Anda di halaman 1dari 28

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS

(PPOK)

Disusun Oleh :
Kelompok 3 / 4B
Nama NIM

Eka Hadi Pratama 18631727


Cici Andri Widiasari 18631709
Frisca Nur Afifah 18631689
Tutut Setiowati 18631673
Dila Restiani 18631658

PRODI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Tahun akademik 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK)

1. DEFINISI

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan istilah lain


dari beberapa jenis penyakit paru-paru yang berlangsung lama
atau menahun, ditandai dengan meningkatnya resistensi
terhadap aliran udara serta keterbatasan aliran udara didalam
saluran napas yang bersifat persisten dan bersifat progresif.

Hal ini menyebabkan udara terperangkap dan menimbulkan


terganggunya pertukaran gas sehingga akan muncul gejala-
gejala batuk, produksi sputum meningkat, wheezing dan
berhubungan dengan respon inflamasi .
(Suardana, dkk., 2019; Silalahi & Siregar, 2019).
2. ETIOLOGI

1. Kebiasaan Merokok
Merokok merupakan faktor risiko terpenting terjadinya
PPOK. Prevalensi tertinggi terjadinua ganggguan respirasi dan
penurunna faal paru adalah pada perokok

2. Polusi Udara
Polusi udara terdiri dari polusi di dalam ruangan
(indoor) seperti asap rokok, asap kompor, asap kayu bakar, dan lain
lain. Sedangkan polusi di luar ruangan (Outdoor) seperti gas
buang industri, gas buang kendaraan bermotor, debu jalanan,
serta polusi di tempat kekja, seoerti bahan kimia, debu/zat iritasi,
gas beracun dan lain-lain.

3. Riwayat Infeksi Saluran Pernafasan


Infeksi saluran nafas akut adalah infeksi akut yang
melibatkan saluran pernafasan, hidung, sinus, faring, atau lating

4. Faktor risiko dari genetic memberi kontribusi 1-3 % pada


pasien PPOK (Maisaroh, 2018). Polimorfisme genetik
adalah faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan dan
progresi PPOK.
Manifestasi Klinis

1. Batuk
2. Sputum putih atau mukoid, jika terjadi infeksi menjari purulen
atau mukopurulen.
3. Sesak sampai menggunakan otot pernafasan tambahan untuk
bernafas atau dyspnea sehingga dapat menyebabkan
penurunan kadar saturasi oksigen.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
TN. E DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN
_______________________________
DI RUANG KH. AHMAD DAHLAN
RSU MUHAMMADIYAH
PONOROGO
Format Pengkajian Data Umum
Tgl Pengkajian : Kamis, 19-03-2020 No. Register : 12.XX.XX

Jam Pengkajian : 19.00 WIB Tgl MRS :Rabu, 18-03-2020

Ruang/kelas :KH. Ahmad Dahlan / IIA Pukul : 10.52 WIB


Do

I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.E Nama : Ny. T
Umur : 56 thn Umur : 53
Jenis Kelamin :Laki-laki Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pekerjaan : wiraswasta
Pekerjaan :- Alamat :Serangan,Sukorejo
Gol Darah :O Kab.Ponorogo
Alamat :Serangan, Sukorejo Kab.Ponorogo
Hubungan Dengan Klien : Istri Klien
II. KELUHAN UTAMA
1. Keluhan utama saat MRS
Pasien mengatakan sesak
2.Keluhan utama saat pengkajian
Pasien mengatakan batuk berdahak dengan dahak berwarna putih

