Anda di halaman 1dari 26

PETUNJUK PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI

Disusun oleh:
Hari Untarto Swandono, SSL, MSc.
Dwi Wahyuni, SPd., MSL
Dini Rizkiawati, SFarm.,
Apt.
Umu Rosida, SPd.
Fera Suwitasari, SPd. SSL

PROGRAM STUDI 03 FA RMASI


LA BORATORIUM
FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATA N BHAKTI WIYATA
KEDIRI 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya


sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan "Buku Petunjuk Praktikum
Farmakognosi" untuk program studi 03 Farmasi lnstitut llmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kediri.
Farmakognosi merupakan matakuliah kelanjutan dari matakuliah Botani
Farmasi,dan merupakan prasyarat bagi matakuliah Fitokimia yang akan diambilpada
semester berikutnya.
Buku petunjuk praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
melaksanakan praktikum dengan baik dan praktikumnya dapat mempermudah
mahasiswa dalam memaham i teori-teori yang disampaikan dosen ketika
memberikan kuliah di kelas.
Kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya buku ini, kami
ucapkan terimakasih dan akan ada usaha berkelanjutan untuk selalu
menyempurnakan buku petujuk praktikum Farmakognosi ini sesuai dengan
keperluan dan kemajuan di bidang llmu Farmakognos i. Semoga buku petunjuk
ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kediri, September 2019

Penyusun
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Sebelum melakukan praktikum, para praktikan diharuskan mempersiapkan diri


mempelajari dan memahami acara praktikum hari itu yang akan dikerjakan,
serta membawa perlengkapan praktikum yang diperlukan (alat tulis, object
glass, cover glass, dll).
2. Mahasiswa diharuskan menggunakan jas praktikum dan pakaian formal yang
sopan. Tidak diperkenankan menggunakan kaos oblong ataupun celana jeans.
3. Hadirlah tepat waktu, paling lambat 15 menit sebelum acara praktikum dimulai.
4. Pretest akan diselenggarakan di setiap awal praktikum dan bagi yang terlambat
tidak akan diberikan bonus waktu. Nilai rata-rata total pretest turut menentukan
kelulusan praktikum anda.
5. Pada dasarnya tidak diadakan praktikum perorangan (praktikum susulan) dan
praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum harus ada surat keterangan dokter
paling lambat pada praktikum berikutnya.
6. Mahasiswa yang tidak mengikut i praktikum 2x berturut-turut tanpa
pemberutahuan dianggap mengundurkan diri dan harus mengulangi seluruh
praktikum pada tahun berikutnya.
7. Sesudah praktikum, mahasiswa diharuskan membersihkan lensa-lensa
mikroskop dan mencuci object glass dan cover glass masing-masing yang sudah
digunakan.
8. Catatlah kondisi mikroskop masing-masing sebelum dan sesudah
penggunaan pada Buku lnventarisasi Alat yang disediakan oleh
laboratorium untuk pengadaan perbaikan lebih lanjut oleh petugas teknisi
kampus .
ALAT-ALAT YANG PERLU DIBAWA SELAMA PRAKTIKUM

