Anda di halaman 1dari 48

TOKSIKOLOGI MAKANAN

PANGAN DAN KESEHATAN


– Jika tidak diolah dengan cara-cara yang
benar, pangan dapat membahayakan
kesehatan

– Bahan-bahan berbahaya masuk bersama-


sama dengan pangan ke dalam tubuh dan
menimbulkan penyakit atau keracunan.

– Menurut WHO makanan jajanan di Indonesia


tidak menerapkan standar yang
direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan
Sedunia (WHO).
Bahaya dalam pangan

– Ada beberapa jenis bahaya dalam pangan,


yaitu:
1. bahaya biologis,
2. bahaya kimia
3. bahaya fisik.

1. Bahaya Biologis

– Bahaya biologis adalah bahaya berupa cemaran mikroba penyebab penyakit (patogen), virus, dan
parasit.

– Cemaran mikroba ini dapat berasal dari udara, tanah, air dan tempat-tempat lainnya yang kotor.

– Mikroba adalah mahkluk hidup yang sangat kecil hanya dilihat dengan mikroskop

– Mikroba dibagi dalam empat kelompok besar, yaitu: bakteri,kapang, kamir dan virus

Khamir adalah mikroorganisme eukariot yang diklasifikasikan dalam kingdom Fungi

Kapang adalah mikroorganisme yang termasuk dalam anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa.
Mikroba menguntungkan
merugikan

Mikroba dapat menguntungkan manusia:

– proses fermentasi pangan seperti tempe yang mengandung


kapang yang disebut Rhizopus oligosporus,

– kapang Neurospora sitophila yang tumbuh pada oncom merah,

– kamir atau ragi Saccharomyces cerevisae pada tape singkong


atau tape ketan,

– Lactobacillus plantarum pada acar dan sayur asin


Mikroba menguntungkan
merugikan
• Mikroba yang merugikan manusia

– mikroba pembusuk adalah mikroba yang dapat menguraikan bahan sehingga menjadi
busuk,

– Mikroba patogen adalah mikroba yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia seperti
bakteri tbc, tifus, disentri, kolera dan sebagainya.

• Kacang tanah telah berjamur mungkin ditumbuhi kapang Aspergillus flavus


yang menghasilkan sejenis racun yang disebut aflatoksin.

• Kapang juga menghasilkan racun seperti Aspergillus flavus yang menghasilkan racun
aflatoksin.

• Kapang ini sering tumbuh pada biji-bijian seperti jagung, dan kacang-kacangan
seperti kacang tanah, jika kondisi penyimpanannya buruk, yaitu hangat dan lembab.
2. Bahaya Kimia
Bahaya kimia adalah bahaya berupa adanya cemaran bahan
Kimia pada makanan (dapat berupa penggunaan bahan kimia
berlebih pada makanan)

• Sayuran yang tercemar logam berbahaya karena selalu


disiram dengan air sungai yang tercemar oleh logam
berbahaya dari buangan industri kimia

• Beberapa jenis ikan laut mengandung racun alami yang dapat


membahayakan manusia jika termakan. ikan buntal terdapat
kandungan zat racun tetrodotoxin, yang lebih bahayanya
10.000 kali daripada zat sianida
Bahaya fisik

• Bahaya fisik adalah bahaya karena adanya cemaran-


cemaran fisik seperti benda-benda asing yang dapat
membahayakan manusia jika termakan, seperti pecahan
gelas, pecahan lampu, pecahan logam, paku, potongan
kawat, kerikil, stapler dan benda asing lainnya.
Resiko bahaya dari bahan pangan
Tergantung dari :
• jenis bahan pangan /makanan
• tempat diperolehnya kerusakan
• peka tidaknya bahan pangan/ makanan itu
terhadap kerusakan, khususnya kerusakan
karena mikroba.
Jenis bahan pangan/makanan
• Bahan pangan dapat mengalami kerusakan dengan kecepatan yang
berbeda-beda tergantung pada jenisnya, seperti digolongkan sebagai
berikut:
– Bahan pangan yang mudah rusak, misalnya bahan pangan yang
berasal dari hewan seperti daging, susu, telur dan ikan.
– Bahan pangan yang agak mudah rusak,misalnya sayuran dan buah-
buahan, dan
– Bahan pangan yang tidak mudah rusak, misalnya biji-bijian dan kacang-
kacangan yang kering seperti gabah kering, jagung pipil kering dan
kacang kedelai kering.