III. DIAGNOSA MEDIS


Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
IV. RIWAYAT KESEHATAN

• Riwayat kesehatan sekarang


Pasien datang ke IGD RSU Muhammadiyah Ponorogo hari Rabu, 18 Maret 2020 Pukul 10.52 WIB
dengan keluhan sesak nafas, lemas, dan batuk berdahak. Pasien mengatakan dahak sulit keluar, warna dahak
putih, sebelumnya pasien sudah merasa sesak nafas sejak hari Kamis, 12 Maret 2020. Pada malam 17 Maret
2020 pasien dibawa ke Puskesmas Sukorejo tetapi pasien tidak mengalami perubahan kemudian pasien dibawa
ke RSU Muhammadiyah Ponorogo pada hari Rabu, 18 Maret 2020 pukul 10.52 WIB. Hasil pemeriksaan IGD
menunjukkan TD : 110/70 MmHg, N : 126 x/menit , RR : 36x/menit , S: 36,60C mendapatkan terapi IVFD RL 20
tpm, O2 3lpm, injeksi Ranitidine 50 mg, injeksi dexamethasone dan ceftriaxone 1 gram.

Pasien dipindah ke ruang KH.Ahmad Dahlan pada tanggal 18 Maret 2020 jam 17.00 WIB saat dikaji pada
tanggal 19 Maret 2020 pukul 19.00 WIB pasien mengatakan lemas, batuk berdahak sulit keluar dan sulit tidur
karena sering batuk terutama di malam hari. Hasil pemeriksaan di ruang KH. Ahmad Dahlan adalah TD : 110/80
MmHg, RR : 32 x/menit , S : 36,10C , N : 120 x/menit , SpO2 : 98%.
• Riwayat kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan pada bulan Desember 2019 pasien pernah dirawat di RS Aisyiyah Ponorogo dengan
keluhan yang sama yaitu sesak, lemas, dan batuk berdahak. Pasien dirawat selama 10 hari. Pasien dahulu adalah
seorang perokok yang aktif
• Riwayat Kesehatan keluarga
Pasien mengatakan bahwa dikeluarganya tidak mempunyai riwayat penyakit menurun seperti asma,
diabetes mellitus, buta warna, dan hemophilia. Serta tidak mempunyai riwayat penyakit menular seperti TBC
(tuberculosis paru), diare dan cacar air.
V. RIWAYAT KEPERAWATAN KLIEN
1. Pola aktivitas sehari-hari
ADL DI RUMAH DI RUMAH SAKIT

Pola pemenuhan kebtuhan nutrisi Makan : Makan :


Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan Pasien makan 3x sehari dengan komposisi nasi,
ddan cairan (makan dan minum) komposisi nasi, sayur, lauk pauk dengan porsi 1 sayur, lauk pauk, buah dengan porsi 1 piring
piring habis. Suka makan pedas, tidak ada tidak habis
riwayat alergi makanan. Pasien mengatakan tidak nafsu makan
Nafsu makan baik tetapi pola/waktu makan Minum :
tidak teratur. Pasien minum air ± 800 ml/hari
Minum :
Pasien mengatakan minum air ± 1.500 ml/hari
Pola eliminasi Pasien mengatakan BAK lancar, ± 5-6x sehari BAK lancar, ± 4-5x sehari dengan konsistensi
dengan konsistensi cair warna kuning, bau khas cair warna kuning, bau khas urine.
BAK urine.
BAB 1x sehari kadang tidak sama sekali,
Pasien mengatakan BAB lancar 1-2x sehari dengan konsistensi lunak, warna kuning
dengan konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan, bau khas feses.
BAB kecoklatan, bau khas feses.
Pasien mengatakan tidur malam hari 7-8 Pasien mengatakan tidur malam hari 6-7
jam dan kadang tidur siang lebih dari 1-2 jam dan tidur siang 2-3 jam.
Pola istirahat dan tidur jam Pasien tidurnya terganggu karena sering
batuk

Pasien mandi 2x sehari, keramas 2x sehari, Pasien hanya disibin oleh keluarga pada pagi
gosok gigi2x sehari. Pasien ganti baju 2x sehari, dan sore hari, tidak keramas, tidak gosok gigi.
Pola kebersihan (PH) kuku bersih. Pasien ganti baju 1x sehari, kuku bersih.