Setiap mahasiswa yang akan melakukan praktikum Farmakognos i diwajibkan


membawa :
1. Jas praktikum.
2. Seperangkat object glass (gelas preparat) dan cover glass (gelas penutup) ---..
untuk pembuatan preparat selama praktikum.
3. Buku laporan praktikum.
4. Buku petunjuk praktikum.
5. Alat tulis (ballpoint, pensil 2B, penghapus, penggaris) ---.. untuk
mengerjakan pretest dan membuat laporan praktikum.
6. Sticker label ---.. untuk melabelisuatu preparat supaya tidak kacau dengan
preparat lain.
7. Tisu gulung.(untuk satu meja)
---.. untuk menyerap cairan yang berlebihan setelah preparat yang ditetesi dengan
reagen ditutup dengan cover glass di atas object glass.
--+ juga dapat untuk membersihkan lensa okuler mikroskop yang kotor terkena
debu.
---.. untuk membantu membersihkan dan mengeringkan permukaan object glass
dan cover glass yang basah.setelah dicuci.
8. Kain lap bersih dari katun (untuk satu meja) ---.. untuk membersihkan
badan mikroskop (selain lensa) yang kotor.
9. Tusuk gigi (untuk satu meja) ---.. untuk alat bantu merebahkan cover glass di atas
object glass setelah preparat ditetesi dengan reagen.
1O. Alkohol 70% (kualitas apotek) (untuk satu meja) --+ untuk membersihkan
lensa obyek pada mikroskop yang kotor karena tersentuh larutan reagen pada
preparat ketika lensa obyek bersinggungan dengan preparat terutama ketika
dilakukan pengamatan dengan perbesaran kuat.
REAGEN-REAGEN YANG DIGUNAKAN DALAM PRAKTIKUM
FARMAKOGNOSI
N Na Kegunaan Cara Pembuatan Cara penggunaan
o. ma
1 Reag
Akuades Untuk melihat Preparat diberi 2-3
. preparat yang tetes akuades
sudah jernih
2 Larutan Untuk 80 bagian klolral Preparat diberi 1-2
. kloral menjernihkan hidrat dilarutkan tetes larutan kloral
hidrat preparat supaya dalam 20 ml air hidrat kemudian
susunan dipanaskan di atas
3 Larutan I-Kl 1anngannya
Untuk 1 gram lodium + 2 nyala apiditetesi
Preparat sebentar.
1
. memperjelas gram Kl dilarutkan tetes larutan I-Kl
penampakan dalam 100 ml
lamela- lamela akuades
4 Gliserin pada butir
Untuk Preparat ditetesi
. mengawetkan 1-2 tetes gliserin.
preparat supaya
5 Larut tahan
Untuklama H2S04 pekat + Preparat ditetesi
. an mengidentifikas alkohol 96% larutan tersebut
H2S0 i adanya apabila segera
4+ senyawa berwarna merah-
alkohol curcumin yang violet intensif berarti
terdapat dalam positif mengandung
Curcuma senyawa curcumin.
Rhizoma dan
6 Larut Curcuma
Untuk 3 gram FeCl3 Preparat ditetesi
. an menunjukkan dilarutkan dalam larutan FeCbapabila
FeCl adanya tanin. 100 ml akuades berwarna biru-hijau
3 sampai hitam berarti
positif menunjukkan
adanya tanin
7 Larutan Untuk memberi 1 gram fluoroglucin Preparat ditetesi 1-2
. ftuoroglu warna pada dilarutkan dalam tetes larutan
cin bagian- bagian 100 ml alkohol fluoroglucin
yang 96% + HCI 25%. + 1 tetes HCI25%
mengandung zat (dibiarkan menguap
kayu (lignin) sebentar). Bagian-
bagian yang
mengandung lignin
akan menjadi
berwarna merah muda

s
8 Larut Untuk memberi 5 gram Sudan Ill Preparat diberi 2-3
. an warna pada dilarutkan dalam 50 tetes larutan Sudan
Sudan bagian- bagian ml alkohol 96% + 111 lalu dididihkan
Ill yang 50 ml gliserin. sebentar.
mengandung zat Bagian yang
gabus (suberin), mengandung gabus

.)9
minyak menguap Struktur kimia (suberin), minyak

Q ..... (minyak atsiri), Sudan atsiri, minyak

" "U
•.v.•.•:::::::
minyak lemak, menjadi berwarna merah
lapisan kutikula muda-merah
dan lilin.

jingga-
1-(4-(phenyl
azo) phenyl
azo)-2-
9 Larut Untuk 3naphthaI
gram FeCl3 + Preparat ditetesi
. an menunjukkan 100 ml akuades larutan FeCb menjadi
FeCl adanya tanin berwarna biru-hijau
3 sampai hitam
menunjukkan adanya
1 Larutan Untuk 1O gram NaOH tanin.
Preparat ditetesi
0 NaOH menunjukkan atau KOH atau larutan KOH atau
atau adanya glikosida NH40H + 100 ml KOH atau NH40H
KOH antrak inon akuades menjadi berwarna
atau merah menunjukkan
NH40H adanya Qlikosida
1 Larut Untuk 5 gram Na2C03 + antrakinon
Preparat ditetesi
1 an mengembangka 100 ml akuades larutan Na2C03 lalu
. natriu n irisan simplisia dididihkan sesaat.
m yang telah
karbon sangat
at mengkerut akibat
penQerinQan

