Oleh:
Nama : Muhammad Sarwo Edi, S.Ag, MA.Pd
NIP : 197705072005011003
Tugas : Guru PAI SD 4 Soco
1
بسم اهلل الرمحن الرحيم
KATA PENGANTAR
Penulis,
2
DAFTAR ISI
JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
ABSTRAK 4
PENDAHULUAN 4
RUMUSAN MASALAH 7
FOKUS MASALAH 8
KONDISI OBJEKTIF 8
TUJUAN YANG DIHARAPKAN 8
PEMBAHASAN 9
ANALISIS 24
KESIMPULAN 25
DAFTAR PUSTAKA 26
3
Abstrak
A. PENDAHULUAN
Kita meyakini bahwa salah satu program yang dapat menyiapkan dan
merekayasakan arah perkembangan masyarakat Indonesia di masa depan adalah
pendidikan. Pendidikan dalam konsep pengembangan masyarakat merupakan
dinamisasi dalam pengembangan manusia yang beradab. Jonh Dewey
mengungkapkan pendapatnya bahwa pendidikan adalah; “sebuah proses
pembentukan kepribadian yang bersifat intelektual dan emosional yang
berhubungan dengan alam semesta dan sesama manusia.1 Sejak manusia
menghendaki kemajuan dalam kehidupan, maka sejak itu pula timbul gagasan
untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan pengembangan kebudayaan melalui
pendidikan, karena itu dalam sejarah pertumbuhan masyarakat, pendidikan
senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan generasi
demi generasi sejalan dengan tuntutan kemajuan masyarakatnya.2
Dalam pelaksanan pendidikan baik itu subjek maupun objek adalah
manusia. Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12/2007 tanggal
1
. Educational Ideologis Contemporary expressions of Educational Philosophirs, @ & @
1981 Good Year Publishing Company , Inc. Santa Monika, California 90401, America Serikat, Alih
Bahasa ; Omi Intan Naomi (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2002), 11.
2
Douwe Beijjaard & Paulien C.Meijer, Teacher Professional Development in Changing
Conditions, (Netherland: Springer, 2005) ,h. 1
4
28 Maret 2009 mengisyaratkan tentang Standar yang harus dimiliki oleh Pengawas
Sekolah/Madrasah. Oleh karena itu, pengawas sekolah merupakan salah satu
komponen pendidikan yang berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
5
dan para pegawai sekolah lainnya di dalam mencapai tujuantujuan pendidikan.
Bantuan tersebut berupa bimbingan, dorongan, dan kesempatan bagi
pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru. Sebagai contoh, misalnya
bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan dalam pendidikan dan
pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode-metode mengajar yang baik
terhadap fase dari seluruh proses pengajaran. Supervisi sebagai suatu bentuk
pengawasan langsung biasanya dilakukan secara berhadap-hadapan antara
pengawas dan para guru. Supervisi termasuk kewajiban terpokok dalam
administrasi dan merupakan pusat perhatian bagi perkembangan para siswa dan
perbaikan pengajaran dengan segala aspek-aspeknya.
3
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2002), h. 20
6
dijelaskan sebelumnya, supervisi sebagai salah satu fungsi pokok dalam
adminitrasi pendidikan menuntut keterlibatan berbagai pihak. Selain pengawas
dari dinas pendidikan, baik tingkat kecamatan atau kabupaten/kota dalam ruang
lingkup yang lebih luas, kepala sekolah juga merupakan pengawas atau supervisor
bagi para guru dan pgawai lainnya yang ada di tingkat sekolah.
Supervisi yang dilakukan oleh para penilik dan pengawas, mereka itu
datang dan berkunjung secara berkala ke setiap sekolah yang menjadi binaan
mereka. Sebagaimana kepala sekolah, para penilik dan pengawas ini juga
melakukan pengawasan dan pembinaan kinerja para kepala sekolah, guru-guru, dan
pegawai lainnya dalam rangka peningkatan mutu dan kemajuan sekolah.
B. RUMUSAN MASALAH
Setelah memperhatikan latar belakang, tujuan yang telah dirumuskan
dan realitas yang terjadi di lapangan, permasalahan ini dirumuskan sebagai
berikut:
7
1. Bagaimanakah sebenarnya yang dimaksud dengan konsep tindakan
supervisi?
