Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

DASAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA NUTRISI

NAMA : ‘ADAWIYATU SYIFA’

NIM : 202014001

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA NUTRISI

1. KONSEP FISIOLOGI
Makanan akan diproses tubuh melalui tahap-tahap : Ingesti,
Digesti, absorpsi, metabolisme dan ekskresi (Sancia, 2018).
A. Ingesti
Proses masuknya makanan kedalam tubuh yang terdiri dari :
Dimulai dari koordinasi otot-otot lengan dan tangan untuk membawa
makanan ke mulut.
Proses mengunyah proses pemecahan, penyederhanaan makanan dr
ukuran besar menjadi ukuran lebih kecil. Proses mengunyah
melibatkan gigi & kontrol volunter otot-otot mulut bila makanan
berada pd gigi, gusi, palatum keras & lidah, maka akan terjadi refleks
mengunyah yg volunter (disadari), yg diatur oleh SSP.
Proses menelan merupakan tahap terakhir dr peristiwa ingesti,
yaitu bergeraknya makanan dr mulut ke esophagus, & masuk
lambung. Proses ini terjadi secara refleks sebagai akibat adanya
penekanan pd bagian faring & mulai sejak makanan sudah dikunyah
secara adekuat, serta refleks ini akan menahan proses respirasi
(Sancia, 2018).
B. Digesti
1) Merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang
dibawa kedalam tubuh.
2) Terjadi penyederhanaan zat makanan sehingga dapat diabsorpsi
oleh saluran intestinal.
3) Saluran yang berperan antara lain : mulut, pharing, esophagus,
lambung, usus halus, usus besar.
C. Absorpsi
Adalah proses dimana nutrien yang telah berbentuk paling
sederhana diserap oleh usus nutrien diserap berupa : (glukosa
karbohidrat), asam amino (protein), asam lemak dan gliserol (lemak),
tanpa kecuali vitamin, mineral dan air.
Setelah diserap oleh usus nutrien akan dilanjutkan ke saluran darah
dan getah bening masuk ke hati melewati vena porta
D. Metabolisme
Merupakan bagian akhir dlm penggunaan makanan di tubuh.
Proses ini meliputi semua perubahan kimia yg dialami zat makanan
sejak diserap oleh usus hingga dikeluarkan oleh tubuh sebagai
sampah.
E. Ekskresi
Ekskresi atau eliminasi merupakan pekerjaan tubuh untuk
membuang zat sisa dari metabolisme yang tidak terpakai lagi untuk
keperluan tubuh. Proses ini terjadi dalam bermacam – macam bentuk,
antara lain : defekasi (zat sisa dari saluran cerna), Miksi (zat sisa dari
saluran kemih), diaporesis (pengeluaran keringat), dan ekspirasi
(pengeluaran air dan CO2).

2. DEFINISI
Istilah gizi berasal dari bahasa arab “giziwi” yang berarti nutrisi.
Gizi adalah substansi organik dan non organik yang ditemukan dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik
(Menurut koezien,2004).
Kebutuhan gizi seseorang ditentukan oleh faktor usia, jenis
kelamin, dll. Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan menerima jaringan
tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh sebagai sumber tenaga serta
untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit (Menurut BKKBN, 1998).

3. KARAKTERISTIK
A. Air
Merupakan sumber utama bagi makhluk hidup disamping oksigen
meliputi 30-70% berat badan individu dewasa dan 80% berat beban
bagi individu dewasa rata-rata memerlukan 6-8 gelas air/hari. Air
memiliki perananyang besar bagi tubuh, selain sebagai komponen
penyusun sel utama air yang berperan dalam zat-zat makanan menuju
sel. Fungsi air bagi tubuh sendiri adalah membantu proses atau reaksi
kimia dalam tubuh serta berperan dalam mengontrol temperatur tubuh.
B. Karbohidrat
Karbohidrat adalah kelompok nutrien yang penting dalam sususan
makanan. Fungsinya adalah sebagai sumber energi bagi tubuh.
Senyawa ini mengandung unsur karbon hidrogen dan oksigen yang
dihasilkan oleh tanaman melalui proses fotosintesis.
1) Jenis-jenis karbohidrat
a) Monosakarida
Biasanya terdapat dalam penganan. Ada 3 senyawa
monosakarida yaitu glukosa, fruktosa, galaktosa.
b) Disakarida
Terbentuk dari 2 senyawa atau molekul disakarida
bergabung dengan melepaskan 1 molekul gas air. Golongan di
sakardia meliputi sukrosa, laktosa dan maltosa.
c) Polisakarida
Senyawa polimer hasil kondensasi monosakarida.
Golongan polisakarida melalui selulosa, glikogen rektin serta
alginate.
2) Fungsi karbohidrat
a) Sebagai sumber energi
b) Penghasil lemak
c) Sebagai pasangan protein (Menurut Potter & Perry, 2005).
C. Protein
Merupakan kelompok nutrien yang sangat penting bagi makhluk
hidup. Protein adalah substansi organik dengan kandungan unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen yang mirip dengan karbohidrat dan
lemak.
1) Sifat-sifat protein
a) Memiliki banyak struktur dan substansinya ditentukan oleh
struktur tersebut.
b) Protein serat memiliki sifat baik tidak mungkin mudah larut
dan tidak mudah terpengaruh oleh asam, basa dan suhu yang
tidak terlalu tinggi.
c) Protein dapat mengalami suatu proses yang disebut denaturasi
2) Fungsi protein
a) Sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh protein
untuk pembentukan enzim, antibodi dan beberapa hormon.
b) Sebagai sumber energi.
D. Lemak
Adalah suatu senyawa yang mengandung unsur karbon, hidrogen,
dan oksigen, lemak sendiri merupakan ester dari gliserol dan asam
lemak.
1) Jenis-jenis lemak
a) Asam lemak jenuh
Memiliki rantai hidroksi karbon yang jenuh hidrogen
b) Asam lemak tak jenuh
Memiliki rantai hidrogen tidak jenuh karenanya mempunyai
suatu ikatan rangkap atau lebih.
2) Sifat lemak dan minyak
a) Kelarutan : lemak dan minyak tidak larut dalam air.
b) Pengaruh panas : saat dipanaskan, terdapat pengaruh titik suhu.
c) Plastisitas : sifat ini muncul karena lemak merupakan cairan
uran trigliserida yang masing-masing mempunyain titik cair
sendiri-sendiri.
E. Vitamin
Merupakan sekelompok senyawa organik komplek yang
dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil, agar tetap sehat.
1) Jenis-jenis vitamin
a) Vitamin larut lemak
(1) Vitamin A
Definisi vitamin A dapat menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan pada anak-anak. Rabun seroa xeraftalma
(kekeringan pada kornea mata sampai menyebabkan
kebutaan), mempengaruhi kesehatan kulit, dan menurunkan
daya tahan tubuh terhadap infeksi.
(2) Vitamin D
Senyawa ini berwarna putih dan berbentuk kristal yang
larut dalam minyak dan lemak. Banyak terdapat pada
minyak, hati dan ikan, telur, mentega, keju dan susu.
Defisiensi vitamin D menyebabkan rakhitis, gangguan
absorbsi kalsium dan perlunakan tulang serta osteoporosis
yang ditandai dengan pelunakan tulang, kelemahan dan
nyeri pada individu dewasa.
(3) Vitamin E
Bahan makanan yang mengandung vitaminn E antara lain
biji gandunm, sayuran hijau, minyak sayur. Defisiensi
vitamin E dapat menyebabkan kemandulan pada hewan
jantan.
(4) Vitamin K
Terdapat dalam sayuran hijau, hati, kacang kedelai, vitamin
K membnatu pembentukan protombin sehingga dalam
proses pembentukan darah.
b) Vitamin larut dalam air
(1) Vitamin B
Terdiri dari vitamin B1, B2 dan asam nikotinat
(2) Vitamin C
Berwarna putih, berbentuk kristal, dan sangat larut dalam
air.
F. Mineral
Unsur mineral adalah unsur kimia selain karbon, hidrogen, oksigen
dan nitrogen yang dibutuhkan dalam tubuh. Banyak terdapat dalam
bentuk garam organik seperti natrium dan klorida.
G. Kalsium
Unsur ini penting untuk pengaturan kandung cairan dalam sel.
Kalsium terdapat dalam banyak jenis makanan, seperti susu, kopi, roti,
dan sereal.
H. Zat besi
Sumber zat besi utama adalah hati dan ginjal, selain itu makanan
tertentu seperti puding hitam, coklat, kerang dan bumbu kari.
Defisiensi zat besi menyebabkan seseorang menderita anemia.
(Menurut Brunner dan Suddarth, 2001)