• Umumnya bahan pangan mudah rusak beresiko mengandung bahaya


biologis karena mikroba.

• Bahan pangan yang bersifat mudah rusak umumnya mengandung air


dalam kadar yang tinggi sehingga mudah ditumbuhi bakteri.
Bahan pangan/makanan yang beresiko
terhadap bahaya biologis

– daging dan hasil olahnya


– susu dan hasil olahnya
– telur dan hasil olahnya
– ikan dan hasil olahnya
– sayur dan hasil olahnya
– buah-buahan yang rasanya tidak asam
– santan
Bahan pangan/makanan yang
beresiko terhadap bahaya kimia

– Bahan pangan atau makanan yang secara alami mengandung racun


(singkong,racun, ikan laut yang beracun, tempe bongkrek, dsb.)

– Bahan pangan atau makanan yang tercemar pestisida, pupuk kimia,


antibiotika, logam berbahaya, dan cemaran kimia lainnya.

– Bahan tambahan yang terlarang atau bahan tambahan pangan yang


melebihi takaran maksimum yang diizinkan dalam penggunaannya.

– Bahan pangan atau makanan yang tercemar racun kapang, misalnya


biji-bijian atau kacang-kacangan yang disimpan pada kondisi
penyimpanan salah. (Penyimpanan yang salah adalah penyimpanan
pada ruangan yang terlalu lembab dan hangat) .
Bahan pangan/makanan yang
beresiko terhadap bahaya fisik

– Bahan pangan atau makanan yang kotor karena


tercemar benda-benda asing seperti Pecahan
gelas, potongan tulang, potongan kayu, kerikil,
rambut, kuku, sisik dan sebagainya.

– Makanan yang dibungkus plastik atau daun


dengan menggunakan stapler beresiko bahaya
fisik, karena stapler yang terlepas dapat masuk ke
dalam makanan tanpa diketahui.
CARA MENGHINDARI DARI
BAHAYA DALAM PANGAN
→ Untuk menghindari bahaya biologis :
– Pilih bahan pangan/makanan yang bermutu baik
– Jauhkan atau lindungi bahan pangan atau makanan dari cemaran mikroba (
dengan menutup) bahan pangan atau makanan dari serangan hama seperti
lalat, kecoa, tikus dan binatang pembawa penyakit lainnya.

→ Untuk menghindari bahaya kimia :


– Menggunakan bahan pangan yang bersih bebas pestisida
– jauhkan atau lindungi bahan pangan dari cemaran kimia, misalnya dengan
mengolah pangan di tempat yang jauh dari sumber pencemaran seperti
tempat penyimpanan pupuk, insektisida, oil dan sebagainya
→ Untuk menghindari bahaya fisik
– gunakan hanya bahan yang sudah bersih dari kerikil,
dan/atau cemaran fisik lainnya.
– Sortasi dan mencuci adalah tahap-tahap pengolahan
yang baik untuk menghindari bahaya fisik.
BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.


722/Menkes/Per/IX/88, BTP adalah bahan yang biasanya tidak
digunakan sebagai makanan atau minuman dan biasanya
bukan merupakan ingredien khas makanan, mempunyai atau
tidak mempunyai nilai gizi yang dengan sengaja ditambahkan
ke dalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan,
pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan,
pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan makanan,
untuk menghasilkan atau diharapkan menghasilkan suatu
komponen atau mempengaruhi sifat khas pangan tersebut.
• Berdasarkan peraturan tersebut di atas, BTP digolongkan ke dalam 11 jenis,
sebagai berikut:
1. Pewarna
2. Pemanis buatan
3. Pengawet
4. Antioksidan
5. Antikempal
6. Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa
7. Pengatur keasaman (pengasam, penetral)
8. Pemutih dan pematang tepung
9. Pengemulsi, pemantap dan pengental
10. Pengeras
11. Sekuestran (pengikat logam)
Bahan berbahaya yang sering digunakan
sebagai pengawet makanan
1.Boraks

disalahgunakan untuk mengawetkan berbagai makanan seperti bakso, mie


basah, pisang molen, lemper, siomay, lontong, ketupat, dan pangsit. Tujuan
menggunakan boraks untuk mengawetkan, boraks dapat membuat
makanan lebih kenyal teksturnya dan menarik penampilan dari makanan
tersebut.

Penggunaan Boraks sedikit dan lama ➔ menyebabkan terakumulasi pada


otak, hati, lemak dan ginjal.

