetik.com
i
c. Data Produk
i
d. Segmentasi Produk
i
2.2.4 Analalis Data
Menurut Sugiyono (2005:89) analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh melalui hasil wawancara,catatan
lapangan, dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data
bertujuan untuk memperkuat analisis pemasaran yang nantinya dapat dijadikan
dasar pertimbangan memilih strategi yang dinilai paling tepat dalam perencanaan
konsep media maupun konsep kreatif dalam perancangan ini.
Metode analisis yang digunakan oleh perancang adalah metode analisis
SWOT. Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang
(opportunity), dan ancaman (threat) yang ada dalam suatu
perusahaan maupun
kompertitor dari perusahaan yang diteliti. Analisis ini sangat membantu untuk
i
menentukan bagian-bagian penting yang selama ini terabaikan sehingga
meminimumkan resiko yang mungkin akan timbul. Hasil kajian dari keempat hal
tersebut kemudian disimpulkan dan ditampung dalam Matriks SWOT yang
kemudian didapatkan 4 langkah strategi yaitu sebagai berikut:
Strategi S-O (Strength-Opportunity)
Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
Strategi S-T (Strenght-Threat)
Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi
ancaman yang akan timbul.
Strategi W-O (Weakness-Opportunity)
Strategi ini didasarkan pada pemanfaatkan peluang dengan cara meminimalkan
kelemahan yang ada.
Strategi W-T (Weakness-Threat)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang meminimalkan kelemahan serta
menghindari ancaman.
i
Gambar 2.12 Metrik Analisis SWOT
1. Strategi SO. Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya. Meningkatkan kualitas produk “KOEN
Gallery’s” dan mengangkat karakter “KOEN Gallery’s” yang unik dan
menarik.
i
kegiatan promosi terarah untuk menyampaikan pesan dan membangun
branding perusahaan kepada target audiece.
4. Strategi WT. Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive
dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman. Mengadakan kegiatan promosi terarah untuk menjaga eksistensi
perusahaan dibenak target audience sebagai strategi untuk menghadapi
persaingan.
TABEL LAGIIII
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
i
3.1. Sintesis
3.1.1. Tujuan Pemasaran
Sebuah merekatau produk diproyeksikan pada suatu citra (image)
tertentu (melalui periklanan). Gagasannya adalah agar konsumen dapat
menikmati keuntungan psikologis dari sebuah produk (selain keuntungan fisik
yang mungkin ada). Ini biasanya berorientasi pada simbol kehidupan.
Pendekatan ini dipopulerkan oleh David Ogilvy dalam bukunya Confessions
of an Advertising Man.
Tinjauan :
Contoh produk kerajinan tas indah dari bahan eceng gondok, dengan
balutan warna yang sangat menarik dan merk Koen Gallery’s, dipakai oleh
model iklan artis terkenal, produk juga telah diekspor keluar negeri,
diharapkan konsumen tertarik unuk membeli dengan menikmati keuntungan
psikologis bahwa tas tersebut juga digunakan oleh artis terkenal yang menjadi
bintang iklannya. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
brand image adalah dapat menjadikan citra sendiri kepada konsumen, dan
mendapatkan keuntungan psikologis dari sebuah produk yang berorientasi
pada symbol kehidupan.
i
Tinjauan : Suatu konsep verbal : Produk kerajinan berbahan eceng
gondok dari sutu tanaman pengganggu yang diubah menjadi sesuatu
yang bermanfaat sekaligus indah, tentu saja harganya menjadi cukup
tinggi tetapi tetap dicari dan dibeli konsumen. Konsep verbal ini akan
diubah menjadi visual, dengan desain yang menawan maka mempunyi
daya tarik yang besar agar dibeli oleh konsumen.
2. Semantik Kontradiksi
i
Cross Culture Desain (persilangan antara dua budaya, misalnya
Indonesia-Arab, Indonesia-Cina, Indonesia-Belanda,dst). Hal
tersebut merupakan bagian dari Semantik Kombinasi, di mana dari
persilangan tersebut akan dihasilkan sesuatu yang baru dan tidak
bisa di-pisahkan, memiliki konsep yang kuat, dan merupakan
kelahiran ide yang istimewa.
