OLEH:
1. Identitas Klien
Nama : Tn.KU
No RM : 123456789
Tanggal masuk : 16-Maret-2021
Masuk dari : Rumah
Dx medis : Tension Pneumotoraks
Cara dating ke RS : Ambulance
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Jn. Seruni salatiga
Agama : Kristen
Pekerjaan : Tani
Pendidikan terakhir : SMA
Status pernikahan : Nikah
2. Penanggung jawab
Nama : Ny. M
Alamat : Seruni salatiga
Jenis kelamin : Perempuan
Hub. dengan klien : Istri
3. Keluhan utama:
Sejak
b. Breathing
Tampak sesak napas dengan RR 28x/ menit, tampak retraksi interkostal, tampak pernapasan
cuping hidung, terdapat distensi vena jugularis, tampak jejas lebam pada dada, tidak ada luka
terbuka. Tidak teraba krepitasi, ada nyeri tekan pada dada kanan, tampak adanya deviasi
trakea kea rah kiri. Tidak terdengar suara napa tambahan sepeti wheezing ataupun stidor.
d. Circulation
Nadi teraba dengan HR 127 x/menit, teraba lemah dan ireguler, irma nadi ireguler tidak
adanya perdarahan, CRT > 2 detik, akral teraba dingin, pasien tampak sianosis.
e. Disability
Kesadaran: Pain respon: berespon ketika diberikan rangsang nyeri
GCS : 14-15 (Dalam kesadaran penuh)
Motorik : Nilai (4) untuk mata terbuka dengan spontan
Verbal : Nilai (5) untuk mampu berbicara atau mengoceh dengan normal
Gerakan tubuh : Nilai (6) untuk dapat mengikuti semua perintah yang diinstruksikan atau
dapat bergerak spontan
Pupil isokor, tidak medriasis dan miosis , tidak ada edema pada pupil
Lain-lain:
1. Exposure
Klien tampak lemah, terdapat sianosis.
8. Secondary Survey
a. Anamnesis
1. A (Alergy) : Klien mengatakan tidak adanya elergi
2. M (Medication) : klien mengatakan tidak ada obat rutin yang selama ini di konsumsi
3. P (Past Ilness) : Klien mengatakan tidak adanya pembedahan sebelumnya
4. L (Last Meal) : Klien mengatakan makanan yang terakhir di konsumsi roti
5. E (Event) : klien mengatakan sesak nafas 20 menit sebelum masuk RS terjadi setelah jatuh
dari pohon.
b. Tanda-tanda vital
a. Suhu : 36.8 0C
b. Nadi : 127 x/m x/mnt (lemah) (ireguler)
c. TD : 70/50 mmHg
d. RR : 28 x/m (ireguler)
e. Kesadaran : kesadaran penuh
f. GCS :14-15
g. GCS : 14-15 (Dalam kesadaran penuh)
h. Motorik : Nilai (4) untuk mata terbuka dengan spontan
i. Verbal : Nilai (5) untuk mampu berbicara atau mengoceh dengan normal
j. Gerakan tubuh : Nilai (6) untuk dapat mengikuti semua perintah yang
diinstruksikan atau dapat bergerak spontan
3. Mata
Kelopak mata tidak mengalami ptosis, konjubngtiva berwarna merah muda, skela putih,
iris kecoklatan, kornea jernih, pupil isokor, ketajaman melihat baik, tidak buta warna.
Tidak terdapat nyeri tekan di kelopak mata.
4. Hidung
Bentuk hidung macung, warna kulit hidung putih, lubang hidung simetris, tidak ada lesi
Mobilisasi sputum hidung Simetris, tidak memiliki sinusitis.
Temuan lainnya
5. Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak terdapat lesi, keberihan telinga luar nampak bersih, telinga
dalam bersih, Membran timpani , Tes arloji, Tes bisikan bilangan Tes webber Tes
Swabach normal (dapat menagkap/Merasakan getaran).Daun telinga normal tidak
terdapat lesi, Prosessus mastoideus normal dan simetris
6. Mulut
Nafas tidak berbau, mukosa kemerahan, tidak terdpat pendarahan, tidak ada
pembengkaan, lidah bersih, gigi bersih, tidak ada lesi.
7. Leher
Leher simetris, tidak ada benjolan. Tidak mengalami kaku leher, tidak terdapat
pembengkakan kelenjar linfa, pembesaran tiroit tidak ada, tidak terdapat nyeri tekan,
suara bruits tidak terdengar.