Sebelum sakit aktivitas pasien tidak ada Pasien merasa aktivitasnya terganggu. Semua
gangguan. Aktivitas sehari-hari pasien aktivitas di bantu keluarga/perawat. Pasien
Aktivitas lain dilakukan secara mandiri. hanya duduk dan terbaring.di bad
2. Riwayat Psikologis 3. Riwayat Sosial
a. Status Emosi Hubungan pasien dengan perawat serta pasien
Klien merasa cemas, klien merasa tidak nyaman lain dalam satu ruangan baik. Pasien juga
karena susah tidur. kooperatif dan dapat berinteraksi baik dengan
b. Gaya Komunikasi tenaga kesehatan serta hubungan dengan
Klien nampak berhati-hati dalam berbicara keluarga juga baik.
dengan pola komunikasi sedikit lambat. Klien 4. Riwayat Spiritual
tidak menolak ketika diajak berbicara, Pasien beragama islam. Sebelum sakit pasien
komunikasi klien jelas tanpa menggunakan beribadah, bias mengerjakan sholat 5 waktu
bahasa isyarat. layaknya orang normal.
c. Pola Pertahanan Ketika di rumah sakit klien tidak bias melakukan
Klien berusaha dan berharap penyakitnya cepat ibadah sholat 5 waktu. Pasien hanya bias berdoa
sembuh dan bisa pulang beraktivitas seperti dan berdzikir memohon kesembuhan untuk
biasa. penyakitnya.
VI . PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum C. Pemeriksaan Wajah


Keadaan Umum : 1. Wajah
Baik  Inspeksi : wajah pucat, warna kulit sawo matang, bentuk wajah
Kesadaran : Composmentis simetris, tidak ada lesi, ekspresi wajah terkadang menahan nyeri.
GCS :4 5 6
B. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital (Saat sakit):
 Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan.
- TD : 110/80 MmHg,
2. Mata
- RR : 32 x/Menit
 Inspeksi : mata simetris, tidak ada lesi, tidak ada kotoran, konjungtiva
- S : 36,1‫ﹾ‬C
anemis, sclera anikterik, iris mata berwarna coklat, bentuk pupil
- N : 120 x/menit
isokor, reaksi pupil terhadap cahaya adalah myosis.
- SpO2 : 98%
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan..
3. Hidung
 Inspeksi :bentuk simetris, ukuran normal warna kulit sawo matang, tidak ada kotoran, tidak ada polip, tidak ada
pernafasan cuping hidung, tidsk menggunakan otot bantu pernafasan, tidak terpasang alat bantu pernafasan.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
4. Mulut
 Inspeksi : bentuk bibir simetris, warna bibir pucat, mukosa bibir kering, lidah putih, tidak ada perdarahan gusi,, tidak
ada stomatitis, gigi banhak yang sudah tanggal, tidak ada lesi, tidak ada gigi palsu, gigi bersih, tidak ada tonsilitas
(pembengkakan tonsil) T1
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
5. Telinga
 Inspeksi :bentuk simetris, ukuran normal, warna kulit sawo matang, tidak ada lesi, sedikit serumen, tidak ada gangguan
pendengaran.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
E. Pemeriksaan Thoraxs / dada
1. Paru-paru
D. Pemeriksaan Kepala dan Leher  Inspeksi : bentuk simetris, warna kulit sawo matang, ekspansi paru simetris,
1. Kepala RR 32x/menit, tidak menggunakan otot bantu pernapasan.
 Inspeksi : Bentuk kepala normal tidak ada  Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, vocal fremitus getarannya
kelainan / simetris, Rambut bersih dan hitam terasa sama antara kanan dan kiri.
beruban, Persebaran rambut merata, Bentuk  Perkusi : suara paru-paru normal yaitu rensonan
kepala bulat, kulit kepala rambut bersih, tidak  Auskultasi : suara napas areavesikuler (ICS 6,7,8) terdengar halus, suara napas
ada lesi. bronchovesikuler (ICS 4-5) sedang, suara napas area bronchial (ICS 2-3) kasar
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan , terdapat bunyi ronchi dikedua paru.
dikepala
2. Leher
 Inspeksi : bentuk simetris, warna kulit sawo
matang, tidak ada lesi, tidak ada jaringan parut, 2. Jantung
vena juglaris terlihat, tidak terlihat adanya  Inspeksi : denyut jantung normal, ictuscordis tidak tampak.
gerakan kelenjar tyroid.  Palpasi : iktuscordis teraba di ICS ke 5 midclavikula left/sinestra.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada  Perkusi : suara jantung terdengar pekak
pembesaran kelenjar limfe, tidak ada  Auskultasi : suara BJ I (lup), suara BJ II (dub), tidak ada suara tambahan.
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis.
I. Pemeriksaan Ekstremitas/ muskoloskelestal
F. Pemeriksaan Abdomen
 Inspeksi :
 Inspeksi : bentuk perut cekung, simetris, letak umbilicus memusat,
simetris, ukuran normal tidak ada atropi atau
umbilicus menonjol, warna kulit sawo matang, tidak ada bekas operasi.
hipertropi, tulang simetris tidak ada deformitas (posisi bengkok)
 Auskultasi : bising usus 14x/menit
tidak ada perbatasan gerak, tangan kanan terpasang infuse RL
 Perkusi : tympani
20tpm.
 Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
 Palpasi :
kuku CRT kembali cepat <2 detik setelah ditekan,
G. Pemeriksaan Genetalia dan Rektal tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada
 Persebaran rambut publis merata, rambut publis bersih dan hitam, tidak ada pembengkakan.
lesi, tidak ada benjolan, pembengkakan pada kulit penis secrotum, tidak ada J. Pemeriksaan Fungsi pendengaran / Penghidu /
tanda- tanda peradangan. Tenggorokan
1. Pendengaran
H. Pemeriksaan Pinggang dan Tulang belakang Fungsi pendengaran baik, tidak ada gangguan.
 Inspeksi : bentuk simetris, warna kulit sawo matang, tidak ada kelainan pada 2. Penghidu
tulang belakang, tidak ada lesi. Fungsi penghidu baik, pasien dapat merangsang bau-
 Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan. bauan.
3. Tenggorokan
Tidak ada nyeri telan.
K. Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Penglihatan baik, tidak ada gangguan.