4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NUTRISI


A. Riwayat diet
1) Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan.
2) Asupan makanan yang tidak adekuat.
3) Diet yang salah.
4) Kurangnya persediaan makanan.
5) Pemberian nutrisi melalui intravena selama 10 hari/lebih.
6) Tidak adekuatnya dana untuk menyediakan bahan makanan.
7) Tidak adekuatnya fasilitasi penyiapan bahan makanan.
8) Ketidakmampuan fisik.
9) Lansia yang tinggal dan makanan sendiri.
B. Riwayat medis (penyakit), meliputi :
1) Adanya riwayat berat badan berlebih / kurang.
2) Penurunan berat badan dan tinggi badan.
3) Mengalami penyakit tertentu.
4) Riwayat pembedahan pada sistem gastrointestinal.
5) Anoreksia.
6) Diare.
7) Alkoholisme.
8) Gangguan yang menandai/mengenai organ tertentu (kanker, hati,
ginjal).
9) Disabilitas mental.
10) Terapi radiasi.
C. Riwayat pemakaian obat tetentu
B ratin, cepraz, candutatin drop, valium, manitel, paracetamol,
sanmol, trocensis, panzo.

5. TAHAP-TAHAP PENYALURAN NUTRISI


A. Mulut
Organ pertama dari saluran pencernaan, didalam mulut terdapat
gigi, dengan gigi makanan dikunyah melalui proses mekanik yang
bertujuan menghancurkan melunakkan dan membasahi makanan yang
kering dengan saliva, serta mengaduk makanan sampai rata.
B. Faring
Organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan,
fungsi laring menekan masuk ke dalam dan mencegah masuknya
makanan ke jalan pernafasan.
C. Esofagus (ventri kulus)
Lambung merupakan saluran yang tidak mengembang karena
adanya gerakan peristaltik, terutama daerah epigaster. Didalam
lambung makanan akan mencampur dan mengaduk dengan cepat dan
cermat dengan sekresi lambung membelah makanan menajdi partikel
yang lebih kecil, perlahan masuk ke duadenum karena pompaan atrium
pilorus.
D. Usus halus (intestinum minor)
Di dalam usus halus terjadi absorbsi makanan yang antara lain
absorbsi karbohidrat, protein, lemak, air dan elektrolit, natrium dan
kalium, klorida dan bikarbonat, vitamin dan mineral, yang semua bahan
itu akan mengalami beberapa perubahan.
E. Usus besar (intestinum mayor)
Di dalam usus besar terdapat hasil sisa makanan yang telah
diabsorbsi di usus halus kemudian dicerna kembali dan di dorong ke
rektum.
1) Rektum : Terjadi penumpukan sementara hasil pencernaan makanan
sebelum dikeluarkan lewat anus.
2) Anus : Merupakan bagian dari saluran pencernaan yang
berhubungan dengan dunia luar terletak di dasar pelvis dindingnya
di perkuat oleh spinter anal internal.

6. KARAKTERISTIK STATUS NUTRISI
Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Masas Index
(BMI) dan Ideal Body Image Weight (IBW)
a. Body Massa Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari
gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI
dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan
untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.

Indeks Massa Tubuh = BB (kg)

TB x TB (m)
 
Tabel : batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia
Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0

Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0 ─ 18,5

Normal 18,5 ─ 25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan > 25,0 – 27,0

>27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat 

b. Ideal Body Weight (IBW)


Ideal  body  weight atau berat badan ideal merupakan
perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat b
adan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter dikurangi
dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.
Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] – 10% (Tinggi badan – 100]
(Muna, 2017).

7. MASALAH-MASALAH YANG TIMBUL


A. Marasmus
Kekurangan energi yangberat (karbohidrat, lemak) ditandai dengan
pertumbuhan badan terganggu, anak kurus, lemak dibawah kulit tidak
ada sama sekali, otot berkurang, dan lemah.

B. Obesitas
Kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan.

C. Kwarshorkor
Kekurangan proteinnya yang berat ditandai dengan pertumbuhan
badan , wajah sembab karena uedema, perut dan kaki uedema. Kulit
depigmentasi (kering dan pecah), rambut pirang dan nampak seperti
rambut jagung, serta rontok dan terdapatnya pembesaran hati.

8. PENGKAJIAN
Status nutrisi seseorang dalam hal ini klien dengan gangguan status
nutrisi dapat dikaji dengan menggunakan pedoman yaitu ABCD
A. Pengkajian antropometrik
Terdiri atas tinggi badan, berat badan, tebal lipatan kulit, lingkar
lengan atas
B. Biomedis / Data biomedis
Terdiri dari albumin, transferin, hemoglobin, hematrokit.Hasil
pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan resiko status buruk
meliputi penurunan Hb dan hematokrit, penurunan nilai limfosit,
albumin serum kurang dari 13,5 gr/dl.
C. Tanda-tanda kritis klinis
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada klien merupakan penilaian
kondisi fisik yang berhubungan dengan masalah mual. Nutrisi prinsip
pemeriksaan ini adalah head to toe.
D. Riwayat diet
Untuk mengetahui riwayat diet seseorang, kita bisa melakukan
wawancara mengenai status gizi, kesehatan, sosial dan ekonomi dan
budaya orang tersebut. Pengkajian riwayat diet dilakukan dengan
mengkaji jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi pasien selama
24 jam yang meliputi karbohidrat, protein, lemak dan sayur, buah-
buahan, air dan mineral. Pengkajian asupan dan pada makanan
meliputi pengkajian dan informasi mengenai makanan yang
dikonsumsi, persiapan makanan dan kebiasaan (Moo re,
courtney,Marry, 1997).