6
MIKROSKOP DAN CARA PENGGUNAANNYA

I. MIKROSKOP
Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari kombinasi lensa-lensa yang
berguna untuk memberikan bayangan diperbesar dari benda-benda yang terlalu
kecil jika dilihat dengan mata biasa. Bagian-bagian dari mikroskop adalah
1). Lensa okuler
lalah lensa yang menghadap ke mata pengamat. Biasanya
perbesarannya 5x, 6x, 1Ox,atau 16x. Okuler berada lepas pada tabung okuler ,
jadi kita tidak boleh membawa mukroskop dengan posisi terbalik karena
okulernya dapat terjatuh.
Jumlah okuler pada mikroskop monokuler ada 1, sedangkan pada
mikroskop binokuler ada 2.
2). Buluh teropong
lalah bagian mikroskop yang menghubungkan lensa okuler dan
lensa obyektif.
3). Lensa obyektif
lalah lensa yang terdapat di bagian bawah teropong dan menghadap
ke preparat.
Lensa obyektif mempunyai mempunya i perbesaran yang
bermacam macam, ada 4x atau 5x dan 10x (perbesaran lemah), 40x atau
45x dan 100x (perbesaran kuat). Bilangan-bilangan tersebut tertulis pada
tabung lensa obyektif yang bersangkutan .
Perbesaran mikroskop dihitung dengan cara :
perbesaran okuler (misal: 1Ox) X perbesaran obyek
(misal:40x). Maka perbesaran mikroskopnya adalah 400x
4). Revolver (pemutar)
Lensa-lensa obyektif terpasang pada dudukan yang disebut "revolver"
yang dapat diputar-putar, sehingga kita dapat memilih perbesaran lensa
obyektif yang kita inginkan.
5). Tangkai / lengan / leher
lalah bagian yang berfungsi 11.rntuk pegangan pada waktu kita
akan membawa atau memindahkan mikroskop dari satu tempat ke tempat
lain.
6). Meja I panggung preparat
Adalah tempat untuk meletakkan object glass dengan preparat di
atasnya yang akan kita amati dengan mikroskop. Di atas meja preparat
terdapat penjepit object glass (gelas preparat) yang berfungsi untuk
menjaga object glass supaya tetap berada dalam posisi diam atau mudah
digerakkan ke kanan & ke kiriataupun maju mundur oleh pemutar
penggerak yang ada di bawah meja I panggung preparat.
Pada meja benda terdapat lubang yang berguna untuk meneruskan
cahaya yang berasal dari lampu di bawah meja I panggung preparat
supaya menembus ke preparat.
7). Lampu
Lampu merupakan sumber cahaya untuk ditembuskan ke preparat
supaya preparat dapat diamati dengan jelas struktur sel-sel dan
jaringannya Adapun jelas-tidaknya penampakan gambar yang terlihat
dapat pula diatur dengan memutar knop pengatur intesitas (kekuatan)
cahaya yang terdapat di bagian samping dari kaki I dasar {bagian) dari
mikroskop.
Untuk melihat jelas penampakan gambar suatu preparat tidak selalu
membutuhkan intensitas cahaya yang kuat, karena dengan cahaya
yang terlalu kuat kadang-kadang justru terlihat kabur ketika dilihat di
mikroskop, oleh karena itu untuk pencahayaannya perlu agak diredupkan
supaya bagian bagian struktur di dalam preparat dapat terlihat lebih jelas . .
8). Kondensor
Kondensor merupakan bagian dari mikroskop yang letaknya di bawah
meja I panggung preparat dan biasanya berbentuk silinder besar dengan di
dalamnya terdapat :
(a) Lensa cembung-datar (lensa pengumpul cahaya)
Lensa ini berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang
dipancarkan dari lampu supaya terpusat menuju preparat sehingga
preparat dapat terlihat tembus cahaya dan bagian-bagian
strukturnya dapat terlihat jelas.
(b) Diafragma (rana)
Diafragma adalah bagian yang dapat menutup dan membuka di
dalam kondensor yang berfungsi untuk mengatur banyak-sedikitnya
cahaya yang masuk. Membuka dan menutupnya diafragma (rana)
dapat diatur dengan menggerakkan ke kiri atau ke kanan tangkai yang
8
terdapat
pada sehela h I!1ar darj kqpdepsor