L. Pemeriksaan Fungsi Neurologis


 Kesadaran : Composmentis
 GCS :4 5 6
 Nervus Olfaktorius : penciuman normal
Nervus Opticus : penglihatan normal.
Nervus Okulomotoris, Trochlearis, Abdusen : bola matadapat melihat vertical dan horizontal, pupil isokor, pupil mengecil jika
diberi cahaya (myosis).
Nervus Trigeminus : pasien dapat mengunyah dan mengedipkan mata.
Nervus Fasialis : pasien dapat tersenyum, mengerutkan dahi.
Nervus Vestibulocochlearis : pendengaran dan keseimbangan tubuh pasien normal.
Nervus Glosofaringeus : tidak ada peradangan, pasien dapat merasakan dengan normal.
Nervus Vagus : pasien dapat menelan.
Nervus Asesoris : pasien dapat menoleh ke kanan dank e kiri, gerakan bahu normal
Nervus Hipoglosus : pasien dapat menjulurkan lidah.
 Fungsi Motoric : pasien dapat duduk dan berbaring, pasien dapat memiringkan badan, pasien dapat mengangkat kaki dan tangan.
 Fungsi Sensorik : pasien dapat membedakan panas dan dingin, dapat meraba tekstur kasar dan halus.
M. Pemeriksaan Kulit / Integument
• Inspeksi :
warna kulit sawo matang, tidak ada
lesi, tidak ada peradangan.