Tinjauan : memberikan perspektif menggabungkan bentuk-bentuk
kondisi saat eceng gondok masih berupa tanaman yang ditebang/
dipanen dan bentuk bentuk produk jadi yang indah dan menawan.
4. Semantik Style
i
lingkaran didalam diibaratkan dengan karyawan dan customer KOEN
Gallery’s.
Dalam perancangan ini visi dan misi dari perusahaan dicitrakan
sebatas dari logo perusahaan yang akan selalu diaplikasikan dalam
setiap media promosi yang nantinya akan digunakan, hal ini didasari
dengan tujaun perancangan serta strategi periklana yang dipilih yang
berupa pengangkatan karakter dan image smart dan mendidik sebagai
branding perusahaan.
What to say?
Pesan yang ingin disampaikan kepada target audience
dalam kegiatan promosi ini berupa KOEN Gallery’s
merupakan perusahaan yang smart (pintar) dan mendidik
dalam artian perusahaan dan mampu memberikan solusi
atau pemecahan masalah dengan tepat dari permasalahan
yang dimiliki customer.
How to say?
Penyampaian pesan yang akan disampaikan tidak dilakukan
secara denotasi atau penggambaran secara gamblang dari
isi pesan yang ingin disampaikan melainkan menggunakan
pendekatan konotasi atau penyimbolan terhadap pesan yang
ingin disampaikan.
b. Desire respond
i
Reaksi target audience yang diharapkan ketika melihat
media komunikasi yang dirancang berupa ketertarikan untuk
mengetahui isi pesan yang disampaikan dan kemudian dapat
menangkap isi pesan yang disampaikan.
a. Copywriting
i
Karakter dari keseluruhan aspek visual dalam
perancangan media periklanan ini menunjukan karakter modern
dan dinamis.
a. Media Planing
1. Strategi Media
Tinjauan : Contoh produk kerajinan tas indah dari bahan eceng gondok,
dengan balutan warna yang sangat menarik dan merk Koen Gallery’s,
dipakai oleh model iklan artis terkenal, produk juga telah diekspor keluar
negeri, diharapkan konsumen tertarik unuk membeli dengan menikmati
keuntungan psikologis bahwa tas tersebut juga digunakan oleh artis
terkenal yang menjadi bintang iklannya.
i
3.2.3 Program Media
a. Media utama
Iklan majalah
Majalah elektronik yang digunakan adalah majalah
Pemasangan iklan akan dilakukan sebanyak 1 kali dalam dua
bulan selama rentang waktu 6 bulan terhitung dari bulam Mei
2013 sampai dengan bulan oktober 2013.
Website
Media website akan digunakan secara terus menerus selama 2
tahun dan akan dilauncing dibulan Mei 2013.
Poster
Media poster akan digunakan secara terus menerus selama 2
tahun dan akan dilauncing dibulan Mei 2013.
i
b. Media pendukung
PIN
PINakan dibagikan ke customer yang membeli produk atau
menggunakan jasa yang ditawarkan KOEN Gallery’s.
Pembagian media PIN akan dimulai dibulan Mei 2013 hingga
stock media ini habis dibagikan
Paper bag
Seperti halnya PIN, media papper bag akan dibagikan ketika
customer membeli produk yang ditawarkan KOEN Gallery’s.
media ini akan dibagikan selama program media berlangsung
yakni selama 1 tahun.
T-shirt
Media T-shirt akan dibagikan kepada para customer yang
menjadi member dari KOEN Gallery’s dengan membeli produk
craf atau membeli accecories.
Brosur
Penyebaran media brosur akan dilakukan satu kali dalam tiap
bulannya selama 6 bulan. Media brosur akan disebarkan di
setiap pertengahan bulan.