Penggunaan boraks banyak ➔ demam, anuria, koma, merangsang susunan


saraf pusat, depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan
ginjal, pingsan, koma bahkan kematian.

Gejala keracunan ➔ rasa mual, muntah, diare berlen dir dan darah, kejang,
bercak-bercak pada kulit/selaput lendir terkelupas dan kerusakan ginjal.
2.Formalin

disalahgunakan untuk mengawetkan makanan seperti tahu dan mie


basah.

Saat ini bahkan diduga digunakan untuk mengawetkan buah-buahan.

Formalin bereaksi cepat dengan lapisan lendir saluran pencernaan dan


saluran pernafasan. Didalam tubuh cepat teroksidasi membentuk
asam format terutama di hati dan sel darah merah.
Formalin dalam makanan ➔ keracunan pada tubuh rasa sakit perut
yang akut disertai muntah-muntah, timbulnya depresi susunan
syaraf, atau kegagalan peredaran darah.
CIRI MAKANAN MENGANDUNG BORAKS / FORMALIN
Bakso mengandung boraks Bakso tidak mengandung boraks

Lebih kenyal Tidak kenyal

Tekstur kulit permukaannya kering Tekstur kulit permukaannya basah

Warnanya tampak lebih putih Warna tampak abu-abu segar merata di


semua bagian, baik di pinggir maupun
tengah.

Bila digigit akan kembali ke bentuk Bila digigit tidak kembali ke bentuk
semula semula

Tahan lama atau awet beberapa hari Tidak tahan lama

Bau terasa tidak alami. Ada bau lain Bau alami


yang muncul.

Bila dilemparkan ke lantai akan Bila dilempar tidak memantul


memantul seperti bola bekel SLIDE 20
Tahu mengandung formalin Tahu tidak mengandung formalin
Tidak mudah hancur Mudah hancur
Lebih kenyal Tidak kenyal
Awet > 3 hari bahkan 15 hari pada Tidak awet
lemari es
Bau menyengat khas formalin Bau tahu atau kedelai

Gula merah mengandung boraks Gula merah tidak mengandung boraks


Sangat keras dan susah dibelah Mudah dibelah
Terlihat butiran-butiran mengkilap di Tidak ada butiran mengkilap pada bagian
bagian dalam. dalam

Gorengan mengandung plastik Gorengan tidak mengandung plastik


Gorengan renyah tidak melempem, ada Tidak renyah dan melempem , enak
rasa pahit
Bau menyengat Tidak menyengat
Ada bercak putih pada gorengan Tidak ada bercak putih
SLIDE 21
Beras tidak mengadung plastik Beras plastik
Screening awal saat membeli beras Beras plastik licin, bentuk bulat, tidak
asli ketika dipegang akan terasa ada pecah pecah (lebih rapi)
seperti berdebu di tangan
Saat dicuci air keruh Saat dicuci air bening
Ketika dimasak jadi nasi dengan
Ketika dimasak tidak menjadi bubur, menggunakan rice cooker→sulit
kerak panci butiran beras dideteksi
Ketika dimasak menjadi bubur
dengan menggunakan panci, kerak
dipanci seperti lelehan plastik

SLIDE 22
Bahan pengawet alami :
1. Garam

Larutan garam dimasukan ke jaringan ➔ menghambat


pertumbuhan aktivitas bakteri penyebab pembusukan
➔ lebih awet.

Prosesnya biasa disebut dengan pengasinan (curing)


atau penggaraman.

Mengkonsumsi garam >> ➔ memicu penyakit darah


tinggi.
2. Karagenan

Bahan alami pembentuk gel digunakan untuk


mengenyalkan bakso dan mie basah ➔ pengganti borax.

Karagenan dihasilkan dari rumput laut Euchema sp yang


telah dibudidayakan di berbagai perairan Indonesia.

1 kilogram bakso butuh 0,5 - 1,5 gram karagenan

Karagenan dalam industri sering dijadikan bahan campuran


kosmetik, obat-obatan, es krim, susu, kue, roti dan
berbagai produk makanan.
3. Buah Picung (Kluwak) ➔ pengawet ikan segar

ikan kembung segar di suhu kamar tanpa penambahan


picung atau es hanya bisa bertahan 6 jam

Campuran 2 % biji buah picung dan 2% garam dari berat


ikan ➔ mengawetkan ikan kembung segar selama 6 hari
tanpa merubah mutu.