• Palpasi :
turgor kulit normal kembali dalam
waktu cepat, akral hangat, tidak ada
nyeri tekan
ANALISA DATA
Nama : Tn. E
Umur : 56 Tahun
No. Reg : 12XXX
tgl/ jam KELOMPOK DATA MASALAH ETIOLOGI
19/03/2020 Ds : Ketidakefektifan Sputum dalam jumlah
19.00 • pasien mengatakan batuk sudah 2 bulan belum bersihan jalan yang berlebih
sembuh-sembuh dari dahaknya sulit keluar nafas
• pasien mengatkan sesak nafas

Do:
• pasien terlihat sering batuk
• pasien sulit mengeluarkan dahak
• suara nafas ronchi
• pasien tampak sesak tetapi tidak mau
menggunakan oksigen
• RR : 32 x/menit
N : 120 x/menit
SpO2 : 98 %
TD : 110/MmHg
S : 36,1 ‫ﹾ‬c
Ds : Intoleransi Dipsnea
Pasien mengatakan badannya terasa Aktivitas
lemas
Do :
Pasien tampak lemah dan pucat
Aktivitasnya dibantu keluarga
TD : 110 / 80 MmHg

Ds : Gangguan pola
Pasien mengatakan sulit tidur terutama tidur Proses penyakit
saat malam hari karena sering batuk
Do :
Pasien tampak sering batuk
Pasien berbicara sambil memejamkan
mata karena ingin bisa tidur
Pasien bicara seperlunya karena sering
batuk
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. E
Umur : 56 Tahun
No. Reg : 12XXX
No Diagnosa Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi Rasional TTD
keperawatan
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan selama 1. Penghisapan lender 1. Untuk membersihkan secret
bersihan jalan 3X24 jam, diharapkan dapat pada jalan nafas yang berlebih
nafas memepertahankan pola napas 2. Pengurangan 2. Untuk memberikan
menjadi efektif. kecemasan ketenangan pada pasien
Kriteria hasil : 3. Posisikan semi 3. Untuk membuka jalan nafas
a. Mendemonstrasikan batuk fowler pasien
efektif dan suara batuk yang 4. Fisioterapi dada 4. Untuk meringankan batuk
bersih, tidak ada siansis dan ataupun sesak nafas
dyspnea (mampu mengeluarkan 5. Ajarkan pasien 5. Untuk meningkatkan gerakan
sputum, bernafas dengan untuk batuk efektif secret ke jalan nafas sehingga
mudah). mudah dikeluarkan
b. Menunjukkan jalan napas yang 6. Monitor tanda- 6. Untuk mengetahui tanda-
paten (klien tidak merasa tanda vital tanda vital pasien
tercekik, irama napas normal). 7. Monitor status 7. Untuk mengetahui kadar
c. Mampu mengidentifikasi dan pernafasan pasien saturasi oksigen yang masuk
mencegah factor penyebab ke dalam paru-paru pasien
d. Menyatakan gejala berkurang
No Diagnosa Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi Rasional TTD
keperawatan
2. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan 1. Bantu klien untuk mengidentifikasi 1. Untuk mengetahui
aktivitas selama 3X24 jam, diharapkan aktivitas yang diinginkan aktivitas yang diinginkan
pasien dapat menoleransi pasien
aktivitas yang biasa dilakukan. 2. Dorong aktivitas kreatif yang tepat 2. Untuk mempertahankan
Kriteria hasil: 3. Intruksikan klien dan keluarga untuk aktivitas pasien
a. Berpartisipasi dalam mempertahankan fungsi dan 3. Untuk memantau aktivitas
aktivitas yang kesehatan terkait peran dalam pasien
diperbolehkan dengan beraktifitas secara fisik, sosial,
peningkatan denyut spiritual, dan kognisi
jantung, tekanan darah, 4. Bantu dengan aktivitas fisik secara 4. Untuk memberikan terapi
dan frekuensi nafas yang teratur, misalnya : Ambulasi, kelenturan otot pada
relevan, EKG dalam batas berpindah, berputar, dan kebersihan pasien serta kebersihan
normal. diri diri pada pasien
b. Menyatakan gejala efek 5. Monitor kardiorespirasi pasien 5. Untuk mengetahui
samping latihan dan selama kegiatan frekuensi nafas dan adanya
melaporkan serangan gangguan nafas
gejala secepatnya. 6. Monitor lokasi dan sumber 6. Untuk mengurangi rasa
c. Mempertahankan warna ketidaknyamanan/nyeri yang dialami nyeri
kulit normal, kulit tetap pasien selama aktivitas
hangat dan kering saat 7. Berikan kegiatan pengalihan yang 7. Untuk mengurangi nyeri
aktivitas. menenangkan untuk meningkatkan
d. Mendemonstrasikan relaksasi
peningkatan toleransi 8. Monitor respon oksigen pasien 8. Untuk menegathui tekanan
terhadap aktivitas. darah dan respirasi pasien
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. E
Umur : 56 Tahun
No. Reg : 12XXX

