1 Dan 2 Toksikologi Makanan
1 Dan 2 Toksikologi Makanan
– Bahaya biologis adalah bahaya berupa cemaran mikroba penyebab penyakit (patogen), virus, dan
parasit.
– Cemaran mikroba ini dapat berasal dari udara, tanah, air dan tempat-tempat lainnya yang kotor.
– Mikroba adalah mahkluk hidup yang sangat kecil hanya dilihat dengan mikroskop
– Mikroba dibagi dalam empat kelompok besar, yaitu: bakteri,kapang, kamir dan virus
Kapang adalah mikroorganisme yang termasuk dalam anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa.
Mikroba menguntungkan
merugikan
– mikroba pembusuk adalah mikroba yang dapat menguraikan bahan sehingga menjadi
busuk,
– Mikroba patogen adalah mikroba yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia seperti
bakteri tbc, tifus, disentri, kolera dan sebagainya.
• Kapang juga menghasilkan racun seperti Aspergillus flavus yang menghasilkan racun
aflatoksin.
• Kapang ini sering tumbuh pada biji-bijian seperti jagung, dan kacang-kacangan
seperti kacang tanah, jika kondisi penyimpanannya buruk, yaitu hangat dan lembab.
2. Bahaya Kimia
Bahaya kimia adalah bahaya berupa adanya cemaran bahan
Kimia pada makanan (dapat berupa penggunaan bahan kimia
berlebih pada makanan)
Gejala keracunan ➔ rasa mual, muntah, diare berlen dir dan darah, kejang,
bercak-bercak pada kulit/selaput lendir terkelupas dan kerusakan ginjal.
2.Formalin
Bila digigit akan kembali ke bentuk Bila digigit tidak kembali ke bentuk
semula semula
SLIDE 22
Bahan pengawet alami :
1. Garam
Sebagai pengawet, biji dicincang halus dan dijemur selama 2-3 hari. Hasil
cincangan tanaman ini kemudian dimasukkan ke dalam perut lkan laut
yang telah dibersihkan isi perutnya. Cacahan biji Kepayang memiliki
efektivitas sebagai pengawet ikan hingga 6 hari,
6.Garam sulfat
Untuk mencegah timbulnya ragi, bakteri dan warna
kecoklatan pada waktu pemasakan.
SLIDE 31
7.Gula pasir
Sebagai pengawet dengan menghambat pertumbuhan
bakteri. Sebagai pengawet gula pasir minimal 3% atau 30
gram/kg bahan.
9.Natrium Metabisulfit
Untuk mencegah proses pencoklatan pada buah sebelum
diolah, menghilangkan bau dan rasa getir terutama pada ubi
kayu dan untuk mempertahankan warna agar tetap menarik.
Natrium metabisulfit dilarutkan bersama bahan atau
diasapkan.
SLIDE 32
10. Nitrit dan nitrat
Dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan
ikan dalam waktu singkat.
Sering digunakan pada daging yang telah dilayukan untuk
mempertahankan warna merah daging. Jumlah nitrit yang
ditambahkan 0,1 % atau 1 gram/kg bahan yang
diawetkan.Untuk nitrat 0,2% atau 2 gr/kg bahan.
11. Sendawa
Untuk membuat korek api, bahan peledak, pupuk, dan juga
untuk pengawet bahan pangan. Penggunaannya maksimum
sebanyak 0,1 % atau 1 gram/kg bahan.
SLIDE 33
TAMBAHAN BAHAN KIMIA PEWARNA
Tujuannya adalah memberi kesan menarik bagi konsumen,
menyeragamkan dan menstabilkan warna, serta menutupi
perubahan warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan
PEWARNA ALAMI
daun suji (warna hijau),
daun jambu/ daun jati (warna merah), dan
kunyit untuk pewarna kuning.
Kelemahannya warnanya yang tidak homogen dan
ketersediaannya yang terbatas
Kelebihannya adalah aman untuk dikonsumsi.
SLIDE 34
PEWARNA SINTETIK (PEWARNA KIMIA)
Kelebihannya, yaitu warnanya homogen dan
penggunaannya sangat efisien karena hanya memerlukan
jumlah sangat sedikit.
Kekurangannya adalah jika pada saat proses terkontaminasi
logam berat, pewarna ini berbahaya.
SLIDE 35
BAHAN YANG DIGUNAKAN PEWARNA MAKANAN
a.Tartrazine Cl 19140
SLIDE 36
b. Sunset Yellow
SLIDE 38
d. Brilliant Blue
SLIDE 39
Penyakit menular yang mikrobanya
dapat men cemari pangan :
penyakit tifus
penyakit disentri
penyakit kuning atau hepatitis A
penyakit tenggorokan
penyakit batuk dan flu
penyakit kulit (kudis, gatal-gatal)
SLIDE 41
GEJALA SALURAN PENCERNAAN SEJAK LAHIR
SLIDE 42
GEJALA GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN PADA
ANAK LEBIH BESAR (1-5 th)
* Gangguan nyeri perut, sering buang air besar (>2 kali/perhari), gangguan
buang air besar (kotoran keras, berak, tidak setiap hari, berak di celana,
berak berwarna hitam atau hijau, berak ngeden)
*Sariawan, mulut berbau. Nyeri perut, sering diare, kembung, sering mual
atau muntah, konstipasi (sulit berak) ,
*Bila terjadi gangguan saluran cerna sering disertai kesulitan makan atau
gangguan motorik kasar oral (sulit mengunyah langsung ditelan).
SLIDE 43
Pada anak yang lebih besar ( > 5 th – 12 th )
SLIDE 46
Gangguan perkembangan motorik
SLIDE 47