Seorang nelayan untuk mempertahankan mutu ikan hasil


tangkapannya membutuhkan es batu minimal 1 :1 berat
ikan segar.

Bila ikan yang ditangkap 50 kg, ➔ es batu 50 kg


4. Biji Kepayang

Pohon kepayamg tinggi hingga 40 m, diameter batang 2,5 m.

Tanaman ini tumbuh tersebar luas di seluruh Nusantara.

Kepayang mulai berbuah di awal musim hujan pada umur 15 tahun


dengan jumlah 300 biji di setiap pohonnya .

Sebagai pengawet, biji dicincang halus dan dijemur selama 2-3 hari. Hasil
cincangan tanaman ini kemudian dimasukkan ke dalam perut lkan laut
yang telah dibersihkan isi perutnya. Cacahan biji Kepayang memiliki
efektivitas sebagai pengawet ikan hingga 6 hari,

Khusus untuk pengangkutan jarak jauh, tanaman ini dicampur garam,


dengan perbandingan 1 bagian garam dan 3 bagian biji Kepayang.
5. Gambir

Tanaman gambir (Uncariae Romulus et Uncus) di


Indonesia daun dan getahnya digunakan bahan
kelengkapan menyirih. sering untuk obat luka bakar,
sakit kepala, diare, disentri, sariawan, dan sakit kulit,
serta bahan penyamak kulit dan bahan pewarna tekstil.

Secara alami daun gambir mengandung katekin,


digunakan untuk pengawet makanan dari kerusakan
akibat mikroorganisme dan degradasi reaksi oksidasi
(penyebab basi).
6. Kitosan
terdapat pada kepala kulit udang.

Indikator parameter daya awet chitosan adalah

* Efektif mengurangi jumlah lalat yang hinggap. Pada


konsentrasi chitosan 1,5 % dapat mengurangi jumlah lalat.

• Memberikan rasa asin yang lebih enak

* Efektif menghambat pertumbuhan bakteri, memperlihatkan


hasil sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia)

• Mampu menekan pertumbuhan bakteri karena chitosan


memiliki polikation bermuatan positif ➔ menghambat
pertumbuhan bakteri dan kapang.
PENGAWETAN SECARA KIMIA

yaitu pengawetan menggunakan bahan kimia, seperti gula pasir,


garam dapur, nitrat, nitrit, natrium benzoat, asam propionat,
asam sitrat, garam sulfat.

Pengasapan termasuk jenis pengawetan cara kimia, bahan


kimia dalam asap dapat berfungsi sebagai pengawet
makanan.

Jika digunakan secara tepat ➔ pengawetan dengan cara kimia


pada makanan akan lebih praktis, menghambat
berkembangbiaknya mikroorganisme seperti jamur atau
kapang, bakteri, dan ragi.
1. Asam propionate (natrium propionate atau kalsium
propionate)
untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Untuk
bahan tepung terigu, dosis maksimum yang digunakan
adalah 0,32 % atau 3,2 gram/kg bahan; sedangkan
untuk bahan dari keju, dosis maksimum sebesar 0,3 %
atau 3 gram/kg bahan.

2. Asam Sitrat (citric acid)


untuk meningkatkan rasa asam pada berbagai
pengolahan minuman, produk air susu, selai, dan jeli

3.Benzoat (acidum benzoicum atau flores benzoes atau


benzoic acid)
Berbentuk serbuk atau kristal putih, halus, sedikit berbau,
berasa payau, dan pada pemanasan yang tinggi akan
meleleh lalu terbakar.
SLIDE 30
4.Bleng
Sebagai pengawet pada pengolahan bahan pangan
terutama kerupuk, untuk mengembangkan dan
mengenyalkan makanan, serta memberi aroma dan rasa
yang khas.

Sebagai pengawet maksimal 20 gram per 25 kg bahan.

5.Garam dapur (natrium klorida)


Sebagai penghambat pertumbuhan mikroba. Biasanya
digunakan untuk pengawetan ikan, telur, serta bahan-
bahan lain. Sebagai pengawet minimal sebanyak 20 %
atau 2 ons/kgbahan.

6.Garam sulfat
Untuk mencegah timbulnya ragi, bakteri dan warna
kecoklatan pada waktu pemasakan.
SLIDE 31
7.Gula pasir
Sebagai pengawet dengan menghambat pertumbuhan
bakteri. Sebagai pengawet gula pasir minimal 3% atau 30
gram/kg bahan.