9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan terkait masalah nutrisi
dibagi menjadi beberapa bagian (Kozier, 2004).
A. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh.
B. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh.

10. INTERVENSI KEPERAWATAN


A. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan penurunan asupan oral, ketidaknyamanan pada
mulut, mual, muntah, penurunan absorbsi nutrisi, anoreksia, gangguan
digesti, depresi, stres, isolasi sosial.
1) Kriteria hasil
Klien mengkonsumsi kebutuhan nutrisi harian dengan
tingkat aktifitas metaboliknya
2) Intervensi
a) Jelaskan perlunya mengkonsumsi karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral dan cairan adekuat. Rasionalnya untuk
meyakinkan dan memberi informasi bahwa karbohidrat, lemak,
protein, dll yang penting bagi tubuh.
b) Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan
kalori harian dan jenis makanan yang sesuai bagi klien.
Rasionalnya untuk mengetahui dan menetapkan diet tepat bagi
klien.
c) Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian nutrisi secara
enteral dan parental. Rasionalnya untuk mencukupi nutrsinya
dengan alat bantu.
B. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan perubahan pada indra pengecap dan penciuman, medikasi
(kortikosteroid, antihistamin, estrerogen), resiko peningkatan berat
badan sebesar 12,5-15 kg selama kehamilan, penurunan pola aktivitas,
penurunan kebutuhan metabolik.
1) Kriteria hasil
Klien akan menjelaskan mengapa dia beresiko mengalami
peningkatan berat badan.
2) Intervensi
a) Kaji dengan faktor penyebab peningkatan berat badan, seperti
penurunan indera perasa, pengaruh medikasi atau riwayat
penambahan berat badan lebih 15 kg selama kehamilan.
Rasionalnya mengetahui/mencari tahu faktor penyebab
meningkatnya berat badan.
b) Jelaskan pengaruh penurunanindera perasa dan pembau pada
persepsi kenyamanan. Rasionalnya memberikan pengertian
tentang pengaruh penurunan indera perasa dan pembau pada
persepsi.
c) Jelaskan rasional peningkatan selera makan akibat penggunaan
obat-obat tertentu. Rasionalnya memberikan pengertian kepada
pasien tentang efek dan khasiat obat yang diakonsumsi.
d) Tingkatan kesadaran klien mengenai berbagai tindakan yang
bisa menyebabkan peningkatan asupan makanan. Rasionalnya
untuk meningkatkan kesadaran klien.
e) Ajarkan tekhnik modifikasi perilaku untuk mengurangi asupan
kalori. Rasionalnya untuk mengurangi asupan kalori dengan
tekhnik tertentu.
f) Diskusikan dengan klien kemungkinan penyebab hilangnya
nafsu makan. Rasionalnya mengetahui penyebab hilangnya
nafsu makan dan dapat mencarikan solusi.
g) Ajarkan klien untuk istirahat sebelum makan. Rasionalnya
untuk mengembalikan nafsu makan klien.
h) Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan
makanan dan hindari mengkonsumsi cairan 1 jam sebelum dan
sesudah makan.Rasionalnya agar klien tidak hanya
mengkonsumsi cairan tapi juga karbohidrat, lemak, protein,
dllyang di dapat dari makan.
i) Dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan mulut yang
baik. Rasionalnya mulut nyaman jadi nutrisi pasien tercukupi.
j) Lakukan langlah-langkah untuk meningkatkan nafsu makan
(1) Tentukan makanan kesukaan klien dan atur agar makanan
tersebut tersaji apabila memungkinkan.
(2) Hilangkan bau dan pandangan yang tidak sedap pada area
makanan.
(3) Kontrol rasa nyeri dan mual sebelum makan.
(4) Ciptakan lingkungan yang santai saat makan.
Rasionalnyauntuk meningkatkan dan menjaga nafsu makan
klien.
k) Beri klien daftar materi nutrisi yang terdiri atas
(1) Asupan tinggi karbohidrat komplek dan sehat
(2) Pengurangan asupan, gula, garam, kolesterol, lemak total
dan lemak penuh.
(3) Asupan kalori yang sesuai dengan mempertahankan berat
badan ideal.
Rasionalnya menjaga dan mengajarkan diet yang sesuai
dengan pasien.

SUMBER PUSTAKA

Brunner dan Suddarth, Suzanne C, dan Brenola G. Bare. 2001. Keperawatan


Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Inayah, I. 2004. Asuhan Keperawatan PADA Klien dengan Gangguan Sistem


Pencernaan. Jakarta : EGC

Jackson, Lee dan Marilynn Jackson. 2009. Seri Paduan : Keperawatan klinis.
Jakarta : Erlangga Medical Series

Mubarok. Wahid. Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dalam
Praktik. Jakarta : EGC

Muna Lailul. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Ny. S dengan Gangguan


Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.
https://www.academia.edu/35597610/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_NY
_S_DENGAN_GANGGUAN_PEMENUHAN_KEBUTUHAN_NUTRISI.
Diakses pada tanggal 3 Desember 2020

NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan


Nanda Internasional. 2015. Diagnosis Keperawatan: definisi & klasifikasi 2015.
Yogyakarta : Medication

Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Sancia Serleenalvona. 2018. Fisiologi Nutrisi.


Scribd.com/document/369327098/Fisiologi-Nutrisi. Diakses pada tanggal 23
November 2020

LAPORAN KASUS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. J DENGAN

GANGGUAN KESEIMBANGAN NUTRISI

NAMA : ‘ADAWIYATU SYIFA’

NIM : 202014001
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

2020/2021

LAPORAN KASUS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. C DENGAN

GANGGUAN KESEIMBANGAN NUTRISI

1. PENGKAJIAN
Nama : Nn. C
Tanggal : 22 November 2020
Waktu : 08.30 WIB
Tempat : Karanganyar
A. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Nn. C
Umur : 22 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : Sarjana (S1)
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Tuwuhan 3/5 Suruh kalang, Jaten
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Wijoko BP
Umur : 47 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : Sarjana (S1)
Pekerjaan : Pengusaha
Hubungan dengan pasien : Anak
c. Keluhan utama
Pasien mengeluh badan lemas, mual, muntah
d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Pasein mengatakanm badannya lemas, mual muntah, asupan
makannya berkurang, sejak 1 minggu yang lalu nafsu makanya
berkurang berat badan turun dari 45 kg menjadi 40 kg, pusing, nyeri
pada tenggorokannya, terasa seperti tergores setiap menelan, skala nyeri
4 dan nyeri terus menerus, asupan minumnya berkurang, bibirnya
kering dan BAK nya berkurang.