9
Apabila diafragma dibuka maksimal, maka cahaya yang masuk
akan banyak namun batas-batas bagian sel akan nampak kabur
karena cahaya terlalu silau; sebaliknya apabila agak ditutup, maka
cahaya yang masuk akan semakin sedikit namun batas-batas bagian
sel akan lebih jelas karena cahaya tidak terlalu silau. .
9). Pemutar pengatur fokus
Pemutar pengatur fokus ini terdapat pada bagian lengan I leher
mikroskop. Pemutar ini ada 2 macam, yaitu pemutar fokus kasar dan pemutar
fokus halus:
(a) Pemutar fokus kasar
Pemutar fokus kasar berfungsi untuk mencari fokus dengan
menaikturunkan meja I panggung preparat secara cepat. Naik-turunnya
meja preparat ini akan menyebabkan menjauh atau mendekatnya jarak
antara lensa obyek terhadap preparat yang ingin diamati, sehingga
dengan demikian fokusnya akan pula berubah menjadi semakin jelas
atau semakin kabur sesuai dengan arah putarannya.
Apabila pemutar diputar ke arah turun, maka jarak lensa obyek
terhadap preparat akan semakin dekat (titik fokus semakikn dekat);
sebaliknya apabila pemutar diputar ke arah atas,maka jarak lensa
obyek terhadap preparat akan semakin menjauh (titik fokus semakin
jauh).
Pemutar fokus kasar lebih aman digunakan pada penggunaan
perbesaran lemah karena pada saat ini jarak antara lensa obyek
terhadap preparat masih relatif jauh , sehingga tidak berisiko terjadinya
pecah object glass akibat bersentuhan terlalu dekat dengan preparat.
(b) Pemutar fokus halus
Pemutar fokus halus digunakan untuk mencari fokus bayangan
preparat secara lambat (pelan) dengan menaikturunkan meja I
panggung preparat secara lambat.
Pemutar fokus halus paling baik digunakan pada saat
penggunaan perbesaran kuat karena pada saat inijarak antara lensa
obyek terhadap preparat relatif sangat dekat hingga bersentuhan
satu sama lain, sehingga resiko terjadinya pecah object glass akibat
terlalu berdekatan dengan preparat menjadi lebih besar. Risiko ini
bisa dikurangi dengan menggunakan pemutar halus, karena
pemutar ini dapat melakukan
gerakan menaik-turunkan me]a I panggung preparat secara
lambat (pelan).
Penggunaan perbesaran kuat akan lebih aman lagi apabila anda
membiasakan diri untuk memposisikan terlebih dahulu lensa obyek
berada sangat dekat I bersentuhan dengan cover glass pada preparat,
baru setelah itu pemutar halusnya diputar ke atas supaya lensa
obyeknya bergerak naik secara pelan sambil dilihat di lensa okuler
sampai penampakan terlihat jelas.
Atau dengan kata lain, mulailah dari posisi lensa obyek sangat
dekat terhadap preparat, barulah setelah itu dijauhkan dengan memutar
pemutar halus ke atas.

10). Kaki

Kakiadalah bagian alas dari mikroskop yang beriungsi sebagai


pondasi
untuk memberikan stabilitas pada alat. Bagian ini berbentuk persegi
empat dan biasanya di dalamnya terdapat rangkaian dan saklar untuk
menyalakan lampu.

1
0
11
lensa okuler

/ le h e
buluh teropong

L e n g an
revolver (pemutar
/lensa)

ensa obyek

pemutar
pengatur fokus kasar

Pemuta pengatur fokus halus penjepit object


glass

penggerak prepara
maju mundur &
kiri-kanan
penaikturun
kondensor

saklar on/off
& pengontrol terang cahaya

kaki
mikroskop -2
lampu

12
Mikroskop binokuler
Sifat
bayangan

13
Baik lensa obyektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung.
Secara garis besar lensa obyektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang
mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula,
lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada
mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunya i sifat yang sama seperti bayangan
sementara yaitu semu, terbalik, dan diperbesar. (Contoh: jika seseorang yang
menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A di bawah mikroskop, maka
yang ia lihat ialah huruf A yang terbalik dan diperbesar).