Striker
Media stiker akan diberikan kepada konsumen apabila
konsumen membeli prodak dari KOEN Gallery’s.
i
Tabel 3.2 Program Media Jangka Pendek
i
Tabel 3.3 Program Media Jangka Panjang
i
3.2.4 Biaya Media
Biaya produksi dan biaya kreatif untuk tahun 2013
i
i
Biaya produksi dan biaya kreatif untuk tahun 2014
i
i
Tabel 3.4 Total Biaya Promosi Tahun 2013-2014
i
i
: Pemasangan / penyebaran media
: Penggunaan media
b. Media Budgeting
1. Media utama
Iklan majalah
Ukuran : 22 cm x 30 cm (1 halaman)
Format : Vertikal
Discount : 5%
Website
Programing : Rp. 2.500.000.00
i
Poster
Ukuran : 200cm x 150cm
Format : Vertikal
Bahan : CTS
2. Media pendukung
PIN
Ukuran : 6 cm
Jumlah : 300
Tshirt
Ukuran : All size
Jumlah : 100
i
Paper bag
Ukuran : 31,5cm x 31cm x 11cm
Format : Vertikal
Harga : @ 5.000,00
Brosur
Ukuran : 20cm x 13m (2 lipatan)
Format : Horizontal
i
BAB IV
DESAIN DAN PENGEMBANGAN
3.3. Konsep Kreatif
3.1.7. Tujuan Kreatif
Tujuan kreatif dari perancangan media promosi ini adalah untuk
mengkomunikasikan produk jasa Janendra Café and Resto dan membangun
awareness serta menanamkan brand image dibenak target audiens dengan
menggunakan beberapa media promosi yang sesuai target audiens dan target
marketnya sehingga dapat menanamkan citra Janendra Café and Resto sebagai
restaurant yang tidak hanya mengutamakan kualitas dari cita rasa makanan,
namun
juga kenyamanan pelanggan saat menyantap makanan.
3.1.8. Strategi Kreatif
Strategi kreatif yang diterapkan untuk mencapai tujuan kreatif adalah dengan
memanfaatkan berbagai elemen desain secara kreatif dan komunikatif dalam
menampilkan identitas Janendra Café and Resto dengan media promosi yang
sesuai
dengan target audiens dan target market sehingga mampu menarik dan
membangun
awareness target audiens. Selain itu strategi kreatif yang digunakan adalah dengan
mengadakan event tahun baru diawali dengan serangkaian pra-event untuk
menarik
target audiens agar ikut serta dalam event yang akan diadakan Janendra Café and
Resto. Kegiatan pra-event dimulai dengan melakukan promosi di tempat yang
berpotensi misalnya kampus, mall, perusahaan maupun instansi lainnya.
i
4.1.2.1. Logika Strategi Kreatif
4.1.2.1.1. Statement Pokok Strategi Periklanan
Perancangan media promosi Janendra Café and Resto ini untuk
membangun awareness audiens sesuai dengan target audiens yang ingin dituju.
Selain
itu iklan tersebut sebagai citra bahwa Janendra Café and Resto restaurant yang
memiliki profesionalitas tinggi, tidak hanya mengutamakan kualitas dari cita rasa
makanan, namun juga kenyamanan pelanggan saat menyantap makanan.
4.1.2.1.2. Consumer Insight
Dari segi psikologis, kegiatan kuliner sekarang ini tidak hanya sebagai
pemenuhan kebutuhan primer manusia yaitu makan, namun kuliner sudah
menjelma
menjadi suatu bagian dari gaya hidup masyarakat. Karena telah menjadi bagian
dari
gaya hidup, kegiatan makan itu sendiri sekarang bergeser menjadi ajang
sosialisasi,
rekreasi atau sekedar untuk mendapat pengalaman baru mengenai ragam kuliner.
Ditambah dengan gaya hidup masyarakat saat ini yang lebih menyukai hal-hal
praktis
terutama untuk kegiatan makan.
4.1.2.1.3. Tren Seputar Konsumen
Tren yang sedang berkembang dikalangan anak muda adalah kegiatan
nongkrong bareng yang sering dilakukan remaja saat ini. Kegiatan nongkrong
bareng
ini menjadi ajang sosialisasi, rekreasi, atau sekedar menghabiskan waktu luang
bersama teman-teman. Apalagi ketika musim pertandingan sepakbola, diberbagai
tempat mengadakan acara “nobar” yang selalu dipenuhi oleh anak muda. Hal ini
tentu
menjadi peluang bagi Janendra yang memiliki target primer anak muda.