2) Riwayat penyakit dahulu


Pasien mengatakan 7 hari yang lalu melakukan operasi tonsilitis

3) Riwayat penyakit keluarga


Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan
dalam keluarga

Genogram

22
22
2

Keterangan genogram :

: Laki – laki : Keturunan

: Perempuan

: Hubungan pernikahan : Meninggal


: Tinggal satu rumah
2 : Usia saat dikaji : Identifikasi pasien

e. Pola kebiasaan sehari-hari


1) Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Keluarga pasien mengatakan sakit adalah sesuatu yang
sangat mengkhawatirkan dan
kesehatan itu mahal harganya. Jadi lebih baik kita mencegah
daripada mengobati.
2) Pola nutrisi
a) Sebelum sakit
Makan : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien makan 2-
3x sehari.
Minum : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien minum 5-
6 gelas air/hari ( 1200 cc).
b) Selama sakit
Makan : Pasien mengatakan bahwa selama sakit tidak nafsu
makan, asupan makanannya berkurang karena mual,
hanya 5-10 sendok/hari.
Minum : Keluarga pasien mengatakan bahwa selama sakit
pasien jarang minum hanya 3 gelas/hari ( 600 cc).
3) Pola eliminasi
a) Sebelum sakit
BAB
(1) Frekuensi : Pasien mengatakan BAB 2x sehari
(2) Konsistensi : Lunak
(3) Warna : Kuning
(4) Keluhan/kesulitan : Pasien mengatakan tidak ada
keluhan dengan BAB
(5) Penggunaan obat pencahar : Pasien mengatakan tidak
menggunakan obat pencahar
BAK
(1) Frekuensi : 4-6x sehari
(2) Jumlah urine :  1200 cc
(3) Warna : Kuning
(4) Keluhan/kesulitan : Pasien mengatakan tidak ada
kesulitan BAK
b) Selama sakit
BAB
(1) Frekuensi : Pasien mengatakan BAB 1 minggu sekali
(2) Konsistensi : Lunak
(3) Warna : Kuning pekat
(4) Keluhan/kesulitan : Pasien mengatakan tidak
ada keluhan dengan BAB
(5) Penggunaan obat pencahar : Pasien mengatakan tidak
menggunakan obat pencahar
BAK
(1) Frekuensi : 3-4x sehari
(2) Jumlah urine :  800 cc
(3) Warna : Kuning
(4) Keluhan/kesulitan : Pasien mengatakan tidak ada kesulitan
BAK

4) Pola istirahat tidur


a) Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit istirahat dan
tidur kurang lebih 6-7 selama 24 jam.
b) Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit dapat istirahat
dan tidur kurang lebih 7-8 jam selama 24 jam dan tidak ada
masalah.
5) Pola aktivitas dan latihan
a) Sebelum sakit
Keterangan 0 1 2 3 4

Makan / minum √

Mandi √

Toileting √

Berpakaian √

Mobilitas di tempat tidur √

Berpindah √

Ambulasi/ rom √

b) Selama sakit
Keterangan 0 1 2 3 4

Makan / minum √

Mandi √

Toileting √

Berpakaian √

Mobilitas di tempat tidur √

Berpindah √

Ambulasi/ rom √
Keterangan
0 : Mandiri
1 : Dengan alat bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan alat
4 : Tergantung total

6) Pola kognitif perseptual


Pasien mengatakan lemah dan pusing, ada nyeri di bagian
tenggorakan
7) Pola hubungan pasien
Selama sakit pasien mau diajak kerja sama dan bersifat
kooperatif.
8) Pola seksual dan reproduksi
Pasien berjenis kelamin perempuan
9) Pola konsep diri
a) Gambaran diri
(1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan bersyukur atas apa
yang telah Allah berikan.
(2) Selama sakit : Pasien mengatakan menyadari dirinya sakit
dan menerima keadaannya sekarang karena ia
menganggap ini adalah cobaan.
b) Harga diri
Pasien mengatakan dirinya dihargai dan dilayani selama
sakit.
c) Ideal diri
(1) Sebelum sakit : Pasein mengatakan merasa senang karena
mampu beraktivitas sendiri.
(2) Selama sakit : Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan
mampu menjalankan aktivitas sendiri.
d) Identitas diri
Pasien mengatakan sadar bahwa dirinya sedang sakit.
e) Peran diri
(1) Sebelum sakit : Pasien adalah seorang anak dan
mahasiswa kesehariannya melakukan kegiatan kuliah dan
membantu pekerjaan rumah.
(2) Selama sakit : Pasien tampak lemah, lemas sehingga tidak
bisa beraktivitas.
10) Pola koping dan toleransi stress
a) Masalah utama selama sakit (keuangan dll)
Pasien dan keluarga mengatakan tidak ada masalah dengan
keuangan selama sakit.
b) Kehilangan/perubahan yang terjadi sebelumnya.
Pasien awalnya memang merasa kehilangan karena banyak
aktivitas yang dibatasi seperti makan dan minum tetapi
sekarang pasien dapat menerima itu.

11) Pola nilai dan kepercayaan


Keluarga pasien mengatakan pasien beraga islam dan
sering menjalankan kewajiban-Nya.
f. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : Lemah
2) Kesadaran : Compos mentis
3) Pemerikaan TTV :
a) Tekanan darah : 120/80 mmHg
b) Nadi : 70x/menit
c) Pernafasan : 20x/menit
d) Suhu : 37 C
4) BB : 40 kg
5) TB : 152 cm
6) IMT : 17,31 (kekurangan berat badan tingkat sedang)
7) LILA : 10,8
g. Pemeriksaan sistematis : Head To Toe
1) Pemeriksaan kepala (rambut, mata, hidung, telinga, mulut)
a) Kepala dan rambut
Bentuk dan ukuran kepala simetris, pertumbuhan rambut
pasien merata, kulit kepala tampak bersih, warna rambut hitam
dan panjang sebahu, tidak ada nyeri pada kepala.
b) Mata
Bentuk dan ukuran mata simetris, kebersihan mata pasien
bersih tidak terdapat kotoran, fungsi penglihatan pasien normal,
palpebra tidak terdapat kelainan, konjungtiva pasien anemis,
sklera tidakikterik, pupil ishokor, diameter kanan/kiri :  3
mm/3 mm, reflek terhadap cahaya positif dan pasien tidak
menggunakan alat bantu kaca mata.
c) Hidung
Fungsi penciuman pasien baik dapat membedakan bau,
tidak terdapat secret pada hidung, tidak terdapat polip pada
kedua lubang hidung pasien, tidak terdapat pernafasan cuping
hidung.
d) Telinga
Fungsi pendengaran baik, bentuk simetris, kebersihan
telinga cukup bersih, tidak terdapat serumen dan tidak ada nyeri
pada telinga.
e) Mulut
Kemampuan bicara pasien baik, pasien mampu berbicara
dengan jelas, keadaan bibir simetris. , tidak ada labiaskizis
(sumbing), selaput mukosa bibir kering, warna lidah merah
muda, keadaan gigi bagus,nafas tidak bau.
2) Pemeriksaan leher (kaku kuduk, massa, nyeri tekan, bentuk
ukuran)
Bentuk simetris, tidak terdapat kaku kuduk, tidak terdapat
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada nyeri waktu menelan, tidak
terdapat peningkatan JVP.
3) Pemeriksaan paru
a) Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
b) Palpasi : Vocal fremitus simetris antara kiri dan kanan
c) Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
d) Auskultasi : Suara pekak
4) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak kuat angkat di ics 4 dan5
b) Palpasi : Ictus cordis tidak teraba kuat angkat di ics 4 dan 5
c) Perkusi : Suara pekak di ics 4 dan 5
d) Auskultasi : Irama regular tidak ada suara tambahan
5) Pemerikaan abdomen
a) Inspeksi : Tidak tampak pembesaran pada abdomen, warna
kulit sawo matang
b) Auskultasi : Peristlatik 14x/detik
c) Perkusi : Terdengar timpani
d) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
6) Pemeriksaan ektermitas