2. Bagaimanakah fenomena yang terjadi di sekolah tentang tindakan
supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dan para
penilik/pengawas?
3. Bagaimanakah bentuk-bentuk tindakan supervisi yang ideal?
C. FOKUS MASALAH
D. KONDISI OBJEKTIF
8
F. PEMBAHASAN
Supervisi yang ada di sekolah yang dilakukan oleh kepala sekolah kepada
para guru dan pegawai lainnya merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dan
menjadi sebuah keniscayaan. Fungsi kepala sekolah sebagai supervisor merupakan
bagian yang terintegrasi dengan fungsi administrasi pendidikan lainnya. Kepala
sekolah merupakan sosok sentral yang menjadi tumpuan bagi pengambilan
kebijakan pada tataran sekolah, baik bagi administrator, motivator, atau
supervisor. Kepala sekolah merupakan orang yang bertanggung jawab penuh akan
keberhasilan sekolah tersebut menjalankan fungsi- fungsinya sebagai lembaga
pendidikan. Sementara itu, guru-guru dan pegawai lainnya merupakan aktor lain
yang turut serta bermain dalam arena pendidikan tersebut. Keberhasilan kepala
sekolah bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individualnya, melainkan
turut serta ditentukan oleh kerja samanya dengan para guru dan pegawai lain yang
ada di sekolah tersebut. Dalam kapasitasnya tersebut, kepala sekolah juga
merupakan seorang manajer atau seorang organisator.
Dalam banyak kasus yang terjadi di lapangan, sering kali kepala sekolah
lebih banyak berperan sebagai seorang pimpinan atau penguasa tunggl pada
tingkat sekolah. Sering pula disebut kepala sekoah sebagai “raja-raja kecil” yang
memiliki kekuasaan penuh atas segala kepemilikan aset sekolah, pendaatan
dan pemasukan keuangan sekolah, atau penentuan nasib para pegawainya,
termasuk didalamnya yang berkehendak atas naik tidaknya pangkat para guru
dan pegawainya.
9
jalan, promosi jabatan tidak diurus atau tidak diberikan, peluang karier di tutup,
dan sebagainya
Pada kondisi yang demikian itu, tindakan supervisi sama artinya dengan
tindakan mencari-cari kesalahan atau kekurangan bawahannya. Supervisi
merupakan ajang untuk melakukan penekanan-penekanan. Dalam situasi seperti
itu, suasana yang muncul adalah suasana ketakutan, seperti takut berbuat salah,
takut dimarahi, takut keliru, takut yang tidak menentu atau takut yang tidak
beralasan. Hal ini menciptakan suasanan ketidak nyamanan bekerja, inisiatif dan
kreativitas guru dalam mengajar diramalkan tidak akan muncul kalau model
supervisi yang dilakukan kepala sekolah seperti diatas.
Selama masa orde baru, apapun yang dilakukan oleh kepala sekolah di atas,
setali tiga uang dengan bentuk supervisi yang dilakukan oleh para penilik
dan pengawas. Pada masa sebelum otonomi ini, para kepala sekolah dan guru
memiliki “dualism kepemimpinan,” terutama yang terjadi pada tingkat sekolah
dasar. Satu pihak, ada penilik dan pengawas yang datang dari kantor departemen
10
tingkat kecamatan dan pihak lainnya, ada suku dinas P dan K yang berasal dari
pemerintahan kabupaten dan kota. Kedua bentuk pimpinan ini, secara berkala akan
mendatangi setiap sekolah. Setiap kedatangan para penilik ini, membuat hati
smeua guru dan kepala sekolah bergetar kencang.
a. Belajar dari pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja para guru dan
pegawai sekolah lainnya.
b. Melakukan observasi kegiatan manajemen secara terencana.
4
Ahmad Rojikun dan Namaduddin, Strategi Perencanaan Manajemen Berbasis Madrasah
di Tingkat Madrasah, (Jakarta: PT. Lista Fariska Putra, 2008), 82.
5
Mulyasa. E. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi.
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004). h. 126.