9. Torak
Pengembangan dada retraksi, pernafasan cepat, pernapasan cuping hidung,
intercostal space (ICS) 4-6.Tidak terdapat fremitus.Perkusi torax hirpersono, auskultasi
torak hipersonor
10. Jantung
Titik impuls maksimal, titik impuls maksimal dengan teraba (2+ :Denyutan normal,
teraba dengan mudah dak tidak mudah lenyap)
Katup aorta : teraba Pada ICS 2 sebelah kanan disebut area aorta,
Katup pulmonal : teraba Pada ICS 2 sebelah kiri disebut area pulmonal
Katup trikuspidal : -
Katup bikuspidal : -
Batas jantung antara linea sternalis kiri dan kanan pada daerah manubrium sterni
terdapat pekak yang merupakan daerah aorta.
a. Bunyi jantung : BJ I : normal
Auskultasi pada ics-2 getaran didingding dada
Kanan-kiri
Bunyi s1 lebih halus dari pada s2
b. BJ II : normal
Auskultasi pada ruang ics 2atau 3 kiri
-saat ekspirasi: Spliting(-) pendek
-saat inspirasi: Spilitng (+) Terdengar
c. BJ III : normal
Auskultasi pada daerah apeks dengan posisi tidur miring ke kiri:
Sasat inspirasi terdengar lebih keras
d. Bunyi jantung tambahan: Tidak ada bunyi murmur saat auskultasi
Data lain
Nugroho, 2011. Asuhan Keperawatan. Yogjakarta: Nuha Medik
11. Abdomen
Bentuk abdomen buncit, tidak terdapat lesi,peristaltik usus tidak terdpat suara
tambahan.Ginjal, limfa,Abdomen Normal Usus Tidak terdpat bunyi tambahan (Bising
usus), nyeri tekan tidak ada.
12. Muskuloskeletal
Tidak asa lesi di kulit,tidak ada nyei, tidak ada faktur, tidak menggunakan alat bantu,
pergerakan tidak terbatas.
13. Genitalia
Tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan
10. Terapi
DO:
-Perkusi torax
hirpersono,Auskultasi
torak hipersonor
-Pasien tampak
berkeringat
TTV
Ketorolac IV
Asam tranexamat
IV
Ranitidine IV
3 DS: Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
- pasien mengatakan
badan terasa lemah.
- DO:
- BP 70/50 mmHg,
HR 127 x/m teraba
lemah dan ireguler
- (+), akral teraba
dingin, pasien
berkeringat,
- CRT > 2 detik,
turgor kulit
melambat, pasien
mulai cemas dan
agitasi,
- Pasien dipasang
IV Line di loading
NaCl 0.9% 500 cc
N-
Baringkan klien dalam posisi
yang nyaman, atau dalam
posisi duduk bantu pasien
untuk kontrol diri drngan
menggunakan pernapasan lebih
lambat atau dalam
E-
E- Sehingga ventilasi udara
Edukasi keluarga pasien posisi pada paru adekuat
nyaman, biasanya dengan
peninggian kepala tempat tidur.
Baik ke sisi yang sakit untuk
kontrol pasien untuk sebanyak
mungkin
C-
Kolaborasi untuk tindakan
farmakologi
C-
Agar kebutuhan oksigen
dpat tercukupi
2 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan O- O:
berhubungan 1x24 jam diharapkan nyeri Observasi skala nyeri
- Mengetahui kualitas
dengan
trauma berkurang nyeri yang dirasakan
Cedera luar Kriteria Hasil: Klien.
E
E-
- Memberikan
Ajarkan teknik
kenyamanan pada janin
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
C-
C:
Kolaborasi pemberian dosis
Untuk mengurangi nyeri
dan jenis analgetik sesuai
terapi
DO:
-pasien merasa
nyaman
3 Selasa DS:
16.03.20 - Observasi tanda-tanda infeksi -keluarga klien
21 mengatakan
dapat
membedakan
tanda infeksi
DO:
Keluarga klien
mengatakan
klien mampu
membedakan
tanda-tanda
infeksi
REFERENSI
Nuha MedikaNugroho, 2011. Asuhan Keperawatan. Yogjakarta: Nuha Medik
Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan Dewasa Teori dan
Contoh Askep. Yogyakarta :