Makalah Stomatitis Alergika
Makalah Stomatitis Alergika
PEMBAHASAN
Ket. Gambar 3. Macrofag menangkap allergen dan pada saat itu juga
macrofag menghasilkan T sel dan T sel ini berikatan dengan B sel dan B sel akan
menghasilkan IgE yang juga akan mengikat allergen. Pada saat B sel dan T cell
berikatan akan membentuk plasma sel sehingga IgE terlepas dan menempel pada
mast sel. Sebagian allergen selain dimakan oleh makrofag akan menempel pada
IgE yang terikat pada mast sel dan apabila IgE ini tidak tahan(IgE sebagai antibodi
tidak berfungsi maksimal) akan menyebabkan granuasi mast sel inilah yang
menyebabkan alergi.6
2.5.3 Mekanisme pada Alergen Bahan Kedokteran Gigi
Hipersensitifitas terhadap nikel merupakan delayed hypersensitivity
reaction, Kelainan ini terdiri dari dua face yaitu Fase induksi, periode sejak kontak
pertama dan Fase ellisitasi, periode sejak kontak untuk kedua kalinya sampai
timbul gejala -gejala.7
iritasi/pembengkakan orofaring
oedema mukosa oral
gatal dan terbakar pada bibir, lidah, langit-langit dan orofaring
Gejala Ekstra Oral
gatal pada wajah dan leher
dermatitis atropik
gatal-gatal pada telinga dan pilek
Gejala Sistemik(mungkin terjadi)
-nausea, muntah, sakit perut, diare, rasa gatal, dan syok anafilaksis.
2.6.3 Manifestasi Klinis Alergi Bahan Kedokteran Gigi
Ion metal yang terlepas dapat mengakibatkan reaksi hipersensitifitas lokal
pada jaringan lunak mulut, dengan gejala kemerahan tanpa disertai edema, gangguan
indera pengecap, rnati rasa, rasa terbakar dan rasa sakit pada daerah yang terkena,
seringkali disertai dengan angular cheifitis.7
2.7 Penatalaksanaan
Pengobatan stomatitis alergi adalah menghindari alergen dan menggunakan
antihistamin. penyakit alergi dapat diobati dengan kortikosteroid, imunosupresan, dan
antihistamin.9
Antihistamin bekerja secara kompetitif terhadap reseptor antihistamin pada
sel, dengan demikian anthistamin akan mencegah kerja histamin pada organ target.
Antihistamin juga mampu menghambat pelepasan mediator inflamasi, namun tidak
dapat menghilangkan efek histamin yang telah timbul sehingga lebih berguna sebagai
pencegahan terlepasnya kembali histamin dari pada sebagai pengobatan yang
ditimbulkan oleh stimulasi histamin.10
Antihistamin generasi pertama digunakan sebagai obat tunggal atau dalam
bentuk kombinasi dengan obat lain. Contoh : klorfeniramine, difenhidramine,
prometazin, hidroksisin dan lain-lain. Namun, efek yang tidak diinginkan obat ini
adalah menimbulkan rasa mengantuk sehingga mengganggu aktifitas dalam
pekerjaan. Efek sedatif ini diakibatkan oleh karena antihistamin generasi pertama ini
memiliki sifat lipofilik yang dapat menembus sawar darah otak sehingga dapat
menempel pada reseptor H1 di sel-sel otak. Dengan tiadanya histamin yang menempel
pada reseptor H1 sel otak, kewaspadaan menurun dan timbul rasa mengantuk. 10
Antihistamin generasi kedua mempunyai efektifitas antialergi seperti generasi
pertama, memiliki sifat lipofilik yang lebih rendah sulit menembus sawar darah otak.
Yang termasuk dalam antihistamin ini yaitu terfenadin, astemizol, loratadin dan
cetirizin. Reseptor H1 sel otak tetap diisi histamin, sehingga efek samping yang
ditimbulkan agak kurang tanpa efek mengantuk. Obat ini ditoleransi sangat baik,
dapat diberikan dengan dosis yang tinggi untuk meringankan gejala alergi sepanjang
hari, terutama untuk penderita alergi yang tergantung pada musim. Namun efek
samping nya yg dilaporkan terjadinya aritmia ventrikel, gangguan ritme jantung yang
berbahaya, dapat menyebabkan pingsan dan kematian mendadak. 10
Tujuan mengembangkan antihistamin generasi ketiga adalah untuk
menyederhanakan farmakokinetik dan metabolismenya, serta menghindari efek
samping yang berkaitan dengan obat sebelumnya. Yang termasuk antihistamin
generasi ketiga yaitu feksofenadin, norastemizole dan deskarboetoksi loratadin
(DCL). 10
Merupakan derifat hormon kortikosteroid yang dihasilkan oleh kelenjar
adrenal, memiliki peran penting termasuk mengontrol respon inflamasi.
Kortikostoroid mempunyai kemampuan menekan peradangan/inflamasi, dapat
sebagai imunosupresan, menghambat kemotaksis neutrofil, menekan pengeluaran
sitokin, menekan reaksi alergi-imunologi dan lain-lain.11