NO TANGGAL/ TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON TTD


JAM

19-03- Monitor tanda-tanda vital Pasien Kooperatif


2020 TD : 110/80 MmHg,
19.00 RR : 32 x/Menit
S : 36,1‫ﹾ‬C
N : 120 x/menit

Pasien Kooperatif
Memonitor status pernafasan pasien
Sp2 : 98%

Pasien Kooperatif, pasien diajrkan


Menenangkan pasien untuk mengurangi berdzikir dan berdoa
kecemasan

Mengajarkan pasien untuk batuk efektif Pasien Kooperatif


NO TANGGAL/ TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON TTD
JAM

Memposisikan pasien semi fowler Pasien Kooperatif

Membantu dengan aktivitas fisik secara Pasien Kooperatif, pasien mengubah


teratur, misalnya : Ambulasi, berpindah, posisi dari posisi supinasi menjadi miring
berputar, dan kebersihan diri ke kanan

Memonitor lokasi dan sumber Pasien Kooperatif, mengajarkan batuk


ketidaknyamanan/nyeri yang dialami pasien efektif
selama aktivitas

Berkolaborasi dalam pemberian obat Pasien Kooperatif, memberi obat sesuai


resep dokter
- Infus RL20 tpm
- Ceftriaxone 1gr 2x1
- Dexametason 2x1
- Ranitidine 2x1
- Nebulizer Ventolin : flexotide 1:1 per
12 jam
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. E
Umur : 56 Tahun
No. Reg : 12XXX
No Tanggal Perkembangan TTD
1 19/03/2020 S :pasien mengatakan batuk sudah 2 bulan belum sembuh-sembuh
19.00 dari dahaknya sulit keluar pasien mengatkan sesak nafas
O : pasien terlihat sering batuk
pasien sulit mengeluarkan dahak
suara nafas ronchi
pasien tampak sesak tetapi tidak mau menggunakan oksigen
RR : 32 x/menit
N : 120 x/menit
SpO2 : 98 %
TD : 110/MmHg
S : 36,1 ‫ﹾ‬c
A : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d sputum dalam jumlah
yang berlebih
P : Lanjutkan intervensi
No Tanggal Perkembangan TTD

S : Pasien mengatakan badannya terasa lemas


O : Pasien tampak lemah dan pucat
Aktivitasnya dibantu keluarga

TD : 110 / 80 MmHg

A : Intoleransi Aktivitas b/d dipnea

P :Lanjutkan intervensi
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Tn. E
Umur : 56 Tahun
No. Reg : 12XXX

No Tanggal Perkembangan TTD


S :pasien mengatakan batuk sudah 2 bulan belum sembuh-sembuh
dari dahaknya sulit keluar
pasien mengatkan sesak nafas
O :pasien terlihat sering batuk
pasien sulit mengeluarkan dahak
suara nafas ronchi
pasien tampak sesak tetapi tidak mau menggunakan oksigen
RR : 32 x/menit
N : 120 x/menit
SpO2 : 98 %
TD : 110/MmHg
S : 36,1 ‫ﹾ‬C
A :Masalah belum teratasi
P :Lanjutkan intervensi
No Tanggal Perkembangan TTD
S :Pasien mengatakan badannya terasa lemas

O :Pasien tampak lemah dan pucat


Aktivitasnya dibantu keluarga

TD : 110 / 80 MmHg

A : Masalah belum teratasi

P :Lanjutkan intervensi
TIRIMIKISIH
TIMIN-TIMIN

Anda mungkin juga menyukai