8. Kaporit (Chlor kalk atau kapur klor)


digunakan untuk mensterilkan air minum dan kolam renang,
serta mencuci ikan.

9.Natrium Metabisulfit
Untuk mencegah proses pencoklatan pada buah sebelum
diolah, menghilangkan bau dan rasa getir terutama pada ubi
kayu dan untuk mempertahankan warna agar tetap menarik.
Natrium metabisulfit dilarutkan bersama bahan atau
diasapkan.
SLIDE 32
10. Nitrit dan nitrat
Dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan
ikan dalam waktu singkat.
Sering digunakan pada daging yang telah dilayukan untuk
mempertahankan warna merah daging. Jumlah nitrit yang
ditambahkan 0,1 % atau 1 gram/kg bahan yang
diawetkan.Untuk nitrat 0,2% atau 2 gr/kg bahan.

11. Sendawa
Untuk membuat korek api, bahan peledak, pupuk, dan juga
untuk pengawet bahan pangan. Penggunaannya maksimum
sebanyak 0,1 % atau 1 gram/kg bahan.

SLIDE 33
TAMBAHAN BAHAN KIMIA PEWARNA
Tujuannya adalah memberi kesan menarik bagi konsumen,
menyeragamkan dan menstabilkan warna, serta menutupi
perubahan warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan

PEWARNA ALAMI
daun suji (warna hijau),
daun jambu/ daun jati (warna merah), dan
kunyit untuk pewarna kuning.
Kelemahannya warnanya yang tidak homogen dan
ketersediaannya yang terbatas
Kelebihannya adalah aman untuk dikonsumsi.
SLIDE 34
PEWARNA SINTETIK (PEWARNA KIMIA)
Kelebihannya, yaitu warnanya homogen dan
penggunaannya sangat efisien karena hanya memerlukan
jumlah sangat sedikit.
Kekurangannya adalah jika pada saat proses terkontaminasi
logam berat, pewarna ini berbahaya.

Khusus untuk makanan dikenal pewarna khusus makanan


(food grade).
Pada industri kecil dan industri rumah tangga, makanan
masih sangat banyak menggunakan pewarna non makanan
(pewarna untuk pembuatan cat dan tekstil).

SLIDE 35
BAHAN YANG DIGUNAKAN PEWARNA MAKANAN

a.Tartrazine Cl 19140

adalah pewarna kuning lemon sintetis yang umum


digunakan sebagai pewarna makanan. Tartrazin
merupakan turunan dari coal tar, yang merupakan
campuran dari senyawa fenol, hidrokarbon polisiklik,
dan heterosiklik.

Reaksi alergi yang timbul berupa sesak nafas, pusing,


migrain, depresi pandangan kabur, dan sulit tidur.

Dapat menyebabkan gangguan kesehatan diantaranya


tumor di kelenjar tiroid, Lymphocytic lymphomas, dan
kerusakan kromosomal.

SLIDE 36
b. Sunset Yellow

adalah jenis pewarna kuning sintetik yang biasa digunakan


pada produk fermentasi yang telah mengalami proses
pemanasan.

Biasa digunakan pada pembuatan sirup(orange squash),jelly


orange,apricot jam,marmalade citrus,dan pada bahan-bahan
pangan lain yang mengandung warna kuning,oranye dan
kemerahan

Menyebabkan reaksi alergi dan intoleransi bagi orang yang


intoleransi terhadap aspirin reaksi :
gangguan pencernaan, murus, muntah, dan kanker kulit.
anak untuk hiperaktif

Chemical name : disodium salt of 6-hydroxy-5-[(4-


SLIDE 37
sulfophenyl)azo]-2-naphthalenesulfonic acid
c. Erythrosine

warna yang dihasilkan adalah merah muda (cherry-


pink)

Pewarna ini digunakan dalam celupan bahan pangan,


pewarna tinta,dan medium radiopaque.

Pewarna merah sudah diimplikasikan mengandung


senyawa karsinogen, dalam penggunaannya masih
terdapat pada produk pangan untuk anak-anak
seperti permen, es krim, dan dekorasi cake.

SLIDE 38
d. Brilliant Blue

Brilliant Blue FCF penampakannya berupa bubuk biru


kemerah-merahan.

Bahan ini banyak terdapat pada produk es krim, produk


berbasis susu, pemanis, dan minuman.

Biasa digunakan pula pada produk sabun, sampo, dan


berbagai produk kebersihan dan kosmetik.