Atas
5 5
5 5

Bawah
5 5
5 5
Keterangan
a) Plegia : tidak ada kontraksi otot
b) Parase : ada kontraksi, tidak timbul gerakan
c) Parase : mampu melawan gravitasi
d) Good : mampu menahan tahanan dengan tahanan ringan
e) Normal : mampu menahan tahanan dengan tahanan maksimal
(1) Atas
Kekuatan otot kanan dan kiri : skala otot 5/5
ROM kanan dan kiri : lemah
Perubahan bentuk tulang : tidak terdapat perubahan bentuk
tulang
Pergerakan sendi bahu : tidak ada pembatasan pada
pergerakan sendi dan bahu
Perubahan akral : teraba hangat
(2) Bawah
Kekuatan otot kanan dan kiri : skala otot 5/5
ROM kanan dan kiri : lemah
Perubahan bentuk tulang : tidak terdapat perubahan
bentuk tulang
Perubahan akral : teraba hangat
Varises : tidak terdapat varises
7) Pemeriksaan genetalia
Pasien tidak terpasang DC kateter
8) Pemeriksaan anus
Tidak ada masalah
h. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
i. Analisa data
No Data Etiologi Problem
1. Tanggal : 23 November 2020 Kurang asupan Domain 2
Waktu : 08.30 WIB makanan (Nutrisi)
DS :
a. Pasien mengatakan badannya demam Kelas 1
b. Pasien mengatakan muntah (Makan)
c. Pasien mengatakan mual
d. Pasien mengatakan asupan makannya berkurang
e. Pasien mengatakan berat badannya turun
f. Pasien mengatakan badannya lemas Ketidakseimba
h. Pasien mengatakan kepalanya pusing ngan nutrisi
i. Pasien mengatakan susah saat menelan kurang dari
kebutuhan
DO : tubuh (0002)
A : TB : 152 cm
BB : sebelum sakit : 45 kg, saat sakit : 40 kg
IMT :17,31 (kekurangan berat badan tingkat
sedang)
LILA : 10,8
B : Tidak dilakukan pengkajian data biomedis
C:
- Rambut : tertata, tidak kering
- Mata : konjungtiva tidak anemis,sklera tidak
ikterik
- Mulut : bibir kering
- Gusi : tidak bengkak, tidak berdarah
- Gigi : tidak kotor
- Kulit : kering
- Fungsi gastrointestinal otot : nafsu makan
tidak ada, tonus otot lembek
D:
- Kebiasaan makan : sudah sejak 1 minggu
yang lalu pasien tidak nafsu makan dan
selalu ingin mual dan muntah jika makan
- Makanan kesukaan : semua makanan suka
- Pemasukan cairan : pasien minum 6 gelas
air/ hari ( 1200 cc)
- Aktivitas fisik : pasien merasa lemas,
kepalanya terasa pusing
- Riwayat kesehatan : pasien post op tonsilitis
2. Tanggal : 23 November 2020 Agen cidera Domain 12
Waktu : 08.30 WIB fisik (Kenyamanan)
DS :
- P : Post operasi tonsilitis Kelas 1
- Q : Terasa tergores setiap menelan (Kenyamanan
- R : Tenggorokan fisik)
- S : Skala nyeri 4
- T : Terus menerus
DO :
a. Pasien tampak susah menelan Nyeri akut
b. Pasien tampak menyeringai saat menelan (00132)
c.
TTV :
- N : 70x/menit
- RR : 20x/menit
- S: 37,5C
3. Tanggal : 23 November 2020 Kehilangan Domain 2
Waktu : 08.30 WIB cairan aktif (Nutrisi)
DS :
a. Pasien mengatakan minumannya berkurang Kelas 5
b. Pasien mengatakan berat badannya turun dari (Hidrasi)
yang 45 kg menjadi 40 kg
c. Pasien mengatakannya bibirnya kering
d. Pasien mengatakannya BAK nya kurang
DO : Kekurangan
a. Minum : Sebelum sakit : 5-6 gelas/hari volume cairan
Saat sakit : 3 gelas/hari (00027)
b. BB : Sebelum sakit : 45 kg
Saat sakit : 40 kg
c. Mukosa bibir pasien tampak kering
d. Kulit kering dan turgot kulit kurang elastis
e. BAK : Sebelum sakit : 4-6 kali sehari
Saat sakit : 2-3 kali sehari

j. Diagnosa keperawatan
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

2. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Waktu Diagnosa Tujuan & kriteria Intervensi Rasional TTD


(hari/tangg keperawatan hasil
al/jam)
1. Senin- Ketidakseimban Setelah dilakukan Domain :
Rabu gan nutrisi tindakan Nutrisi (2)
23 – 25 kurang dari keperawatan Kelas :
November kebutuhan tubuh
selama 3x24 jam Makan (1)
2020 berhubungan
07.00 – dengan faktor diharapkan Intervensi :
19.00 WIB biologis Domain : Nutrisi Manajemen
(2) nutrisi
Kelas : Makan (1) Aktivitas :
Outcomes : 1. Ketahui
Keseimbangan makanan
nutrisi (00002) kesukaan
Indikator : pasien
1. Asupan makanan 2. Tentukan
dan cairan. kemampuan
Ditingkatkan pada pasien
skala 5 (sangat untuk
adekuat) memenuhi
kebutuhan
nutrisi
3. Pantau
kandungan
nutrisi dan
kalori pada
catatan
asupan
4. Timbang
pasien pada
interval
yang tepat
5. Berikan
informasi
yang tepat
tentang
kebutuhan
nutrisi dan
bagaimana
memenuhin
ya
6.
Tentukan,
dengan
melakukan
kolaborasi
ahli gizi
7. Berikan
pasien
minum dan
kudapan
bergizi,
tinggi
protein,ting
gi kalori
8. Ajarkan
pasien cara
membuat
catatan
harian
makanan

