Anda di halaman 1dari 4

UPT PUSKESMAS RAMPAL CELAKET

DINAS KESEHATAN KOTA MALANG No.Dokumen


SOP No. Revisi. 00
Tanggal
PENATALAKSANAAN Halaman
HIPERTENSI 1 / 4
UNIT KERJA : Unit Pelayanan Umum
PETUGAS : DOKTER/PERAWAT

1. Tujuan
Sebagai acuan dalam penataaksanaan hipertensi dan mencegah terjadinya komplikasi.

2. Ruang Lingkup
Semua Pasien yang datang di unit pelayanan umum dan unit pelayanan UGD di
Puskesmas Kota Malang yang menderita hipertensi

3. Ketrampilan Petugas
Dokter Umum
Perawat Terampil

4. Uraian Umum
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah ( TD ) 140 /
90 mmHg. 90 – 95 % dari penderita hipertensi penyebabnya tidak diketahui
( Essential Hipertension ). Bila hipertensi terjadi pada usia < 30 tahun atau terjadi
setelah usia 55 tahun, pada dipertimbangkan pemeriksaan penunjang lainnya.
Kriteria Diagnosis
Klasifikasi tingkat tekanan darah ( mmHg ) berdasarkan JNC VII

Kategori Sistolik Diastolik


Optimal < 120 < 80 Normal
Normal 120 – 129 80 – 84
Prehipertensi
High normal 130 - 139 85 – 89
Grade I 140 – 159 90 - 99 Stage I Hipertensi
Grade 2 ≥ 160 ≥100 Stage II Hipertensi

Diagnosis Banding
Hipertensi esensial /primer tak jelas sebabnya, didapat lebih dari 90 %
Hipertensi sekunder
Penyakit ginjal : stenosis arteri renalis, GN, PNK, nefropati
Oleh karena obat : kontrasepsi, simpatomimetis
Endokrin : feokromositoma, hiperfungsi adrenokortikal
Neurogenik
Lain-lain

Pemeriksaan Penunjang
Mencari komplikasi
Fungsi ginjal : ureum, kreatinin, proteinuria
Kelainan jantung : foto thorax, EKG
Kelainan vaskuler mata : retina
Mencari faktor resiko
Kardiovaskuler : kolesterol serum, trigliserida, gula darah, pada yang dicurigai
Mencari faktor penyebab hipertensi sekunder (kasus sedikit sekali)
UPT PUSKESMAS RAMPAL CELAKET
DINAS KESEHATAN KOTA MALANG No.Dokumen
SOP No. Revisi. 00
Tanggal
PENATALAKSANAAN Halaman
HIPERTENSI 2 / 4
UNIT KERJA : Unit Pelayanan Umum
PETUGAS : DOKTER/PERAWAT

Terapi
Manajemen Penatalaksanaan Hipertensi JNC VII

Klasifikasi Modifikasi Gaya


Siastolik Diastolik Pilihan Obat
Terhadap Anak Hidup
Normal < 120 < 80 - -
Tidak ada indikasi obat
Prehipertensi 120 – 139 80 – 90 Ya
darah tinggi
Diuretik Tiazid terutama
dipertimbangkan Ace
Hipertensi Derajat
140 – 159 90 – 99 Ya inhibitor, beta blocker
I
penghambat calsium
atau kombinasi
Kombinasi 2 macam anti
hipertensi
Hipertensi Derajat Ya Dioretik Tiazid + Beta
> 160 > 100
II blocker / Ace inhibitor /
penghambat calsium /
kombinasi