11
c. Membaca berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
yang sedang dilaksanakan.
d. Memanfaatkan hasil-hasil penelitian orang lain.
e. Berpikir untuk masa yang akan datang dan
f. Merumuskan ide-ide yang dapat diujicobakan.
Kepala sekolah merupakan pejabat formal, manajer, pemimpin dan
pendidik. Jabatan kepala sekolah memerlukan persyaratan universal yang harus
dipenuhi. Persyaratan tersebut meliputi keahlian atau kemampuan dasar dan sifat
atau watak. Selain persyaratan universal juga terdapat persyaratan khusus yang
meliputi berbagai macam kemampuan seperti penguasaan terhadap tugas dan
keterampilan professional dan kompetensi administrasi dan pengawasan.
12
Kepala sekolah juga melakukan pendekatan-pendekatan untuk
meningkatkan daya kreasi, inisiatif yang tinggi untuk mendorong semangat
bawahannya. Keempat: Kepala sekolah melakukan pemetaan program-program
kegiatan untuk meningkatkan motivasi kerja guru seperti: kegiatan briefing,
penghargaan bagi guru yang berprestasi, peningkatan kesejahjetraan guru,
peningkatan SDM, memberikan pelatihan untuk para guru, memberikan perhatian
secara personel, workshop, outbond. Melalui program- program tersebut maka
diharapkan guru-guru mampu mengembangkan proses kerjanya dan mampu
menghasilkan output yang baik sesuai program yang diselenggarakan. Kelima:
Kepala sekolah melakukan pengawasan yang bersifat continue dan menyeluruh
yaitu pengawasan yang meliputi seluruh aspek antara lain: personel, pelaksanaan
kegiatan, material dan hambatan-hambatan. Pengawasan yang dilakukan kepala
sekolah berdasarkan pada tujuan sekolah, agar pekerjaan atau kegiatan dapat
berlangsung sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan untuk
mengetahui hambatan ataupun kesalahan yang terjadi dalam pelaksanaan
kegiatan. Keenam: Kepala sekolah melakukan evaluasi meliputi evaluasi
terhadap uraian tugas dan evaluasi bukti-bukti dokumen, dengan cara melihat
langsung terhadap bukti-bukti tugas yang telah dilakanakan oleh guru kemudian
memberikan masukan apabila terdapat kesalahan atau kurang sesuai dengan
kriteria yang diharapakan. Kepala sekolah memberikan solusi terhadap hambatan-
hambatan yang dihadapi oleh guru dalam melakukan tugasnya.6 Masukan dari
kepala sekolah sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi guru tidak akan
berguna bila guru tidak bertindak sebagaimana masukan dari kepala sekolah.
6
Suyanto dan Djihad Hisam, Refleksi dan Reformasi Pendidikan Indonesia
Memasuki Millenium III. Yogyakarta: Adi, 2000). h. 26.
13
bersifat praktis/teknikal.7 Dalam bidang pendidikan keterampilan teknikal adalah
kemampuan kepala sekolah dalam menanggapi dan memahami serta cakap
menggunakan metode pengetahuan, keuangan, pelaporan, penjadwalan, dan
pemeliharaan.
5. Hakikat Supervisi
7
Wahyudi. Kepemimpinan Kepala Sekolah; dalam organisasi pembelajar (learning
organization), (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 75.
14
dalam suatu organisasi guna menetapkan kemajuan sesuai dengan arah yang
dikehendaki (Wagner dan Hollenbeck dalam Mantja 2001). Oleh karena itu mudah
dipahami bahwa supervisi pendidikan adalah fungsi manajemen pendidikan yang
harus diaktualisasikan, seperti halnya fungsi manajemen lainnya (Mantja 2001).
pembelajaran.8
8
Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. (Jakarta: Bineka Cipta. 2000).
h. 19.
9
Burhanudin. Analisis Administrasi Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1990). h. 284.
15
pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis untuk melakukan
pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu yang
ditunjuk/ditetapkan dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil
belajar/bimbingan untuk mencapai tujuan pendidikan (Pandong, A. 2003).