Kaji
keadaan Untuk
umum mengetahui
pasien dan keadaan
TTV, umu dan ttv
Monitor pasien
intake Untuk
nutrisi mengetahui
keseimbang
an nutrisi
pasien
Timbang
BB secara Untuk
teratur, mengetahui
Lakukan perkembang
hygiene an BB
mulut pasien,
Agar mulut
pasien
bersih dan
nyaman saat
makan/minu
m
Anjurkan
pasien Untuk
makan memenuhi
sedikit tapi kebutuhan
sering, nutrisi
Anjurkan pasien,
makan Untuk
makanan menambah
yang nafsu
disukai makan
pasien dan pasien,
makan Agar dapat
snack mencerna
ditengah makanan
makan dengan
besar lebih baik
Anjurkan
makan pada
posisi
duduk tegak
Kolaborasi
dengan Untuk mem
keluarga berikan diit
sesuai
kebutuhan
pasien
2. Senin- Nyeri akut Setelah dilakukan Domain :
Rabu berhubungan tindakan Kenyamana
23–25 dengan cidera keperawatan n (12)
November fisik cairan aktif
selama 3x24 jam Kelas :
2020
07.00 – diharapkan Kenyamana
19.00 WIB Domain : n fisik (1)
Kenyamanan (12) Intervensi :
Kelas : Manajemen
Kenyamanan fisik nyeri
(1) Aktivitas :
Indikator : 1. Lakukan
1. Pengendalian pengkajian
nyeri. nyeri yang
Ditingkatkan pada komprehens
skala 1 (Tidak if
pernah) 2. Berikan
informasi
tentang
nyeri
3. Ajarkan
penggunaan
teknik
nonfarmako
logis
4. Gunakan
tindakan
pengendalia
n nyeri
5. Libatkan
pasien
dalam
modalitas
peredaan
nyeri
6. Pastikan
pemberian
analgesia
terapi atau
strategis
nonfarmako
logis

Kaji Untuk
manajemen mengetahui
nyeri manajemen
(PQRST) nyeri pasien

Beri posisi Meningkatk


yang an relaksasi
nyaman
(semi
fowler)

Anjurkan Mengalihka
pada pasien n rasa nyeri
untuk
menonton
film
kesukaanya Untuk
mengatasi
Kolaborasi rasa nyeri
dengan a. untuk
keluarga mempermu
dalam dah
mengatasi menelan
nyeri makanan
a. konsumsi b.
makanan menghindar
yang lunak i iritasi
dan lembut kembali
b. hindari pada luka
konsumsi c. agar
makanan proses
yang panas, peradangan
keras, dan tidak
pedas kembali
c. konsumsi aktif
air dingin d.
jangan menghindar
panas i beban
d. kurangi berat pada
bicara dan tenggorokan
teriak e.agar
e.banyak tenggorokan
konsumsi tidak kering
air putih
minimal 2 L
sehari (10
gelas)

3. Senin- Ha Setelah dilakukan Domain :


Rabu Kekurangan tindakan Nutrisi (2)
23–25 volume cairan keperawatan Kelas :
November berhubungan
selama 3x24 jam Hidrasi (5)
2020 dengan
07.00 – kehilangan diharapkan Intervensi :
19.00 WIB Domain : Nutrisi Manajemen
(2) cairan
Kelas : Hidrasi (5) Aktivitas :
Indikator : 1. Pantau
1. Keseimbangan status
elektrolit dan asam- hidrasi
basa. Ditingkatkan 2. Timbang
pada skala 5 (Tidak berat badan
ada gangguan) setiap hari
3.
Pertahankan
keakuratan
catatan
asupan
4. Atur
ketersediaan
produk
darah untuk
transfusi,
bila perlu
5. Berikan
ketentuan
penggantian
nasogratik
6. Berikan
terapi IV
7.
Tingkatkan
asupan oral
8. Pasang
kateter urin
9. Berikan
cairan

Kaji
keadaan Untuk
umum dan mengetahui
ttv, keadaan
Monitor umum dan
intake ttv pasien,
cairan Untuk
mengetahui
asupan
intake
cairan
pasien
Beri minum
yang Untuk
banyak memenuhi
kebutuhan
cairan
pasien
Anjurkan
pasien Untuk
minum memenuhi
sedikit tapi kebutuhan
sering cairan
pasien
Kolaborasi
dengan Untuk
keluarga memenuhi
dalam kebutuhan
pemberian cairan
cairan pasien

3. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Tanggal Diagnosa Implementasi Respon TTD
/jam keperawatan
1. 23 Ketidakseimban 1. Mengkaji keadaan S:
November gan nutrisi umum dan ttv pasien - Pasien
2020 kurang dari mengatakan
07.00 kebutuhan tubuh badan lemas
WIB berhubungan dan demam
dengan faktor - Pasien
biologis mengatakan
pusing
- Pasien
mengatakan
muntah

O:
- KU : CM
- TD : 120/80
mmHg
- N:
80x/menit
- Bibir kering

10.00 2. Memonitor intake S : Pasien


WIB nutrisi mengatakan bersedia
mengikuti
O : Pasien makan
sebanyak 7 sendok

12.00 3. Menimbang BB S : Pasien


WIB secara teratur mengatakan bersedia
mengikuti
O : BB pasien 40 kg,
IMT : 17,31

15.00 4. Melakukan hygiene S : Pasien


WIB mulut mengatakan bersedia
mengikuti
O : Mulut tampak
bersih

5. Meganjurkan pasien S : Pasien bersedia


16.00 makan sedikit tapi makan sedikit tapi
WIB sering, makan makanan sering
kesukaannya, diselengi O : Pasien makan 1x
makan buah atau snack sehari dan diselingi
buah

17.00 6. Menganjurkan S : Pasien


WIB makan pada posisi mengatakan bersedia
duduk tegak mengikuti
O : Pasien makan
dengan posisi duduk
tegak
19.00 7. Kolaborasi dengan S : Keluarga pasien
WIB keluarga mengatakan bersedia
mengikuti
O : Keluarga mem
berikan diit sesuai
kebutuhan pasien

24 Ketidakseimban 1. Mengkaji keadaan S:


November gan nutrisi umum dan ttv pasien - Pasien
2020 kurang dari mengatakan
07.00 kebutuhan tubuh badannya
WIB berhubungan sedikit sudah
dengan faktor kuat
biologis - Pasien
mengatakan
sudah tidak
muntah
hanya mual
saja
O:
- KU : CM
- TD : 120/80
mmHg
- N:
80x/menit

10.00 2. Memonitor intake S : Pasien


WIB nutrisi mengatakan bersedia
mengikuti
O : Pasien makan 8
sendok

12.00 3. Menimbang BB S : Pasien


WIB secara teratur mengatakan bersedia
mengikuti
O : BB pasien 40 kg,
IMT : 17,31

15.00 4. Melakukan hygiene S : Pasien


WIB mulut mengatakan bersedia
mengikuti
O : Mulut tampak
bersih
16.00
WIB 5. Meganjurkan pasien S : Pasien bersedia
makan sedikit tapi makan sedikit tapi
sering makan makanan sering
kesukaannya, diselengi O : Pasien makan 1x
makan buah atau snack sehari, pasien makan
buah

17.00 6. Menganjurkan S : Pasien


WIB makan pada posisi mengatakan bersedia
duduk tegak mengikuti
O : Pasien makan
dengan posisi duduk
tegak