PustekV.om Depdiknas © 2009

S Ob

,21
IIIIIII
t••lensa
· obyektrr
lensa okuler

••
...
••

Tujuan dari mikroskop cahaya adalah menghasilkan bayangan dari


benda yang dilihat di mikroskop menjadi tampak lebih besar. Perbesaran
(Vm) ini tergantung pada beberapa faktor , diantaranya :
- titik fokus lensa obyektif (f ob)
- titik fokus lensa okuler (f ok)

- panjang teropong atau jarak lensa obyektif terhadap lensa okuler (t)
- jarak pandang mata normal (Sn)
t . Sn
Vm = ----
Rumus : f Ob . f Ok

CARA PENGGUNAAN MIKROSKOP :


1). Turunkan meja/panggung preparat dengan memutar pemutar fokus kasar ke arah
atas.
2). Letakkan object glass (gelas preparat) dengan sediaan (preparat) yang sudah
ditutup dengan cover glass (gelas periutup preparat) ke atas meja/panggung
preparat dan jep itlah dengan penjepit.
3). Pilihlah lensa obyektif dengan perbesaran lemah dahulu dengan memutar
revolver.
4). Geserlah sediaan (preparat) hingga tepat berada di bawah lensa obyektif dengan
memutar pemutar penggerak preparat yang ada di bawah meja/panggung
preparat.
5). Dekatkan mata anda pada lensa okuler dan putarlah pemutar fokus kasar atau
halus perlahan-lahan sambil diamati sampai penampakan preparat terlihat
jelas di lensa okuler.
Jika tetap tidak diperoleh bayangan, maka kemungkinan besar preparat belum
terletak tepat di bawah lensa obyektif. Jadi anda harus mengubah letaknya
hingga betul-betul di bawah lensa obyektif dengan memutar-mutar pemutar
penggerak sediaan.
6). Untuk melihat dengan perbesaran kuat (400x atau 1000x) :
(a). Tanpa mengubah pemutar fokus kasar dan pemutar fokus halus, putarlah
revolver hingga lensa obyek perbesaran kuat (misal: 40x) tepat menghadap
ke preparat.
(b). Sambil dilihat dari samping (dengan mata telanjang), putarlah pemutar fokus
kasar ke bawah sampai lensa obyek mendekati dan menempel pada cover
glass.
(c) Dekatkan mata anda ke lensa okuler, sambil dilihat di lensa okuler putarlah
sekrup pengatur fokus halus ke atas perlahan-lahan (sehingga lensa obyek
menjauh sedikit demi sedikit dari cover g ass) sampai terlihat
penampakan yang jelas pada preparat.
(d) Bayangan tersebut dapat pula lebih diperjelas lagi dengan cara
menurunkan kondensor untuk mengurangi pemusatan cahaya
(mengurangi silau) hingga batas-batas pada sediaan menjadi lebih tegas
terlihat.

CARA MENGEMAS MIKROSKOP SETELAH DIGUNAKAN:


1). Setelah pengamatan selesai, putarlah pemutar fokus ke atas hingga lensa obyek
menjauh dari meja/panggung preparat
2). Putarlah revolver dan kembalikan lensa obyektif ke kedudukan perbesaran
terlemah atau ke bagian yang kosong (lensa obyektfnya tidak terpasang)
3). Lepaskan object glass dari penjepitnya. (Lalu cucilah gelas benda tersebut
dengan air dan sekalah dengan kain serbet besih) (Kecuali untuk preparat
awetan, tidak perlu dicuci)
4). Bersihkan masing-masing lensa obyektif dengan mengunakan tissue & alkohol
70%.
5). Besihkan tubuh mikroskop dengan menggunakan kain lap.
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................. ............................ .....


KATA PENGANTAR........................................................................................................................................................ 11
TATA TERTIB PRAKTIKUM FARMAKOGNO SI.......................................................................................... 111
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iv
ALAT-ALAT PRAKTIKUM.......................................................................................................v
REAGEN KIMIA...................................................................................................................... viii
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM...................................................................................x

ACARA I
ACARA ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS AMILUM........................1
II ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA FOLIUM
............................................................................................. 6
ACARA III ANALISIS MAKROSKOP IS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA RHIZOMA
.........................................................................
·················12
ACARA IV ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA CORTEX
DAN FRUCTUS.................................................................................................17
ACARA V ANALISIS MAKROSKOP IS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA LIGNUM,
FLOS, DAN SEMEN.........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................27
LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI

Disusun oleh:

Nama
NIM
Kelompok

PROGRAM STUDI 03 FARMASI


LABORATORI UM FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019
LAPORAN PRAKTIKUM

'TANGGAL NAMA SIMPLISIA :

'TOPIK NAMA DAERAH

'TUJUAN NAMA LATIN

NO.MIKROSKOP : FAMILIA

PERBESARAN : KHASIAT

PENGAMATAN ORGANOLEPTIS
WARNA RASA :

BAU ..