16
2. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar/bimbingan dan
hasil prestasi belajar/bimbingan siswa dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
Tugas pokok yang pertama merujuk pada supervisi atau pengawasan
manajerial sedangkan tugas pokok yang kedua merujuk pada supervisi atau
pengawasan akademik. Pengawasan manajerial pada dasarnya memberikan
pembinaan, penilaian dan bantuan/bimbingan mulai dari rencana program,
proses, sampai dengan hasil. Bimbingan dan bantuan diberikan kepada kepala
sekolah dan seluruh staf sekolah dalam pengelolaan sekolah atau penyelenggaraan
pendidikan di sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah. Pengawasan akademik
berkaitan dengan membina dan membantu guru dalam meningkatkan kualitas
proses pembelajaran/bimbingan dan kualitas hasil belajar siswa. Sedangkan
wewenang yang diberikan kepada pengawas sekolah meliputi:
1. Memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil yang
optimal dalam melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan kode etik profesi.
2. Menetapkan tingkat kinerja guru dan tenaga lainnya yang diawasi
beserta faktor- faktor yang mempengaruhinya.
3. Menentukan atau mengusulkan program pembinaan serta melakukan
pembinaan.
Wewenang tersebut menyiratkan adanya otonomi pengawas untuk
menentukan langkah dan strategi dalam menentukan prosedur kerja
kepengawasan. Namun demikian pengawas perlu berkolaborasi dengan kepala
sekolah dan guru agar dalam melaksanakan tugasnya sejalan dengan arah
pengembangan sekolah yang telah ditetapkan kepala sekolah. Berdasarkan kedua
tugas pokok di atas maka kegiatan yang dilakukan oleh pengawas antara lain:
a. Menyusun program kerja kepengawasan untuk setiap semester dan
setiap tahunnya pada sekolah yang dibinanya.
b. Melaksanakan penilaian, pengolahan dan analisis data hasil
belajar/bimbingan siswa dan kemampuan guru.
17
c. Mengumpulkan dan mengolah data sumber daya pendidikan,
proses pembelajaran/bimbingan, lingkungan sekolah yang berpengaruh
terhadap perkembangan hasil belajar/bimbingan siswa.
d. Melaksanakan analisis komprehensif hasil analisis berbagai faktor
sumber daya pendidikan sebagai bahan untuk melakukan inovasi
sekolah.
e. Memberikan arahan, bantuan dan bimbingan kepada guru
tentang proses pembelajaran/bimbingan yang bermutu untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil belajar/ bimbingan siswa.
f. Melaksanakan penilaian dan monitoring penyelenggaran pendidikan
di sekolah binaannya mulai dari penerimaan siswa baru,
pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan ujian sampai kepada
pelepasan lulusan/pemberian ijazah.
g. Menyusun laporan hasil pengawasan di sekolah binaannya dan
melaporkannya kepada Dinas Pendidikan, Komite Sekolah dan
stakeholder lainnya.
h. Melaksanakan penilaian hasil pengawasan seluruh sekolah sebagai
bahan kajian untuk menetapkan program kepengawasan semester
berikutnya.
i. Memberikan bahan penilaian kepada sekolah dalam rangka akreditasi
sekolah.
j. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pihak sekolah dalam
memecahkan masalah yang dihadapi sekolah berkaitan dengan
penyelenggaraan pendidikan.
6. Fungsi Supervisi
18
a. Supervisi sebagai program yang berencana untuk memajukan
pengajaran. Perencanaan dalam supervisi penting sekali, sebab
menyangkut banyak kegiatan yang berpangkal pada keperluan-
keperluan situasi yang berkaitan dengan banyak orang yaitu para siswa,
orang tua siswa, para guru, para pimpinan sekolah, para pengawas, dan
mereka yang berkepentingan dengan sekolah. Mereka ikut
menentukan secara koperatif fungsi-fungsi dan kegiatan kegiatan
supervisor, yang bertanggung jawab terhadap tugas-tugas supervisi.