SLIDE 39
Penyakit menular yang mikrobanya
dapat men cemari pangan :

penyakit tifus
penyakit disentri
penyakit kuning atau hepatitis A
penyakit tenggorokan
penyakit batuk dan flu
penyakit kulit (kudis, gatal-gatal)
SLIDE 41
GEJALA SALURAN PENCERNAAN SEJAK LAHIR

* Sejak bayi sering rewel,


* Kolik/menangis terus menerus tanpa sebab pada malam hari,
* kembung, sering gumoh,
* Berak berwarna hitam atau hijau, berak timbul warna darah.
* Sering mengalami ganguan buang air besar (tidak tiap hari)
atau sering buang air besar.
* Lidah berwarna putih (“like moniliasis symtomp”) dan drooling
(ngiler).

SLIDE 42
GEJALA GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN PADA
ANAK LEBIH BESAR (1-5 th)

* Gangguan nyeri perut, sering buang air besar (>2 kali/perhari), gangguan
buang air besar (kotoran keras, berak, tidak setiap hari, berak di celana,
berak berwarna hitam atau hijau, berak ngeden)

* Kembung, muntah, sulit berak, sering buang angin (flatus),

*Sariawan, mulut berbau. Nyeri perut, sering diare, kembung, sering mual
atau muntah, konstipasi (sulit berak) ,

*Bila terjadi gangguan saluran cerna sering disertai kesulitan makan atau
gangguan motorik kasar oral (sulit mengunyah langsung ditelan).
SLIDE 43
Pada anak yang lebih besar ( > 5 th – 12 th )

→ sering gatal, dermatitis, urticaria (biduran), bengkak di bibir, lebam


biru kehitaman pada kaki (seperti bekas terbentur), bekas hitam
seperti digigit nyamuk, timbul kulit keputihan (seperti panu) dan
berkeringat berlebihan.

→ Pada penyakit kulit berupa dermatitis herpetisformis dan kulit


teraba kasar atau kering.
Penderita biasanya mengalami gagal tumbuh atau badan kecil dan
sangat kurus meskipun banyak makan.
SLIDE 44
GANGGUAN PERILAKU DIKAITKAN REAKSI SIMPANG
MAKANAN
▪Gerakan motorik berlebihan
Anak usia 6 bulan bila digendong sering minta turun atau sering
bergerak/sering menggerakkan kepala ke belakang-membentur benturkan
kepala. Sering bergulung-gulung di kasur, menjatuhkan badan di kasur
(“smackdown”}, sering memanjat. Gejala “Tomboy” pada anak perempuan.

▪Gangguan tidur . tidur gelisah/bolak-balik ujung ke ujung, bila tidur posisi


“nungging”, berbicara/tertawa/berteriak dalam tidur, sulit tidur, malam sering
terbangun/duduk, gelisah saat memulai tidur, gigi gemeretak (beradu gigi), tidur
ngorok

▪Agresif , Sering memukul kepala sendiri,orang atau benda di sekitarnya.


SLIDE(spt “gemes”)
Sering menggigit, mencubit, menjambak 45
▪Gangguan konsentrasi
▪Cepat bosan terhadap sesuatu aktifitas (kecuali menonton televisi, baca
komik atau main game),
▪Tidak bisa belajar lama
▪Selalu terburu-buru, tidak mau antri, Tidak teliti
▪Sering kehilangan barang atau sering lupa, nilai pelajaran naik turun drastis.
Nilai pelajaran tertentu baik, tapi pelajaran lain buruk. Sulit menyelesaikan
pelajaran sekolah dengan baik. Sering mengobrol dan mengganggu teman
saat pelajaran.
▪Gangguan emosi (mudah marah, sering berteriak /mengamuk/tantrum),
keras kepala, suka membantah dan sulit diatur. Cengeng atau mudah
menangis.

SLIDE 46
Gangguan perkembangan motorik

▪Tidak bisa bolak balik, duduk, merangkak sesuai usia.


▪Berjalan sering terjatuh dan terburu-buru, sering
menabrak, jalan jinjit, duduk leter W/kaki ke belakang.
▪Keterlambatan bicara
▪Tidak mengeluarkan kata umur > 2 tahun
▪Banyak bicara/tertawa berlebihan, sering memotong
pembicaraan orang lain
▪Memperberat gejala Hiperaktif, Autisme

SLIDE 47

Anda mungkin juga menyukai