19.00 7. Kolaborasi dengan S : Keluarga pasien


WIB keluarga mengatakan bersedia
mengikuti
O : Keluarga mem
berikan diit sesuai
kebutuhan pasien

25 Ketidakseimban 1. Mengkaji keadaan S:


November gan nutrisi umum dan ttv pasien - Pasien
2020 kurang dari mengatakan
07.00 kebutuhan tubuh badannya
WIB berhubungan sudah vit
dengan faktor - Pasien
biologis mengatakan
sudah tidak
mual
O:
- KU : CM
- TD : 120/80
mmHg
- N:
80x/menit

10.00 2. Memonitor intake S : Pasien


WIB nutrisi mengatakan bersedia
mengikuti
O : Pasien makan
sebanyak 10 sendok

12.00 3. Menimbang BB S : Pasien


WIB secara teratur mengatakan bersedia
mengikuti
O : BB pasien 42 kg,
IMT : 18,17

15.00 4. Melakukan hygiene S : Pasien


WIB mulut mengatakan bersedia
mengikuti
O : Mulut tampak
bersih

16.00 5. Meganjurkan pasien S : Pasien bersedia


WIB makan sedikit tapi makan sedikit tapi
sering, makan makanan sering
kesukaannya, diselengi O : Pasien makan 2x
makan buah atau snack sehari, pasien minum
susu

17.00 6. Menganjurkan S : Pasien


WIB makan pada posisi mengatakan bersedia
duduk tegak mengikuti
O : Pasien makan
dengan posisi duduk
tegak

19.00 7. Kolaborasi dengan S : Keluarga pasien


WIB keluarga mengatakan bersedia
mengikuti
O : Keluarga mem
berikan diit sesuai
kebutuhan pasien
2. 23 Nyeri akut 1. Mengkaji manajemen S:
November berhubungan nyeri pasien (PQRST) - P : Post
2020 dengan operasi
07.00 tonsilitis
WIB - Q : Terasa
tergores
setiap
menelan
- R:
Tenggorokan
- S : Skala
nyeri 4
- T : Terus
menerus
O : Pasien tampak
menyeringai saat
menelan

10.00 2. Memberikan posisi S : Pasien mau


WIB semi fowler diajak kerja sama
O : Pasien merasa
lebih rileks

12.00 3. Menganjurkan pasien S : Pasien


WIB menonton film mengatakan bersedia
kesukaannya di massage
O : Pasien menonton
film drama korea
dan tampak rileks

13.00 4. Berkolaborasi S : Keluarga pasien


WIB dengan keluarga dalam mengatakan bersedia
mengatasi nyeri dengan mengikuti anjuran
cara memberikan O : Keluarga paham
makanan yang lunak maksud dan tujuan
pada pasien

14.00 5. Berkolaborasi S : Keluarga pasien


WIB dengan keluarga dalam mengatakan bersedia
mengatasi nyeri dengan mengikuti anjuran
cara menghindari O : Keluarga paham
mengkonsumsi maksud dan tujuan
makanan yang panas,
keras dan pedas

15.00 6.Berkolaborasi dengan S : Keluarga pasien


WIB keluarga dalam mengatakan bersedia
mengatasi nyeri dengan mengikuti anjuran
cara menghindari O : Keluarga paham
mengkonsumsi maksud dan tujuan
minuman yang panas

16.00 7. Berkolaborasi S : Keluarga pasien


WIB dengan keluarga dalam mengatakan bersedia
mengatasi nyeri dengan mengikuti anjuran
cara mengurangi O : Keluarga paham
berbicara dan berteriak maksud dan tujuan

19.00 8. Berkolaborasi S : Keluarga pasien


WIB dengan keluarga dalam mengatakan bersedia
mengatasi nyeri dengan mengikuti anjuran
cara mengkonsumsi air O : Keluarga paham
putih yang banyak maksud dan tujuan
minimal 2 l sehari (10
gelas)

24 Nyeri akut 1. Mengkaji manajemen S:


November berhubungan nyeri pasien (PQRST) - P : Post
2020 dengan operasi
07.00 tonsilitis
WIB - Q : Terasa
sedikit
tergores
setiap
menelan
- R:
Tenggorokan
- S : Skala
nyeri 2
- T : Berjangka
O : Pasien tampak
menyeringai saat
menelan tapi hanya
beberapa kali

10.00 2. Memberikan posisi S : Pasien mau


WIB semi fowler diajak kerja sama
O : Pasien merasa
lebih rileks

12.00 3. Menganjurkan pasien S : Pasien


WIB menonton film mengatakan bersedia
kesukaannya di massage
O : Pasien
menonton film
drama korea dan
tampak rileks

13.00 4. Berkolaborasi S : Keluarga pasien


WIB dengan keluarga dalam mengatakan bersedia
mengatasi nyeri dengan mengikuti anjuran
cara memberikan O : Keluarga paham
makanan yang lunak maksud dan tujuan
pada pasien

14.00 5. Berkolaborasi S : Keluarga pasien


WIB dengan keluarga dalam mengatakan bersedia
mengatasi nyeri dengan mengikuti anjuran
cara menghindari O : Keluarga paham
mengkonsumsi maksud dan tujuan
makanan yang panas,
keras dan pedas

15.00 6.Berkolaborasi dengan S : Keluarga pasien


WIB keluarga dalam mengatakan bersedia
mengatasi nyeri dengan mengikuti anjuran
cara menghindari O : Keluarga paham
mengkonsumsi maksud dan tujuan
minuman yang panas
7. Berkolaborasi S : Keluarga pasien
16.00 dengan keluarga dalam mengatakan bersedia
WIB mengatasi nyeri dengan mengikuti anjuran
cara mengurangi O : Keluarga paham
berbicara dan berteriak maksud dan tujuan

19.00 8. Berkolaborasi S : Keluarga pasien


WIB dengan keluarga dalam mengatakan bersedia
mengatasi nyeri dengan mengikuti anjuran
cara mengkonsumsi air O : Keluarga paham
putih yang banyak maksud dan tujuan
minimal 2 l sehari (10
gelas)

25 Nyeri akut 1. Mengkaji manajemen S:


November berhubungan nyeri pasien (PQRST) - P : Post
2020 dengan operasi
07.00 tonsilitis
WIB - Q : Sudah
nyaman
untuk
menelan
- R:
Tenggorokan
- S : Skala
nyeri 0
- T : Sudah
tidak muncul
O : Pasien tampak
rileks saat menelan

10.00 2. Memberikan posisi S : Pasien mau


WIB semi fowler diajak kerja sama
O : Pasien merasa
lebih rileks

12.00 3. Menganjurkan pasien S : Pasien


WIB menonton film mengatakan bersedia
kesukaannya di massage
O : Pasien
menonton film
drama korea dan
tampak rileks

19.00 4. Berkolaborasi S : Keluarga pasien


WIB dengan keluarga untuk mengatakan bersedia
menjaga pola makan mengikuti anjuran
yang sehat O : Keluarga pasien
tampak kooperatif
3. 23 Kekurangan 1. Mengkaji keadaan S:
November volume cairan umum pasien - Pasien
2020 berhubungan mengatakan
07.00 dengan berat
WIB kehilangan badannya
cairan aktif turun
- Pasien
mengatakan
bibirnya
kering
- Pasien
mengatakan
BAK nya
kurang
O:
- BB : 40 kg
- Mukosa bibir
kering
- BAK : 3x
sehari