b. Supervisi sebagai inspeksi. Supervisi menurut gagasan administrasi
otokratis, berarti inspeksi, yaitu suatu kegiatan mencari kesalahan-
kesalahan dan kelemahan- kelemahan, apakah perintahperintah atau
peraturan-peraturan itu ditaati. Sesuai dengan tujuannya, pada suatu
kunjungan sekolah misalnya, bila pemeriksaan yang dilakukan secara
formal selesai, inspektur mengatakan kepada kepala sekolah atau guru
kelas apa yang salah dan apa yang harus dikerjakan. Kelalaian diancam
dengan hukuman-hukuman administratif. Dalam hal ini sedikit
sekali pertimbangan diarahkan terhadap kepentingan-kepentingan
khas dan minat siswa yang sedang belajar. Kegagalan anak atau
siswa dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Inspeksi bukanlah suatu
pengawasan yang berusaha menolong para guru untuk mengembangkan
dan memperbaiki cara dan daya kerja sebagai pendidik dan
pengajar. Inspeksi dijalankan terutama untuk mengawasi bawahan
apakah telah menjalankan apa-apa yang sudah diinstruksikan, dan
sampai di manakah para guru melaksanakan tugastugas yang
ditetapkan oleh atasannya.
c. Supervisi sebagai kepemimpinan yang koperatif. Tugas utama
supervisi dalam administrasi pendidikan yang demokratis bukanlah
membuat konduite guru, melainkan membantu para guru untuk
memajukan proses belajar-mengajar. Supervisi yang dimaksud dalam
hal ini adalah bagaimana membantu para guru untuk mengembangkan
dan menggunakan potensi sepenuhpenuhnya.
19
Sehubungan dengan itu, supervisi diharapkan mampu menyediakan
bermacammacam kepemimpinan yang mampu meningkatkan efisiensi dan
dayaguna usaha dan program dari usaha sekolah secara keseluruhan serta untuk
menambah atau memperkaya lingkungan semua guru. Hal ini meliputi usaha-usaha
untuk membangun semangat para karyawan, menciptakan kondisi-kondisi bekerja
yang menyenangkan, mendorong inisiatif dan daya cipta, menyediakan
kesempatan-kesempatan agar para guru dapat bekerja sama dalam memikirkan dan
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh mereka dan sekolah. Para
guru diikutsertakan dalam merumuskan kebijakankebijakan administratif, dalam
menentukan langkah-langkah untuk tercapainya berbagai tujuan, menilai
program sekolah, dan dalam segala usaha perubahan dan perbaikan program
yang didasarkan atas penilaian yang obyektif dan koperatif. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa supervisi diharapkan mampu menyediakan jenis
kepemimpinan yang dapat mengembangkan sifat-sifat kepemimpinan pada
orang lain.
20
melaksanakan prinsip-prinsip demokratis dalam setip pengambilan keputusan dan
atau implementasi kebijakannya.
21
observasi (pengamatan), kunjungan dan demonstrasi. Konferensi dalam
supervisi secara teknis dapat dibagi menjadi dua macam :
9. Supervisi ideal
Dalam lima tahun terakhir ini, dalam kaitannya dengan tindakan supervisi,
setiap kepala sekolah dan penilik/pengawas tidak lagi bisa sewenang-wenang
terhadap guru dan pegawai lainnya. Konsep tindakan supervisi yang baik perlahan-
lahan mulai diterapkan oleh setiap para sekolah dan penilik/pengawas. Saat
ini, setiap kepala sekolah minimal telah mengantongi sertifikat kursus/pelatihan
22
manajemen sekolah, bahkan di beberapa pemerintah daerah telah ada pula yang
diisyaratkan memiliki ijazah S1 manajemen pendidikan atau administrasi
pendidikan. Tindakan supervisi, dewasa ini semakin mengarah pada bentuk
supervisi yang lebih profesional dan akademik.
Apa yang dilakukan saat ini oleh sebagian kepala sekolah dalam
rangka supervisi, sesuai dengan pikiran Burton di atas, telah dapat dikatakan tepat.