GAMBAR MAKROSKOPIS HASIL PENGAMATAN


GAMBAR MIKROSKOPIS HASIL PENGAMATAN

NILAI KOREKTO
R
ACARA I
ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS AMILUM

A. Pendahuluan
Amilurn adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialarn, yaitusebagian besar
tumbuhan terdapat pada urnbi, daun, batang, dan biji-bijian. Arnilum mernpakan suatu
senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman. Amilum dihasillrnn dari
dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis.
Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan eadangan yang pennanen untuk tanaman,
dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi. Amilurn
merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi kentang. Seeara
umum, arnilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa)dan 80% bagian yag tidak
larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asam mineral menghasilkan glukosa sebagai
produk akhir seeara hamper kuantitatif.
Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan diperolehdari berbagai
bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum, jagung dan padi· dari umbi
kentang; umbi akar Mani/10! esculenta (patitapioka ); batang Metroxylon sagu (pati sagu);
dan rhizom umbi tumbuhan bersitaminodia yang meliputi Canna edulis, Maranta
arundinacea, dan C11rcwna angustifolia (pati umbi larut). Tanaman dengan kandungan
amilum yang digunakan di bidang farmasi adalah jagung (Zea mays), Padi/beras (01y::,a
sabva), kentang (Solanu111 tuberosum), ketela rambat (Jpomoea batatas), ketela pohon
(Mani/101 utilissima).
Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasidari Zea mays
Linne (Graminae), Triticw11 aestirnm Linne (Graminae), dan Solanum tuberoswn Linne
(Solanaeeae). Granul amilum jagung berbentupolygonal, membulat atau sferoidal dan
mempunyai garis tengah 35 nun. Amilum gandum dan kentang mempunyai komposisi yang
kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang berbeda. Amilum
digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai bahan pembantu dalam
pembuatan sediaan fannasi yang meliputi bahanpengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan
penghaneur. Sementara suspense amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum
terhadap keraeunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan
sebagaibasis untuk supositoria

B. Tujuan
Mahasiswa dapat rnengidentifikasi seeara makroskopis dan m:ikroskopis serbuk
amilum sampel tumbuhan

c. Alat
I. Pipet tetes
2. Plat tetes
3. Kaea benda
4. Kaea penutup
5. Baskom

D. Bahan
1. Arnilum Oryzae (Pati Beras)
2. Amilum Solani (Pati Kentang)
3. Amilum Maydis (Pati Jagung)
4. Amilum Manihot (Pati Singkong)
5. Amilum Marantae (Pati Garut)
6. Air

E. Cara Kerja
1. Ambil serbuk amilum amati organoleptis (bau, rasa dan warna)
2. Buatlah sediaan media air masing-masing serbuk amilum dengan cara meneteskan air
kemudian menaruh sampel pada kaca benda dan ditutup dengan kaca penutup
3. Amati di bawah mikroskop dan perhatikan bentuk, ada/tidaknya hilus dan lamella dari
masing-masing amilum.
Fragmen yang dimati:
a. Amilum 01yzae
Nama tanaman asal : Oty:a saliva L
Familia : Gramineae (Poaceae)
Fragmen : Butir pati
Bentuk : Poligonal menggerombol monoadelpus sampai poliadelpus
Hilus : Kadang-kadang ada yang berhilus dan letaknya sentris.
Lamela : Tidak ada
Penggunaan : Zat tambahan unh1k sediaan obat

b. Amilum Solani
Nama tanaman asal : Solam1111 tuberosum
Familia : Solanaceae
Fagmen : Butir pati
Bentuk : Seperti bulat telur, poliadelpus terdiri dari dua atau tiga.
Hilus : Ada, letaknya eksentris
Lamela : Tidak ada
Penggunaan : Zat tambahan unh1k sediaan obat

2
0
2
0

Anda mungkin juga menyukai