10.00 2. Memonitor intake S : Pasien


WIB cairan mengatakan jarang
minum
O : Pasien minum 3
gelas/hari,
Input : 600 cc
Output : 600 + IWL
(15x40 : 600) = 1200
cc
BC :
In-Out = - 600 cc

12.00 3. Memberi minum S : Pasien bersedia


WIB yang banyak mengikuti
O : Pasien kooperatif

4. Menganjurkan pasien S : Pasien bersedia


15.00 minum sedikit tapi mengikuti
WIB sering O : Pasien tampak
sering minum meski
sedikit

19.00 5. Berkolaborasi S : Keluarga pasien


WIB dengan keluarga dalam mengatakan bersedia
pemenuhan kebutuhan mengikuti anjuran
cairan O : Keluarga paham
maksud dan tujuan

24 Kekurangan 1. Mengkaji keadaan S:


November volume cairan umum pasien - Pasien
2020 berhubungan mengatakan
07.00 dengan berat
WIB kehilangan badannya
cairan aktif sudah mulai
bertambah
- Pasien
mengatakan
bibirnya
lembab
- Pasien
mengatakan
BAK nya
meningkat
O:
- BB : 40 kg
- Mukosa bibir
lembab
- BAK : 4x
sehari

10.00 2. Memonitor intake S : Pasien


WIB cairan mengatakan sudah
sering minum tapi
sedikit
O : Pasien minum 5
gelas/hari,
Input : 1000 cc
Output : 800 + IWL
(15x40 : 600) = 1400
cc
BC :
In-Out = - 400 cc

12.00 3. Memberi minum S : Pasien bersedia


WIB yang banyak mengikuti
O : Pasien kooperatif

15.00 4. Menganjurkan pasien S : Pasien bersedia


WIB minum sedikit tapi mengikuti
sering O : Pasien tampak
sering minum meski
sedikit

19.00 5. Berkolaborasi S : Keluarga pasien


WIB dengan keluarga dalam mengatakan bersedia
pemenuhan kebutuhan mengikuti anjuran
cairan O : Keluarga paham
maksud dan tujuan

25 Kekurangan 1. Mengkaji keadaan S:


November volume cairan umum pasien - Pasien
2020 berhubungan mengatakan
07.00 dengan berat
WIB kehilangan badannya
cairan aktif kembali
sebelum sakit
- Pasien
mengatakan
bibirnya
lembab
- Pasien
mengatakan
BAK nya
kembali
normal
sebelum sakit
O:
- BB : 42 kg
- Mukosa bibir
lembab
- BAK : 5x
sehari

10.00 2. Memonitor intake S : Pasien


WIB cairan mengatakan sudah
mau minum
O : Pasien minum 6
gelas/hari,
Input : 1200 cc
Output : 1000 + IWL
(15x42 : 630) = 1630
cc
BC :
In-Out = - 430 cc

12.00 3. Memberi minum S : Pasien bersedia


WIB yang banyak mengikuti
O : Pasien kooperatif

15.00 4. Menganjurkan pasien S : Pasien bersedia


WIB sering minum mengikuti
O : Pasien tampak
sering minum
5. Berkolaborasi
19.00 dengan keluarga dalam S : Keluarga pasien
WIB pemenuhan kebutuhan mengatakan bersedia
cairan mengikuti anjuran
O : Keluarga paham
maksud dan tujuan

4. EVALUASI FORMATIF

No Tanggal/jam Diagnosa Evaluasi TTD/Nama


1. 23 November Ketidakseimbang S : Pasien mengatakan badannya
2020 an nutrisi kurang lemas, demam,pusing, mual, muntah
dari kebutuhan O : BB 40 kg, IMT 17,31
tubuh A : Masalah nutrsi belum teratasi
berhubungan P: Lanjutkan intervensi
dengan kurang
24 November asupan makan S : Pasien mengatakan badannya
2020 sedikit kuat, mual
O : BB 40 kg, IMT 17,31
A : Masalah nutrsi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

25 November S : Pasien mengatakan badannya vit


2020 O : BB 42 kg, IMT : 18,17
A : Masalah nutrsi teratasi
P : Hentikan intervensi
2. 23 November Nyeri akut S:
2020 berhubungan - P : Post operasi tonsilitis
dengan agen - Q : Terasa tergores setiap
cidera fisik menelan
- R : Tenggorokan
- S : Skala nyeri 4
- T : Terus menerus
O : Keluarga pasien mengerti
A : Masalah nyeri belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

24 November S:
2020 - P : Post operasi tonsilitis
- Q : Terasa tergores setiap
menelan
- R : Tenggorokan
- S : Skala nyeri 2
- T : Berjangka
O : Keluarga pasien mengerti
A : Masalah nyeri belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

25 November S:
2020 - P : Post operasi tonsilitis
- Q : Terasa tergores setiap
menelan
- R : Tenggorokan
- S : Skala nyeri 2
- T : Berjangka
O : Keluarga pasien mengerti
A : Masalah nyeri teratasi
P : Hentikan intervensi
3. 23 November Kekurangan S : Pasien mengatakan jarang minum
2020 volume cairan O : Pasien minum 3 gelas/hari, BC :
berhubungan -600 cc
dengan A : Masalah cairan belum teratasi
kehilangan cairan P : Lanjutkan intervensi
24 November aktif
2020 S : Pasien mengatakan sudah sering
minum tapi sedikit
O : Pasien minum 5 gelas/hari, BC :
-400 cc
A : Masalah cairan belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

25 November S : Pasien mengatakan sudah mau


2020 minum
O : Pasien minum 6 gelas/hari, BC :
-430 cc
A : Masalah cairan belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

5. EVALUASI SUMATIF
No Hari/Tang Diagnosa Evaluasi TTD/
gal Nama
1. Rabu, 25 Ketidakseimban S : Pasien mengatakan badannya vit
November gan nutrisi O : BB 42 kg, IMT : 18,17
2020 kurang dari A : Masalah nutrsi teratasi
P : Hentikan intervensi
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan kurang
asupan makan
2. Rabu, 25 Nyeri akut S:
November berhubungan - P : Post operasi tonsilitis
2020 dengan agen - Q : Terasa tergores setiap menelan
cidera fisik - R : Tenggorokan
- S : Skala nyeri 2
- T : Berjangka
O : Keluarga pasien mengerti
A : Masalah nyeri teratasi
P : Hentikan intervensi
3. Rabu, 25 Kekurangan S : Pasien mengatakan sudah mau minum
November volume cairan O : Pasien minum 6 gelas/hari, BC : -430 cc
2020 berhubungan A : Masalah cairan belum teratasi
dengan P : Lanjutkan intervensi
kehilangan
cairan aktif

Anda mungkin juga menyukai