Dalam hal ini, supervisi diarahkan perhatiannya pada dasar-dasar pendidikan dan
cara-cara anak belajar dan perkembangannya dalam pencapaian tujuan pendidikan
secara umum. Artinya, kepala sekolah adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap pencapaian dan peningkatan mutu pendidikan di sekoalahnnya masing-
masing. Kepala sekolah secara terus menerus melakukan perencanaan bersama
guru, monitoring dan supervisi dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, serta
melakukan evaluasi terhadap kesesuaian antara rencana program dengan
pelaksanaan di lapangan. Setelah itu, kembali membut rencana program yang
terbaik secara bersama-sama dengan guru dan seluruh staf. Kunci keberhasilan
kepala sekolah selaku supervisor disekolahnya adalah mengusahakan peningkatan
kemampuan para guru dan stafnya untuk secara bersama- sama mengembangkan
situasi belajar mengajar yang kondusif.10 Peningkatan ini hanya akan dapat dicapai
melalui peran komunikasi yang efektif.11 Komunikasi ang efektif akan
mengilangkan ambiguitas antara supervisor dan yang disupervisi.12 jadi, apa yang
10
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Teknologi Kejuruan, (jakarta:
Depdikbud, 1988
11
stephen Robbin, Perilaku Organisasi, (Jakarta: Preshindo, 1997)
12
Sudiyono, Peran Komunikasi Bagi Supervisor, Jurnal Eccopesion , (Malang:
Yayasan Pegupon), No. 1, Juli 1998, h. 52.
23
dilakukan kepala sekolah, selaku supervisor di sekolahnya masing-masing amat
dituntut kemampuan berkomunikasi yang biak, sehingga perannya tersebut tidak
lagi menjadi sesuatu yang menakutkan atau mengkhawatirkan para guru.
Tidak demikian halnya dengan supervisi yang dilakukan oleh para penilik
atau pengawas, jabatan pengawas atau supervisor telah menjadi satu dengan
mereka selama ini. Merekalah yang dikenal dalam masyarakat sebagai
pengawas/supervisor. Ini merupakan jabatan yang mereka dapatkan setelah
mereka mengabdi selama ini sebagai kepala sekolah. Ini merupakan jabatan karier
yang tertinggi bagi para guru. Oleh karena itu, jabatan ini terasa sangat prestisius
sehingga banyak diinginkan oleh para mantan kepala sekolah.
Dewasa ini, jabatan mereka atau supervisor ini telah mengalami banyak
perubahan. Mereka ini sekarang lebih banyak berperan sebagai kunci, yaitu
menjadi perantara antara pemimpin wilayah dengan guru-guru atau personalia
lainnya. Juga sebagai orang yang berfungsi sebagai tempat menumpahkan
kepentingan nilai-nilai dan orientasi yang berbeda antara pimpinan pendidikan
pada tingkat wilayah dengan guru-guru dan staf lainnya.
G. ANALISIS
Supervisi bagi kepala sekolah bukanlah hal aneh dan baru. Bagi kepala
sekolah setelah kemerdekaan, tugas kompleks kepala sekolah menjadi tuntutan.
Para guru menyadari betul bahwa segala usaha yang dilakukan semata-mata demi
tercapainya tujuan pembelajaranyang efektif. Keefektivan inilah akan berdampak
pada hasil belajar siswa. Kerja sama yang baik dan harmonis antara kepala sekolah,
guru, dan pegawai lainnya akan melancarkan program implementasi pendidikan
yang direncanakan bersama. Adanya pengawas atau supervisi dari dinas
pendidikan kabupaten/kota akan membuat kepala sekolah, guru, dan pegawai
lainnya selalu berada pada kondisi siap mengerjakan yang terbaik.
24
menunjukkan kesalahan dan kekurangan kinerja kepala sekolah, guru dan staf
tanpa adanya upaya memberikan solusi pemecahan atau memberikan bagaimana
yang seharusnya dan sebaiknya.
H. KESIMPULAN
Defenisi supervisi masih disalah artikan dan disalah gunakan oleh
supervisor. Supervisi memiliki peran strategis dalam memajukan pendidikan
secara umum. Supervisi yang dilakukan akan lebih baik jika dapat mewujudkan
hubungan yang harmonis antara kepala sekolah, guru, dan pegawai lainnya, akan
tetapi hal tersebut tidak akan banyak membantu jika guru sebagai ujung tombak
pada pelaksanaan pendidikan tidak menjalankan perannya dengan baik. Dan
supervisi harus menyadari betul fungsi jabatannya dan perlu ada control dari
atasannya secara langsung dan simultan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. (Jakarta: Bineka Cipta.
2000).
26