4.1.2.2. Pendekatan Isi Pesan
i
Isi pesan dari perancangan ini adalah untuk menarik awareness audiens serta
mempromosikan produk dan jasa Janendra Café and Resto dengan menggunakan
strategi positioning. Strategi positioning digunakan untuk menjangkau audiens
4.1.3.1. Tipografi
Tipografi dalam perancangan ini menggunakan font Baroque Script dan
Helvetica. Pemilihan font Baroque Script untuk memberikan kesan ekslusif dan
mewah, sedangkan font Helvetica memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi
sehingga
mudah dibaca oleh target audiens.
4.1.3.2. Warna
Warna yang digunakan dalam perancangan ini adalah warna merah dan emas.
i
Warna merah menjadi warna dominan dalam perancangan ini karena merah
menjadi
brand image dari Janendra Café and Resto sedangkan warna emas ingin
memberikan
kesan hangat, mewah dan ekslusif. Untuk warna putih sebagai berfungsi sebagai
balance.
4.1.3.3. Corporate Identity
Corporate Identity dari Janendra Café and Resto selalu ada dalam setiap
media promosi, dengan tujuan agar identitas perusahaan ini membangun brand
image
sehingga target audiens akan lebih aware.
Gambar 4.4 Corporate Identity dalam perancangan
i
4.1.3.5. Layout
Layout atau tata letak gambar bertujuan untuk mendukung konsep atau pesan
yang dimaksud. Layout yang digunakan adalah Band, yaitu elemen iklan dipasang
membentang, diletakkan membujur atau melintang. Penyajian iklan yang
mengacu
pada landscape ini memiliki point of interest pada aktifitas yang sedang
diperagakan
model dalam iklan. Sedangkan headline, subheadline serta bodycopy yang
terdapat
pada iklan menjadi penguat dan mempertegas iklan tersebut.
3.1.10. Perancangan Kreatif
4.1.4.1. Copywriting
Iklan 1
- Headline : Feel the touch of friendship
- Subheadline : Will bring the greatest memories in warm and relaxing space.
- Body copy :
(berisi informasi mengenai fasilitas dan lokasi Janendra Café and Resto)
i
BAR | LOUNGE | DINNING TABLE | SPORTSTATION | FREE WI-FI
Visit us : Jl. Ahmad Yani Dalam 999 Ungaran – Semarang | RESERVATION :
(024)76910623 / 08574011435 | RESERVE ONLINE : janendracafe&resto
@yahoo.com
Iklan 2
- Headline : Feel the touch of romance
- Subheadline : Will bring the greatest memories in warm and relaxing space.
- Body copy :
(berisi informasi mengenai fasilitas dan lokasi Janendra Café and Resto)
BAR | LOUNGE | DINNING TABLE | SPORTSTATION | FREE WI-FI
Visit us : Jl. Ahmad Yani Dalam 999 Ungaran – Semarang | RESERVATION :
(024)76910623 / 08574011435 | RESERVE ONLINE : janendracafe&resto
@yahoo.com
Iklan 3
- Headline : Feel your own time
- Subheadline : Will bring the greatest memories in warm and relaxing space.
- Body copy :
(berisi informasi mengenai fasilitas dan lokasi Janendra Café and Resto)
BAR | LOUNGE | DINNING TABLE | SPORTSTATION | FREE WI-FI
Visit us : Jl. Ahmad Yani Dalam 999 Ungaran – Semarang | RESERVATION :
(024)76910623 / 08574011435 | RESERVE ONLINE : janendracafe&resto
@yahoo.com
4.1.4.2. Model Pendekatan
Model pendekatan visual dalam iklan ini menggunakan majas metafora yaitu
menampilkan pesan melalui pemajas yang mengungkapkan ungkapan secara
langsung.
4.1.4.3. Daya Tarik Pesan Iklan
Daya tarik yang digunakan adalah daya tarik emosional dengan menyajikan
i
iklan dengan visualisasi keadaan nyaman yang ditunjukan dari ekspresi model.
Hal
ini diharapkan audiens dapat menangkap maksud dari iklan tersebut dan dapat
mempengaruhi audiens secara emosional terhadap brand.