Modifikasi Gaya Hidup, dilakukan pertama kali sebelum obat. Bila dengan cara ini gagal,
coba terapi obat. Modifikasi gaya hidup meliputi:
Diet rendah garam ( < 3 gr/hari )
Penurunan berat badan, olah raga, latihan jiwa (yoga, transedental, dll)
Diuretik
HCT 1 x 12,5 - 25 mg
Spironolakton 1-2 x 25 mg
Penghambat adrenergik
Klonidin 2 x 0,75 - 1,5 mg
Reserpin 1 x 0,05 - 0,25 mg
Penyekat alfa 1
Prazosin 2 x 1 - 8 mg
Penyekat beta
Metoprolol 1 x 50 - 200 mg
Atenolol 1 x 25 - 150 mg
Propanolol 2 x 40 - 160 mg
Vasodilator
Hidralazin 2 x 50 -150 mg
Penghambat ACE
Kaptopril 1 - 3 x 12,5 - 50 mg
Lisinopril 1 x 5 - 20 mg
Penghambat kalsium
Diltiazem 2 - 3 x 60 - 120 mg
Nifedipin 3 x 10 - 20 mg
Untuk kasus Krisis Hipertensi, gawat atau darurat, diberikan nifedipin sublingual 10 mg dapat
diulangi
Kriteria Rujukan
Hipertensi berat
Hipertensi gawat atau yang mendesak
Hipertensi dengan komplikasi
UPT PUSKESMAS RAMPAL CELAKET
DINAS KESEHATAN KOTA MALANG No.Dokumen
SOP No. Revisi. 00
Tanggal
PENATALAKSANAAN Halaman
HIPERTENSI 3 / 4
UNIT KERJA : Unit Pelayanan Umum
PETUGAS : DOKTER/PERAWAT

Krisis hipertensi yang tidak membaik dengan pemberian Nifedipin sublingual


Penyulit ( Komplikasi)
Berat-darurat : perdarahan otak, ablasio/perdarahan retina, dekompensasio kordis
Jangka panjang : stroke, penyakit jantung koroner, gagal ginjal, kebutaan
Obat anti hipertensi : hipotensi ortostatik, impotensi

5. Instruksi Kerja
Perawat melakukan pengukuran tekanan darah dan mencatat dalam buku status
pasien. Pengukuran tekanan darah dilakukan dalam keadaaan pasien duduk
bersandar, setelah beristirahat selama 5 menit. Dengan manset yang sesuai
(menutupi 80 % lengan) kemudian pengukuran diulang setelah 10 menit.
Dokter melakukan anamnesa terhadap pasien:
Sudah berapa lama menderita hipertensi, obat apa yang biasa diminum dan dosis
obat tersebut, adakah riwayat penyakit hipertensi dalam keluarga, apakah
menderita penyakit lain (seperti jantung koroner, gagal jantung, penyakit ginjal,
penyakit serebrovaskular), kebiasaan merokok, kebiasaan makan, pekerjaan,
adakah rasa sakit kepala, mimisan, telinga berdenging, rasa berat ditengkuk,
insomnia, mata berkunang-kunang.
Dokter melakukan pemeriksaan fisik.
Melakukan pemeriksaan thorak:
Menilai irama denyut jantung.
Memeriksa paru untuk mencari ronki.
Melakukan pemeriksaan abdomen.
Mencari adanya masa.
Mancari apakah ada pembesaran ginjal.
Memeriksa ekstremitas.
Menilai pulsasi arteri perifer.
Mancari edema.
Dokter melakukan terapi sesuai acuan di atas
Melakukan rujukan jika memenuhi kriteri di atas

6. Indikator kinerja
Penanganan hipertensi sesuai acuan

7. Catatan Mutu
8.1 Status pasien Unit Pelayanan Umum
8.2 Buku register harian unit pelayanan umum
8.3 Lembaran resep
8.4 Form resep umum luar
8.5 Form rujukan pasien umum
8.6 Form rujukan pasien (ASKES, ASKESKIN dan Umum)
8.7 Buku Register rujukan pasien

8. Kontraindikasi
Kontraindikasi disesuaikan dengan kontraindikasi tiap obat yang hendak diberikan pada
pasien hipertensi.
UPT PUSKESMAS RAMPAL CELAKET
DINAS KESEHATAN KOTA MALANG No.Dokumen
SOP No. Revisi. 00
Tanggal
PENATALAKSANAAN Halaman
HIPERTENSI 4 / 4
UNIT KERJA : Unit Pelayanan Umum
PETUGAS : DOKTER/PERAWAT

9. Referensi
9.1 Braunwald E, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL.
Harrison’s 16th edition: Principles of Internal Medicine. New York: McGraw-
Hill, 2005.
9.2 The Seventh repot of the the jopint National Committe on Prevention,
Detection and Treatment of High Blood Pressure. National Heart, Lung, Blood
Institute, 2004.

Disahkan Oleh Dibuat Oleh

............................
Kepala Puskesmas Tim SOP

Anda mungkin juga menyukai