4.1.4.4. Pendekatan Gaya Iklan
Pendekatan yang digunakan dalam iklan ini adalah untuk membangkitkan
suasana atau mood, agar menarik awareness terhadap target audiensnya
khususnya
anak muda.
i
i
3.5. Final Desain
4.3.1. Poster
i
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Perancangan karya Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual berupa media
promosi membutuhkan perhatian pada setiap detail dalam strategi pemasaran,
strategi
promosi dan strategi periklanan yang disusun dalam rangka mempromosikan
suatu
produk. Perancangan promosi ini juga memberikan banyak manfaat dan
pengalaman,
serta pengetahuan baru yang didapat perancang untuk menambah wawasan dalam
dunia kuliner, analisis data, positioning, perencanaan proses dan strategi kreatif,
i
penentuan media, serta anggaran promosi yang bisa diterapkan penulis dalam
dunia
kerja.
Janendra Café and Resto merupakan perusahaan di bidang culinering yang
memiliki konsep restoran hotel mulai dari menu makanan yang ditawarkan, juru
masak hingga interior ruangannya.Di Ungaran sendiri belum ada kompetitor yang
memiliki konsep serupa, dan hal tersebut yang coba di analisis dari Janendra Café
and Resto, sehingga membuahkan differensiasi dan positioning yang tepat bagi
target
audiensnya.
Promosi merupakan salah satu sarana yang paling efektif untuk memperkenalkan
suatu perusahaan didalam masyarakt dan juga merupakan suatu konsep pemasaran
yang sangat penting dilaksanakan dalam perusahaan yang memasarkan produk
dan
jasa. Kegiatan promosi ini bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara
perusahaan dengan target market/ target audiens, namun juga berfungsi sebagai
alat
untuk mempengaruhi target market/ target audiens dalam kegiatan penggunaan
jasa
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Perancangan Media Promosi Janendra
Café
and Resto ini dilakukan dengan merancangan sebuah event dengan didukung
mediamedia
promosi, baik above the line maupun below the line.
i
5.2. Saran
Perancangan media promosi Janendra Café and Resto ini diharapkan dapat
memperkenalkan Janendra Café and Resto sebagai salah satu restaurant yang
menyediakan jasa dibidang kuliner. Promosi yang dibutuhkan harus sesuai
denganmedia-media yang sesuai dengan kebutuhan target audiens sehingga
nantinya
usaha promosi yang dilakukan akan efektif. Dan pada media-media yang dipakai
haruslah terkandung makna atau pesan yang ingin disampaikan, dimana media-
media
yang dipakai baiknya saling menunjukkan tema yang berkaitan sehingga image
dari
produk jasa tersebut dapat melekat kuat dibenak target audiens.
DAFTAR PUSTAKA
Cenadi, Christine S (1999). Jurnal Nirmana: Elemen-elemen dalam Desain
Komunikasi Viual. Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Jefkins, Frank (1997). Periklanan Edisi ke 3. Jakarta: Erlangga.
Lee, Monle and Carla Johnson. (2004). Prinsip-prinsip Pokok Periklanan dalam
Perspektif Global. Jakarta: Prenada.
Kasali, Rhenald (1995). Manajemen Periklanan, cetakan keempat, Jakarta : PT.
Anem
Kosong.
i
Madjadikara, Agus S. 2004. Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Morisson. (2007). Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta :
Ramdina Prakarsa.
Rangkuti, Freddy. (2001). Creative Effective Marketing Plan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Sanyoto, Drs. Sadjiman Ebdi. (2006). Metode Perancangan Komunikasi Visual
Periklanan. Yogyakarta: Dimensi Press.
Sarjono (2005). Dasar-dasar Fotografi. Malang: Jurusan Seni dan Desain UM
Wong, Wucius (1986), Beberapa Asas Merancang Dwimatra. Terjemahan
Adjat Sakri. Bandung: Penerbit ITB.
Suhandang, Kustadi (2010). Peiklanan: Manajemen, Kiat dan Strategi. Bandung:
Nuansa.
i
http://forum.detik.com/tiga-kunci-kuliner-indonesia-makin-kaya-t339735
.html?query-string, diakses 6 September 2012.
i
Lampiran
Behind the Scene
i
i
i
i
i
i